Professional Documents
Culture Documents
11-Article Text-57-1-10-20210205
11-Article Text-57-1-10-20210205
Keywords: Abstract
forgiveness, Dating (intimate relationship) is synonymous with a relationship
young adult full of love, affection and happiness. But in reality, There are many
women, cases of violence against women committed by their lovers.
violence in However, according to Duley (2012) 40-76% of women who
dating/intimate experience violence still maintain their dating relationship. Does
relationship that mean they forgive their partner? This study aims to describe
the forgiveness of women who experience violence in dating.
Forgiveness according to McCullough (2000) is a reduced desire
to avoid people who have hurt us (avoidance motivations) and a
reduced desire to hurt or take revenge against that person (revenge
motivations), and is accompanied by an increase in compassion
and the desire to act positively towards people who hurt him
(benevolence motivations). This quantitative descriptive study
involved 65 female respondents aged 18-24 who had or are
currently experiencing dating violence. Determination of
respondents using snowball sampling technique and data retrieval
using googleform. The measuring instrument used is
Transgression-Related Interpersonal Motivations-18 (TRIM 18)
which is translated into Bahasa Indonesia (ω = 0.950). The results
showed that 75.4% of respondents had a low forgiveness score,
while the other 24.6% were high. An interesting finding in this
study is that of all respondents who have a low score of forgiveness,
all of them have low scores in the aspect of avoidance motivations
forgiveness, yang artinya bahwa Dengan kata lain, seseorang yang telah
rendahnya motivasi menghindar memaafkan (forgiveness) adalah seseorang
menggambarkan semakin dekat yang memiliki aspek avoidance motivations
seseorang pada keadaan forgiveness. dan revenge motivations yang rendah serta
b. Revenge Motivations, yaitu keinginan memiliki aspek benevolence motivations yang
untuk melukai atau membalas dendam tinggi.
terhadap orang yang menyakiti. Revenge
Mengapa memaafkan (forgiveness) itu
motivations ditandai dengan adanya
penting? Karena orang yang sudah memaafkan
dorongan atau motivasi individu untuk
adalah orang telah berdamai dengan dirinya
membalas perbuatan pelaku
sendiri (Ghani, 2011). Dengan berdamai
(McCullough, et al., 1998). Ketika
dengan diri sendiri, seseorang dapat
individu dalam keadaan marah, benci dan
mengoptimalkan kemampuan dirinya. Ia tidak
penuh dengan emosi negatif lainnya,
lagi “dihantui” oleh rasa sakit hati, dendam,
memunculkan rasa dendam dan
keinginan menghindar. Menurut Lopez (2002)
keinginan untuk membalas. Dimensi ini
forgiveness berkorelasi negatif dengan
juga merupakan dimensi negatif dari
kemarahan, kecemasan, neurotis, rasa
forgiveness, sehingga rendahnya
permusuhan, perilaku agresi dan bahkan
motivasi membalas menggambarkan
depresi. Sehingga orang yang telah memaafkan
semakin dekat seseorang pada keadaan
tentunya adalah orang yang sehat secara
forgiveness, serta korban dapat
psikologis dan mempunyai kemungkinan besar
meminimalisir rasa marah untuk
untuk mengembangkan potensi yang
membalas dendam kepada pelaku atas
dimilikinya. Sebalikannya, seseorang yang
perilaku yang telah dilakukannya (Wade,
“gagal move on” belum bisa memaafkan
2006).
(forgiveness) tentunya sulit untuk
c. Benevolence Motivations, yaitu adanya
mengembangkan dirinya karena masih diliputi
keinginan untuk bertindak positif
oleh rasa marah, keinginan menghindar,
terhadap individu yang pernah menyakiti
keinginan membalas dendam, cemas atau bisa
dan disertai dengan peningkatan belas
jadi memiliki trauma, rasa cemas yang
kasih. Benevolence motivations ditandai
berlebihan bahkan berpotensi mengalami
dengan adanya dorongan atau motivasi
depresi.
