You are on page 1of 18

1.

IDEOLOGI DAN IDEOLOGI POLITIK


By: Ceppy Hari Cahyono

Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala
bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip,
doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang
memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang
menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya. Fungsi Ideologi politik ialah
membentuk identitas politik atau ciri politik kelompok atau bangsa. Untuk menentukan
kemana arah aliran politik yang dianut. Dalam kehidupan politik penggunaan istilah ideologi
tersebut menjadi bergeser dan semakin kompleks.
Kemunculan ideologi sebagai salah satu istilah kunci dalam politik dapat dirunut dari
tulisan Karl Marx (1818-1883), terutama dari salah satu karya awalnya The German Ideology
yang diterbitkan pada 1846. Dalam pandangan Marx, ideologi merupakan manifestasi
kekuasaan kelas yang berkuasa. Ideologi digunakan untuk menyamarkan praktik eksploitasi
yang dilakukan oleh kelas penguasa atas kelas proletar (pekerja), sehingga kelas proletar
gagal untuk menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah ditindas. Marx sendiri memandang
gagasannya sebagai pemikiran ilmiah, sebab ia disusun secara akurat untuk menelanjangi
bekerjanya sejarah dan masyarakat. Jika Marx memandang liberalisme dan konservatisme
sebagai ideologi, sebaliknya golongan liberal menyebut fasisme dan komunisme sebagai
ideologi sembari menolak penyebutan yang sama untuk gagasan kebebasan yang mereka
anut. Pendeknya, mereka emoh dengan sebutan ideologi yang dianggap memiliki konotasi
negatif.
Bagaimana kita bisa membedakan ideologi politik lainnya? Atau bagamana kita bisa

1
nenbedakan ideoloagi politik dari credo, doktrin, program, platfform atau istilah lain yang
bisa di gunakan untuk menggambarkan pemikiran politik yang berkembang di arena politik?
Faktor yang membedakan ideologi politik dengan bentuk peikiran politik lainnya adalah:

 Pertama, Ruang lingkup Ideologi politik lebih luas dan lebih komprehensif
 Kedua, ideologi politik merumuskan premis premis dasarnya
 Ketiga, ideologi politik lebih sistematis dalam mengintegrasikan satu atau lebih
kepercayaan yang cukup menonjol dalam masyarakatnya
 Keempat, ideologi politik menekankan pada tumbuhnya kesetiaan dan kesepakatan
 Kelima, ideologi politik terkait dengan oorganisasi yang merealisasikannya

Istilah ideologi politik tidak sama dengan filsafat politik atau teori politik. Meski
demikian tidak jarang kita temui istilah tersebut digunakan bergantian seakan istilah tersebut
Sinonim satu sama lain. Dan kadang kadang hanya dilandasi oleh pertimbangan untuk tidak
melakukan penyebutan secara monoton ketiganya digunakan bergantian sebagai simbol
peristilahan yang sama. Dan satu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, satu kenyataan
bahwa ideologi politik memuat pula pernyataan normatif dan empiris dari filsafat politik dan
teori politik.Mempersalahkan definisi ideologi, memang bukan persoalan mudah.

Hal demikian ini terjadi lantaran tidak terkait ahli mengguakan istilah tersebut secara
longgar di samping banyaknya konotasi yang melekat dalam istilah tersebut. Ideologi adalah
sistem pemikiran yang berkaitan dengan perilaku manusia.fungsi ideologi adalah
mempersatukan manusia dan juga organisasi yang ada disekitarnya.Ideologi juga merupakan
sersangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan yang
berupaya untuk erubah atau bahkan mempertahankan tertib sosial tersebut. Ideologi bisa pula
dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang mampu mepersatukan partai atau kelompok
lain agar berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan politik.

2. KARAKTERISTIK IDEOLOGY POLITIK

By : Ceppy Hari Cahyono

1. Bahwa ideologi, tidak lain merupakan system pemikiran yang erat terkait dengan
perilaku manusia.

2
2. Bahwa ideologi, di samping mengemukakan program sekaligus menyertakan pula
strategi untuk merealisasikannya.
3. Bahwa ideology, bisa pula dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang mampu
mempersatukan manusia, kelompok, ataupun masyarakat, yang selanjutnnya
diarahkan pada terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan politik
4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideology tidak lain adalah
fungsinnya dalam berbagai lembaga politik dan kemasyarakatan.

Untuk memahami pengertian ideology dan ideology politik tidaklah cukup hanya
melihatnnya dari sosok pengertiannya, atau hanya berangkat dari definisi-definisi yang
dicanangkannya.

 Ideologi, seringkali cenderung mencul dan berkembang dalam situasi krisis.


Adannya situasi krisis, dimana cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang
sebelumnnya dianggap umum dan wajar dalam sesuatu masyarakat telah dianggap sebagai
satu hal yang tidak bisa diterima lagi, akan cenderung mendorong munculnya suatu ideologi.
Penempatan diri manusia “ konstruksi” ideologi atau suatu panutan akan mulai dianggap
sebagai hal yang wajar apabila mereka merasa dirinya telah dicampakkan,atau dieskploitasi,
oleh kondisi yang ada.
 Ideologi , mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas namun beragam.
Dilihat dari dimensi horizontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,
mulai dari penjelasan” yang persiel sifatnnya sampai kepada gagasan-gagasan ataupun
pandangan yang komprehensif (semisal : weltanschuung). Ideologi-ideologi yang totaliter
misalnnya, yang senantiasa mendambakan kekuasaan mutlak untuk mengatur semua aspke
kehidupan, barangkali bisa dikatakan lebih komprehensif disbanding ideologi-ideologi yang
demokratis.
 Ideologi, mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan.
Dilihat dari dimensi vertical, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan penutan,
mulai dari kompleks pemikiran yang sophisticated sampai dengan slogan-slogan atau simbol-
simbol sederhana yang mengekpresikan gagasan-gagasan tertentu sesuai dengan tingakt
pemahaman dan komunikasi massa yang bisa dikembangkan.
 Ideologi , merupakan pola pemikiran yang sistematis.
Anggapan umum manyatakan bahwa ideologi bukanlah gagasan yang tercerai-berai dan
sembarangan, akan tetapi ia merupakan pemikiran yang akan dilemparkan ke tangah-tengah

