You are on page 1of 19

MAKALAH

KOMPETENSI PEDAGOGIK

Disusun untuk memenuhi salah satu


Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Hairul Ibad, M.Pd

Disusun Oleh :
DIO PRASETYO
NIM. 0101201107

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAN NAHDLATUL ULAMA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di
buat untuk membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Umum Bahasa
Indonesia tentang Kompetensi Pedagogik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca,
serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum
Pendidikan Kewarganegaraan.

Kuningan, Desember 2020


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Manfaat dan Tujuan ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


A. Pengertian Kompetensi ............................................................ 3
B. Pengertian Kompetensi Pedagogik .......................................... 4
C. Aspek – Aspek Kompetensi Pedagogik .................................. 6
D. Syarat – Syarat Pedagogik ....................................................... 11
E. Kemampuan Mengelola Pembelajaran .................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14


A. Kesimpulan .............................................................................. 14

DAFATR PUSTAKA .................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan yang timbul dalam suatu pendidikan salah
satunya timbul dari mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri. Baik itu
pendidik, sistem ataupun peserta didiknya. Semua itu merupakan suatu
sistem fungsional yang akan terus berjalan beriringan dan tidak akan bisa
berjalan apabila salah satu dari ketiga itu tidak ada. Mutu pendidikan yang
baik dapat mendorong terciptanya masyarakat yang berkualitas, kreatif dan
produktif. Salah satu ciri dari mutu pendidikan yang baik adalah terciptanya
proses pembelajaran yang baik pula (mulai dari perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi). Sebagai dampaknya Guru yang merupakan peran sentral
dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya dituntut untuk lebih
professional dalam menjalankan fungsinya. Selain hal tersebut, perubahan
dan perkembangan masyarakat yang semakin maju juga menuntut profesi
guru menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebutuhan masyarakat.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah salah satu di
antara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang palingstrategis, sebab
gurulah sebetulnya yang paling menentukan di dalam terjadinya
prosesbelajar mengajar.
Kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
empat kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi
Pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran peserta didik. Tim Direktorat Profesi Pendidik Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2006) telah
merumuskan secara substantif kompetensi pedagogik yang mencakup
kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sehingga seorang guru harus mempunyai salah satu dari 4 kompetensi itu
yaitu kompetensi pedagogik yang akan saya uraikan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan makalah ini saya akan membahas beberapa hal
mengenai:
1. Apa pengertian kompetensi ?
2. Apa pengertian kompetensi pedagogik ?
3. Apa sajakah aspek-aspek kompetensi pedagogik ?
4. Apa sajakah syarat-syarat kompetensi pedagogik ?
5. Bagaimana cara mengelola pembelajaran ?

C. Manfaat dan Tujuan


Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menegetahui apa arti dari kompetensi dan kompetensi pedagogik
2. Menegetahui apa sajakah aspek-aspek dan syarat-syarat dari
kompetensi pedagogik.
3. Mengetahui bagaimana cara mengelola pemebelajaran yang nantinya
berguna sebagai seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi
Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi juga
dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai dasar
yang direfleksiskan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan
demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualiatas guru yang sebanarnya. Kompetensi dapat diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilam dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya.
Menurut kamus umum bahasa indonesia (WJS. Purwadarminta)
Kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan
atau kecakapan. Sementara itu, menurut Kepmendiknas nomor 45 tahun
2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Untuk program SI salah satunya dikenal adanya”sepuluh kompetensi
guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru, sepuluh
komptensi guru itu meliputi: menguasai bahan, mengolola progaram belajar-
mengajar, mengelola kelas, menggunakan media sumber, menguasai
landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenai fungsi dan program layanan
bimbingan dan penyuluhan mengenal dan menyelenggarkan administrasi
sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil peneliatian pendidikan
guna keperluan pengajaran. Dari kesepuluh itu juga merupakan bagian yang
ada dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru.
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 2007 tentang Guru,
dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi
komepetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi Guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu
kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling
mendukung. Lebih lanjut Gordon dan Mulyasa, (2005) merinci beberapa
aspek yang ada dalam konsep kompetensi yakni, Pengetahuan (Knowledge),
Pemahaman (Understanding), Kemampuan (Skill), Nilai, Sikap dan Minat
(Interest). Untuk lebih lanjutnya akan disampaikan pembahasannya dalam
sub bab masing-masing.

