OVERVIEW: FTAs IMPLEMENTATION IN INDONESIA

Workshop Retraining Free Trade Agreement

Direktorat Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai, DJBC
Rabu, 30 Maret 2022

Gusmiadirrahman
(Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai III)
 TRADE AGREEMENTS
Trade agreements play a catalytic role in enhancement of trade
between partners by helping them leverage their mutual
complementarities and providing greater access to each other’s
industries.
Benefits of trade agreements
 Boosts Economic Growth
Particularly in the form of generation of more job opportunities, lower
unemployment rates, and market expansions. Also, since trade
agreements usually come with investment guarantees, investors who
want to invest in developing countries are protected against political
risk.
 Increasing Volume of Trade
Enjoy greater incentives to trade in new markets, due to attractive
trading conditions and policies which included in the agreements.
 Quality and Variety of Goods
As they gain access to new markets, the competition becomes more
intense. The increased competition compels businesses to produce higher
quality products. It also leads to more variety for consumers. When
there is a wide variety of high-quality products, businesses can improve
customer satisfaction.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI
Trade Agreements
Unilateral Arrangements
The country offering the preference removes or lowers
import tariffs on imports from these countries without
obtaining the same preferences in return. Such arrangements
focus usually only on trade in goods.
Contoh:
Generalised Scheme/System of Preferences (GSP), a
unilateral preference programme by many developed
countries (e.g. US, EU) to a number of developing and
least developed countries.
Reciprocal Arrangements
Members offering the preferential access to markets and
removes barriers to trade on reciprocal basis. In addition to
trade in goprovisions as well as remove both tariff and
non-tariff barriers to trade. They can also include a range
of provisions on customs cooperation and trade facilitation
as well as harmonise standards and encourage regulatory
cooperation in various areas.
Contoh:
Free Trade Agreements (FTA), Comprehensive Economic
Partnership Agreement (CEPA), etc.
2
 TYPE OF RECIPROCAL TRADE AGREEMENTS
Preferential Trade Agreement (PTA)
Merupakan bentuk integrasi perdagangan yang paling
rendah di mana negara anggota memberikan akses
preferensial melalui penurunan tarif bea masuk
hanya terhadap produk tertentu. Biasanya
menggunakan pendekatan positive list (the list of the
products on which the two partners have agreed to
provide preferential access).
Contoh: Indonesia-Pakistan PTA, PTA D-8
Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) / Comprehensive Economic Cooperation
Agreement (CECA)
Perjanjian perdagangan yang memiliki cakupan atau
komitmen yang lebih komprehensif daripada
PTA/FTA. Di dalam CECA/CEPA negara anggota
sepakat untuk menjalin kerja sama dalam aspek
regulasi perdagangan barang dan jasa namun juga
mencakup regulatory issues lainnya. Biasanya lingkup
kerja sama terdiri dari perdagangan barang, jasa,
investasi, dan bidang kemitraan ekonomi lainnya
(e.g. Government Procurements, Environment, Labor,
MSMEs). Contoh: IC-CEPA, IA-CEPA, RCEP, AJCEP
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI
Free Trade Agreement (FTA)
Merupakan tahap kedua dari integrasi di mana negara anggota
tidak hanya setuju untuk memberikan akses preferensi berupa
eliminasi atau penurunan tarif, namun juga bermaksud untuk
mengurangi hambatan lain dalam perdagangan, serta
melingkupi juga Perdagangan jasa dan investasi. Lingkup kerja
sama termasuk komitmen untuk memfasilitasi perdagangan dan
harmonisasi ketentuan dalam beberapa area yang disepakati.
Biasanya menngunakan negative list (the list of products on which
the partners not applicable to provide preferential access).
Contoh: ATIGA; ACFTA; AKFTA; AIFTA; AANZFTA
Customs Unions
Merupakan bentuk integrasi yang tidak hanya menghilangkan
hambatan perdagangan antar negara anggota, namun negara
anggota tidak diberi kebebasan untuk membentuk kesepakatan
perdagangan mereka tersendiri, negara anggotanya
diwajibkan untuk menyeragamkan kebijakan perdagangan
mereka terhada negara non-anggota.
Contoh: EU
3
 PERKEMBANGAN FTA

