You are on page 1of 15

TUGAS SEJARAH INDONESIA

“BIOGRAFI SUNAN AMPEL”

Disusun oleh : 

Adiwidya Budi Pratama


X-4/01

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 15 SURABAYA
JL. DUKUH MENANGGAL SELATARAN NO.103 SURABAYA
TELP: +62-031-8290473 
WEB: sman15-sby.sch.id EMAIL: sman15sby@yahoo.co.id
SURABAYA 60234
TAHUN AJARAN 2021/2022 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “TUGAS SEJARAH INDONESIA BIOGRAFI SUNAN AMPEL” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang transportasi dan logistik di kehidupan sehari-
hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Krisna,


S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, 20 Mei 2022

Hormat saya,

Adiwidya Budi P.

i
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................. 1
1.3 TUJUAN........................................................................................... 1
BAB II ISI LAPORAN............................................................................... 2
2.1 INDENTITAS DIRI DAN KELUARGA......................................... 2
2.2 PERJALANAN DAKWAH.............................................................. 3
2.3 METODE PENYEBARAN AGAMA.............................................. 5
2.4 SEBAGAI SESEPUH WALISONGO.............................................. 8
2.5 MURID-MURID SUNAN AMPEL.................................................. 9
BAB III PENUTUP..................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN................................................................................. 11
KATA PENUTUP....................................................................................... 12
ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada abad ke-14 di wilayah Jawa, dikenal sembilan penyebar agama


Islam yang kondang dengan sebutan Wali Songo. Sembilan wali itu tinggal di
beberapa daerah penting di sekitar pantai utara Jawa. Strategi dakwah yang
digunakan Wali Songo amat bervariasi, tergantung wilayah dan kondisi
masyarakatnya. Sebagian besar dari para penyebar Islam ini beradaptasi dengan
luwes agar penyampaian Islamnya diterima masyarakat. Penamaan Wali Songo
sering kali dilekatkan dengan wilayah dakwahnya. Akibatnya, sebagian besar
masyarakat tidak mengenal nama asli dari masing-masing wali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Siapa itu Sunan Ampel ?


2. Bagaimana kehidupan Sunan Ampel ?
3. Apa metode penyebaran agama Islam yang digunakan Sunan Ampel ?
4. Apa keteladanan yang bisa diterapkan dari Sunan Ampel?

1.3 TUJUAN

Mengetahui tentang sejarah kehidupan salah 1 wali songo (Sunan Ampel)


sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan bagi penulis maupun masyarakat
umum.

1
BAB II
ISI LAPORAN

2.1 IDENTITAS DIRI DAN KELUARGA

Sunan Ampel memiliki nama asli, Raden Mohammad Ali Rahmatullah. Sunan


Ampel lahir tahun 1401 di Champa, sebuah kerajaan islam yang kini ada dalam
wilayah negara Vietnam bagian tengah dan selatan. Sunan Ampel merupakan
putra dari pasangan Maulana Malik Ibrahim dan Dewi Candrawulan.

Ibunya merupakan adik dari permaisuri Prabu Kertawijaya atau Brawijaya I


yang bernama Dewi Sasmitraputri. Raden Rahmat kala itu meninggalkan
Champa untuk berangkat ke Majapahit, bersama Ali Musada (saudara tua) dan
Raden Burereh (sepupu).

Kedatangannya ke Majapahit, merupakan bagian dari upaya menemui bibinya.


Tapi sebelum itu, Sunan Ampel sempat menetap di Tuban. Dalam buku Seri
Kisah Walisongo, Sunan Ampel (Raden Rahmat), yang ditulis Yoyok Rahayu
Basuki, dijelaskan Raden Rahmat sempat memiliki keinginan pulang ke
Champa.

Namun, hal itu dilarang Prabu Brawijaya karena di Champa sedang terjadi
peperangan besar. Dari sikap Prabu Brawijaya inilah perjalanan Raden Rahmat
dalam menyebarkan agama Islam di Jawa dimulai.

2
Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel
dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang
Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai
Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang
Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta
besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga
telah ditugaskan sebagai kapten Tionghoa di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian
menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Tionghoa di Jiaotung
(Bangil).

