You are on page 1of 16

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

DISTRIBUSI AGENT DI LINGKUNGAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPUH : HERAWATI

NAMA : RITA SARI N. MUDADI

NPM : 2213201030

KELAS : KESMAS 1

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar Kesehatan Lingkungan yang berjudul
“ Distribusi Agent di Lingkungan”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan semester II dengan dosen pengampu Herawati,
S.Pd.,M.Kes. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami

Akhirnya, penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah


ini,dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya.dengan segala kerendahan hati,saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah
pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Luwuk 1 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Dinamika Perubahan Agent di Lingkungan


B. Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi,
Transformasi, Biokonsentrasi dan degradasi ).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik (tanah,
air, udara, cuaca,suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia).Lingkungan hidup, baik abiotik maupun biotik memengaruhi dan
dipengaruhi oleh manusia. Semua yang terdapat pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,
karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.Makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan agar dapat bertahan hidup dan mempertahankan keberadaannya
(eksistensi). Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisme,
diperlukan adanya hubungan timbal balik (interaksi) antara kelompok-
kelompok organisme dengan lingkungan hidupnya Kondisi lingkungan yang
alami dengan segala keragaman interaksinya dapat menjaga keseimbangan
alam.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana dinamika perubahan agent di lingkungan?
 Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi
Transformasi, Biokonsentrasi, dan degradasi ).

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinamika Perubahan Agent di Lingkungan


Perubahan-perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh kegiatan
alam, seperti letusan gunung berapi, atau akibat kegiatan manusia,
seperti pembangunan waduk, pembakaran hutan, industri pencemaran
udara pencemaran rumah tangga, dan lain-lain. Komponen lingkungan
yang selalu berinteraksi dengan manusia dan sering kali mengalami
perubahan akibat adanya kegiatan manusia atau proyek besar, adalah air,
udara, makanan. Vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu
sendiri. Perubahan-perubahan yang harus diwaspadai, pada dasarnya
karena berbagai komponen lingkungan, seperti air maupun udara,
bahkan binatang, seperti nyamuk tersebut yang mengandung “agents”
penyakit. Agent penyakit ini yang pada dasarnya “menumpang” pada
“vehicle” air, udara, dan lain sebagainya. Pada dasarnya komponen
lingkungan yang disebut memiliki potensi dampak kesehatan adalah
komponen lingkungan yang mengandung di dalamnya berbagai agents
penyakit yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok fisik, mikroba
maupun bahan kimia beracun.
Jenis Agents
Penyakit Komponen lingkungan (yang merupakan wahana penyakit) yang
mengandung potensi dampak dibagi dalam kelompok:
a. Kelompok Mikroba Virus, spora. Bakteri, parasit, jamur, masing-
masing perlu lebih dideskripsikan lagi, bagaimana mengukur jumlah
kontak atau perkiraan dosisnya, misalnya hitung koloni kuman
termasuk salah satu metode untuk memperkirakan exposure
terhadap kuman.
b. Kelompok Bahan Kimia Klasifikasi bahan kimia amat luas, misalnya
jenis pestisida bisa mencapai ratusan, limbah industri, asap rokok,
jenis logam berat, jenis bahan kimia ikutan sehingga diperkirakan
ratusan ribu jenis bahan kimia beredar di lapangan dan masing-
masing memiliki potensi bahaya kesehatan lingkungan.
c. Kelompok Fisik Radiasi, elektromagnetik, kebisingan, getaran, suhu,
ultraviolet, cuaca, radiasi, dan sebagainya.

Komponen tersebut akan berinteraksi dengan manusia melalui media


atau wahana (vehicle): udara, air, tanah, makanan, atau vektor penyakit
(seperti nyamuk). Media atau “vehicle” udara: kita mengenal masalah
“indoor air pollution”, pencemaran debu, spora dan lain-lain dalam
udara. Media atau “vehicle” air: kita mengenal adanya bakteri, kimia,
logam berat dalam air, dan lain-lain sehingga kita kenal program air
bersih, pengolahan air limbah. Dan lain-lain. Media atau makanan,
misalnya makanan yang mengandung bakteri, spora, makanan yang
mengandung bahan pewarna berbahaya, makanan/produk pertanian
yang mengandung pestisida, hormon, logam berat (Cd), dan lain-lain.
Bakteri, parasit juga dapat dipindahkan melalui binatang penular atau
vektor penyakit.