3
arena perpolitikan. Kedatipun ideologi bisa dikatakan sebagai suatu pola pemikiran yang
sistematis, akan tetapi tidak jarang pula yang mengatakan gambaran tentang realitas. Ideologi
mencakup unsur empiris dan normative.
 Ideologi cenderung ekslusif,absolute dan universal.
Setiap ideologi selaras dengan logika dan pembuktian yang dikembangkannya,secara
eksklusif menuntut perwujudan prinsip-prinsip yang dianggap “benar” mengenai kemajuan,
perkembangan dan keadilan.
 Ideologi biasanya diwujudkan dalam pernyataan yang persuasif.
Sebagai pernyataan yang persuasif, setidak-tidaknya ideologi sengaja didesain untuk bisa
memotivasi keterlibatan seseorang secara aktif. Kekuatan utama dari suatu ideologi lebih
terletak pada kemampuannya untuk memberi inspirasi, menopang kepercayaan dan tindakan-
tindakannya. Selain itu, ideologi juga boleh dikatakan mempunyai sifat ‘millenial’, artinya ia
mentransendensikan realitas yang ada dan, sekali lagi, menawarkan sesuatu yang paling baik.
 Ideologi biasa dipersonalisasikan dan didokumentasikan.
Setiap ideologi pasti mempunyai ‘pahlawan’nya masing-masing (biasa disebut: founding
fathers, great interpreters, charismatic leaders, martyrs), dokumen-dokumen yang sakral
(biasa disebut: manifesto, declaration, constitution), dan berbagai kegiatan yang ritual
sifatnya (biasa disebut: pledges, anthems, salutes, holidays).
 Ideologi mengalami perkembangan, namun menentang perubahan yang fundamental.
Sejarah perkembangan ideologi pernah mencatat, bahwa suatu pemikiran yang kuat dan
kreatif (semisal apa yang pernah dikembangkan Karl Marx) dipakai sebagai landasan dari
suatu ideologi, sementara orang lain (taruhlah misalnya Lenin, Trotsky, Stalin, dan Mao)
berusaha menambahkan dan menginterpretasikannya.
 Ideologi terjalin dalam gerakan-gerakan politik.
Sebagai suatu gagasan yang terkait dengan tindakan, maka ideologi memerlukan suatu
organisasi. Melalui organisasi itulah ideologi diimplementasikan dan disebarkan. Konflik
ideologi tidaklah semata-mata sebagai konflik gagasan, akan tetapi seringkali konflik tersebut
merupakan benturan ambisi dan organisasi-organisasi. Dalam hubungan ini satu hal patut
dicatat, bahwa untuk memperoleh kekuasaan manusia harus mengikatkan ideologi terhadap
organisasi politik.

3. BEBERAPA FUNGSI IDEOLOGI POLITIK

By: Ceppy Hari Cahyono

4
Dalam fungsinya yang sangat umum tersebut, ideologi politik juga memiliki pula
fungsi ideologi khusus yaitu:

a. Melengkapi Struktur Kognitif Manusia


Sebagai satu sistem panutan politik, ideologi tidak lain merupakan formulasi
ide atau gagasan yang mana manusia dapat menerima, memahami dan sekaligus
menginterpretasikan hakekatnya dalam kehidupan.
b. Menyajikan Formulasi Panduan

Dalam hal ini ideologi menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik sebagai kapasitas
individu ataupun anggota masyarakat. Sebagai suatu panduan, ideologi
mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak
dalam politik, disamping menspesifikasikan tujuan-tujuan sekaligus cara-cara yang
bisa dipakai balam mencapai tujuan yang dimaksud.

c. Mengendalikan Konflik dan Integratif


Bisa dikatakan bahwa ideologi merupakan patokan unttuk membawa individu
kedalam masyarakat dengan sosialisasi sebagai salah satu caranya.
d. Cerminan Diri
Ideologi dapat dikatakan merupakan potret pribadi, kelompok dan masyarakat yang
sangat impresionistis.
e. Kekuatan Dinamis dalam Kehidupan
Ideologi berperan sebagai kekuatan dinamis dalam kehidupan individu
ataupun kolektif, memberikan bekal wawasan mengenai misi dan tujuan, dan
sekaligus mampu menghasilkan komitmen untuk bertindak.