B. Pengertian Kompetensi Pedagogik


Dilihat dari istilahnya, pengertian dari pedagogik sendiri berasal dari
bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar,
membimbing, memimpin). Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu
paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang hampir
serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno yang
mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah setelah sampai
di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya adalah
mengantarkan anak menuju pada kedewasaan.
Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak,
Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian
muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”.
Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan
bagaimana mendidik sebaik-baiknya. Sedangkan menurut pengertian
Yunani, pedagogik adalah ilmu menuntun anak yang membicarakan
masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan
mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara
melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Oleh sebab
itu pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan
agar tingkah laku manusia mengalami peubahan.
Kompetensi pedagogik sesuia dengan UU RI Guru dan Dosen Nomor
14 tahun 2005 dan PP Nomor 19/2005 adalah merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan mengelola pembelajaran
yang mendidik dan dialogis. Tim Direktorat Profesi Pendidikan Ditjen
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2006) telah
merumuskan secara substantif kompetensi pedagogik yang mencakup
kemampuan terhadap peserta didik. Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Dari berbagai pengertian diatas itu dapat kita ketahui bahwa
kompetensi pedagogik itu adalah kemampuan pemahaman tentang peserta
didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi
perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi
kemampuan merancang pembeljaran, mengeplementasikan pembelajaran,
menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
Pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik
untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan
petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik,
menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk
ajang untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan
bagi diri sendiri.
Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya
ilmu pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah
atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik,
antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan
pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya.
Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh
karena itu pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti:
ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran,
sosiologi, filsafat dan lainya. Kompetensi Pedagogik meliputi, Memahami
peserta didik secara mendalam, Merancang pembelajaran (termasuk)
memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran),
Melaksanakan pembelajaran, Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran, dan Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya.

C. Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik


Aspek ini diartikan bahwasanya kompetensi pedagogik guru
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pemahaman landasan atau wawasan kependidikan
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga
memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada
sistem pengelolaan pembeljaran yang berbasis subjek(mata pelajaran),
guru seharusnya memiliki kesesuian antara latar belakang keilmuan
dengan subjek yang dibina, selain itu, guru memiliki pengentahuan
dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran dikelas. Secara
otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik
dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dan lembaga pendidikan
yang diakreditas pemerintah.
2. Pemahaman terhadap peserta didik.
Secara umum pemahaman peserta didik dapat berarti
kemampuan guru dalam memahami kondisi siswa (baik fisik maupun
mental) dalam proses pembelajaran.
Mulyasa (2008:79) menyebutkan sedikitnya ada empat hal yang
harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,
kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.
a. Tingkat Kecerdasan
Arti dari kecerdasan (intelegensi) sebagai berikut :
- Kemampuan umum mental individu yang tampak dalam
caranya bertindak atau berbuat atau dalam memecahkan
masalah atau dalam melaksanakan tugas.
- Suatu kemampuan mental individu yang ditunjukan
melalui kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya
dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang
dihadapi.
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa selain
ditentukan berdasakan hasil tes IQ, ternyata tinggi atau
rendahnya tingkat kecerdasan seseorang dapat dilihat dari
kecepatan, ketepatan dan keberhasilan seseorang dalam
bertindak atau dalam memecahkan masalah.
b. Kreativitas
Seperti halnya pemahaman terhadap tingkat kecerdasan
peserta didik, guru juga diharapkan dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk
dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya.
Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
kreativitas peserta didik Bahri dan Zain (2006:160)
menyebutkan ada tiga aspek keterampilan guru dalam
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, yaitu variasi
dalam gaya mengajar, dalam menggunakan media/bahan
pengajaran serta variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
Salah satu contoh metode pengajaran yang kini sering
digunakan di banyak sekolah adalah metode inquiry (inkuiri),
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi sesuatu sesuai dengan persepsi dan kreativitas
peserta didik.
c. Cacat fisik
Dalam bagian ini guru dituntut untuk dapat memahami
kondisi fisik peserta didik yang memiliki keterbatasan atau
kelainan (cacat). Dalam rangka membantu perkembangan
pribadi mereka, sikap dan layanan yang berbeda dapat dilakukan
sesuai dengan kondidi fisik yang dialami peserta didik. Misalkan
jenis alat bantu/media yang berbeda bagi penyandang cacat tuna
netra, mengatur posisi duduk bagi tuna rungu ataupun perlakuan
khusus seperti membantu duduk bagi peserta didik yang
mengalami lumpuh kaki.
d. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif
Pada dasarnya proses belajar mengajar bertujuan
menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan
perubahan (pertumbuhan dan perkembangan) struktur kognitif
siswa. Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses
berpikir, mulai dari jenjang yang terendah sampai jenjang paling
tinggi,yaitu:
- Pengetahuan/hafalan/ingatan.
- Pemahaman.
- Penerapan.
- Analisis.
- Sintesis.
- Penilaian.
Proses pertumbuhan dan perkembangan kognitif siswa
yang menuju kematangan inilah yang harus terus dipantau dan
dipahami guru. Sehingga guru benar-benar dapat memahami
tingkat kesulitan yang dihadapi dengan menerapkan
pembelajaran yang efektif sebagai solusinya.