Per Maret 2022, terdapat 354 Reciprocal Trade

Arrangements (RTAs) yang berlaku.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 4

CUKAI
 PERKEMBANGAN FTA di INDONESIA
IMPLEMENTED RATIFICATION PROCESS
No SKEMA EIF No SKEMA EXPLORATORY STAGE
1 ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) 2010 1 RCEP No SKEMA
REGIONAL

2 ASEAN – China FTA 2005 2 Indonesia – Korea CEPA 1 Indonesia – South African Customs
3 ASEAN – Korea FTA 2007 3 Indonesia – Mozambique PTA Union (SACU)

4 ASEAN – India FTA 2010 2 Indonesia – Economic Community of

5 ASEAN – Australia – New Zealand FTA 2012

ONGOING NEGOTIATION West African States (ECOWAS) PTA

No SKEMA 3 Indonesia – East African Community

6 ASEAN – Japan CEP 2018 (EAC) PTA
7 ASEAN – Hong Kong FTA 2020 1 Indonesia – Tunisia PTA
4 Indonesia – Djibouti PTA
2 Indonesia – Bangladesh PTA
5 Indonesia – Algeria PTA
No SKEMA EIF 3 Indonesia – Morocco PTA
6 Indonesia – Gulf Cooperation Council
4 Indonesia – Iran PTA (GCC)
B I LAT ER AL

1 Indonesia – Japan EPA 2008

2 Indonesia – Pakistan PTA 2013 5 Indonesia – Mauritius PTA 7 Indonesia – Sri Lanka FTA

Indonesia – Palestine (MoU on Trade Facilitation 6 Indonesia – Taiwan PTCA 8 Indonesia – MERCOSUR
3 2019
for Certain Products) 7 Indonesia – UAE CEPA 9 Indonesia – Peru FTA
4 Indonesia – Chile CEPA 2019 8 Indonesia – EU CEPA Indonesia – Ecuador
10
5 Indonesia – Australia CEPA 2020 9 Indonesia – Canada CEPA 11 Indonesia – Colombia PTA

M U LT IL ATE R A L 12 Indonesia – US Limited Trade Deal

UPCOMING NEGOTIATION (LTD)
No SKEMA EIF
No SKEMA 13 Indonesia – Fiji PTA
1 Indonesia – EFTA CEPA 2021 14 Indonesia – Papua New Guinea PTA
1 ASEAN – Canada FTA
2 PTA D-8 2022*
2 ASEAN – United States FTA
*berlaku efektif 1 April 2022
3 ASEAN – European Union (EU) FTA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 5
CUKAI
 PROCESS TO IMPLEMENT FTA
DASAR HUKUM
Dalam masing-masing perjanjian perdagangan diatur mengenai kapan suatu
perjanjian mulai berlaku (entry into force).
PENGESAHAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
Contoh:  Pasal 11 UUD 1945
 AHKFTA: Perjanjian mulai berlaku 60 hari setelah Hong Kong dan minimal 4 Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
(empat) negara ASEAN telah menotifikasi Instrument of Ratification/Acceptance perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain.
(IoR/A) kepada Sekjen ASEAN.  UU No 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
 IACEPA: Perjanjian mulai berlaku 60 hari setelah para Pihak melakukan Pengesahan perjanjian internasional oleh Pemerintah Indonesia
notifikasi penyelesaian ratifikasi (pertukaran nota diplomatik) atau tanggal lain dilakukan dengan Undang-Undang atau Keputusan Presiden.
yang disepakati oleh para Pihak.  UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Setiap perjanjian perdagangan internasional disampaikan
kepada DPR paling lama 90 hari kerja setelah
penandatanganan perjanjian.