4. TEORI-TEORI IDEOLOGI POLITIK


By: Ceppy Hari Cahyono

Beberapa teori ideologi politik yang cukup berpengaruh :

a. Teori Idealis
Penganut Teori Idealis mengakui bahwa kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan
dari kemampuan pikirnya. Tingkah laku dan berbagai pranata yang ada merupakan hasil dari
pikir manusia. Dengan demikian, maka tingkah laku dan berbagai pranata politik dibentuk

5
dan diarahkan oleh apa dan bagaimana manusia menyikapi politik itu. Ideologi politik dalam
pandangan Teori Idealis tidak lagi mata rantai yang kausal dalam politik antara penalaran dan
tindakan. Filsuf Jerman yang menjadi penganut Teori Idealis, Hegel, menyatakan bahwa
perjalanan sejarah manusia akan sangat didorong oleh konflik ide-ide yang sangat tajam.
Konflik dan dialektika dari ide-ide baru ini akan menghilangkan sumber-sumber konflik
melalui pembentukan ide baru yang akan menjadi thesis yang kemudian tesis ini akan
ditantang oleh aantitesis baru. Perjalanan sejarah yang berliku-liku tidak dapat mengarahkan
pada suatu sintesis final. Hegel memandang bahwa sisntesa final yaitu ide pokok yang tidak
dapat dipertentangkan lagi tidak lain adalah ide negara.
b. Teori posisional
Teori ini sebagiannya diangkat dari pendekatan materialis atau realis, khususnya
penyebutan ideologi yang dipakai Marx terhadap upaya rasionalisasi dari para kapitalis dalam
mempertahankan status-quo. Dalam pandangan Marx, kapitalisme secara sadar
memperjuangkan kepentingan kelas borjuis ketimbang proletar. Analisis Marx mengenai
ideologi menurut penganut teori posisional merupakan ideologi itu sendiri. Asumsi tori
posisional mengatakan bahwa ideologi merupakan suatu sistem panutan politik dalam upaya
menciptakan komitmen untuk menopang, memodifikasi bahkan untuk menggulingkan suatu
tertib masyarakat.
c. Teori materialis
Teori materialis atau secara luas lagi teori-teori realis mengatakan bahwa ide dan
ideologi lebih banyak ditentukan oleh kepentingan dan tindakan manusia. Semakin langka
sumber ekonomi maka semakin tinggi kompetisi. Penganut Materialis juga mengembangkan
idelogi yang bisa memberikan justifikasi terhadap posisi sosial ekonomi yang dimiliki
terhadap tertib politik yang tengah berkembang serta memberika penjelasan mengenai
kejelekan yang tidak disukai. Jelas bahwa ideologi tidak lain adalah suatu rasionalisasi dari
materi dan kepentingan politik yang realistis yang diabdikan untuk mempertahankan status-
quo atau sebaliknya untuk mengundang terjadinya perubahan.

5. SEDIKIT TENTANG KONSERVATISME, RADIKALISME DAN


LIBERALISME
By: Ceppy Hari Cahyono
 Konservatisme

6
Konservatisme adalah suatu paham yang berusaha mempertahankan status quo dan
menghindarkan adanya perubahan-perubahan prinsip dalam tatanan masyarakat yang sudah
ada. Umumnya konservatisme lebih menghendaki kebiasan-kebiasaan yang dianggap sudah
mapan dan mengakar dalam kehidupan masyarakat tetap berlangsung.

Negara-negara yang menganut konservatisme, memandang agama sebagai kekuatan


utama disamping upaya pemeliharaan tradisi kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
Dalam sudut pandang politiknya, konservatisme memandang bahwa radikalisme
mengarahkan masyarakat menjadi anarkhi dan mengundang datangnya praktek diktator.
Konservatisme menanamkan kesadaran manusia untuk tidak melupakan masa lalu dan
senantiasa mempertahankannya dari kekuatan-kekuatan lain yang ingin melemahkan tradisi,
norma-norma dan hukum-hukum yang sudah mapan.

 Radikalisme

Radikalisme tidak hanya mengungkapkan rasa tidak puasnya terhadap berbagai intuisi
dan kondisi masyarakat yang sedang berlangsung, akan tetapi program-program radikalisme
menginginkan adanya berbagai perubahan terhadap situasi dan kondisi tersebut. Berbagai
rencana dan metode yang dipergunakan oleh setiap program radikal, tidaklah sama antara
yang satu dengan yang lain. Sebagian menghendaki perubahan secara bertahap, sementara
yang lain lebih suka menggunakan cara-cara kekerasan. Namun demikian, aspek perubahaan
itulah yang sebenarnya menjadi ciri menonjol dari setiap program dan rencana gerakan
radikalisme.

 Liberalisme

Edmund Burke mengemukakan, bahwa liberalisme berhubungan dengan masalah apa


yang seharusnya dilakukan negara melalui kebijaksanaan umum, dan apa yang seharusnya
tidak dilakukan negara untuk memberikan kebebasan kepada rakyatnya. Dalam pandangan
liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah satu bagian. dan bukannya aspek yang
terpenting dalam kehidupan manusia. Liberalisme mempunyai wawasan tersendiri terhadap
kebebasan warganegara. Ia mendukung hak setiap orang untuk betingkah laku dan berbuat
sesuai dengan kehendaknya masing-masing sepanjang tidak mengganggu kebebasan orang
lain.

Filsafat politik liberalisme tertuang dalam Bill of Rights, dalam gagasan


Konstitusionalisme, Separations of Powers maupun prinsip-prinsip Checks and Balances,
7
semuanya bermaksud memberikan jaminan dan perlindungan terhadap kebebasan individu
dari pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh negara atau pemerintahnya.
Ajaran liberalis ortodoks memperoleh bentuknya secara jelas dalam filsafat yang dianut oleh
para The Founding Fathers Amerika Serikat seperti George Wythe, Patrick Henry, Benyamin
Franklin, ataupun Thomas Jefferson. Dalam perkembangannya yang terakhir istilah liberal
dan liberalisme diberti arti yang berbeda serta bertentangan dengan arti semula. Liberalisme
baru mengharapkan negara mengambil tindakan positif dan agresif untuk memajukan
kesejahteraan sosial seluruh masyarakat serta tidak mempermasalahkan apabila pemerintah
ikut campur dalam urusan perekonomian.

