You are on page 1of 30

Laporan

STUDY KASUS
OBSERVASI LABORATORIUM IPA SEKOLAH
“Observasi Pengelolaan Laboratorium (Kelengkapan, Penyimpanan dan
Perawatan) di SMP Negeri 1 Telaga”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Sekolah
oleh Ibu Dewi Diana Paramata, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
Sri Amelia A. Sidiki
(433420019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan observasi laboratorium IPA
Sekolah dengan judul “Study Kasus Observasi Laboratorium Ipa Sekolah
“Observasi Pengelolaan Laboratorium (Kelengkapan, Penyimpanan dan
Perawatan) di SMP Negeri 1 Telaga” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium Sekolah.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya menghadapi berbagai hambatan
dan rintangan namun dengan adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan ini dalam waktu yang telah ditentukan, untuk itu
saya mengucapkan terima kasih.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari segi materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan dan kesempurnaan
laporan ini.

Gorontalo, April 2023

Sri Amelia A. Sidiki

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.4 Tujuan Observasi................................................................................................2
1.5 Manfaat Observasi..............................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................4
2.1 Pengertian Laboratorium....................................................................................4
2.2 Fungsi Laboratorium..........................................................................................5
2.3 Laboratorium IPA Sekolah.................................................................................6
2.4 Alat dan Bahan Laboratorium IPA Sekolah.......................................................8
2.5 Penyimpanan dan Perawatan Alat dan Bahan Laboratorium IPA Sekolah.......15
BAB III METODOLOGI..............................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................21
BAB V PENUTUP..............................................................Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan........................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran..................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2010) menyatakan bahwa
Kebutuhan paling dasar dalam proses pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
adalah ruang kelas dan perpustakaan dan pada jenjang pendidikan menengah
ditambah dengan ruang laboratorium. Kegiatan laboratorium akan sangat
mendukung pelaksanaan proses pembelajaran IPA, terutama karena Ilmu .

Pengetahuan Alam dibangun dari berbagai eksperimen. Disamping


merupakan salah satu aspek penilaian penjaminan mutu pendidikan nasional (PP
No. 19 Tahun 2005), pentingnya praktikum dalam pendidikan IPA juga
mensyaratkan bahwa keberadaan laboratorium IPA di SMP benar-benar penting.
PP Nomor 19 Tahun 2005 mensyaratkan bahwa pendidikan wajib memiliki
prasarana termasuk ruang laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.

Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk pengamatan, percobaan, serta


pengujian konsep pengetahuan dan teknologi (Harefa dkk, 2021). Menurut PP RI
No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No.
24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana dan Laboratorium, laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoretis,
pembuktian uji coba penelitian, dan sebagainya; dengan menggunakan alat bantu
yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas serta kualitas yang
memadai.

Laboratorium yang baik apabila pengelolaan dan manajemen pengaturan


lab juga dilakukan dengan baik pula. Untuk mengetahui pengelolaan dan tata
ruang laboratorium IPA, perlu dilakukan suatu observasi laboratorium IPA di
salah satu Sekolah Menengah dan yang menjadi sasaran saya adalah SMP Negeri
1 Telaga. Berdasarkan hal tersebut saya membuat laporan dengan judul
Observasi Laboratorium IPA Sekolah “Observasi Pengelolaan Laboratorium
(Kelengkapan, Penyimpanan dan Perawatan) di SMP Negeri 1 Telaga”

1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. tata letak atau denah Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga
2. Bagaimana penataan alat dan bahan dalam Laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Telaga.
3. fasilitas yang terdapat di Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga.
4. kondisi Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga.
5. manegemen pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji
dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimana tata letak atau denah Laboratorium IPA di SMPNegeri 1
Telaga?
2. Gambarakan dan jelaskan penataan alat dan bahan dalam Laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Telaga?
3. Apa-apa Saja fasilitas yang terdapat di Laboratorium IPA di SMP Negeri
1 Telaga?
4. Jelaskan Gambaran kondisi Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga?
5. Bagaimana manegemen pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Telaga?
1.4 Tujuan Observasi
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tentang laboratorium IPA Sekolah
di SMP Negeri 1 Telaga yang meliputi:
1. Mengetahui tata letak atau denah Laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Telaga
2. Mengetahui penataan alat dan bahan dalam Laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Telaga.
3. Mengetahui fasilitas yang terdapat di Laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Telaga
4. Mengetahui kondisi Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga.

2
5. Mengetahui manegemen pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Telaga
1.5 Manfaat Observasi
Hasil dari observasi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
informasi yang berguna bagi mahasiswa, guru dan siswa, pengelola
laboratorium dan sekolah. Adapun manfaat dari observasi ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang
alat dan bahan laboratorium IPA Sekolah dan juga dapat Dapat
mengetahui kondisi standard Laboratorium IPA di Berbagai sekolah
terutama sekolah yang kita tujui.
2. Bagi Guru dan Siswa
Dapat mengetahui manajemen laboratorium yang baik dan Sebagai
masukan yang dapat menjadikan pengetahuan tentang alat dan bahan
laboratorium IPA Sekolah.
3. Bagi Pengelola Laboratorium dan Sekolah
Sebagai masukan dan pertimbangan dalam melakukan upaya
pengembangan laboratorium IPA Sekolah.