2.2 PERJALANAN DAKWAH

Daearah Bukhara merupakan salah satu daerah di Samarqand, yang sejak


dulu, daerah tersebut dikenal sebagai daerah besar Islam yang melahirkan
beberapa ulama-ulama besar, seperti halnya Imam Bukhari. Selain Imam
Bukhari dari Samarqand, ada juga ulama besar yang bernama Syekh Jumadil
Qubra.

Syekh Jamaluddin Qubra mempunyai seorang putra yang bernama


Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), karena berasal dari samarqad
masyarakat menyebutnya dengan sebutan Syekh Maulana Malik Ibrahim as-
Samarqandi. Saat itu, Syekh Maulan Malik Ibrahim diperintahkan oleh ayahnya
untuk berdakwah ke Asia.

Dengan adanya perintah tersebut, kemudian beliau di ambil menantu oleh


Raja Champa, yang kemudian dinikahkan dengan putrinya yaitu Dwi
Condrowulan. Dari perkawinannya, lahirlah Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan
Raden Rasyid Ali Murtdha (Raden Santri). Sedangkan adik Dewi Condrowulan
atau Dewi Dwarawati diperistri oleh Prabu Brawijaya Majapahit.

Dengan demikian, Raden Rahmat dan Raden Ali Murtadha merupakan


keponakan dari Ratu Majapahit dan tergolong sebagai putera kerajaan atau
bangswan kerajaan, dan pada waktu itu mendapatkan gelar Rahadian yang
artinya tuanku, atau disebut dengan Raden. Selain itu, beliau memiliki posisi
yang cukup kuat di kalangan bangsawan Majapahit.

Raja Majapahit sangat senang mendapat isteri dari Negeri Champa yang
memiliki wajah yang cantik serta kepribdian yang menarik, sehingga istri-istri
yang lainnya diceraikan olehnya, dan diberikan kepada adipati-adipati yang
tersebar di seluruh Nusantara. Kerajaan Majapahit sudah di tinggal oleh
Mahapatih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk yang saat itu mengalami
kemunduran drastic.
3
Kerajaan bisa saja terpecah belah karena terjadinya perang saudara. Selain
itu para adipati banyak yang tidak loyal dengan keturunan Prabu Hayam Wuruk
yaitu Prabu Brawijaya Kertabumi. Pajak dan upeti tidak pernah sampai ke
Majapahit, namun lebih sering di nikmati oleh adipati itu sendiri, hal ini
membuat sang prabu bersedih.

Terlebih lagi dengan adanya kebiasaan buruk para bangsawan dan para
pengeran yang suka berpesta dan bermain judi serta mabuk-mabukan. Prabu
Barwijaya Majapahit sadar betul jika kebiasaan ini masih terus berlanjut, negara
atau kerjaan menjadi lemah. Dan apabila kerjaan sudah kehilangan kekuasaan,
dengan mudah musuh masuk dan menghancurkan kerajaan.

Karena istri dari Prabu Brawijaya Majapahit khawatir dengan kondisi


suaminya, ia memberikan saran kepada suaminya, bahwa ia mempunyai seorang
keponankan yang ahli mendidik dalam hal untuk mengatasi kemerosotan budi
pekerti yang bernama Raden Rahmat. Dan pada tahun 1443 Masehi, beliau
datang ke tanah Jawa untuk menemui bibinya, Dwarawati.

Kedatangan Raden Rahmat ke tanah Jawa tidaklah sendiri, beliau di


temani oleh ayahnya Sykeh Jumadil Kubra dan kakaknya Sayyid Ali Murtdha.
Kemudian mereka terpisah dalam menjalankan misi dakwahnya, yang mana
Syekh Jumadi Qubra berada di tanah Jawa, Sayyid Ali Murtadha berada di
Samudra Pasai dan Raden Rahmat di Champa, Vietman Selatan.

Kemudian Raden Rahmat melanjutkan perjalannya ke Majapahit,


sesampianya di sana beliau di sambut gembira oleh bibinya dan raja. Raja
Majapahit memintanya untuk mendidik rakyat jelata dan para bangsawan agar
memiliki budi pukerti yang mulia, dan saat itu pula beliau menyanggupi
permintaan dari raja Majapahit tersebut.

