You are on page 1of 11

PENGELOLAAN SAWE HOMESTAY DI DESA WISATA KUTA

MANDALIKA, KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA


BARAT

Tugas Ujian Akhir Semester Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu: Lalu Adi PermadiS.E., MM

Di susun oleh : Kelompok 5


1. Nurhaliza (A1B019252)
2. Niza Rosdian (A1B019242)
3. Nurhartini (A1B019253)
4. Nunung Peronika (A1B019247)
5. Naufal Akbarb (A1B019227)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2021
1. Pendahuluan
A. Latar belakang
Sawe Homestay merupakan penginapan di desa kuta,Kabupaten Lombok Tengan,
NTB yang memiliki konsep penginapan keluarga maupun sendiri. Karena letaknya
yang strategis dan berada pada pusat destinasi wisata, Sawe Homestay sering menjadi
tempat istirahat para wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah Lombok tengah.
Sawe Homestay berdiri pada tahun 2012, tepatnya sudah berjalan selama 9 tahun.
Saat ini Sawe Homestay, memiliki total 15 kamar yang terbagi atas 3 tipe, 1.)
Superior Deluxe Room, 2.) Double Deluxe, 3.) Single Deluxe. Selain memiliki
beberapa tipe kamar, Sawe Homestay juga menyediakan layanan / fasilitas yang dapat
memanjakan tamu, seperti free wifi dan breakfest. Proses bisnis Sawe Homestay
dimulai saat melakukan Reservasi. Reservasi dapat dilakukan melalui telepon atau
pemesan langsung reservasi di tempat (Sawe Homestay). Pada proses reservasi ini,
pemesan akan mendapat informasi tentang tipe kamar yang tersedia beserta harga tiap
tipe dan juga fasilitas yang tersedia. Jika pemesan melakukan reservasi melalui
telepon, bagian Front office akan meminta informasi tentang data diri pemesan, data
kamar pesanan tamu, beserta nomor aktif yang nantinya digunakan untuk Check-in
dan kemudian dicatat pada buku Reservasi Sementara. Bagian Front office juga
bertugas untuk melakukan konfirmasi kepastian reservasi tamu 3 jam setelah jam
check-in (pk 12.00), jika pemesan tidak memberikan konfirmasi ulang, maka
otomatis terjadi pembatalan reservasi. Namun jika calon tamu melakukan reservasi
secara langsung, calon tamu langsung melakukan Check-in pada bagian Front office.
Pada proses reservasi ini, pencatatan data reservasi masih ditulis manual dalam
buku Reservasi Sementara. Hal tersebut dapat berdampak pada pemborosan kertas
dan memiliki resiko yang tinggi seperti, terjadi kehilangan maupun kerancuan data.
Resiko tersebut dapat mempengaruhi pembuatan laporan yang sering mengalami
kesalahan yang disebabkan oleh kerancuan data tersebut. Selain itu pengecekan status
kamar terisi atau tidak masih belum tersistem, pengecekan status kamar masih
dilakukan dengan mengecek buku Reservasi Sementara & Guest Folio (data tagihan
tamu), sehingga hal tersebut menyulitkan bagian Front office dalam memberikan info
kamar kosong pada tamu. Proses Check-in dimulai ketika bagian Front office
meminta ID Card (KTP / Passport) tamu sebagai jaminan, dan meminta tamu untuk
membayar DP (uang muka). Kemudian bagian Front office akan membuat Formulir
Registrasi yang berisi data diri tamu, data kamar yang dipesan, beserta keterangan
pembayaran DP yang kemudian di tanda tangani oleh tamu, sebagai bukti checkin
dan pembayaran DP. Tamu yang melakukan reservasi secara langsung dan tamu yang
melakukan reservasi melalui telepon memiliki perbedaan dalam melakukan proses
Check-in. Untuk tamu yang melakukan reservasi melalui telepon, Front office akan
melakukan pengecekan nomor handphone tamu, data tamu, beserta kamar pesanan
tamu yang telah tercatat di buku Reservasi Sementara. Data Reservasi Sementara
tersebut masih ditulis secara manual dalam sebuah buku, terkadang bagian Front
office membutuhkan waktu lama saat melakukan pengecekan nomor Handphone dan
pesanan tamu, karena harus membuka tiap halaman dari buku Reservasi Sementara
untuk menemukan data tersebut. Selain itu karena sering dibuka, buku tersebut
seringkali menjadi tidak rapi bahkan menjadi tersobek, membuat tulisan tersebut
menjadi sulit terbaca. Pada proses Check-out, bagian Front office akan menanyakan
nomor kamar tamu dan kemudian mengecek transaksi tamu.
Rincian total transaksi tambahan tamu selama menginap diakumulasikan dengan
kekurangan pembayaran. Setelah itu bagian Front office akan menyerahkan rangkap
Guest Folio (tagihan tamu) untuk di tandatangani dan tamu akan melakukan
pembayaran sesuai jumlah yang tertera pada Guest Folio (tagihan tamu). Rangkap
Guest Folio (tagihan tamu) tersebut akan disimpan oleh Front office & diserahkan
kepada tamu sebagai bukti pelunasan dan diserahkan kepada bagian Kasir dalam
bukti laporan. Guest Folio (tagihan tamu) dibuat berdasarkan Formulir Registrasi
tamu yang digabungkan dengan rincian Nota Layanan Room Service ataupun Nota
Food & beverage. Saat ini, pembayaran yang dapat diterima adalah melalui
