Professional Documents
Culture Documents
Insan Firdaus, Peranan Pembimbing Kemasyarakatan Dalam Upaya Penanganan Overcrowded Pada Lembaga
Pemasyarakatan (The Role Of Correctional Adviser In Overcrowded Handing Efforts In Correctional
Institutions), Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, Vol.13, No.3, November 2019, 339-358.
Dyah Irawati & Hinijati Widjaja, Eksistensi Sosial-Politik Dewan Adat Papua Dalam Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Dewan Adat Sentani Di Sentani, Kabupaten Jayapura) (Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia Press, 2006), hlm,86.
Suaib, Hermanto. (2017). Suku Moi: Nilai-Nilai Kerifan Lokal dan Modal Sosial Pemerdayaan Masyarakat.
tanggeran Selatan: hlm, 58.
A Sakti R.S Rakia. (2021). Kewenangan Khusus Majelis Rakyat Papua Terhadap Pembentukan Perdasus.
JUSTISI, 7(1), 14-25.DOI: https://doi.org/10.33506/js.v7i1.1168
Mugu, D., Ali, M dan Purwanti, N (2019). Analisis Sistem Perkawinan Suku Moi di Kabupaten Sorong. Jurnal
Faksi : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Malak, Stevanus & Likewati, W. (2011). Etnografi Suku Moi. Bogor : PT Sarana Komunikasi Utama, hlm.24.
Suaib, Hermanto. Suku Moi, (2017), Loc.Cit. LANJUT SETELAH INI!!!
Yunita, F.E. (2018). Pelepasan Hak Atas Tanah Adat Menjadi Hak Milik Perorangan Pada Suku Moi Di
Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Tesis Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia, hlm.60
Suaib, Hermanto. Suku Moi, (2017), Loc.Cit.
Suroto, H. (16 Januari 2020). Lebih Dekat Dengan Dengan Suku Moi Dari Sorong. Diakses pada tanggal 8
November 2022 https://www.nabire.net/lebih-dekat-dengan-suku-moi-dari-sorong/
Ibid
Yapseneng, Y.N., & Usmany, D.P. (2019). Mekanisme Penyelesaian Konflik Tradisonak Suku Bangsa Moi
(Traditional Solution of Conflict In Moi Tribe). Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 11(1), 57-
69. https://doi.org/10.24832/papua.v11i1.266
Ibid
Ibid
Muhammad Ilham, A Sakti R.S. Rakia, Wahab Aznul Hidaya, Dwi P. Markus & Masrifatun Mahmudah
(2022). Proses Penyelesaian Tindak Pidana Berdasarkan Adat Suku Moi (Studi Kasus di Polres Kota Sorong).
JUSTISI, 8(1), 40-45.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Utara Dalam Angka 2022.
Ibid.
Ibid.
Ibid.
Ibid.
Ibid.
Henra Marulitua Sianturi, dkk, Kabupaten Lombok Utara Peluang Investasi & Potensi Bisnis Outlook 2018,
Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu PIntu Kabupaten Lombok Utara Tahun
2018, (PT.Cipta Miratama Indonesia, Lombok Utara, 2018) hal.66.
Hasil Wawancara Dengan Tetua Adat Lombok Utara, Rianom, Pada Tanggal 26 Desember 2022.
Loc. Cit, hal, 31.
Wawancara dengan Kepala Sekolah Adat Bayan, Renadi, Kabupaten Lombok Utara, 26 Desember 2022.
Ibid.
Ibid.
Ibid.
Wawancara dengan Bapak Kamardi, Tokoh Adat Lombok Utara, 28 Desember 2022.
Martin Stephen, Henry Giller dan Sally Brown, Effective Practice in Youth Justice, Willan Publishing,
Portland, 2007, hlm. 163-166. Sebgaima di kutip dalam DS. Dewi dan Fatahillah A. Syukur, Mediasi Penal:
Penerapan Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia, hlm, 41.
Kathleen Daly dan Russ Immarigeon, “The Past, Present, And Future of Restorative Justice: Some Critical
Reflections”, dalam Contemporary Justice Review, 1(1), 1998, hlm. 24-26. Sebagaimana dikutip dalam DS.
