You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo

Volume 2 No 4 Januari 2022


Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI


RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KENDARI
TAHUN 2021

FACTORS RELATED TO PERFORMANCE OF NURSE IN HOSPITAL INPATIENT


BHAYANGKARA KENDARI IN 2021
1 2 3
*Fera Rahayu Ningsi , Jafiriati , Febriana Muchtar
1
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia,
2
Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia,
3
Prodi Gizi FKM; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
1 2 3
ferarahayuningsi45@gmail.com. jafriati.jazuli@gmail.com. febrianamuchtar@gmai.com.

*Correspondence Author
Fera Rahayu Ningsi
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Prodi Kesmas FKM, Universitas Halu Oleo
Email: ferarahayuningsi45@gmail.com.

Abstrak

Perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi, tuntutan kerja, dan beban kerja yang berat dalam asuhan
keperawatan sehingga mudah mengalami kelelahan dan stres kerja yang dapat mempengaruhi kinerjanya.
Kinerja perawat dapat dinilai dari tingkat kualiatas, kuantitas, dan ketepatan waktu kegiatan atau tugasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
rumah sakit Bhayangkara Kendari. Jenis penelitian menggunakan teknik analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional, dengan variabel independen yakni stres kerja, konflik peran, beban kerja,
dan penggunaan alat pelindung diri serta variabel dependen yakni kinerja perawat. Jumlah sampel
untuk penelitian ini ada 46 artinya semua perawat di ruang rawat inap dengan pengambilan sampel
dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang sudah diuji validitas dan realibilitas
serta data yang diperoleh ditabulasi pada Microsoft excel. Uji analisis yang dilakukan yakni uji chi-square. Hasil
penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara stres kerja (p-value = 0,000) dan beban kerja (p-value = 0,015)
dengan kinerja perawat dan tidak ada hubungan antara konflik peran (p-value = 0,181) dan penggunaan alat
pelindung diri (p-value = 0,309) dengan kinerja perawat. Simpulan, terdapat hubungan antara stres kerja dan beban
kerja dengan kinerja perawat, sedangkan konflik peran dan penggunaan alat pelindung diri tidak terdapat
hubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit Bhayangkara Kendari.

Kata kunci: APD, Beban Kerja, Kinerja Perawat, Stres Kerja

Abstract

Nurse have high responsibility, the demand of work, and heavy workload in nursing care so it is easy to
experience fatigue and work stress that can affect its performance. The performance of the nurse can be
assessed from the level of quality, quantity, and timeliness of acitivity or tasks. This study aims to determaine
factors the relationship of performance of nurses in hospital patient Bhayangkara Kendari. This type of research
used an observational analytic technique with a cross sectional study approach, with independent
variables namely work stress, role conflict, workload, and use of personal protective equipment and the
dependet variable is nurse performance. The number of samples in this study was 46, which means
that all nurses in the inpatient room were taken with a total sampling technique. Data collection used
questionnaire that had been tested for validiy and reliability as well as data obtained are tabulated in
Microsoft excel. The analytical test carried out is the chi-square test. The results of this study show that
there is a relationship between with work stress (p-value = 0.000) and workload (p-value = 0.015) with
performance of nurse and there is no relationship between role conflict (p-value = 0.181) and the use of
personal protective equipment (p-value = 0.309) with performance of nurse. In conclusion, there is a
relationship between work stress and workload with performance of nurses, while the role conflict and the use of
personal protective equipment has no relationship with the performance of nurses in hospital inpatient
Bhayangkara Kendari.

Keywords: PPE, Workload, Performance of Nurse, Work Stress

144
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Pendahuluan perawat di rumah sakit Bhayangkara


Perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan Pekanbaru masih rendah yakni 53,4% (5).
yang memiliki waktu hampir seluruh jam Sementara survei yang dilakukan oleh Halawa
kerjanya untuk berinteraksi dan berhubungan (2020) memperlihatkan kinerja kurang 51,1%
dengan pasien, jadi penilaian pelayanan di dan yang memiliki kinerja yang baik 48,9%.
rumah sakit sangat dipengaruhi oleh baik Penelitian diatas menunjukkan kinerja perawat
buruknya asuhan yang diberikan perawat (1). masih rendah ± 50%, maknanya beberapa
Dalam hal ini perawat dituntut untuk profesional perawat masih belum optimal memberikan
agar tingkat kualitas pelayanan kesehatan yang pelayanan keperawatan kepada pasien (6).
diberikan semakin baik. Perawat harus Kinerja tenaga kerja baik atau tidak
mempunyai kompetensi melalui pendidikan berkaitan dengan ambisi, derajat stres,
keperawatan dan kemampuan menerapkan kesenagan kerja, area kerja, situasi kerja,
tindakan keperawatan berbasis pengetahuan. skema kompensasi, aturan pekerjaan, sudut
Perawat profesional wajib memiliki pandang keuangan dan ahli serta tindakan lain
pengetahuan, keterampilan, dan asuhan (7). Stres kerja adalah beban kerja
keperawatan yang mendalam sesuai dengan berlebihanan, perasaan tertekan dan stres
kode etik profesi (2). emosional yang mengganggu kinerja prbadi.
Kemajuan kualitas pelayanan kesehatan Berdasarkan hal tersebut, penurunan kinerja
merupakan kunci terbaik bagi perawat guna dapat disebabkan oleh stress karyawan (8).
melakukan kinerja dengan baik. Kinerja yang Dibuktikan dengan penelitian Ramadhani et al
baik menjadi penghubung yang menjamin mutu (2020) ditunjukkan dari tes fisher’s exact
pelayanan medis yang dialokasikan kepada ditemukan ρvalue = 0,016 < α = 0,05 maka H0
pasien bagi yang sakit maupun sehat. Keluhan ditolak, jadi terdapat hubungan yang signifikan
pasien yang berkaitan dengan pelayanan antara stres kerja dengan kinerja perawat di
kesehatan masih sering ditemukan pada kinerja Puskesmas Perawatan Pagatan tahun 2020
petugas kesehatan salah satunya perawat (3). (9).
Menurut data World Health Organization . Konflik peran bisa menjadi penyebab
(WHO) di Asia Tenggara, beberapa tahun utama stres bagi sebagian orang. Berdasarkan
terakhir sekitar 35% pengguna layanan hasil penelitian Putri dan Kurniawan (2019)
kesehatan merasa puas dengan yang koefisien korelasi antara variabel konflik peran
pelayananya dan sekitar 55% tidak. Jadi dalam dengan kinerja menunjukkan korelasi negatif,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja artinya konflik peran tinggi, maka kinerja
dalam faktor pelayanan masih sangat kurang perawat rendah begitupun kebalikannya. Hal ini
(4) diungkapkan dari hasil perolehan ρ = 0,000 <
Kinerja perawat di Indonesia dalam 0,01 hal ini bermakna terdapat hubungan
kondisi kurang optimal, dapat dilihat dari antara konflik peran dengan kinerja perawat di
penelitian Maimun dan Yelina (2016) pada RSUD Sungan Dareh Dharmasraya (10).

145
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Kinerja perawat harus memenuhi standar dihadapkan dengan kurangnya kerjasama


