You are on page 1of 8

DIALOG KONSELING INDIVIDU

Permasalahan  : Kebiasaan Merokok


Konselor : Ahmad Agisni

Identitas Klien
Nama :
Umur : 
Jenis kelamin  :
Status :

Deskripsi Masalah

Dewa adalah seorang siswa yang mempunyai masalah tentang perilaku /kebiasaan merokok sejak
kelas 9. Bahwa kedua orang tuannya sangat tidak menyukai kebiasaan Dewa yaitu merokok. Kebiasaan
merokok ini dilakukan Dewaakibat bergaul dengan teman-temannya yang sudah berhenti bersekolah.
Sampaipada akhirnya Dewa jatuh sakit dan muncullah keinginan untuk berhenti merokok,tetapi
Dewa merasa tidak enak meninggalkan teman-temannya yang sudah dikenalnya sejak lama. Berdasarkan
hasil wawancara dengan klien, konselor dapat menganalisis permasalahan yang dialami klien, yaitu klien
mengalami permasalahan dengan dirinya sendiri dan teman-temannya. Permasalahannya adalah klien ingin
meninggalkan kebiasaan merokok karena sempat mengalami sakit, tetapi merasa tidak enak dengan teman-
temannya karena sudah saling kenal dalam waktu yang cukup lama. Dari keinginan yang muncul
dari dalam diri klien sehingga membuat klien menjadi resah dan tekanan batin. Karena klien
tidak mendapat solusi atas permasalahannya.