Adanya berbagai komponen lingkungan dalam berbagai media terjadi


karena adanya sumber-sumber yang secara aktif menghasilkan adanya
komponen tersebut, baik dalam masa pemanfaatan (penggunaan)
maupun ketika sudah menjadi limbah cair, padat maupun gas. Komponen
lingkungan utamanya adalah bahan kimia pada berbagai media yang
melebihi ambang batas, lazim dikenal sebagai pencemaran lingkungan.
Komponen lingkungan yang memiliki potensi sebagai agen penyakit yang
berasal dari sumbernya. lalu bergerak dan berada dalam lingkungan
(ambient). Nasibnya ada 2 kemungkinan, dapat dieliminir oleh komponen
lingkungan yang lain (misalnya suhu lingkungan, kelembaban, bakteri,
dan lain-lain) sehingga potensi bahaya hilang atau sebaliknya potensi
menjadi lebih berbahaya bagi manusia. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
adanya variabel pengaruh/ pengganggu yang dapat memperberat atau
memperingan keadaan (intervening variables). Bila di sekitar agents atau
komponen lingkungan itu ada sekelompok manusia maka akan masuk ke
dalam tubuh manusia melalui 3 jalan, yaitu:

a. jalan nafas;

b. jalan pencernaan:

c. jalan kulit baik kontak dan masuk melalui pori-pori kulit atau suntikan.

B. Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi


Transformasi, Biokonsentrasi dan degradasi ).

1. Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses berubahnya air menjadi uap air dari
perairan terbuka, tanah dan batuan lainnya. Proses evaporasi sangat
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap, suhu udara, angin, kualitas air
dan permukaan bidang evaporasi [1]. Pengukuran besarnya evaporasi
dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, mulai dari pengukuran
langsung dengan panci evaporasi atau perhitungan dengan berbagai
metode dan gabungan keduanya.
Evaporasi ini berlangsung dengan adanya mesin atau alat-alat penyuplai
panas pengganti dari sinar matahari, alat tersebut dinamakan evaporator.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi
uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar,yaitu untuk menukar
panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator
umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi
(tempat dimana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya
digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri
kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh
dari proses pemurnian) dalam evaporator.Evaporator mengubah air
menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya.Pada
sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas
oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk
memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat
kontaminasi lain.Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat
dikontrol dengan mengatur tekanan pada permukaan uap-cair.
2. Sedimentasi.
Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di suatu
tempat tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan oleh air, angin,
es atau gletser pada suatu cekungan yang kemudian membentuk jenis
batuan baru yang dinamakan batuan sedimen.
Endapan-endapan yang terkumpul menjadi batuan baru terdiri dari
komponen abiotik, seperti tanah dan pasir yang berasal dari pelapukan
atau pengikisan dalam jangka waktu yang lama.
Faktor - faktor yang mendorong terjadinya sedimentasi, yaitu:
a. Material yang menjadi bahan endapan, seperti debu, pasir, tanah, dan
lainnya.
b. Terdapat lingkungan pengendapan, baik berupa daratan, laut dan
transisi.
c. Perpindahan material sedimen dapat disebabkan oleh air, angin, es
atau gletser.
d. Pengendapan terjadi karena perubahan atau perbedaan arus dan
gaya.
e. Terjadi replacement atau penggantian serta rekristalisasi atau
perubahan material.
f. Diagenesis, yaitu perubahan yang terjadi ketika pengendapan, baik
secara kimia atau fisika.
g. Kompaksi, yaitu adanya gaya berat dari material sedimen sehingga
volume sedimen berkurang.
h. Litifikasi, yaitu adanya kompaksi atau pemadatan secara terus
menerus sehingga sedimen mengeras.
3. Disosiasi
Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu senyawa menjadi bagian
yang lebih sederhana. Reaksi disosiasi adalah suatu reaksi setimbang.
Contoh kesetimbangan disosiasi adalah penguraian amonia NH₃.

