You are on page 1of 14

TUMBUKAN

APLIKASI DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI

Disusun oleh : 

Adiwidya Budi Pratama


X-4 / 01

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 15 SURABAYA
JL. DUKUH MENANGGAL SELATARAN NO.103 SURABAYA
TELP: +62-031-8290473 
WEB: sman15-sby.sch.id EMAIL: sman15sby@yahoo.co.id
SURABAYA 60234
TAHUN AJARAN 2021/2022 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “TUMBUKAN APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran Fisika. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang transportasi dan logistik di kehidupan sehari-hari
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ellyst


Rohela Siburian, S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, 22 Juni 2022

Hormat saya,

Adiwidya Budi P.

i
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................... 1
1.2 TUJUAN........................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 2
BAB II ISI LAPORAN............................................................................... 6
3.1 PEMBAHASAN............................................................................... 6
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 9
4.1 KESIMPULAN................................................................................. 9
KATA PENUTUP....................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari kita biasa menyaksikan benda-benda saling
bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagian disebabkan
karena tabrakan (tumbukan). Misalnya tumbukan antara dua kendaraan baik
antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara
sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan
lainnya.

Kehidupan kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak
ditendang oleh seseorang, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak
dengan kaki orang tersebut. Tanpa tumbukan permainan billiard tidak akan
pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaan kita ketika
masih kecil Masih banyak contoh lainnya yang dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan ini kita mempelajari peristiwa
tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika
apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.

1.2 TUJUAN

1. Menganalisis perubahan yang terjadi pada peristiwa tumbukan


2. Menganalisis perubahan momentum pada peristiwa tumbukan lenting
sempurna,lenting sebagian dan tidak lenting sama sekali
3. Menganalisis hukum kekekalan momentum pada peristiwa tumbukan

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Momentum adalah besaran vektor karena merupakan perkalian vektor


kecepatan v degan massa partikel m, arah momentum sama dengan arah
kecepatannyasedangkan untuk nilai massa bernilai positif. Momentum adalah
besaran yang dimilikioleh sebuah benda atau partikel yang bergerak.
P = m.v
p : momentum (kg m/s)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
Tumbukan adalah suatu peristiwa yang terisolasi ketika dua atau beberapa
benda melakukan gaya yang cukup kuat satu kepada yang lai dalam waktu
yangsingkat. Peristiwa tumbuka tidak harus terjadi sentuhan atau kontak antara
benda- benda yang terlibat dalam tumbukan itu. Syarat tumbukan adalah
peristiwa yangterisolasi dapat dipenuhi dengan anggapan bahwa gaya-gaya
interaksi anatara benda- benda yang trlibat dalam tumbukan itu diasumsikan
lebih besar daripada gaya-gayaluar yang ada. Pada peristiwa tumbukan, orang
harus secara ketat membedakan fase-fase tumbukan: sebelum, selaam, dan
sesudah.

a. Tumbukan lenting sempurna


Dalam kenyataan sehari-hari tidak pernah menemukan peristiwa
tumbukanlenting sempurna. Namun pemahaman ini akan bermanfaat untuk
memahami jenis-jenis tumbukan yang lain. Misal jika bola dijatuhkan ke
lantai, bola tersebutakan menumbuk lantai dengan lenting sempurna dan
bola akan terpantul sehinggamampu mencapai ketinggian sebagaimana pada
saat ia pertama kali dijatuhkan.

Keduanya bertumbukan lenting sempurna dan kecepatan masing-


masing sesudah tumbukan adalah v1’ dan v2’ . Pada tumbukan lenting
sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik.

p1 + p2= p1 '+ p2 '

m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m2 v 2 ' (1)


dan

2
EK 1+ EK 2=EK 1 ' + EK 2 '

1 1 1 1
m v 1+ m v 2= m v 1 '+ m v 2 '
2 1 2 2 2 1 2 2
(2)