3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Laboratorium
Laboratorium ipa Harus dilengkapi dengan struktur organinsasi sehingga
pengelolaan/manajemen sarana dan prasaran terlaksana sesuai dengan kebijakan
yang telah disepakati dalam struktur organinsasi. Segiovani dalam Bafadal
(2020:1) menjabarkan bahwa manajemen merupakan proses pendayagunaan
semua sumber daya alam rangka mencapai tujuan yang telah diterapkan.
Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

Laboratorium merupakan salah satu sarana pendidikan yang menunjang


kegiatan pembelajaran siswa khususnya dalam melakukan eksperimen. Darsana,
dkk (2014) mendeskripsikan bahwa laboratorium dalam proses pembelajaran
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan. Tujuan kognitif berhubungan dengan
belajar konsep-konsep ilmiah, proses pengembangan keterampilan, dan
meningkatkan pemahaman tentang metode ilmiah. Tujuan-tujuan praktis
(psikomotor) berhubungan dengan pengembangan ketrampilan-ketrampilan dalam
melakukan pelatihan IPA, analisis data, berkomunikasi dan keterampilan-
keterampilan dalam bekerjasama antar kelompok. Tujuan afektif berhubungan
dengan motivasi terhadap sains, tanggapan dan kemampuan dalam memahami
lingkungan sekitar. Dengan adanya laboratorium diharapkan pikiran siswa dapat
terancang dengan baik dan siswa dapat membangun pemahamannya dengan ide-
ide. Pemahaman ini tidak hanya dapat langsung ditransfer oleh guru melainkan
ditemukan sendiri oleh siswa.

Laboratorium merupakan suatu tempat dilakukan percobaan dan penelitian


yang dapat berupa ruangan terbuka dan tertutup. Sebagai tempat untuk
melaksanakan proses pembelajaran, laboratorium dilengkapi dengan fasilitas yang
mendukung serta sarana yang memadai. Adanya laboratorium disekolah baik
ditingkat Sekolah Menengah hingga bangku perkuliahan digunakan untuk
menunjang proses belajar di kelas. Umumnya laboratorium yang terdapat di
sekolah-sekolah tersebut adalah Laboratorium IPA. Laboratorium IPA digunakan

4
sebagai wadah atau tempat penelitian ilmiah yang berfungsi untuk menunjang
pembelajaran IPA.

2.2 Fungsi Laboratorium


Fungsi laboratorium sebagai jadi sarana belajar bagi para siswa,
mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti dan lain-lain untuk mengerti segala
pengetahuan pengetahuan yang masih berbentuk abstrak sehingga jadi suatu hal
yang berbentuk konkret dan nyata. Aktivitas laboratorium mampu membekali
peserta didik dengan pengetahuan sains yang baik, dan kemampuan menerapkan
pengetahuan untuk menjelaskan fenomena sehari-hari serta mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sholahuddin dkk, 2019)

Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan,


pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu:
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara
teori dan praktik.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari
kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini
disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap
objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan
eksperimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek
keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam
mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk
mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam
riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan
mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, uji coba, maupun
eksperimentasi.

5
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat
dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
7. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai
masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran,
masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat
yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa,
dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu
pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang
bersifat konkret dan nyata (Richard, 2013 dalam Alfiyansah dkk, 2021)
2.3 Laboratorium IPA Sekolah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sebagai bagian dari ilmu alam yang
mempelajari peristiwa alam beserta serangkaian aktivitas ilmiah. Terdapat tiga
aspek yaitu produk, proses, serta sikap yang harus ada pada IPA. IPA terdiri dari 3
disiplin ilmu yaitu fisika, kimia, dan biologi. Dalam pembelajaran IPA di jenjang
SMP seharusnya dilaksanakan secara scientific inquiry dengan harapan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir, berkarya, dan bertindak serta
berkomunikasi. Karena pembelajaran IPA tidak hanya mengajak peserta didik
untuk memahami teori saja, tetapi juga melakukan praktik. Maka dari itu, dalam
pembelajaran IPA peserta didik diharapkan aktif dalam menemukan dan
mengembangkan ide-ide pengetahuan yang diperoleh dengan sendirinya (Rifa’i
dkk, 2021)
Dalam mengembangkan suatu keterampilan proses atau penerapan teori dalam
pembelajaran IPA, dibutuhkan suatu kegiatan yaitu praktikum atau percobaan.
Kegiatan praktikum sangat penting untuk dilakukan, sebab dengan praktikum
peserta didik akan lebih paham dengan teori yang diperoleh dan bisa
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Untuk mendukung hal itu maka perlu
adanya tempat atau sarana dalam melakukan kegiatan praktikum yaitu
laboratorium IPA (Rifa’i dkk, 2021)
Keberadaan, kondisi, dan kelengkapan laboratorium bergantung pada tujuan
penggunaan dan fungsi laboratorium tersebut. Laboratorium di sekolah pada