2 NH₃ (g) ⇄ N₂ (g) + 3 H₂ (g)

Berdasarkan wujud zat yang terdapat dalam sistem kesetimbangan


disosiasi, disosiasi dibedakan atas disosiasi homogen dan disosiasi
heterogen.

Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai


dengan jumlah mol mula-mula.

4. Transformasi
5. Biokonsentrasi
Masuknya bahan-bahan yang bersifat toksik ke suatu ekosistem akuatik
akan menimbulkan perubahan yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup organisme yang ada di dalamnya. Perubahan ini juga
mempengaruhi fungsi dan kegunaan air laut menjadi tidak sesuai lagi
dengan peruntukan- nya. Air yang tercemar tidak lagi bisa digunakan
untuk kehidupan karena tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
tidak bisa menjadi habitat biota akuatik yang aman. Bila konsentrasi
polutan yang masuk terus bertambah maka akan terjadi biokonsentrasi
yaitu peningkatan konsentrasi suatu polutan dalam suatu ekosistem.
Keberadaan polutan dalam suatu lingkungan akan sangat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan berbagai cara. Misalnya
unsur logam yang dapat masuk secara alami karena sudah berada di
bumi, batuan dan tanah secara alamiah kemudian masuk ke lingkungan
laut melalui hujan dan erosi. Sumber lainnya adalah melalui buangan
industri, limbah rumah tangga, pertanian. Laut sering dijadikan sebagai
lokasi pembuangan akhir dari berbagai sisa aktivitas manusia di daratan.
Banyak sumber polutan pencemar lingkungan akuatik, salah satunya
adalah logam, yang kini banyak dipakai dalam proses industri dan dipakai
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, bahan bakar
dan lainnya. Limbah tersebut mengandung bahan kimia yang bersifat
toksik terhadap biota perairan misalnya mengandung logam berat dan
pestisida. Keadaan ini menyebabkan kondisi lingkungan tidak sesuai lagi
dengan peruntukannya, yang pada gilirannya akan berpengaruh pula
terhadap sumberdaya hayati perairan. Selain itu pencemaran yang terjadi
akan berdampak bagi manusia sebagai pengguna sumberdaya laut.
Masuknya suatu polutan ke dalam ekosistem laut. Polutan dapat masuk
ke air dan sedimen dan dapat mempengaruhi rantai makanan. Respon
yang timbul akan bermacam-macam, dari tingkat organisme contohnya
adalah efek psikologis, patologis, penurunan kondisi lingkungan,
pertumbuhan, fekunditas dan ketahanan hidup. Pada tingkat populasi
dapat menimbulkan penurunan kelimpahan dan reproduksi dan pada
tingkat komunitas, dapat menimbulkan penurunan keanekaragaman dan
kepadatan serta perubahan struktur tropik. Jadi, masuknya suatu polutan
akan membawa dampak yang luas mulai dari tingkat organisme sampai
tingkat komunitas bahkan bisa meluas sampai ekosistem.Secara umum,
respon yang terjadi pada suatu ekosistem akuatik meliputi tahap-tahap
yaitu biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi.
Biokonsentrasi merupakan kondisi peningkatan konsentrasi polutan di
lingkungan. Biasanya kadar polutan akan di atas kadar normal yang
diperbolehkan. Organisme yang mengalami pemaparan bahan toksik
terus menerus akan mengalami bioakumulasi. Bioakumulasi merupakan
suatu proses dimana substansi kimia mempengaruhi makhluk hidup dan
ditandai dengan peningkatan konsentrasi bahan kimia di tubuh
organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia itu di
lingkungan. Sedangkan Bioakumulasi mengacu pada bagaimana suatu
polutan memasuki rantai makanan sedangkan biomagnifikasi mengacu
pada kecenderungan polutan untuk ter- konsentrasi dan berpindah dari
satu tingkat trofik ke tingkat berikutnya.
6. Degradasi
Degradasi lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan hidup yang
berpotensi merugikan kehidupan manusia. Degradasi lingkungan hidup
dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu alam dan manusia
(Moersidik, 2014).
Degradasi lingkungan dapat terjadi akibat pemanfaatan lahan dan
masuknya bahan-bahan pencemar berbentuk padat dan cair ke
lingkungan yang mana bahan-bahan ini bukan merupakan bagian dari
komponen lingkungan asli. Degradasi lingkungan dapat pula terjadi akibat
proses eksploitasi terhadap lahan dan tanah, seperti yang terjadi pada
proses penambangan timah, emas, batu bara, dan lain sebagainya. Secara
alami tanah hanya akan mengalami pencemaran apabila terjadi erosi,