Secara Pararel Pemerintah juga GAMBARAN UMUM RATIFIKASI

menyiapkan peraturan pendukung
Implementasi, berupa:

1. Permendag terkait Ketentuan Asal

Barang & Ketentuan Penerbitan
Dokumen Keterangan Asal dalam
skema FTA;
2. PMK Penetapan Tarif Bea Masuk
dalam Skema FTA;
3. PMK Tata Cara Pengenaan Tarif
Bea Masuk atas Barang Impor
Berdasarkan skema FTA.
1. Penyiapan Dokumen Ratifikasi 1. Rapat paripurna pembahasan & pengesahan Implementasi Perjanjian
• RUU/Rperpres RUU dengan DPR 60 hari Perdagangan
• Naskah Akademik 2. Penandatanganan & Pengundangan
• Naskah Terjemahan UU/Perpres
• SK Panitia Antar Kementerian (PAK) 3. Proses Notifikasi IoR/A kepada ASEC atau
• Administrasi lainnya yang diperlukan Proses Pertukaran Nota Diplomatik
2. Proses penyelarasan dan Harmonisasi
RUU/Rperpres
3. Sosialisasi/Public Outreach kepada Pelaku
usaha, akademisi, dan masyarakat umum

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 6

CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE

Tabel 1 – Trend Utilisasi FTA periode 2017 s.d. 2022

Trend Utilisasi FTA Tahun FTA Total Dokumen % Utilisasi
700,000 60,000,000,000 2017 453.591 1.477.339 30,70%
2018 556.597 1.718.980 32,38%
600,000
50,000,000,000 2019 590.886 1.739.475 33,97%
500,000
2020 536.467 1.651.647 32,48%
40,000,000,000 2021 606.556 1.826.044 33,22%
400,000
30,000,000,000 Tabel 2 – Trend Share FTA terhadap Nilai Devisa Impor
300,000 (USD) periode 2017 s.d. 2022
20,000,000,000 Total Nilai Devisa
200,000 Tahun FTA % Share
(USD)
100,000
10,000,000,000 2017 38.790.312.413 142.620.479.525 27,20%
2018 50.409.372.778 170.530.092.663 29,56%
- - 2019 49.197.149.263 159.840.084.760 30,78%
2017 2018 2019 2020 2021
2020 38.506.909.064 142.274.451.512 27,07%
Jumlah dokumen Nilai Devisa
2021 56.170.978.705 191.887.728.083 29,27%

Source: Executive Information System

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 7

CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE

Total Utilisasi FTA – (Dokumen impor) Total Utilisasi FTA – (Nilai Devisa)
120,000,000,000
AHKFTA
Indo-Palestine
100,000,000,000
ICCEPA
IPPTA 80,000,000,000

AJCEP
60,000,000,000
IACEPA
AANZFTA 40,000,000,000
AIFTA
AKFTA 20,000,000,000

IJEPA
-
ATIGA
ACFTA

- 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

Source: Executive Information System

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 8

CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE
Tabel 3 – Trend Utilisasi FTA
periode 2017 s.d. 2022 per Skema FTA
Jumlah Dokumen
No Jenis FTA
2017 % Utilisasi 2018 % Utilisasi 2019 % Utilisasi 2020 % Utilisasi 2021 % Utilisasi

