Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 7
Jurnal 7
*Correspondence Author
Fera Rahayu Ningsi
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Prodi Kesmas FKM, Universitas Halu Oleo
Email: ferarahayuningsi45@gmail.com.
Abstrak
Perawat memiliki tanggung jawab yang tinggi, tuntutan kerja, dan beban kerja yang berat dalam asuhan
keperawatan sehingga mudah mengalami kelelahan dan stres kerja yang dapat mempengaruhi kinerjanya.
Kinerja perawat dapat dinilai dari tingkat kualiatas, kuantitas, dan ketepatan waktu kegiatan atau tugasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
rumah sakit Bhayangkara Kendari. Jenis penelitian menggunakan teknik analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional, dengan variabel independen yakni stres kerja, konflik peran, beban kerja,
dan penggunaan alat pelindung diri serta variabel dependen yakni kinerja perawat. Jumlah sampel
untuk penelitian ini ada 46 artinya semua perawat di ruang rawat inap dengan pengambilan sampel
dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang sudah diuji validitas dan realibilitas
serta data yang diperoleh ditabulasi pada Microsoft excel. Uji analisis yang dilakukan yakni uji chi-square. Hasil
penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara stres kerja (p-value = 0,000) dan beban kerja (p-value = 0,015)
dengan kinerja perawat dan tidak ada hubungan antara konflik peran (p-value = 0,181) dan penggunaan alat
pelindung diri (p-value = 0,309) dengan kinerja perawat. Simpulan, terdapat hubungan antara stres kerja dan beban
kerja dengan kinerja perawat, sedangkan konflik peran dan penggunaan alat pelindung diri tidak terdapat
hubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit Bhayangkara Kendari.
Abstract
Nurse have high responsibility, the demand of work, and heavy workload in nursing care so it is easy to
experience fatigue and work stress that can affect its performance. The performance of the nurse can be
assessed from the level of quality, quantity, and timeliness of acitivity or tasks. This study aims to determaine
factors the relationship of performance of nurses in hospital patient Bhayangkara Kendari. This type of research
used an observational analytic technique with a cross sectional study approach, with independent
variables namely work stress, role conflict, workload, and use of personal protective equipment and the
dependet variable is nurse performance. The number of samples in this study was 46, which means
that all nurses in the inpatient room were taken with a total sampling technique. Data collection used
questionnaire that had been tested for validiy and reliability as well as data obtained are tabulated in
Microsoft excel. The analytical test carried out is the chi-square test. The results of this study show that
there is a relationship between with work stress (p-value = 0.000) and workload (p-value = 0.015) with
performance of nurse and there is no relationship between role conflict (p-value = 0.181) and the use of
personal protective equipment (p-value = 0.309) with performance of nurse. In conclusion, there is a
relationship between work stress and workload with performance of nurses, while the role conflict and the use of
personal protective equipment has no relationship with the performance of nurses in hospital inpatient
Bhayangkara Kendari.
144
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
145
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
bebas serta terikat. Penelitian inipun dari 46 responden yang menderita stres kerja
menggunakan data sekunder dari hasil catatan tergolong tinggi sebanyak 16 dengan kinerja
dan laporan serta data dari pihak rumah sakit. baik berjumlah 3 dan tidak baik berjumlah 13
Data dianalisis secara univariat dan responden. Selain itu, responden yang stres
bivariat menggunakan aplikasi SPSS. Data kerjanya rendah berjumlah 30 dengan kinerja
diolah dan dianalisis, ditampilkan dalam bentuk baik berjumlah 26 dan yang memiliki kinerja
tabel frekuensi deskriptf. Uji statistik tidak baik berjumlah 4 responden. Uji analisis
menggunakan kepercayaan 95% (α = 0,05) hal chi-square diperoleh nilai p-value < α maka
ini untuk memahami hubungan antar variabel. terdapat hubungan antara stres kerja dengan
kinerja perawat dengan nilai hubungan kedua
Hasil dan Pembahasan
variabel bernilai (p-value = 0,000) artinya Hα
Analisis hubungan antar variabel bebas
diterima.
dan terikat tertuang dalam tabel 1 yang
.