namun pencemaran alami ini selalu diimbangi oleh proses pelapukan
produk alami dan pembentukan tanah yang baru. Sebagaimana halnya air
yang memiliki kualitas air maka tanah pun demikian, kualitas tanah di
satu tempat dengan tanah di tempat lain belum tentu sama. Perbedaan
kualitas tanah pada umumnya dinilai dari kondisi lapisan humus hasil
pelapukan dan pembusukan sisa-sisa tanaman di bagian permukaan
tanah. Semakin beragam organisme hidup yang terdapat di permukaan
tanah, semakin berkualitas tanah tersebut. Hal ini dapat terjadi karena di
dalam tanah atau di permukaan tanah juga terdapat bermacam
kehidupan organisme - organisme yang terjalin secara harmonis dengan
lingkungannya. Kehidupan di dalam tanah termasuk top soil terutama
didominasi oleh mikroorganisme yang ikut serta mendorong terjadinya
berbagai siklus, seperti siklus nitrogen, siklus karbohidrat siklus hara
makanan, dan lain sebagainya.
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan
dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan
yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain:
1. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena
masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan
pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping
dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan
jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu
pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan
pencemaran suara.
2. Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung
lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan
bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan
oleh manusia yang tidak memperhatikan keseimbangan
lingkungan. Bentuk degradasi lahan, misalnya lahan kritis,
kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik
(tanah, air, udara, cuaca,suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia).Perubahan-perubahan lingkungan dapat disebabkan
oleh kegiatan alam, seperti letusan gunung berapi, atau akibat kegiatan
manusia. Komponen lingkungan yang selalu berinteraksi dengan manusia
dan sering kali mengalami perubahan akibat adanya kegiatan manusia
atau proyek besar, adalah air, udara, makanan. Vektor/binatang penular
penyakit, dan manusia itu sendiri. Perubahan-perubahan yang harus
diwaspadai, pada dasarnya karena berbagai komponen lingkungan,
seperti air maupun udara, bahkan binatang, seperti nyamuk tersebut
yang mengandung “agents” penyakit. Agent penyakit ini yang pada
dasarnya “menumpang” pada “vehicle” air, udara, dan lain sebagainya.
 Evaporasi adalah suatu proses berubahnya air menjadi uap air dari
perairan terbuka, tanah dan batuan lainnya. Proses evaporasi
sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap, suhu udara,
angin, kualitas air dan permukaan bidang evaporasi.
 Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di
suatu tempat tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan
oleh air, angin, es atau gletser pada suatu cekungan yang
kemudian membentuk jenis batuan baru yang dinamakan batuan
sedimen.
 Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu senyawa menjadi
bagian yang lebih sederhana. Reaksi disosiasi adalah suatu reaksi
setimbang.
Contoh kesetimbangan disosiasi adalah penguraian amonia NH₃.

 Biokonsentrasi yaitu peningkatan konsentrasi suatu polutan dalam
suatu ekosistem. Keberadaan polutan dalam suatu lingkungan
akan sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di
dalamnya. Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan
berbagai cara. Misalnya unsur logam yang dapat masuk secara
alami karena sudah berada di bumi, batuan dan tanah secara
alamiah kemudian masuk ke lingkungan laut melalui hujan dan
erosi. Sumber lainnya adalah melalui buangan industri, limbah
rumah tangga, pertanian.
 Degradasi lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan hidup
yang berpotensi merugikan kehidupan manusia. Degradasi
lingkungan hidup dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
alam dan manusia (Moersidik, 2014).
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami
paparkan, Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk
kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like