- DIALOG / WAWANCARA KONSELING – 


 
Klien : Permisi, Selamat Siang pak…… ( sambil mengetok pintu )
Konselor  :  Selamat siang juga, mari silahkan masuk,Silahkan duduk. (sambil berjabat tangan)
Klien  : Terima kasih pak. 
Konselor : Sebelumnya kita perkenalan dulu, perkenalkan
nama bapak Asep Mohamad Abdurohman,pekerjaan bapak adalah Guru BK
(Konselor). Kalau boleh tau ini dengan saudara siapa ya? (sambal tersenyum)
Klien  : nama saya Dewa pak.
Konselor  : oh Dewa. Dewa tadi habis dari mana?
Klien  : Dari kelas, pak.
Konselor  : Dewa kelas berapa ya?
Klien  : kelas 9C, pak.
Konselor  : wah, sebentar lagi mau lulus dari SMP ya. 
Klien  : iya, pak.
Konselor  : setelah lulus nanti, mau melanjutkan kemana Dewa? SMK atau SMA ?
Klien  : sepertinya saya melanjutkan ke SMA, pak.
Konselor  : oh ya, emm.. tadi sebelum kesini apakah Dewa sudah sarapan?
Klien  : sudah pak.
Konselor  : baik, Dewa apakah sebelumnya sudah melakukan konseling seperti sekarang ini?
Klien  : belum pak.
Konselor  : Baik, bapak akan menjelaskan sedikit, konseling itu adalah suatu proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang disebut konselor kepada
seorang yang sedang mengalami masalah yang di sebutklien, yang dimana
bermaksud untuk mencapai suatu keputusan yangpositif dari masalah klien yang
sedang dihadapi. Apakah Dewa sudahpaham dengan penjelasan bapak?
Klien  : Sudah, pak.
Konselor  : Jadi, kalau boleh bapak tau apa permasalahan yang memberatkan pikiran Dewa
saat ini?
Klien : hemmmmmm, begini pak…..,tapi saya masih bingung harus mulai dari mana?
Konselor  : Oke, Dewa tidak perlu merasa bingung, kalau saja nanti masalah yang Dewa
disampaikan saat ini adalah sebuah rahasia, Dewa tidak perlu takut akan
kebocorannya, disini yang tahu tentang permasalahan yang Dewa hadapi hanya bapak dan
Dewa saja, dan bapak akan menjamin kerahasian tersebut tidak akan di ketahui oleh
orang lain, Dewa juga tidak perlu ragu untuk bercerita, karena bapak akan
mendengarkan sumua cerita Dewa dengan suka rela, bisakah Dewa menceritakan apa
yangmembebani pikiran Dewa saat ini?
Klien  : Jadi begini pak. Saya itu sebenarnya ingin berhenti merokok, tapi masalahnya
itu, ketika saya bersama teman-teman, saya kembali merokok lagi.
Konselor  : Terus terang bapak merasa bangga kepada Dewa, dengan niat Dewa untuk berhenti
merokok, itu merupakan satu langkah awal yang baik bagi Dewa.
Klien  : ya pak, terima kasih.
Konselor  : Oke, tadi Dewa bilang, Dewa ingin berhenti merokok, tapi ketika bersama teman-teman
Dewa merokok lagi, bisakah Dewa ceritakan lebihlanjut?
Klien  : Ya pak, jadi begitulah masalahnya, ketika bersama teman teman saya terkadang
merasa tidak enak, karena mungkin alasan kebersamaan, jadi saya merokok lagi.
Konselor  : Dewa mengatakan kalau bersama teman teman Dewa merasa tidak enak karena alasan
kebersamaan, karena itu Dewa merokok lagi.
Klien  : Ya pak, jadi begitulah,
Konselor  : Sebelumnya orang tua Dewa sudah mengetahui apa belum kalau Dewa merokok?
Klien  : Sudah mengetahui pak, orang tua saya sudah capek menasehati saya. 1 bulan yang lalu
saya sudah terkena dampak dari rokok itu, saya jatuh sakit dan harus dirawat
karena asma saya kambuh dan dokter bilang paru-paru saya sudah rusak, jadi kalau
masih tetap merokok bisa lebih parah dari saat ini. Karena itu juga alasan kenapa saya
ingin berhenti merokok.
Konselor  : Bagaimana sikap orang tua Dewa ketika itu?
Klien  : Ya dia menasehati saya pak agar jangan merokok lagi, setidaknya kalua belum bisa
berhenti, tapi mengurangilah, itu kata bapak saya pak. Konselor 
: Nah, permasalahannya sekarang ada pada diri Dewa sendiri, karena sebenarnya Dewa
telah merasakan dampak dari merokok itu, selain itu orang tua Dewa juga telah
menasehati Dewa agar berhenti merokok.Apakah Dewa sudah berbicara terus terang
kepada teman-teman Dewa kalau sebenarnya Dewa ingin berhenti merokok?
Klien  : Sudah pak, tapi teman teman Dewa tetap saja tidak mau mengerti,dengan
saya berbicara seperti itu malah saya tambah di ejek oleh teman teman saya pak.
Konselor  : Terus.. ?
Klien  : Ya karena itu saya merokok lagi pak, saya jadi gak enak, karena mereka
adalah teman-teman saya pak.
Konselor  : Bagaimana perasaan Dewa ketika merokok lagi?
Klien  : Ketika merokok bersama teman-teman saya merasa nyaman dengan mereka pak, kalau
ngobrol jadi nyambung, kalau lagi main seperti main PS jadi tambah seru, walau
sebenarnya ada penyesalan di hati saya pak ketika merokok lagi.
Konselor  : Jadi Dewa merasa betah dan nyaman ketika merokok bersama teman-teman
Dewa, walaupun sebenarnya di hati Dewa merasa menyesal ketika merokok lagi.
Klien  : Iya pak, jadi saya bingung harus bagaimana di satu sisi saya merasa nyaman,