Dewi dan Fatahillah A. Syukur, Mediasi Penal: Penerapan Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia,
hlm, 42.
H.R. Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, (Bandung: Alumni, 2007) hlm.21
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2000) hlm.169-171.
Mushadi, Mediasi dan Resolusi Konflik di Indonesia, (Semarang: Walisongo Mediation Center, 2007) hlm.38.
Christopher W. Moore, The Mediation Process: Practical Strategies for Resolving Conflict.3 ed, Jossey-Bass,
San Fransisco, 2003, hal. 15. Sebagaimana dikutip dalam DS. Dewi dan Fatahillah A. Syukur, Mediasi Penal:
Penerapan Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia, hal. 66.
Pasal 1 ayat 7 PerMA No.1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Pasal 1 ayat 6 PerMA No.1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Laurence Boulle, Mediation Principles, Process and Practice, (New York: Prince Hall, 1996) hlm.1.
Laurence Boulle, Mediation Principles, Process and Practice, 2 Edition, Butterworths, New South Wales,
2005, hal.44-45. Sebagaimana dikutip dalam DS. Dewi dan Fatahillah A. Syukur, Mediasi Penal: Penerapan
Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia, hlm.68.
Mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan (ADR) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam presfektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm, 1.
Bagir Manan, “ Mediasi sebagai alternative Menyelesaikan sengketa” Varia Peradilan No.248 (Juli 2006), hlm,
13.
Lilik Mulyadi, “Mediasi Penal” Dalam Sistem Peradilan Pidana Pengkajian Asas, Norma, dan Praktik,
Makalah Seminar hasil Penelitian tentang, “Mediasi Penal Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia”, yang
di selenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan Badan Litbang Diklat Kumdil
Mahkamah Agung RI, pada tanggal 26 Oktober 2011, di Hotel Alila Pecenongan, Jakarta Pusat, hlm.1.
Daniel van Ness and Karen Heetderks Strong dalam Fatahillah A syukur, Mediasi Perkara KDRT dalam teori
dan Praktek di Pengadilan di Indonesia, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011), hal 67.
Martin Wright sebagaimana dikutib oleh Prof Marc Groenhuijsen, Victim-Offender-Mediation: Legal And
Procedural Safeguards Experiments And Legislation In Some European Jurisdictions, Leuven, Oktober,1999,
hal.1
Tony F Marshall and Susan Merry dalam DS. Dewi dan Fatahillah A syukur, Mediasi Penal: Penerapan
Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia (Depok: Indie Publishing, 2011), hlm 24.
Frequently Asked questions about criminal District Court Mediation, http://www.mnnc.org/pgl.cfm# , lihat juga
Umi Rozah, Membanggun Konstruksi Politik Hukum, hlm 259.
Lilik Muladi, Op.cit, hlm. 31.
Stefanie Trankle, Th Tension between Judicial Control and Autonomy in Victim-Offender Mediation- a
Microsociological Study of a Paraoxial Procedure Based on Examples of the Mediation Process in Germany
and France, sebagaimana di kutip dalam Adam Prima Mahendra “Mediasi Penal Pada Tahap Penyidikan
Berlandaskan Keadilan Restoratif, 2020, Vol.3 Jurist-Diction. Hlm, 1162.
Kuypers Saskia, Victim Offender Mediation in Flanders, Belgium: An Exemple well good practice,
https://sites.unicef.org/tdad/1saskiakuypers.pdf di akses 9 November 2022, bandingkan dengan law on
Mediation From SG 110/17 dec 2004 yang diamandement berdasarkan SG 86/24 oct 2006 National Assembly
Bulgarian:
Chapter Two : Principle Mediation
Voluntary and equality
Art.5.
The parties shall have equal opportunities to participate in the mediation procedure. They participate
voluntarily and may adjourn at any time.
Neutrality and imparlity
Art.6. (1) The mediator shall not demonstrate partiality and shall not impose a settlement of the dispute. (2) All
questions shall be settled amicably within the mediation procedure.
