You are on page 1of 71

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor : 400 / Pdt.G/ 2020/PN. Smg

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara perdata gugatan pada tingkat pertama telah menjatuhkan

do
gu
putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

In
WAHYU ISKANDAR d/h POEI TJIN HWA; Pekerjaan : Wiraswasta, bertempat
A
tinggal di jalan Basuki Rachmat No.4 Rt-002 Rw-012 Kelurahan
Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, selanjutnya disebut
ah

lik
sebagai PENGGUGAT I ;
am

ub
Ny.JAUW KING HWA; Pekerjaan: ibu rumah tangga, bertempat tinggal di jalan
Basuki Rachmat No.4 Rt-002 Rw-012, Kelurahan Kerten, Kecamatan
Laweyan, Kota Surakarta, selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT
ep
k

II ;
ah

Dalam hal ini Penggugat I dan II tersebut memberikan Kuasa kepada


R

si
I KETUT DHARMA SUSILA,SH. Advocaat & Pengacara di
Semarang, berkantor di jalan Beton Mas Utara No.208 Semarang,

ne
ng

Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota


Semarang, berdasarkan surat kuasa khusus bermeterai cukup

do
tertanggal 15 September 2020;
gu

Melawan
In
A

JATI ANDRIANTO, Pekerjaan: Swasta, bertempat tinggal di Jalan Perintis


ah

lik

Kemerdekaan No.80 Rt-005 Rw-004, Kelurahan Ngronggo,


Kecamatan Kota, Kota/Kabupaten Kediri yang telah memberikan
Kuasa kepada Andreas Hartono, S.H.,LL.M.,MCIArb. dan Sheila
m

ub

Thomasyadi, S.H.,M.Kn, Dkk. Para Advokad dan Konsultan Hukum


ka

dari ANDREAS, SHEILA &PARTNERS LAW OFFICE, beralamat di


ep

Toko Pedia Care Tower 3 Ciputra International, Lantai 19, Suite 19-01,
Jl Lingkar Luar Barat No 101, Jakarta Barat, berdasarkan surat kuasa
ah

Khusus tertanggal 13 Januari 2021 yang selanjutnya disebut sebagai


es

TERGUGAT I;
M

ASIAN ENERGY HYDRO POWER PTe,LTD., berkedudukan di 6 Battery Road


ng

#24-01, Singapore 049909, dalam hal ini diwakili oleh Takuya Kasai, Direktur,
on

yang memilih domisili hukumnya pada Kantor Kuasa Hukumnya, memberikan


gu

Kuasa kepada Andreas Hartono, S.H.,LL.M.,MCIArb. dan Sheila Thomasyadi,


d

Hal.1 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
S.H.,M.Kn, Dkk.,beralamat di Toko Pedia Care Tower 3 Ciputra International, Lan

a
tai 19, Suite 19-01, Jl Lingkar Luar Barat No 101, Jakarta Barat, berdasarkan

si
surat kuasa khusus tertanggal 17 Maret 2021, dengan tanda tangan Notarial
Certificate dari Takuya Kasai tertanggal 17 Maarch 2021 dari Yamshita Terutoshi,

ne
ng
Notary Shibuya Notary Office dan terdapat Pengesahan tanda tangan Sdr.
Tanaka Toshie, Official Ministry of Foreign Affair ( Consular Service Division) oleh

do
gu
Kedutaan Besar Republik
0717/KONS/LG/III/2021yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II;
Indonesia Tokyo-Jepang Nomor

In
A
Pengadilan Negeri tersebut,
- Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan .
ah

lik
- Setelah mendengar kedua belah yang berperkara .
- Setelah memperhatikan alat bukti yang di ajukan oleh para pihak.
am

ub
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
ep
k

Menimbang bahwa Para penggugat dalam surat gugatannya tertanggal


15 September 2020 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Semarang
ah

R
di bawah regester perkara Nomor 400/Pdt.G/2020/PN.Smg., telah

si
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

ne
ng

1. Bahwa semula PT.BERKAT MANUNGGAL JAYA (untuk mudahnya mohon


selalu disebut PT.BMJ) didirikan pada tanggal 26 Nopember 2002 dengan
Akta Notaris Dra.Selawati Halim,SH No.33 tanggal 26 Nopember 2002 yang

do
gu

semula berkedudukan di Juwana Kebupaten Pati;


2. Bahwa kemudian PT.BMJ mengalami perubahan pemegang saham dengan
In
A

Akta Notaris Santy Ekawati Santoso, S.H. No.21 tanggal 29 Agustus 2019;
3. Bahwa kemudian berdasarkan Akta Notaris Santy Ekawati Santoso, S.H.
ah

No.21 Tanggal 29 Agustus 2019 Penggugat-I tercatat sebagai pemegang


lik

saham PT.BMJ sebesar 20% (1000 saham);


4. Bahwa PT.BMJ adalah sebagai Agen Tunggal dari Mitsubishi Heavy Industry
m

ub

(MHI);
5. Bahwa PT.BMJ disamping sebagai pemegang Agen Tunggal MHI, juga
ka

ep

mengerjakan proyek-proyek pembangkit listrik baik untuk pemerintah


maupun untuk swasta
ah

6. Bahwa untuk pengerjaan proyek-proyek pembangkit listrik tersebut PT. BMJ


R

membutuhkan dana talangan;


es
M

7. Bahwa kemudian Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited


ng

yang selanjutnya guna mudahnya akan selalu disebut sebagai HSBC LTD
on

memberi bantuan pinjaman kredit kepada PT.BMJ pada tahun 2009 dan PT.
gu

BANK DBS INDONESIA yang selanjutnya guna mudahnya akan selalu


d

Hal.2 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
disebut sebagai PT.DBS memberi pinjaman kredit kepada PT.BMJ pada

a
tahun 2014;

si
8. Bahwa berselang beberapa tahun kemudian karena tidak ada kesepahaman
dalam pengerjaan proyek-proyek pembangkit listrik yang dikerjakan oleh

ne
ng
PT.BMJ dengan dana yang dikucurkan oleh HSBC LTD dan PT. DBS , maka
kemudian pinjaman PT.BMJ pada HSBC LTD dan pada PT. DBS . sebagai

do
gu piutang HSBC LTD dan PT.DBS. terhadap PT.BMJ tersebut di atas dijual
kepada Asian Energy Hydro Power PTE.LTD. (Tergugat-II) pada tahun 2016
dengan Akta PERJANJIAN JUAL BELI PIUTANG tanggal 29 Desember

In
A
2016 No.57 yang dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri, S.H. Notaris di
Jakarta Selatan,
ah

lik
9. Bahwa kemudian dibuat pula AKTA PERJANJIAN PENGALIHAN HAK ATAS
PIUTANG (CESSIE) tanggal 09 Januari 2017 No.1 yang dibuat oleh dan
am

ub
dihadapan Dedy Syamri,SH. Notaris di Jakarta Selatan;
10. Bahwa secara hukum setelah piutang HSBC LTD dan PT.DBS. terhadap
PT.BMJ tersebut di atas dijual kepada Asian Energy Hydro Power PTE.LTD.
ep
k

(Tergugat-II) pada tahun 2016 dengan Akta PERJANJIAN JUAL BELI


PIUTANG tanggal 29 Desember 2016 No.57 yang dibuat oleh dan
ah

R
dihadapan Dedy Syamri,SH. Notaris di Jakarta Selatan, maka secara hukum

si
sejak saat itu putuslah hubungan hukum PT.BMJ dengan HSBC LTD serta

ne
ng

PT.DBS; dengan segala akibat hukumnya;


11. Bahwa kemudian berdasarkan alas hak apa HSBC LTD dan PT.DBS
membuat Akta PERJANJIAN PENGALIHAN HAK ATAS PIUTANG (CESSIE)

do
gu

kepada Asian Energy Hydro Power pada tanggal 09 Januari 2017 No.1
yang dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri,SH. Notaris di Jakarta Selatan,
In
A

bukankah piutang HSBC LTD dan PT.DBS sudah dijual kepada Asian Energy
Hydro Power PTE.LTD (Tergugat-II) pada tanggal 29 Desember 2016;
ah

12. Bahwa kemudian atas penjualan piutang HSBC LTD dan PT.DBS kepada
lik

Tergugat-II tersebut, maka oleh Tergugat-II dibuatlah suatu PERJANJIAN


PINJAMAN YANG DAPAT DIKONVERSI DENGAN UTANG POKOK SAMPAI
m

ub

DENGAN US$5.000.000. (lima juta Dolar Amerika Serikat), pada tanggal 14


Februari 2018 dengan PT.BERKAT MANUNGGAL JAYA sebagai DEBITUR
ka

ep

dan ASIAN ENERGY HYDRO POWER Pte.Ltd. (TERGUGAT-II) sebagai


KREDITUR;
ah

13. Bahwa kemudian setelah dibuatnya PERJANJIAN PINJAMAN YANG


R

DAPAT DIKONVERSI DENGAN UTANG POKOK SAMPAI DENGAN


es
M

US$5.000.000, pada tanggal 14 Februari 2018, oleh Tergugat-II Para


ng

Penggugat disuruh membuat AKTA PENANGGUNGAN PERORANGAN


on

secara notariil pada tanggal 19 Februari 2018 No.14 yang dibuat oleh dan
gu

dihadapan Suyanto,SH. Notaris di Semarang;


d

Hal.3 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
14. Bahwa kemudian AKTA PENANGGUNGAN PERORANGAN tanggal 19

a
Februari 2018 No.14 yang dibuat oleh dan dihadapan Suyanto,SH Notaris di

si
Semarang, yang selanjutnya guna mudahnya akta tersebut di atas disebut
sebagai AKTA SENGKETA ;

ne
ng
15. Bahwa setelah dibuatnya PERJANJIAN PINJAMAN YANG DAPAT
DIKONVERSI DENGAN UTANG POKOK SAMPAI DENGAN US$5.000.000.

do
gu pada tanggal 14 Februari 2018,.tidak hanya Para Penggugat oleh Tergugat-II
di suruh membuat AKTA PENANGGUNGAN PERORANGAN, juga menyuruh
pemegang saham PT.BMJ lainnya;

In
A
16. Bahwa kemudian AGUS BUDIHARTO selaku Direktur dan pemegang 40%
saham PT.BMJ juga disuruh oleh Tergugat-II untuk membuat AKTA
ah

lik
PENANGGUNGAN PERORANGAN No.41 tanggal 14 Februari 2018 yang
dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri,SH. Notaris di Jakarta Selatan;
am

ub
17. Bahwa juga ISKANDAR POEJIONO selaku Komisaris dan pemegang 40%
saham PT.BMJ juga disuruh oleh Tergugat-II untuk membuat AKTA
PENANGGUNGAN PERORANGAN No.42 tanggal 14 Februari 2018 yang
ep
k

dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri,SH. Notaris di Jakarta Selatan;


18. Bahwa dalam Akta Penanggungan Perorangan tersebut di atas juga tidak
ah

R
disebutkan dengan jelas berapa besaran kewajibannya untuk menanggung

si
hutang PT,BMJ terhadap Tergugat-II;

ne
ng

19. Bahwa dalam AKTA SENGKETA tersebut tidak disebutkan dengan jelas
berapa besaran kewajiban Penggugat-I selaku pemegang 20 % saham
(1000 saham) PT.BMJ untuk menanggung hutang PT.BMJ terhadap

do
gu

Tergugat-II sebagaimana tersebut dalam Akta Pinjaman Yang Dapat


Dikonversi dengan Utang Pokok Sampai Dengan US$5.000.000,- tanggal 14
In
A

Februari 2018;
20. Bahwa oleh karena tidak disebutkannya dengan jelas kewajiban Penggugat
ah

selaku pemegang 20% saham (1000 saham) PT.BMJ menjadikan AKTA


lik

PENANGGUNGAN PERORANGAN No.14 tanggal 19 Februari 2018 (AKTA


SENGKETA) tersebut cacat hukum karena menyimpang dari ketentuan
m

ub

pasal 1320 KUHPerdata;


21. Bahwa pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan supaya terjadi persetujuan
ka

ep

yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:


a. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
ah

b. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;


R

c. suatu pokok persoalan tertentu;


es
M

d. suatu sebab yang tidak dilarang.


ng

on

22. Bahwa oleh karena dalam AKTA SENGKETA hanya menyebutkan


pertanggungan perorangan Para Penggugat terhadap utang PT.BMJ pada
gu

Hal.4 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Tergugat-II, dan tidak menyebutkan dengan jelas dan pasti berapa besaran

a
tanggung jawab Para Penggugat atas utang tersebut sebagai suatu pokok

si
persoalan tertentu sebagaimana disebutkan dalam pasal 1320 butir c
KUHPerdata di atas, sehingga menjadikan AKTA SENGKETA cacat hukum;

ne
ng
23. Bahwa Penggugat-I sebagai pemegang 20% saham (1000 saham) PT.BMJ
apakah layak dan adil secara hukum dibebankan untuk menanggung seluruh

do
gu utang PT.BMJ terhadap Tergugat-II sebesar US$5.000.000.- ?

In
24. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 18.1 Akta Penanggungan Perorangan
A
No.14 tanggal 19 Februari 2018 tentang DOMISILI HUKUM menyebutkan
bahwa setiap tindakan hukum atau proses hukum yang timbul dari atau
ah

lik
terkait dengan Akta ini dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri
Semarang;
am

ub
Bahwa berdasarkan semua uraian-uraian tersebut di atas, maka
dengan segala kerendahan hati Para Penggugat mohon kepada Bapak KETUA
ep
k

PENGADILAN NEGERI SEMARANG di Semarang sudilah kiranya menerima


dan memeriksa gugatan Para Penggugat ini di muka persidangan Pengadilan
ah

R
Negeri Semarang di Semarang dan selanjutnya menjatuhkan keputusan yang

si
seadil adilnya sebagai berikut:

ne
ng

MEMUTUSKAN :

do
PRIMAIR :
gu

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;


In
A

2. Menyatakan bahwa Akta Penanggungan Perorangan tanggal 19 Februari


2018 No.14 yang dibuat oleh dan dihadapan Suyanto,SH. Notaris di
Semarang adalah tidak sah dan batal demi hukum;
ah

lik

3. Menghukum Para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul


dalam perkara ini;
m

ub

atau:

SUBSIDAIR:
ka

ep

- Memberikan suatu keputusan lain yang oleh Pengadilan Negeri


Semarang di anggap adil, layak dan pantas, dalam suatu peradilan
ah

yang baik, dengan berdasarkan Pancasila dan perundang undangan


es

yang berlaku di negara kita;


M

- Biaya biaya menurut hukum.


ng

Menimbang bahwa pada hari sidang yang telah di tetapkan Para


on

Penggugat hadir kuasanya sebagaimana tersebut di atas sedangkan Tergugat I


gu

hadir kuasanya bernama Andreas Hartono, S.H.,LL.M.,MCIArb. dan Sheila


d

Hal.5 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Thomasyadi, S.H.,M.Kn, Dkk berdasarkan surat kuasa tertanggal 13 Januari

a
2021 dan Tergugat II hadir kuasanya bernama Andreas Hartono,

si
S.H.,LL.M.,MCIArb. dan Sheila Thomasyadi, S.H.,M.Kn, Dkk berdasarkan surat
kuasa khusus tertanggal 17 Maret 2021;

ne
ng
Menimbang bahwa selanjutnya dengan memperhatikan ketentuan
dalam Perma No. 1 Tahun 2016 majelis hakim Pengadilan Negeri Semarang

do
gu
telah mengusahakan perdamaian di antara kedua belah pihak dengan menunjuk
hakim mediator bernama, Kadarwoko, SH.MH namun demikian berdasarkan
laporan Hakim Mediator tersebut kepada Majelis telah ternyata kedua belah

In
A
pihak tidak berhasil di damaikan, sehingga pemeriksaan perkara ini di lanjutkan
dengan membacakan surat gugatan Para penggugat tersebut di atas dan
ah

lik
penggugat menyatakan tetap pada gugatannya yang telah di bacakan tersebut .
Menimbang bahwa atas gugatan penggugat tersebut, Tergugat I
am

ub
dan Tergugat II melalui kuasanya telah mengajukan jawaban secara tertulis
tertanggal, 28 Juni 2021 yang pada pokoknya sebagai berikut :ep
k

A. DALAM EKSEPSI
ah

si
I. PARA PENGGUGAT TIDAK MEMPUNYAI LEGAL STANDING (GEMIS
AANHOEDANIGHEID) DALAM PERKARA SEHINGGA GUGATAN

ne
A QUO
ng

PARA PENGGUGAT PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA

do
gu

1. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan


Gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) karena Para
In
A

Penggugat tidak memiliki legal standing (gemis aanhoedanigheid) dalam


perkara a quo. Hal ini karena:
ah

lik

a. Para Penggugat mengajukan Gugatan selama masa Penundaan


Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) TANPA PERSETUJUAN
m

ub

TIM PENGURUS PKPU sehingga tidak memenuhi syarat untuk


berperkara berdasarkan Pasal 243 ayat (3) Undang-Undang No. 37
ka

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban


ep

Pembayaran PKPU (“UU Pailit”).


ah

b. Para Penggugat adalah DEBITOR PAILIT berdasarkan Putusan


R

Pengadilan Niaga Semarang No. 8/Pdt.Sus-PAILIT/2021/PN.Smg. jo.


es

No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 16 April 2021


M

ng

(“Putusan Pailit”) dan Pasal 23 UU Pailit sehingga tidak mempunyai


on

kapasitas untuk berperkara berdasarkan Pasal 24, 26 ayat (1) dan


28 UU Pailit.
gu

Hal.6 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Alasan-alasan tersebut kami uraikan di bawah ini.

a
2. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Para

si
Penggugat melalui Kuasa Hukumnya, Sdr. I Ketut Dharma Susila, S.H.
mengajukan Gugatan a quo SETELAH Majelis Hakim Pengadilan Niaga

ne
ng
Semarang mengeluarkan Putusan PKPU No. 28/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 14 September 2020 (“Putusan PKPU”),

do
gu yaitu pada tanggal 17 September 2020 tapi Para Penggugat maupun
Kuasa Hukumnya tidak mendapat persetujuan dari Tim Pengurus PKPU
untuk mengajukan Gugatan a quo sebagaimana yang diatur dalam Pasal

In
A
243 ayat (3) UU Pailit.
3. Amar Putusan PKPU berbunyi sebagai berikut:
ah

lik
“M E N G A D I L I :
1. …;
am

ub
2. …;
3. Menyatakan Para Termohon PKPU:
3.1. Termohon PKPU I : PT Berkat Manunggal
ep
Jaya,
k

3.2. Termohon PKPU II : Sdr. Agus Budiharto,


ah

3.3. Termohon PKPU III : Sdr. Iskandar Poejiono,


R
3.4. Termohon PKPU IV : Sdr. Wahyu Iskandar,

si
Berada dalam keadaan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) Sementara dengan

ne
ng

segala akibat hukumnya …


Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan
Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Semarang pada hari Senin, tanggal 14 September 2020…

do
gu

putusan tersebut pada hari itu juga,”

4. Pasal 243 ayat (3) UU Pailit menegaskan sebagai berikut:


In
A

“DEBITOR TIDAK DAPAT MENJADI PENGGUGAT atau


tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban
ah

lik

yang menyangkut harta kekayaannya TANPA


PERSETUJUAN PENGURUS.”

5. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan mengenai Akta


m

ub

Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Para Penggugat dalam akta tersebut


pada intinya telah menjamin dengan hartanya atas utang PT Berkat
ka

ep

Manunggal Jaya (”PT BMJ”) kepada Tergugat II. Oleh karena itu jelas
bahwa pelaksanaan Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 terkait dengan
ah

harta kekayaan sehingga berdasarkan Pasal 243 ayat (3) UU Pailit maka
R

Penggugat I dan Kuasa Hukumnya harus mendapatkan persetujuan dari


es
M

Tim Pengurus PKPU untuk mengajukan Gugatan dan berperkara dalam


ng

Gugatan a quo.
on
gu

Hal.7 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6. Namun pada kenyataannya, Penggugat I maupun Kuasa Hukumnya tidak

a
mendapat persetujuan dari Tim Pengurus PKPU untuk mengajukan

si
Gugatan dan berperkara dalam Gugatan a quo.
7. Sehubungan dengan tidak ada persetujuan dari Tim Pengurus PKPU

ne
ng
kepada Penggugat I untuk mengajukan gugatan dan berperkara dalam
masa PKPU, Majelis Hakim Perkara No. 3/Pdt.Sus-Gugatan Lain-

do
gu lain/2021/PN.Smg. jo. No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. (“Perkara
GLL No. 3”), dimana Penggugat I juga merupakan salah satu penggugat
dalam Perkara GLL No. 3 tersebut, telah menegaskan sikap dalam

In
A
Putusannya No. 3/Pdt.Sus-Gugatan Lain-lain/2021/PN.Smg. jo. No.
28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 16 Maret 2021 (“Putusan
ah

lik
GLL No. 3”) yang memutus menolak gugatan Perkara GLL No. 3 atas
pertimbangan-pertimbangan hukum sebagai berikut:
am

ub
 Paragraf kedua dan ketiga, halaman 50 Putusan GLL No. 3

“Menimbang bahwa menurut Majelis mengenai


kedudukan Debitor PKPU dalam melaksanakan hak
ep
keperdataannya, adalah sebagaimana diatur dalam
k

Pasal 243 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU yakni


ah

Debitor dalam perkara mengenai hak dan kewajiban


yang menyangkut harta kekayaannya harus
R

si
sepersetujuan pengurus.
Menimbang bahwa kemudian kemudian apabila
secara fakta dihubungkan keberadaan Debitur dalam

ne
ng

pasal 243 (3) UU Kepailitan dan PKPU tersebut dengan


fakta selainnya dari alat bukti yang diajukan oleh Kuasa
Para Penggugat yakni P-1 vide P- 10 dan alat bukti saksi

do
gu

yang menerangkan dibawah sumpah yakni saksi Siti


Yulaikah telah ternyata TIDAK ADA SATUPUN YANG
BERFAKTA PARA PENGGUGAT selaku Debitor PKPU
adalah terdapat persetujuan TERGUGAT selaku Tim
In
A

Pengurus PKPU dalam mengajukan Gugatan;”


ah

lik

 Paragraf pertama, halaman 51 Putusan GLL No. 3

“Menimbang bahwa dengan TIDAK TERPENUHINYA


SYARAT FORMAL DALAM KEDUDUKAN PARA
m

ub

PENGGUGAT yang Notabene adalah juga Para Debitur


tersebut maka menurut Majelis terhadap gugatan dari
ka

Para Penggugat tersebut HARUSLAH DITOLAK;”


ep

 Amar Putusan GLL No. 3


ah

“M E N G A D I L I :
es


M

DALAM POKOK PERKARA


ng

- MENOLAK Gugatan dari Kuasa Para Penggugat;


on


Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan
gu

Majelis Hakum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri,


d

Hal.8 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pada hari SENIN, tanggal 15 Maret 2021, oleh kami, Yogi

a
Arsono, S.H., Kn., M.H., sebagai Hakim Ketua, Aloysius P
Bayuaji, S.H., M.H., dan Muhamad Yusuf, S.H., M.H…”

si
8. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Majelis

ne
ng
Hakim dalam perkara a quo juga merupakan Majelis Hakim dalam
Perkara GLL No. 3.
9. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka jelas bahwa Penggugat I

do
gu maupun Kuasa Hukumnya tidak mempunyai kapasitas atau legal standing
untuk mengajukan Gugatan a quo dan berperkara.

