You are on page 1of 19

INVESTIGASI KUALITAS AIR LIMBAH DI PERAIRAN SEKITAR INDUSTRI

BATIK DI DESA SIDOMULYO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batik adalah salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak abad
ke-17. Batik juga merupakan salah satu ikon yang berasal dari Indonesia. Dan bahkan
UNESCO juga telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia pada
2 Oktober 2009. Industri batik merupakan salah satu tempat dari pembuatan batik. Dalam
sebuah proses pembuatan batik, pengerajin menggunakan lilin cair sebagai media
tulisnya dan cat sebagai media pewarnaanya. Salah satu jenis limbah batik yaitu limbah
cair dari bahan pewarna sintesis dalam industri batik.

Dengan bertambahnya industri batik di Indonesia maka limbah dari industri batik
juga akan bertambah terus menerus. Demi mencari tahu dampak dari limbah cair dari
industri batik, maka kami ingin mengukur tingkat pH, mikroorganisme serta adsorben
dalam pencemaran zat kimia oleh limbah yang dihasilkan indusri batik di sekitar wilayah
desa Sidomulyo. Dengan adanya penelitian ini, kami ingin mengetahui korelasi antara
limbah industri batik dengan perairan sekitar industri batik. Baik di tinjau dari kadar pH,
kandungan mikroorganisme, dan pencemaran lingkungan limbah industri batik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kadar pH air limbah industri batik dengan perairan lingkungan sekitar?
2. Bagaimana kualits air limbah industri batik dengan perairan lingkungan sekitar?
3. Bagaimana perbandingan kekeruhan limbah industri batik di perairan lingkungan
sekitar?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk kadar pH air limbah industri batik dengan perairan lingkungan sekitar
2. Untuk mengetahui Bagaimana kualits air limbah industri batik dengan perairan
lingkungan sekitar
3. Untuk mengetahui perbandingan kekeruhan limbah industri batik di perairan
lingkungan sekitar

1.5 Hipotesis
Dikarenakan adanya polutan pada limbah industri batik baik ditinjau dari kadar
pH tinggi yang cenderung basa, banyaknya mikroorganisme serta kekeruhan yang nyata
sehingga berdampak buruk pada kualitas perairan sekitar.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat bagi peneliti:
1.sebagai sarana belajar mengenai pengukuran pH pada limbah cair
2.sebagai ajang untuk belajar melakukan penelitian

Manfaat bagi masyarakat sekitar:


1.untuk menambah wawasan bagi masyarakat sekitar untuk dapat mengetahui kelestarian
lingkungan.
2. Sebagai sarana belajar bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat energi dan komponen lain ke dalam
lingkungan oleh perbuatan manusia atau alam sehingga kualitas lingkungan menjadi
berkurang atau tidak berjalan sesuai kadarnya salah satu bentuk pencemaran
adalah limbah industri.

Bahan pencemar yang ada antara lain zat, partikel yang dapat secara langsung
maupun tidak langsung mengurangi kualitas lingkungan hidup. Semua makhluk hidup,
mulai dari dari unit terkecil atau bisa disebut mikroba bersel satu unit terbesar hingga
sekelas .Bila semua lingkunag ini tercemar, semua bentuk ekosistem akan terancam.
(Juhar & Sahuri, 2017)

2.2 Batik

batik adalah bahan yang kain tekstil dengan pewarnaan khusus menurut corak
khas Indonesia dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang warnayang dimana
sebagai sebagai bahan utamanya. Batik di Indonesia memiliki banyak sekali makna
simbolik dan Makna simbolik digambarkan dalam kain batik melalui corak hias dan
fungsi. Simbol yang terdapat pada kain batik menentukan fungsi dalam Penggunaaannya.
Simbol-simbol yang terdapat dalam motif batik kebanyakan berasal dari kota Solo dan
Daerah IstimewaYogyakarta dengan arti merupakan simbol kehidupan antara lain motif
Sawat atau Lar, Meru, Motif Slobog, Motif Sido Mukti, Motif Truntum, Motif Sekar
Jagad. Setiap motif batik mempunyai makna bagi si pemakainya seperti motif yang
sangat bersifat simbolis dan erat hubungannya dengan makna kehidupan Hindu Jawa.
(Widadi, 2019)
2.3 Warna Sintetis

Pewarna sintetis a terbuat dari bahan-bahan kimia yang telah teruji. Antara lain
Carmoisin, Briliant Blue, Ponceau 4R,Tartrazin merupakan salah satu pewarna sintetis
yang masih diijinkan penggunaannya. Akan tetapi kebanyakan orang-orangjuga
menggunakan pewarna bukan diperuntukkan terhadap makanan (non-food grade) untuk
memberikan keindahan warna pada makanan.