Menurut beberapa sejarah, beliau menetap tinggal beberapa hari di istana


Majaphit, hingga beliau dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yaitu
Dewi Condrowati. Dengan demikian disebutkan kalau Raden rahmat juga
merupakan menantu dari raja Majapahit atau salah seorang pangeran (Rahadian)
yang kemudian beliau lebih di kenal dengan nama Raden Rahmat.

4
2.3 METODE PENYEBARANG AGAMA

Metode dakwah yang di lakukan oleh Sunan Ampel memang sangat


berbeda dengan wali yang lain, metode dakwah dengan masyarakat kelas
menengah ke bawah di lakukan dengan pembaruan dan pendekatan, sedangkan
ketika menghadapi orang-orang yang cerdik dan cendikia dengan pendekatakan
intelektual dan penalaran logis.

Beberapa para wali lainnya rata-rata menggunakan metode dakwah dengan


menggunakan pendekatan seni dan Budaya sebagai media dakwahnya. Namun,
Sunan Ampel lebih memilih menggunakan pendekatan intelektual dengaan
memberikan pemahaman wacana intelektual dan diskusi cerdas, kritis dan di
terima oleh akal manusia.

Pada dasarnya urgentitas budaya sebagai media dakwah alternatif memang tidak
bisa untuk di bantah dan dilupakan, karena sejarah juga membuktikan bahwa
pendekatan kultur budaya yang dimainkan sunan Kalijaga berhasil membuat
ketertarikan tersendiri bagi masyarakatnya, namun pendekatan kultur budaya di
nilai lebih releven pada kalangan masyarakat kelas menengah.

Sedangkan untuk obyek intelektual kelas atas, di nilai pas dengen menggunakan
jalur yang di tempuh oleh Sunan Ampel. Meski terlihat tersekat- sekat antara
masyarakat kelas atas dan bawah, hal tersebut tetap bisa tercapai karena beliau
merupakan da’i yang mempertaruhkan hidupnya untuk mengayomi umat.

Selain itu, beliau tetap independen dan konsisten dengan posisinya sebagai
ulama’. Karena memang beliau tidak pernah menggunakan alat atau media
apapun sebagai kendaraan dakwahnya. Walaupun demikian, inilah keunikan
metode dakwah dari Sunan Ampel. Selain itu metode dakwahnya di kenal
dengan istilah “ Moh Limo”.

5
 Ajaran “Moh Limo”

Falsafah Dakwah Sunan Ampel adalah untuk memperbaiki kerusakan


akhlaq masyarakat yang terjadi saat itu, dakwah yang di bawakan olehnya di
kenal dengan sebutan Mohmo atau Moh limo, artinya tidak mau melakukan
lima hal yang di larang oleh agama. Sepertinya halnya Moh Mabok, Moh
Main, Moh Wadon, Moh Madat, Moh Maling.

Moh Mabok artinya tidak mau untuk melakukan mabuk dengan meminum
khamr atau minuman keras, Moh Main artinya tidak mau untuk melakukan
permainan judi, sabung, togel dan lain-lain, Moh Wadon artinya tidak mau
untuk melakukan zina, homoseks, lesbian, Moha Madat artinya tidak mau
memakai narkoba, Moh Maling artinya tidak mau mencuri dan sejenisnya.

Dengan ajaran tersebut Prabu Brawijaya sangat senang dengan hasil


didikan dari Sunan Ampel. Raja menganggap bahwa ajaran agama Islam
merupakan budi pekerti yang mulia, saat Raden Rahmat mengumumkan
ajarannya adalah Islam, Raja tidak marah. Namun sayangnya, Raja tidak mau
masuk Islam dengan alasan ingin menjadi Raja Budha terakhir di Majapahit.

Saat itu pulalah Raden Rahmat di izinkan untuk menyiarkan agama Islam
di wilayah Surabaya bahkan di seluruh wilayah kerajaan Majapahit, hal
tersebut tentunya dengan catatan bahwa rakyat tidak boleh di paksa,
kemudian Raden Rahmat memberikan penjelasan bahwa tidak ada paksaan
sama sekali dalam beragama.