pembayaran cash dan menggunakan transfer. Selain itu karena tidak memiliki sistem
yang terpusat, Front office juga mengalami kesulitan saat melakukan pengecekan
transaksi tambahan tamu. Contohnya ketika tamu akan check-out, bagian Front office
menerima nota transaksi tambahan yang dilakukan beberapa jam sebelum tamu
check-out, hal tersebut membuat bagian Front office harus membuat ulang Guest
Folio (tagihan tamu) yang membutuhkan waktu lama. Proses bisnis layanan tamu
dimulai ketika tamu yang telah menginap menghubungi bagian Room Service atau
Food & beverage untuk melakukan penambahan layanan, seperti menambah
ExtraBed & menggunakan jasa layanan laundry pada bagian Room Service, ataupun
memesan makanan & minuman pada bagian Food & beverages.
Ketika proses layanan tamu telah dikerjakan, bagian Room Service atau bagian
Food & beverages akan menyerahkan pesanan tamu kepada petugas layanan untuk
diantarkan ke kamar tamu, tamu menandatangani Nota layanan tersebut sebagai bukti
makanan telah diterima. Bagian Front office bertugas melakukan rekap laporan
reservasi harian. Bagian Kasir berhubungan dengan bagian Front office dalam
melakukan rekap laporan pendapatan Sawe Homestay. Bagian Room Service dan
bagian Food & beverage saling berhubungan dalam melakukan rekap laporan
transaksi yang dipesan tamu. Semua laporan tersebut kemudian diserahkan kepada
Manajer. Selanjutnya Manajer melakukan pengecekan laporan dari masingmasing
bagian, lalu membuat laporan bulanan dan evaluasi perkembangan Sawe Homestay.
Pendataan administrasi pada manajemen homestay diperlukan ketepatan mekanisme
dan penataan yang terorganisir agar data dapat dikemas dan terjaga keamanannya.
Dalam proses bisnis yang telah dijelaskan diatas, selama ini sistem yang digunakan
dalam mengelola informasi di Sawe Homestay sangat terbatas dan masih dilakukan
secara manual. Selain itu sistem masih belum terpusat, sehingga membutuhkan waktu
lama dalam menerima informasi antar bagian. Bagi sebuah penginapan, kecepatan
dan keakuratan data diperlukan dalam melakukan pencatatan yang berhubungan
dengan pengelolaan data tamu, pemesanan kamar, transaksi penginapan, transaksi
pesanan tambahan (makanan, snack, atau minuman), maupun fasilitas lainnya.
Sedngkan pengelolaan administrasi pada Sawe Homestay masih memerlukan banyak
perubahan, terutama untuk proses pendataan yang belum terkomputerisasi dan
memusat. Untuk itu, diperlukan rancangan sebuah sistem yang dapat terpusat dan
berhubungan dengan seluruh bagian, seperti bagian Front office, bagian Kasir, bagian
Room Service, bagian Food & beverages, dan Manajer Sawe Homestay
2. Kajian Teori
A. Pariwisata Lombok
Pariwisata adalah “perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam dan ilmu ”. Ditambah pula bahwa pariwisata terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
(1) pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism); (2) pariwisata untuk
berekreasi (recreation tourism); (3) pariwisata untuk budaya (culture tourism) ; (4)
pariwisata untuk olah raga (sport tourism); (5) pariwisata untuk urusan usaha dagang
(business tourism); dan (6) pariwisata untuk berkonvensi (conventional tourism).
Pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi yaitu: (1) menggalakkan ekonomi; (2)
Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup;
(3) memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa. Berdasarkan Undang-undang No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 2 bahwa pengembangan pariwisata harus
berdasarkan pada prinsip (a) manfaat, (b) kekeluargaan, (c) adil dan merata, (d)
keseimbangan, (e) kemandirian, (f) kelestarian, (g) partisipatif, (h) berkelanjutan, (i)
demokrasi, (j) kesetaraan dan (k) kesatuan.
B. Faktor Pendorong Pengembangan Pariwisata
Dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata
akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta
perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan refreshing akibat dari
semakin tingginya kesibukan kerja. Menurut Fandeli (1995), faktor yang mendorong
manusia berwisata adalah:
1. Keinginan untuk melepaskan diri dari tekanan hidup sehari – hari di kota,
keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu senggang
2. Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi
3. Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru
mengenai budaya masyarakat dan di tempat lain
4. Meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinkan seseorang dapat dengan
bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya
C. Pengertian Hasil Audit
Laporan hasil audit internal adalah dokumen dengan hasil formal dari suatu audit.
Auditor internal menggunakannya untuk menunjukkan apa yang diperiksa, menyoroti positif,
negatif, dan kesimpulan. Manajemen perusahaan tahu apa yang berjalan dengan baik dan apa