keperawatan untuk menjamin mutu pelayanan pasien dan keluarga pasien, salah satunya
keperawatan. yakni tidak menerima diagnosis penyakit yang
Beban kerja merupakan salah satu faktor diderita. Beberapa kondisi tersebut
yang hendaknya dicermati bagi kesesuaian dan menyebabkan ketidaknyamanan sehingga
produktivitas kerja tinggi dan beban kerja harus kinerja perawat menjadi kurang optimal.
sesuai dengan keterampilan individu perawat Berdasarkan uraian, penulis terdorong
(11). Hal ini selaras dengan penyelidikan Erlina melakukan penelitian terhadap perawat di
et al (2018) didapatkan dari hasil pengujian uji Rumah Sakit Bhayangkara Kendari dengan
chi-square dengan nilai p = 0,015 atau p value judul “Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja
< 0,05 artinya ada pengaruh beban kerja tidak Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
langsung terhadap kinerja perawat (12). Bhayangkara Kendari tahun 2021”.
Seorang perawat dalam upaya
Metode
pemberian pelayanan yang optimal harus
Teknik analitik observasional dengan
mampu menjaga kesehatan dan keselamatan
pendekatan cross sectional digunakan dalam
dirinya. Oleh karenanya penggunaan APD
penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisa
merupakan salah satu kelengkapan wajib bagi
adanya hubungan stres kerja, konflik peran,
perawat, selain dapat melindungi dirinya juga
beban kerja dan penggunaan alat pelindung diri
untuk mencegah penularan kepada orang lain
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
(13). Penelitian Said dan Darmawan (2014)
rumah sakit Bhayangkara Kendari tahun 2021.
menetapkan bahwa ada hubungan antara
Populasi pada penelitian ini sebanyak 46
penggunaan APD dengan kinerja perawat
orang yakni seluruh perawat di ruang rawat
dalam perilaku keperawatan di ruang rawat inap
inap rumah sakit Bhayangkara Kendari memiliki
RSUD Salewangang Maros, sebab regulasi
3 ruangan yakni ruang Mawat, Edelweis, dan
penggunakan APD justru melindungi perawat
ruang Teratai. Teknik pengambilan sampel
dari potensi kecelakaan kerja yang berbahaya
yakni total sampling. Jadi, sampel yangi dipakai
(14). Hal tersebut menandakan bahwa
berjumlah 46 responden dan dilaksankan pada
mengikuti ketentuan itu dapat meningkatkan
bulan Mei-Juni tahun 2021.
kinerja perawat dalam penerapan perilaku
Variabel yang diteliti meliputi variabel
keperawatan.
bebas (stres kerja, konflik peran, beban kerja,
Perawat di ruang rawat inap RS
dan penggunaan alat pelindung diri) dan
Bhayangkara Kendari, menyatakan mereka
variabel terikat (kinerja perawat). Variabel yang
mengalami stres dan kelelahan pada saat
diukur dengan faktor-faktor hubungan yang
penggunaan APD. Beberapa responden
tercantum dalam kuesioner yang telah diuji
menyatakan penggunaan APD membatasi
validitas dan realibilatasnya. Pengumpulan data
ruang gerak saat melakukan pemeriksaan pada
berasal dari data primer hasil wawancara
pasien. Hal ini pula diperparah dengan tuntutan
langsung dengan responden melalui kuesioner.
tugas atau beban kerja berlebih sehingga
Isi kuesioner meliputi karakteristik responden
menimbulkan stres kerja atau konflik peran
(nama, umur, kualifikasi pendidikan, masa kerja,
pada perawat. Pada beberapa kondisi perawat
shift kerja, status pernikahan) dan variabel
146
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

bebas serta terikat. Penelitian inipun dari 46 responden yang menderita stres kerja
menggunakan data sekunder dari hasil catatan tergolong tinggi sebanyak 16 dengan kinerja
dan laporan serta data dari pihak rumah sakit. baik berjumlah 3 dan tidak baik berjumlah 13
Data dianalisis secara univariat dan responden. Selain itu, responden yang stres
bivariat menggunakan aplikasi SPSS. Data kerjanya rendah berjumlah 30 dengan kinerja
diolah dan dianalisis, ditampilkan dalam bentuk baik berjumlah 26 dan yang memiliki kinerja
tabel frekuensi deskriptf. Uji statistik tidak baik berjumlah 4 responden. Uji analisis
menggunakan kepercayaan 95% (α = 0,05) hal chi-square diperoleh nilai p-value < α maka
ini untuk memahami hubungan antar variabel. terdapat hubungan antara stres kerja dengan
kinerja perawat dengan nilai hubungan kedua
Hasil dan Pembahasan
variabel bernilai (p-value = 0,000) artinya Hα
Analisis hubungan antar variabel bebas
diterima.
dan terikat tertuang dalam tabel 1 yang
.
menunjukkan bahwa pada variabel stres kerja

Tabel 1. Hubungan stres kerja, konflik peran, beban kerja, dan penggunaan APD dengan kinerja
perawat di ruang rawat inap rumah sakit Bhayangkara Kendari
Kinerja Perawat pvalue
Variabel Baik Tidak Baik Total
n % n % n %
Stres Kerja
Tinggi 3 18,8 13 81,2 16 100
0,000
Rendah 26 86,7 4 13,3 30 100
Total 29 63,0 9 37,0 46 100
Konflik Peran
Mengalami 6 46,2 7 53,8 13 100
0,181
Tidak Mengalami 23 69,7 10 30,3 33 100
Total 29 63,0 17 52,9 46 100
Beban Kerja
Berat 16 50,0 16 50,0 32 100
0,015
Ringan 13 92,9 1 7,1 14 100
Total 29 63,0 17 37,0 46 100
Penggunaan APD
Pakai 21 70,0 9 30,0 30 100
0,309
Tidak Pakai 8 50,0 8 50,0 16 100
Total 29 63,0 17 37,0 46 100