1 ACFTA 215.886 47,04% 297.071 52,75% 327.915 54,99% 311.178 57,64% 346.015 56,50%

2 ATIGA 139.348 30,36% 148.155 26,31% 152.900 25,64% 130.292 24,13% 144.267 23,56%

3 IJEPA 47.675 10,39% 52.027 9,24% 46.699 7,83% 34.666 6,42% 44.543 7,27%

4 AKFTA 28.536 6,22% 31.768 5,64% 32.400 5,43% 29.154 5,40% 33.799 5,52%

5 AIFTA 15.794 3,44% 21.064 3,74% 22.405 3,76% 17.678 3,27% 21.889 3,57%

6 AANZFTA 11.042 2,41% 12.219 2,17% 12.876 2,16% 13.790 2,55% 13.927 2,27%

7 IACEPA - 0,00% - 0,00% - 0,00% 1.700 0,31% 5.614 0,92%

8 AJCEP - 0,00% 65 0,01% 334 0,06% 801 0,15% 1.198 0,20%

9 IPPTA 657 0,14% 762 0,14% 796 0,13% 395 0,07% 588 0,10%

10 ICCEPA - 0,00% - 0,00% 33 0,01% 228 0,04% 553 0,09%

11 Indo-Palestine - 0,00% - 0,00% 6 0,00% 13 0,00% 11 0,00%

12 AHKFTA - 0,00% - - - 0,00% - 0,00% 30 0,00%

Total 458.938 100% 563.131 100% 596.364 100% 539.895 100% 612.434 100%
Source: Executive Information System
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 9
CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE
Tabel 4– Trend Share FTA terhadap Nilai Devisa Impor (USD)
periode 2017 s.d. 2022 per Skema
Nilai Devisa (USD)
No Jenis FTA
2017 % Share 2018 % Share 2019 % Share 2020 % Share 2021 % Share
1 ACFTA 14.839.138.197 37,95% 21.625.781.104 42,59% 22.315.341.967 44,98% 18.727.989.151 48,41% 26.314.932.129 46,50%
2 ATIGA 13.087.399.524 33,47% 15.258.780.681 30,05% 14.680.589.835 29,59% 10.359.087.781 26,78% 14.050.097.566 24,83%
3 IJEPA 5.577.108.477 14,26% 6.910.745.437 13,61% 6.176.078.724 12,45% 3.661.190.974 9,46% 5.878.204.842 10,39%
4 AKFTA 2.583.841.993 6,61% 2.865.117.032 5,64% 2.624.567.786 5,29% 1.947.680.983 5,04% 3.079.219.697
5,44%
5 AIFTA 1.222.054.636 3,13% 1.813.191.078 3,57% 1.549.489.398 3,12% 1.175.682.616 3,04% 2.081.267.882 3,68%
6 AANZFTA 1.734.700.920 4,44% 2.227.273.484 4,39% 2.146.481.530 4,33% 2.230.329.946 5,77% 3.594.125.198 6,35%
7 IACEPA 0,00% - 0,00% - 0,00% 428.083.921 1,11% 1.291.960.696
- 2,28%
8 AJCEP 0,00% 6.813.285 0,01% 27.262.129 0,05% 80.328.365 0,21% 149.863.888
- 0,26%
9 IPPTA 58.261.817 0,15% 70.603.904 0,14% 89.197.203 0,18% 50.332.100 0,13% 98.572.032 0,17%
10 ICCEPA 0,00% - 0,00% 2.102.918 0,00% 19.893.713 0,05% 50.620.892
- 0,09%
11 Indo-Palestine 0,00% - 0,00% 678.032 0,00% 1.689.892 0,00% 1.187.721
- 0,00%
12 AHKFTA 0,00% - 0,00% - 0,00% - 0,00% 4.893.405
- 0,01%
Total 39.102.505.564 100,00% 50.778.306.005 100,00% 49.611.789.521 100,00% 38.682.289.444 100,00% 56.594.945.949 100,00%
Source: Executive Information System
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 10
CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE

Tabel 5 – Trend Negara Asal FTA terbesar periode 2017 s.d. 2021
Negara Asal FTA Terbesar
Nilai Devisa (USD)
No. Nama Negara
2017 2018 2019 2020 2021
INDIA
1 CHINA 14.784.030.028 21.545.193.920 22.231.305.555 18.670.284.313 26.220.825.809
AUSTRALIA
2 THAILAND 6.464.582.638 7.582.476.489 6.815.880.712 4.590.845.506 6.343.882.417
VIET NAM
3 JAPAN 5.586.495.598 6.925.924.791 6.204.302.164 3.746.568.409 6.030.598.400
SINGAPORE

KOREA 4 MALAYSIA 2.678.021.074 3.166.000.180 3.159.924.873 2.298.811.511 2.916.103.107

MALAYSIA 5 KOREA 2.577.418.366 2.859.144.234 2.613.727.993 1.944.381.797 3.075.495.616

JAPAN
6 SINGAPORE 1.903.410.251 2.099.805.093 2.062.238.103 1.628.523.854 2.254.992.910
THAILAND
7 VIET NAM 1.358.674.028 1.767.397.498 1.976.820.205 1.395.958.007 1.970.670.625
CHINA
8 AUSTRALIA 1.305.951.463 1.749.869.464 1.714.755.549 2.101.800.996 4.152.953.048
- 50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000
2017 2018 2019 2020 2021 9 INDIA 1.226.384.350 1.549.948.082 1.181.602.454 2.090.665.398
1.813.291.371