Penggunaan pewarna sintetis selain mempunyai dampak positif bagi khalayak


masyarakat dan juga memunculkan dampak negatif terutama bagi orang awam.
Sedangkan jika dibandingkan dengan penggunaan pewarna alami, pewarna sintetis
selalu mempunyai dampak negatif yang serius bagi kesehatan. Hal tersebut dikarenakan
zat-zat yang bersifat sintetis jika pemakaian yang melebihi batas dalam jangka waktu
yang relatif lama, dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh manusia (Handayani &
Larasati, 2018).

2.4 Adsorbsi

Suatu reaksi yang muncul ketika sebuah zat yang mengalir, baik dalam bentuk
cairan maupun gas, kemudian terikat pada sebuah padatan atau cairan dan akhirnya
membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerat, adsorbat) pada permukaannya
adalah definisi dari adsorben.

Adsorbsi terbagi menjadi dua yaitu adsorbsi fisik dan adsorbsi kimia, untuk
adsorbsi fisik sendiri ialah penyerapan yang terbentuk dikarenakan adanya suatu gaya
antar molekul atau lebih jelasnya gaya tarik-menarik antara zat yang melekat terhadap
permukaan zat perekat dan untuk Adsorbsi kimia sendiri adalah penyerapan yang
terbentuk dengan ikatan kovalen dan ion antara zat yang melekat dan zat perekat. (Tu'u &
Samlawi, 2020)

2.5 Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan unit terkecil dalam suatu ekosistem dan juga


mikroorganisme kita temukan di ekosistem udara, di ekosistem tanah dan di ekosistem
perairan, mikroorganisme kehidupannya sangat bergantung dengan arus-arus yang ada di
setiap ekosistem dan beberapa diantaranya sangat bermanfaat dan juga ada yang
merugikan. Adapun Mikroorganisme yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dapat
sering kita temukan dalam bidang keperawatan, kedokteran dan farmasi dan untuk
mikroorganisme yang merugikan ialah mikroorganisme yang dapat merusak hasil panen
padi dan tumbuhan lainnya.

Organisme-organisme yang masuk ke dalam naungan mikroorganisme antara lain


archaea, bakteri, protozoa, fungi, Alga mikroskopis dan virus. Adapun virus dan bakteri
termasuk ke dalam golongan prokariotik sedangkan fungi dan protozoa termasuk
golongan eukariotik dan perlu diketahui orang yang pertama kali menemukan bakteri
adalah Antoni van Leeuwenhoek pada tahun 1632 – 1723. (Nurfaily, 2018)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut Silaen and
Widiyono (2018) penelitian kuantitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
berupa angka-angka dan umumnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial. Artinya, data numerik yang didapatkan diolah dan dicari tahu pengaruhnya terhadap
rumusan masalah penelitian yang telah ditentukan. Adapun metode yang digunakan ialah
metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu variabel manakala diberikan suatu
perlakuan tertentu terhadap variabel lainnya (Sanjaya, 2015). Analisi data yang terdiri dari angka
untuk mengambil kesimpulan dan dibandinkan dengan agen pembanding.

3.2 Variabel penelitian

1. Variabel bebas : Limbah setelah diberi adsorbsi, air radius 5 meter, dan air radius 100
meter
2. Variabel kontrol : Limbah batik agen pembanding
3. Variabel terikat : Kadar pH, Mikroorganisme, dan Ceemaran kimia

3.3 Alat dan Bahan


1. Bahan :
 Air limbah industri batik
2. Alat :
 Kaca preparat
 Mikroskop
 Gelas beker
 pH meter
 Botol sampel
 Pipet tetes
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dlakukan untuk 3 jenis sampel yakni 3 sampel yang berisi air dari
air perairan yang berbeda lokasi pengambilan, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar
1. Pembagian wadah terdiri atas wadah A dengan air limbah Industri batik setelah
dilakukan adsorpsi, wadah B berisi air selokan radius 5 meter dari industri batik dan
wadah C berisi air selokan radius 100 meter dari industri batik.