In
A
10. Selanjutnya pada tanggal 16 April 2021, Majelis Hakim Pengadilan Niaga
Semarang telah mengeluarkan Putusan Pailit yang pada intinya memutus
ah

Penggugat I (in casu Sdr. Wahyu Iskandar) bersama-sama dengan PT

lik
BMJ, Sdr. Agus Budiharto dan Sdr. Iskandar Poejiono (Dalam Pailit)
berada dalam keadaan pailit beserta segala akibat hukumnya. Amar
am

ub
Putusan Pailit kami kami kutip sebagai berikut:
ep
“M E N G A D I L I :
k

1. …;
2. …
ah

3. Menyatakan Para Termohon PKPU:PT Berkat Manunggal


R

si
Jaya, Agus Budiharto, Iskandar Poejiono, dan Wahyu
Iskandar, dalam keadaan pailit dengan segala akibat
hukumnya;

ne
ng

1. …
2. Mengangkat sebagai para Kurator:
a. Sdr. Dr. Dedy Ardian Prasetyo,S.H., LL.M., Kurator dan

do
gu

Pengurus...
b. Sdr. Sahat Marulitua Sidabukke, S.H., LL.M., Kurator dan
Pengurus...
In
A

c. Sdr. Jansen Kristoper Ginting, S.H. Kurator dan


Pengurus...
d. Sdr. Ahmad Dwi Nuryanto, S.H., M.H., Kurator dan
ah

lik

Pengurus...”
11. Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 23 UU Pailit maka demi hukum, suami
atau istri dari debitor pailit yang menikah dalam persatuan harta juga
m

ub

merupakan DEBITOR PAILIT. Pasal tersebut kami kutip sebagai berikut:


ka

ep

“DEBITOR PAILIT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


dan Pasal 22 MELIPUTI ISTRI atau suami dari Debitor
Pailit yang menikah dalam persatuan harta.”
ah

es

12. Dalam perkara a quo, Penggugat II adalah istri dari Penggugat I yang
M

menikah dalam persatuan harta dengan Penggugat I.


ng

13. Pasal 36 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan


on

menegaskan bahwa suami atau istri yang menikah dalam persatuan harta
gu

Hal.9 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
harus mendapat persetujuan pasangannya untuk melakukan tindakan

a
hukum terkait harta bersama (gono gini), sebagai berikut:

si
“Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat

ne
ng
bertindak atas persetujuan kedua belah pihak”

14. Halaman 1 dari Akta Penanggungan Perorangan No. 14 tertanggal 19

do
gu Februari 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Suyanto, S.H. (“Akta
Penjaminan Pribadi No. 14/2018”) menunjukkan bahwa Penggugat I

In
A
sebagai suami yang menikah dalam persatuan harta telah memperoleh
persetujuan istrinya (in casu Penggugat II) untuk melakukan tindakan
ah

hukum terkait harta bersama (gono gini), yaitu untuk menjadi penjamin

lik
utang, sebagai berikut:
“1.- tuan POEI TJIN HWA (WAHYU ISKANDAR), lahir di…
am

ub

-menurut keterangannya suami dari- dan dalam hal ini
telah diberi persetujuan oleh isterinya, yaitu nyonya
JAUW KING HWA,... berdasarkan Surat Pernyataan tanggal
ep
k

tujuh (7) Februari duaribu delapanbelas (2018), dibuat di


bawah tangan bermaterai cukup, aslinya dilekatkan pada
ah

minuta akta ini;


R
- keduanya Warga Negara Indonesia (bersama-sama

si
dengan penerus alas hak, penerima pengalihan yang
diizinkan, dan ahli waris yang sah akan selanjutnya di dalam

ne
ng

Akta ini disebut sebagai “Penanggung”);…


15. Dengan demikian, jelas bahwa Penggugat I dan Penggugat II adalah
suami istri yang menikah dalam persatuan harta. Oleh karena itu maka

do
gu

demi hukum Penggugat II selaku istri dari Penggugat I bersama-sama


dengan Penggugat I adalah DEBITOR PAILIT.
16. Pasal 24 ayat (1) UU Pailit mengatur sebagai berikut:
In
A

“Debitor demi hukum kehilangan haknya untuk


menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk
ah

dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan


lik

pailit diucapkan.”

17. Pasal 26 ayat (1) UU Pailit menegaskan sebagai berikut:


m

ub

“Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang


menyangkut harta pailit harus diajukan oleh....Kurator.”
ka

ep

18. Namun dalam perkara a quo, Para Penggugat BUKAN Tim Kurator PT
BMJ, Agus Budiharto, Iskandar Poejiono dan Wahyu Iskandar (Dalam
ah

Pailit) (“Tim Kurator”). Padahal Para Penggugat dalam Gugatannya


R

mempermasalahkan mengenai Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


es
M

yang intinya Para Penggugat telah menjamin dengan hartanya atas utang
ng

PT BMJ kepada Tergugat II. Oleh karena itu jelas bahwa pelaksanaan
on

Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 terkait dengan harta pailit


gu

sehingga Para Penggugat sendiri TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS


d

Hal.10 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
untuk berperkara melainkan Tim Kurator yang seharusnya mengajukan

a
Gugatan dan berperkara.

si
19. Hal tersebut ditegaskan dalam ketentuan Pasal 28 UU Pailit yang
mengatur bahwa kurator mengambil alih perkara atau gugatan yang

ne
ng
diajukan oleh debitor. Pasal tersebut kami kutip sebagai berikut:

do
gu “(1) Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh
Debitor dan yang sedang berjalan selama kepailitan
berlangsung, atas permohonan tergugat, perkara harus
ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada

In
A
tergugat memanggil Kurator untuk mengambil alih
perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh
hakim.
ah

(2) Dalam hal Kurator tidak mengindahkan panggilan

lik
tersebut maka tergugat berhak memohon supaya
perkara digugurkan,...”
am

ub
20. Mahkamah Agung R.I. dalam Putusan No. 250 K/AG/2018 jo. Putusan No.
144/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. jo. No. 1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr. tertanggal 28
ep
k

Februari 2017 menegaskan sikapnya bahwa penggugat yang merupakan


debitor pailit tidak mempunyai kapasitas atau tidak berwenang untuk
ah

R
mengajukan gugatan yang terkait harta pailit. Kurator adalah pihak yang

si
berwenang untuk mengajukan gugatan terkait harta pailit dari debitor

ne
ng

pailit. Putusan tersebut kami kutip sebagai berikut:


 Paragraf kedua, halaman 46 s.d 47 Putusan No.
1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr.

do
gu

“Menimbang bahwa dengan terbuktinya kedudukan


harta yang disengketakan penggugat termasuk
budel pailit sebagaimana dalam Putusan Nomor
In
A

17/Pdt.Sus-PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 28
April 2016, yang sekarang dibawah kekuasan Kurator
(Tergugat IV), maka segala bentuk pengurusannya
ah

yang berkaitan dengan harta dalam budel pailit


lik

tertera dalam Putusan Nomor 17/Pdt.Sus-


PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 28 April 2016,
termasuk Penggugat mengajukan gugatan ini ke
m

ub

Pengadilan Agama Bogor, berdasarkan Pasal 24 Ayat


(1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UUK”)
ka

harus seizin Kurator (Tergugat IV), maka dengan


ep

tidak adanya izin dari Tergugat IV sebagai kurator


sebagaimana diterangkan baik secara lisan dan tertulis
ah

oleh Tergugat IV dipersidangan yang dibenarkan oleh


R

Penggugat sebagaimana dalam posita gugatan


Penggugat nomor 53 huruf d halaman 15 dan Para
es

Tergugat, dengan demikian Surat Kuasa Khusus


M

tertanggal 28 November 2016 harus dinyatakan tidak


ng

sah, sehingga karenanya gugatan ini harus


on

dinyatakan cacat formil, maka gugatan penggugat


harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
gu

ontvankelijk verklaar) seluruhnya;”


d

Hal.11 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21. Berdasarkan seluruh ketentuan hukum dan putusan di atas maka jelas

si
bahwa dalam Gugatan a quo, Para Penggugat selaku Debitor Pailit tidak
mempunyai kapasitas atau legal standing untuk berperkara.

ne
ng
22. Ahli Hukum M Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul ‘Hukum
Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian

do
gu dan Putusan Pengadilan’ halaman 438 pada intinya menyatakan bahwa
gugatan tidak dapat diajukan oleh orang yang tidak mempunyai kapasitas

In
untuk menggugat. Doktrin tersebut kami kutip sebagai berikut:
A
“Yang bertindak sebagai penggugat , bukan
ah

orang yang berhak, sehingga orang tersebut tidak

lik
mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat.
Dalam kuasa yang demikian, penggugat tidak
memiliki persona standi in judicio di depan PN atas
am

ub
perkara tersebut.
...
Dalam hal demikian, tergugat dapat mengajukan
exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in
ep
k

person, yakni orang yang mengajukan gugatan


bukan orang yang berhak dan mempunyai
ah

kedudukan hukum untuk itu.”


R

si
23. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas serta demi

ne
ng

kepastian hukum agar tidak terdapat putusan-putusan yang saling


bertentangan maka kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat

do
agar berkenan memutus perkara a quo sejalan dengan amar Putusan GLL
gu

No. 3 atau menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima


karena Para Penggugat tidak mempunyai legal standing (gemis
In
A

aanhoedanigheid) dalam perkara a quo.


ah

lik

II. GGUGATAN PARA PENGGUGAT SALAH ALAMAT (ERROR IN


PERSONA) SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT
DITERIMA
m

ub
ka

24. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan
ep

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke


Verklaard) karena Para Pengugat salah alamat (error in persona) dalam
ah

mengajukan Gugatan a quo terhadap Tergugat I.


es

25. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan mengenai Akta


M

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang dibuat antara Para Penggugat dan
ng

Tergugat II.
on

26. Namun demikian, Para Penggugat menarik Sdr. Jati Andrianto dalam
gu

KAPASITAS PRIBADI sebagai Tergugat I. Padahal Tergugat I bertindak


d

Hal.12 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalam kapasitasnya sebagai penerima kuasa dari Tergugat II pada Akta

a
Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Hal ini kami kutip sebagai berikut:

si
Halaman 2 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018:

ne
ng
“-tuan JATI ANDRIANTO, lahir di…;
-menurut keterangannya, penghadap tersebut dalam hal
ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa tertanggal enam

do
gu (6) Februari duaribu delapanbelas (2018), yang aslinya
dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari- dan
oleh karena itu sah mewakili Direksi untuk dan atas nama
ASIAN ENERGY HYDRO POWER PTE. LTD.,...”

In
A
27. Pasal 1792 dan 1806 KUH Perdata menegaskan bahwa seorang
ah

lik
penerima kuasa hanya wakil dari pemberi kuasa untuk melaksanakan
kewenangan sebatas yang tercantum dalam surat kuasa. Penerima kuasa
am

ub
tidak bertanggungjawab secara pribadi atas hal-hal yang terjadi diluar
kewenangan dalam surat kuasa. Ketentuan hukum tersebut kami kutip
sebagai berikut:
ep
k

 Pasal 1792 KUH Perdata


“Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana
ah

seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain,


R

si
yang menerimanya, untuk atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan.”
 Pasal 1806 KUH Perdata

ne
ng

“Si kuasa yang telah memberitahukan secara sah tentang


hal kuasanya kepada orang dengan siapa ia mengadakan
suatu perjanjian dalam kedudukannya sebagai kuasa itu,

do
gu

tidaklah bertanggung jawab tentang apa yang terjadi


diluar batas kuasa itu, kecuali jika ia secara pribadi telah
mengikatkan diri untuk itu.
28. Berdasarkan ketentuan hukum di atas maka jelas bahwa Tergugat I
In
A

adalah penerima kuasa dari Tergugat II. Dengan demikian, Tergugat I


bertindak untuk atas nama Tergugat II dan tidak bertindak dalam kapasitas
ah

lik

pribadi. Oleh karena itu, Para Penggugat telah salah dan keliru mengajukan
Gugatan a quo terhadap Tergugat I (error in persona). Lagipula, Akta
m

ub

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 sudah sah dan berdasarkan hukum


sebagaimana yang Tergugat I dan Tergugat II uraikan pada Bagian Pokok
ka

Perkara dari Jawaban ini.


ep

29. Ahli hukum M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata
ah

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan


R

Pengadilan”, halaman 112 menegaskan bahwa suatu gugatan yang


es

mengandung error in persona adalah gugatan yang salah dan keliru,


M

ng

sebagai berikut:
on

“Bentuk lain error in persona yang mungkin terjadi adalah


orang yang ditarik sebagai tergugat keliru (gemis aanhoeda
gu

nigheid). Yang meminjam uang adalah A, tetapi yang ditarik


d

Hal.13 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagai tergugat untuk melunasi pembayaran adalah B.

a
Gugatan yang demikian, salah dan keliru karena tidak tepat
orang yang didudukan sebagai tergugat.”

si
Dalam hal ini, pihak dalam Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 adalah

ne
ng
Para Penggugat dan Tergugat II, BUKAN Tergugat I.

do
gu
30. Selanjutnya, M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 113
menyatakan bahwa gugatan yang mengandung error in persona adalah

In
gugatan yang cacat formil sehingga harus dinyatakan tidak dapat
A
diterima. Doktrin tersebut kami kutip sebagai berikut:
“Seperti yang dijelaskan terdahulu, kekeliruan pihak
ah

lik
mengakibatkan gugatan cacat error in persona
(kekeliruan mengenai orang). Cacat yang ditimbulkan
kekeliruan itu, berbentuk diskualifikasi (salah orang yang
am

ub
bertindak sebagai penggugat). Dapat juga berbentuk,
salah pihak yang ditarik sebagai tergugat (gemis
aannhoedarmingheid) atau mungkin juga berbentuk
plurium litis consortium (kurang pihak dalam gugatan).
ep
Bentuk kekeliruan apa pun yang terkandung dalam
k

gugatan, sama-sama mempunyai akibat hukum:


 Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil,
ah

oleh karena itu gugatan diskualifikasi


R

si
mengandung cacat formil;
 Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan

ne
ng

tidak dapat diterima (niet ontvankelijke


verklaard).”
31. Pendapat ahli hukum di atas dikuatkan oleh Putusan No.

do
gu

27/Pdt.G/2017/PN.Kag., dimana majelis hakim memutus menerima eksepsi


tergugat karena penggugat telah keliru dalam menarik tergugat sebagai
pihak dalam gugatan. Oleh karena itu, gugatan penggugat mengandung
In
A

cacat formil error in persona dan dinyatakan tidak dapat diterima. Hal ini
kami kutip sebagai berikut:
ah

lik

“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas,


yaitu oleh karena eksepsi point ketiga dari Tergugat I telah
dikabulkan, yaitu bahwa gugatan telah memiliki suatu
m

ub

cacat formil error in persona dikarenakan Penggugat


telah keliru dalam menarik pihak tergugat didalam
gugatan, maka dengan demikian haruslah dinyatakan
ka

tidak dapat diterima, sehingga dalam perkara ini menjadi


ep

tidak relevan untuk dilanjutkan pembahasannya…”


ah

32. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1260 K/Sip/1980 tertanggal 31 Maret
R

es

1982 sebagaimana dalam e-book Hulman Panjaitan, S.H., M.H. yang


M

berjudul “Kumpulan Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung Republik


ng

Indonesia Tahun 1953-2008 Berdasarkan Penggolongannya”, halaman 38


on

menegaskan tidak menerima gugatan yang mengandung error in persona


gu

Hal.14 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
karena gugatan diajukan terhadap penerima kuasa secara pribadi.

a
Kaidah hukum tersebut kami kutip sebagai berikut:

si
“Gugatan tidak dapat diterima karena ditujukan terhadap
kuasa dari pada Ny. Sukarlin, sedang seharusnya digugat
adalah adalah Ny. Soekarlin pribadi”

ne
ng
33. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Gugatan Para Penggugat mengandung cacat formil karena Para

do
gu Penggugat telah salah dan keliru mengajukan Gugatannya terhadap
Tergugat I (error in persona). Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis
Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak

In
A
dapat diterima.
ah

lik
III. SSURAT KUASA PARA PENGGUGAT TIDAK SAH SEHINGGA
GUGATAN PARA PENGGUGAT PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT
am

ub
DITERIMA

34. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan
ep
k

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke


Verklaard) karena Surat Kuasa Para Penggugat tidak sah. Hal ini karena
ah

R
Surat Kuasa tertanggal 15 September 2020 tersebut diberikan oleh pihak

si
yang tidak mempunyai kapasitas atau tidak berwenang untuk melakukan

ne
ng

tindakan hukum, termasuk untuk mengajukan gugatan dan berperkara.


35. Para Penggugat memberikan Surat Kuasa dan mengajukan Gugatan
dalam masa PKPU Sementara (setelah Majelis Hakim Yang Terhormat

do
gu

mengeluarkan Putusan PKPU Sementara pada tanggal 14 September


2020) tapi Para Penggugat tidak mendapat persetujuan dari Tim Pengurus
In
A

PKPU untuk mengajukan gugatan dan berperkara sebagaimana yang


disyaratkan dalam Pasal 243 ayat (3) UU Pailit, sebagai berikut:
ah

“DEBITOR TIDAK DAPAT MENJADI PENGGUGAT atau


lik

tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban


yang menyangkut harta kekayaannya TANPA
PERSETUJUAN PENGURUS.”
m

ub

36. Padahal Gugatan Para Penggugat menyangkut harta Para Penggugat,


ka

ep

yaitu Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang menjamin utang PT BMJ
kepada Tergugat II dengan harta Para Penggugat sebagaimana yang kami
ah

uraikan sebelumnya.
R

37. M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata
es
M

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan


ng

Pengadilan”, halaman 20 menegaskan sebagai berikut:


on
gu

Hal.15 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Meskipun pada mulanya seseorang mempunyai

a
kedudukan dan kapasitas penuh bertindak untuk dan atas
namanya sendiri,….tetapi kemudian kedudukan dan

si
kapasitas itu dicabut atau dikesampingkan oleh
peraturan perundang-undangan, dengan sendirinya
menurut hukum, HILANG HAK DAN WEWENANGNYA

ne
ng
melakukan tindakan hukum atas namanya…”

do
gu
38. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Pasal 243 ayat (3)
UU Pailit mensyaratkan bahwa debitur tidak boleh mengajukan gugatan
dan berperkara apabila tidak ada persetujuan dari pengurus PKPU.

