You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tertua yang
dikenal manusia. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada naskah Mesir
sekitar 3000 tahun yang lalu. Pada tahun 1936, perbedaan antara tipe 1 dan
tipe 2 DM telah jelas.
Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau bisa karena kedua-duanya yang juga merupakan penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Berdasarkan data pada
laporan World Health Organization (WHO) menyebutkan dari 57 juta
kematian global di tahun 2008, 36 juta atau 63% disebabkan karena penyakit
tidak menular seperti jantung, diabetes kanker, dan penyakit pernafasan
kronis. Dan angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat dari tahun-
ketahun. Diabetes adalah penyakit yang kompleks dan rumit. Tingkat
diagnosa diabetes memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
komorbiditas dan tingkat komplikasi diabetes. Berdasarkan data histori
penderita penyakit diabetes dapat dibuat rekomendasi prediksi penyakit
diabetes yang membantu tenaga kesehatan yaitu menggunakan klasifikasi
data dengan decision tree (1).
Menurut hasil survey World Health Organization (WHO), jumlah
penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menduduki ranking ke 4
terbesar di dunia. DM menyebabkan 5% kematian di dunia setiap tahunnya.
Diperkirakan kematian karena DM akan meningkat sebanyak 50% sepuluh
tahun yang akan datang. DM terbagi atas DM tipe I atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) jika pankreas hanya menghasilkan sedikit atau
sama sekali tidak menghasilkan insulin sehingga penderita selamanya
tergantung inslin dari luar, biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.
DM tipe II atau Non-Insulin Dependent Diabetes (NIDDM) adalah keadaan
pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang lebih tinggi dari normal tetapi

1
tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya. Biasanya terjadi pada usia di
atas 30 tahun karena kadar gula darah cenderung meningkat secara ringan
tapi progresif setelah usia 50 tahun terutama pada orang yang tidak aktif dan
mengalami obesitas. Penyebab diabetes lainnya adalah kadar kortikosteroid
yang tinggi, kehamilan (diabetes gestasional), dan obat-obatan. Sebanyak
80% responden DM menderita DM tipe 2 dan mereka membutuhkan
pengobatan secara terus menerus sepanjang hidupnya.
Banyak orang awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes
mellitus, di negara-negara Asia lebih dari 50 persen penderita diabetes baru
mengetahui diri mereka mengidap diabetes setelah mengalami komplikasi di
berbagai organ tubuh. Ketidaktahuan ini disebabkan karena minimnya
informasi mengenai diabetes, gejalanya dan minimnya tenaga dokter
spesialis diabetes. Pengetahuan yang kurang mengenai gejala dan cara
menangani penyakit diabetes mellitus serta jumlah dokter spesialis diabetes
mellitus yang masih terbatas merupakan salah satu sebab meningkatnya
jumlah orang yang terkena penyakit tersebut. Penelitian telah dilakukan
untuk membuat sebuah sistem pakar berbasis web yang dapat mengatasi
nilai derajat kepercayaan atau faktor kepastian data yang diperoleh dari hasil
konsultasi dengan pasien melalui metode certainty factor .
B. Tujuan
Makalah bertujuan untuk mengetahui :
1. Konsep penyakit diabetes mellitus dan komplikasinya
2. Konsep asuhan keperawatan terhadap klien dengan komplikasi kronik
diabetes mellitus.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap
insulin (Elizabeth J. Corwin, 2009).
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu
hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam
darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Brunner &
Suddarth, 2002).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati (Yuliana Elin, 2009 dalam
Amin, 2015).
B. Tipe Diabetes
Ada beberapa tipe diabetes melitus yang bebeda; penyakit ini
dibedakan berdasarkan penyebab , perjalanan klinik dan terapinya.
Klasifikasi diabetes yang utama adalah (Bnunner & Suddarth, 2002) :
1. Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin (Insulin Independent
diabetes mellitus [IDDM]).
2. Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin-
Independent diabetes mellitus [NIDDM]).
3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya.
4. Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus [GDM]).