yang perlu ditingkatkan. Laporan tersebut harus disiapkan dengan hati-hati. Namun, pada
titik inilah banyak auditor internal gagal. Teks harus jelas, obyektif, dan tidak memihak untuk
memastikan bahwa hasil audit bermanfaat dan organisasi dapat menggunakannya sebagai
panduan untuk menetapkan arah tindakan.
D. Tujuan Audit
Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian
audit di atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:
1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi
telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala
kelengkapannya.
2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan
saldo perkiraan telah didokumentasikan dengan baik, perhitungannya
benar, jumlahnya tepat, dan diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.
3. Memastikan Eksistensi (Existence)
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban
memiliki eksistensi sesuai dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain,
semua transaksi yang dicatat sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
4. Membuat Penilaian (Valuation)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip
akuntansi yang berlaku umum telah diaplikasikan dengan benar.
5. Membuat Klasifikasi (Classification)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat
dalam jurnal diklasifikasikan sesuai jenis transaksinya.
6. Memastikan Ketepatan (Accuracy)
Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa pencatatan
transaksi dilakukan sesuai tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun
sesuai dengan angka-angka buku besar, dan penjumlahan saldo dilakukan
dengan benar.
7. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat
tanggal neraca dicatat dalam periode yang sesuai. Pencatatan transaksi di
akhir periode akuntansi sangat mungkin terjadi salah saji.
8. Membuat Pengungkapan (Disclosure)
Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan sudah disajikan dengan baik pada laporan
keuangan serta terdapat penjelasan yang wajar pada isi dan catatan kaki
laporan yang dibuat.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan meode observasi
atau pengamatan langsung di lokasi penelitian, wawancara mendalam (in-deph
interview) yaitu peneliti bertanya langsung kepada informan yang dipilih, dan studi
dokumen (dokumentasi). Arikunto (2013)
4. Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Sawe Homestay
Nama Homestay : Sawe Homestay
Homestay Jumlah Kamar : 15 Kamar
Jumlah Karyawan : 10
Management Pengelolaan : tidak adanya manajemenpengelolaan khusus
menggunkan karyawan
Management Keluarga : homestay secara keseluruhan dikelolah oleh pemilik dan
keluarga dan tidak menggunakan karyawan
B. Strategi Pemasaran Hotel Pasca Covid-19
Pasca terjadinya Covid-19 yang melanda dunia lebih-lebih yang dialami semua
bisnis pada sector pariwisata khususnya di daerah Kuta dan KEK Mandalika Lombok
memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi tingkat okupansi dan juga
kunjungan wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Khusunya pada salah satu
homestay yang terletak di desa kuta yaitu sawe homestay sudah berdiri sejak9 tahun
yang lalu awal terbentuknya sawe homestay karena desa kuta mulai ramai di kujungi
oleh wisatawan asig maupun local sehingga pemilik berinisiatif untuk membuat
homestay dengan keuntungan perbulan mencapai 2 juta lebih. Tetapi seteah adanya
pandemic covid 19 seluruh sector pariwisata yang ada di Lombok khususnya desa
kuta menjadi sangat minim atau sepi pengunjung sehingga tidak adanya pemasukan
untuk keberlangsungan homestay tersebut, hal ini juga di dukung dengan kurangnya
fasilitas media promosi yang digunakan oleh sawe homestay, pemilik lebih memilih
pengunjung yang langsung dating ketimbang pengujung yang ingin menyewa
homestay melalui website sehingga menurut kami sangan kurang di bagian
pemasaran, selain itu juga tidak adanya struktur organisasi atau karyawan pengelola
homestay. Homestay dikelola langsung oleh pemilik tanpa menggunakan karyawan
untuk melayani tamu tamu yang ingin menetap di homestay tersebut.
C. Analisi SWOT
1. Strength (Kekuatan/Kelebihan)
a. Lokasi Homestay yang strategis
b. Harga yang terjangkau sesuai dengan fasilitas
c. Keramahan pelayanan homestay
2. Weakness ( Kelemahan)
a. Kurangnya pemasaran
b. Tidak adanya struktur organisasi
c. Kurangnya informasi tentang sawe homestay
d. Tidak adanya media sosial khusus seperti instagram, facebook dll untuk
memudahkan wisatawan mencari informasi
e. Kurangnya fasilitas
3. Opportunity (peluang)
a. Adanya evet Moto GP sehingga ramai pegunjung
b. Banyak wisatawan local maupun asing berkat adanya evet Moto GP
4. Threat ( Ancaman)
a. Banyaknya pesaing di sekitar homestay yang memiliki fasilitas yang lebih
bagus
Kesimpulan dan Hasil audit