In
A
Dengan demikian, jelas bahwa Para Penggugat tidak mempunyai
kapasitas dan kewenangan untuk melakukan tindakan hukum, termasuk
ah

lik
untuk memberikan surat kuasa, mengajukan gugatan dan berperkara
apabila tidak ada persetujuan dari Tim Pengurus PKPU.
am

ub
39. Sehubungan dengan hal tersebut, Majelis Hakim Perkara GLL No. 3 yang
juga adalah Majelis Hakim perkara a quo telah menegaskan sikap bahwa
syarat formal dalam kedudukan atau kapasitas penggugat tidak
ep
k

terpenuhi apabila penggugat tidak mendapat persetujuan dari pengurus


PKPU untuk mengajukan gugatan dan berperkara sebagaimana pada
ah

R
pertimbangan Putusan GLL No. 3 sebagai berikut:

si
ne
ng

Paragraf kedua dan ketiga, halaman 50 dan paragraf pertama halaman


51 Putusan GLL No. 3
“Menimbang bahwa menurut Majelis mengenai

do
gu

kedudukan Debitor PKPU dalam melaksanakan hak


keperdataannya, adalah sebagaimana diatur dalam
Pasal 243 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU yakni
Debitor dalam perkara mengenai hak dan kewajiban
In
A

yang menyangkut harta kekayaannya harus


sepersetujuan pengurus.
Menimbang bahwa kemudian kemudian apabila
ah

lik

secara fakta dihubungkan keberadaan Debitur dalam


pasal 243 (3) UU Kepailitan dan PKPU tersebut dengan
fakta selainnya dari alat bukti yang diajukan oleh Kuasa
Para Penggugat yakni P-1 vide P- 10 dan alat bukti saksi
m

ub

yang menerangkan dibawah sumpah yakni saksi Siti


Yulaikah telah ternyata TIDAK ADA SATUPUN YANG
ka

BERFAKTA PARA PENGGUGAT selaku Debitor PKPU


ep

adalah terdapat persetujuan TERGUGAT selaku Tim


Pengurus PKPU dalam mengajukan Gugatan;

ah

Menimbang bahwa dengan TIDAK TERPENUHINYA


R

SYARAT FORMAL DALAM KEDUDUKAN PARA


es

PENGGUGAT yang Notabene adalah juga Para Debitur


M

tersebut maka menurut Majelis terhadap gugatan dari


ng

Para Penggugat tersebut HARUSLAH DITOLAK;”


on
gu

Hal.16 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
40. Selanjutnya, M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata

a
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan

si
Pengadilan”, halaman 437 dan 438 menegaskan bahwa surat kuasa TIDAK
SAH apabila diberikan oleh orang yang tidak mempunyai kapasitas atau

ne
ng
tidak berwenang. Doktrin tersebut kami kutip sebagai berikut:

do
gu “Dasar umum pemberian kuasa, harus diberikan, dibuat, dan
ditandatangani oleh orang yang berwenang
itu....Eksepsi dibenarkan MA dengan menyatakan SURAT
untuk

KUASA yang diterbitkan direktur itu TIDAK SAH karena

In
A
DIBERIKAN DAN DITANDATANGANI OLEH ORANG YANG
TIDAK BERWENANG.”
41. Lebih lanjut, M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 21 pada
ah

lik
intinya menyatakan bahwa gugatan yang diajukan oleh kuasa yang
menggunakan surat kuasa tidak sah adalah gugatan yang cacat formil,
am

ub
sebagai berikut:

“Oleh karena gugatan pailit diajukan kuasa adalah berdasarkan


ep
surat kuasa khusus yang tidak sah, permohonan pailit cacat
k

formil, karena diajukan oleh orang yang tidak berkapasitas


sebagai persona standi in judicio.”
ah

42. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
R

si
Surat Kuasa Para Penggugat adalah surat kuasa tidak sah karena
diberikan oleh Para Penggugat yang tidak memiliki kapasitas atau tidak

ne
ng

berwenang untuk mengajukan Gugatan sehingga Gugatan a quo cacat


formil. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat

do
gu

menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima. In


A

IV. GGUGATAN PARA PENGGUGAT KURANG PIHAK (PLURIUM LITIS


CONSORTIUM) SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT
ah

lik

DITERIMA
m

ub

43. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan
ka

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke


ep

Verklaard) karena Gugatan kurang pihak (Plurium Litis Consortium).


ah

44. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan keabsahan Akta


R

Penjamin Pribadi No. 14/2018 yang dibuat dihadapan Notaris Suyanto, S.H.
es

untuk menjamin utang PT BMJ (Dalam Pailit).


M

ng

45. Para Penggugat juga mempermasalahkan piutang Bank HSBC dan Bank
on

DBS kepada PT BMJ (Dalam Pailit) dan keabsahan Akta Perjanjian Jual
gu

Hal.17 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Beli Piutang No. 57 tertanggal 29 Desember 2016 yang dibuat dihadapan

a
Notaris Dedy Syamri, S.H.

si
46. Namun demikian, Para Penggugat tidak mengikutsertakan Notaris
Suyanto, S.H., PT BMJ (Dalam Pailit), Bank HSBC, Bank DBS dan Notaris

ne
ng
Dedy Syamri, S.H. sebagai Tergugat atau Turut Tergugat dalam
Gugatannya. Padahal pihak-pihak tersebut adalah pihak yang

do
gu dipermasalahkan oleh Para Penggugat dan/atau mempunyai keterkaitan
langsung dengan hal-hal yang dipermasalahkan oleh Para Penggugat.
47. Ahli hukum M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata

In
A
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan”, halaman 439 menyatakan sebagai berikut:
ah

lik
“…Dengan demikian, oleh karena pihak ketiga tersebut
tidak ikut digugat, gugatan dinyatakan mengandung cacat
am

ub
plurium litis consortium.”

48. M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 112 dan 113
ep
menegaskan bahwa gugatan yang kurang pihak adalah gugatan yang cacat
k

formil sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima. Doktrin tersebut


ah

kami kutip sebagai berikut:


R

si
“Bentuk error in persona yang lain disebut plurium litis
consortium. Pihak yang bertindak sebagai penggugat

ne
ng

atau yang ditarik sebagai tergugat :


 Tidak Lengkap, masih ada orang yang mesti ikut
bertindak sebagai penggugat atau ditarik
tergugat;

do
gu

 Oleh karena itu, gugatan mengandung error in


persona dalam bentuk plurium litis consortium,
dalam arti gugatan yang diajukan kurang
In
A

pihaknya.
Seperti yang dijelaskan terdahulu, kekeliruan pihak
mengakibatkan gugatan cacat error in persona
ah

lik

(kekeliruan mengenai orang). Cacat yang ditimbulkan


kekeliruan itu, berbentuk diskualifikasi (salah orang yang
bertindak sebagai peggugat). Dapat juga berbentuk, salah
pihak yang ditarik sebagai tergugat (gemis
m

ub

aanhoedarmigheid) atau mungkin juga berbentuk


plurium litis consortium (kurang pihak dalam gugatan).
ka

Bentuk kekeliruan apa pun yang terkandung dalam


ep

gugatan, sama-sama mempunya akibat hukum:


 Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil,
oleh karena itu gugatan diskualifikasi
ah

mengandung cacat formil;


R

Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan tidak


es

dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).”


M

49. Pendapat para ahli hukum di atas didukung oleh sikap Mahkamah Agung
ng

R.I. dalam putusan-putusannya yang menegaskan bahwa pihak ketiga


on

yang terkait erat dengan perkara harus ditarik sebagai pihak dalam
gu

gugatan. Gugatan yang tidak mengikutsertakan pihak yang terkait erat


d

Hal.18 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan perkara adalah gugatan yang cacat hukum karena kurang pihak

a
sehingga pengadilan menyatakan tidak dapat menerima gugatan tersebut.

si
 Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 2872 K/Pdt/1998 tertanggal
29 Desember 1998 sebagaimana dalam buku M. Ali Boediarto,

ne
ng
S.H. yang berjudul “Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah
Agung tentang Hukum Acara Perdata Masa Setengah Abad”,

do
gu halaman 62

“Selanjutnya pihak ketiga (pemilik saham) yang erat

In
A
kaitannya dengan gugatan tersebut seharusnya ditarik
masuk sebagai salah satu pihak dalam gugatan
tersebut. Bila hal ini tidak dilakukan, maka gugatan
ah

tersebut mengandung CACAT HUKUM: “PLURIUM LITIS

lik
CONSORSIUM”, sehingga gugatan semacam ini oleh
hakim harus dinyatakan “tidak dapat diterima”.”
am

ub
 Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1642 K/Pdt/2005 tertanggal
27 Februari 2009
ep
k

“...Hal ini terjadi dikarenakan adanya keharusan para


ah

pihak dalam gugatan harus lengkap sehingga tanpa


R

si
menggugat yang lain-lain itu maka subjek gugatan
menjadi tidak lengkap...
...

ne
ng

Ketidaklengkapan dalam merumuskan subjek yang


seharusnya menjadi Tergugatnya, maka gugatan yang
diajukan dapat dianggap telah terjadi error in

do
persona/kesalahan subjek hukum maka gugatan tidak
gu

bisa diterima/Niet Ontvenkel Ijkverklaard...”

Putusan Mahkamah Agung R.I. 201/K/SIP/1974 tertanggal 28


In

A

Januari 1976
ah

lik

“suatu gugatan yang tidak lengkap para pihaknya,


dengan pengertian masih terdapat orang-orang/badan
hukum lain yang harus digugat, tetapi tidak diikutkan, maka
m

ub

gugatan yang demikian harus dinyatakan tidak dapat


diterima.”
ka

ep

50. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Gugatan a quo mengandung cacat formil karena Gugatan kurang pihak
ah

(Plurium Litis Consortium). Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis


es

Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak


M

dapat diterima.
ng

on
gu

Hal.19 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


V. GGUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL)
In
A

SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
51. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan
Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke

do
gu Verklaard) karena Gugatan kabur (Obscuur Libel). Hal ini karena:
a. Hubungan hukum antara Para Penggugat dengan Tergugat I dan
Tergugat II dalam Gugatan tidak jelas.

In
A
b. Gugatan memuat dasar fakta (feitelijke grond) yang tidak jelas.
c. Dalil-dalil Gugatan Para Penggugat saling bertentangan.
ah

lik
A. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT I DAN
am

ub
TERGUGAT II DALAM GUGATAN TIDAK JELAS
52. Para Penggugat mengajukan Gugatan terhadap Tergugat I tapi Para
Penggugat sama sekali tidak menjelaskan hubungan hukum antara Para
ep
k

Penggugat dan Tergugat I. Para Penggugat juga tidak menjelaskan


tindakan dari Tergugat I dalam Gugatan. Selain mencantumkan nama dan
ah

R
alamat Tergugat I pada halaman 1 Gugatan, Para Penggugat bahkan sama

si
sekali tidak menyebut tentang Tergugat I dalam posita Gugatannya.

ne
ng

53. Para Penggugat juga tidak menjelaskan hubungan hukum antara


Penggugat II dan Tergugat II. Bahkan, Para Penggugat tidak menjelaskan
tindakan Penggugat II dalam Gugatan. Selain mencantumkan nama,

do
gu

pekerjaan dan alamat Penggugat II pada halaman 1 Gugatan, Para


Penggugat bahkan tidak menyebut tentang Penggugat II dalam posita
In
A

Gugatannya.
54. Ahli hukum M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul
ah

“Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,


lik

Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, halaman 448 menyatakan sebagai


berikut:
m

ub

“…agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil


ka

gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk).”


ep

55. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 52 K/Pdt.Sus/2008 tertanggal 3


ah

September 2008 menegaskan sebagai berikut:


es

“Bahwa gugatan para Termohon Kasasi/para Penggugat


M

tidak jelas/kabur mengandung obscurium libellium


ng

yaitu tidak menunjukkan adanya posita yang jelas


mengenai hubungan hukum antara para Termohon
on

Kasasi/para Penggugat dengan Pemohon Kasasi


I/Tergugat I dan Pemohon Kasasi II/Tergugat II”
gu

Hal.20 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
56. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa

a
Gugatan a quo kabur atau tidak jelas (obscuur libel). Oleh karena itu, sudah

si
sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan
Para Penggugat tidak dapat diterima.

ne
ng
B. GUGATAN MEMUAT DASAR FAKTA (FEITELIJKE GROND) YANG TIDAK JELAS

do
gu
57. Para Penggugat pada butir 8 s.d. 12, halaman 3 Posita Gugatannya juga
mempermasalahkan mengenai piutang Bank HSBC dan Bank DBS kepada
PT BMJ dan disangkutpautkan dengan Akta Perjanjian Jual Beli Piutang

In
A
No. 57 tertanggal 29 Desember 2016 dan Akta Penjamin Pribadi No.
14/2018.
ah

lik
58. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa TIDAK ADA
RELEVANSI antara piutang-piutang kedua bank tersebut dengan Akta
am

ub
Penjamin Pribadi No. 14/2018. Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018 untuk
menjamin utang PT BMJ kepada Tergugat II sehubungan dengan pinjaman
modal dalam Akta Pinjaman Yang Dapat Dikonversi dengan Utang Pokok
ep
k

Sampai Dengan US$5.000.000 tetanggal 14 Februari 2018


59. Fakta-fakta atau peristiwa yang didalilkan Para Penggugat dalam
ah

R
Gugatannya sangat membingungkan dan tidak jelas sehingga

si
mengakibatkan dasar fakta (feitelijke grond) dalam Gugatan menjadi kabur

ne
ng

atau tidak jelas.


60. M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan

do
gu

Pengadilan”, halaman 58 pada intinya menyatakan bahwa suatu gugatan


yang memuat dasar fakta atau peristiwa tidak jelas adalah gugatan
In
A

yang mengandung cacat obscuur libel. Doktrin tersebut kami kutip


sebagai berikut:
ah

lik

“…posita yang dianggap terhindar dari cacat obscuur


libel, adalah surat gugatan yang jelas sekaligus
memuat penjelasan dan penegasan dasar hukum
m

ub

(rechtelijke grond) yang menjadi dasar hubungan hukum


serta dasar fakta atau peristiwa (feitelijke grond) yang
ka

terjadi di sekitar hubungan hukum dimaksud.”


ep

61. Mahkamah Agung R.I. dalam Putusannya No. 195 K/AG/1994 tertanggal
ah

20 Oktober 1995 sebagaimana dalam buku M. Ali Boediarto yang berjudul


es

“Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung tentang Hukum


M

Acara Perdata Masa Setengah Abad”, halaman 58, menegaskan tidak


ng

menerima gugatan yang kabur (obscuur libel). Hal ini kami kutip sebagai
on

berikut:
gu

Hal.21 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Menghadapi surat gugatan yang kabur (obscuur libel),

a
maka Hakim menurut hukum acara, seharusnya
memberikan putusan bahwa gugatan tersebut

si
dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan.”

ne
ng
62. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas terbukti
bahwa Gugatan a quo kabur atau tidak jelas (obscuur libel) karena dasar
fakta (feitelijke grond) Gugatan tidak jelas. Oleh karena itu, sudah

do
gu sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan
Para Penggugat tidak dapat diterima.

In
A
C. DALIL-DALIL GUGATAN SALING BERTENTANGAN
ah

63. Para Penggugat pada butir 22, halaman 4 Posita Gugatannya seolah-olah

lik
menyatakan tidak mengetahui jumlah tanggung jawabnya kepada Tergugat
II berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018.
am

ub
64. Namun demikian, Para Penggugat pada butir 23, halaman 4 Posita
ep
Gugatannya mendalilkan dengan jelas bahwa jumlah tanggung jawab
k

Para Penggugat kepada Tergugat II adalah sebesar USD. 5,000,000. Dalil


ah

Para Penggugat tersebut kami kutip sebagai berikut:


R

si
“…menanggung seluruh utang PT.BMJ terhadap

ne
ng

Tergugat-II sebesar US$5.000.000.-…”

do
65. Dalil-dalil Gugatan Para Penggugat tidak konsisten dan saling
gu

bertentangan karena pada butir 22 Posita Gugatannya, Para Penggugat


seolah-olah tidak mengetahui jumlah tanggung jawabnya kepada Tergugat
In
A

II berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018. Namun pada butir 23


Posita Gugatannya, Para Penggugat dapat mencantumkan dengan jelas
ah

lik

bahwa jumlah tanggung jawabnya berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No.


14/2018 adalah sebesar seluruh utang PT BMJ senilai USD. 5,000,000.-.
66. Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dalam bukunya yang berjudul
m

ub

“Hukum Acara Perdata Indonesia”, halaman 75 menegaskan bahwa


ka

pengadilan tidak dapat menerima gugatan yang memuat dalil yang saling
ep

bertentangan, sebagai berikut:


ah

“arti obscuur libel itu sendiri adalah “tulisan yang tidak


terang”. Adapun yang dimaksud adalah gugatan yang
es

berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan


M

satu sama lain (Stein, 1973:94). Pada umumnya,


ng

gugatan yang mengandung obscuur libel berakibat


on

tidak dapat diterimanya gugatan.”


gu

Hal.22 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
67. Pendapat ahli hukum tersebut dikuatkan oleh Mahkamah Agung R.I.

a
dalam Putusan No. 3097 K/Sip/1983 tertanggal 26 Maret 1987 yang kaidah

si
hukumnya dikutip oleh M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul
“Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

ne
ng
Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, halaman 62, sebagai berikut:

do
gu “suatu gugatan yang dalil satu dengan dalil yang
lainnya mengandung pertentangan
dinyatakan gugatan tidak dapat diterima”
haruslah

In
A
68. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Gugatan a quo kabur atau tidak jelas (obscuur libel). Oleh karena itu, sudah
ah

lik
sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan
Para Penggugat tidak dapat diterima.
am

ub
B. DALAM POKOK PERKARA
ep
k

VI. PPARA PENGGUGAT SUDAH TIDAK MEMILIKI KAPASITAS SEBAGAI


ah

PENGGUGAT DALAM PERKARA A QUO SEHINGGA GUGATAN PARA


R

si
PENGGUGAT PATUT DITOLAK

ne
ng

69. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak

do
Gugatan Para Penggugat karena Para Penggugat sudah tidak memiliki
gu

kapasitas sebagai penggugat dalam perkara a quo.


In
A

70. Pada tanggal 16 April 2021, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Semarang
telah mengeluarkan Putusan Pailit yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
ah

lik

“M E N G A D I L I :

1. …;
m

ub

2. …;
3. Menyatakan Para Termohon PKPU:PT Berkat
ka

Manunggal Jaya, Agus Budiharto, Iskandar Poejiono,


ep

dan Wahyu Iskandar, dalam keadaan pailit dengan


segala akibat hukumnya;
ah

4. …”
R

es
M

71. Berdasarkan Putusan Pailit maka Penggugat I saat ini sudah dalam
ng

keadaan PAILIT dengan segala akibat hukumnya. Dengan demikian,


on

Penggugat I demi hukum kehilangan haknya dan tidak berwenang


gu

Hal.23 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya berdasarkan Pasal

a
24 ayat (1) dan Pasal 21 UU Pailit yang kami kutip sebagai berikut:

si
 Pasal 24 ayat (1) UU Pailit

ne
ng
“Debitor demi hukum kehilangan haknya untuk
menguasai dan mengurus kekayaannya yang

do
gu termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan
pernyataan pailit diucapkan.”

In
Pasal 21 UU Pailit
A

“Kepailitan meliputi seluruh kekayaan Debitor pada


ah

lik
saat putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala
sesuatu yang diperoleh selama kepailitan.”
am

ub
72. Oleh karena Penggugat I secara hukum telah kehilangan hak dan tidak
berwenang untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya maka
ep
kedudukan Penggugat I sebagai salah satu debitor pailit berada dibawah
k

pengampuan Kurator. Hal ini didukung oleh pertimbangan majelis hakim


ah

dalam Putusan No. 1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr. sebagai berikut:


R

si
“Menimbang bahwa dengan terbuktinya Penggugat

ne
ng

yang mengajukan sengketa melawan hukum atas


harta dibawah keuasaan Kurator (Tergugat IV)
berdasarkan Putusan Nomor 17/Pdt.Sus-

do
PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst. Tanggal 28 April 2016,
gu

harta yang disengketakan dalam gugatan ini termasuk


dalam budel kepailitan, maka dengan demikian
kedudukan Penggugat dibawah pengampuan
In
A

Kurator (Tergugat IV);”


ah

Dalam perkara yang sama di tingkat Kasasi, Mahkamah Agung dalam


lik

Putusannya No. 250 K/Ag/2018 telah menguatkan putusan judex factie


yang kami kutip sebagai berikut:
m

ub

“Bahwa Pemohon Kasasi sebagai Direktur Utama PT


ka

Rolika Caterindo telah dinyatakan sebagai debitur


ep

pailit dengan putusan pengadilan, maka sesuai


dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang
ah

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan


R

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, demi


hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan
es

mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta


M

pailit, karena obyek sengketa sudah tidak dalam


ng

penguasaan Pemohon Kasasi lagi;”


on
gu

Hal.24 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
73. Selanjutnya, suami atau ISTRI dari debitor pailit yang menikah dalam

a
persatuan harta demi hukum juga berada DALAM KEADAAN PAILIT. Hal

si
ini diatur secara tegas dalam Pasal 23 UU Pailit yang kami kutip sebagai
berikut:

ne
ng
“Debitor Pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dan Pasal 22 meliputi istri atau suami dari Debitor

do
gu Pailit yang menikah dalam persatuan harta.”

In
74. Dalam Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, Penggugat II selaku istri dari
A
Penggugat I telah memberikan persetujuan kepada Penggugat I untuk
menjadi penjamin utang PT BMJ. Hal ini kami kutip sebagai berikut:
ah

lik
Halaman 1 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018
am

ub
“1.- tuan POEI TJIN HWA (WAHYU ISKANDAR),…

menurut keterangannya suami dari-dan dalam hal


ep
ini telah diberi persetujuan oleh isterinya, yaitu
k

nyonya JAUW KING HWA,... berdasarkan Surat


Pernyataan tanggal tujuh (7) Februari duaribu
ah

delapanbelas (2018), dibuat di bawah tangan


R

si
bermaterai cukup, aslinya dilekatkan pada minuta akta
ini;
- keduanya Warga Negara Indonesia (bersama-sama

ne
ng

dengan penerus alas hak, penerima pengalihan yang


diizinkan, dan ahli waris yang sah akan selanjutnya di
dalam Akta ini disebut sebagai “Penanggung”); dan”

do
gu

75. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka jelas bahwa Para Penggugat
menikah dalam persatuan harta. Dengan demikia, Penggugat II juga
In
A

dalam keadaan pailit (debitor pailit) berdasarkan Pasal 23 UU Pailit.