6. DEMOKRASI DALAM TEORI DAN PRAKTEKNYA DI BEBERAPA


NEGARA ASIA
By: Ceppy Hari Cahyono

Asal mula demokrasi adalah di Yunani, di kota Athena, pada abad ke 5 sebelum
Masehi, di mana semua warganegara berhak berpartisipasi dalam proses politik, yaitu semua
warganegara boleh ikut dalam dewan rakyat. Kemudian pemikir Perancis, yaitu Rousseau
mengatakan bahwa general will hanya bisa muncul kalau semua rakyat berpartisipas dalam
dewan rakyat yang menentukan undang-undang.

Menurut Schumpeter, intisari demokrasi bukan partisipasi rakyat tetapi persaingan


antara dua atau lebih golongan pemimpin yang mencari suara rakyat dalam rangka pemilihan
umum. Dengan demikian tugas rakyat adalah semacam social control saja. Kadang-kadang
orang mengatakan bahwa demokrasi tidak dapat diterapkan di negara-negara baru,
mungkinkah petani-petani yang buta huruf dapat dapat membuat keputusan-keputusan yang
masuk akal tentang rencana-rencana lima tahun, atau PBB, atau Vietnam kalau petani-petani
tersebut belum pernah mendengan tentang masalah-masalah tersebut. Karena demokrasi
membutuhkan suatu tingkat pendidikan yang tinggi dan perhatian besar dari rakyat terhadap
soal-soal politik. Kalau kita memakai deifinisi Schumpeter yang menitikberatkan persaingan
antara pemimpin-pemimpin untuk mendapat suara rakyat, maka kebutahurufan, kekurang
pendidikan dan lain-lain tidak merupakan halangan terhadap demokrasi. Di dalam
membicarakan demokrasi di negara-negara baru, suatu definisi demokrasi yang berguna
adalah yang mengandung tiga unsur, yaitu:

8
1. Sistem untuk menentukan pemerintah yang didasarkan kepada pemilihan umum yang
diadakan cukup sering, misalnya empat tahun sekali;
2. Sedikit-sedikitnya dua partai politik yang bersaingan;
3. Civil liberties, misalnya kebebasan berbicara, berorganisasi dan lain-lain.

Salah satu faktor yang penting sekali adalah masalah integrasi nasional. Sistem
demokrasi juga memiliki kelemahan dalam hal menjaga keutuhan negara. Dalam sistem
demokrasi, seringkali keputusan-keputusan yang tegas tidak dapat diambil dengan cepat.
Kedua, demokrasi membutuhkan bahwa sistem itu diakui oleh golongan-golongan politik
yang utama sebagai satu sistem yang legitimate atau sah. Faktor-faktor ekonomis juga
mempengaruhi masalah demokrasi. Jadi dapat disimpulkan dari uraian Lipset bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu prasyarat untuk demokrasi.

Kautsky mengatakan bahwa demokrasi dapat berkembang kalau terdapat suatu


perimbangan kekuatan antara kelas-kelas ekonomis yang utama. Faktor lain yang membantu
dipertahankannya demokrasi adalah bahwa perubahan social terjadi secara teratur.

Demokrasi mengandung tiga unsur, yaitu:

1. Sistem untuk menentukan pemerintah yang didasarkan kepada pemilihan umum yang
diadakan sewaktu-waktu;
2. Sedikit-dikitnya ada dua partai politik yang bersaingan;
3. Civil Liberties, seperti kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan lain-lain yang
terwujud dalam persuratkabaran yang bebas, organisasi-organisasi seperti serikat buruh,
organisasi agama dan lain-lain.

Negara-negara Asia yang menjalankan sistem demokrasi dalam arti tersebut ialah
India, Caylon, Malaysia, Singapura, Philipina dan Jepang. Pada umumnya negara-negara
Asia yang belum pernah mengalami demokrasi adalah negara-negara di mana unsur-unsur
tradisional masih kuat seperti Nepal, Muangthai, Kamboja dan Laos. Salah satu cirri yang
dipunyai semua negara demokratis adalah bahwa mereka semua pernah mengalami
penjajahan Barat. Philipina di jajah Spanyol kemudian Amerika Serikat, yang lain dijajah
Inggris. Dari ketiga negara yang pernah menjalankan demokrasi yang gagal, yaitu Pakistan,
Birma dan Indonesia, semuanya juga pernah dijajah Barat. Bagaimana penjajahan langsung
dapat menimbulkan demokrasi?

9
Pertama, pengalaman penjajahan banyak mempengaruhi elit-elit tradisional seperti
raja-raja dan sultan-sultan biasanya disingkirkan atau sedikit-dikitnya kekuasaan sangat
dibatasi. Kedua, penjajahan sedikit banyak dapat mempengaruhi rakyat jelata. Faktor-faktor
apa yang mengakibatkan gagalnya demokrasi. Pertama, ada pola di mana terdapat satu
golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Pola kedua ditandai dua golongan
utama. Indonesia dan India dimasukkan ke dalam pola ketiga, di mana terdapat satu golongan
besar yang tidak merupakan mayoritas serta banyak golongan kecil. Pola keempat ditandai
banyak golongan yang relative kecil. Kautsky mengatakan bahwa demokrasi hanya dapat
timbul kalau terdapat suatu perimbangan kekuatan antara kelas-kelas ekonomi.