Tabel diatas menetapkan bahwa dari 46 chi-sqaure yakni tidak terdapat sel dengan nilai
responden yang mengalami konflik peran frekuensi kenyataan (actual Count) atau (F0)
sebanyak 13 responden dengan kinerja baik sebesar 0 (Nol) sehingga yang dilihat yakni
sebanyak 6 dan kinerja tidak baik sebanyak 7. fisher’s exact dan didapatkan p-value > α,
Selain itu, responden yang tidak mengalami sehingga tidak terdapat hubungan antara konflik
konflik peran sebanyak 33 dengan kinerja baik peran dan kinerja perawat diruang rawat inap
sebanyak 23 dan responden dengan kinerja rumah sakit Bhayangakara Kendari dengan nilai
tidak baik berjumlah 10. Uji chi-square hubungan kedua variabel bernilai (p-value =
didapatkan bahwa p-value > α, namun dalam 0,181) yang berarti bahwa Hα ditolak.
hasil penelitian ini tidak melengkapi syarat uji
147
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Hasil analisis beban kerja dengan karena itu, kualitas pelayanan perawat dapat
kinerja perawat menunjukkan dari 46 responden berdampak apabila mengalami stres yang tinggi,
yang mengalami beban kerja berat sebanyak 32 sehingga stres yang dihadapi perawat sangat
responden mengalami kinerja baik dan tidak perlu diperhatikan.
baik sebanyak 16 responden. Selain itu, Hasi uji statistik menunjukkan bahwa
responden dengan beban kerja kategori ringan terdapat hubungan stres kerja dengan kinerja
sebanyak 14 responden yang memiliki kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit
baik sebanyak 13 dan yang memiliki kinerja Bhayangkara Kendari. Hal ini dikarenakan
tidak baik sebanyak 1. Hasil analisis chi-square rata-rata responden memiliki keluhan yang
didapatkan bahwa nilai p-value < α akhirnya sama yaitu gejala fisik dari stres kerja saat
terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja ataupun setelah melakukan tugasnya, seperti
perawat di ruang rawat inap rumah sakit merasa otot kaku (43,47%), tangan merasa
Bhayangkara Kendari dengan nilai hubungan capek 32,7%), betis terasa pegal (45,7%),
kedua variabel bernilai p-value = 0,015, yang persendian terasa ngilu (34,8%), nyeri

bermakna Hα diterima. punggung (39,13%), nyeri pinggang (50%),

Variabel penggunaan APD pada tabel 1 bahkan beberapa responden merasa

membuktikan bahwa dari 46 responden yang kehilangan atau menurunnya konsentrasi

menggunakan APD dengan kategori pakai (56,52%), mudah lupa 54,34%), dan merasa

sebanyak 30 responden dengan kinerja baik waktu untuk penuntasan pekerjaan tidak cukup

sebanyak 21 dan yang memiliki kinerja tidak (34.8%). Hal ini dapat menyebabkan reaksi

baik sebanyak 9. Selain itu, responden dengan stres akut (stress reaction acute) yaitu penyakit

penggunaan APD dengan kategori tidak pakai sementara karena stres fisik atau mental yang

sebanyak 16 responden dengan kinerja baik sangat parah pada individu dan umumnya

dan tidak baik sama sebanyak 8. Hasil analisis sembuh dalam hitungan jam atau hari. Kondisi

tes chi-square ditemukan nilai p-value > α tersebut dipengaruhi karena banyaknya pasien

akhirnya tidak ada hubungan antara dalam sehari ataupun terdapat ketegangan

penggunaan APD dengan kinerja perawat di antara rekan seprofesi atau tim kesehatan

ruang rawat inap rumah sakit Bhayangkara lainnya.

