You are on page 1of 3

BERBUAH DALAM PEKERJAAN & PELAYANAN

Dasar Renungan : Titus 3:14

“Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi
keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah”

Bpk/ibu pelayan Tuhan, persidangan MK ke-52 yg berbahagia !

Sejak lahir, manusia diciptakan Tuhan dengan misi yang sudah Tuhan letakkan kepada masing-masing
pribadinya. Untuk mencapai misi itu, Tuhan melengkapinya dengan telenta2. Tinggal bagaimana
manusia menggunakan dan mengembangkan talenta itu. Sampai kepada keberadaannya sekarang ini,
apakah hidup dan kehidupan manusia sudah sesuai/sejalan dengan kehendak Tuhan? Firman Tuhan di
atas, mengingatkan bahwa; Untuk hidup, Tuhan perintahkan kita manusia untuk bekerja, baik itu
pekerjaan konvensional (sekuler) maupun dalam pekerjaan rohani (pelayanan). Keduanya sama
pentingnya.

Bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi diri sendiri dan keluarga, dengan bekerja kita juga bisa
berbagi kepada orang lain. Mustahil kita bisa berbagi dgn sesama kalau tidak bekerja atau tdk
berpenghasilan. Dan, sudah semestinya siapa yang mendapat bagian berkat lebih bertanggung jawab
untuk berbagi dgn porsi yang lebih juga. ”With great power, comes great responsibility.” Siapa diberkati
hendaknya memberkati, menjadi saluran berkat bagi orang lain. Dengan bekerja kita mendapat
penghasilan, kita bisa memuliakan Tuhan dengan penghasilan kita itu, seperti yang diperintahkanNya
“Muliakanlah Tuhan dengan segala hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu...”
(Amsal 3:9)

Selain itu, kita diwajibkan juga melakukan pekerjaan Tuhan (pelayanan). Dan saya percaya, bahwa
sebagai anak2 Tuhan, kita semua berperan penting dalam pelayanan untuk Tuhan di jemaat/gereja
masing2. Mungkin saat ini, kita menjadi pendeta, penatua, diaken, pengajar dan perangkat pelayanan
yang lainnya dalam gereja, atau mungkin juga ada yang terlibat dalam pelayanan lain di luar gereja,
seperti Rumah Sakit, Panti-Panti sosial, Penjara, Sekolah, dll. Apapun itu, lakukanlah dengan suka cita
dan penuh kesungguhan hati, dalam nama Tuhan. Maka Iman kita akan dibentuk menjadi lebih
dewasa, semakin kuat dan semakin diperkenan Tuhan. Kita percaya dan yakini itu.

Suatu ilustrasi; Seorang pemain dan penonton sepak bola. Keduanya tentu mempunyai tujuan/
keinginan yang sama, yaitu dalam setiap pertandingan berharap timnya akan dapat memenangkannya.
Nah, lebih terampil dan lebih sehat siapa dari keduanya, siapa yang paling berkontribusi untuk
memenuhi/mencapai tujuan tadi? Penonton atau Pemainkah? Ya, kita tentu akan memilih pemain dari
pada penonton. Seorang pemain tentu lebih mempunyai kesempatan untuk memenangkan
pertandingan bolanya, dia bisa langsung membuat gol2 kemenangan bagi timnya. Sedangkan penonton
terbatas hanya bisa mendukung saja. Demikian juga dalam melakukan pelayanan sebaiknya dan
semestinya kita bisa menjadi pemain dari pada penonton.
Dalam kehidupan nyata, kita bisa ambil contoh;

Misalnya, ketika kita beribadah di gereja, kita datang duduk lalu mendengarkan firman, memuji
bernyanyi memuliakan Tuhan, menaikkan doa syukur dan doa lainnya. Tapi, coba kita pikir sejenak,
untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah itu berapa orang yang terlibat menyiapkan dan melayaninya
agar segala sesuatu (Ibadah) itu layak di hadapan Tuhan. Apakah kita terlibat di dalamnya? atau kita
hanya sebagai jemaat biasa saja yang hanya tau menerima pelayanan? Sebagai anak2 Tuhan,
sepertinya tidak cukup hanya menjadi orang yang biasa2 saja seperti kebanyakan orang pada umumnya,
karena kita sudah dipilih Tuhan sejak dalam rahim ibu kita masing-masing untuk hidup melayani dan
memuliakan nama Tuhan melalui kehidupan kita. Dan yang terutama karena kita telah dilayani oleh
Yesus Kristus bahkan diberi jalan keselamatan melalui Pengorbanan-Nya..

Banyak hal dalam hidup keseharian kita, kapanpun dan dimanapun kita berada, apakah kita hanya
sebagai orang yang teruuuus... menjadi penonton dan dilayani orang? Bagi kita (Bapak/ibu dan saya)
yang belum atau yang masih suam2 kuku atau setengah-setengah, maka marilah kita mulai sungguh2
terlibat di dalam pekerjaan Tuhan. Kita bisa menjadi bagian pelayanan bukannya hanya sebagai obyek
tapi lebih dari pada itu kita adalah subyek.

Dalam (Filipi 1:22a) dikatakan juga: “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja
memberi buah”

Rasul Paulus memberi nasehat kepada kita bahwa kalau kita ingin hidup maka harus bekerja dan
memberi buah. Bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baik yang bermanfaat, tidak hanya untuk diri
sendiri / keluarga sendiri, tetapi berguna dan berdampak bagi GMIT seutuhnya.

Ketika surat ini ditulis, Rasul Paulus sedang dipenjara di Roma. Kita bisa meneladani ini, sekalipun dalam
keterbatasannya, dalam penderitaannya, dia masih melayani orang lain dengan nasehat2nya. Nasehat
untuk tetap berjuang, tetap setia kepada ajaran Kristus dan Injilnya. Kitapun bisa merefleksikan hal ini
dalam hidup kita (pribadi lepas pribadi), kita yg hidup di alam merdeka ini yang relatif tidak ada tekanan,
keterbatasan tentu dan seharusnya... juga bisa berbuat banyak untuk melakukan pekerjaan Tuhan
(pelayanan).

Saudara terkasih,

Ingin menjadi orang Kristen yang diberkati dan berbuah? Kuncinya adalah bekerja dan lakukan
pekerjaan pelayanan yang Tuhan percayakan dengan baik, benar dan sungguh-sungguh. bekerjalah
dengan semangat dan sepenuh hati. Taruhlah minat yang besar thd pekerjaan kita dan jadilah pekerja yg
taat di segala situasi dan dan di setiap waktu. Tumbuhkanlah rasa suka cita dan ucap syukur terhadap
pekerjaan pelayanan yang Tuhan percayakan. “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk
dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga” (Pengkhotbah 9:10a).
Sebab ada tertulis: “Tuhan akan membuka bagimu perbendaharaanNya yang melimpah , yakni langit,
untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu” (Ulangan
28:12a). Amin.

Tuhan Yesus memberkati

You might also like