3. Pengembangan kurikulum/silabus
Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum
pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik
lingkungan sekolah.
4. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan kegiatan awal guru
dalam rangka mengidentifikasi dan menginventarisasi segala
komponen dasar yang akan digunakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang mendukung
perancangan pembelajaran ini, yaitu identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
- Identifikasi kebutuhan
Tahap ini merupakan tahap dimana guru melibatkan peserta
didik dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber-
sumber yang mendukung kegiatan belajar, hambatan yang
mungkin dihadapi serta hal lainnya. Identifikasi kebutuhan
bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta
didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari
kehidupan dan mereka merasa memilikinya.
- Perumusan kompetensi dasar.
Kompetensi merupakan komponen utama yang harus
dirumuskan dalam pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan
memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus
dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran serta
dalam memberi petunjuk penilaian. Dengan dirumuskannya
kompetensi yang akan dicapai peserta didik, diharapkan
penilaian pencapaian kompetensi yang kelak akan dilakukan
bersifat objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan
mengacu pada penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi
sebagai hasil belajar.
- Penyusunan program pembelajaran.
Kegiatan ini merupakan tahap selanjutnya sebelum menyusun
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). RPP itu sendiri
adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang
akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan
RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan
pembelajaran secara terprogram. Supaya RPP yang disusun bisa
efektif dan efisien maka perlu dilakukan kegiatan yang
mendukung berikut:
1. Melakukan pemetaaan kompetensi per unit.
2. Melakukan analisis alokasi waktu, dan
3. Menyusun program tahunan dan semester.
5. Pelaksanaan pembelajaran
Guru memiliki perencangan sistem pembelajaran yang
memanfaatkan sumber daya yang ada direncanakan secara strategis,
termasuk antisifasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari
skenario yang direncanakan.Umumnya pembelajaran menyangkut tiga
hal: pre tes, proses, dan post tes , sebagai berikut:
- Pre tes (tes awal).
Pre tes memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, yang berfungsi antara lain:
1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,
dengan pre tes maka pikiran mereka terfokus pada soal
yang harus dikerjakan.
2) Untuk mengetahui kemajuan peserta didik sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara
membandingkan hasil pre tes dengan post tes.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan
dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
- Proses
Proses adalah sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan
efektif apabila seluruh pesera didik terlibat secara aktif, baik
mental, fisik maupun sosial. Kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi
proses dan hasil.
- Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan
post test, post test memiliki banyak kegunaan terutama dalam
melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post test antara lain :
1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara
individu maupun kelompok.
2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan
yang dapat dikuasai anak didik dan tujuan-tujuan yang
belum dikuasai anak didik. Bagi anak yang belum
menguasai tujuan pembelajaran perlu diberikan
pengulangan (remedial teaching).
3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti
kegiatan remedial maupun yang perlu diberikan
pengayaan.