A B C

Gambar 1. Sampel Penelitian: Baskom A – C berisikan air perairan di tiga lokasi berbeda

Alur penelitian secara ringkas disajikan di Gambar 1. Setelah dilakukan


pengambilan sampel, akan dilakukan uji kadar pH, uji mikroorganisme dan uji
kekeruhan. Untuk uji kadar pH dilakukan pengukuran berulang yang difiltrasi
menggunakan pH buffer untuk kemudian diambil nilai rata-rata. Uji mikroorganisme
yang ditinjau dari keberadaan plankton, alga dan bakteri. Zat cemaran lingungan untuk
uji kekeruhan ditinjau dari endapan dan warna sampel. Ketiga sampel akan dibandingkan
dengan limbah industri batik setelah pelorotan yang memilki kandungan zat kimia lebih
tinggi.
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari eksperimen berupa tingkat kadar pH, kandungan
mikroorganisme dan perbandingan kekeruhan air. Analisis yang dilakukan adalah analisis
perbandingan dengan agen pembanding berupa air limbah sebelum diadsorpsi (sampel
pembanding)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Paparan data


Pada penelitian ini, pengukuran sampling dilakukan selama 1 hari dengan paparan data
sebagai berikut:
1. Uji kadar pH
Setelah dilakukan pengambilan sampel, masing masing sampel akan diletakkan
dalam gelas beker. Sampel pembanding sebagai kontrol komparasi berisikan air limbah
industri batik sebelum adsorpsi. Sampel A berisikan air limbah industri setelah diberi
adsorben. Sampel B berisikan air limbah dari tempat pembuangan radius 5 meter dari
industri batik. Sampel C berisikan air limbah dari tempat pembuangan radius 100 meter
dari industri batik. Prosedur penelitian dimulai dengan menyiapkan bahan dan alat, lalu
pengambilan sampel air di 3 lokasi berbeda. Lalu peneloti mengukur kadar pH
menggunakan pH meter sebanyak dua kali dengan keterangan Pengukuran pertama (X1),
Pengukuran kedua (X2) dan Pengukuran rata-rata (x̄). Pengukuran dilakukan dua kali
untuk diambil nilai rata-rata.

Tabel 1. Hasil pengukuran pH sampel pembanding, A, B, C

Pengukuran
Sampel
X1 X2 x̄
Sampel Pembanding 10,5 11,3 10,9
A 7,8 7,3 7,55
B 7,4 7,2 7,3
C 7,5 7,2 7,35

Hasil pengukuran keempat sampel disajikan pada tabel 1. Berdasarkan tabel,


sampel pembanding memiliki nilai pH rata-rata 10,9. Sampel A memiliki nilai pH rata-
rata 7,55. Sampel B memiliki nilai pH rata-rata 7,3. Sampel B memiliki nilai pH rata-rata
7,35.

2. Uji mikroorganisme
Hasil penelitian terhadap empat sampel limbah didapatka semua sampel
mengandung mikroorganisme sesuai tabel berikut :
Tabel 2. Hasil uji mikroorganisme sampel pembanding, A, B, C

Sampel Mikroorganisme
Sampel pembanding Fitoplankton
A Alga
B Fitoplankton
C Zooplankton

Pada tabel 2 dapat dilihat sebagian besar sampel mengandung fitoplankton yang
otomatis pula menfandung bakteri dengan persentase 75% dari seluruh sampel dan
smpel mengandung alga dengan persentase 25%. Dari paparan tersebut dapat dikatakan
bahwa ekosistem di sekitar lingkungan Industri pabrik tetap terjaga yang dimana limbah
dapat diolah dengan secara sempurna Hal tersebut dikarenakan masih adanya suatu unit
kehidupan yang tidak terganggu oleh zat polutan yang dimana sering terjadi di kalangan
perindustrian.