6
umumnya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, yakni untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka memberikan kepastian atau menguatkan informasi,
menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala, memverifikasi (konsep,
teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan proses, membantu siswa
belajar menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk
melaksanakan penelitian.
Fungsi laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah adalah sebagai
salah satu sumber belajar, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium juga dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai kompetensi siswa, terutama yang terkait penguasaan
metode ilmiah. Pada pembelajaran IPA, seharusnya laboratorium merupakan
bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Belajar IPA tidak dapat dilakukan
dengan metode ceramah saja, namun harus melakukan kegiatan sendiri untuk
mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya atau untuk
membentuk pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan siswa berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking) dapat dikembangkan atau ditingkatkan dengan
kegiatan belajar secara kreatif di laboratorium.
Penggunaan laboratorium dalam pembelajaran IPA (fisika, kimia, dan biologi)
akan membuat pembelajaran lebih bervariasi dan berdampak pada ingatan jangka
dalam diri siswa. Laboratorium dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk
memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Tanpa kegiatan belajar di
laboratorium, pencapaian tujuan pembelajaran terdiri dari tiga ranah
(pengetahuan, sikap, dan keterampilan) akan sulit dicapai. Kegiatan belajar di
laboratorium juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran, yakni metode
percobaan dan metode pengamatan (Sani, 2021)
Laboratorium IPA sebagai pusat reservasi dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsinya, antara lain:
1) Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang
berhubungan dengan analisa kimia kualitatif (kimia organik, kimia anorganik, dan
biokimia) dan kimia kuantitatif (Penetapan kadar unsur maupun senyawa, Uji
mutu maupun Quality Control)

7
2) Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang
berhubungan dengan analisa fisik suatu produk seperti uji kebocoran, uji
kekentalan, dan uji organoleptik
3) Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk melaksanakan kegiatan
praktikum yang berhubungan dengan analisa mikrobiologi seperti Uji bakteri
gram positif dan negatif, uji bakteri pathogen, uji kapang dan jamur (Wulandari
dkk, 2020)
2.4 Alat dan Bahan Laboratorium IPA Sekolah
Di dalam laboratorium tentunya memerlukan seperangkat alat yang layak
sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, alat penunjang ini terkait dengan
alat-alat dan bahan-bahan praktikum (Halida, 2016 dalam Trisianawati dkk,
2020). Dengan adanya alat dan bahan praktikum yang lengkap dalam
laboratorium IPA, akan membuat guru lebih memaksimalkan pemanfaatan
laboratorium dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran dan peserta didik akan
memperoleh pengalaman langsung sehingga akan lebih memudahkan untuk
memahami dan mempelajari prinsip dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (Trisianawati dkk, 2020)
Laboratorium sains (IPA) harus memiliki berbagai alat dan bahan yang dapat
menunjang aktivitas penelitian yang akan diselenggarakan oleh laboratorium
tersebut. Hal tersebut juga berlaku pada laboratorium sekolah. Laboratorium
sekolah juga harus memiliki berbagai alat dan bahan yang umum digunakan
peserta didik untuk melakukan kegiatan praktikum. Berbagai alat dan bahan
tersebut memiliki karakteristik, bentuk, serta fungsi yang berbeda-beda (Purwanti
dkk, 2020)
1. Pengenalan Alat Laboratorium IPA Sekolah
Alat-alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium dan umumnya dapat digunakan secara berulang-ulang, misalnya
pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, dan gelas ukur. Selain
itu, terdapat alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum atau

8
disebut sebagai alat bantu laboratorium, contohnya tang, pemadam kebakaran, dan
kotak P3K (Kurniawati, 2019)
Di dalam laboratorium IPA Sekolah, baik SMP maupun SMA dilengkapi
dengan perangkat KIT IPA. Terdiri dari KIT IPA Optika, KIT IPA Mekanika,
KIT IPA Listrik & Magnet dan KIT IPA Hidrostatika & Panas.

Gambar: KIT Mekanika SMP Gambar: KIT Hidrostatika & Panas SMP

Gambar: KIT Optika SMP Gambar: KIT Listrik & Magnet SMP
Sumber: https://www.pudak-scientific.com/catalog/SMP Fisika
2. Pengelompokkan Alat Laboratorium
a. Alat-alat dasar untuk Praktikum Kimia
Umumnya, alat-alat kimia yang biasa digunakan untuk praktikum di
laboratorium sekolah dapat digolongkan berdasarkan jenis bahan dasar
pembuatannya. Selain itu, di dalam laboratorium juga dilengkapi dengan
instrument dasar lainnya.
1) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Gelas
Alat-alat yang berbahan dasar gelas biasanya lebih sering dipakai pada saat
melakukan kegiatan praktikum. Alat-alat laboratorium yang berbahan dasar gelas
yaitu: Gelas kimia; Pipet (pipet gondok, pipet volumentri, pipet ukur, dan pipet
tetes); Labu (labu Erlenmeyer, labu dasar rata, labu alas bulat, dan labu ukur);
Cawan petri; Kaca arloji; Gelas ukur atau silinder ukur; Termometer; Tabung
reaksi; Corong; Pembakar spiritus; Desikator dan eksikator; dan Buret
2) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Logam

9
Alat laboratorium yang berbahan dasar logam, seperti pinset; tang atau krus;
sendok spatula; spatula; pembakar spiritus; klem buret fisher; penjepit klem;
kaki tiga; kasa; statif; ring atau cincin besi; dan tang gelas kimia
3) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Kayu
Alat-alat laboratorium yang berbahan dasar kayu, yaitu rak tabung reaksi dan
penjepit tabung reaksi
4) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Plastik
Alat-alat kimia yang berbahan dasar polipropilen (termo-plastik), antara lain
rak tabung reaksi; pelindung muka (face shield); botol reagen dan botol
semprot; serta corong
5) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Karet
Beberapa alat-alat kimia yang berbahan dasar karet, antara lain pompa filler,
sumba karet, dan sarung tangan
6) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Porselen
Alat-alat laboratorium yang bahan dasarnya dari porselen seperti pelat tetes,
lumping dan alu, segitiga porselen, bak pembakaran porselen, dan cawan kurs
7) Pengelompokkan Alat Berdasarkan Bahan Dasar Kertas
Alat berbahan dasar kertas seperti daftar sistem periodik unsur, kertas lakmus,
kertas saring, dan indikator universal (Kurniawati, 2020)
8) Instrumen
Instrumen adalah alat-alat kimia yang dirancang untuk digunakan dalam
keperluan khusus. Beberapa alat kimia yang termasuk instrument, antara lain
penangas air dan timbangan
9) Pendukung
Sesuai dengan namanya, alat-alat kimia yang termasuk dalam kategori
pendukung adalah alat-alat yang digunakan sebagai pendukung kerja
laboratorium. Beberapa contoh alat-alat kimia yang termasuk kategori ini
adalah klem dan statif (Purwanti dkk, 2020)