Source: Executive Information System

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 11

CUKAI
 FTA’s UTILISATION IN INDONESIA – IMPORT PERSPECTIVE

Utilisasi FTA terbesar berdasarkan Komoditas Impor (HS Code 2 digit) Tabel 6 – Komoditas Impor terbesar dengan skema FTA periode 2017 s.d. 2021
40,000,000,000
HS Nilai Devisa
No. Uraian
CODE
35,000,000,000
2017 2018 2019 2020 2021
1 84 Reaktor Nuklir, Ketel, 6.370.305.206 8.581.555.559 8.178.078.486 5.963.477.317 8.656.315.779
30,000,000,000 Mesin dan Peralatan
Mekanis; Bagian
Daripadanya
25,000,000,000
2 39 Plastik dan Barang 3.746.011.651 4.740.494.204 4.651.586.174 3.546.498.516 5.475.888.510
Daripadanya
20,000,000,000 3 85 Mesin dan 3.207.575.724 4.183.297.974 4.111.125.859 3.389.613.285 4.671.375.664
Perlengkapan Elektrik
15,000,000,000 Serta Bagiannya,
Perekam dan
Pereproduksi Suara
10,000,000,000 4 87 Kendaraan Selain yang 3.914.139.665 5.073.191.582 4.522.955.584 2.460.530.057 4.148.329.466
Bergerak Di atas Rel
5,000,000,000 Kereta Api atau Trem
5 72 Besi dan Baja 2.646.347.649 3.044.902.598 3.300.471.328 2.021.521.275 3.340.712.850
- 6 27 Bahan Bakar Mineral, 1.076.469.485 1.442.689.787 1.363.875.561 1.070.059.919 2.378.744.076
84 39 85 87 72 27 29 17 Minyak Mineral dan
Produk Sulingannya, Zat
2017 2018 2019 2020 2021 Mengandung Bitumen,
Malam Mineral
7 29 Bahan Kimia Organik 1.516.780.198 1.845.871.603 1.628.621.353 1.448.243.933 2.353.517.953

8 17 Gula dan Kembang 1.272.120.412 1.687.819.173 1.306.223.692 1.420.588.975 1.836.690.717

Gula
Source: Executive Information System

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 12

CUKAI
 PEMANFAATAN FTA DALAM IMPORTASI

• Tarif preferensi adalah tarif bea masuk

yang ditetapkan berdasarkan
FTA perjanjian internasional/FTA. Suatu barang dikatakan
• Tarif preferensi hanya dikenakan pada originating/berasal dari suatu
terhadap barang originating dari negara pengekspor apabila
negara anggota pengekspor yang memenuhi Ketentuan Asal Barang
memenuhi syarat dikenakannya tarif (Rules of Origin).
Memperoleh Tarif Preferensi preferensi.
(Preferential Tariff)

Tarif
Preferensi

Kriteria Asal Barang Kriteria Pengiriman Ketentuan Prosedural

(Origin Criteria) (Consignment Criteria) (Procedural Provisions)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

CUKAI
 Tren dan Isu FTA di Masa Mendatang

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 14

CUKAI
 TREN DAN ISU FTA DI MASA MENDATANG

01 Ketentuan FTA yang semakin liberal demi fasilitasi

perdagangan
Ketentuan terkait ROO dalam beberapa FTA berkembang
02 Penggunaan sistem elektronik dalam
implementasi FTA
Beberapa FTA telah menyepakati penggunaan
semakin liberal, seperti:
⁻ Full Cumulation; system elektronik dalam implementasinya, antara
⁻ Deklarasi Asal Barang oleh eksportir, baik Eksportir lain:
Bersertifikat, Ekspotir Teregistrasi, maupun semua ⁻ Pertukaran SKA elektronik;
eksportir; ⁻ Pertukaran dokumen kepabeanan secara
⁻ Isu Deklarasi Asal Barang oleh importir; elektronik;
⁻ Isu penyerahan SKA atau DAB setelah importasi (Post ⁻ Pengiriman sertifikat TRQ untuk pemanfaatan FTA
Importation Claim); secara elektronik.
⁻ Isu Importation By Instalments, dsb.