Kendari tahun 2021 dengan nilai hubungan Priyoto (2014) mengemukakan ada tiga

kedua variabel bernilai (p-value = 0,309) yang kategori dampak stres yakni salah satunya

bermakna bahwa Hα ditolak. dampak fisiologik. Gangguan fisiologik yaitu


gangguan organ yang terlalu akitf dalam sistem
Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja
berbeda seperti kejang atau melemahnya
Perawat
beberapa otot, peningkatan tekanan darah dan
Semakin besar kesenjangan terjadi
sistem pencernaan (maag dan diare) (15).
semakin besar stres yang dirasakan individu.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Nur et
karena ketidakseimbangan antara kebutuhan
al (2019) yang membuktikan adanya hubungan
pribadi dan sumber daya yang dimiliki.
stres kerja dengan kinerja perawat, nilai p-value =
Perawat memiliki potensi mengalami stres yang
0,028 berarti perawat mengalami stres berat
tinggi dilihat dari frekuensi asuhan keperawatan
dengan kinerja baik yakni 15 responden (16).
yang dilakukan mencakup hampir 24 jam. Oleh
148
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Hubungan Konflik Peran dengan Kinerja Perawat


Perawat Beban kerja menjadi satu antara faktor
Konflik menjadi satu diantara masalah penting yang dipandang dari pemberian
yang muncul di tempat kerja karena kegelisaan layanan medis di rumah sakit. Perawat selaku
karyawan terhadap apa yang dikehendaki dan tumpuan pelayanan medis berupa asuhan
apa yang diharapakan di dalam maupun di luar keperawatan, beban kerja yang dirasakan
tempat kerja. Konsekuensi dari konflik yang harus mendukung kuantitas dan mutu kerjanya
terjadi antar pemangku kepentingan dapat dengan memberikan pelayanan prima dan
bersifat fungsional dan dapat meningkatkan proses yang tepat. Pelakasanaan asuhan
kinerja organisasi. Sujanah (2020) keperawatan memiliki kontribusi hakiki dalam
menyatakan bahwa seseorang yang mengalami pelayanan medis di rumah sakit. Terlihat dari
konflik peran dalam pekerjaanya apalagi dalam perawat merupakan staf yang berinterkasi
intensitas sering dapat mengganggu tingkat dengan pasien untuk kurun waktu yang
emosional orang tersebut (17). terbilang lama.
Hasil analisis statistik diperoleh tidak Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
terdapat hubungan konflik peran dengan kinerja ada hubungan beban kerja dengan kinerja
perawat di ruang rawat inap rumah sakit perawat di ruang rawat inap rumah sakit
Bhayangkara Kendari. Kondisi kini dikarenakan Bhayangkara kendari. Disebabkan perawat di
bahwa konflik peran yang dirasakan perawat rumah sakit Bhayangkara setiap saat harus
masuk kategori rendah maka kinerja akan tinggi. menghadapi pasien dengan berbagai
Perawat mampu mengatasi konflik peran yang karakteristik dan berbagai penyakit yang
dialaminya dengan cara mengurangi diderita pasien. Perawat juga dituntut
peningkatan emosionalnya, bekerja dengan melakukan beragam jenis pekerjaan untuk
lebih profesional, dan menanamkan komitmen keselamatan, kesembuhan pasien, melakukan
yang tinggi terhadap setiap tugas yang pencatatan, dan pemeriksaan laporan serta
dijalaninya dengan tanggung jawab penuh.. berbagai tugas tambahan yang diterima setiap
Seorang perawat yang memiliki tingkat konflik harinya, Banyaknya pekerjaan yang diterima
peran yang rendah dapat mengurangi tekanan demi menjalankan asuhan keperawatan yang
situasi di sekitarnya sehingga dapat beraktivitas baik oleh seorang perawat berdampak pada
dengan profesional. kelelahan fisik maupuan kelelahan emosional,
Penelitian ini searah dengan telaah sehingga tidak jarang seorang perawat
Juwita dan Arintika (2018) bahwa karyawan kehilangan konsentrasi saat bekerja yang dapat
merasakan keserasian antara keinginan diri berakibat menurunkan produktifitas kerjanya.
dengan tugas yang diembannya, meskipun Beban kerja yang terlalu tinggi dengan waktu
dihadapkan pada berbagai jenis pekerjaan. mendesak dalam menyelesaikan pekerjaaan,
Karyawan mampu mengontrol diri akan ditambah pekerjaan yang terlalu banyak
kesadaran terhadap tanggung jawab sehingga membutuhkan waktu yang cepat dalam
kepuasan kerja tetap terjaga dan tidak penyelesaiannya akan membuat pekerjaan
mengurangi tingkat kinerja (18). kurang tepat dan mudah terjadi kesalahan.
Jumlah pekerjaan yang diterima
Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja
149
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