b. Alat-alat dasar untuk Praktikum Biologi

10
1) Mikroskop
Fungsi : untuk mengamati benda berukuran kecil (mikroskop)

2) Kaca preparat
Fungsi : untuk meletakkan preparat yang akan diamati dengan
mikroskop
3) Mikrotom
Fungsi : untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat
tipis untuk pemeriksaan mikroskop
4) Alat bedah
Fungsi : seperangkat alat yang digunakan untuk membedah objek
pengamatan biologi
5) Torso manusia
Fungsi : untuk mempelajari morfologi dan anatomi manusia
c. Alat-alat dasar untuk Praktikum Fisika
1) Jangka sorong
Fungsi : untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian
hingga 0,1 mm
2) Mikrometer sekrup
Fungsi : untuk mengukur benda dengan ketelitian ukur 0,01 mm
3) Mistar
Fungsi : untuk mengukur panjang benda dengan ketelitian ukur 1 mm
4) Stopwatch
Fungsi : untuk mengukur waktu
5) Neraca pegas
Fungsi : untuk mengukur gaya atau berat benda
6) Ticker timer
Fungsi : alat untuk mendeteksi kecepatan suatu troli
7) Voltmeter
Fungsi : untuk menentukan besarnya tegangan listrik
8) Galvanometer
Fungsi : untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil

11
9) Amperemeter
Fungsi : untuk mengukur besarnya arus listrik

10) Ohmmeter
Fungsi : untuk mengetahui besarnya hambatan listrik
11) Thermometer
Fungsi : untuk mengukur suhu
12) Power supply
Fungsi : sebagai sumber tegangan dan sumber arus listrik
13) KIT Optik
Fungsi : untuk praktikum optik
14) Magnet
Fungsi : untuk percobaan listrik dan magnet (Kurniawati, 2019)
3. Pengenalan Bahan Laboratorium IPA Sekolah
Laboratorium merupakan tempat untuk eksperimen yang sangat membantu
dalam mempelajari ilmu kimia, biologi, fisika, dan sebagainya. Namun tak jarang
di laboratorium juga terdapat bahan berbahaya. Misalnya, di laboratorium kimia
terdapat beberapa zat kimia yang memiliki sifat berbahaya dan beracun
(Kurniawati, 2019)
Dalam suatu laboratorium dilengkapi dengan berbagai bahan kimia. Tidak
semua bahan kimia yang tersedia tersebut bersifat aman. Terdapat bahan kimia
yang bersifat korosif, oksidator, bahkan ada bahan kimia yang mudah meledak
(Kurniawati, 2019)
1) Bahan Kimia yang Mudah Meledak
Ledakan dapat dipicu dari campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan
bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam
nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa pelarut, seperti
aseton, dietil eter, etanol, dan sebagainya. Selain itu, eksplosif juga dapat terjadi
akibat pencampuran beberapa bahan, terutama bahan oksidator dan reduktor di
dalam suatu reaktor maupun di dalam penyimpanan.

2) Bahan Kimia yang Mudah Terbakar

12
Bahan kimia yang mudah terbakar ini dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, antara lain:
a. Zat padat mudah terbakar
Contoh zat padat yang mudah terbakar, yaitu belerang (atau sulfur), fosfor,
kertas, hidrida logam, dan kapas. Biasanya zat padat lebih sukar terbakar
daripada dalam bentuk cairnya. Namun, zat padat berbentuk serbuk halus
juga sangat mudah terbakar
b. Zat cair mudah terbakar
Zat cair yang mudah terbakar antara lain, karbon disulfide (CS2), eter
(C2H5OC2H5), benzena (C5H6), dan aseton (CH3COCH3), etanol (C2H5OH)
dan methanol (CH3OH), kerosin (minyak lampu), terpentin, dan naftalena
c. Gas mudah terbakar
Gas yang bersifat mudah terbakar, contohnya hidrogen, asetilen, etilen
oksida, dan gas alam. Gas-gas tersebut cepat terbakar sehingga sering
menimbulkan ledakan.
3) Bahan Kimia Beracun
Bahan kimia beracun dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara
lain:
a. Bahan logam dan metalloid : timbal (Pb), Cadmium (Cd), Arsen (As), Raksa
(Hg), dan Krom (Cr)
b. Bahan pelarut beracun : hydrogen alifatik (bensin, minyak tanah) dan
hydrogen terhalogenasi (karbontetraklorida, klorofom)
c. Gas beracun, misalnya nitrogen oksida, CO, HCN, dan gas apiksian
sederhana (Nitrogen, Argon, Helium)
d. Karsinogenik, misalnya Bensidin, Naftil amin, Krom (III), Asbes, dan Vinyl
Klorida
e. Pestisida : organoklorin dan organofosfat
Bahan-bahan tersebut berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dapat
menyebabkan keracunan kronik maupun akut. Keracunan kronik yaitu apabila
tubuh terpapar zat beracun dalam jumlah sedikit tetapi dalam jangka panjang,
sehingga akibatnya baru dapat dirasakan beberapa bulan atau beberapa tahun