Walaupun tidak ada perimbangan kekuatan antara golongan primordial, sedikit


banyak terdapat perimbangan antara golongan-golongan lain. Pola primordial di Pakistan dan
Indonesia juga kelihatan menguntungkan dari sudut demokrasi, tetapi tidak dalam hal Birma.
Dalam hal Birma, golongan Birma merupakan 75% dengan sendirinya pemerintah dipegang
oleh golongan itu. Lain halnya di Indonesia dan Pakistan. Baik di Indonesia maupun di
Pakistan, pola primordial sedemikian rupa sehingga sulit bagi satu golongan untuk menguasai
golongan-golongan lain. Di Indonesia, sistem demokrasi jatuh karena pemerintah kurang
mampu mengatasi pemberontakan PRRI.

Di Pakistan juga suatu sistem otoriter tidak dapat muncul dengan mudah. Semestinya
kekuasaan terbagi antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Tetapi faktor geografis sangat
kurang menguntungkan bagi Pakistan. Lama-kelamaan orang di Pakistan Timur merasa
dirinya diabaikan oleh pemerintah pusat di Pakistan Barat. Demikianlah, baik di Indonesia
maupun di Pakistan, pola primordial dalam masyarakat sedikit banyak mencegah munculnya
rezim otoriter. Sistem dominant-party dan dwipartai dapat menghasilkan pemerintah yang
kuat. Pokoknya dalam sistem semacam itu tiap partai harus meliputi banyak kepentingan tiap
golongan tidak mempunyai partainya sendiri seperti halnya dengan sistem multiparty. Partai-
partai oposisi di India biasanya mewakili satu atau beberapa golongan saja, misalnya Jan
Sangh mewakili Hindu yang fanatic, pangeran dan pengusaha. Partai Komunsi tetapi hanya
Kongres yang mempunyai dasar dimana-mana justru karena sifatnya yang moderat dan
kompromistis. Sama halnya dengan Partai Aliansi di Malaysia, hanya saja Partai Aliansi yang
mewakili semua golongan, sedangkan partai-partai lain mendasarkan diri pada satu golongan
saja.

10
Salah satu faktor yang menguntungkan sekali baik di India maupun di Malaysia
adalah sikap para petani yang belum memasuki dunia politik. Dalam hal Singapura sistem
dominant-party mempunyai cirri tersendiri, karena penduduknya sudah urbanized dan
masyarakat tidak begitu terpecahbelah kedalam kelompok-kelompok primordial dan lain-lain.
Pelajaran apa yang dapat ditarik dari pengalaman negara-negara Asia dalam hal demokrasi.
Beberapa kesimpulan-kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kemakmuran dapat membantu sistem demokrasi. Meskipun demikian demokrasi


juga dapat berjalan di negara-negara tertentu yang miskin;
2. Demokrasi pernah dicoba di hamper semua negara yang pernah dijajah secara
intensif, dan sebaliknya tidak pernah dicoba oleh negara-negara yang tidak pernah
dijajah secara intensif;
3. Negara-negara yang terpecah-belah dalam perang saudara antara komunis dengan
anti-komunis belum dapat menjalankan demokrasi;
4. Ada beberapa pola primordial yang relaitf menguntungkan dari segi demokrasi,
asalkan pertentangan primordial tidak terlalu tajam;
5. Sistem demokrasi dengan sistem multiparty kemungkinan besar akan gagal;
6. Adanya kelas petani yang kolot dapat membantu demokrasi dalam hal sistem
dominant-party.

7. PERKENALAN DENGAN MARXISME DAN LENINISME

By: Ceppy Hari Cahyono

Gelombang komunisme abad 21, tidak bisa di lepaskan dari kehadiran partai
bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme internasional yang tumbuh sampai dengan
sekarang ini boleh dikatakn merupakan perkembangan dari partai bolshevik yang didirikan
oleh lenin itu. Dalam konteks ekonomi, komunisme di artikan sebagai suatu masyarakat yang
di organisir berdasarkan prinsip-prinsip hak milik umum atas semua alat –alat produksi,
penghapusan total atau paling tidak pembatasan hak-hak milik yang bersifat perseorangan
atau pribadi, dan persamaan dalam hal distribusi barang dan jasa untuk keperluan hidup.
Komunisme dalam pengertian ini secara teoritis bisa diwujudkan dalam pemerintahan
demokratis maupun diktatorial.

11
Dalam pengertian ekonomi, pengertian komunis berbeda dengan komunisme dalam
artian politik. Sebagai gerakan politik komunisme dalam banyak hal di identikkan dengan
model pemerintahan satu partai yang memerintah dengan cara-cara diktator. Teori komunis
sebagai suatu sistem sosial muncul kepermukaan kepermukaan pada abad ke 16.
Revolusi perancis boleh dikatakn merupakan salah satu usaha yang paling berarti
dalam upaya mentransformasikan masyarakat abad ke 18. Sedikit banyak usaha tersebut di
penggaruhi pula oleh pemikiran-pemikiran utopian. Ia mengarahkan kekuatan yang muncul
di balik tumbuhnya klas-klas menengah yang berusaha memperoleh persamaan hukum serta
sekaligu berusaha membatasi hak-hak istimewa yang didasarkan kelahiran dan status sosial.

Periode berkembangnya aktivitas dan pengaruh mereka ada disekitar pada masa
berakhirnya revolusi perancis sampai dengan di perkenalkannya communist manifesto (1848)
dan oleh karl max friedrich engels. Marxisme, dalam satu dan hal lain bisa dipandang
sebagai jembatan antara revolusi perancis dan revolusi proletar rusia tahun 1917

Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari marxisme adalah : pertama bersifat
dialectical and historical materialism, kedua penyikapan terhadap masyarakat kapitalis yang
bertumpu kepada teori nilai tenaga kerja ( david ricardo dan adam smith), dan ketiga
menyangkut teori negara dan teori revolusi yang di kembangkan atas dasar konsep
perjuangan kelas. Konsep ini di pandang akan mampu membawa masyarakat yang ada ke
arah masyarakat komunis tanpa kelas. Dalam teori yang dikembangkannya, marx memang
meminjam metode dialektikanya hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan
dalam pemikiran , sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui
tiga tahap yaitu : tes, anti tes dan sintes. Dalam hubungan ini marx cenderung medasarkan
pemikirannya kepada argumentasi hegel yang menadaskan bahwa kontradikisi dan konflik
dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa
pergeseran kehidupan sosial politik drai yingkat sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi.