76. Lebih lanjut, objek perkara dalam Gugatan a quo adalah Akta Penjaminan
ah

lik

Pribadi No. 14/2018 yang pada intinya menjamin pembayaran utang PT


BMJ kepada Tergugat II sebagaimana dalam Perjanjian Pinjaman Yang
m

ub

Dapat Dikonversi dengan Utang Pokok US$ 5.000.000. Jaminan atas


pembayaran utang tersebut terkait dengan harta pailit Para Penggugat.
ka

Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) UU Pailit maka seluruh tuntutan hak atau
ep

kewajiban menyangkut harta pailit diajukan oleh Kurator. Pasal tersebut


ah

kami kutip sebagai berikut:


R

es

“Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang


M

menyangkut harta pailit harus diajukan


ng

oleh....Kurator.”
on
gu

Hal.25 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
77. Dengan demikian, apabila debitor pailit sedang berperkara selama proses

a
kepailitan berlangsung maka berdasarkan Pasal 28 ayat (1) UU Pailit,

si
majelis hakim harus menangguhkan perkara agar tergugat dapat
memanggil kurator untuk mengambil alih perkara. Pasal tersebut kami

ne
ng
kutip sebagai berikut:
“Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh Debitor dan
yang sedang berjalan selama kepailitan berlangsung,

do
gu atas permohonan tergugat, perkara harus
ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada
tergugat memanggil Kurator untuk mengambil alih

In
perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh
A
hakim.”
ah

lik
78. Dalam hal ini, Tergugat I dan Tergugat II melalui kuasa hukumnya telah
menyampaikan Surat No. 258/ASP/SH/V/2021 tertanggal 24 Mei 2021
am

ub
kepada Tim Kurator yang pada intinya memohon kepada Tim Kurator untuk
dapat mengambil alih perkara a quo.
79. Kami juga telah menyampaikan Surat No. 260/ASP/SH/V/2021 tertanggal
ep
k

25 Mei 2021 kepada Majelis Hakim perkara a quo yang pada intinya
memohon kepada Majelis Hakim agar menangguhkan perkara guna
ah

R
memanggil Tim Kurator untuk mengambil alih perkara a quo.

si
80. Berdasarkan seluruh uraian di atas maka sudah jelas bahwa Gugatan

ne
ng

Para Penggugat tidak berdasar karena Para Penggugat sudah tidak


memiliki kapasitas sebagai penggugat dalam perkara a quo. Oleh karena
itu, sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menolak Gugatan

do
gu

Para Penggugat.
In
A

VII. GUGATAN PARA PENGGUGAT BERTENTANGAN DENGAN PASAL 243


AYAT (3) UU PAILIT KARENA DIAJUKAN TANPA PERSETUJUAN TIM
ah

lik

PENGURUS PKPU SEHINGGA GUGATAN PARA PENGGUGAT PATUT


DITOLAK
m

ub
ka

81. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak
ep

Gugatan Para Penggugat karena Penggugat I mengajukan Gugatan a quo


ah

TANPA PERSETUJUAN Tim Pengurus PKPU pada saat Penggugat I


R

berada dalam PKPU Sementara. Gugatan Para Penggugat bertentangan


es

dengan Pasal 243 ayat (3) UU Pailit.


M

ng

on
gu

Hal.26 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
82. Pada tanggal 14 September 2020, Majelis Hakim Pengadilan Niaga

a
Semarang telah mengeluarkan Putusan PKPU yang amarnya berbunyi

si
sebagai berikut:

ne
ng
“M E N G A D I L I :
1. …;
2. …;

do
gu 3. Menyatakan Para Termohon PKPU:
3.1. Termohon PKPU I : PT Berkat Manunggal
Jaya,
3.2. Termohon PKPU II : Sdr. Agus Budiharto,

In
A
3.3. Termohon PKPU III : Sdr. Iskandar Poejiono,
3.4. Termohon PKPU IV : Sdr. Wahyu Iskandar,
Berada dalam keadaan Penundaan Kewajiban
ah

lik
Pembayaran Utang (PKPU) Sementara dengan
segala akibat hukumnya selama jangka waktu
paling lama 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak
am

ub
tanggal diucapkannya putusan perkara Permohonan
PKPU a quo Dengan segala akibat hukumnya
4. …
Demikian diputuskan dalam sidang
ep
permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada
k

Pengadilan Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal


ah

14 September 2020…. putusan tersebut pada hari itu


R
juga,…”

si
ne
83. Mohon perhatian Majelis Hakim bahwa Penggugat I mengajukan Gugatan
ng

pada tanggal 17 September 2020, yaitu setelah Penggugat I berada dalam


status PKPU Sementara dengan segala akibat hukumnya berdasarkan

do
gu

Putusan PKPU.
84. Berdasarkan Pasal 243 ayat (3) UU Pailit, debitor PKPU tidak dapat
In
menjadi penggugat tanpa persetujuan dari pengurus. Hal ini kami kutip
A

sebagai berikut:
ah

lik

“Debitor tidak dapat menjadi penggugat atau


tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban
yang menyangkut harta kekayaannya tanpa
m

ub

persetujuan pengurus.”
ka

85. Namun dalam hal ini perkara a quo menyangkut harta kekayaan dari
ep

salah satu dari debitor PKPU (in casu Penggugat I), yaitu Akta Penjaminan
ah

Pribadi No. 14/2018 yang digunakan oleh Penggugat I selaku penjamin


R

utang untuk menjamin pembayaran utang PT BMJ kepada Tergugat II.


es
M

ng

86. Sehubungan dengan gugatan yang diajukan oleh debitur PKPU tapi tanpa
on

persetujuan dari pengurus PKPU maka Majelis Hakim Perkara GLL No. 3,
gu

dimana Penggugat I juga merupakan salah satu penggugat dalam Perkara


d

Hal.27 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
GLL No. 3 tersebut, telah menegaskan sikap menolak gugatan Perkara GLL

a
No. 3 atas pertimbangan-pertimbangan hukum sebagai berikut:

si
 Paragraf kedua dan ketiga, halaman 50 Putusan GLL No. 3

ne
ng
“Menimbang bahwa menurut Majelis
mengenai kedudukan Debitor PKPU dalam

do
gu melaksanakan hak keperdataannya,
sebagaimana diatur dalam Pasal 243 ayat (3) UU
adalah

Kepailitan dan PKPU yakni Debitor dalam perkara

In
mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut harta
A
kekayaannya harus sepersetujuan pengurus.
Menimbang bahwa kemudian apabila secara
fakta dihubungkan keberadaan Debitur dallam pasal
ah

lik
243 (3) UU Kepailitan dan PKPU tersebut dengan fakta
selainnya dari alat bukti yang diajukan oleh Kuasa Para
Penggugat yakni P-1 vide P- 10 dan alat bukti saksi
am

ub
yang menerangkan dibawah sumpah yakni saksi Siti
Yulaikah telah ternyata TIDAK ADA SATUPUN YANG
BERFAKTA PARA PENGGUGAT selaku Debitor
PKPU adalah terdapat persetujuan TERGUGAT
ep
selaku Tim Pengurus PKPU dalam mengajukan
k

Gugatan;”
ah

 Paragraf pertama, halaman 51 Putusan GLL No. 3


R

si
“Menimbang bahwa dengan TIDAK TERPENUHINYA

ne
ng

SYARAT FORMAL DALAM KEDUDUKAN PARA


PENGGUGAT yang Notabene adalah juga Para
Debitur tersebut maka menurut Majelis terhadap

do
gugatan dari Para Penggugat tersebut HARUSLAH
gu

DITOLAK;”

Amar Putusan GLL No. 3


In

A

“M E N G A D I L I :

ah

lik

DALAM POKOK PERKARA


- Menolak Gugatan dari Kuasa Para Penggugat ;

m

ub

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan


Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri, pada hari SENIN, tanggal 15 Maret 2021, oleh
ka

kami, Yogi Arsono, S.H., Kn., M.H., sebagai Hakim


ep

Ketua, Aloysius P Bayuaji, S.H., M.H., dan Muhamad


Yusuf, S.H., M.H…”
ah

87. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Majelis
es
M

Hakim dalam perkara a quo juga merupakan Majelis Hakim dalam Perkara
ng

GLL No. 3.
on
gu

Hal.28 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
88. Berdasarkan seluruh uraian di atas serta demi kepastian hukum agar tidak

a
terdapat putusan-putusan yang saling bertentangan maka kami mohon

si
kepada Majelis Hakim Yang Terhormat agar berkenan memutus perkara a
quo sejalan dengan amar Putusan GLL No. 3 atau menyatakan menolak

ne
ng
Gugatan Para Penggugat bertentangan dengan Pasal 243 ayat (3) UU
Pailit.

do
gu
89. VIII . GUGATAN PARA PENGGUGAT DIAJUKAN TERHADAP
Kami TERGUGAT I TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN HUKUM

In
YANG
A
DENGAN PARA PENGGUGAT SEHINGGA GUGATAN PATUT
DITOLAK
ah

lik
mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak Gugatan
Para Penggugat karena Para Penggugat tidak memiliki hubungan hukum
am

ub
dengan Tergugat I.
90. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan Akta
Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang dibuat antara Penggugat I
ep
k

sebagaimana disetujui oleh Penggugat II dan Tergugat II melalui kuasanya,


ah

yaitu Tergugat I. Namun, Para Penggugat mengajukan Gugatan terhadap


R

si
Sdr. Jati Andrianto (in casu Tergugat I) dalam kapasitas PRIBADI. Hal ini
tercantum pada halaman 1 Gugatan Para Penggugat yang kami kutip

ne
ng

sebagai berikut:

do
“Bahwa Para Penggugat bersama ini berkehendak
gu

mengajukan gugatan terhadap:

JATI ANDRIANTO ; … yang selanjutnya guna


In
A

mudahnya mohon selalu disebut sebagai


------------------------------ TERGUGAT-I
--------------------------------------- dan”
ah

lik

91. Perlu kami sampaikan bahwa Tergugat I tidak memiliki hubungan


m

hukum apapun dengan Para Penggugat yang dilandasi atas Akta


ub

Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Tergugat I dalam Akta Penjaminan


ka

Pribadi No. 14/2018 bertindak dalam kapasitasnya sebagai PENERIMA


ep

KUASA dan BUKAN sebagai pribadi. Hal ini tercantum dalam butir 2,
halaman 1 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang kami kutip sebagai
ah

berikut:
es

“tuan JATI ANDRIANTO,...


M

- menurut keterangannya, penghadap tersebut dalam


ng

hal ini bertindak berdasarkan Surat kuasa tertanggal


enam (6) Februari duaribu delapanbelas (2018), yang
on

aslinya dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa


dari- dan oleh karena itu sah mewakili Direksi untuk
gu

dan atas nama…”


d

Hal.29 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
92. Pasal 1792 dan 1806 KUH Perdata menegaskan bahwa seorang

si
penerima kuasa hanya wakil dari pemberi kuasa untuk melaksanakan
kewenangan sebatas yang tercantum dalam surat kuasa. Penerima kuasa

ne
ng
tidak bertanggungjawab secara pribadi atas hal-hal yang terjadi diluar
kewenangan dalam surat kuasa. Ketentuan hukum tersebut kami kutip

do
gu sebagai berikut:
 Pasal 1792 KUH Perdata

In
A
“Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan
mana seorang memberikan kekuasaan kepada
ah

seorang lain, yang menerimanya, untuk atas

lik
namanya menyelenggarakan suatu urusan.”
am

ub
1 Pasal 1806 KUH Perdata:
“Si kuasa yang telah memberitahukan secara sah
tentang hal kuasanya kepada orang dengan siapa ia
ep
mengadakan suatu perjanjian ke dalam kedudukannya
k

sebagai kuasa itu, tidaklah bertanggung jawab


tentang apa yang terjadi diluar batas kuasa itu,
ah

kecuali jika ia secara pribadi telah mengikatkan diri


R

si
untuk itu.”

ne
ng

93. Selain itu, kami sampaikan bahwa dalam hal pemberian kuasa maka
penerima kuasa yang telah menyampaikan isi kuasanya tidak bertanggung

do
jawab atas hal-hal yang terjadi di luar batas kuasa itu. Hal ini sejalan
gu

dengan pendapat ahli hukum Rachmad Setiawan, S.H., M.H. dalam


bukunya yang berjudul “Hukum Perwakilan dan Kuasa: Suatu
In
A

Perbandingan Hukum Indonesia dan Hukum Belanda Saat Ini”, sebagai


berikut:
ah

lik

 Halaman 1-2

“Perwakilan adalah pelaksanaan suatu tindakan hukum


m

ub

untuk kepentingan atau atas nama orang lain.


… Meskipun dalam kenyataannya siwakil yang berbuat,
ka

namun dalam mata hukum orang yang diwakililah


ep

yang berbuat sehingga orang yang diwakili ini harus


bertanggung jawab secara hukum. Ini merupakan
suatu penyimpangan hukum di mana suatu tindakan
ah

hukum hanya dapat dipertanggung jawabkan oleh orang


R

yang berbuat. Yang bertanggung jawab bukan yang


es

berbuat tetapi orang lain yang diwakilinya.”


M

ng

on
gu

 Halaman 21
d

Hal.30 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Kuasa adalah kewenangan yang diberikan oleh

a
pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk
melakukan tindakan hukum atas nama pemberi kuasa.”

si
Halaman 49

ne

ng
“Penerima kuasa yang telah memberitahukan isi
kuasanya kepada pihak lawan tidak bertanggung jawab
tentang apa yang terjadi di luar batas kuasa itu kecuali

do
gu penerima kuasa kemudian secara pribadi mengikatkan
diri atas tindakan di luar batas kuasanya (Pasal 1806
KUHPerdata).”

In
A
94. Dalam hal ini, Tergugat I hanya bertindak dalam kapasitasnya sebagai
ah

penerima kuasa dari Tergugat II untuk mewakili Tergugat II dalam

lik
penandatanganan Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018.
95. Berdasarkan seluruh uraian di atas maka jelas bahwa Gugatan Para
am

ub
Penggugat tidak berdasar karena tidak ada hubungan hukum antara Para
Penggugat dengan Tergugat I dalam perkara a quo. Oleh karena itu, sudah
ep
sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menolak Gugatan Para
k

Penggugat.
ah

si
96. VIII. K

ne
ng

AAKTA PENJAMINAN PRIBADI NO. 14 TERTANGGAL 19 FEBRUARI 2018 a


ADALAH SAH DAN TELAH MEMENUHI PASAL 1320 KUH PERDATA m
SEHINGGA GUGATAN PARA PENGGUGAT PATUT DITOLAK i

do
gu

mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak Gugatan


Para Penggugat karena Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 adalah
In
A

perjanjian yang sah karena telah memenuhi syarat-syarat dalam Pasal


1320 KUH Perdata dan dibuat dihadapan Notaris dalam bentuk Akta
ah

lik

Notaris.
97. Para Penggugat dalam butir 20, halaman 4 Posita Gugatannya
m

ub

mempermasalahkan mengenai Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang


menurut Para Penggugat tidak mencantumkan jumlah kewajiban
ka

Penggugat I untuk menanggung utang PT BMJ (Dalam Pailit) terhadap


ep

Tergugat II (quod non).


ah

98. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa dalil-dalil Para
R

Penggugat tersebut keliru dan tidak berdasarkan hukum. Hal ini karena
es

Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah memenuhi syarat-syarat dalam


M

ng

Pasal 1320 KUH Perdata. Syarat-syarat tersebut kami kutip sebagai


on

berikut:
gu

“Untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat:


d

Hal.31 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

a
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

R
3. suatu hal tertentu;

si
4. suatu sebab yang halal.”

ne
ng
Pemenuhan syarat-syarat tersebut kami jelaskan di bawah ini.

do
gu
A.

99.
SEPAKAT MEREKA YANG MENGIKATKAN DIRINYA.
Pasal 1320 angka 1 KUH Perdata mengatur bahwa suatu perjanjian harus

In
A
didasari oleh kesepakatan dari masing-masing pihak yang mengikatkan
dirinya. Dalam hal ini, Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah
memenuhi syarat Pasal 1320 angka 1 KUH Perdata karena Penggugat I
ah

lik
dan Tergugat II melalui kuasanya (in casu Tergugat I) telah memberikan
pernyataan kehendak secara tertulis dalam akta otentik, yaitu Akta
am

ub
Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang dibuat dihadapan Notaris Suyanto,
S.H.
ep
100. J. Satrio dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perjanjian”, halaman 128
k

dan 129 berpendapat bahwa kesepakatan terjadi apabila ada pernyataan


ah

kehendak bahwa para pihak menghendaki timbulnya hubungan hukum,


R

si
sebagai berikut:
 Halaman 128

ne
ng

“Orang dikatakan telah memberikan


persetujuanya/sepakatnya (toestemming), kalau orang
memang menghendaki apa yang disepakati.”

do
gu

 Halaman 129
“Kehendak seseorang baru nyata bagi pihak lain, kalau
In
A

kehendak tersebut dinyatakan atau diutarakan. Jadi


perlu ada pernyataan kehendak. Pernyataan tersebut
harus merupakan pernyataan, bahwa ia menghendaki
ah

lik

timbulnya hubungan hukum.”

 Pernyataan kehendak yang dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai


m

ub

cara, salah satunya yaitu dengan membuat akta otentik. Hal ini
ka

sebagaimana dinyatakan oleh J. Satrio dalam bukunya “Hukum


ep

Perjanjian”, halaman 133:


ah

es
M

ng

on
gu

Hal.32 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
101. Dalam perkara a quo, Penggugat I telah menyepakati melalui pernyataan
kehendak secara tertulis dalam akta otentik, yaitu Akta Penjaminan Pribadi
No. 14/2018.
am

ub
102. Majelis Hakim Yang Terhormat, kami sampaikan kembali bahwa Akta
ep
k

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 merupakan akta otentik yang dibuat


dihadapan Notaris Suyanto, S.H. Hal ini sesuai dengan Pasal 1868 KUH
ah

R
Perdata yang kami kutip sebagai berikut:

si
ne
ng

“Suatu akta otentik adalah suatu akta yang dibuat


dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang
oleh atau di hadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.”

do
gu

Hal tersebut juga telah diakui oleh Para Penggugat dalam butir 13,
In
A

halaman 3 Posita Gugatannya yang kami kutip sebagai berikut:

“…membuat AKTA PENANGGUNGAN PERORANGAN


ah

lik

secara notariil pada tanggal 19 Februari 2018 No.14


yang dibuat oleh dan dihadapan Suyanto,SH. Notaris di
Semarang.”
m

ub

103. Pasal 1870 KUH Perdata menegaskan bahwa akta otentik mempunyai
ka

kekuatan pembuktian yang sempurna tentang hal-hal yang tercantum di


ep

dalamnya. Pasal tersebut kami kutip sebagai berikut:


ah

“Suatu akta otentik memberikan di antara para pihak


R

beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang yang


es

mendapatkan hak dari mereka, suatu bukti yang


M

sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya.”


ng

on

104. Kami sampaikan bahwa Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 merupakan
gu

suatu perjanjian penjaminan pribadi. Pasal 1821 KUH Perdata mengatur


d

Hal.33 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa sifat dari penjaminan pribadi adalah accessoir (perjanjian ikutan)

a
dan tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini kami kutip sebagai berikut:

si
“Tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan

ne
ng
pokok yang sah.
...”
105. Dalam perkara a quo, Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 merupakan

do
gu perjanjian accessoir (perjanjian ikutan) atas Perjanjian Pinjaman Yang
Dapat Dikonversi Dengan Utang Pokok Sampai Dengan USD 5,000,000.
Hal ini secara tegas diatur dalam Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018

In
A
yang kami kutip sebagai berikut:
ah

lik
 Halaman 2 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018
“Bahwa:
A. Perjanjian Pinjaman yang Dapat Dikonversikan
am

ub
hingga senilai US$ 5.000.000 (lima juta Dollar
Amerika Serikat) tanggal empatbelas (14)
Februari duaribu delapanbelas (2018) (termasuk
ep
amandemen, perubahan, variasi dan tambahan
k

apapun daripadanya dari waktu ke waktu,


ah

selanjutnya akan disebut sebagai “Perjanjian


R
Pinjaman yang Dapat Dikonversikan”) dibuat oleh

si
dan antara (i) PT Berkat Manunggal Jaya sebagai
Penerima Pinjaman, (ii) Asian Energy Hydro Power

ne
ng

Pte. Ltd. sebagai Pemberi Pinjaman, dan (iii)


Penanggung dan para penanggung lain sebagai
Para Penyedia Jaminan (sebagaimana

do
gu

didefinisikan di bawah ini), telah disetujui


pemberian suatu fasilitas pinjaman kepada
Penerima Pinjaman dengan syarat dan ketentuan
In
sebagaimana dicantumkan dalam perjanjian
A

tersebut.”
ah

lik

 Halaman 3 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


“Perjanjian Pinjaman yang Dapat Dikonversikan yang
m

ub

menyatakan antara lain, pemberian penanggungan


oleh Penanggung untuk kepentingan Pemberi
Pinjaman, untuk menjamin pembayaran dan
ka

pelunasan dari Kewajiban-Kewajiban yang Dijamin


ep

(sebagaimana didefinisikan di bawah ini) yang mana


salah satu jaminan yang telah disepakati tersebut
adalah pemberian penanggungan perorang
ah

berdasarkan Akta ini.”


R

es
M

106. Berdasarkan seluruh uraian di atas dan karena Akta Penjaminan Pribadi
ng

No. 14/2018 adalah akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian yang
on

sempurna maka jelas bahwa syarat dalam Pasal 1320 KUH Perdata angka
gu

Hal.34 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1 telah terpenuhi karena Penggugat I telah memberikan pernyataan

a
kehendak secara tegas melalui Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018.

si
B. KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT SUATU PERIKATAN

ne
ng
107. Pasal 1320 angka 2 mensyaratkan adanya kecakapan para pihak untuk
membuat suatu perikatan. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat

do
gu bahwa pada saat Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 dibuat, yaitu pada
tanggal 19 Februari 2018, ketentuan ayat ini sudah terpenuhi karena

In
Penggugat I, Tergugat I sebagai kuasa dari Tergugat II dan Tergugat II
A
cakap untuk membuat suatu perikatan dan Penggugat I telah memperoleh
persetujuan dari Penggugat II selaku istrinya yang menikah dalam
ah

lik
persatuan harta. Hal tersebut terbukti dengan adanya Surat Pernyataan
tertanggal 7 Februari 2018 sebagaimana tercantum dalam Akta Penjaminan
am

ub
Pribadi No. 14/2018

108. Selanjutnya, Pasal 1329 KUH Perdata menyatakan bahwa pada dasarnya
ep
k

setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan selama undang-


undang tidak menyatakan sebaliknya. Hal ini kami kutip sebagai berikut:
ah

R
“Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-

si
perikatan, jika ia oleh undang-undang tidak dinyatakan
tak cakap.”

ne
ng

109. Pasal 1330 KUH Perdata menyebutkan kategori orang yang dianggap

do
tidak cakap untuk membuat perjanjian sebagai berikut:
gu

“Tak cakap untuk membuat perjanjian adalah:


1. Orang-orang yang belum dewasa;
In
2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan;
A

3. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang


ditetapkan oleh undang-undang, dan pada
ah

umumnya semua orang kepada siapa undang-


lik

undang telah melarang membuat perjanjian


tertentu.”
m

ub

110. Terkait syarat kecakapan yang pertama. Pasal 330 KUH Perdata
ka

menyatakan secara tegas bahwa mereka yang belum dewasa adalah orang
ep

yang belum genap berumur 21 tahun dan belum menikah. Hal tersebut
ah

kami kutip sebagai berikut:


R

es

“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai


M

ng

umur genap dua puluh satu tahun, dan tidak lebih


dahulu telah kawin.”
on
gu

Hal.35 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
111. Selanjutnya, terkait syarat kecakapan yang kedua. Berdasarkan ketentuan

a
terkait pengampuan yang diatur dalam Pasal 436 jo. 446 KUH Perdata

si
maka jelas bahwa para pihak yang menandatangani Akta Penjaminan
Pribadi No. 14/2018 tidak berada dibawah pengampuan pada saat

ne
ng
pembuatan akta tersebut. Pengampuan harus diputus/ditetapkan terlebih
dahulu dalam suatu putusan/penetapan pengadilan negeri. Pasal-pasal

do
gu tersebut kami kutip sebagai berikut:
 Pasal 436 KUH Perdata
“Segala permintaan akan pengampuan, harus

In
A
dimajukan kepada Pengadilan Negeri, yang mana
dalam daerah hukumnya orang yang dimintakan
pengampuannya berdiam.”
ah

lik
 Pasal 446 KUH Perdata
am

ub
“Pengampuan mulai berjalan terhitung semenjak
putusan atau penetapan diucapkan.”
ep
112. Lebih lanjut, terkait syarat kecakapan yang ketiga. Syarat ini tidak relevan
k

dalam perkara a quo karena para pihak yang menandatangani Akta


ah

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 tidak termasuk dalam kriteria tersebut.