13
kemudian. Sedangkan keracunan akut yaitu apabila tubuh terkena zat beracun
dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga berakibat fatal.
4) Bahan Kimia Oksidator
Bahan kimia oksidator mampu menghasilkan oksigen dalam reaksinya
sehingga dapat menimbulkan kebakaran dan menjadi penyebab api sulit
dipadamkan. Bahan ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Peroksida organik, misalnya asetil peroksida, benzyl peroksida, asam
perasetat, dan eteroksida
b. Oksidator anorganik : Perklorat, permanganat, diklorat, hidrogen peroksida,
periodat, dan persulfat.
5) Bahan Kimia Penyebab Iritasi
Bahan kimia ini berbahaya sebab dapat menimbulkan iritasi ataupun luka jika
kontak dengan kulit. Bahan ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada
logam. Bahan ini dibagi menjadi:
a. Bahan iritan padat : Natrium Hidroksida (NaOH), potassium (K), natrium
(Na), fosfor (P), fenol (C6H5OH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium
karbida (CaC2)
b. Bahan iritan cair : asam nitrat (HNO2), asam sulfat (H2SO4), asam klorida
(HCl), hydrogen florida (HF), asam fosfat (H3PO4), asam format (HCOOH),
dan asam asetat (CH3COOH)
c. Bahan iritan gas : ammonia (NH3), asam klorida (HCl), hydrogen florida
(HF), asam asetat (CH3COOH), sulfur oksida (SO2), bromide (Br2), dan
diklorin (Cl2)
6) Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam
Beberapa bahan kimia sangat reaktif terhadap asam. Reaksi yang ditimbulkan
antara lain panas, gas yang mudah terbakar, dan beracun. Misalnya, zat yang
berekasi hebat dengan asam sulfat (H2SO4) dan asam asetat (CH3COOH),
antara lain zat natrium (Na), potassium (K), kalsium (Ca), potassium klorida
(KClO3), potassium permanganate (KMnO4), dan asam kromat (H2CrO4).
Selain itu, zat berikut juga menghasilkan gas beracun NO 2 jika bereaksi
dengan asam nitrat, yaitu tembaga (Cu), seng (Zn), dan alumunium (Al)

14
7) Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air
Beberapa bahan kimia jika bereaksi dengan air dapat menimbulkan reaksi
hebat, menimbulkan panas, dan gas yang mudah terbakar. Contoh, natrium
(Na), potassium (K), logam halida anhidrat, asam sulfat (H 2SO4) dan oksida
logam halida (Kurniawati, 2019)
2.5 Penyimpanan dan Perawatan Alat dan Bahan Laboratorium IPA Sekolah
1. Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan akibat dari kegiatan
pengadaan perlengkapan. Alat dan bahan yang berada di laboratorium hendaknya
disimpan secara baik dengan memperhatikan sifat-sifat barang dan juga waktu
barang tersebut akan digunakan. Sistem apapun yang digunakan untuk
menyimpan alat, kondisi alat-alat tersebut harus ada dalam keadaan aman, mudah
dicari, dan mudah diambil.
a. Prinsip Penyimpanan Alat
Penyimpanan peralatan kimia sangat berkaitan dengan perawatan alat.
Penyimpanan alat yang baik dan benar akan memperkecil kerusakan peralatan
kimia tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui prinsip-prinsip penyimpanan alat
kimia dan penggolongannya. Prinsip-prinsip penyimpanan peralatam praktikum
kimia tersebut antara lain:
- Alat-alat laboratorium dipastikan sudah bersih dan kering sebelum diletakkan
dalam lemari
- Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat, misalnya berdasarkan jenis
bahannya, seperti kelompok peralatan gelas, logam, kayu, porselen, dan
sebagainya
- Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering digunakan dan
jarang digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar
mudah saat akan disiapkan untuk kegiatan praktikum
- Alat-alat khusus disimpan dalam lemari (atau tempat khusus) karena sifat alat
yang rentan terhadap faktor luar dan juga karena alat tersebut harganya mahal
(Kurniawati, 2019)