Lenin, pendiri partai bolshevik, menyajikan suatu interpretasi orisinal terhadap


marxisme kemudian yang kemudian hari dikenal dengan marxisme-leninisme. Interpretasi
tersebut menetukan pertimbangan tingkat aktivitas politik di uni soviet yang boleh dikatakn
masih dikenal sampai saat ini. di antara unsur-unsur revolusioner yang dimasukkan lenin ke
dalam ajaran marx adalh konsep teroris dan populis dari gerakan-gerakan pembebasan tanah
ataupun kemerdekaan nasional. Unsur lain dari strategi lenin yang revolusioner, adalah
gagasan tentang pentingnya aliansi antar kelas petani dengan kelas proletar. Dalam kasus ini

12
sepertinya lenin sangat menyimpang dari marxisme yang lebih cenderung bertumpu pada
kelas pekerja. Disamping itu lenin juga mengembangkan gagasan tentang perlunya revolusi
terpimpim untuk mewujudkan ide-ide marx.

Berangkat dari apa yang dikembangkan lenin tersebut , kesatuan antara teori
deterministis marx dan praktek-praktek revolusinya mengalami kesanjangan. Bermula dari
kesanjangan inilah gerakan-gerakan marxis terpecah kedalam dua kelompok, yaitu
mensheviks dan bolsheviks, yang pertama tetap menganut analisis sosiologi dan
determinisme ekonomi marx, smentara yang kedua lebih terpengaruh oleh nilai-nilai murni
dari revolusi itu sebagai akhir dari segalanya.

Selama kontradiksi tersebut tetap berlansung dalam pencaturan internasional,


perjuangan kelas yang terjadi di negara-negara kapitalis akan mengobarkan sengketa antara
kelompok kapitalis dan kelas proletar. Perubahan berikutnya dalam teori marx tercatat pada
masa setelah tahun 1917 yang diindikasikan oleh berbagai masalah yang di hadapi oleh
negara-negara yang menerapkan sosialisme secara prematur. Beberapa saat setelah revolusi
1917, suatu keputusan penting telah dalam mana ditegaskan bahwa kepentingan-kepentingan
negara proleriat akan lebih didahulukan. Dan pada tahun 1918, lenin berusaha meyakinkan
para pemuka partai untuk menerima isi perjanjian “ brest-litovsk” yang smentara itu dianggap
merugikan perjuangan komunisme rusia. Dalam perjanjian tersebut memang disepakati
bahwa rusia tidak akan ikut campur dalam revolusi yang terjadi di jerman dan eropa barat
yang sebenarnya bisa menambah kekuaasaan komunis rusia.

Setelah penindasan para pekerja dan pelaut dalam revolusi di krontadt tahun 1921,
dan di dorong pula oleh bangunnya kaum petani di rusia tengah, trotsky dan lenin mulai
cenderung mengambil langkah langkah baru, yaitu dengan mengembangkan sprit egalitarian ,
melakukan pengawasn umum dalam bidang ekonomi yang disertai dengan tindakan
nasionalisasi dan berbagai permasalahan , serta memperkuat berbagai tuntutan yang telah di
ajukan pada periode sebelumnya.

BAB 8
KOMUNISME, SEBUAH TINJAUAN SINGKAT
By: Ceppy Hari Cahyono

13
                Teori karl marx mengatakan bahwa sosialisme dan komunisme tidak bisa muncul
di negara yang ekonominya maju, dan sjistem feudal harus di gantikan oleh system kapitalis
yang ditimbulkan oleh industrialisasi. Kapitalis bisa mempersiapkan kerangka landasan untuk
datangnya socialism dengan melalui 2 cara. Yaitu kapitalisme memberikan kemungkinan
meningkatnya produksi melalui industrialisasi dan suatu kelas baru yang merupakan kelas
proletar/buruh diciptakan. Kapitalis bisa dipimpin oleh borjouis jika kaum proletar
berkembang yang akhirnya akan menjatuhkan kelas borjuis lalu  proletar bisa mewarisi
ekonomi yang maju dari praktek kapitalisme dengan catatan bahwa proletar akan
menggunakan produksi yang tinggi untuk kepentingan mayoritas.
                Teori ini mengartikan bahwa negara pra-industry harus diindustrialisasikan melalui
kapitalisme sebelum sosialisme dapat muncul. Setelah itu barulah proletar dapat merebut
kekuasaan. Pada abad 20 negara sosialis adalah negara kapitalis yang paling maju (jerman
dan inggris). Namun rusia masih feodal. Komunis berhasil merebut kekuasaan di rusia dan
menimbulkan pertanyaan yang mengganggu. Menurut marx, datangnya sosialis bisa
diibaratkan dengan jatuhnya buah yang matang dari pohon, lenin menyatakan bahwa buah itu
harus dapat direbut yang artinya disini lenin bermaksut membuat revisi yang penting dalam
teori marxisme. Pertama, walaupun dia menerima prinsip bahwa arah sejarah tidak bisa
diubah akan tetapi ia mengakui bahwa prosesnya bisa dipercepat. Kedua, alat yang bisa
mempercepat sejarah tadi adalah partai komunis yang mewakili proletar. Yang ketiga adalah
lenin menyatakan bahwa suatu negara agraris kelas proletar harus beraliansi dengan petani.
Dan kesimpulan dari lenin adalah partai komunis dapat menjalankan industrialisasi
kendatipun menurut marx industrialisasi merupakan tugas kaum borjuis dengan system
kapitalismenya. Revisi ini pun dikembangkan oleh banyak org sperti Mao Tze Tung.
Teori komunis dewasa ini tentang berkembangnya gerakan komunis di negara-negara
baru agak berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan oleh marx. Teori komunis sudah
disesuaikan dengan realita di negara-negara baru yaitu sebagian besar rakyat bukan proletar
tetapi petani
                Ada teori tentang timbulnya gerakan komunis yang berdasarkan pada proses
detradisionalisasi. Teori ini  dapat menjelaskan bagaimana gerakan komunis timbul di
beberapa negara. Walaupun terdapat kemiskinan yang terpecah belah ke dalam bermacam-
macam golongan maka wujud dalam bentuk ini kurang menguntungkan bagi partai komunis.
Apa yang diperlukan bagi partai komunis adalah semacam alat pemersatu. Salah satunya
adalah gerakan nasionalis. Salah seorang penulis yang bernama kautsky menganggap
komunisme sebagai salah satu bentuk nasionalisme. Inti dari gerakan nasionalis adalah suatu