R

si
Lagipula, Pasal 108 KUH Perdata yang merupakan penjelasan dari syarat
kecakapan yang ketiga sudah dikesampingkan dalam Surat Edaran

ne
ng

Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1963 tertanggal 5 September 1963 tentang


Gagasan mengganggap Burgelijk Wetboek tidak sebagai Undang-Undang.

do
gu

113. Dalam Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, para pihak yang terlibat
dalam perjanjian adalah Tergugat II yang diwakili oleh Tergugat I serta
In
A

Penggugat I dan Penggugat II selaku istri dari Penggugat I. Hal ini kami
kutip sebagai berikut:
ah

lik

Halaman 1 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018

“1.-tuan POEI TJIN HWA (WAHYU ISKANDAR),…


m

ub

- menurut keterangannya suami dari- dan dalam hal ini


telah diberi persetujuan oleh isterinya yaitu, nyonya Ny.
ka

JAUW KING HWA,...


ep

2. -tuan JATI ANDRIANTO,…


ah

- menurut keterangannya, penghadap tersebut dalam


R

hal ini bertindak berdasarkan Surat kuasa tertanggal


enam (6) Februari duaribu delapanbelas (2018), yang
es

aslinya dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa


M

dari- dan oleh karena itu sah mewakili Direksi untuk


ng

dan atas nama ASIAN ENERGY HYDRO POWER


on

PTE. LTD., suatu perusahaan yang didirikan menurut


dan berdasarkan hukum Negara Republik Singapura,
gu

…”
d

Hal.36 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
114. Berdasarkan Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 maka jelas bahwa

si
Penggugat I, Penggugat II dan Tergugat I selaku kuasa dari Tergugat II
merupakan pihak yang cakap hukum karena para pihak merupakan orang

ne
ng
yang telah dewasa dan tidak sedang dibawah pengampuan pada saat
penandatanganan akta tersebut sehingga berhak dan berwenang untuk

do
gu menandatangani Akta Penjaminan
Penggugat I telah mendapatkan persetujuan dari pihak Penggugat II selaku
Pribadi No. 14/2018. Bahkan,

In
istrinya yang menikah dalam persatuan harta.
A
115. Selanjutnya, Tergugat II merupakan suatu perusahaan yang didirikan
menurut dan berdasarkan hukum Negara Republik Singapura sehingga
ah

lik
berhak untuk melakukan tindakan hukum atau menjadi subjek hubungan
hukum.
am

ub
116. Berdasarkan seluruh uraian di atas dan karena Akta Penjaminan Pribadi
No. 14/2018 adalah akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian yang
sempurna maka jelas bahwa syarat dalam Pasal 1320 angka 2 KUH
ep
k

Perdata telah terpenuhi karena para pihak dalam Akta Penjaminan Pribadi
ah

No. 14/2018 adalah pihak yang cakap hukum pada saat penandatanganan
R

si
akta tersebut dan oleh karena itu berhak untuk melakukan tindakan hukum
atau menjadi subjek dalam suatu hubungan hukum.

ne
ng

C. SUATU HAL TERTENTU

do
117. Pasal 1320 angka 3 KUH Perdata hanya mensyaratkan adanya suatu hal
gu

tertentu dalam perjanjian. Dalam hal ini, Akta Penjaminan Pribadi No.
14/2018 telah memenuhi unsur ‘suatu hal tertentu’ karena jelas dan sudah
In
A

tertentu objek perjanjiannya, yaitu jaminan pembayaran seluruh utang PT


BMJ terhadap Tergugat II berdasarkan Perjanjian Pinjaman Yang
ah

lik

Dikonversi US$ 5.000.000.


118. Ketentuan lebih lanjut terkait dengan frasa suatu hal tertentu tersebut
diatur dalam Pasal 1333 dan 1334 KUH Perdata. Hal ini kami kutip sebagai
m

ub

berikut:
ka

 Pasal 1333 KUH Perdata


ep

“Suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok


suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya.
ah

Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak


R

tentu, asal saja jumlah itu terkemudian dapat


ditentukan atau dihitung.”
es
M

ng

 Pasal 1334 KUH Perdata


on

“Barang-barang yang baru akan ada dikemudian hari


dapat menjadi pokok suatu perjanjian.
gu

…”
d

Hal.37 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
119. J. Satrio dalam bukunya “Hukum Perjanjian” halaman 293 s.d. 294

si
menguraikan lebih rinci atas syarat ‘suatu hal tertentu’ yang diatur dalam
Pasal 1333 dan 1334 KUH Perdata, yaitu yang dimaksud dengan ‘suatu hal

ne
ng
tertentu’ dalam perjanjian adalah ditentukan jenis prestasi yang
merupakan pokok perjanjian tersebut, misalnya untuk memberikan

do
gu sesuatu, untuk melakukan atau untuk tidak melakukan sesuatu. Hal ini
kami kutip sebagai berikut:

In
“Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan "hal
A
tertentu," kita perlu melihat kepada Pasal 1333 dan
1334,….
ah

lik
Dalam Pasal 1333 dikatakan, bahwa suatu persetujuan
harus mempunyai sebagai pokok suatu benda (zaak)
yang paling sedikit ditentukan jenisnya.
am

ub
Objek perjanjian adalah prestasi yang menjadi pokok
perjanjian yang bersangkutan. Ia merupakan suatu
perilaku (handeling) tertentu, bisa berupa memberikan
ep
sesuatu, melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
k

Kalau pasal 1332 dan 1333 berbicara tentang “Zaak


yang menjadi objek daripada perjanjian” maka
ah

“zaak” di sana adalah objek perjanjian itu sendiri.


R

si
Zaak dalam arti seperti ini hanya mungkin untuk
perjanjian yang prestasinya adalah untuk
memberikan sesuatu; bagi perjanjian untuk

ne
ng

melakukan atau tidak melakukan sesuatu tidak


mungkin. Itulah sebabnya, bahwa lebih cocok kalau
kita artikan “objek perjanjian” adalah prestasi yang

do
menjadi pokok perjanjian.”
gu

120. Dalam hal ini Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah secara jelas dan
In
A

terang menentukan ‘hal tertentu’ atau objek dari Akta Penjaminan


Pribadi No. 14/2018, yaitu Penggugat I menjamin pelunasan
ah

lik

pembayaran kewajiban utang PT BMJ terhadap Tergugat II berdasarkan


Perjanjian Pinjaman Yang Dikonversi US$ 5.000.000,- baik secara
tanggung renteng atau dalam kapasitas lain apa pun juga. Hal tersebut
m

ub

sebagaimana kami kutip sebagai berikut:


ka

 Pasal 2.1. Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


ep

“Penanggung dengan ini secara mutlak, tidak dapat


ah

ditarik kembali, dan tanpa syarat:


a) menanggung pelaksanaan Kewajiban-Kewajiban
R

yang Dijamin secara sesuai dan tepat waktu


es

berdasarkan Perjanjian Pinjaman yang Dapat


M

ng

Dikonversikan dan membebaskan Pemberi


Pinjaman dari setiap kerugian yang mungkin
on

dialaminya sebagai akibat dari kegagalan


Penerima Pinjaman untuk melaksanakan
gu

Hal.38 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pinjaman

a
yang Dapat Dikonversikan; dan

R
b) mengikatkan diri kepada Pemberi Pinjaman bahwa

si
apabila dan setiap saat Penerima Pinjaman tidak
melakukan pembayaran atau melepaskan atau

ne
ng
melaksanakan secara tepat waktu seluruh atau
suatu bagian dari Kewajiban-Kewajiban yang
Dijamin berdasarkan Perjanjian Pinjaman yang

do
gu Dapat Dikonversikan, Penanggung secara
tanggung renteng dengan Penerima pinjaman dan
Penanggung Lain segera setelah menerima

In
permintaan tertulis (“Permintaan)” harus membayar
A
atau melepaskan jumlah yang belum dibayar
atau melaksanakan Kewajiban-Kewajiban yang
ah

lik
Dijamin yang belum dilaksanakan tersebut.”

 Pasal 2.3. Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


am

ub
“Dalam hal Penanggung gagal untuk membayar
Kewajiban-Kewajiban yang Dijamin secara penuh
ep
dan/atau dalam waktu sebagaimana ditentukan di
k

dalam Permintaan, Penanggung secara tanggung


renteng dengan Penerima Pinjaman dan Penanggung
ah

Lain berkewajiban untuk membayar, dan Pemberi


R

si
Pinjaman berhak untuk menuntut, bunga atas setiap
jumlah yang belum dibayar dengan tingkat suku
bunga yang diatur di dalam Perjanjian Pinjaman yang

ne
ng

Dapat Dikonversikan sejak tanggal Permintaan sampai


dengan jumlah belum dibayar tersebut bersama
dengan bunga daripadanya dibayar secara penuh.”

do
gu

 Pasal 1.1 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


In
A

“”…
Kewajiban-Kewajiban yang Dijamin” berarti semua
kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab pada saat
ah

ini dan di masa yang akan datang (baik aktual


lik

maupun akan ada di masa yang akan datang dan


baik terutang secara tanggung renteng atau dalam
kapasitas lain apa pun juga) dari setiap Obligor
m

ub

kepada Pemberi Pinjaman berdasarkan setiap


Dokumen-Dokumen Pembiayaan.
…”
ka

ep

121. J. Satrio dalam bukunya “Hukum Perjanjian” halaman 296 s.d. 297
ah

menyatakan bahwa ‘hal tertentu’ tersebut tidak harus sudah ditentukan


R

jumlahnya sejak awal asalkan jenisnya sudah ditentukan dan


es
M

jumlahnya dapat ditentukan dikemudian hari. Hal ini kami kutip sebagai
ng

berikut:
on
gu

Hal.39 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Prestasi tersebut harus tertentu, atau paling sedikit

a
ditentukan jenisnya (pasal 1333 ayat 1). Kalau
objeknya tidak tertentu, bagaimana orang dapat

si
menuntut pemenuhan haknya dan melunasi
kewajibannya?

ne
ng
Seperti yang dikatakan di atas, benda tersebut tidak
perlu sejak semula harus secara individual tertentu,
juga jumlahnya tidak harus sejak semula sudah

do
gu tertentu, asal jenisnya sudah ditentukan dan asal
dikemudian hari jumlah tersebut bisa ditentukan
atau dihitung (pasal 1333 ayat 2 B.W.). Dengan
demikian syaratnya adalah bahwa paling tidak:

In
A
a. Jenis zaak harus tertentu dan
b. Jumlahnya dapat ditentukan (dikemudian
ah

lik
hari).“
am

122. Berdasarkan ketentuan hukum dan pendapat para ahli tersebut maka

ub
jelas bahwa tidak ada keharusan untuk mencantumkan dengan spesifik
nominal kewajiban Penggugat I sebagai penjamin utang dalam Akta
ep
k

Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Sedangkan, ‘hal tertentu’ yang wajib


dicantumkan dalam perjanjian sudah dimuat dan ditegaskan dalam Akta
ah

R
Penjaminan Pribadi No. 14/2018, yaitu: kewajiban dari Penggugat I untuk

si
menjamin dan membayar kewajiban utang PT BMJ kepada Tergugat II

ne
ng

berdasarkan Perjanjian Pinjaman Yang Dikonversi US$ 5.000.000,-


apabila di kemudian hari PT BMJ tidak dapat melaksanakan kewajiban
pembayarannya kepada Tergugat II berdasarkan perjanjian tersebut.

do
gu

123. Berdasarkan seluruh uraian di atas dan karena Akta Penjaminan Pribadi
No. 14/2018 adalah akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian yang
In
A

sempurna maka jelas bahwa Gugatan Para Penggugat keliru dan tidak
berdasar karena objek perjanjian dari Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018
sudah jelas dan sudah ditentukan. Dengan demikian, Akta Penjaminan
ah

lik

Pribadi No. 14/2018 telah memenuhi syarat dalam Pasal 1320 angka 3
KUH Perdata.
m

ub

D. SUATU SEBAB YANG HALAL


ka

ep

124. Pasal 1320 angka 4 KUH Perdata mensyaratkan ‘suatu sebab yang halal’
dalam perjanjian. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa
ah

Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah memenuhi ketentuan ini tujuan
R

akta tersebut, yaitu pemberian penjaminan pribadi yang merupakan pranata


es
M

hukum jaminan yang berlaku di Indonesia dan memang diatur dalam


ng

peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia, yaitu Pasal 1820


on

hingga Pasal 1850 KUH Perdata.


gu

Hal.40 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
125. Pasal 1335 jo. Pasal 1336 jo. Pasal 1337 KUH Perdata mengatur bahwa

a
suatu sebab dilarang apabila hal tersebut dilarang oleh undang-undang

si
atau apabila berlawan dengan kesusilaan. Perjanjian yang tidak memiliki
sebab atau dibuat karena sebab yang palsu atau terlarang adalah

ne
ng
perjanjian yang tidak mempunyai kekuatan. Hal tersebut kami kutip sebagai
berikut:

do
gu  Pasal 1335 KUH Perdata

“Suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat


karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak

In
A
mempunyai kekuatan.”

 Pasal 1337 KUH Perdata


ah

lik
“Suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh
undang-undang, atau apabila berlawan dengan
am

kesusilaan baik atau ketertiban umum.”

126. Berdasarkan uraian tersebut

ub
maka suatu perjanjian tidak boleh
ep
k

mengandung suatu sebab yang terlarang atau bertentang dengan undang-


undang, bertentangan dengan kesusilaan maupun bertentangan dengan
ah

R
ketertiban umum. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hardijan Rusli,

si
S.H. dalam bukunya yang berjudul ‘Hukum Perjanjian Indonesia dan

ne
ng

Common Law’, halaman 98-100 yang menyatakan sebagai berikut:


“Salah satu syarat sahnya suatu perjanjian adalah
Sebab Yang Halal dan Pengertian Sebab Yang Halal,

do
adalah:
gu

c. Sebab yang tidak terlarang atau tidak bertentangan


dengan undang-undang;
d. Sebab yang sesuai dengan kesusilaan baik;
In
A

e. Sebab yang sesuai dengan ketertiban umum


(Pasal 1337 KUHPer)”
ah

lik

127. Dalam perkara a quo, Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 adalah
perjanjian jaminan pribadi dari Penggugat atas pembayaran utang PT BMJ
m

ub

kepada Tergugat II yang timbul dari Perjanjian Yang Dapat Dikonversi US$
5.000.000,-. Hal ini kami kutip sebagai berikut:
ka

ep

 Pasal 2.1. a Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018


ah

”menanggung pelaksanaan Kewajiban-Kewajiban yang


Dijamin secara sesuai dan tepat waktu berdasarkan
R

Perjanjian yang Dapat Dikonversikan dan


es

membebaskan Pemberi Pinjaman dari setiap kerugian


M

yang mungkin dialaminya sebagai akibat dari


ng

kegagalan Penerima Pinjaman untuk melaksanakan


on

kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pinjaman Yang


Dapat Dikonversi dengan Utang Pokok US$
gu

5.000.000,-…”
d

Hal.41 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 1.1 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018

R

si
“”…

ne
ng
Kewajiban-Kewajiban yang Dijamin” berarti semua
kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab pada saat
ini dan di masa yang akan datang (baik aktual
maupun akan ada di masa yang akan datang dan

do
gu baik terutang secara tanggung renteng atau dalam
kapasitas lain apa pun juga) dari setiap Obligor
kepada Pemberi Pinjaman berdasarkan setiap

In
Dokumen-Dokumen Pembiayaan.
A
…”
ah

lik
128. Dalam hal ini perjanjian penjaminan utang merupakan sebab yang tidak
dilarang bahkan diatur secara khusus dalam Pasal 1820 s.d. 1850 KUH
am

ub
Perdata. Berikut ini kami kutip ketentuan yang relevan:
 Pasal 1820 KUH Perdata ep
“Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
k

seorang pihak ke tiga, guna kepentingan si berpiutang,


mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan manakala
ah

orang ini sendiri tidak memenuhinya.”


R

si
 Pasal 1825 KUH Perdata

ne
ng

“Penanggungan yang tak terbatas untuk suatu


perikatan pokok, meliputi segala akibat utangnya,

do
bahkan terhitung biaya-biaya gugatan yang dimajukan
gu

terhadap si berutang utama, dan terhitung pula segala


biaya yang dikeluarkan setelah si penanggung utang
diperingatkan tentang itu.”
In
A

129. Berdasarkan seluruh uraian di atas dan karena Akta Penjaminan Pribadi
ah

lik

No. 14/2018 adalah akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian yang
sempurna maka jelas bahwa Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah
memenuhi syarat dalam Pasal 1320 angka 4 KUH Perdata.
m

ub

130. Dengan demikian, berdasarkan seluruh ketentuan hukum, doktrin dan


ka

ep

uraian di atas maka jelas bahwa Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 telah
memenuhi seluruh syarat dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Oleh karena itu,
ah

berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata maka Akta Penjaminan Pribadi No.
R

14/2018 adalah sah dan berlaku mengikat sebagai undang-undang bagi


es
M

Para Penggugat dan Tergugat II. Pasal tersebut kami kutip sebagai berikut:
ng

on

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku


sebagai undang-undang bagi mereka uang
gu

membuatnya.”
d

Hal.42 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
131. Oleh karena itu maka jelas bahwa Gugatan Para Penggugat keliru dan

si
tidak berdasar. Sehingga sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat
menolak Gugatan Para Penggugat.

ne
ng
IX. GGUGATAN PARA PENGGUGAT BERTENTANGAN DENGAN

do
gu PASAL 163 HIR DAN PASAL 1865 KUH PERDATA KARENA
TIDAK DIDUKUNG OLEH ALAT BUKTI APAPUN SEHINGGA

In
A
GUGATAN PARA PENGGUGAT PATUT DITOLAK
ah

lik
132. Kami mohon Majelis Hakim Yang Terhormat menolak Gugatan Para
am

Penggugat karena Para Penggugat tidak mengajukan alat bukti apapun

ub
untuk membuktikan dalil-dalil Gugatannya.
133. Pasal 163 HIR secara tegas menyatakan bahwa:
ep
k

“Barang siapa, yang menyatakan ia mempunyai hak,


atau ia menyebutkan suatu perbuatan untuk
ah

menguatkan haknya itu, atau untuk membantah hak


R
orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya

si
hak itu atau adanya kejadian itu”.

ne
ng

Selanjutnya, Pasal 1865 KUH Perdata menyatakan bahwa:


“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai

do
sesuatu hak, atau, guna meneguhkan haknya sendiri
gu

maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk


pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya
hak atau peristiwa tersebut.”
In
A

Berdasarkan ketentuan Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Perdata di
ah

lik

atas, terdapat prinsip bahwa “siapa yang mendalilkan, maka ia harus


membuktikan”. Oleh karena itu, Para Penggugat dalam perkara a quo
WAJIB untuk membuktikan dalilnya dengan mengajukan alat bukti yang
m

ub

sah.
ka

134. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan keabsahan Akta


ep

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang menurut Para Penggugat tidak


memenuhi syarat ‘suatu hal tertentu’ karena Para Penggugat merasa tidak
ah

mengetahui jumlah kewajibannya kepada Tergugat II.


es

135. Namun Para Penggugat tidak menyampaikan alat bukti apapun untuk
M

membuktikan dalilnya tersebut. Bahkan Para Penggugat pada butir 23,


ng

halaman 4 Posita Gugatannya dapat menyebutkan dengan jelas bahwa


on

jumlah kewajibannya Para Penggugat kepada Tergugat II adalah sebesar


gu

Hal.43 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
USD. 5,000,000 sebagaimana yang kami uraikan pada Poin V Bagian

a
Eksepsi dari Jawaban ini.

si
136. Ketentuan Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Perdata merupakan
ketentuan yang BERSIFAT MEMAKSA dan seharusnya wajib dipenuhi dan

ne
ng
dipatuhi oleh Para Penggugat. Akan tetapi, Para Penggugat justru terbukti
melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat memaksa ini.

do
gu
137. Gugatan Para Penggugat jelas bertentangan dengan ketentuan Pasal 163
HIR dan Pasal 1865 KUH Perdata, dengan demikian, sudah sepatutnya
Majelis Hakim Yang Terhormat menolak Gugatan Para Penggugat untuk

In
A
seluruhnya.
ah

Berdasarkan alasan-alasan, fakta-fakta, bukti-bukti dan dasar-dasar hukum di

lik
atas maka dengan ini Tergugat I dan Tergugat II memohon kepada Majelis Hakim
pada Pengadilan Negeri Semarang Yang Terhormat agar berkenan memberikan
am

ub
putusan sebagai berikut:
ep
MENGADILI:
k
ah

I. DALAM EKSEPSI
R

si
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk
seluruhnya.

ne
ng

2. Menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.


3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

do
gu

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
In
A

2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.