seseorang harus sesuai dengan kemampuan rumah sakit Bhayangkara Kendari. Hal ini
yang dimilikinya agar meningkatkan disebabkan perawat sudah mengetahui
produktifitasnya, tetapi jika beban kerja terlalu pentingnya penggunaan APD saat melakukan
sedikit atau berlebih akan mengakibatkan pemeriksaan kepada pasien untuk mengurangi
tingkat produktivitas kerja menurun. Beban kerja tingkat kecelakaan kerja maupun penyakit
yang berlebih mampu menyebabkan stres kerja. akibat kerja. Rata-rata perawat sudah terbiasa
Apabila tubuh menampung beban berlebih akan dengan penggunaan APD baik pada level 1-3.
mengakibatkan kelelahan tubuh atau jiwa APD tidak menjadi penghalang bagi perawat
yang disertai aksi sentimental seperti sakit dalam melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini
kepala, dispepsia, dan gampang emosi (19). didukung dengan sikap positif perawat terhadap
Penelitian ini sejalur dengan penelitian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu
Astuti et al (2018) yang menyatakan bahwa adanya kesadaran yang baik dari perawat untuk
variabel beban kerja berpengaruh secara berperilaku sesuai dengan aturan. Adanya
signifikan terhadap kinerja (20). Diperkuat sikap positif ini menjadi motivasi bagi perawat
dengan penelitian Beda et al (2019) yang untuk tetap bertahan menggunakan APD
menunjukkan ada hubungan beban kerja meskipun merasa tidak nyaman dan membatasi
dengan kinerja perawat dengan nilai p-value = ruang gerak perawat. Said dan Darmawan
0,004 (21), Penelitian tersebut berbanding (2014) membahas bahwa dengan disiplin
terbalik dengan penelitian Ahmad et al (2019) menggunakan APD dapat mengurangi
yang menunjukkan bahwa sekalipun karyawan kecelakaan yang membahayakan dan
melakukan pekerjaan yang padat setiap harinya, melindungi perawat (14).
namum tidak membuat karyawan tersebut Penutup
merasa terbebankan dengan apa yang Simpulan pada penelitan ini yakni terdapat
dikerjakan sehingga tidak mempengaruhi hubungan variabel stres kerja dan beban kerja
kinerja mereka (22). dengan kinerja perawat, sedangkan variabel
konflik peran dan penggunaan APD dengan
Hubungan Penggunaan APD dengan Kinerja
kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit
Perawat
Bhayangkara Kendari tidak berhubungan.
Keperawatan adalah tenaga kesehatan
Saran yang diberikan yakni diharapkan
terbanyak terhitung hampir 60% dari semua staf
perawat mampu memanajemen stres agar
medis lainnya di rumah sakit dan penyakit
terhindar dari kejadian stres yang berat dan
akibat kerja yang paling sering terkena
perawat mampu melakukan pembagian beban
merupakan profesi tersebut (23). Penggunaan
kerja sesuai dengan porsi tugas masing-masing,
Alat Pelindung Diri (APD) harus sesuai agar
serta untuk peneliti berikutnya supaya
perawat dapat menurunkan risiko
memperbanyak faktor lain yang mampu
terkontaminasi penyakit apabila selama
memengaruhi kinerja pada perawat maupun
berinteraksi dengan pasien tidak mengawasi
pekerja lainnya dan menganalisis lebih dalam
tindakan pencegahan (universal precaution).
lagi.
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan penggunaan APD
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
150
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Daftar Pustaka Masyarakat.1–11.


