You are on page 1of 9

CITIZENSHIP

Kelompok 7 :
1. Rizky Dwi Riyanti (12308193101)
2. Kevin Muhammad Arif (12308193106)
3. Khurun’in Amaliyah (12308193120)
4. Zulfira Nur Firdausi (12308193139)
CITIZENSHIP/KEWARGANEGARAAN
Kewarganegaraan (KBBI) adalah hal yang Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi
dua, yaitu :
berhubungan dengan warga negara;
keanggotaan sebagai warga negara.
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan Ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
seseorang dalam satuan politik tertentu orang-orang dan negara yang mengakibatkan
(khususnya negara) dengan membawa hak orang tersebut berada di bawah kekuasaan
untuk berpartisipasi dalam kegiatannya. negara

2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis


Tidak ditandai dengan ikatan hukum, melainkan
ikatan emosional seperti perasaan, keturunan,
nasib, sejarah, dan tanah air. Ikatan ini lahir dari
penghayatan warga negara bersangkutan
REVIEW JURNAL

Judul Kecenderungan global dalam proses pembelajaran pendidikan


pancasila dan kewarganegaraan di sekolah

Penulis Ihsan

Tahun 2017

Nama Jurnal Jurnal pancasila dan kewarganegaraan

Volume/No 2/02
Kecenderungan global dalam proses pembelajaran pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan di sekolah

Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui bagaimana kecenderungan global dalam pendidikan kewarganegaraan

Kesimpulan :
Perkembangan kajian pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam dunia global telah
melahirkan kecenderungan global dalam pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang cukup
berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan kewarganegaraan pada tingkat persekolahan di
Indonesia. Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan nampak dalam visi dan misi
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di Indonesia yang berorientasi pada terbentuknya warga
negara yang baik, cerdas, dan demokratis. Keseluruhan kecenderungan global itu berimplikasi pada
proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada tingkat persekolahan, yaitu pada komponen
tujuan,materi, metode, media dan sumber, serta evaluasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Memaknai Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Ditunjau
Judul
Dari Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan

Pengarang Agil Nanggala

Nama Jurnal Widya Wacana: Jurnal Ilmiah

Volume, No, Tahun Vol. 15, No. 1, 2020

Untuk mengetahui, menganalisa, menjelaskan, dan memaknai keadilan


Tujuan Penelitian : berdasarkan ketuhanan yang maha esa ditunjau dari perspektif
pendidikan kewarganegaraan.
Memaknai Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Ditunjau Dari Perspektif Pendidikan
Kewarganegaraan

Kesimpulan :
Dalam memaknai Keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, para pendidik hukum, dan penegak
hukum harus memiliki kebijaksanaan dan kehikmatan yang tinggi, sehingga ridho Tuhan membersamai
mereka dalam menafsirkan peristiwa hukum. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki perspektif bahwa
penting dalam mengelaborasikan antara konsep Keadilan Berdasar pada Ketuhanan yang Maha Esa
dengan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan, guna mendapatkan keadilan yang mampu
merepresentasikan nilai-nilai Ketuhanan dalam masyarakat multikultural, karena Pancasila memiliki inti
nilai Ketuhanan, maka sudah sewajarnya “keadilan sosial” tujuan akhir dari Pancasila itu sendiri harus
berdasarkan pada Ketuhanan yang Maha Esa. memiliki posisi yang sangat strategis dalam kurikulum
nasional. Tentu posisi tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin, dengan menggunakan strategi
efektif, dalam membentuk mental peserta didik yang memiliki nilai keadilan yang berdasar pada
Ketuhanan yang Maha Esa dan memiliki moralitas yang tinggi. Pendekatan keadilan hukum berdasarkan
Ketuhanan yang Maha Esa merupakan kajian filosofi yang menjadi alternatif dalam memahami konsep
hukum yang mulai jauh dari nilai-nilai keadilan.
Judul Informality And Citizenship : The Everyday State In Indonesia

Pengarang Ward Berenschot, Gerry Van Klinken

Nama Jurnal Citizenship Studies

Volume/No, Tahun 22/2, 2018


Informality And Citizenship : The Everyday State In Indonesia

Kesimpulan :
Pengalaman negara pascakolonial seperti Indonesia semakin mempersulit berpendapat bahwa
kewarganegaraan di negara tersebut 'dalam perjalanan' untuk sesuai dengan pola barat. Aspek kunci
dari tantangan itu melibatkan penggabungan informalitas ke dalam catatan kewarganegaraan.
Informalitas terbentuk dalam tiga dimensi yaitu mediasi, penerapan norma sosial dan penggunaan
jaringan informal. informalitas membentuk kekuatan warga negara untuk mewujudkan hak-haknya.
Dalam konteks ini, memperkuat koneksi pribadi merupakan bentuk penting dari lembaga politik
karena memungkinkan warga negara menghadapi lembaga negara yang tidak responsif dan tidak
terduga. Di Indonesia sering terjadi adanya jurang pemisah dari si kaya dan si miskin karena koneksi
pribadi tersebut.
TERIMA KASIH

You might also like