Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN TUTORIAL KOMKES - Wardah Fauziyah
LAPORAN TUTORIAL KOMKES - Wardah Fauziyah
DOSEN PENGAMPU
Ike Ade Nur Liscyaningsih, S Tr. Rad, M Tr. ID
DISUSUN OLEH
Wardah Fauziyah
2210505048
A3
A. TUJUAN
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik sebagai cara untuk membina hubungan
yang terapetik dalam penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran untuk
mempengaruhi orang lain (Stuart, Sundeen, 2000)
Komunikasi terapeutik sebagai proses interaksi antara pasien dan perawat yang membantu pasien
mengatasi stress (Kozierretal, 2000)
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antara perawat dengan pasien. Komunikasi terapeutik tersebut direncanakan secara
sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien dan membina hubungan yang
terapetik antara perawat dan pasien. (Kozierretal, 2000)
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Heri purwanti, 1994). Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dan pasien,
persoalan mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pesien, perawat yang
memberikan bantuan dan pasien yang menerima bantuan yang diberikan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam
rangka membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress,
mengatasi gangguan psikologi, sehingga dapat melegakan serta membuat pasien merasa nyaman, yang
pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien.
b. Faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik merupakan sebuah ketrampilan penting dalam pelayanan keperawatan, dimana
dalam pelaksanaanya dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana dipaparkan oleh Zen (2013:43)
yaitu: persepsi, nilai, emosi, latar belakang sosial budaya, pengetahuan, peran hubungan dan kondisi
lingkungan.
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi
dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha mengklarifikasi nilai sehingga dapat
membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien.
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih,
senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Latar belakang sosial budaya Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.
Pengetahuan, Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa
verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
Peran dan Hubungan, Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi.
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi efektif. Suasana yang bising, tidak ada
privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
Komunikasi Verbal
Komunikasi yang menggunakan kata – kata mencakup komunikasi bahasa terbanyak dan
terpenting yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena bahan dapat
mewakili kenyataan kongkrit. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk bertatap muka secara langsung.
Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Cara yang
paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari
pesan verbal dan non verbal yang disampaikan klien mulai dari saat saat pengkajian sampai
evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
d. Manfaat komunikasi terapeutik
Untuk mendorong Kerjasama antara pasien dengaan tenaga Kesehatan melalui hubungan
interpersonal antara pasien dan tenaga Kesehatan.
Membantu pasien agar ia lebih memahami kondisi yang sedang di alaminya.
Bisa mengatasi masalah pasien dan memberikannya dukungan emosional serta informasi
Kesehatan yang bermakna.
Mendorong pasien untuk mengekspresikan secara bebas ide dan perasaannya.
Memberi kemudahan dalam memahami pesan yang di sampaikan antara pemberi pesan
informasi dan penerima informasi sehingga Bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi lebih
jelas dan lengkap.
Dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi dan komunikan.
Pengiriman informasi dan umpan balik atau feedback dapat seimbang sehingga tidak monoton.
Dapat melatih penggunaan Bahasa nonverbal secara baik.
Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
Pesan yang disampaikan dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan
yang diminati oleh pengirim.
Tidak adanya hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.
C. DAFTAR PUSTAKA
Supanjiono, Tuti asrianti utami, Asterina komunikasi keperawatan untuk SMK/MAK Kesehatan
– jurusan keperawatan.
Suryani. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktek, edisi 1. Jakarta: ECG, 2005.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1344/komunikasi-terapeutik#:~:text=Komunikasi
%20terapeutik%20adalah%20komunikasi%20yang,yang%20pada%20akhirnya%20mempercepat
%20proses ( diakses pada tanggal 14 November 2022 )