14
usaha untuk mencapai modernisasi yang dipimpin kaum cendekiawan. Penulis berpendapat
sama dengan kautsky bahwa perbedaan antara komunis dan nasionalis sering tidak ada
namun baginya komunis dan nasionalis tidak sama. Persamaan antara kebijaksanaan-
kebijaksanaan komunis dan nasionalis yang memang ada di sementara negara hanya
menunjukkan bahwa komunis maupun nasionalis dipengarhi oleh kondisi social, politik
maupun ekonomi dari tiap-tiap negara.

BAB 9 : FASISME, SEBUAH PERKENALAN SELINTAS

Rene Albrecht – Carrie

Istilah Fasisme di kembangkan dari istilah latin “fesces” yang merupakan symbol
kekuasaan pada jaman Romawi kuno. Di Negara Italia di kenal dengan istilah “Fascio”
dengan arti dan konotasi yang sama. Fasisme digunakan sebagai gerakan politik yang muncul
di Italia setelah perang dunia I dan sempat menguasai Negara itu dari tahun 1922 sampai
dengan tahun 1943. Fasisme yang sebagai gerakan politik itu lebih eksklusif sifatnya setelah
dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang di organisir oleh Benito Mussollini pada tahun 1919.

Dalam di segala aspek fasisme yang di kembangkan oleh mussollini, dan juga
Nazisme Hitler, sangat dipengaruhi oleh pemikiran fichte dan hegel. Dalam hubungan ini bisa
dikatakan bahwa fasisme tidak lain merupakan perkembangan radikal dari tepri Negara hegel.
Dalam suatu kesempatan, hegel pernah mengemukakan bahwa pengorbanan yang diberikan
individu kepada negaranya merupakan ikatan substansial antara Negara dengan seluruh
anggotanya. Secara demikian pengorbanan tersebut bisa dipandang sebagai manifestasi dari
tugas individu pada umumnya.

Fasisme juga cenderung menganut moralitas ideal yang selalu di dengungkan hegel
dan diperjuangkan pula oleh kan, fichte, Green, Carlyle atau pun Mazzini. Menurut mereka,
orang seyogyanya lebih menuntut kebajikan daripada sekedar memenuhi kesenangan peibadi.
Fasisme dan Nazisme memandang liberalisme sebagai suatu ajaran dan gerakan yang lebih
berorientasi kepada pemuasan kebutuhan material daripada mengabaikan soal-soal moral dan
spiritual. Sebaliknya, fasisme menganggap bahwa ideology mereka lebih mendasarkan pada
nilai-nilai spriritual dan loyalitas daripada sekedar pemenuhan kebutuhan material.

15
Menurut Mussolini, fasisme merupakan satu ideologi yang menerima ajaran-ajaran
oportunisme Machiavelli, Absolutisme politik Hegel, ajaran kekuasaan sorel, dan model-
model pragmatisme Williams James. Fasisme juga bukan ideologi yang kaku dan dogmatis.
Hakekatnya fasisme adalah kepercayaan dan insthink dan bukannya akal atau ajaran.

Ciri-ciri ideologi Fasisme:

- Menolak gerakan pasifisme


- Menolak demokrasi dan liberalisasi
- Menyukai gerakan dan bentuk-bentuk kekerasan
- Menyukai nasionalisme dan imperialism
- Tertarik dengan tradisi-tradisi jaman romawi
- Bukan bersifat dogmatis dan kaku
- Mudah menerima pendapat baru yang bukan bentuk ajaran atau akal

Negara dalam pandangan fasis, di anggap terlepas dan ada di atas setiap perintah
moral. Negara adalah diatas segala-galanya. Negara mempunyai peranan sangat penting
dalam membentuk individu-individu yang tercakup di dalamnya. Untuk itu, Negara harus
melakukan pengawasan mutlak kepada setiap aspek kehidupan individunya. Kebebasan
individu dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya kepada Negara.