3. Zat Cemaran Kimia


Data penampakan limbah ketiga sampel sebagai berikut :

Gambar 3. Sampel pembanding Gambar 4. Sampel A


Gambar 5. Sampel B Gambar 6. Sampel C

Pada uji ceemaran kimia ialah dengan melihat zat terkandung dalam
pewarna kimia yang digunakan dalam pewarnaan batik, pada penelitian kali ini zat
yang mengandung bebahn aktif kima yaitu Sampel pembanding yang dimana
warnanya lebih pekat daripada sampel lain dan hal ini dapat diuji dengan kepekatan
warna di setiap sampel yang menandakan adanya bahan aktif kimia serta endapan lilin.
Sampel B memiliki bahan aktif kimia namun tak sekeruh sampel pebanding.
Sedangkan untuk sampel B dan D memilki penampakan jauh lebih jernih dari sampel
pembanding dan sampel A. Dalam lingkungan bahan aktif kimia cenderung tidak
toleran terhadap kehidupan di dalamnya dikarenakan bahan akitf kimia dapat merusak
sistem lingkungan yang telah berlaku serta dapat merubah semua sistem ekosistem di
suatu lingkungan.

3.2 Pembahasan
Berikut merupakan pembahasan dari paparan data:

1. Uji kadar pH
12

10

6 Pengukuran X1
Pengukuran X2
Pengukuran x̄
4

0
Sampel A B C
Pembanding

Gambar 7. Grafik Kadar pH


Grafik data kadar pH atas data pada tabel 1 disajikan pada gambar 7.
Perbandingan nilai rata-rata (x̄) sampel pembanding dengan sampel A memiliki
perbedaan jauh yang signifikan. Begitu pula perbandingan x̄ antara sampel
pembanding dengan sampel B dan C. Semua nilai pH rata-rata untuk sampel A, B
dan C menunujkkan nilai pH netral. Hal ini menunjukkan bahwa limbah industri
batik tidak mempengaruhi pH perairan sekitar. Hal ini sesuai dengan keterangan
narasumber yang menerangkan bahwa setelah dilakukan proses pemorotan
(perebusan batik untuk melelehkan lilin) air limbah akan ditampung di sebuah
mini ipal wadah penampungan. Setelahnya air limbah tersebut akan di beri
adsorben berupa tawas atau kaporit lalu di pindah tempat penampungan lagi untuk
di mixer. Air tersebut akan di diamkan agar lilin dapat mengendap sehingga dapat
digunakan kembali. Air hasil sisa endapan akan di pindahkan ke filter untuk di
buang ke lingkungan.
2. Uji Mikroorganisme
Dalam uji Mikroorganisme peneliti menggunakan 4 sampel yang berbeda-
beda yang dimana sampel pertama ialah sampel pembanding, yang kedua sampel
A, dilanjut sampel B dan disusul sampel C dalam meneliti tingkat
mikroorganisme peneliti menggunakan alat bantu berupa mikroskop dengan
perbesaran 10 x 10. Hasil yang didapat oleh peneliti didalam sampel pembanding
terdapat mikroorganisme berupa kelompok Fitoplankton, yang kedua didalam
sampel A terdapat juga mikroorganisme yang mendiami sampel tersebut ialah
antara lain berupa Alga yang dimana juga termasuk Fitoplankton, dilanjut pada
sampel B terdapat mikroorganisme yang sama dengan sampel-sampel sebelumnya
yaitu berupa kelompok fitoplankton dan disusul oleh sampel C yang berbeda
dengan sampel-sampel sebelumnya yaitu berupa kelompok zooplankton.
3. Zat Cemaran Kimia
Dari data diata sdidapatkan kesimpulan bahwa sampel B dan D memilki
kandungan residu jauh lebih sedikit dibanding sampel A dan sampel A memilki
kandungan bahan aktif dan endapan lilin namun dalam jumlah jauh lebih sedikit
dibandikan sampel pembanding
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan :
1. Dapat diketahui bahwasannya kadar pH industri batik memiliki perbedaan jauh
dibandingkan sampel A, B dan C. pH industri batik cenderung berilai basa
sedangkan pH perairan sekitar cenderung netral. Hal ini menunjukkan bahwa