 Mendirikan Pesantren Ampeldenta

Pada hari yang telah di tentukan kemudian berangkatlah rombongan


Raden Rahmat ke sebuah desa Surabaya yang kemudian disebut dengan
Ampeldenta. Rombongan tersebut melalui desa Krian-Wonokromo hingga
memasuki Kembang Kuning.
6
Selama dalam perjalanan beliau juga bedakwah kepada penduduk
setempat yang di laluinya.

Cara berdakwah yang di gunakan saat itu cukup unik, yaitu beliau
membuat kipas yang berasal dari anyaman rotan, kipas tersebut kemudian
beliau bagikan kepada masyarakat setempat secara gratis, dan para penduduk
dapat menukarkannya dengan kalimat syahadat. Penduduk yang menerima
kipas tersebut sangat senang.

Dengan cara tersebut semakin banyak orang yang berdatangan kepada


Raden Rahmat, dan pada saat itulah beliau memperkenalkan keindahan
agama Islam yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Cara tersebut
terus beliau lakukan hingga memasuki Desa Kembang Kuning, dan saat itu,
Desa tersebut masih seperti hutan dan banyak rawa-rawa.

Dengan adanya karomah Raden Rahmat, beserta rombongannya


kemudian membuka hutan tersebut, dan mendirikan masjid sebagai tempat
sembahyang sederhana, sekarang ini masjid tersebut sudah di renovasi
menjadi masjid yang cukup besar dan bagus, masjid tersebut diberi nama
Masjid Rahmat Kembang Kemuning.

Di tempat tersebut Raden Rahmat bertemu dan berkenalan dengan dua


tokoh masyarakat yaitu Ki Waryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Kedua tokoh
tersebut dan keluarganya masuk Islam dan menjadi pengikut Raden Rahmat.
Dengan adanya kedua tokoh tersebut membuat semakin mudah Raden
Rahmat untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Terutama kepada masyarakat yang masih memegang teguh adat


kepercayaan lama, beliau tidak langsung melarang mereka melainkan
memberikan pengertian sedikit demi sedikit tentang pentingnya ajaran
ketauhidan, jika mereka sudah memahami ajaran tauhid, maka dengan
sendirinya mereka akan meninggalkan kepercayaan lama yang bertentangan
dengan Islam.

Sesampianya di tempat tujuan, pertama kali yang beliau lakukan adalah


dengan membangun masjid sebagai pusat kegiatan ibadah. Dan karena
menetap di Ampeldenta dan menjadi penguasa di daerah tersebut, kemudian
beliau di kenal sebagai Sunan Ampel. Setelah itu beliau juga mendirikan
pesantran sebagai tempat untuk mendidik putra bangsawan.

7
 Mendirikan Masjid Agung Demak

Sunan Ampel bukan hanya beraktivitas di sekitar wilayah Surabaya saja.


Bahkan, Sunan Ampel turut berjasa dalam mendirikan Masjid Agung Demak
yang hingga kini masih kokoh berdiri.

Masjid Agung Demak didirikan Sunan Ampel bersama Raden Patah, yang
tak lain merupakan raja pertama Kesultanan Demak. Raden Patah mendapat
ilmu mengenai agama Islam dari Sunan Ampel.

Sunan Ampel dan Raden Patah mendapat bantuan dari Sunan Kalijaga,
Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati dalam mendirikan Masjid Agung
Demak. Jasa empat wali itu kemudian diabadikan sebagai nama empat pilar
utama penyangga Masjid Agung Demak.

2.4 SEBAGAI SESEPUH WALISONGO

8
Raden Rahmat bukanlah penduduk asli Jawa. Setelah Syekh Jumadil
Kubra (ayahnya) wafat, Sunan Ampel di angkat menjadi sesepuh wali songo.
Sebagai Mufti atau pemimpin di tanah Jawa beberapa murid dan anaknya
menjadi muridnya. Beberapa putranya sendiri juga merupakan seorang wali
yang termasuk juga dalam wali songo.

Dengan di angkatnya Sunan Ampel sebagai sesepuh, maka para wali lain
tunduk dan patuh kepada kata-katanya, yang termasuk fatwa beliau dalam
memutuskan untuk peperanngan dengan Majapahit. Saat itu, para wali yang
lebih muda menilai jika Sunan Ampel terlalu lamban dalam memberikan nasihat
kepada Raden Patah.