15
b. Prinsip Penyimpanan Bahan
Bahan kimia yang tersimpan di laboratorium sangatlah banyak dan memiliki
resiko masing-masing. Penyimpanan yang tidak benar dapat menimbulkan
kecelakaan dalam laboratorium misalnya kebakaran, meledak, ataupun justru
merusak perabot laboratorium.
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan bahan
kimia antara lain:
- Aspek pemisahan (segregation)
Dua bahan kimia yang berbeda jenis dilarang untuk disimpan bersama, akan tetapi
disimpan dalam wadah khusus. Hal tersebut dilakukan guna menghindari adanya
pencampuran antara kedua bahan yang dapat menjadi sumber bahaya seperti
timbul api, gas beracun, dan ledakan
- Tingkat resiko bahaya (multiple hazards)
Masing-masing bahan kimia memiliki tingkat resiko yang berbeda. Penyimpanan
bahan ini berdasarkan tingkat bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena
memiliki sifat bahaya mudah terbakar dan beracun. Karena tingkat bahaya mudah
terbakar lebih tinggi dari pada beracun maka, penyimpanan benzena yaitu berada
pada rak bahan yang bersifat mudah terbakar
- Pelabelan (labeling)
Pelabelan wajib dilakukan pada setiap wadah bahan. Pelabelan berfungsi
memberikan informasi kepada praktikan tentang nama bahan, tanggal diterima,
tanggal dipakai, dan tanggal kadaluarsa. Informasi lain yang dapat dicantumkan
pada botol reagen diantaranya konsentrasi, tanggal pembuatan, nama pembuat
reagen, jangka waktu, klasifikasi lokasi penyimpanan, serta nama dan alamat
pabrik
- Bahan kadaluarsa (outdate chemicals)
Bahan kimia yang sudah kadaluarsa tidak boleh digunakan dan harus dibuang di
unit pengelolaan limbah. Bahan ini tidak boleh sembarangan dibuang di wastafel
ataupun tempat sampah umum.
- Fasilitas penyimpanan (storage facilities)
Bahan kimia disimpan dalam rak bahan atau loker yang kuat, stabil, aman,
tertutup, dan dapat dikunci. Tempat penyimpanan haruslah bersih, kering,

16
terhindar dari panas dan sinar matahari. Selain itu, ruang tempat penyimpanan
bahan juga dilengkapi dengan ventilasi udara sehingga ruangan tetap sejuk
- Wadah sekunder (secondary containment)
Wadah sekunder digunakan untuk menyimpan bahan kimia dalam bentuk cair
guna menghindari atau mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor ataupun
pecah. Wadah ini dapat berupa baki plastik dengan ukuran yang disesuaikan
dengan wadah bahan kimia, bukan disesuaikan dengan volume cairannya
- Inventarisasi (inventory)
Inventarisasi perlu dilakukan secara periodik. Beberapa hal yang perlu dicatat
antara lain nama bahan, rumus kimia, jumlah, kualitas, jangka penyimpanan,
lokasi penyimpanan, tanggal penyimpanan, tanggal penggunaan, nama dan
alamat industri, dan bahaya yang ditimbulkan
- Informasi resiko bahaya (hazard information)
Informasi resiko bahaya yang dicantumkan antara lain bahaya fisik, bahaya
terhadap kesehatan, dan bahaya lingkungan (Kurniawati, 2019)
2. Perawatan Alat dan Bahan Laboratorium
Guna menghindari kerusakan, maka perlu dilakukan perawatan terhadap alat-alat
laboratorium. Setelah praktikum selesai, setiap alat yang akan disimpan dalam
lemari atau rak harus dibersihkan terlebih dahulu. Setiap alat di laboratorium
memiliki karakteristik berbeda sehingga masing-masing memerlukan cara
pemeliharaan khusus
- Pemeliharaan Alat Gelas
Beberapa alat gelas ada yang tahan panas dan tidak. Jangan memanaskan bahan
menggunakan alat gelas yang tidak tahan panas. Simpan alat gelas dalam kondisi
bersih dan kering
- Pemeliharaan Alat Optik
Untuk alat-alat optik seperti lensa, maka bagian filter hendaknya diperiksa secara
berkala sehingga apabila ada kotoran atau jamur dapat diketahui secepat mungkin.
Untuk menghindarkan alat-alat optik dari jamur, maka sebaiknya lemari atau rak
penyimpanan alat-alat optik diberikan lampu penerangan secukupnya
- Pemeliharaan Alat Listrik

17
Alat listrik memiliki sifat antara lain sensitif terhadap goncangan, sensitif terhadap
medan magnet, tidak tahan terhadap suhu di atas 250ºC, tidak tahan terhadap
udara lembap, dan juga tidak tahan terhadap kotoran dan debu. Berdasarkan sifat
tersebut, alat listrik perlu dihindarkan dari guncangan dan medan magnetik agar
sensitifitas peralatan dapat terjaga. Selain itu, hendaknya penggunaan alat listrik
berada dalam ruangan yang bertemperatur antara 18ºC - 25ºC.
Setelah selesai dipakai, alat-alat listrik harus berada pada posisi off, kemudian
diputuskan hubungannya dengan jaringan arus listrik. Sedangkan untuk alat-alat
yang memakai baterai perlu dilakukan penggantian baterai secara berkala agar
tepat dalam pengukurannya.
- Pemeliharaan Alat Logam
Peralatan yang terbuat dari logam rentan mengalami karat. Penyimpanan bahan
logam haruslah dalam kondisi kering dengan suhu ±37ºC serta jauh dari bahan
kimia korosif. Sebelum disimpan, bahan logam dibersihkan dari debu, kotoran,
maupun air dengan cara dilap dengan kain kemudian diolesi dengan minyak oli,
paraffin cair, atau minyak rem
- Pemeliharaan Alat Porselen
Alat porselen sangatlah mudah pecah ataupun retak. Oleh karena itu hindarkan
alat porselen dari benturan dan simpan ditempat yang aman

- Pemeliharaan Alat Kayu


Peralatan dengan bahan dasar kayu rentan terhadap hewan-hewan renik pemakan
kayu. Untuk pemeliharaan, semprotkan pestisida, lalu simpan alat dalam kondisi
kering. Apabila perlu, lakukan coating atau melapisi alat tersebut dengan cat
- Pemeliharaan Alat Karet
Peralatan yang terbuat dari karet jika lama tidak digunakan maka mudah meleleh
atau lengket. Peralatan ini juga tidak tahan panas karena dapat menganggu
elastisitasnya. Penyimpanan peralatan dengan bahan baku karet haruslah dalam
kondisi bersih dari kotoran, kering, serta apabila perlu beri taburan bedak pada
seluruh permukaannya (Kurniawati, 2019)