6. Evaluasi hasil belajar


Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasikan
pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil
belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi guru
harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan
pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara
akurat.
7. Pengembangan peserta didik.
Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui
berbagai cara, antara lain kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan
remedial, serta bimbingan konseling (BK). Guru memiliki
kemampuan untuk membimbing anak menciptakan wadah bagi anak
untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan
potensi yang dimiliki.

D. SYARAT-SYARAT PEDAGOGIK
1. Kedewasaan
Langeveld berpendapat seorang pendidik harus orang dewasa,
sebab hubungan antara anak dengan orang yang belum dewasa tidak
dapat menciptakan situasi pendidik dalam arti yang sebenarnya.
2. Identifikasi norma
Artinya menjadi satu dengan norma yang disampaikan kepada
anak,misalnya pendidikan agama tidak akan berhasil diberikan oleh
orang yang sekedar tahu tentang agama tetapi tidak menganut agama
yang diajarkan tersebu, di sinilah letak keistimewaan pekerjaan
mendidik,dimana mendidik anak itu tidak hanya sekedar persoalan
teknis saja menguasai bahan atau cara menyampaikan saja,Tetapi juga
persoalan batin dalam arti pendidik harus menjadi satu dengan norma
yang disampaikan kepada anak didik.
3. Identifikasi dengan anak artinya pendidik dapat menempatkan diri
dalam kehidupan anak,hingga usaha pendidikan tidak bertentangan
dengan kodrat anak.
4. Knowledge mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan
5. Skill mempunyai keterampilan mendidik
6. Attitude mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendidikan

E. KEMAMPUAN MENGELOLA PEMBELAJARAN


Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan diatas tadi dapat kita
ketahui bahwa dalam melakukan pengajaran kepada peserta didik haruslah
mempunyai Kemampuan mengelola pembelajaran, antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
memperkirakan cara pencapaiannya. Perencanaan merupakan fungsi
sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi kemasa
depan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber.
2. Pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses
belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi
dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang
dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru
diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum
dan pembelajaran secara efektif, serta memerlukan pengawasan dalam
pelaksanaannya.
Karena seorang guru merupakan seorang yang menjadi sentral dalam
pembelajaran yang harusnya bertanggung jawab terhadap berbagai
perencanaa, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan dari
program pembelajaran. Jadi sangat penting seorang guru harus bisa dan
memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran agar proses
pelaksanaan pembelajaran bisa berjalan lancar dan menarik minat peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi pedagogik itu adalah kemampuan pemahaman tentang
peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang
psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik
meliputi kemampuan merancang pembeljaran, mengeplementasikan
pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
Aspek ini diartikan bahwasanya kompetensi pedagogik guru
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pemahaman landasan atau wawasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik.
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran
6. Evaluasi hasil belajar
7. Pengembangan peserta didik.
Guru dalam kompetensi pedagogik memiliki syarat-syarat setidaknya
seperti berikut:
1. Kedewasaan
2. Identifikasi norma
3. Identifikasi dengan anak
4. Knowledge
5. Skill
6. Attitude
Seorang guru harus mempunyai kemampuan mengelola
pembelajaran,antara lain:
1. Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
memperkirakan cara pencapaiannya.
2. Pelaksanaan
3. Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang
dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri Jamarah, Syaiful Dan Aswan Zain.2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Kunandar.2007.Guru professional Implementasi Tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi Guru. Jakarta: rajawali Press
Kunandas.2007. Profesional implementasi KTSP. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada
Mulyasa E.2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Jakarta:PT Rosda
Karya, 2008
Muslich, Masnur.2007.KTSP:Dasar Pemahaman dan Pengembangan.Jakarta:
Bumi Aksara
Sabri, Alisuf.1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Sabri, Alisuf.2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Suwarno.2002. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Yunus, abu bakar.2009. Profesi Keguruan. Surabaya: IAIN Sunan Ampel
UU No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
PP No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

You might also like