Confidentiality
Art.7. The debates arising from the dispute shall be confidential. The participaants in the mediations
procedures shall keep in secret all circumstances, facts and documents which became known to them with the
curse of procedure.
Umi Rozah, “Membangun Konstruksi Politik Hukum Mediasi Penal Sebagai Alternatif Penyelesaian Perkara
Pidana”. MMH Jilid 39 N0.3, Juli 2010.
Syaiful Bakhri, Sistem Peradilan Pidana Indonesia Dalam Prespektif Pembaharuan, Teori dan Praktik
Peradilan (Pustaka Pelajar 2015), hlm, 141. LANJUT DARI SINI!!!
Lilik Mulyadi, Loc.Cit, hlm,15.
Syaiful Bakhri, Op.Cit. Hlm, 245.
Marc Groenhuijsen, Victim-Offender-Mediation: Legal and Procedural Safeguards Exs-periments and
Legislation in Some European Jurisdiction. The European Forum for Victim-Offender-Mediation and
Restorative Justice (ed.), Victim-Offender Mediation in Europe: Making Restorative Justice Work (Leuven,
2000). (1) https://pure.uvt.nl/ws/portalfiles/portal/401873/leuven.PDF. Di akses Tanggal 11 November 2022.
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Prespektif… hal, 34.
Aburrahman Saleh, Peradilan Adat dan Lembaga Adat Dalam Sistem Peradilan Indonesia, makalah pada
sarasehan Peradilan Adat, KMAN, Lombok. September 2003.
I ketut Wirtha Griadi, dkk., Laporan penelitian: “Cara-Cara Menegakkan Hukum Dalam Hukum Adat di Bali,
(Universitas Udayana: Denpasar, 1984) hlm.7.
Soerjono Sokanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, (Rajawali: Jakarta, 1982) hlm.2.
Eva Achjani Zulfa, Jurnal Kriminologi Indonesia, Vol.6 No. II. Hlm.184
Ibid, 198.
Tedi Sudarajat, Aspirasi Reformasi Hukum dan Pennegakkan Hukum Progresif Melalui Media Hakim
Perdamaian Desa, Jurnal Dinamika Hukum Vol.1 No.3 September 2010, hlm.288.
Diana Arma, Eksistensi sistem hukum adat pidana minakabau dalam kehidupan masyarakat, Praktek
Penegakan hukum Pidana Di Indonesia, Tesis Universitas Diponegoro, 2001, hal 155.
https://www.hukumonline.com/berita/a/perlukah-menghidupkan-kembali-pengadilan-adat-hol22068?page=2 di
akses pada tanggal 30 November 2022.
Gloria Valencia-Weber, Tribal Courts: Custom and Innovative Law, dalam New Mexico Law Review, No.24
Tahun 1994, hlm. 22.
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum (Mandar Maju 2007), Hlm, 63.!!!
Otje Salman S., Filsafat Hukum: Perkembangan & Dinamika Masalah (Refika Aditama 2010) hlm, 28.
Loqman Loebby, Praperadilan Di Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002, 19.
Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Pusat Pelayanan
Keadilan dan Pengabdian Hukum, Universitas Indonesia, 1999, hlm 84.
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Prespektif Eksistensialisme dan abolisonisme, Bandung:
Binacipta, 1996, hal 16.
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 1996, hlm.2.
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1998, hlm.39.
Soerjono Soekanto, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cet.Ke-5, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hlm. 45
H. M. Kuffal, Penerapan KUHAP Dalam Praktek Hukum, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang Press.
2004, hlm 70.
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, hlm .28.
Ibid. hlm 54
Adam Podgorecki dan C.J. Whelen, Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1987),
!!!
hal. 257.
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2002), hal.23.
Remington dan Ohlin dalam Romli Atmasasmita, Sitem Peradilan Pidana Kontemporer, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 20100, hlm.1.
Mardjono Reksodiputro, Kriminologi dan Sisitem Peradilan Pidana Kumpulan Karangan Buku Kedua,
(Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum (Lembaga Kriminologi) Universitas Indonesia,
2007), hlm.140.