Atau,
ah

lik

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aquo et bono).
m

ub

Menimbang bahwa bahwa selanjutnya telah terjadi jawab menjawab


ka

di mana pihak Penggugat telah mengajukan repliknya tertanggal 05 Juli 2021


ep

selanjutnya di tanggapi oleh pihak para Tergugat dalam dupliknya tertanggal 26


ah

Juli 2021 Replik Penggugat dan Duplik Tergugat sebagaimana terlampir dalam
R

berkas perkara yang untuk menyingkat redaksi harus di pandang sebagai telah
es

termuat dan menjadi pertimbangan putusan ini.


M

ng

Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya penggugat


on

telah mengajukan bukti surat telah di cocokan dengan aslinya /copy dan telah di
beri materai cukup berupa :
gu

Hal.44 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Fotokopi dari fotokopi Akta Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi

a
dengan utang pokok sampai dengan US$5.000.000 (lima juta dolar) tanggal

si
14 Februari 2018 antara PT. Berkat Manunggal Jaya (Agus Budiharto,
Iskandar Pejiono dan Wahyu Iskandar/Penggugat I) dengan Tergugat II,

ne
ng
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-1;
2. Asli dan Foto copy Akta Penanggungan perorangan No. 14 tangggal 19

do
gu Februari 2018 yang dibuat oleh dan dihadapan Suyanto, S.H Notaris di
Semarang, tentang penanggungan hutang sebesar US$5.000.000 (lima juta
dollar Amerika) antara Penggugat dengan Tergugat, selanjutnya pada

In
A
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda P-2;
3. Asli dan Foto copy Akta Penanggungan perorangan No. 41 tangggal 14
ah

lik
Februari 2018 yang dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri, S.H Notaris di
Jakarta Selatan, tentang penanggungan hutang sebesar US$5.000.000
am

ub
(lima juta dollar Amerika) antara Para Tergugat dengan Agus Budiharto,
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tandai P-3;
4. Asli dan Foto copy Akta Penanggungan perorangan No. 14 tangggal 19
ep
k

Februari 2018 yang dibuat oleh dan dihadapan Dedy Syamri, S.H Notaris di
Jakarta Selatan, tentang penanggungan hutang sebesar US$5.000.000
ah

R
(lima juta dollar Amerika) antara Penggugat dengan Iskandar Poejiono,

si
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tandai P-4;

ne
ng

5. Asli dan Fotokopi Akta Notaris No. 21 tanggal 29 Agustus 2019 Tentang
Risalah Rapat yang menunjukkan Penggugat-I sebagai pemegang 20%
saham PT. Berkat Manunggal Jaya, selanjutnya pada fotokopi bukti surat

do
gu

tersebut diberi tandai P-5;


6. Asli dan fotokopi Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
In
A

Republik Indonesia Nomor AHU-0072327.AH.01.02.tahun 2019 tentang


Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT. Berkat
ah

Manunggal Jaya tanggal 19 September 2019, selanjutnya pada fotokopi


lik

bukti surat tersebut diberi tanda P – 6;


m

ub

Menimbang bahwa selain bukti surat, Penggugat tidak mengajukan


bukti saksi;
ka

ep

Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil sangkalannya Tergugat I


dan Tergugat II telah mengajukan bukti surat dan telah di cocokan dengan
ah

aslinya /copy serta telah di beri materai yang cukup berupa :


R

es

1. Asli dan fotokopi Surat Kuasa Tergugat II tertanggal 17 Maret 2021,


M

selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 1;


ng

2. Printout dan fotokopi dari laman JDIH BPK-RI Lampiran Peraturan Menteri
on

Luar Negeri No. 3 Tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar
gu

Negeri Oleh Pemerintah Daerah


d

Hal.45 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139346/permenlu-no-3-tahun-2019).

a
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 2;

si
3. Asli dan fotokopi dari Buku M. Yahya Harahap “Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan

ne
ng
Pengadilan” halaman 24-25 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). selanjutnya
pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 3;

do
gu4. Asli dan fotokopi dari Putusan No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg.
tertanggal 14 September 2020 (“Putusan PKPU”), selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 4;

In
A
5. Printout dan fotokopi dari Tangkapan layar Sistem Informasi Penelusuran
Perkara Pengadilan Negeri Semarang tertanggal 28 Juni 2021
ah

lik
(http://sipp.pn-semarangkota.go.id/list_perkara/search ). selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 5;
am

ub
6. Asli dan fotokopi Akta Penanggungan perorangan No. 14 tanggal 19
Februari 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Suyanto, S.H (Akta
Penjaminan Pribadi No. 14/2018), selanjutnya pada fotokopi bukti surat
ep
k

tersebut diberi tanda T. I dan II - 6;


7. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan No.
ah

R
28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 14 September 2020 (“Putusan

si
PKPU”). selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan

ne
ng

II - 7;
8. Asli dan fotokopi Putusan No. 3/Pdt.Sus-Gugatan Lain-lain/2021/PN.Smg.
jo. No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 16 Maret 2021.

do
gu

(“Putusan GLL No. 3”), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut
diberi tanda T. I dan II - 8;
In
A

9. Fotokopi dari fotokopi Putusan No. 250 K/AG/2018 tertanggal 18 April


2018, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II -
ah

9;
lik

10. Fotokopi dari fotokopi Putusan No. 144/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. tertanggal 24


Juli 2017 selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I
m

ub

dan II - 10;
11. Fotokopi dari fotokopi Putusan No. 1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr. tertanggal 28
ka

ep

Februari 2017, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda
T. I dan II - 11;
ah

12. Asli dan fotokopi dari Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara
R

Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan


es
M

Putusan Pengadilan”, halaman 438 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).


ng

selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 12;
on

13. Asli dan fotokopi Surat Tim Kurator No. 087/TimKurator-8.Pdt.Sus-


gu

Pailit/2021.PN.Smg/VII/2021 tertanggal 7 Juli 2021 perihal ‘Pemberitahuan


d

Hal.46 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Putusan Pailit PT. Berkat Manunggal Jaya, Agus Budiharto, Iskandar

a
Poejiono, dan Wahyu Iskandar (Dalam Pailit) dan Pencabutan Gugatan No.

si
400/Pdt.G/2020/PN.Smg, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut
diberi tanda T. I dan II – 13;

ne
ng
14. Asli dan fotokopi Akta Penjaminan Pribadi No, 14/2018, selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 14;

do
gu15. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan”, halaman 112 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), selanjutnya pada

In
A
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 15;
16. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
ah

lik
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan”, halaman 113. selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut
am

ub
diberi tanda T. I dan II - 16;
17. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan No.
27/Pdt.G/2017/PN.Kag. tertanggal 28 Maret 2018. selanjutnya pada
ep
k

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 17;


18. Printout dan fotokopi dari lamah Mahkamah Agung Putusan MARI No 1260
ah

R
K/Sip/1980 tertanggal 31 Maret 1982, selanjutnya pada fotokopi bukti surat

si
tersebut diberi tanda T. I dan II - 18;

ne
ng

19. Asli dan fotokopi (Putusan PKPU). selanjutnya pada fotokopi bukti surat
tersebut diberi tanda T. I dan II - 19;
20. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata

do
gu

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan


Pengadilan”, halaman 20 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). selanjutnya pada
In
A

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 20;


21. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan GLL No. 3,
ah

halaman 50 dan 51). selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi
lik

tanda T. I dan II - 21;


22. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
m

ub

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan


Pengadilan”, halaman 437 dan 438 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005)
ka

ep

selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 22;
23. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
ah

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan


R

Pengadilan”, halaman 21 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). selanjutnya pada


es
M

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 23;


ng

24. Asli dan fotokopi (Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018). selanjutnya pada
on

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 24;


gu

25. Asli dan fotokopi Replik Para Penggugat tertanggal 5 Juli 2021 selanjutnya
d

Hal.47 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 25;

a
26. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata

si
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan”, halaman 439 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). selanjutnya pada

ne
ng
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 26;
27. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata

do
gu tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan”, halaman 112 dan 113 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 27;

In
A
28. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan MARI No.
2872 K/Pdt/1998 tertanggal 29 Desember 1998 sebagaimana dalam buku
ah

lik
M. Ali Boediarto “Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung
tentang Hukum Acara Perdata Masa Setengah Abad”, halaman 61 dan 62
am

ub
(Jakarta: Swara Justitia, 2005). selanjutnya pada fotokopi bukti surat
tersebut diberi tanda T. I dan II - 28;
29. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan MARI No.
ep
k

1642 K/Pdt/2005 tertanggal 27 Februari 2009 selanjutnya pada fotokopi


bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 29;
ah

R
30. Asli dan fotokopi Replik Para Penggugat tertanggal 5 Juli 2021 selanjutnya

si
pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 30;

ne
ng

31. Asli dan fotokopi Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan”, halaman 448 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005) selanjutnya pada

do
gu

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 31;


32. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan MARI No. 52
In
A

K/Pdt.Sus/2008 tertanggal 3 September 2008. selanjutnya pada fotokopi


bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 32;
ah

33. Putusan No. 92/Pdt.G/2016/PN.SDA tertanggal 17 November 2016.


lik

selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 33;
34. Buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,
m

ub

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, halaman


58 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). selanjutnya pada fotokopi bukti surat
ka

ep

tersebut diberi tanda T. I dan II - 34;


35. Putusan MARI No. 195 K/AG/1994 tertanggal 20 Oktober 1995
ah

sebagaimana dalam buku M. Ali Boediarto “Kompilasi Kaidah Hukum


R

Putusan Mahkamah Agung tentang Hukum Acara Perdata Masa Setengah


es
M

Abad”, halaman 58 (Jakarta: Swara Justitia, 2005) selanjutnya pada


ng

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 35;


on

36. Buku Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. “Hukum Acara Perdata
gu

Indonesia”, halaman 75 (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2010).


d

Hal.48 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 36;

a
37. Putusan MARI No. 3097 K/Sip/1983 tertanggal 26 Maret 1987

si
sebagaimana dalam buku M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan

ne
ng
Pengadilan”, halaman 62 (Jakarta: Sinar Grafika, 2005) selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II - 37;

do
gu38. Asli dan fotokopi Putusan Pailit, selanjutnya pada fotokopi bukti surat
tersebut diberi tanda T. I dan II – 38
39. Fotokopi dari fotokopi Putusan No. 1647/Pdt.G/2016/PA. Bgr tertanggal 28

In
A
Februari 2017, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda
T. I dan II – 39
ah

lik
40. Fotokopi dari fotokopi Putusan No. 250K/AG/2018 tertanggal 18 April 2018,
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 40;
am

ub
41. Asli dan fotokopi Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 41;
42. Fotokopi dari fotokopi Surat No. 260/ASP/SH/V/2021 tertanggal 25 Mei
ep
k

2021 dan tanda terima, selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi
tanda T. I dan II – 42;
ah

R
43. Fotokopi dari fotokopi Surat Tim Kurator No. 087/Tim Kurator-8.Pdt.Sus-

si
Pailit/2021 Pn.Smg/VII/2021selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut

ne
ng

diberi tanda T. I dan II – 43;


44. Fotokopi dari fotokopi Putusan PKPU, selanjutnya pada fotokopi bukti surat
tersebut diberi tanda T. I dan II – 44;

do
gu

45. Printout dan fotokopi dari laman SIPP Pengadilan Negeri Semarang,
selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 45;
In
A

46. Asli dan fotokopi Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, selanjutnya pada
fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 46;
ah

47. Printout dan fotokopi dari laman Mahkamah Agung Putusan GLL No. 3,
lik

selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 47;
48. Asli dan fotokopi Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, selanjutnya pada
m

ub

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 48;


49. Asli dan fotokopi Buku Rachmad Setiawan, S.H.,M.H “HUkum Perwakilan
ka

ep

dan Kuasa Suatu Perbandingan Hukum Indonesia dan Hukum Belanda


Saat Ini”, halaman 1,2,21 dan 49 (Jakarta PT. Tatanusa, 2005), selanjutnya
ah

pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 49;


R

50. Asli dan fotokopi Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018, selanjutnya pada
es
M

fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 50;


ng

51. Asli dan fotokopi Buku J. Satrio “Hukum Perjanjian” halaman 128, 129 dan
on

133 (Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1992), selanjutnya pada fotokopi bukti
gu

surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 51;


d

Hal.49 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
52. Asli dan fotokopi Buku J. Satrio “Hukum Perjanjian” halaman 293 dan 294

a
(Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1992), selanjutnya pada fotokopi bukti

si
surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 52;
53. Asli dan fotokopi Buku J. Satrio “Hukum Perjanjian” halaman 293 dan 297

ne
ng
(Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1992), selanjutnya pada fotokopi bukti
surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 53;

do
gu54. Asli dan fotokopi Buku J. Satrio “Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan
Pribadi tentang Perjanjian Penanggungan dan Perikatan Tanggung
Menanggung” halaman 78, 79, 80 dan 84 (Bandung PT Citra Aditya Bakti,

In
A
2003), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II
– 54;
ah

lik
55. Asli dan fotokopi Buku Hardijan Rusli, S.H, “Hukum Perjanjian Indonesia
dan Common Law” halaman 98-100 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
am

ub
1993), selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II
– 55;
56. Asli dan fotokopi Perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi dengan Utang
ep
k

Pokok sampai dengan US$5.000.000,- tertanggal 14 Februari 2018,


selanjutnya pada fotokopi bukti surat tersebut diberi tanda T. I dan II – 56;
ah

si
Menimbang bahwa selain alat bukti surat tersebut, pihak Tergugat I
dan Tergugat II tidak mengajukan alat bukti saksi;

ne
ng

Menimbang bahwa selanjutnya dipersidangan masing masing pihak


telah mengajukan kesimpulan ;

do
gu

Menimbang bahwa segala sesuatu yang terjadi di persidangan dan


telah di termuat dalam berita persidangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini.
In
A

Menimbang bahwa selanjutnya kedua belah pihak sudah tidak lagi


mengajukan apa-apa mohon putusan .
ah

lik

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM .


m

ub

DALAM EKSEPSI
Menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan penggugat adalah
ka

sebagaimana tersebut di atas;


ep

Menimbang bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam jawabannya telah


ah

mengajukan eksepsi yang pada Pokoknya :


R

es
M

ng

C. DALAM EKSEPSI
on

II. PARA PENGGUGAT TIDAK MEMPUNYAI LEGAL STANDING (GEMIS


gu

AANHOEDANIGHEID) DALAM PERKARA A QUO SEHINGGA GUGATAN


d

Hal.50 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


PARA PENGGUGAT PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan Gugatan
tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) karena Para Penggugat tidak

do
gu
memiliki legal standing (gemis aanhoedanigheid) dalam perkara a quo. Hal ini
karena:
a. Para Penggugat mengajukan Gugatan selama masa Penundaan

In
A
Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) TANPA PERSETUJUAN
TIM PENGURUS PKPU sehingga tidak memenuhi syarat untuk
ah

lik
berperkara berdasarkan Pasal 243 ayat (3) Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
am

ub
Pembayaran PKPU (“UU Pailit”).
b. Para Penggugat adalah DEBITOR PAILIT berdasarkan Putusan
Pengadilan Niaga Semarang No. 8/Pdt.Sus-PAILIT/2021/PN.Smg. jo.
ep
k

No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 16 April 2021


(“Putusan Pailit”) dan Pasal 23 UU Pailit sehingga tidak mempunyai
ah

R
kapasitas untuk berperkara berdasarkan Pasal 24, 26 ayat (1) dan

si
28 UU Pailit.

ne
ng

Alasan-alasan tersebut kami uraikan di bawah ini.


1. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat
bahwa Para Penggugat melalui Kuasa Hukumnya, Sdr. I Ketut Dharma

do
gu

Susila, S.H. mengajukan Gugatan a quo SETELAH Majelis Hakim


Pengadilan Niaga Semarang mengeluarkan Putusan PKPU No. 28/Pdt.Sus-
In
A

PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 14 September 2020 (“Putusan PKPU”),


yaitu pada tanggal 17 September 2020 tapi Para Penggugat maupun Kuasa
ah

Hukumnya tidak mendapat persetujuan dari Tim Pengurus PKPU untuk


lik

mengajukan Gugatan a quo sebagaimana yang diatur dalam Pasal 243 ayat
(3) UU Pailit.
m

ub

2. Amar Putusan PKPU berbunyi sebagai berikut:


ka

ep

“M E N G A D I L I :
4. …;
5. …;
ah

6. Menyatakan Para Termohon PKPU:


R

3.5. Termohon PKPU I : PT Berkat Manunggal


es

Jaya,
M

ng

3.6. Termohon PKPU II : Sdr. Agus Budiharto,


3.7. Termohon PKPU III : Sdr. Iskandar Poejiono,
on

3.8. Termohon PKPU IV : Sdr. Wahyu Iskandar,


gu

Hal.51 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berada dalam keadaan Penundaan Kewajiban

a
Pembayaran Utang (PKPU) Sementara dengan
segala akibat hukumnya …

si
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan
Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Semarang pada hari Senin, tanggal 14 September 2020…

ne
ng
putusan tersebut pada hari itu juga,”

3. Pasal 243 ayat (3) UU Pailit menegaskan sebagai

do
gu berikut:

“DEBITOR TIDAK DAPAT MENJADI PENGGUGAT atau

In
A
tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban
yang menyangkut harta kekayaannya TANPA
PERSETUJUAN PENGURUS.”
ah

lik
4. Para Penggugat dalam Gugatannya
mempermasalahkan mengenai Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Para
am

ub
Penggugat dalam akta tersebut pada intinya telah menjamin dengan hartanya
atas utang PT Berkat Manunggal Jaya (”PT BMJ”) kepada Tergugat II. Oleh
karena itu jelas bahwa pelaksanaan Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018
ep
k

terkait dengan harta kekayaan sehingga berdasarkan Pasal 243 ayat (3)
ah

UU Pailit maka Penggugat I dan Kuasa Hukumnya harus mendapatkan


R

si
persetujuan dari Tim Pengurus PKPU untuk mengajukan Gugatan dan
berperkara dalam Gugatan a quo.

ne
ng

5. Namun pada kenyataannya, Penggugat I maupun


Kuasa Hukumnya tidak mendapat persetujuan dari Tim Pengurus PKPU

do
untuk mengajukan Gugatan dan berperkara dalam Gugatan a quo.
gu

6. Sehubungan dengan tidak ada persetujuan dari Tim


Pengurus PKPU kepada Penggugat I untuk mengajukan gugatan dan
In
A

berperkara dalam masa PKPU, Majelis Hakim Perkara No. 3/Pdt.Sus-


Gugatan Lain-lain/2021/PN.Smg. jo. No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg.
ah

lik

(“Perkara GLL No. 3”), dimana Penggugat I juga merupakan salah satu
penggugat dalam Perkara GLL No. 3 tersebut, telah menegaskan sikap
dalam Putusannya No. 3/Pdt.Sus-Gugatan Lain-lain/2021/PN.Smg. jo. No.
m

ub

28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. tertanggal 16 Maret 2021 (“Putusan GLL


ka

No. 3”) yang memutus menolak gugatan Perkara GLL No. 3 atas
ep

pertimbangan-pertimbangan hukum sebagai berikut:


ah

 Paragraf kedua dan ketiga, halaman 50 Putusan GLL No. 3


es

“Menimbang bahwa menurut Majelis mengenai


M

ng

kedudukan Debitor PKPU dalam melaksanakan hak


keperdataannya, adalah sebagaimana diatur dalam
on

Pasal 243 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU yakni


Debitor dalam perkara mengenai hak dan kewajiban
gu

Hal.52 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang menyangkut harta kekayaannya harus

a
sepersetujuan pengurus.
Menimbang bahwa kemudian kemudian apabila

si
secara fakta dihubungkan keberadaan Debitur dalam
pasal 243 (3) UU Kepailitan dan PKPU tersebut dengan
fakta selainnya dari alat bukti yang diajukan oleh Kuasa

ne
ng
Para Penggugat yakni P-1 vide P- 10 dan alat bukti saksi
yang menerangkan dibawah sumpah yakni saksi Siti
Yulaikah telah ternyata TIDAK ADA SATUPUN YANG

do
gu BERFAKTA PARA PENGGUGAT selaku Debitor PKPU
adalah terdapat persetujuan TERGUGAT selaku Tim
Pengurus PKPU dalam mengajukan Gugatan;”

In
A
 Paragraf pertama, halaman 51 Putusan GLL No. 3
ah

lik
“Menimbang bahwa dengan TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT FORMAL DALAM KEDUDUKAN PARA
PENGGUGAT yang Notabene adalah juga Para Debitur
tersebut maka menurut Majelis terhadap gugatan dari
am

ub
Para Penggugat tersebut HARUSLAH DITOLAK;”
ep
 Amar Putusan GLL No. 3
k

“M E N G A D I L I :
ah


R

si
DALAM POKOK PERKARA
- MENOLAK Gugatan dari Kuasa Para Penggugat;

ne
ng

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan


Majelis Hakum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri,
pada hari SENIN, tanggal 15 Maret 2021, oleh kami, Yogi

do
Arsono, S.H., Kn., M.H., sebagai Hakim Ketua, Aloysius P
gu

Bayuaji, S.H., M.H., dan Muhamad Yusuf, S.H., M.H…”


In
A

1. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat


bahwa Majelis Hakim dalam perkara a quo juga merupakan Majelis Hakim
ah

lik

dalam Perkara GLL No. 3.


2. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka jelas
m

bahwa Penggugat I maupun Kuasa Hukumnya tidak mempunyai kapasitas


ub

atau legal standing untuk mengajukan Gugatan a quo dan berperkara.


ka

3. Selanjutnya pada tanggal 16 April 2021, Majelis


ep

Hakim Pengadilan Niaga Semarang telah mengeluarkan Putusan Pailit yang


pada intinya memutus Penggugat I (in casu Sdr. Wahyu Iskandar) bersama-
ah

sama dengan PT BMJ, Sdr. Agus Budiharto dan Sdr. Iskandar Poejiono
es

(Dalam Pailit) berada dalam keadaan pailit beserta segala akibat


M

ng

hukumnya. Amar Putusan Pailit kami kami kutip sebagai berikut:


on

“M E N G A D I L I :
gu

1. …;
d

Hal.53 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. …

a
3. Menyatakan Para Termohon PKPU:PT Berkat Manunggal
Jaya, Agus Budiharto, Iskandar Poejiono, dan Wahyu

si
Iskandar, dalam keadaan pailit dengan segala akibat
hukumnya;
3. …

ne
ng
4. Mengangkat sebagai para Kurator:
e. Sdr. Dr. Dedy Ardian Prasetyo,S.H., LL.M., Kurator dan
Pengurus...

do
gu f. Sdr. Sahat Marulitua Sidabukke, S.H., LL.M., Kurator dan
Pengurus...
g. Sdr. Jansen Kristoper Ginting, S.H. Kurator dan

In
A
Pengurus...
h. Sdr. Ahmad Dwi Nuryanto, S.H., M.H., Kurator dan
Pengurus...”
ah

lik
4. Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 23 UU Pailit maka
demi hukum, suami atau istri dari debitor pailit yang menikah dalam
am

ub
persatuan harta juga merupakan DEBITOR PAILIT. Pasal tersebut kami kutip
sebagai berikut: ep
k

“DEBITOR PAILIT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


dan Pasal 22 MELIPUTI ISTRI atau suami dari Debitor
ah

Pailit yang menikah dalam persatuan harta.”


R

si
5. Dalam perkara a quo, Penggugat II adalah istri dari

ne
ng

Penggugat I yang menikah dalam persatuan harta dengan Penggugat I.


6. Pasal 36 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

do
Perkawinan menegaskan bahwa suami atau istri yang menikah dalam
gu

persatuan harta harus mendapat persetujuan pasangannya untuk melakukan


tindakan hukum terkait harta bersama (gono gini), sebagai berikut:
In
A

“Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat


ah

bertindak atas persetujuan kedua belah pihak”


lik

7. Halaman 1 dari Akta Penanggungan Perorangan No.


m

ub

14 tertanggal 19 Februari 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Suyanto, S.H.


(“Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018”) menunjukkan bahwa Penggugat I
ka

ep

sebagai suami yang menikah dalam persatuan harta telah memperoleh


persetujuan istrinya (in casu Penggugat II) untuk melakukan tindakan hukum
ah

terkait harta bersama (gono gini), yaitu untuk menjadi penjamin utang,
R

sebagai berikut:
es
M

“1.- tuan POEI TJIN HWA (WAHYU ISKANDAR), lahir di…


ng


-menurut keterangannya suami dari- dan dalam hal ini
on

telah diberi persetujuan oleh isterinya, yaitu nyonya


JAUW KING HWA,... berdasarkan Surat Pernyataan tanggal
gu

tujuh (7) Februari duaribu delapanbelas (2018), dibuat di


d

Hal.54 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bawah tangan bermaterai cukup, aslinya dilekatkan pada

a
minuta akta ini;
- keduanya Warga Negara Indonesia (bersama-sama

si
dengan penerus alas hak, penerima pengalihan yang
diizinkan, dan ahli waris yang sah akan selanjutnya di dalam
Akta ini disebut sebagai “Penanggung”);…”

ne
ng
8. Dengan demikian, jelas bahwa Penggugat I dan

do
gu Penggugat II adalah suami istri yang menikah dalam persatuan harta. Oleh
karena itu maka demi hukum Penggugat II selaku istri dari Penggugat I

In
bersama-sama dengan Penggugat I adalah DEBITOR PAILIT.
A
9. Pasal 24 ayat (1) UU Pailit mengatur sebagai berikut:
ah

lik
“Debitor demi hukum kehilangan haknya untuk
menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk
dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan
am

ub
pailit diucapkan.”

10. Pasal 26 ayat (1) UU Pailit menegaskan sebagai


ep
berikut:
k
ah

“Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang


R

si
menyangkut harta pailit harus diajukan oleh....Kurator.”

11. Namun dalam perkara a quo, Para Penggugat

ne
ng

BUKAN Tim Kurator PT BMJ, Agus Budiharto, Iskandar Poejiono dan Wahyu
Iskandar (Dalam Pailit) (“Tim Kurator”). Padahal Para Penggugat dalam

do
gu

Gugatannya mempermasalahkan mengenai Akta Penjaminan Pribadi No.


14/2018 yang intinya Para Penggugat telah menjamin dengan hartanya atas
utang PT BMJ kepada Tergugat II. Oleh karena itu jelas bahwa pelaksanaan
In
A

Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 terkait dengan harta pailit sehingga
Para Penggugat sendiri TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS untuk berperkara
ah

lik

melainkan Tim Kurator yang seharusnya mengajukan Gugatan dan


berperkara.
m

ub

12. Hal tersebut ditegaskan dalam ketentuan Pasal 28


UU Pailit yang mengatur bahwa kurator mengambil alih perkara atau
ka

gugatan yang diajukan oleh debitor. Pasal tersebut kami kutip sebagai
ep

berikut:
ah

“(1) Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh


es

Debitor dan yang sedang berjalan selama kepailitan


M

berlangsung, atas permohonan tergugat, perkara harus


ng

ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada


tergugat memanggil Kurator untuk mengambil alih
on

perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh


hakim.
gu

Hal.55 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(2) Dalam hal Kurator tidak mengindahkan panggilan

a
tersebut maka tergugat berhak memohon supaya
perkara digugurkan,...”

si
13. Mahkamah Agung R.I. dalam Putusan No. 250

ne
ng
K/AG/2018 jo. Putusan No. 144/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. jo. No.
1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr. tertanggal 28 Februari 2017 menegaskan sikapnya

do
gu bahwa penggugat yang merupakan debitor pailit tidak mempunyai kapasitas
atau tidak berwenang untuk mengajukan gugatan yang terkait harta pailit.

In
Kurator adalah pihak yang berwenang untuk mengajukan gugatan terkait
A
harta pailit dari debitor pailit. Putusan tersebut kami kutip sebagai berikut:
ah

lik
 Paragraf kedua, halaman 46 s.d 47 Putusan No.
1647/Pdt.G/2016/PA.Bgr.
am

ub
“Menimbang bahwa dengan terbuktinya kedudukan
harta yang disengketakan penggugat termasuk
ep
budel pailit sebagaimana dalam Putusan Nomor
k

17/Pdt.Sus-PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 28
April 2016, yang sekarang dibawah kekuasan Kurator
ah

(Tergugat IV), maka segala bentuk pengurusannya


R

si
yang berkaitan dengan harta dalam budel pailit
tertera dalam Putusan Nomor 17/Pdt.Sus-
PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 28 April 2016,

ne
ng

termasuk Penggugat mengajukan gugatan ini ke


Pengadilan Agama Bogor, berdasarkan Pasal 24 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang

do
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UUK”)
gu

harus seizin Kurator (Tergugat IV), maka dengan


tidak adanya izin dari Tergugat IV sebagai kurator
sebagaimana diterangkan baik secara lisan dan tertulis
In
A

oleh Tergugat IV dipersidangan yang dibenarkan oleh


Penggugat sebagaimana dalam posita gugatan
Penggugat nomor 53 huruf d halaman 15 dan Para
ah

Tergugat, dengan demikian Surat Kuasa Khusus


lik

tertanggal 28 November 2016 harus dinyatakan tidak


sah, sehingga karenanya gugatan ini harus
dinyatakan cacat formil, maka gugatan penggugat
m

ub

harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet


ontvankelijk verklaar) seluruhnya;”
ka

ep

14. Berdasarkan seluruh ketentuan hukum dan putusan


di atas maka jelas bahwa dalam Gugatan a quo, Para Penggugat selaku
ah

Debitor Pailit tidak mempunyai kapasitas atau legal standing untuk


es

berperkara.
M

15. Ahli Hukum M Yahya Harahap dalam bukunya yang


ng

berjudul ‘Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,


on

Pembuktian dan Putusan Pengadilan’ halaman 438 pada intinya menyatakan


gu

Hal.56 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa gugatan tidak dapat diajukan oleh orang yang tidak mempunyai

a
kapasitas untuk menggugat. Doktrin tersebut kami kutip sebagai berikut:

si
“Yang bertindak sebagai penggugat , bukan
orang yang berhak, sehingga orang tersebut tidak

ne
ng
mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat.
Dalam kuasa yang demikian, penggugat tidak
memiliki persona standi in judicio di depan PN atas

do
gu perkara tersebut.
...
Dalam hal demikian, tergugat dapat mengajukan
exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in

In
A
person, yakni orang yang mengajukan gugatan
bukan orang yang berhak dan mempunyai
kedudukan hukum untuk itu.”
ah

lik
16. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas
am

ub
serta demi kepastian hukum agar tidak terdapat putusan-putusan yang saling
bertentangan maka kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat agar
berkenan memutus perkara a quo sejalan dengan amar Putusan GLL No. 3
ep
k

atau menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima karena Para
Penggugat tidak mempunyai legal standing (gemis aanhoedanigheid) dalam
ah

R
perkara a quo.

si
ne
ng

III. GGUGATAN PARA PENGGUGAT SALAH ALAMAT (ERROR IN


PERSONA) SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT
DITERIMA

do
gu

1. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan


In
A

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke


Verklaard) karena Para Pengugat salah alamat (error in persona) dalam
ah

mengajukan Gugatan a quo terhadap Tergugat I.


lik

2. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan mengenai Akta


Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang dibuat antara Para Penggugat dan
m

ub

Tergugat II.
3. Namun demikian, Para Penggugat menarik Sdr. Jati Andrianto dalam
ka

ep

KAPASITAS PRIBADI sebagai Tergugat I. Padahal Tergugat I bertindak


dalam kapasitasnya sebagai penerima kuasa dari Tergugat II pada Akta
ah

Penjaminan Pribadi No. 14/2018. Hal ini kami kutip sebagai berikut:
R

Halaman 2 Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018:


es
M

ng

“-tuan JATI ANDRIANTO, lahir di…;


on

-menurut keterangannya, penghadap tersebut dalam hal


ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa tertanggal enam
gu

(6) Februari duaribu delapanbelas (2018), yang aslinya


d

Hal.57 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari- dan

a
oleh karena itu sah mewakili Direksi untuk dan atas nama
ASIAN ENERGY HYDRO POWER PTE. LTD.,...”

si
4. Pasal 1792 dan 1806 KUH Perdata menegaskan bahwa seorang penerima

ne
ng
kuasa hanya wakil dari pemberi kuasa untuk melaksanakan kewenangan
sebatas yang tercantum dalam surat kuasa. Penerima kuasa tidak

do
gu bertanggungjawab secara pribadi
kewenangan dalam surat kuasa. Ketentuan hukum tersebut kami kutip
atas hal-hal yang terjadi diluar

In
sebagai berikut:
A
 Pasal 1792 KUH Perdata
ah

lik
“Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana
seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain,
yang menerimanya, untuk atas namanya
am

ub
menyelenggarakan suatu urusan.”

 Pasal 1806 KUH Perdata


ep
k
ah

“Si kuasa yang telah memberitahukan secara sah tentang


R
hal kuasanya kepada orang dengan siapa ia mengadakan

si
suatu perjanjian dalam kedudukannya sebagai kuasa itu,
tidaklah bertanggung jawab tentang apa yang terjadi

ne
ng

diluar batas kuasa itu, kecuali jika ia secara pribadi telah


mengikatkan diri untuk itu.”

do
gu

5. Berdasarkan ketentuan hukum di atas maka jelas bahwa Tergugat I adalah


penerima kuasa dari Tergugat II. Dengan demikian, Tergugat I bertindak
untuk atas nama Tergugat II dan tidak bertindak dalam kapasitas pribadi.
In
A

Oleh karena itu, Para Penggugat telah salah dan keliru mengajukan
Gugatan a quo terhadap Tergugat I (error in persona). Lagipula, Akta
ah

lik

Penjaminan Pribadi No. 14/2018 sudah sah dan berdasarkan hukum


sebagaimana yang Tergugat I dan Tergugat II uraikan pada Bagian Pokok
m

ub

Perkara dari Jawaban ini.


6. Ahli hukum M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata
ka

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan


ep

Pengadilan”, halaman 112 menegaskan bahwa suatu gugatan yang


ah

mengandung error in persona adalah gugatan yang salah dan keliru,


R

sebagai berikut:
es
M

ng

“Bentuk lain error in persona yang mungkin terjadi adalah


orang yang ditarik sebagai tergugat keliru (gemis aanhoeda
on

nigheid). Yang meminjam uang adalah A, tetapi yang ditarik


sebagai tergugat untuk melunasi pembayaran adalah B.
gu

Hal.58 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Gugatan yang demikian, salah dan keliru karena tidak tepat

a
orang yang didudukan sebagai tergugat.”

si
Dalam hal ini, pihak dalam Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 adalah

ne
ng
Para Penggugat dan Tergugat II, BUKAN Tergugat I.

7. Selanjutnya, M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 113

do
gu menyatakan bahwa gugatan yang mengandung error in persona adalah
gugatan yang cacat formil sehingga harus dinyatakan tidak dapat

In
A
diterima. Doktrin tersebut kami kutip sebagai berikut:
ah

“Seperti yang dijelaskan terdahulu, kekeliruan pihak

lik
mengakibatkan gugatan cacat error in persona
(kekeliruan mengenai orang). Cacat yang ditimbulkan
kekeliruan itu, berbentuk diskualifikasi (salah orang yang
am

ub
bertindak sebagai penggugat). Dapat juga berbentuk,
salah pihak yang ditarik sebagai tergugat (gemis
aannhoedarmingheid) atau mungkin juga berbentuk
plurium litis consortium (kurang pihak dalam gugatan).
ep
k

Bentuk kekeliruan apa pun yang terkandung dalam


gugatan, sama-sama mempunyai akibat hukum:
ah

 Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil,


R
oleh karena itu gugatan diskualifikasi

si
mengandung cacat formil;
 Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan

ne
ng

tidak dapat diterima (niet ontvankelijke


verklaard).”

do
gu

8. Pendapat ahli hukum di atas dikuatkan oleh Putusan No.


27/Pdt.G/2017/PN.Kag., dimana majelis hakim memutus menerima eksepsi
In
A

tergugat karena penggugat telah keliru dalam menarik tergugat sebagai


pihak dalam gugatan. Oleh karena itu, gugatan penggugat mengandung
ah

lik

cacat formil error in persona dan dinyatakan tidak dapat diterima. Hal ini
kami kutip sebagai berikut:
m

ub

“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas,


yaitu oleh karena eksepsi point ketiga dari Tergugat I telah
ka

dikabulkan, yaitu bahwa gugatan telah memiliki suatu


ep

cacat formil error in persona dikarenakan Penggugat


telah keliru dalam menarik pihak tergugat didalam
ah

gugatan, maka dengan demikian haruslah dinyatakan


tidak dapat diterima, sehingga dalam perkara ini menjadi
R

tidak relevan untuk dilanjutkan pembahasannya…”


es
M

ng

9. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1260 K/Sip/1980 tertanggal 31 Maret


on

1982 sebagaimana dalam e-book Hulman Panjaitan, S.H., M.H. yang


gu

berjudul “Kumpulan Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung Republik


d

Hal.59 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia Tahun 1953-2008 Berdasarkan Penggolongannya”, halaman 38

a
menegaskan tidak menerima gugatan yang mengandung error in persona

si
karena gugatan diajukan terhadap penerima kuasa secara pribadi.
Kaidah hukum tersebut kami kutip sebagai berikut:

ne
ng
“Gugatan tidak dapat diterima karena ditujukan terhadap
kuasa dari pada Ny. Sukarlin, sedang seharusnya digugat

do
gu adalah adalah Ny. Soekarlin pribadi”

In
10. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
A
Gugatan Para Penggugat mengandung cacat formil karena Para
Penggugat telah salah dan keliru mengajukan Gugatannya terhadap
ah

lik
Tergugat I (error in persona). Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis
Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak
am

ub
dapat diterima.
ep
IV. SSURAT KUASA PARA PENGGUGAT TIDAK SAH SEHINGGA
k

GUGATAN PARA PENGGUGAT PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT


ah

DITERIMA
R

si
1. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan

ne
ng

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke


Verklaard) karena Surat Kuasa Para Penggugat tidak sah. Hal ini

do
karena Surat Kuasa tertanggal 15 September 2020 tersebut diberikan
gu

oleh pihak yang tidak mempunyai kapasitas atau tidak berwenang untuk
melakukan tindakan hukum, termasuk untuk mengajukan gugatan dan
In
A

berperkara.
2. Para Penggugat memberikan Surat Kuasa dan mengajukan Gugatan
ah

lik

dalam masa PKPU Sementara (setelah Majelis Hakim Yang Terhormat


mengeluarkan Putusan PKPU Sementara pada tanggal 14 September
2020) tapi Para Penggugat tidak mendapat persetujuan dari Tim
m

ub

Pengurus PKPU untuk mengajukan gugatan dan berperkara


ka

sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 243 ayat (3) UU Pailit,


ep

sebagai berikut:
ah

“DEBITOR TIDAK DAPAT MENJADI PENGGUGAT atau


tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban
es

yang menyangkut harta kekayaannya TANPA


M

PERSETUJUAN PENGURUS.”
ng

on

3. Padahal Gugatan Para Penggugat menyangkut harta Para Penggugat,


gu

yaitu Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang menjamin utang PT


d

Hal.60 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
BMJ kepada Tergugat II dengan harta Para Penggugat sebagaimana

a
yang kami uraikan sebelumnya.

si
4. M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan

ne
ng
Pengadilan”, halaman 20 menegaskan sebagai berikut:

do
gu “Meskipun pada mulanya seseorang mempunyai
kedudukan dan kapasitas penuh bertindak untuk dan atas
namanya sendiri,….tetapi kemudian kedudukan dan
kapasitas itu dicabut atau dikesampingkan oleh

In
A
peraturan perundang-undangan, dengan sendirinya
menurut hukum, HILANG HAK DAN WEWENANGNYA
melakukan tindakan hukum atas namanya…”
ah

lik
5. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Pasal 243 ayat
am

ub
(3) UU Pailit mensyaratkan bahwa debitur tidak boleh mengajukan
gugatan dan berperkara apabila tidak ada persetujuan dari
pengurus PKPU. Dengan demikian, jelas bahwa Para Penggugat tidak
ep
k

mempunyai kapasitas dan kewenangan untuk melakukan tindakan


hukum, termasuk untuk memberikan surat kuasa, mengajukan gugatan
ah

R
dan berperkara apabila tidak ada persetujuan dari Tim Pengurus PKPU.

si
6. Sehubungan dengan hal tersebut, Majelis Hakim Perkara GLL No. 3

ne
ng

yang juga adalah Majelis Hakim perkara a quo telah menegaskan sikap
bahwa syarat formal dalam kedudukan atau kapasitas penggugat
tidak terpenuhi apabila penggugat tidak mendapat persetujuan dari

do
gu

pengurus PKPU untuk mengajukan gugatan dan berperkara


sebagaimana pada pertimbangan Putusan GLL No. 3 sebagai berikut:
In
A

Paragraf kedua dan ketiga, halaman 50 dan paragraf pertama halaman


ah

51 Putusan GLL No. 3


lik

“Menimbang bahwa menurut Majelis mengenai


m

ub

kedudukan Debitor PKPU dalam melaksanakan hak


keperdataannya, adalah sebagaimana diatur dalam
Pasal 243 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU yakni
ka

Debitor dalam perkara mengenai hak dan kewajiban


ep

yang menyangkut harta kekayaannya harus


sepersetujuan pengurus.
ah

Menimbang bahwa kemudian kemudian apabila


R

secara fakta dihubungkan keberadaan Debitur dalam


pasal 243 (3) UU Kepailitan dan PKPU tersebut dengan
es

fakta selainnya dari alat bukti yang diajukan oleh Kuasa


M

Para Penggugat yakni P-1 vide P- 10 dan alat bukti saksi


ng

yang menerangkan dibawah sumpah yakni saksi Siti


on

Yulaikah telah ternyata TIDAK ADA SATUPUN YANG


BERFAKTA PARA PENGGUGAT selaku Debitor PKPU
gu

Hal.61 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
adalah terdapat persetujuan TERGUGAT selaku Tim

a
Pengurus PKPU dalam mengajukan Gugatan;

si
Menimbang bahwa dengan TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT FORMAL DALAM KEDUDUKAN PARA
PENGGUGAT yang Notabene adalah juga Para Debitur

ne
ng
tersebut maka menurut Majelis terhadap gugatan dari
Para Penggugat tersebut HARUSLAH DITOLAK;”

do
gu 7. Selanjutnya, M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan

In
A
Pengadilan”, halaman 437 dan 438 menegaskan bahwa surat kuasa
TIDAK SAH apabila diberikan oleh orang yang tidak mempunyai
ah

kapasitas atau tidak berwenang. Doktrin tersebut kami kutip sebagai

lik
berikut:
am

ub
“Dasar umum pemberian kuasa, harus diberikan, dibuat, dan
ditandatangani oleh orang yang berwenang untuk
itu....Eksepsi dibenarkan MA dengan menyatakan SURAT
ep
KUASA yang diterbitkan direktur itu TIDAK SAH karena
k

DIBERIKAN DAN DITANDATANGANI OLEH ORANG YANG


TIDAK BERWENANG.”
ah

si
8. Lebih lanjut, M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 21

ne
ng

pada intinya menyatakan bahwa gugatan yang diajukan oleh kuasa


yang menggunakan surat kuasa tidak sah adalah gugatan yang cacat
formil, sebagai berikut:

do
gu

“Oleh karena gugatan pailit diajukan kuasa adalah berdasarkan


surat kuasa khusus yang tidak sah, permohonan pailit cacat
In
A

formil, karena diajukan oleh orang yang tidak berkapasitas


sebagai persona standi in judicio.”
ah

lik

9. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Surat Kuasa Para Penggugat adalah surat kuasa tidak sah karena
m

ub

diberikan oleh Para Penggugat yang tidak memiliki kapasitas atau tidak
berwenang untuk mengajukan Gugatan sehingga Gugatan a quo cacat
ka

ep

formil. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat
menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.
ah

es

V. GGUGATAN PARA PENGGUGAT KURANG PIHAK (PLURIUM LITIS


M

ng

CONSORTIUM) SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT


on

DITERIMA
gu

Hal.62 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan

si
Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verklaard) karena Gugatan kurang pihak (Plurium Litis Consortium).

ne
ng
2. Para Penggugat dalam Gugatannya mempermasalahkan keabsahan
Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018 yang dibuat dihadapan Notaris

do
gu Suyanto, S.H. untuk menjamin utang PT BMJ (Dalam Pailit).
3. Para Penggugat juga mempermasalahkan piutang Bank HSBC dan
Bank DBS kepada PT BMJ (Dalam Pailit) dan keabsahan Akta

In
A
Perjanjian Jual Beli Piutang No. 57 tertanggal 29 Desember 2016 yang
dibuat dihadapan Notaris Dedy Syamri, S.H.
ah

lik
4. Namun demikian, Para Penggugat tidak mengikutsertakan Notaris
Suyanto, S.H., PT BMJ (Dalam Pailit), Bank HSBC, Bank DBS dan
am

ub
Notaris Dedy Syamri, S.H. sebagai Tergugat atau Turut Tergugat dalam
Gugatannya. Padahal pihak-pihak tersebut adalah pihak yang
dipermasalahkan oleh Para Penggugat dan/atau mempunyai keterkaitan
ep
k

langsung dengan hal-hal yang dipermasalahkan oleh Para Penggugat.