3
C. Etiologi
1. DM Tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pankreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke
arah terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor Imunologi (autoimun)
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi beta.
2. DM Tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang bergubugan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat dan keluarga.
D. Pathofisiologi

4
E. Komplikasi Diabetes
Menurut Price & Wilson (2006), komplikasi DM dibagi dalam 2
kategori mayor, yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular
jangka panjang.
1. Komplikasi Akut
Hyperglikemia.
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) hiperglikemi didefinisikan sebagai
kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang non puasa sekitar 140-160
mg/100 ml darah.
a. Secara rinci proses terjadinya hiperglekemia karena defisit insulin
tergambar pada perubahan metabolik sebagai berikut:
b. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang.
c. Glukogenesis (pembentukkan glikogen dari glukosa) berkurang dan
tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.
d. Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat, sehingga cadangan
glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan ke dalam darah
secara terus menerus melebihi kebutuhan.
e. Glukoneogenesis pembentukan glukosa dari unsur karbohidrat
meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah kedalam
darah hasil pemecahan asam amino dan lemak.
Yang tergolong komplikasi  metabolisme akut  hyperglikemia yaitu :
a. Ketoasidosis Diabetik (DKA)
b. Hiperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK)
c. Hipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin) terutama komplikasi
terapi insulin.
2. Komplikasi Kronis
a. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang
kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerolus ginjal
(nefropati diabetik) dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik).
b. Makroangiopati, mempunyai gambaran histopatologis berupa
aterosklerosis. Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan
oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit

5
vaskular. Gangguan dapat berupa penimbunan sorbitol dalam intima
vaskular, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah. 
F. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas
Nama, usia (DM Tipe 1 Usia < 30 tahun. DM Tipe 2 Usia > 30
tahun, cenderung meningkat pada usia > 65 tahun), kelompok etnik di
Amerika Serikat golongan Hispanik serta penduduk asli Amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar, jenis kelamin, status,
agama, alamat, tanggal MRS, diagnosa masuk. Pendidikan dan
pekerjaan, orang dengan pendapatan tinggi cenderung mempunyai pola
hidup dan pola makan yang salah. Cenderung untuk mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung gula dan lemak yang berlebihan.
Penyakit ini biasanya banyak dialami oleh orang yang pekerjaannya
dengan aktivitas fisik yang sedikit.
2. Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi:
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing,
dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
b. Kondisi hipoglikemi
Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar, sakit
kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat,
patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan
kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
Dominan muncul adalah sering kencing, sering lapar dan haus,
berat badan berlebih. Biasanya penderita belum tahu kalau itu
penyakit DM, baru tahu setelah memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat kesehatan dahulu
DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit pankreas, gangguan
penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan

6
seperti glukokortikoid, furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsi
yang mengandung estrogen.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Menurun menurut silsilah karena kelainan gen yang
mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan
baik.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau beijalan, kram otot, tonus
otot menurun, gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas, letargi, disorientasi, koma.
b. Sirkulasi
Gejala: adanya riwayat penyakit hipertensi, inpark miokard akut,
klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama. Tanda: takikardia, perubahan TD
postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan
kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
Tanda: ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri
terbakar, kesulitan berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda: urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah,
hiperaktif pada diare.
e. Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.

7
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi
abdomen, muntah, pembesaran tiroid, napas bau aseton.
6. Neurosensori
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia,
gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan
memori, refleks tendon menurun, kejang.
7. Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
8. Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita.
9. Penyuluhan
Gejala: fakor resiko keluarga DM, PJK, HT, stroke, penyembuhan yang
lambat, penggunaan obat steroid, diuretik, dilantin, fenobarbitol.
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktifitas jasmani.
2. Resiko syok b.d ketidakmampuan elektrolit ke dalam sel tubuh,
hipovolemik.
3. Kerusakan integritas jaringan b.d gangguan sirkulasi
4. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit ( Diabetes
Mellitus ).
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi.