Dikemudian hari, ada orang-orang yang membenci Islam dengan memutar


balikkan fakta sejarah yang ada. Mereka membuat tulisan palsu yang
menyatakan, bahwa Majapahit telah di serang oleh kerajaan Demak Bintaro
yang rajanya merupakan putra raja Majapahit (Raden Patah) yang di anggap
sebagai anak durhaka.

Padahal fakta sejarah sebenarnya bukanlah demikian adanya. Seandainya


Demak tidak segera menyerang Majapahit tentunya bangsa Portugis akan
menjajah tanah Jawa jauh lebih cepat di bandingkan dengan Belanda. Setelah
Majaphit jatuh pusaka kerajaan di boyong ke Demak Bintaro. Termasuk
mahkotanya, yang kemudian Raden patah di anggap sebagai raja Demak I.

2.5 MURID-MURID SUNAN AMPEL

9
Murid- murid Sunan Ampel di antaranya dari kalangan bangswan,
pangeran Majaphit maupun kalangan rakyat jelata, bahkan beberapa anggota
wali songo merupakan murid beliau . Murid Sunan Ampel yang paling terkenal
adalah Mbah Sholeh, Mbah Sholeh merupakan dari sekian banyak murid suna
Ampel yang paling di sayangi .

Betapa tidak, mbah Sholeh merupakan salah seorang murid yang


mempunyai karomah dan keistimewaan yang luar biasa. Tanpa sengaja sunan
Ampe mengeluarkan celetukan bahwa Mbah Sholeh hidup selama 9 kali. Mbah
Sholeh sendiri merupakan seorang tukang sapu di masjid Ampel pada masa
hidupnya, dan beliau sangat perfeksionis dalam membersihkan masjid.

Sehingga tidak ada satupun debu yang menempel di lantai masjid. Ketika
mbah sholeh wafat makamnya berada di depan masjid, namun ketika mbah
Sholeh wafat tidak ada satupun santri yang mampu membersihkan masjid
dengan sangat bersih seperti halnya mbah Sholeh. Kemudian saat itu terucaplah
celetukan Sunan Ampel.

Celetukan Sunan Ampel “apabila mbah Sholeh masih hidup tentulah


masjid ini menjadi bersih”. kemudian mendadak mbah Sholeh berada di tempat
pengimaman masjid sedang menyapu lantai masjid. Seluruh lantaipun menjadi
bersih kembali, dan orang-orangpun terheran melihat mbah Sholeh hidup lagi.

Beberapa bulan kemudian mbah Sholeh wafat lagi, dan terulang kembali
celetukan Sunan Ampel hingga berulang kali dan kuburannya ada delapan. Pada
saat kuburan mbah Sholeh ada delapan Sunan Ampel wafat, dan beberapa bulan
kemudian mbah Sholeh wafat menyusul Sunan Ampel. Makam Sunan Ampel
berdekatan dengan mbah Sholeh yang memiliki 9 makam.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sunan Ampel merupakan salah satu wali yang berdakwah di tanah Jawa,
tepatnya di kota Surabaya. Di masa kecilnya beliau di beri nama Sayyid
Muhammad ‘Ali Rahmatullah, namun seusai pindah ke Jawa Timur, masyarakat
memanggilanya dengan nama Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Beliau lahir di
Champa tahun 1401 Masehi.
Dakwah Sunan Ampel ini bertujuan untuk memperbaiki dekadensi moral
(Kemerostoanmoral) masyrakat saat itu. Saat itu dimana beberapa warga sekitar
yang dulunya juga merupakan masyarakat abangan yang memang banyak
penjudi dan penganut kepercayaan anismisme serta suka dengan yang namnya
sabung ayam.

11
KATA PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat yang telah


diberikan oleh Allah SWT, bahwa saya telah mendapat dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Saya harap semua penjelasan di dalam laporan ini mudah dimengerti serta
dipahami bagi para pembaca. Saya berharap segala upaya yang sudah dilakukan
dapat berkenan untuk ibu guru. Dan juga, laporan ini membuahkan hasil
bermanfaat bagi saya berupa pengalaman terbaik juga nilai yang memuaskan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini. Demikian yang
saya dapat sampaikan.Terima kasih.

Surabaya, 20 Mei 2022


Penulis
Adiwidya BudI P.

12

You might also like