limbah industri batik tidak berdampak pada perairan lingkungan sekitar desa
sidomulyo.
2. Ditinjau dari segi pH air, kandungan mikrooorganisme dan kandungan kiminya,
Kualitas air limbah hasil industri batik aman dibuang atau diirigasikan ke
lingkungan sekitar.
3. Air limbah industri sebelum diberi adsorben memilki tingakt kekekruhan yang
jauh signifikan dengan air limbah setelah diberi adsorben. Perbedaan terletak pada
kepekatan warna, kekruhan ar dan endapan yang relatif lebih sedikit. Begitu pula
air perairan sekitar yang tingkat kekeruhanya relatif jauh lebih jernih
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian kedepannya sebagai berikut :
1. Untuk industri batik lebih dapat memaksimalkan proses dalam mengurangi pH
dalam air limbah industri sampai hampir mendekati pH normal, sehingga lebih
ramah dalam lingkungan sekitar.
2. Masih perlu diadakan uji adsorben dan uji logam berat untuk mengetahui
seberapa efektif treatment pengolahan limbah batik yang sudah ada, dan masih
perlu ditingkatkan atau sudah memenuhi standart.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, W., 2015. , in: PENELITIAN PENDIDIKAN: Jenis, Metode Dan Prosedur. Kencana,
Jakarta, p. 314.
Silaen, S., Widiyono, 2018. Metodologi penelitian sosial untuk penulisan skripsi dan tesis.
Bogor : In media, 2013, p. 335.
Widayanti, E., Subiantoro, R., Parapasan, Y., 2018. Optimasi Pemberian Lumpur Aktif dan
Dolomit dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. JAIP 6, 19.
https://doi.org/10.25181/jaip.v6i1.671
Sanjaya, W., 2015. , in: PENELITIAN PENDIDIKAN: Jenis, Metode Dan Prosedur. Kencana,
Jakarta, p. 314.
Handayani, R., & Larasati, H. Y. (2018). Identifikasi Pewarna Sintesis Pada Produk Olahan
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Anterior
Jurnal, 131.
Juhar, S., & Sahuri, C. (2017). Pengendalian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru
Terhadap Pencemaran Sungai Siak Ruas Kota Pekanbaru. 2-3.
Widadi, Z. (2019). Pemaknaan Batik Sebagai Warisan Budaya Takbenda. Jurnal PENA, 20-21.
Nurfaily, A. (2018). Modul Ajar Konsep Management Patient Safety. 2-5.
Tu'u, Y., & Samlawi, A. (2020). Pemanfaatan Biogas Yang Telah Dimurnikan Dengan Menggunakan Arang
Bambu Aktif Sebagai Bahan Bakar GENERATOR-SET Motor Bensin . ROTARY, 246-247.
LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Alat dan Fungsi

Fungsi dari alat yang digunakan dalam pengambilan sampel sebagai berikut :

no nama gambar fungsi

Untuk mengetahui
pH Meter Tingkat pH
1
terhadap
kandungan Air.

Untuk mengetahui
2 Gelas ukur
takaran air.

Untuk melihat
objek terkecil
3 mikroskop
dengan perbesaran
tertentu.

Untuk mengambil
4 pipet sebagian air dalam
skala kecil
Untuk tempat
5 Botol koleksi
sampel

2. Bahan Penelitian

Adapun Bahan yang digunakan oleh penelitian tersebut ialah

No. Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi bahan

Untuk mengetahui
Limbah menguji kandungan
1
Industri batik dalam pewarna batik
yang akan diolah.

Untuk mengetahui
tingkat kelestarian
Air selokan
2 air di sekitar
warga
lingkungan Industri
Batik.

3. Dokumentasi Pengambilan Sampel

Berikut Dokumentasi yang dilakukan selama penelitian


Kunjungan Industri Batik

Persiapan Pengambilan sampel Lapangan

Pengambilan Sampel Limbah Pengambilan Sampel Limbah


Pengambilan sampel Air selokan Sekitar Pengambilan sampel Air Selokan Sekitar
Industri Batik Industri Batik

Pelaksanaan Penelitian

Pengukuran pH air Salah Satu Mikroorganisme

You might also like