You are on page 1of 4

A.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI PANCAR/CURAH (SPRINKLER IRRIGATION)


Irigasi Pancar/Curah (Sprinkler Irrigation) adalah metode pemberian air irigasi pada
permukaan tanah melalui pipa-pipa bertekanan tinggi dan mencurahkannya ke udara dalam
bentuk butiran-butiran air kecil yang menyerupai hujan (Kay, 1983).
Sistem irigasi curah terdiri dari beberapa unit komponen penyusun, yaitu : sumber air irigasi,
pompa air dan tenaga penggeraknya, jaringan perpipaan dan Sprinkler (Keller dan Bleishner,
1990).
1. Operasi Sistem Irigasi Pancar/Curah
Pengoperasian irigasi pancar/curah membutuhkan tekanan yang cukup agar
distribusi air berjalan dengan baik yang dapat berasal dari gravitasi, pemompaan
pada sumber air, penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat tekanan
(booster pump).
a. Penetapan sumber air
– Ada berbagai jenis sumber air yang dapat digunakan, misalnya sumber air yang
berasal dari sungai, waduk, sumur.
– Jika menggunakan sumber air yang berada dalam tangki terpasang sudah ada,
maka pipa utama, atau lateral bisa langsung dihubungkan dengan sumber air.
– Namun jika menggunakan air sungai atau sumur rumah tangga, maka terlebih
dahulu pompa harus dipasang.
b. Pemasangan jaringan pipa
– Untuk menggunakan sistem irigasi sprinkler dapat menggunakan pipa paralon atau
PVC diameter 1 inci atau 25 mm, atau menggunakan pipa galvanis atau baja.
– Pemasangan pipa-pipa ini dapat dilakukan dengan cara ditanam atau diletakkan di
atas tanah mengikuti rancangan jaringan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
– Untuk penyambungan pipa-pipa PVC, misalnya karena kondisi lahan yang memiliki
belokan, dapat menggunakan asesories pipa untuk penyambungan, seperti belokan
(elbow), sambungan cabang tiga (tee), dan sambungan lurus.
– Untuk pipa PVC, pada bagian ujung pipa dipasang penutup (dop) atau end cap,
sedangkan pada pipa PE bagian ujung cukup dilipat dan dikat agar tidak terjadi
kebocoran.
c. Pemasangan Sprinkler
– Pemasangan sprinkler disesuaikan dengan desain yang ditetapkan. Untuk itu
sebelum jaringan dipasang harus dipertimbangkan jenis tanaman apa yang akan
ditanam. Karena sprinkler harus dipasang pada titik-titik tertentu sesuai dengan
rancangan dan jangkauan siraman
– Pemasangan sprinkler dilakukan dengan tahapan ; (1) membuat dudukan sprinkler
pada lateral, (2) memasang riser, (3) memasang sprinkler pada riser.
d. Penyambungan jaringan ke sumber air
– Jika jaringan sistem irigasi telah terpasang sesuai dengan rancangan, tahapan
selanjutnya adalah menghubungkan jaringan dengan sumber air.
– Untuk sistem irigasi sprinkler yang menggunakan sumber air dari sumur atau
sungai, hubungkan pipa utama dengan pompa. Adapun tahapan adalah sebagai
berikut : (1) Menempatkan pompa sesuai dengan lokasi pemasangan, (2)
Memasang pipa input sesuai dengan letak atau posisi sumber air, (3) Memasang
foot valve pada ujung bawah pipa input, (4) Memasang pipa output, (5) Memasang
pipa utama, (6) Memasang katup aliran balik (back flow device) jika diperlukan, (7)
Memasang filter (jika diperlukan untuk sumber air yang kualitasnya tidak terjamin),
(8) Memasang pengatur tekanan (pressure regulator), jika diperlukan, (9)
Memasang lateral, (10) Memasang sprinkler, (11) Memasang penutup pada ujung
pipa
e. Pengoperasian sistem irigasi sprinkler
– Setelah jaringan dihubungkan dengan sumber air, dan dipastikan tidak ada lagi
kekurangan, hidupkan pompa pada sumber air, jika menggunakan pompa hidupkan
pompa.
– Cek semua jaringan sistem irigasi sprinkler, dan pastikan tidak ada kebocoran pada
jaringan kecuali pada bagian sprinkler. Lalu kinerja siramannya sesuai dengan
kapasitas.
– Jika ada kebocoran atau tidak sesuai dengan rancangan lakukan perbaikan, dan jika
sudah sesuai dengan rancangan jaringan sistem irigasi sprinkler siap dipakai.