03 Pembahasan isu terkait e-commerce atau

digital goods
Pembahasan isu e-commerce dan digital goods dalam
04 Isu lingkungan hidup dan iklim, ekonomi
berkelanjutan, serta isu lainnya yang
terus berkembang
perundingan semakin berkembang, mengingat banyak
praktik bisnis semakin mengarah pada bisnis digital.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 15

CUKAI
 TREN KEBIJAKAN FTA
Deklarasi Asal Barang (Self-Certification)
Importer’s Knowledge (IEUCEPA)

❖ Usulan pihak Uni Eropa dalam perundingan IEU-CEPA yang berisi

ketentuan bahwa klaim tarif preferensi dilakukan dengan
berdasarkan deklarasi asal barang yang dibuat eksportir atau
pemahaman importir bahwa barang yang diimpor adalah
originating.

*CO: Certificate
of Origin
✔ Dalam hal ini, importir harus mendeklarasikan bahwa produk
*ODD: Origin
Declaration tersebut telah memenuhi origin criteria, based on their knowledge.
Sumber: Japan Adapun verification/retro akan ditujukan ke importir.
Customs Tariff ✔ Posisi Indonesia adalah terbuka untuk menyusun pengaturan terkait
Bureau
Importer’s Knowledge pada level domestik
✔ Indonesia telah menerapkan Deklarasi Asal Barang pada skema ATIGA untuk
Eksportir Tersertifikasi (ES), IACEPA untuk Eksportir Teregistrasi (ER), dan
IECEPA untuk semua eksportir.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI
 TREN KEBIJAKAN FTA
Penyerahan SKA Setelah Importasi / Post Importation Claim (PIC)

✔ Hanya Indonesia, Cambodia dan Myanmar yang tidak (belum) menerapkan ketentuan post importation claim, dan tetap mewajibkan SKA untuk
disampaikan di awal.
✔ Indonesia sedang dalam tahap penyusunan RPMK Tata Cara Penyerahan SKA untuk mengakomodasi isu ini.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI
 TREN KEBIJAKAN FTA

SKA Elektronik (E-Form) Mekanisme Pertukaran E-Form

Eksportir
SKA Elektronik (E-Form) yang
berlaku di Indonesia SistemINSW
NSW Negara
Pengekspor
E-Form D (ATIGA)
Implementasi pada tahun 2019
CEISA DJBC
E-Form E-Form AK (AKFTA) Importir
Implementasi pada
1 Februari 2020 Instansi Penerbit SKA
di Negara Pengekspor
E-Form E (ACFTA)
Implementasi pada
15 Oktober 2020 Manfaat E-Form:
 Lebih cepat
 Lebih murah
 Pasti valid (tidak palsu)
 Menghindari notul karena terlamat menyerahkan SKA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

CUKAI
 TREN KEBIJAKAN FTA

Importation by Instalments (PTA D-8) Tariff Rate Quota (TRQ)

No PRODUCT HS CODE MFN
Teks OCP Perjanjian D-8
1 Live Cattle 0102.29.19 5%
2 Potatoes 0701.90.10 20 %
0701.90.90 20 %
3 Carrots 0706.10.10 20 %
4 Oranges 0805.10.10 5%
5 Mandarins, Clementines, Wilkings, and 0805.21.00 20 %
similar citrus hybrids 0805.22.00 20 %
0805.29.00 20 %
6 Lemons and Limes 0805.50.10 5%
❖ Ketentuan tersebut tentang proses impor barang yang dilakukan secara 0805.50.20 5%
bertahap atau tidak dalam satu kali pengiriman atau pengangkutan 7 Feed Grains 1001.99.99 5%
1003.90.00 0%
(>1 PIB), dengan hanya diterbitkan 1 (satu) SKA.
1007.90.00 0%
❖ Telah diakomodasi dalam PMK 203/PMK.04/2021 (PMK PTA D-8) 8 Hot/cold rolled steel coil 7208.39.90 15 %
7209.17.10 15 %
7209.18.99 15 %
⮚ Komitmen Indonesia atas 16 pos tarif dalam kelompok produk
pada tabel untuk diberikan preferensi tarif BM atas barang impor
dari Australia berdasarkan kuota yang disepakati kedua Pihak.
⮚ Terdapat 3 Jenis Tarif Preferensi dalam IA-CEPA:
1. Tarif Preferensi (untuk impor selain skema TRQ)
2. Tarif Preferensi In-Quota (jumlahnya ≤ Sertifikat TRQ dan
Kuota Tahunan TRQ)
3. Tarif Preferensi Out-Quota (tanpa sertifikat, atau jumlahnya
≥ Sertifikat TRQ dan Kuota Tahunan TRQ)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