untuk berbuat kebaikan terhadap pelaku,
walaupun ia merasa menjadi korban, Oleh karena itu, penelitian ini
akan tetapi ia tetap ingin berbuat mengangkat judul forgiveness pada wanita
kebaikan kepada pelaku. Sehingga yang tersakiti, disebabkan kekerasan yang
seseorang dalam situasi ini akan tetap dilakukan pasangannya dalam hubungan
menjalin hubungan yang baik agar tetap pacaran. Dengan mengetahui gambaran
baik dengan pelakunya (Luchies, Finkel, forgiveness diharapkan dapat memberikan
McNulty, & Kumashiro, 2010). informasi tentang forgiveness pada wanita yang
Benevolence motivations merupakan menjadi korban kekerasan dalam berpacaran
dimensi positif dari forgiveness, artinya sebagai bekal memahami masalah yang terjadi
tingginya motivasi berbuat kebaikan dan kelak jangka panjangnya merumuskan dan
semakin menggambarkan bahwa menentukan intervensi yang tepat kepada
seseorang telah melakukan forgiveness. wanita-wanita yang menjadi korban kekerasan.
telah menyakitinya. Lalu yang memiliki skor hal-hal yang baik kepada orang yang
tinggi pada avoidance motivations 1,5% artinya menyakitinya meskipun telah disakiti
ia tidak berniat menghindari pasangan yang (benevolence motivations). Keinginan
menyakitinya dan berniat membalas dendam menghindari orang yang menyakitinya
apa yang sudah dialaminya dan tidak ingin (avoidance motivations) merupakan hal yang
melakukan kebaikan kepada orang yang telah paling sulit. Melakukan penelitian lebih lanjut
menyakitinya. tentang alasan mengapa demikian tentulah
sangat menarik dan tentunya bermanfaat akan
Kondisi ketiga adalah responden yang dalam memahami proses healing bagi wanita
memiliki skor tinggi pada dua aspek yang menjadi korban kekerasan. Data
forgiveness, berjumlah 15,4%. Yang menarik demografi terkait usia dan lamanya hubungan
pada kondisi ini adalah dua aspek yang tinggi didapatkan tidak memiliki perbedaan diantara
itu adalah revenge motivations dan responden, namun demikian memastikannya
benevolence motivations. Tidak ditemukan dengan penelitian lebih lanjut dan juga
kombinasi aspek lain yang tinggi. Artinya mengaitkan dengan faktor-faktor lain seperti
mereka tidak memiliki keinginan untuk bentuk kekerasan yang dilakukan,
membalas dendam dan mau berbuat baik sosioekonomi, dan yang lainnya tentu akan
kepada pasangan yang sudah menyakitinya, dapat menggambarkan lebih lanjut tentang
namun memilih menghindar dari orang yang forgiveness pada wanita yang disakiti dalam
sudah menyakitinya. Nampaknya bagi wanita berpacaran.
yang tersakiti, hal yang paling sulit dilakukan
dalam pemaafan (forgiveness) adalah tetap V. KESIMPULAN
“dekat” dengan orang yang telah menyakitinya
(avoidance motivations). Adapun faktor-faktor Kesimpulan yang diperoleh dalam
seperti perbedaan usia dan lamanya hubungan penelitian ini adalah sebagai berikut:
tampaknya pada responden tidak menunjukkan 1. Sebagian besar wanita yang tersakiti
perbedaan skor forgiveness yang signifikan. belum dapat memaafkan (forgiveness)
pasangannya yang telah menyakitinya.
IV. DISKUSI 2. Aspek dalam forgiveness yang paling
sulit dilakukan bagi wanita yang
Penelitian ini menunjukkan bahwa
tersakiti dalam penelitian ini adalah
memaafkan (forgiveness) bukanlah hal yang
avoidance motivations.
mudah dilakukan oleh wanita yang pernah
3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
disakiti oleh pasangannya. Dari seluruh
melengkapi penelitian ini.
responden baru sebagian kecil (24,6%) yang
dapat memaafkan apa yang pernah dialaminya VI. SARAN
dan sebagian besar (75,4%) belum bisa Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini
memaafkan. Dari konsep McCullough (2000) adalah:
yang menyatakan bahwa memaafkan
(forgiveness) adalah tidak lagi menghindari Perlu dilakukan penelitian lanjutan
orang yang menyakitinya (avoidance terkait forgiveness pada wanita yang
motivations), tidak memiliki rasa dendam dan mengalami kekerasan, terkait
keinginan untuk membalas apa yang sudah bagaimana proses forgiveness yang
dilakukan oleh orang yang menyakitinya terjadi, pengaruh faktor-faktor lain dan
(revenge motivations) dan dapat melakukan