18
BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan adalah metode observasi.
A. Setting Observasi
1. Waktu Observasi
Observasi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 April 2023 pada pukul
10.00 WITA - selesai
2. Tempat Observasi
Tempat pelaksanaan observasi di laboratorium IPA SMP Negeri 1 Telaga, JL.
Musa Kaluku, Bulila, Kec. Telaga, Kab. Gorontalo.
B. Objek Observasi
Objek observasi yang saya gunakan adalah Laboratorium IPA SMP Negeri 1
Telaga. Hal-hal yang menjadi bagaimana pengelolaan Lebnya seperti tata letak
atau Denah, tata letak alat dan bahan, serta gambaran kondisi Laboratorimnya.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
pengamat melihat dan mengamati langsung, kemudian mencatat keadaan dan
kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya serta mendokumentasi keadaan
pada laboratorium. Observasi dilakukan ketika laboratorium tidak sedang
digunakan. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu
dari panca indera yaitu indera penglihatan. Adapun alat yang digunakan dalam
observasi ini adalah tabel daftar inventaris alat dan bahan laboratorium serta
kamera untuk mendokumentasi.
Dasar untuk mencapai suatu penelitian, maka diperlukan data yang
mempunyai validitas yang tinggi.
1. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran. Pada penelitian ini wawancara dilakukan
kepada Bapak Pengelola Laboratorium IPA.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan
langsung, sehingga peneliti atau pengamat harus ada pada saat observasi
dilaksanakan atau kejadian berlangsung. Metode Observasi digunakan untuk

19
mengamati keadaan laboratorium IPA yang akan di analisis, diantaranya yaitu
kondisi ruang laboratorium, lokasi laboratorium, denah laboratorium,
kelengkapan alat dan bahan praktikum, dll.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi-dokumentasi yang didapat oleh saya dalam penelitian
adalah foto kondisi laboratorium IPA beserta alat bahan dan fasilitas di
laboratorium.

20
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Kondisi Laboratorium Rapi, bersih
2 Lokasi Laboratorium Di lantai dua di atas kantor guru dan
kantor TU
3 Penataan Alat dan Bahan Alat dan bahan diletakkan di dalam
satu etalase, alat diletakkan di bagian
atas dan bahan diletakkan di bagian
bawah
4 Kelengkapan Alat dan bahan Alat-alatnya meliputi gelas kimia,
tabung reaksi, gelas ukur, dll serta
bahannya ada H2SO4, NaOH,
Aquades, dll dan dilengkapi alat
peraga dan miniatur tulang, rangka,
dll.
5 Fasilitas Meja guru/demostrasi, meja dan
kursi praktikum, Instalasi listrik,
tabung pemadam kebakaran,
exhouse fan, kipas angin, AC, LCD,
proyektor, papan tulis, washtaffel,
6 Denah Terlampir
7 Agenda Lab Digunakan oleh kelas yang
melaksanakan praktikum secara
bergantian sesuai jadwal praktikum
yang telah ditentukan
8 Managemen Lab Setiap etalase, alat dan bahan,
kardus, diberi keterangan label

21
4.2 Pembahasan
Observasi yang kami lakukan pada hari Senin, tanggal 24 April 2023 di
Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Telaga bertujuan untuk mengetahui tata letak,
kondisi, lokasi, fasilitas utama dan fasilitas penunjang di Laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Telaga
Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga terletak di lantai dua tepatnya
menghadap ke selatan diatas Kantor Guru dan Kantor TU. Laboratorium IPA di
SMP ini dibagi menjadi dua yakni Laboratorium Fisika dan Laboratorium
Biologi. Keduanya tepat bersebelahan seperti yang tergambar pada denah
(terlampir). Di dalam Laboratorium Biologi, ruang penyimpanan dan ruang
persiapan dijadikan satu dengan ruang utama. Di dalam ruang utama, terdapat
fasilitas-fasilitas laboratorium pada umunya. Alat-alatnya meliputi gelas kimia,
tabung reaksi, gelas ukur, dll serta bahannya ada H2SO4, NaOH, Aquades, dll. Di
dalam laboratorium ini, lebih banyak terdapat miniatur alat-alat peraga seperti
rangka, tulang, strutur sistem pernafasan, dan juga gambar-gambar ilmiah yang
dipajang di sepanjang dinding laboratorium. Fasilitas di dalam laboratorium ini
juga dilengkapi dengan instalasi listrik dan exhouse fan untuk menghilangkan bau
asap ketika praktikum yang terdapat kegiatan pembakaran. Selain itu fasilitas
penunjang lainnya seperti papan tulis, LCD, proyektor, tabung pemadam
kebakaran, AC, washtaffel. Penataan fasilitasnya seperti meja dan kusi praktikum
di tengah dan dikelilingi oleh lemari alat bahan yang berada di samping kanan,
lemari alat peraga berada di belakang, dan washtaffel berada di samping kiri dekat
jendela depan. Sedangkan di dalam Laboratorium Fisika, secara keseluruhan
hampir sama seperti Laboratorium Biologi. Hanya saja di Laboratorium Fisika
alat dan bahan lebih banyak dan gambar-gambar ilmiahnya sedikit dan hampir
tidak ada. Fasilitas seperti papan tulis, LCD, proyektor, kipas angin, AC, exhouse
fan, instalasi listrik juga terdapat di dalam laboratorium ini.
Secara keseluruhan, Laboratorium di SMP Negeri 1 Telaga baik
Laboratorium Biologi baik Laboratorium Fisika belum memenuhi kriteria sebagai
Laboratorium standard dikarenakan tidak ada ruang penyimpanan dan ruang
persiapan yang disendirikan, tidak ada ruang pengadministrasian alat dan bahan,
tidak ada ruang gelap dan ruang asam, hanya ada satu pintu masuk dalam satu