Dari kedua persamaan tersebut, dapat diketahui hubungan antara


v1, v2, v1’ , dan v2’ adalah sebagai berikut :
m1 (v 1−v 1 ')=m2( v 2 ' −v 2)
dan
m1 (v −v 1 ' )=m2(v 2 ' 2−v 22)
2
1
2
(3)
Dengan mengingat rumus aljabar a 2−b2= ( a+b )( a−b) , persamaan (3)
dapat ditulis menjadi:
m1 ( v 1−v 2 ' ) (v 1 + v2 ')=m2 ( v 2 '−v 2 ) (v 2 '+ v 2 ' ) (4)
Jika persamaan (4) dibagi persamaan (3), diperoleh
v1 + v 1 '=v 2 ' + v 2
atau
v1 −v 2=−( v1 ' −v 2 ') (5)
Pada persamaan (5) ini, v1 −v 2 menyatakan kecepatan relatif dua
benda sebelum tumbukan, sedangkan v1 '−v 2 ' menyatakan kecepatan
relatif dua benda setelah tumbukan. Jadi, untuk tumbukan lenting
sempurna sepusat (seluruh gerakannya terletak pada satu garis lurus),
kelajuan relatif kedua benda setelah tumbukan sama dengan kelajuan
relative sebelum tumbukan, tidak terpengaruh massa benda yang
bertumbukan.

b. Tumbukan tidak lenting sama sekali


Pada tumbukan ini, hukum kelesatrian momentum tetap berlaku
namun hukum kelestarian energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan
ini, koefisien pemulih lenyap dimana e=0. Setelah tumbukan kedua benda
melekat menjadi satu dan bergerak dengan kecepatan yang sama. Ada
sebagian energi mekanik yang berubah menjadi energi panas, bunyi, atau
energi yang lain. Pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda
bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah
tumbukan yaitu:
v1 ' =v 2 '=v ' (6)
Persamaan (6) dimasukkan dalam persamaan hukum kekekalan
momentum:
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m2 v 2 '
3
sehingga persamaannya menjadi:
m1 v 1+ m2 v 2=(m ¿ ¿ 1+m2)v ' ¿
Apabila benda bermassa m1 mula-mula bergerak dengan kecepatan
v1 dan benda bermassa m2 mula-mula diam, maka persamaannya
menjadi:
m1 v 1+ m2 .0=(m ¿ ¿ 1+ m2) v ' ¿
atau
m1
v '= v
m1 +m 2 1
Jadi, dengan mengetahui massa dan kecepatan mula-mula, dapat
dihitung kecepatan benda setelah tumbukan.

c. Tumbukan lenting sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian, hukum kelestarian momentum tetap
berlaku, tetapi hukum kelestarian eergi mekanik tidak berlaku. Setelah
tumbukan, ada sebagian energi mekanik yang berubah menjadi energi
panas, bunyi atau energi yang lain. Tumbukan ini memiliki koefisien
pemulih yag mempunyai nilai antara no dan satu 0 < e < 1.
Pada pembahasan tumbukan lenting sempurna, pada persamaan 5
diperoleh
∆ v ' =−∆ v
atau
'
−∆ v
=1
∆v
'
−∆ v
Rasio inilah yang didefinisikan sebagai koefisien restitusi.
∆v
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan
antara kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif
sesaat sebelum tumbukan.
−∆ v ' −(v 2 ' −v 1 ')
e= =
∆v v 2−v 1
Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu antara nol dan satu
(0 ≤ e ≤ 1).
Untuk tumbukan lenting sempurna:
−∆ v '
e= =1
∆v

4
Untuk tumbukan tak lenting sama sekali:
−∆ v ' −( v 2 ' −v1 ' )
e= = =0
∆v v 2−v 1

sebab v 2 '=v 1 '


Seperti telah disebutkan bahwa sebagian besar tumbukan adalah
tumbukan lenting sebagian, yaitu tumbukan yang berada di antara dua
keadaan ekstrem tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting
sama sekali. Jelaslah bahwa pada tumbukan lenting sebagian, koefisien
1 1
restitusi adalah 0 < e < 1, misalnya e = 2 , e = 3 , dan e = 0,6.
5
BAB III
ISI LAPORAN

3.1 PEMBAHASAN
a. Tabrakan mobil
Gaya tumbukan terjadi setiap kali suatu benda menabrak benda lain.
Sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tertentu saat menemui
halangan, mengalami perubahan momentum. Perubahan momentum ini
berbanding lurus dengan gaya tumbukan yang ada pada benda bergerak,
yang berarti semakin besar perubahan momentum maka akan semakin besar
gaya tumbukannya. Kekuatan tumbukan bertanggung jawab atas kerusakan
dan perubahan bentuk yang terjadi pada mobil dan orang yang
mengendarainya. Pada peristiwa tersebut berlaku hukum kekekalan
momentum dan hukum kekekalan energy kinteik :
Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2
m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh


persamaan sebagai berikut.
Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2
½ m1v12 + ½ m2v22  = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2
m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan


sebagai berikut.
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)
v1 + v’1 = v’2 + v2
6
v1 – v2 = v’2 – v’1
-(v2 – v1) = v’2 – v’1
Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan antara 2 mobil,
kecepatan relatif mobil sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi
arahnya berlawanan

b. Peluru yang ditembakkan dan mengenai target


Pada peristiwa ini terjadi tumbukan tidak lenting sama sekali. Pada
tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar
(benda yang bertumbukan saling melekat).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika    v’1 = v’2 = v’,      maka    m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’

c. Mendribble bola basket


Dribble bola basket mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana
energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum
kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga
berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi.
Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat
berkurangnya kecepatan relatif benda setelah tumbukan dirumuskan
sebagai berikut.

Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan


lenting sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0.
Sedangkan untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0
dan 1 (0 < e < 1). Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1
di atas lantai. Setelah menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2,
nilai h2 selalu lebih kecil dari h1.

7
Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan adalah v1 dan sesaat setelah
tumbukan v1’ . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar
kecepatan bola memenuhi persamaan :

Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan nol
(v2 = v’2 = 0). Jika arah ke benda diberi harga negatif, maka akan
diperoleh persamaan sebagai berikut.

8
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan


menjadi beberapa jenis. Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui
berdasarkan nilai koefisien elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah benda
yang bertumbukan. Koefisien restitusi dari dua benda yang bertumbukan sama
dengan perbandingan negatif antara beda kecepatan sesudah tumbukan dengan
beda kecepatan sebelum tumbukan. Dengan e adalah koefisien restitusi
(Putranto, Singgih, dkk 2015).

Koefisien restitusi merupakan konstanta yang menyertai dua benda ketika


mengalami tumbukan. Koefisien restitusi dalam peristiwa tumbukan
menunjukkan jenis tumbukan dua benda. Tumbukan itu dapat berupa tumbukan
lenting sempurna dengan nilai koefisien restitusi sama dengan satu (e = 1),
tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien restitusi lebih kecil dari satu
dan lebih besar dari nol (0 < e < 1), dan tumbukan tidak lenting sama sekali
dengan nilai koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0). Besar nilai koefisien
suatu benda sangat bergantung pada kecepatan dua benda sebelum dan sesudah
tumbukan. Untuk benda jatuh bebas, koefisien tergantung pada ketinggian benda
ketika dijatuhkan. Hal tersebut dikarenakan kecepatan benda yang jatuh bebas
sangat ditentukan oleh ketinggian benda dan percepatan gravitasi bumi (Wildan,
2016).

Jika dua benda sangat keras bertumbukkan dan tidak ada panas yang
dihasilkan oleh tumbukan, maka energi kinetiknya kekal, artinya energi kinetik
total sebelum tumbukan sama dengan total sesudah tumbukan. Dalam hal ini,
momentum totalnya juga kekal. Tumbukkan seperti ini disebut dengan
tumbukan lenting sempurna. Sehingga berlaku
9

m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)
m1 . v12 +    m2 . v22 =    m1’ . v12’ +   m2’ . v22’ (kekekalan energi)
Tanda  aksen (‘) menunjukkan  setelah  tumbukkan. Nilai koefisian tumbukan
(e) jenis ini adalah 1 (Rinaldi,2016).

Jika akibat tumbukan terjadi panas yang hilang, maka energi kinetik total serta
momentum tidak kekal. Tumbukan jenis ini disebut lenting sebagian, Sehingga
berlaku :
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)
Ek1 + Ek2 =Ek1’ + Ek2’ + energi panas dan bentuk lainnya ( energi kinetik yang
hilang ), sehingga : ∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang. Nilai
koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0 (Sumilat, 2015).

m1 . v1 + m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’ (kekekalan momentum)


Jika akibat tumbukan dua benda bergabung menjadi satu, maka tumbukan jenis
ini disebut tidak lenting sama sekali. Pada tumbukan jenis ini ada jumlah
maksimum energi kinetik yang di ubah menjadi bentuk lain, tetapi momentum
totalnya tetap kekal. Sehingga berlaku :
∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0 (Sumilat, 2015)
10
KATA PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat yang telah


diberikan oleh Allah SWT, bahwa saya telah mendapat dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Saya harap semua penjelasan di dalam laporan ini mudah dimengerti serta
dipahami bagi para pembaca. Saya berharap segala upaya yang sudah dilakukan
dapat berkenan untuk ibu guru. Dan juga, laporan ini membuahkan hasil
bermanfaat bagi saya berupa pengalaman terbaik juga nilai yang memuaskan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini. Demikian yang
saya dapat sampaikan.Terima kasih.

Surabaya, 22 Juni 2022

Penulis
Adiwidya Budi Pratama

You might also like