A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari hasil penelitian ini berkaitan dengan segala upaya yang telah di
lakukan di dalam penelitian dengan didasarkan kepada data-data yang telah kumpulkan
1. Kebersihan Sawe Homestay
Kebersihan Sawe Homestay yang di sediakan untuk wisatawan yang berkunjung dan
menginap sudah di sediakan dari pihak pengelola seperti kebersihan kamar yang
sudah memenuhi standar sebagai homestay, kebersihan kamar mandi/toilet sudah
bersih dan kualitas air selalu di utamakan, kebersihan makanan tentu hal yang utama
dalam Sawe Homestay yang berpengaruh pada kesehatan.
2. Kenyamanan Sawe Homestay
Kenyamanan selalu yang di harapkan dalam Sawe Homestay agar wisatawan yang
menginap akan merasa puas dengan pelayanan yang di berikan, kenyamanan budaya
tidak merubah keaslian budaya yang ada di kawasan daerah wisata KutaMandalika,
walaupun banyak wisatawan yang datang berkunjung. Kenyamanan fasilitas nyaman
saat menginap sudah cukup bagi wisatwan karena kenyamanan inti dari Sawe
Homestay.
3. Keamanan Sawe Homestay
Keamanan makanan disini sudah di proses secara higienis dan layak untuk di
konsumsi jadi tidak di khawatirkan lagi kualitasnya. Keamanan Sawe Homestay
wisatawan akan merasa aman jika keamanan selalu di tingkatkan. Keamanan
lingkungan berarti menjaga keamanaa sekitar kawasan agar wisatawan yang
menginap merasa aman dari berbagai kejadian yang tidak di inginkan.
4. Kendala yang di hadapi
Kendala yang dihadapi terutama pada masyarakat yang tidak adanya pelatihan dari
pihak pengelola yang diberikan untuk masyarakat, sehingga masyarakat tidak
mengetahui perkembanga yang ada di kawasan kuta jadi masyarakat menetapkan
harga berpatokan pada homestay yang didirikan oleh pihak wwf dan ada juga
masyarakat yang bersifat Cuma-Cuma.
B. Hasil Audit
1. Mempromosikan destinasi pariwisata Kuta Lombok ada beberapa program yang harus
dilakukan yaitu, mempromosikan destinasi pariwisata Kuta Lombok dengan menggunakan
media cetak dan bisa juga menggunakan elektronik, serta cara lainnya seperti Dinas
Pariwisata maupu kepemerintahan lainnya
2. Menyediakan media social sebagai media informasi mempromosikan dengan menggunakan
media cetak dan bisa juga menggunakan elektronik, serta cara lainnya seperti Dinas
Pariwisata maupu kepemerintahan lainnya
3. Perlu adanya pengembangan sarana dan prasarana di Kuta Lombok beserta infrastruktur
dalam mendukung jalanya aktivitas kepariwisata
4. Penambahan fasilitas pengelola pariwisata lainnya seperti; pusat layanan informasi yang
biasa disebut Tourism Information Center, dan lebih memperhatikan masalah keamanan dan
kenyamanan wisatawan yang berkunjung dengan meningkatkan keamanan dan kenyamanan
destinasi pariwisata
5. Meminimalkan dan juga menghindari semua ancaman strategi ini menghasilkan beberapa
strategi yang bisa dilakukan dalam pengembangan destinasi pariwisata Kuta Lombok salah
satunya yaitu trategi pengembangan sumber daya manusia, artinya kualitas sumber daya
manusia perlu ditingkatkan
6. Meningkatkan sumber daya mausia khususnya di pelayanan Homestay sehingga pelayanan
yang diberikan menjadi lebih baik secara kualitas
7. Organisasi harus memperkuat kapasitas kelembagaan dengan cara memanfaatkan TI sebagai
basis dalam memberikan pelayanan, mempromosikan homestay
Lampiran

You might also like