CUKAI
 TANTANGAN STRATEGIS PADA PERDAGANGAN BEBAS (FTA)

Keikutsertaan Indonesia dalam FTA makin meningkat Pembahasan topik terkait teknis kepabeanan dan
Trend Utilisasi FTA cukai makin mengemuka
700,000 60,000,000,000 Persentase importasi FTA tahun
600,000 50,000,000,000 2021 telah mencapai 33,22%  Isu dalam perundingan merupakan isu-isu terkait tugas dan
500,000
400,000
40,000,000,000
dengan nilai devisa preferensi fungsi unit Eselon II lainnya.
30,000,000,000
300,000
20,000,000,000 mencapai 29,27%.  Perlunya peran aktif dan keterlibatan unit Eselon II lain di
200,000
100,000 10,000,000,000 Potensi penurunan penerimaan DJBC dalam pembuatan posisi runding DJBC, termasuk
- - proses implementasinya.
2017 2018 2019 2020 2021 sektor Bea Masuk.
 Tekanan ketentuan dalam FTA  Adanya potensi diperlukan penyesuaian dalam UU Pabean
1 2 3 4 5
yang makin liberal. dan ketentuan domestik lainnya.
Jumlah dokumen Nilai Devisa

Data Importasi FTA 5 Tahun Terakhir

Tekanan liberalisasi dalam rangka trade facilitation Potensi pelanggaran dalam perdagangan
internasional makin meningkat
 Adanya isu-isu baru yang muncul dalam perundingan dan
memerlukan koordinasi lintas sektor atau K/L, misal  Ditemukannya SKA yang tidak diterbitkan oleh Instansi
remanufacture/refurbish goods, bea keluar, e-commerce, dll. Penerbit SKA di negara pengekspor (palsu/dipalsukan).
 Adanya potensi perlunya penyesuaian dalam UU Pabean dan  Adanya potensi perubahan pola rute perdagangan dengan
ketentuan domestik lainnya. diterapkanya BMTP/BMAD ke negara ASEAN.

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

CUKAI
 KETERLIBATAN DJBC DALAM PERUNDINGAN FTA

Cakupan kerja sama yang

melibatkan DJBC
Pertemuan dalam Kerja Sama Perdagangan (FTA)
1) Trade in Goods (TIG) yang diikuti oleh DJBC:
2) Rules of Origin (ROO) 1. Joint Committee;
3) Customs Procedure and Trade Facilitation (CPTF) 2. Implementing Committee;
3. Trade Negotiations Committee (TNC);
4) E-Commerce
4. Committee on Trade in Goods;
5) Intellectual Property Right (IPR)
5. Sub-Committee/Working Group/ Sub-Working
Group on Rules of Origin;

Peran DJBC dalam forum FTA 6. Sub-Committee/Working Group/ Sub-Working

Group on Customs Procedures and Trade
Facilitation;
1) Co-Chair on SC-CPTF ASEAN Australia New Zealand
7. Technical Working Group on ASEAN Single
FTA (2019-now)
Window (TWG-ASW); dan
2) Co-Chair on Sub Committee on ROO ASEAN-Hongkong 8. Forum lain yang terdapat isu Kepabeanan dan
FTA (2019-now) Cukai.
3) Chair on Working Group CTF Indonesia – Canada CEPA
(2022 – now) 21
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI
 TERIMA
KASIH

Untuk informasi lebih lanjut :

@
stafdirjenbc@gmail.com 4890308 ext 769/3002
Untuk informasi lebih lanjut:

fta.beacukai.go.id

international.affairs3@customs.go.id

fta.indonesiancustoms@gmail.com

@beacukaiinternasional

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN 23

CUKAI