5. Ahli hukum M. Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata
ah

R
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan

si
Pengadilan”, halaman 439 menyatakan sebagai berikut:

ne
ng

“…Dengan demikian, oleh karena pihak ketiga tersebut


tidak ikut digugat, gugatan dinyatakan mengandung cacat

do
plurium litis consortium.”
gu

6. M. Yahya Harahap dalam buku yang sama, halaman 112 dan 113
menegaskan bahwa gugatan yang kurang pihak adalah gugatan yang
In
A

cacat formil sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima. Doktrin


tersebut kami kutip sebagai berikut:
ah

lik

“Bentuk error in persona yang lain disebut plurium litis


consortium. Pihak yang bertindak sebagai penggugat
m

ub

atau yang ditarik sebagai tergugat :


 Tidak Lengkap, masih ada orang yang mesti ikut
ka

bertindak sebagai penggugat atau ditarik


ep

tergugat;
 Oleh karena itu, gugatan mengandung error in
ah

persona dalam bentuk plurium litis consortium,


R

dalam arti gugatan yang diajukan kurang


es

pihaknya.
M

Seperti yang dijelaskan terdahulu, kekeliruan pihak


ng

mengakibatkan gugatan cacat error in persona


(kekeliruan mengenai orang). Cacat yang ditimbulkan
on

kekeliruan itu, berbentuk diskualifikasi (salah orang yang


bertindak sebagai peggugat). Dapat juga berbentuk, salah
gu

pihak yang ditarik sebagai tergugat (gemis


d

Hal.63 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
aanhoedarmigheid) atau mungkin juga berbentuk

a
plurium litis consortium (kurang pihak dalam gugatan).
Bentuk kekeliruan apa pun yang terkandung dalam

si
gugatan, sama-sama mempunya akibat hukum:
 Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil,

ne
oleh karena itu gugatan diskualifikasi

ng
mengandung cacat formil;
Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).”

do
gu
7. Pendapat para ahli hukum di atas didukung oleh sikap Mahkamah

In
A
Agung R.I. dalam putusan-putusannya yang menegaskan bahwa pihak
ketiga yang terkait erat dengan perkara harus ditarik sebagai pihak
ah

dalam gugatan. Gugatan yang tidak mengikutsertakan pihak yang terkait

lik
erat dengan perkara adalah gugatan yang cacat hukum karena kurang
pihak sehingga pengadilan menyatakan tidak dapat menerima gugatan
am

ub
tersebut.
 Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 2872 K/Pdt/1998 tertanggal
ep
29 Desember 1998 sebagaimana dalam buku M. Ali Boediarto,
k

S.H. yang berjudul “Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah


ah

Agung tentang Hukum Acara Perdata Masa Setengah Abad”,


R

si
halaman 62

ne
ng

“Selanjutnya pihak ketiga (pemilik saham) yang erat


kaitannya dengan gugatan tersebut seharusnya ditarik
masuk sebagai salah satu pihak dalam gugatan

do
gu

tersebut. Bila hal ini tidak dilakukan, maka gugatan


tersebut mengandung CACAT HUKUM: “PLURIUM LITIS
CONSORSIUM”, sehingga gugatan semacam ini oleh
hakim harus dinyatakan “tidak dapat diterima”.”
In
A

 Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1642 K/Pdt/2005 tertanggal


ah

lik

27 Februari 2009
m

ub

“...Hal ini terjadi dikarenakan adanya keharusan para


pihak dalam gugatan harus lengkap sehingga tanpa
menggugat yang lain-lain itu maka subjek gugatan
ka

menjadi tidak lengkap...


ep

...
Ketidaklengkapan dalam merumuskan subjek yang
ah

seharusnya menjadi Tergugatnya, maka gugatan yang


R

diajukan dapat dianggap telah terjadi error in


persona/kesalahan subjek hukum maka gugatan tidak
es

bisa diterima/Niet Ontvenkel Ijkverklaard...”


M

ng

Putusan Mahkamah Agung R.I. 201/K/SIP/1974 tertanggal 28


on


Januari 1976
gu

Hal.64 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“suatu gugatan yang tidak lengkap para pihaknya,

a
dengan pengertian masih terdapat orang-orang/badan
hukum lain yang harus digugat, tetapi tidak diikutkan, maka

si
gugatan yang demikian harus dinyatakan tidak dapat
diterima.”

ne
ng
8. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Gugatan a quo mengandung cacat formil karena Gugatan kurang pihak

do
gu (Plurium Litis Consortium). Oleh karena itu, sudah sepatutnya Majelis
Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat

In
A
tidak dapat diterima.
ah

lik
VI. GGUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL)
SEHINGGA GUGATAN PATUT DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA
am

ub
1. Kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan
ep
Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
k

Verklaard) karena Gugatan kabur (Obscuur Libel). Hal ini karena:


ah

d. Hubungan hukum antara Para Penggugat dengan Tergugat I dan


R

si
Tergugat II dalam Gugatan tidak jelas.
e. Gugatan memuat dasar fakta (feitelijke grond) yang tidak jelas.

ne
ng

f. Dalil-dalil Gugatan Para Penggugat saling bertentangan.

do
gu

D. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT I DAN

TERGUGAT II DALAM GUGATAN TIDAK JELAS


2. Para Penggugat mengajukan Gugatan terhadap Tergugat I tapi Para
In
A

Penggugat sama sekali tidak menjelaskan hubungan hukum antara


Para Penggugat dan Tergugat I. Para Penggugat juga tidak menjelaskan
ah

lik

tindakan dari Tergugat I dalam Gugatan. Selain mencantumkan nama


dan alamat Tergugat I pada halaman 1 Gugatan, Para Penggugat
m

ub

bahkan sama sekali tidak menyebut tentang Tergugat I dalam posita


Gugatannya.
ka

3. Para Penggugat juga tidak menjelaskan hubungan hukum antara


ep

Penggugat II dan Tergugat II. Bahkan, Para Penggugat tidak


ah

menjelaskan tindakan Penggugat II dalam Gugatan. Selain


R

mencantumkan nama, pekerjaan dan alamat Penggugat II pada


es

halaman 1 Gugatan, Para Penggugat bahkan tidak menyebut tentang


M

ng

Penggugat II dalam posita Gugatannya.


on

4. Ahli hukum M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul


“Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
gu

Hal.65 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, halaman 448 menyatakan

a
sebagai berikut:

si
“…agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil
gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk).”

ne
ng
5. Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 52 K/Pdt.Sus/2008 tertanggal 3

do
gu September 2008 menegaskan sebagai berikut:

In
“Bahwa gugatan para Termohon Kasasi/para Penggugat
A
tidak jelas/kabur mengandung obscurium libellium
yaitu tidak menunjukkan adanya posita yang jelas
mengenai hubungan hukum antara para Termohon
ah

lik
Kasasi/para Penggugat dengan Pemohon Kasasi
I/Tergugat I dan Pemohon Kasasi II/Tergugat II”
am

ub
6. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas bahwa
Gugatan a quo kabur atau tidak jelas (obscuur libel). Oleh karena itu,
ep
sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa
k

Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.


ah

si
E. GUGATAN MEMUAT DASAR FAKTA (FEITELIJKE GROND) YANG TIDAK JELAS
7. Para Penggugat pada butir 8 s.d. 12, halaman 3 Posita Gugatannya

ne
ng

juga mempermasalahkan mengenai piutang Bank HSBC dan Bank DBS


kepada PT BMJ dan disangkutpautkan dengan Akta Perjanjian Jual Beli

do
gu

Piutang No. 57 tertanggal 29 Desember 2016 dan Akta Penjamin Pribadi


No. 14/2018.
8. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa TIDAK ADA
In
A

RELEVANSI antara piutang-piutang kedua bank tersebut dengan Akta


Penjamin Pribadi No. 14/2018. Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018 untuk
ah

lik

menjamin utang PT BMJ kepada Tergugat II sehubungan dengan


pinjaman modal dalam Akta Pinjaman Yang Dapat Dikonversi dengan
m

ub

Utang Pokok Sampai Dengan US$5.000.000 tetanggal 14 Februari 2018


9. Fakta-fakta atau peristiwa yang didalilkan Para Penggugat dalam
ka

Gugatannya sangat membingungkan dan tidak jelas sehingga


ep

mengakibatkan dasar fakta (feitelijke grond) dalam Gugatan menjadi


ah

kabur atau tidak jelas.


R

10. M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata
es

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan


M

ng

Pengadilan”, halaman 58 pada intinya menyatakan bahwa suatu


on

gugatan yang memuat dasar fakta atau peristiwa tidak jelas adalah
gu

Hal.66 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
gugatan yang mengandung cacat obscuur libel. Doktrin tersebut

a
kami kutip sebagai berikut:

si
“…posita yang dianggap terhindar dari cacat obscuur
libel, adalah surat gugatan yang jelas sekaligus
memuat penjelasan dan penegasan dasar hukum

ne
ng
(rechtelijke grond) yang menjadi dasar hubungan hukum
serta dasar fakta atau peristiwa (feitelijke grond) yang
terjadi di sekitar hubungan hukum dimaksud.”

do
gu 11. Mahkamah Agung R.I. dalam Putusannya No. 195 K/AG/1994
tertanggal 20 Oktober 1995 sebagaimana dalam buku M. Ali Boediarto

In
A
yang berjudul “Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung
tentang Hukum Acara Perdata Masa Setengah Abad”, halaman 58,
ah

menegaskan tidak menerima gugatan yang kabur (obscuur libel). Hal ini

lik
kami kutip sebagai berikut:
am

ub
“Menghadapi surat gugatan yang kabur (obscuur libel),
maka Hakim menurut hukum acara, seharusnya
memberikan putusan bahwa gugatan tersebut
ep
dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan.”
k
ah

12. Berdasarkan seluruh uraian dan dasar hukum di atas maka jelas terbukti
R

si
bahwa Gugatan a quo kabur atau tidak jelas (obscuur libel) karena
dasar fakta (feitelijke grond) Gugatan tidak jelas. Oleh karena itu, sudah

ne
ng

sepatutnya Majelis Hakim Yang Terhormat menyatakan bahwa Gugatan


Para Penggugat tidak dapat diterima.

do
gu

F. DALIL-DALIL GUGATAN SALING BERTENTANGAN


13. Para Penggugat pada butir 22, halaman 4 Posita Gugatannya seolah-
In
A

olah menyatakan tidak mengetahui jumlah tanggung jawabnya kepada


Tergugat II berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018.
ah

lik

14. Namun demikian, Para Penggugat pada butir 23, halaman 4 Posita
Gugatannya mendalilkan dengan jelas bahwa jumlah tanggung jawab
m

ub

Para Penggugat kepada Tergugat II adalah sebesar USD. 5,000,000.


ka

Dalil Para Penggugat tersebut kami kutip sebagai berikut:


ep

“…menanggung seluruh utang PT.BMJ terhadap


ah

Tergugat-II sebesar US$5.000.000.-…”


R

es
M

15. Dalil-dalil Gugatan Para Penggugat tidak konsisten dan saling


ng

bertentangan karena pada butir 22 Posita Gugatannya, Para


on

Penggugat seolah-olah tidak mengetahui jumlah tanggung jawabnya


gu

kepada Tergugat II berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018.


d

Hal.67 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Namun pada butir 23 Posita Gugatannya, Para Penggugat dapat

a
mencantumkan dengan jelas bahwa jumlah tanggung jawabnya

si
berdasarkan Akta Penjamin Pribadi No. 14/2018 adalah sebesar seluruh
utang PT BMJ senilai USD. 5,000,000.-.

ne
ng
16. Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dalam bukunya yang berjudul
“Hukum Acara Perdata Indonesia”, halaman 75 menegaskan bahwa

do
gu pengadilan tidak dapat menerima gugatan yang memuat dalil yang
saling bertentangan, sebagai berikut:

In
A
“arti obscuur libel itu sendiri adalah “tulisan yang tidak
terang”. Adapun yang dimaksud adalah gugatan yang
berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan
ah

lik
satu sama lain (Stein, 1973:94). Pada umumnya,
gugatan yang mengandung obscuur libel berakibat
tidak dapat diterimanya gugatan.”
am

ub
17. Pendapat ahli hukum tersebut dikuatkan oleh Mahkamah Agung R.I.
dalam Putusan No. 3097 K/Sip/1983 tertanggal 26 Maret 1987 yang
ep
k

kaidah hukumnya dikutip oleh M. Yahya Harahap dalam bukunya yang


ah

berjudul “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,


R

si
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, halaman 62, sebagai
berikut:

ne
ng

“suatu gugatan yang dalil satu dengan dalil yang


lainnya mengandung pertentangan haruslah

do
gu

dinyatakan gugatan tidak dapat diterima”

Menimbang bahwa selanjutnya Penggugat I dan II dalam Repliknya telah


In
A

membantah terhadap materi Eksepsi dari Tergugat I dan II tersebut yang untuk
selengkapnya adalah sebagaimana termuat pada Berita Acara persidangan dan
ah

lik

merupakan bagian serta menjadi satu kesatuan dengan Putusan ini:


Menimbang bahwa selanjutnya demi tuntasnya perkara ini, setelah Majelis
m

ub

Hakim menilai terhadap dalih yang saling berbantahan sehubungan terhadap


adanya materi Eksepsi yang didalihkan oleh Tergugat I dan II dalam Jawaban
ka

serta kemudian dibantah oleh Penggugat I dan II pada Repliknya maka akanlah
ep

dipertimbangkan sebagai suatu fakta yang sebagai berikut;


ah

Menimbang bahwa menurut Majelis Hakim dengan telah terungkap secara


R

fakta sebagaimana dalih dari Kuasa Tergugat I dan II adalah terhadap status
es

personanya dari Penggugat I yakni WAHYU ISKANDAR d/h POEI TJIN HWA,
M

ng

kedudukannya merupakan Debitur dalam Proses Perkara PKPUS dengan


on

Nomor Perkara No. 28/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Smg. yang telah diputus oleh


Majelis Hakim tertanggal 14 September 2020 dan kemudian telah memberikan K
gu

Hal.68 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
uasa kepada I KETUT DHARMA SUSILA,SH. Advocaat & Pengacara di

a
Semarang, mengajukan surat gugatannya tertanggal 15 September 2020 yang

si
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Semarang di bawah regester
perkara Nomor 400/Pdt.G/2020/PN.Smg., Terhadap Tergugat I dan II tersebut

ne
ng
yang materinya pada posita gugatannya adalah berkesimpulan menyangkut
harta Para Penggugat, yaitu Akta Penjaminan Pribadi No. 14/2018 yang

do
gu
menjamin utang PT BMJ kepada Tergugat II dengan harta Para Penggugat
sehubungan dengan pinjaman modal dalam Akta Pinjaman Yang Dapat
Dikonversi dengan Utang Pokok Sampai Dengan US$5.000.000 tertanggal 14

In
A
Februari 2018;
Menimbang bahwa menurut Majelis yakni sebagaimana dipedomankan
ah

lik
dari pasal 243 ayat (3) UU No 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan PKPU telah
disebutkan secara limitatif yakni:“DEBITOR TIDAK DAPAT MENJADI
am

ub
PENGGUGAT atau tergugat dalam perkara mengenai hak atau kewajiban yang
menyangkut harta kekayaannya TANPA PERSETUJUAN PENGURUS.”,
sehinggA oleh karenanya secara fakta menjadi berimplikasi terhadap kedudukan
ep
k

dari Penggugat I yang Notabene adalah merupakan seorang Debitur tersebut,


yakni Terklasifikasi adalah tidak mempunyai kapasitas dan kewenangan untuk
ah

R
melakukan Perbuatan hukum sepanjang menyangkut Harta Kekayaannya

si
apabila tidak ada persetujuan dari Tim Pengurus PKPU, karena kedudukannya

ne
ng

adalah sebagai Debitur perkara PKPU;


Menimbang bahwa oleh karenanya terhadap materi Eksepsi dari Tergugat
I dan II yang berkaitan dengan status persona dari Penggugat I tersebut

do
gu

sehingga menjadi tidak terdapatnya suatu bentuk Legal Standing dalam


kedudukannya sebagai Penggugat, menurut Majelis adalah beralasan secara
In
A

hukum untuk dikabulkan;


Menimbang bahwa oleh dengan terdapat alasan secara hukum dengan
ah

kemudian materi Eksepsi dari Tergugat I dan II tersebut maka menurut Majelis
lik

secara fakta menjadikan berimplikasi terhadap adanya bantahan terhadap materi


Eksepsi tersebut sebagaimana dalam Repliknya dari Penggugat I dan II yakni
m

ub

adalah kemudian menjadi dikesampingkan;


Menimbang bahwa oleh karena salah satu materi Eksepsi dari Tergugat I
ka

ep

dan II tersebut telah dikabulkan oleh Majelis Hakim maka terhadap materi
Eksepsi selain dan selebihnya tidaklah perlu untuk dipertimbangkan lagi secara
ah

tersendiri dalam putusan ini;


R

es
M

DALAM POKOK PERKARA


ng

Menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan para Penggugat adalah


on

sebagaimana tersebut di atas.


gu

Hal.69 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang bahwa dengan terungkap fakta terhadap salah satu materi

a
eksepsi dari Tergugat I dan Tergugat II telah dinyatakan beralasan secara

si
hukum sehingga dapat dikabulkan, maka menurut majelis hakim terhadap materi
dalam pokok perkara yang saling berbantahan tidaklah dapat menjadi

ne
ng
dipertimbangkan hal mana bersebab syarat formalitas gugatan dari Penggugat I
dan II tidaklah terpenuhi, sehingga secara mutatis mutandis materi dalam pokok

do
gu
perkaranya haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang bahwa dengan telah dinyatakan oleh Majelis Hakim gugatan
dari Penggugat I dan II tidak dapat diterima, maka terhadap Penggugat I dan II

In
A
haruslah dihukum untuk membayar beaya perkara yang timbul secara tanggung
renteng;
ah

lik
Mengingat pasal 8 RV dan pasal 243 (3) UU Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan PKPU serta ketentuan peraturan perundangan yang
am

ub
bersangkutan;

MENGADILI
ep
k

DALAM EKSEPSI
- Mengabulkan eksepsi dari Tergugat I dan II;
ah

R
DALAM POKOK PERKARA

si
- Menyatakan gugatan Penggugat I dan II tidak dapat di terima

ne
ng

- Menghukum Penggugat I dan II untuk membayar biaya perkara yang


timbul secara tanggung renteng sebesar Rp1.764.000,00 (Satu juta
tujuh ratus enampuluh empat ribu rupiah ).

do
gu

Demikianlah di putuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari


In
A

Kamis tanggal, 9 September 2021 oleh , YOGI ARSONO, S.H.,K.n.,M.H sebagai


Ketua Majelis dan SUWANTO dan ESTHER MEGARIA SITORUS, SH. M.Hum.,
ah

masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan


lik

Ketua Pengadilan Negeri Semarang Nomor 400/PEN.Pdt.G/2020/PN. Smg


tertanggaL 28 Juni 2021, diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum
m

ub

pada hari, Selasa tanggal 14 September 2021 oleh Ketua Majelis Hakim tersebut
dengan di dampingi masing-masing Hakim Anggota dibantu oleh Fransisca Kiki
ka

ep

Damayanti, S.H.,M.H sebagai Panitera Pengganti, di hadiri Kuasa Penggugat I


dan II serta Kuasa Tergugat I dan II;
ah

Hakim Anggota Ketua Majelis


es
M

ttd ttd
ng

on
gu

Suwanto, S.H Yogi Arsono, S.H.,K.n,M.H


d

Hal.70 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ttd

a
R

si
Esther Megaria Sitorus, SH.M.Hum

ne
ng
Panitera Pengganti

do
gu ttd

Fransisca Kiki Damayanti, S.H.,M.H

In
A
ah

lik
Perincian biaya perkara No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg
am

ub
- Biaya pendaftaran Rp 30.000,00
- Biaya proses Rp 50.000,00
- Biaya PNBP Rp 20.000,00
ep
k

- Pangilan Rp1.644.000,00
- Redaksi put. akhir Rp 10.000,00
ah

R
- Materai put. Akhir Rp 10.000,00

si
Jumlah Rp1.764.000,00 (Satu juta tujuh ratus enampuluh

ne
ng

empat ribu rupiah )

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal.71 dari 71 Putusan Perkara Perdata No. 400/Pdt.G/2020/PN.Smg


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

You might also like