2. Pemeliharaan Sistem Irigasi Pancar/Curah


a. Pengecekan kualitas air
b. Penggunaan bahan kimia
c. Penjernihan air
- Jika air yang digunakan untuk irigasi sprinkler tidak jernih, dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada sistem irigasi sprinkler. Untuk
itu perlu dilakukan penjernihan air yang biasa dilakukan dengan
penambahan zat klorine ke sumber air.
- Klorin bertindak sebagai bahan pengoksidasi di dalam air dan dengan tujuan
utama menghilangkan bahan organik. Klor bebas yang ada juga akan
bereaksi secara kuat dengan bahan-bahan yang dapat teroksidasi seperti
besi, mangan dan asam belerang (H2S).
2. Perawatan filter
- Baik filter penyaring biasa ataupun media penyaring media dalam sistem
irigasi sprinkler harus selalu di cek selama atau sesudah masa penggunaan
dan harus dalam keadaan bersih.
- Penyumbatan saringan dapat dibersihkan dengan menggunakan kuas
rambut kaku atau dengan menyemprotkan air.
- Untuk membersihkan saringan media pasir harus dibilas dengan air dengan
menggunakan tekanan.
- Jika kondisi filter sudah tidak dapat berfungsi, ganti dengan yang baru.
3. Perawatan jaringan irigasi
- Cek jaringan pipa sistem irigasi untuk mengecek bocoran, dan perhatikan
besarnya daerah jangkauan siraman pada lahan pertanaman, hal ini dapat
menunjukkan ada tidaknya kebocoran pada jaringan atau rusaknya
sprinkler.
- Juga perlu dilakukan pembilasan pipa lateral dan pipa pembagi, secara
berkala untuk menghilangkan endapan yang dapat menyebabkan
penyumbatan nozel.
- Pengecekan jaringan sistem irgasi sprinkler, diawali dengan pengecekan
performansi kerja sprinklernya, jika pada jaringan pipa tidak terlihat adanya
kerusakan.
- Jika bisa diperbaiki, lakukan perbaikan, tapi jika kerusakannya berat ganti
saja
- Dalam kasus dimana tidak terlihat kerusakan pada sistem jaringan, namun
performansi kerja alat aplikasi penetesnya tidak maksimal setelah diperbaiki
atau diganti, maka bisa dipastikan terjadi kerusakan pada jaringan pipa,
dengan kemungkinan ada kebocoran atau penyumbatan.
- Jika yang terjadi kebocoran, maka perbaiki atau diganti sesuai dengan
tingkat kerusakannya, sedangkan jika terjadi penyumbatan, maka perlu
dilakukan pembilasan balik (flushing).
- Jika hal ini tidak membantu, misalnya karena penyumbatan telah
berlangsung lama, maka perlu penggunaan bahan kimia.
- Pengecekan jaringan sistem irigasi sprinkler harus dilakukan secara periodik
dan terus menerus
4. Perawatan sprinkler
- Masalah yang paling sering terjadi pada sistem irigasi sprinkler adalah
komponen sprinklernya. Gangguan tersebut biasanya tersumbatnya bagian
nozel, hal ini disebabkan karena kondisi air yang tidak baik.
- Untuk pengecekan nozel yang perlu diperhatikan adalah performansi
kerjanya, terutama daya tetesnya jika tidak sesuai dengan desain yang
diinginkan.
- Jika hal ini terjadi maka lakukanlah hal-hal berikut :
i. Lepaskan sprinkler dari riser
ii. Bersihkan kotoran yang ada pada nozel sprinkler
iii. Pasang kembali sprinkler pada riser
iv. Hidupkan jaringan dan cek kembali performasi sprinkler, jika
performansinya tidak maksimal ganti

B. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI PASANG SURUT


Irigasi Pasang Surut adalah salah satu sistem irigasi yang memanfaatkan peristiwa pasang
surut air laut sebagai suplai utama bahan baku pengairannya.
Irigasi pasang surut umumnya ada di sekitar area yang mendapat pengaruh langsung pasang
surut air laut, seperti di pesisir sungai.
1. Operasi Sistem Irigasi Pasang Surut (Rawa)
Operasi musiman, mingguan, dan harian dibuat oleh pengamat pengairan
berdasarkan rencana pengaturan yang disampaikan oleh juru pengairan.
a. Operasi Musiman
Berdasarkan rencana pengaturan musiman, dapat disusun rencana operasi
musiman untuk setiap bangunan air. Rencana tersebut menjelaskan kebutuhan
operasi pintu air dan sasaran tinggi muka air saluran yang diinginkan selama
berbagai tahap pertumbuhan tanaman.
b. Operasi Mingguan
Rencana operasi mingguan dibuat untuk menetapkan elevasi muka air di saluran
dan cara pengoperasian pintu air berdasarkan kebutuhan tanaman aktual dan curah
hujan yang terjadi.
c. Operasi Harian
Rencana operasi pintu harian didasarkan pada target operasi mingguan. Hanya
dalam kondisi tertentu (ekstrem) seperti banjir dan curah hujan sangat lebat,
penjaga pintu berdasarkan pertimbangannya sendiri, operasi dapat menyimpang
dari target yang telah ditetapkan guna penyesuaian operasi terhadap kondisi
ekstrem yang terjadi.
2. Pemeliharaan Sistem Irigasi Pasang Surut (Rawa)
Pemeliharaan adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air
rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan
mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air.
a. Pemeliharaan Rutin
– Pembersihan sampah di muka pintu air
– Pemotongan rumput pada tebing saluran dan tanggul
– Pembersihan saluran (gulma air)
– Pengeteran dan pengecatan jembatan, dermaga
– Pengeteran dan pengecatan jembatan, dermaga. Dan kalibrasi alat
– Perbaikan ringan jalan dan jembatan
b. Pemeliharaan Berkala
– Pengangkatan lumpur
– Perbaikan tanggul longsor dan kerusakan akibat erosi, pembentukan
kembali tebing dan berm
– Penggantian (bagian-bagian) yang rusak dari bangunan air dan gedung
– Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak)
– Pengamanan jaringan

You might also like