Perang dunia I, dalam mana Italia sendiri baru terlibat pada tahun 1915, ternyata
banyak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi dan besar dari yang diperkirakan
sebelumnya. Banyak tantangan berat yang harus di hadapi, terlebih lagi dengan melihat
struktur ekonomi Negara yang sudah sedemikian parah, di tambah lagi dengan masih
tersendat-sendatnya sistem demokrasi yang dilaksanakan. Dalam keadaan seperti itu, banyak
perhatian mulai ditujukan ke Benito Mussolini, yang pada saat itu mulai dianggap sebagai
seprang tokoh terkemuka dalam gerakan sosialis Italia sampai tahun 1914 yang membawa
Negara masuk ke peperangan dunia pertama.

Dalam bulan maret 1919, Mussolini mengorganisir suatu gerakan yang disebut “Fasci
Di Comattimento”. Organisasi ini mengalami sedkit kemajuan, bahkan kalah dalam
pemilihan November 1919. Kekalahan Mussolini berada di kota Milan, yang sebenarnya
basis dari dia. Belajar dari kegagalan sebelumnya, oraganisasi ini sudah mulai merangkak
naik dengan keberhasilan yang di capai. Organisasi Fasci ini sudah mulai berhasil meluaskan
pengaruhnya ke seantero Italia. Fasci melakukan dengan cara-cara yang keras dalam

16
mencoba mengatasi masalah yang penting dengan alasan pemulihan ketertiban dan otoritas
Negara. Dalam pandangan kaum fasis, dukungan dari kaum sosialis tidaklah banyak artinya
dan sangat kecil bila dibandingkan dengan dukungan kelompok kelas yang berada dan kaum
konservatif.

Pada tahun 1921, telah berhasil dipilih 35 anggota parlemen yang segera di bebani
dengan berbagai tugas berat tersebut. Namun, pada bulan oktober 1922 terjadi krisis kabinet
yang akhirnya memberikan peluang kepada mussollini dan fascinya untuk tampil secara
menyakinkan. Dan ia sangat memamfaatkan momentum untuk benar-benar bisa menguasai
jaringan politik Italia.

Secara umum bisa ditarik satu pengertian bahwa dalam jangka pendek fasisme ingin
segera memulihkan keadaan yang ada. Sebagai sebuah sistem pemikiran yang terintegrasi,
pemikiran ini menjelma sebagai respons dan reaksi terhadap kondisi yang sedang
berlangsung. Hal ini menandakan bahwa awal mula kelahiran fasisme itu sendiri. Baru
setelah Mussolini berhasil menjadi perdana menteri, fasisme sendiri berhasil memperkuat
kekuasaannya. Selanjutnya, barulah banyak filsuf yang mulai dilibatkan.

Dalam peristiwa diatasa, Mussolini merupakan seorang yang penganut sosialis. Dia
merupakan bukan seorang yang keturunan dari orang besar. Banyak program-program dari
komite fasci di Italia, sedikit banyak identik dengan platform sosialis. Seperti, program
kenaikan upah yang memadai, ketertiban masyarakat dan sebagainya.

Konsep Karl Max tentang perjuangan kelas, telah dirumuskan oleh gerakan fasisme
dengan alur yang berbeda. Dikemukakan bahwa, konsep kekayaan dan kemiskinan
sebenarnya bisa diterapkan dalam ruang lingkup yang lebih luas, yaitu ruang lingkup Negara.
Lebih jauh di kemukakan, bahwa konflik antar kelas sosial dalam satu Negara sebenarnya
hanya membuang-buang tenaga dan memperlemah energi nasional yang justru sangat
diperlukan dalam perjuangan menghadapi Negara lain.

Menurut fasisme, bangsa adalah realitas politik yang hidup dalam mana setiap
individu mengembangkan dirinya sendiri. Cara pandang yang seperti ini, mau tidak mau
memberikan justifikasi terhadap usaha untuk mengembangkan konsep kekuatan, kekerasan,
dan bahkan brutalitas. Konsep-konsep ini merupakan konsep yang berkembang dalam ajaran
fasis. Konsekuensinya, ternyata mengarahkan kepada pengembangan totalitarian anti-
demokrasi. Negara mempunyai hak untuk mengadakan pengawasan dan mengatur semua

17
aktivitas anggota-anggotanya. Akibatnya, semua bentuk oposisi di hapuskan, di legalkannya
sistem satu partai dan ditiadakanna identifikasi partai fasis dengan Negara.

Struktur partai bertumpu pada alur hirarki, dimana otoritas langsung mengalir dari
atas. Secara demikian, cara-cara diktator adalah satu hal yang tidak bisa dihindarkan dan
boleh dikatakan sebagai konsekuensi logis dari struktur partai semacam itu.

Dalam masalah perekonomian, fasisme menggunakan konsep “corporate state”.


Untuk itu kehidupan perekonomian Negara diatur oleh 22 provinsi yang meliputi setiap
individu yang mempunyai usaha atau profesi sejenis. Sebagai contoh, pada masa itu italia
mempunyai usaha yan disebut dengan “steel corporation”. Dalam korporasi ini, terlibat
semua orang yang mempunyai hubungan dengan produksi industry komoditi tersebut. Segala
permasalahan yang berhubungan dengan komoditi tersebut, diatur oleh pemilik modal, buruh
dan Negara. Situasi seperi ini tidak akan ada lagi kesempatan bagi buruh untuk mengadakan
pemogokan, ini merupakan sebagai manifestasi pemborosan energi dalam perjuangan kelas.

Selanjunya, ada yang perlu kita ingat, bahwa konsep Negara korporasi tersebut tidak
pernah dikembangkan secara konsekuen. Dalam banyak hal, Negara lebih memperhatikan
pada segi hak milik, kendatipun rambu-rambu yang dipakai sedah jelas menekankan titik-
beratnya pada segi kesejahteraan umum.

18

You might also like