You are on page 1of 2

Tugas Resume

Nama : Aditya Maulana

Nim : 201211742

Potensi Teh Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai

Terapi Komplementer Untuk Menurunkan Infeksi Opurtunistik Pada Penderita HIV-AIDS

Potensi Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)

Penderita HIV sangat rentan mengalami infeksi oportunistik. Ada beberapa infeksi oportunistik yang
paling umum, yaitu kandidiasis (thrush), virus sitomegalia (CMV), virus herpes simpleks, malaria,
Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI), Pneumonia Pneumocystis (PCP), Toksoplasmosis
(tokso), dan Tuberkulosis (TB).30

Resiko infeksi oportunistik pada penderita HIV dapat dikurangi dengan menggunakan obat untuk
mencegah pengembangan penyakit aktif yang disebut terapi profilaksis. Terapi ini menggunakan
ARV (Antiretroviral) yang berfungsi untuk memulihkan sistem imunitas tubuh sehingga dapat
melawan pathogen dari infeksi oportunistik. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan
tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber patogen yang diketahui menyebabkan IO.

Allah telah menurunkan buah-buahan di muka bumi sebagai obat, seperti firmanNya dalam Surat
An-Nahl ayat 69, “Dan makanlah oleh kamu bermacam- macam sari buah-buahan, serta tempuhlah
jalan-jalan yang telah dimudahkan oleh Tuhanmu. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang
bermacam-macam jenisnya yang dapat dijadikan obat untuk manusia. Didalamnya terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah swt bagi orang-orang yang memikirkan”.

Hylocereus spp atau kulit buah naga dalam pengolahannya biasanya hanya dibuang dan tidak
dimanfaatkan, padahal di dalam ayat AlQuran disebutkan:

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.
(Shad: 27)

Dari ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan yang ada
di langit serta apa yang ada di antara keduanya tidak ada yang sia-sia, termasuk kulit buah naga yang
biasanya hanya dibuang dan menjadi limbah yang tidak digunakan. Padahal, kulit buah naga
mengandung fraksi polyphenolic yang menunjukkan spectrum antimicrobial yang luas melalui
penghambatan pertumbuhan beberapa pathogen.

Berdasarkan penelitian Nurmahani, International Food Research Journal 19(1): 77-84 (2012),
aktivitas antibacterial dari ethanol, chloroform dan hexane extracts dari kulit Hylocereus polyrhizus
(red flesh pitaya) dan Hylocereus undatus (white flesh pitaya) dapat melawan sembilan pathogens
yang dievaluasi melalui disc diffusion method dan broth microdilution method.

Aktivitas antibacterial dari kulit buah Mekanisme Teh Kulit Buah Naga Merah naga yang mempunyai
spectrum luas yang (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Agen Terapi dapat menghambat pathogenesis
bakteri gram Oportunistik Pada Penderita HIV positif dan gram negatif diharapkan dapat

menjadi terapi komplementer pendamping ARV Teh kulit buah naga merah yang masukke
dalam mencegah terjadinya infeksi oportunistik dalam tubuh tidak akan mengalami fase mekanik
pada penderita HIV AIDS. dan langsung mengarah ke lambung melalui kerongkongan. Lambung
merupakan rgan

Pembuatan Teh dari Kulit Buah Naga Merah berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam
(Hylocereus Polyrhizus) rongga perut sebelah kiri, di bawah sekat rongga badan. Dinding
lambung sifatnya lentur, dapat

Kulit buah naga yang akan dijadikan teh mengembang apabila berisi makanan dan harus melalui
proses pengeringan terlebih mengempis apabila kosong. Muatan di dalam dahulu. Pengeringan
merupakan salah satu lambung dapat menampung hingga 1,5 liter cara untuk memperpanjang masa
simpan makanan.33

akibat pengurangan kadar air. Pengeringan Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap dapat
dilakukan dengan bantuan sinar matahari makanan atau minuman. Makanan yang padat dan alat
pengering. Pengeringan menggunakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama sinar matahari
lebih memerlukan waktu yang daripada zat cair (minuman) sehingga menurut lama dan suhu tidak
dapat diatur

,1. Teh dari kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) mempunyai potensi sebagai agen
terapi infeksi oportunistik pada penderita HIVAIDS dikarenakan mengandung beberapa senyawa
antioksida seperti flavonoid. Pengaruh flavonoid di dalam teh tersebut terutama dalam menurunkan
angka kejadian rekurensi lesi yang disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, dan virus.

2. Pemilihan sediaan teh adalah pilihan yang terbaik karena selain akan lebih
memudahkan penderita untuk mengonsumsinya juga agar senyawa baik yang terkandung
didalamnya seperti flavonoid akan dapat langsung diserap oleh tubuh tanpa perlu melalui
mekanisme kimiawi yang akan merubah keefektivitasnya.

3. Mekanisme flavonoid pada kulit buah naga merah sebagai agen terapi infeksi oportunistik
melalui berbagai cara diantaranya, menghambat reaksi oksidasi, menganggu permeabilitas membran
sel jamur, serta memiliki aktivitas penghambatan pada bakteri gram positif sehingga dapat merusak
fungsi dinding sel dan akan menyebabkan sel menjadi lisis.

You might also like