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Hlm.1-2
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System) Perspektif Eksistensialisme dan
Abolisionionisme, (Bandung: Binacipta, 1996) hlm.17-18.
I Made Widyana, “Kapita Selekta Hukum Pidana Adat” PT.Eresco, Bandung, 1993, hlm.3.
Mahmud Mulyadi, “Revitalisasi Alas Filosofis Tujuan Pemidanaan Dalam Penegakan Hukum Pidana di
Indonesia”, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2006, hlm. 15-16.
Barda Nawawi Arief, “Kapita Selekta Hukum Pidana”, hlm. 10
Ter Haar dikutip dari buku Dominikus Rato, “Pengantar Hukum Adat”, Penerbit Laksbang Pressindo,
Yogyakarta, 2009, hlm. 16-17
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System) Perspektif Eksistensialisme dan
Abolisionionisme,, hlm. 98-99.
Mardjono Reksodiputro, “Delik Adat Dalam Rancangan KUHP Nasional”, disampaikam pada Seminar
Nasional “Relevansi Hukum Pidana Adat dan Implementasinya dalam Hukum Pidana Nasional” di Fakultas
Hukum Universitas Udayana, Denpasar 16 Desember 1994, dikutip dari Mardjono Reksodiputro, “Pembaharuan
Hukum Pidana”, Kumpulan Karangan Buku Keempat, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum
(Lembaga Kriminologi) Universitas Indonesia, Jakarta, 1995, hal 109-110.
I Made Widyana, Kapita Selekta Hukum Pidana Adat, hlm.13.
Eva Achjani Zulfa, Keadilan Restoratif dan Revitalisasi Lembaga Adat di Indonesi, hlm. 182-183
Suparmin, Model Polisi Pendamai Dari Perspektif Alternative Dispute Resolution (ADR) (Studi Penyelesaian
Konflik antara Partai Politik), (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2012), hlm.19.
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2005), hlm.42.
Ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2008 tentang
pedoman dasar strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
MArdjono Reksodiputro, Polmas Ditinjau Dari Aspek Yuridis dan Implementasu Penegakan Hukum, dalam
Mardjono Reksodiputro, Menyelaraskan Pembaharuan Hukum, (Jakarta: Komisi Hukum Nasional RI, 20090,
hlm.131.
Pasal 14 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman dasar
Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
Berdasarkan wawancara dengan IPTU Agus Sugianto, S.H, (Kasi Hukum Polres Lombok Utara) Pada Tanggal
28 Desember 2022. Bahwa bentuk kolaborasi antara Lembaga Adat, Forum Kerukunan Umat Beragama dan
Sistem Peradilan Pidana khususnya kepolisian dapat dilihat dengan adanya wadah Forum Kemitraan Polisi dan
Masyarakat (FKPM), yang mana FKPM ini wahana komunikasi Polri dengan lembaga adat dan dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan dalam rangka membahas masalah kamtibmas dan sosial lainnya. Upaya pemecahan
masalah sosial ini untuk mencari pemecahan masalah melalui analisis masalah, mengusulkan alternatif-alternatif
solusi yang tepat dan rasa aman (tidak hanya berorientasi pidana) melainkan pendekatan perdamaian
didahulukan.
Berdasarkan wawancara dengan AKP Muhammad Sarbini selaku Kasat Binmas Polres Lombok Utara, Pada
Tanggal 28 Desember 2022.
Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, hlm.67.
R Soepomo, Op.Cit, hlm, 68.
Kitab awiq-awiq desa Bentek, Tahun 2000/2001.
Sara Ida Magadalena Awi, Para-Para Adat Sebagai Lembaga Peradilan Adat Pada Masyarakat Hukum Adat
Port Numbay Di Kota Jayapura Program Pascasarjana Universitas Udayana-Denpasar, 2012. Hlm.5
Aktualisasi Masyarakat Hukum Adat (MHA) : Perspektif Hukum dan Keadilan terkait dengan Status MHA dan
Hak-Hak Konstitusionalnya, Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi dan Sekretariat
Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2012. Hlm.3.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
DONE!!
RE-CHECK HIGHTLIGHT KUNING!!!