menunjukkan bahwa pada variabel stres kerja
Tabel 1. Hubungan stres kerja, konflik peran, beban kerja, dan penggunaan APD dengan kinerja
perawat di ruang rawat inap rumah sakit Bhayangkara Kendari
Kinerja Perawat pvalue
Variabel Baik Tidak Baik Total
n % n % n %
Stres Kerja
Tinggi 3 18,8 13 81,2 16 100
0,000
Rendah 26 86,7 4 13,3 30 100
Total 29 63,0 9 37,0 46 100
Konflik Peran
Mengalami 6 46,2 7 53,8 13 100
0,181
Tidak Mengalami 23 69,7 10 30,3 33 100
Total 29 63,0 17 52,9 46 100
Beban Kerja
Berat 16 50,0 16 50,0 32 100
0,015
Ringan 13 92,9 1 7,1 14 100
Total 29 63,0 17 37,0 46 100
Penggunaan APD
Pakai 21 70,0 9 30,0 30 100
0,309
Tidak Pakai 8 50,0 8 50,0 16 100
Total 29 63,0 17 37,0 46 100
Tabel diatas menetapkan bahwa dari 46 chi-sqaure yakni tidak terdapat sel dengan nilai
responden yang mengalami konflik peran frekuensi kenyataan (actual Count) atau (F0)
sebanyak 13 responden dengan kinerja baik sebesar 0 (Nol) sehingga yang dilihat yakni
sebanyak 6 dan kinerja tidak baik sebanyak 7. fisher’s exact dan didapatkan p-value > α,
Selain itu, responden yang tidak mengalami sehingga tidak terdapat hubungan antara konflik
konflik peran sebanyak 33 dengan kinerja baik peran dan kinerja perawat diruang rawat inap
sebanyak 23 dan responden dengan kinerja rumah sakit Bhayangakara Kendari dengan nilai
tidak baik berjumlah 10. Uji chi-square hubungan kedua variabel bernilai (p-value =
didapatkan bahwa p-value > α, namun dalam 0,181) yang berarti bahwa Hα ditolak.
hasil penelitian ini tidak melengkapi syarat uji
147
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
Hasil analisis beban kerja dengan karena itu, kualitas pelayanan perawat dapat
kinerja perawat menunjukkan dari 46 responden berdampak apabila mengalami stres yang tinggi,
yang mengalami beban kerja berat sebanyak 32 sehingga stres yang dihadapi perawat sangat
responden mengalami kinerja baik dan tidak perlu diperhatikan.
baik sebanyak 16 responden. Selain itu, Hasi uji statistik menunjukkan bahwa
responden dengan beban kerja kategori ringan terdapat hubungan stres kerja dengan kinerja
sebanyak 14 responden yang memiliki kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit
baik sebanyak 13 dan yang memiliki kinerja Bhayangkara Kendari. Hal ini dikarenakan
tidak baik sebanyak 1. Hasil analisis chi-square rata-rata responden memiliki keluhan yang
didapatkan bahwa nilai p-value < α akhirnya sama yaitu gejala fisik dari stres kerja saat
terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja ataupun setelah melakukan tugasnya, seperti
perawat di ruang rawat inap rumah sakit merasa otot kaku (43,47%), tangan merasa
Bhayangkara Kendari dengan nilai hubungan capek 32,7%), betis terasa pegal (45,7%),
kedua variabel bernilai p-value = 0,015, yang persendian terasa ngilu (34,8%), nyeri
menggunakan APD dengan kategori pakai (56,52%), mudah lupa 54,34%), dan merasa
sebanyak 30 responden dengan kinerja baik waktu untuk penuntasan pekerjaan tidak cukup
sebanyak 21 dan yang memiliki kinerja tidak (34.8%). Hal ini dapat menyebabkan reaksi
baik sebanyak 9. Selain itu, responden dengan stres akut (stress reaction acute) yaitu penyakit
penggunaan APD dengan kategori tidak pakai sementara karena stres fisik atau mental yang
sebanyak 16 responden dengan kinerja baik sangat parah pada individu dan umumnya
dan tidak baik sama sebanyak 8. Hasil analisis sembuh dalam hitungan jam atau hari. Kondisi
tes chi-square ditemukan nilai p-value > α tersebut dipengaruhi karena banyaknya pasien
akhirnya tidak ada hubungan antara dalam sehari ataupun terdapat ketegangan
penggunaan APD dengan kinerja perawat di antara rekan seprofesi atau tim kesehatan