8
H. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari  Status nutrisi: intake Nutrisi Management
kebutuhan tubuh makanan dan cairan - Kaji adanya alergi
Definisi : Asupan nutrisi  Status nutrisi: intake makanan
tidak cukup untuk nutrisi - Kolaborasi dengan
memenuhi kebutuhan  Kontrol berat badan ahli gizi untuk
metabolic menentukan jumlah
Batasan karakteristik: kalori dan nutrisi
 Kram abdomen yang dibutuhkan
 Nyeri abdomen pasien.
 Menghindari makanan - Anjurkan pasien
 Berat badan 20% atau untuk meningkatkan
lebih dibawah BB intake Fe
ideal - Anjurkan pasien
 Kerapuhan kapiler untuk meningkatkan
 Diare protein dan vitamin
C
 Kehilangan rambut
- Berikan substansi
berlebihan
gula
 Bising usus hiperaktif
- Yakinkan diet yang
 Kurang makanan dimakan
 Kurang informasi mengandung tinggi
 Kurang minat pada serat untuk
makanan mencegah konstipasi
 Penurunan BB dengan - Berikan makanan
asupan makanan yang terpilih (sudah
adekuat dikonsultasikan
 Kesalahan konsepsi dengan ahli gizi)
 Membran mukosa - Ajarkan pasien
pucat bagaimana membuat
 Ketidakmampuan catatan makanan
memakan makanan harian.
 Tonus otot menurun - Monitor jumlah
 Mengeluh gangguan nutrisi dan
sensasi rasa kandungan nutrisi
 Cepat kenyang setelah - Kaji kemampuan
makan pasien untuk
 Sariawan rongga mendapatkan nutrisi
mulut yang dibutuhkan
 Steatorea
 Kelemahan otot Nutrition Monitoring
pengunyah dan - BB pasien dalam
menelan batas normal
- Monitor adanya

9
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
- Monitor interaksi
anak atau orang tua
selama makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Monitor kulit kering
dan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet.
2. Resiko syok NOC NIC
Definisi : Beresiko  Syok prevention Syok prevention
terhadap  Syok management - Monitor status
ketidakcukupan aliran sirkulasi BP, warna
darah kejaringan tubuh, Kriteria Hasil : kulit, suhu kulit,
yang dapat  Nadi dalam batas denyut jantung, HR
mengakibatkan yang diharapkan dan ritme, nadi
disfungsi seluler yang  Irama jantung dalam perifer, dan kapiler
mengancam jiwa batas yang refill.
diharapkan - Monitor suhu dan
Faktor resiko frekuensi nafas pernapasan
 Hipotensi dalam batas yang - Monitor tanda
 Hipovolemik diharapkan inadekuat oksigenasi
 Hipoksemia  Irama pernafasan jaringan
 Hipoksia dalam batas yag - Monitor input dan
 Infeksi diharapkan output
 Sepsis  Pemeriksaan - Pantau nilai lab. :
elektrolit dalam Hb,Ht,AGD dan
 Sindrom respon
batas yang elektrolit
inflamasi sistemik
diharapkan - Monitor tanda awal
syok
- Tempatkan pasien
pada posisi supine,
kaki elevasi untuk
10
peningkatan preload
Hidrasi dengan tepat
Indicator: mata - Lihat dan pelihara
cekung tidak kepatenan jalan
ditemukan, demam nafas
tidak ditemukan, Vital - Ajarkan keluarga
sign dalam dan pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok
- Ajarkan keluarga
dan pasien tentang
langkah untuk
mengatasi gejala
syok