tapi di lain sisi saya merasa menyesal ketika kembali merokok.
Konselor  : Ya, bapak dapat memahami apa yang Dewa rasakan.
Klien  : Saya harus bagaimana pak?
Konselor  : Sudahkah Dewa menanamkan di dalam diri Dewa kalau Dewa benar-benar ingin
berhenti merokok, seperti menulis kata-kata di dikertas atau yang lainnya?
Klien  : Belum pak?
Konselor  : Jadi Dewa merasa belum bisa sepenuhnya untuk berhenti merokok?
Klien  : Ya pak, karena itulah saya merasa bingung bagaimana caranya agar saya benar-
benar berhenti merokok.
Konselor  : Dewa merasa bingung dan kecewa karena sampai saat ini Dewa belum bisa sepenuhnya
berhenti merokok.
Klien  : Iya pak.
Konselor  : Mungkin Dewa belum menanamkan sepenuhnya di dalam diri Dewa untuk berhenti
merokok.
Klien  : Mungkin begitu pak, yang jadi permasalahannya ketika saya sedang bersama
teman-teman saya, saya pasti merokok lagi.
Konselor  : Jadi Dewa merasa tidak yakin dengan diri Dewa sendiri terhadap teman-teman
Dewa karena itu Dewa merokok lagi. Walau pun sebenarnya Dewa sendiri sudah tahu dan
merasakan bagaimana dampak dari merokok itu.
Klien  : Betul sekali pak, sebetulnya saya sudah tahu bagaimana dampak dari merokok itu, tapi
di lain sisi saya masih tetap saja merokok dengan teman teman saya karena alasan
kebersamaan, meskipun saya sudah tahu dan bahkan mengalaminya bagaimana rasanya
terkena dampak dari merokok itu.
Konselor  : Jadi Dewa sebenarnya sudah mengetahui bagaimana dampak dari merokok itu, namun
Dewa tetap saja merokok jika bersama teman-teman Dewa karena Dewa merasa tidak
enak.
Klien  : Ya pak, betul sekali, jadi saya merasa bingung bagaimana caranya agar teman-
teman mengerti posisi saya.
Konselor  : Dewa merasa bingung bagaimana caranya agar teman teman Dewa bias mengerti keadaan
Dewa saat ini. Baiklah, apakah Dewa sudah pernah mengutarakan kepada teman-
teman bahwa Dewa tidak ingin merokok lagi? Klien 
: Belum pak, tapi saya ingin mencoba menyampaikan kepada teman-
teman saya bahwa saya ingin berhenti merokok.
Konselor  : Disamping itu dalam kondisi yang bagaimana Dewa harus mengungkapkan kata yang
tepat kepada teman-teman Dewa.
Klien  : Bagaiman ketika lagi kumpul rame-rame pak.
Konselor  : Itu ide yang bagus, selain itu Dewa harus berkomitmen pada diri Dewa
sendiri, bagaimana seharusnya Dewa untuk terus menolak ketika teman-teman Dewa
menawari rokok.
Klien  : Baik pak, saya akan mencoba.
Konselor  : Jadi, sekarang bapak ingin Dewa merumuskan dengan jelas bagaimana seharusnya yang
Dewa lakukan untuk benar-benar berhenti merokok.
Klien :Baik pak….,eeemmmmm.. yang pertama saya harus meyakinkan diri saya terlebih
dahulu agar tidak lagi merokok, saya juga akan membuat catatan catatan di
dikertas yang akan saya tempel pada dinding kamar, dihandphone, di buku
binder saya, sehingga saya akan selalu mengiingatnya, dan saya akan membuang
pernak-pernik yang berbau rokok, seperti korek ataupun koleksi-koleksi kotak
rokok di kamar saya pak. Saya juga akan menolak secara tegas ajakan dan tawaran dari
teman-teman saya pak.
Konselor  : Bagus sekali, bapak sangat senang mendengarnya, dan juga melihat keantusiasan Dewa,
sekarang Dewa sudah dapat merumuskan tujuan agar berhenti merokok secara total
dengan baik dan jelas.
Klien  : Terima kasih pak.
Konselor  : Sekarang kalau boleh tahu kapan Dewa akan melakukan perubahanitu?
Klien  : Sesegera mungkin saya sudah melaksanakannya pak.
Konselor  : bapak ingin tahu sesegera mungkin itu kapan, apakah besok? Lusa atau
seminggu kemudian?
Klien  : Saya akan melakukan itu mulai besok pak, saya akan coba, dengan semaksimal
mungkin.
Konselor  : Bagus, lakukan apa yang ingin Dewa lakukan. Oke, sekarang bagaimana perasaan Dewa?
Klien  : Saya merasa sangat senang pak.
Konselor  : Sekarang bapak ingin Dewa berjanji kepada bapak untuk melakukan
perubahan itu dengan maksimal, bapak juga akan mengamati perubahan Dewa dalam
waktu seminggu kedepan.
Klien  : Iya pak.
Konselor  : Bisakah kita atur lagi pertemuan di hari dan jam yang sama minggu depan untuk
menceritakan bagaimana pengalaman Dewa dalam waktu seminggu pertama, sampai nanti
Dewa benar-benar berubah secara permanen.
Klien  : Iya pak bisa, dan saya berjanji untuk melakukan perubahan itu secara
maksimal mungkin, saya akan berusaha.
Konselor  : Bagus Dewa, bapak yakin Dewa pasti bisa melakukannya. Baiklah untuk pertemuan
kali ini kita akhiri sampai di sini dulu, sampai berjumpa lagi minggu depan,
selamat siang.
Klien  : Selamat siang juga pak, terimakasih sudah mau mendengarkan permasalahan
yang Dewa hadapi dan terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan. Dewa pamit
dulu, pak.

Konselor dan klien berjabat tangan sembari menghantarkan klien keluar ruangan Konseling.
 

You might also like