22
ruang, ventilasi udara kurang karena jendela tertutup rapat dan penataan alat dan
bahan di etalase dijadikan satu dimana alat diletakkan di bagian atas dan bahan
diletakkan dibagian bawah. Lokasi laboratorium ini juga tidak strategis karena
terletak di lantai atas dan bersebelahan langsung dengan ruang kelas lain. Akan
tetapi kondisi Laboratorium SMP Negeri 1 Telaga secara keseluruhan cukup rapi,
bersih dan dilengkapi fasilitas yang lengkap dan mendukung. Managemen lab
juga cukup baik terbukti dari pemberian keterangan dan label di setiap alat dan
bahan serta etalase dan juga penggunaan laboratorium yang disesuaikan dengan
agenda Laboratorium.

23
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Telaga terbagi menjadi dua yaitu
Laboratorium Biologi dan Laboratorium Fisika.
2. Laboratorium ini dilengkapi fasilitas utama seperti meja demonstrasi,
meja praktikum, dll serta fasilitas yang menunjang kegiatan praktikum
seperti instalasi listrik, tabung pemadam kebakaran, exhouse fan, dll.
3. Penataan alat dan bahan dijadikan satu di dalam etalase dimana alat
diletakkan di bagian atas dan bahan diletakkan di bagian bawah.
4. Kondisi Laboratorium SMP Negeri 1 Telaga secara keseluruhan cukup
rapi, bersih
5. Managemen lab juga cukup baik terbukti dari pemberian keterangan dan
label di setiap alat dan bahan serta etalase dan juga penggunaan
laboratorium yang disesuaikan dengan agenda Laboratorium.
Secara keseluruhan, Laboratorium di SMP Negeri 1 Telaga belum
memenuhi kriteria sebagai Laboratorium standard dikarenakan tidak ada ruang
penyimpanan dan ruang persiapan yang disendirikan, tidak ada ruang
pengadministrasian alat dan bahan, tidak ada ruang gelap dan ruang asam, hanya
ada satu pintu masuk dalam satu ruang.

B. Saran
Laporan ini dapat dijadikan sumber referensi dalam perencaan, penataan,
pengadmisitasian, maupun perawatan dalam Laboratorium IPA serta sebagai
pembanding dalam pengetahuan pembagunan Laboratorium IPA.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Panduan Pengelolaan Dan Pemeliharaan Peralatan


Laboratorium Ipa Sekoloah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan
Nasional
Anonim. Laboratorium IPA. (online) http://eprints.uny.ac.id/8343/3/bab%202-
%2006302244023.pdf. Diakses pada tanggal 15 Desember 2014 pukul
18:30 WIB.
Anonim. Organisasi laboratorium . (online)
eprints.walisongo.ac.id/1722/3/073611039_Bab2.pdf . Diakses pada
tanggal 15 Desember 2014 pukul 19:25 WIB.
Anonim. Buku Pengetahuan Laboratorium . (online)
https://aimarusciencemania.files.wordpress.com/2012/03/buku-
pengetahuan-laboratorium-biologi.pdf. Diakses pada tanggal 15
Desember 2014 pukul 19:30 WIB.
Tjokrodihardjo, Soegijo. 1987. Organisasi Dan Manajemen Laboratorium
Pendidikan. Surabaya:Unipress UNESA
As’ari, R., Dede, R., Epon, N., & Ahmad, Y. 2022. Laboratorium Lapangan
Pendidikan Geografi. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia
Harefa, dkk. 2021. Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Lahusa.
Edumatsains, 5(2): 105-122
Ismail, I. 2020. Teknologi Pembelajaran Sebagai Media Pembelajaran. Makassar:
Cendekia Publisher
Iswanto, D., & Herlambang, B. M. 2021. Analisis Manajemen Laboratorium
Terpadu Mikroskopis Di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Jayapura Papua (Studi Kasus). Indonesian Journal Of Laboratory, 4(1):
21-22
Kurniawati, D. 2019. Mencegah Kecelakaan Kerja di Laboratorium. Surakarta:
PT. Aksarra Sinergi Media
Kurniawati, D. 2019. Mengenal Laboratorium Sekolah. Surakarta: PT. Aksarra
Sinergi Media
Kurniawati, D. 2019. Mengenal Peralatan di Laboratorium. Surakarta: PT.
Aksarra Sinergi Media
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Sekola SMP 1 Telaga

Gambar 1.2 Alat Peraga Torso Pria

Ganbar 1.3 KIT optik, KIT Mekanika,KIT Listrik dan Magnet, KIT Hidrostatis
dan panas.
Gambar 1.4 lemari asam, kotak P3K, alat Pemadam api.

Gambar 1.5 Mikroskop

Gambar 1.6 Alat Peraga Bumi dan antariksa

You might also like