Kendari tahun 2021 dengan nilai hubungan Priyoto (2014) mengemukakan ada tiga
kedua variabel bernilai (p-value = 0,309) yang kategori dampak stres yakni salah satunya
seseorang harus sesuai dengan kemampuan rumah sakit Bhayangkara Kendari. Hal ini
yang dimilikinya agar meningkatkan disebabkan perawat sudah mengetahui
produktifitasnya, tetapi jika beban kerja terlalu pentingnya penggunaan APD saat melakukan
sedikit atau berlebih akan mengakibatkan pemeriksaan kepada pasien untuk mengurangi
tingkat produktivitas kerja menurun. Beban kerja tingkat kecelakaan kerja maupun penyakit
yang berlebih mampu menyebabkan stres kerja. akibat kerja. Rata-rata perawat sudah terbiasa
Apabila tubuh menampung beban berlebih akan dengan penggunaan APD baik pada level 1-3.
mengakibatkan kelelahan tubuh atau jiwa APD tidak menjadi penghalang bagi perawat
yang disertai aksi sentimental seperti sakit dalam melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini
kepala, dispepsia, dan gampang emosi (19). didukung dengan sikap positif perawat terhadap
Penelitian ini sejalur dengan penelitian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu
Astuti et al (2018) yang menyatakan bahwa adanya kesadaran yang baik dari perawat untuk
variabel beban kerja berpengaruh secara berperilaku sesuai dengan aturan. Adanya
signifikan terhadap kinerja (20). Diperkuat sikap positif ini menjadi motivasi bagi perawat
dengan penelitian Beda et al (2019) yang untuk tetap bertahan menggunakan APD
menunjukkan ada hubungan beban kerja meskipun merasa tidak nyaman dan membatasi
dengan kinerja perawat dengan nilai p-value = ruang gerak perawat. Said dan Darmawan
0,004 (21), Penelitian tersebut berbanding (2014) membahas bahwa dengan disiplin
terbalik dengan penelitian Ahmad et al (2019) menggunakan APD dapat mengurangi
yang menunjukkan bahwa sekalipun karyawan kecelakaan yang membahayakan dan
melakukan pekerjaan yang padat setiap harinya, melindungi perawat (14).
namum tidak membuat karyawan tersebut Penutup
merasa terbebankan dengan apa yang Simpulan pada penelitan ini yakni terdapat
dikerjakan sehingga tidak mempengaruhi hubungan variabel stres kerja dan beban kerja
kinerja mereka (22). dengan kinerja perawat, sedangkan variabel
konflik peran dan penggunaan APD dengan
Hubungan Penggunaan APD dengan Kinerja
kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit
Perawat
Bhayangkara Kendari tidak berhubungan.
Keperawatan adalah tenaga kesehatan
Saran yang diberikan yakni diharapkan
terbanyak terhitung hampir 60% dari semua staf
perawat mampu memanajemen stres agar
medis lainnya di rumah sakit dan penyakit
terhindar dari kejadian stres yang berat dan
akibat kerja yang paling sering terkena
perawat mampu melakukan pembagian beban
merupakan profesi tersebut (23). Penggunaan
kerja sesuai dengan porsi tugas masing-masing,
Alat Pelindung Diri (APD) harus sesuai agar
serta untuk peneliti berikutnya supaya
perawat dapat menurunkan risiko
memperbanyak faktor lain yang mampu
terkontaminasi penyakit apabila selama
memengaruhi kinerja pada perawat maupun
berinteraksi dengan pasien tidak mengawasi
pekerja lainnya dan menganalisis lebih dalam
tindakan pencegahan (universal precaution).
lagi.
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan penggunaan APD
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
150
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
151
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 2 No 4 Januari 2022
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 144-152
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
152