Syok management
- Monitor fungsi
neurologis
- Monitor fungsi renal
- Monitor nadi
- Monitor status
cairan, input output
- Catat gas darah
arteri dan oksigen
dijaringan
- Monitor EKG
- Memonitor gejala
gagal pernapasan
3. Resiko infeksi NOC NIC
Definisi: Mengalami  Immune status Infection control
peningkatan resiko  Knowledge : - Bersihkan
terserang organisme infection control lingkungan setelah
patogenik  Risk control dipakai pasien lain
- Pertahankan teknik
Faktor-faktor resiko: Kriteria hasil: isolasi
 Penyakit kronis  Klien bebas dari - Pertahankan teknik
- Diabetes mellitus tanda dan gejala isolasi
- Obesitas infeksi - Batasi pengunjung
 Pengetahuan yang  Mendeskripsikan bila perlu
tidak cukup untuk proses penularan - Instruksikan pada
menghindari penyakit, faktor pengunjung untuk
pemanjanan pathogen yang mempengaruhi mencuci tangan saat
 Pertahankan tubuh penularan serta berkunjung dan
primer yang tidak penatlaksanaannya setelah berkunjung
adekuat  Menunjukkan meninggalkan pasien
- Gangguan peristalsis kemampuan untuk - Gunakan sabun
- Kerusakan integritas mencegah timbulnya antimikroba untuk
kulit (pemasangan cuci tangan
11
kateter intravena, infeksi - Cuci tangan setiap
prosedur invasif)  Jumlah leukosit sebelum dan sesudah
- Perubahan sekresi dalam batas normal tindakan
pH  Menunjukkan keperawatan
- Penurunan kerja perilaku hidup sehat - Gunakan baju,
siliaris sarung tangan
- Pecah ketuban dini sebagai alat
- Pecah ketuban lama pelindung
- Merokok - Pertahankan
- Statis cairan tubuh lingkungan aseptic
- Trauma jaringan selama pemasangan
(mis.,trauma alat
destruksi jaringan) - Ganti letak IV
 Ketidak adekuatan perifer dan line
pertahanan sekunder central dan dressing
- Penurunan sesuai dengan
hemoglobin petunjuk umum
- Imunosupresi - Gunakan kateter
(mis.,imunitas intermiten untuk
didapat tidak menurunkan infeksi
adekuat, agen kandung kencing
farmaseutikal - Tingkatkan intake
termasuk nutrisi
imunosupresan, - Berikan terapi
steroid, antibody antibiotic bila perlu
monoclonal, Infection Protection
imunomudulato) (proteksi terhadap
- Sypresi respon infeksi)
inflamasi - Monitor tanda dan
Vaksinasi tidak gejala infeksi
adekuat sistemik dan local
Pemajanan terhadap - Monitor hitung
pathogen lingkungan granulosit, WBC
meningkat - Monitor kerentanan
- Wabah terhadap infeksi
 Prosedur invasif - Batasi pengunjung
 Malnutrisi - Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
yang beresiko
- Pertahankan teknik
isolasi bila perlu
- Berikan perawatan
kulit pada area
epidema
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
12
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotic sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur
positif
4. Kerusakan integritas NOC NIC
jaringan  Tissue integrity : - Anjurkan pasien
Definisi: Kerusakan skin and mucous untuk menggunkan
jaringan membran  Wound healing : pakaian yang
mukosa, kornea, primary and longgar
intrgumen atau secondary intention - Jaga kulit agar tetap
subkutan berih dan kering
Kriteria hasil : - Mobilisasi pasien
Faktor yang  Perfusi jaringan setiap 2 jam
berhubungan normal - Olekan lotion atau
 Gangguan sirkulasi  Tidak ada tanda- minyak/baby oil
 Iritan zat kimia tanda infeksi pada daerah yang
 Defisit cairan  Ketebalan dan tertekan
 Kelebihan cairan tekstur jaringan - Monitor aktivitas
 Hambatan mobilitas normal dan mobilitas pasien
fisik  Menunjukkan - Monitor status
 Kurang pengetahuan pemahaman dalam nutrisi pasien
proses perbaikan - Memandikan pasien
 Faktor mekanik
kulit dan mencegah dengan sabun dan air
(mis.,tekanan,
terjadinya cidera hangat
koyakan/robekan,
berulang - Observasi luka:
friksal)
lokasi, dimensi,
 Faktor nutrisi  Menunjukkan
kedalaman luka,
(mis.,kekurangan atau terjadinya proses
jaringan nekrotik,
kelebihan) penyembuhan luka
tanda-tanda infeksi
 Radiasi local, formasi traktus
 Suhu ekstrem - Ajarkan keluarga
tentang luka dan
13
perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi
pemberian diet
TKTP
- Cegah kontaminasi
fase dan urin
- Lakukan tehnik
perawatan luka dg
steril
- Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
- Hindari kerutan pada
tempat tidur
5. Defisiensi Pengetahuan NOC NIC
Definisi: ketiadaan atau  Knowledge: disease Teaching: disease
defisiensi informasi process process
kognitif yang berkaitan  Knowledge: health - Berikan penilaian
dengan topik tertentu behavior tentang tingkat
pengetahuan pasien
Batasan karakteristik : Kriteria hasil: tentang proses
 Perilaku hiperbola  Pasien dan keluarga penyakit yang
 Ketidakakuratan menyatakan spesifik
mengikuti perintah pemahaman tentang - Jelaskan
 Ketidakakuratan penyakit, kondisi, patofisiologi dari
melakukan tes prognosis dan penyakit dan
 Perilaku tidak tepat program pengobatan bagaimana hal ini
(mis.,hysteria,  Pasien dan keluarga berhubungan dengan
bermusuhan, agitasi, mampu anatomi dan
apatis) melaksanakan fisiologi, dengan
 Pengungkapan prosedur yang cara yang tepat
masalah dijelaskan secara - Gambarkan tanda
benar dan gejala yang
Faktor yang  Pasien dan keluarga biasa muncul pada
berhubungan: mampu menjelaskan penyakit dengan
 Keterbatasan kognitif kembali/tim cara yang tepat
kesehatan lainnya - Gambarkan proses
 Salah interprestasi
penyakit, dengan
informasi
cara yang tepat
 Kurang pajanan
- Identifikasi
 Kurang minat dalam kemungkinan
belajar penyebab, dengan
 Kurang dapat cara yang tepat
mengingat - Sediakan informasi
 Tidak familier dengan pada pasien tentang
sumber informasi kondisi, dengan
carra yang tepat
- Hindari jaminan
14
yang kosong
- Sediakan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
- Diskusikan pilihan
trapi atau
penanganan
- Dukungan pasien
untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
- Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas local,
dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular dan neuropati.
Ada beberapa tipe diabetes melitus yang bebeda; penyakit ini
dibedakan berdasarkan penyebab , perjalanan klinik dan terapinya.
Klasifikasi diabetes yang utama adalah (Bnunner & Suddarth, 2002) :
1. Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin (Insulin Independent
diabetes mellitus [IDDM]).
2. Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin-
Independent diabetes mellitus [NIDDM]).
3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya.
4. Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus [GDM]).