1. Kusumangrum R. (2012). Faktor-Faktor 10. Putri, Sepda Dwi & Kurniawan H. (2019).
yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien. Hubungan Antara Konflik Peran Dan
Tugas Akhir S1. Universitas Diponegoro, Ambiguitas Peran Dengan Kinerja Perawat
Semarang. Wanita Di Rsud Sungai Dareh
2. Adhani R. (2016). Mengelolah Rumah Dharmasraya. Jurnal PSYCHE.
Sakit. Banjarmasin: Lambung Mangkurat 165.12(2):124–33.
University Press. 11. Manuho E. (2015). Hubungan Beban Kerja
3. Maslita K. (2017). Gambaran Kinerja dengan Kinerja Perawat dalam Pemberian
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Inap C1 PSUP Prof. Dr. R.D. Kondou
Skripsi.; Jakarta: Universitas Islam Negeri Manado. ejournal Keperawatan (e-Kep).
Syarif Hidayatullah 3(2):1–8.
4. Khamida K. & Mastiah M. (2015). Kinerja 12. Erlina E, Arifin A, & Salamah AU. (2018).
Perawat Dalam Memberikan Asuhan Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja
Keperawatan Berpengaruh Terhadap Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud
Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal Ilmu Labuang Baji Makassar. J Kesehat Masy
Kesehatan. 8(2):154–61. Marit. 1(3):335–41.
5. Maimun N. & Yelina A. (2016). Kinerja 13. Zaki M, Ferusgel A, Siregar, & Dian MS.
Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara (2018). Faktor – Faktor yang Memengaruhi
Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3(2):65–8. Tenaga Kesehatan Perawat di RSUD Dr.
6. Halawa, D.M., T.P. Narapdap, & MS. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten
(2020). Kinerja perawat di ruangan rawat Rokan Hilir. Excell Midwifery Journal.
inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II 1(2):85–92.
Medan ditinjau dari kompetensi, motivasi 14. Said M, & Darmawan S. (2014). Hubungan
dan beban kerja. Jurnal Prima Medika Kinerja Perawat dengan Motivasi
Sains. 02(2):42–51. Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam
7. Handoko TH. (2008). Manajemen Pelaksanaan Tidakan Keperawatan di
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Ruang Rawat Inap RSUD Salewangang
Edisi dua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Maros. Jurnal Ilmu Kesehatan Diagnosis.
8. Aliftitah S. (2018). Hubungan Beban Kerja 5(3):328–34.
dengan Stres Kerja Pada Perawat Di 15. Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stres.
Ruang ICU RSUD dr. H. Moh. Anwar Yogyakarta: Nuha Medika.
Sumenep. Jurnal Kesehat "Wiraraja 16. Nur S, Ahmad A, & Vera A. (2019).
Medika". 8(2):34–42. Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan
9. Ramadhani F, Fauzan A, & Ernadi E. Kinerja Perawat di Ruang Instalasi Gawat
(2020). Hubungan Stres Kerja Dengan Darurat RSU Kabupaten Tangerang. Jurnal
Kinerja Perawat Di Puskesmas Perawatan JKFT. 4(1):36–42.
Pagatan Tahun 2020. Kesehatan 17. Sujanah W. (2020). Faktor-Faktor yang

151
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Berhubungan dengan Burnout Syndrome Feramita BT. (2019). Hubungan Beban


pada Perawat DiInstalasi Rawat Inap Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Mengimplementasikan Patient Safety Di
Tenggara tahun 2020. Skripsi. Kendari : Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
Universitas Halu Oleo. Balimedikajurnal.com. 6(2):173–83.
18. Juwita K, & Arintika D. (2018). Dampak 22. Ahmad Y, Tewal B, Taroreh & Rita N.
Konflik Peran pada Stres dan Kepuasan (2019). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja,
Kerja Karyawan Impact Of Role Conflict Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
On Job Satisfaction , Mediating Job Stress Karyawan Pada PT. Fif Group Manado.
In Pt . Jombang Intermedia Pers (Jawa Jurnal EMBA. 7(3):2811–20.
Pos Radar Jombang). Jurnal Konsep 23. Sudarmo. (2016). Reformasi
Bisnis dan Manajamen. 4(2):99–113. Perumasakitan Indonesia. Jakarta: PT.
19. Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri. Gramedia Grasindo.
Surakarta: Harapan Press.
20. Astuti R. & Oki. (2018). Pengaruh Motivasi
dan Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat
pada Rumah Sakit Umum Mitra Medika
Medan. Jurnal Ilman. 6(2):42–50.
21. Beda NS, Komariah ED, Anggriani E, &

152

You might also like