Masalah keperawatan yang sering muncul pada komplikasi akut dan


kronik DM :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktifitas jasmani.
2. Resiko syok b.d ketidakmampuan elektrolit ke dalam sel tubuh,
hipovolemik.
3. Kerusakan integritas jaringan b.d gangguan sirkulasi
4. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit ( Diabetes
Mellitus ).
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi.

16
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami konsep dari komplikasi akut
dan kronik Diabetes Mellitus serta Asuhan Keperawatan yanng dapat
diberikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Asociation. Diagnosis And Classifications Of Diabetes


Mellitus. DIABETES CARE, VOLUME 31, SUPPLEMENT 1, JANUARY
2008.
Andriani, A. Sistem Prediksi Penyakit Diabetes Berbasis Decision Tree. Jurnal
Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta. 1 (1). 2013
Budi C, Rosa D, Joko P. SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES
MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR.
Jurnal Fakultas Teknologi Informasi,Universitas Kristen Duta Wacana. 1 (1).
2013
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . Vol. 2 E/8.
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
NANDA International. 2016. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Totok B, Febrina N. PENGARUH DURASI SENAM DIABETES MELITUS
PADA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA
DM TIPE II. Jurnal Kesehatan Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu
Kesehatan UMS. 4 (2) : 143-153. 2011
Yunita N, Ana Y, Gesnita N. PENGETAHUAN PASIEN TENTANG DIABETES
DAN OBAT ANTIDIABETES ORAL. Jurnal Farmasi Indonesia Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga 6 (1) : 38-47. 2012 

18

You might also like