Professional Documents
Culture Documents
PDF Makalah Kedisiplinan
PDF Makalah Kedisiplinan
KEDISIPLINAN
SEKOLAH
Disusun Oleh:
Nama : Ade Setiana
Kelas : IX C
Ka Reddy Nurdiansyah
SMP NEGERI 1
BANTARUJEG 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada
kami sehingga makalah yang berjudul "Kedisiplinan Sek#lah$ dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat menambah
pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
+
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................+
+.+ Latar Belakang /asalah........................................................................................+
+.) Rumusan /asalah...............................................................................................)
+.0 Tujuan Penulisan...............................................................................................)
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................0
).+ Pengertian Disiplin............................................................................................0
).) 1akt#r23akt#r 4ang /empengaruhi Kedisiplinan........................................6
).0 Penerapan Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sek#lah...................................5
).6 Akibat yang Ditimbulkan Oleh Ketidakdisiplinan.......................................++
).7 8paya /eningkatkan Kedisiplinan Siswa...................................................+)
BAB III PENUTUP........................................................................................................ +6
0.+ Kesimpulan........................................................................................................ +6
0.) Saran.................................................................................................................. +6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................+7
)
BAB I
PENDAHULUAN
1
standar berpakaian (standards of clothing),ketepatan waktu, perilaku
social dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala
diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi
dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi
dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk
kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan
psikologis(psychologicalmaltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin
A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya Dangerous School" (1999).
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan
yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab
itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar
dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan
cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut
tingkatan pelanggaran dan klasifikasinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan
organisasi dapat tercapai.
1. Disiplin dalam penggunaan Waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan
seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari
yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu
sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang
menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan "waktu adalah uang”, peribahasa Arab
mengatakan "Waktu adalah pedang”, atau "Waktu adalah peluang emas”,
dan kita orang Indonesia mengatakan: "sesal dahulu pendapatan sesal
kemudian tak berguna”.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan
berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan
sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan
pribadinya.
2. Disiplin dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri.
Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan
merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-
Nya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam
beribadah itu mengendung 2 hal :
a. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik
berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat
menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh.
b. Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan
karena rasa takut atau terpaksa.
Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya.
Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31: "Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”. (Al-Imran:31).
4
Jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai
ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya
ingin mendapatkan pujian orang lainsebagaimana telah kita ketahui,
ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung
berhubungan dengan allah.
b. Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung
dipersembahkan kepada allah melainkan melalui hubungan
kemanusiaan.
Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-
aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang
sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3
raka'at atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang
tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat
bid'ah dan tergolong sebagai orang yang sesat. Dalam ibadah Ghaira
mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya
yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu
perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.
3. Disiplin dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar
belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda.
Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda.
Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-
norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati
bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap
anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan
satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu
sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu
5
komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang
Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari
mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-
jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori
Muslim dan Turmudzi).
4. Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama
berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau
warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya,
negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan
prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara
adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga
masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :"Seorang muslim wajib
mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang
dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila
ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar
dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
6
cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor
waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar
secara terarah dan teratur.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang
tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan
menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang
mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa
yang disiplin pula.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain,
pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi,
kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan
dalam menentukan disiplin blajar siswa. Siswa yang tidak menderita
sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita
sakit dan bdannya keletihan.
b. Faktor Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara
lain:
1) Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.
Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat
meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang
tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses
belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik.
3) Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah
untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk
mencapai tujuan.
4) Konsentrasi
7
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi
psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar
terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5) Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif
danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan,
sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif
lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat
penting dan sangat diperlukan daklam belajar. Untuk mencapai hasil yang
optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan di antara
keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh
pada hasil belajar yang dilakukan.
8
lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan
tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran
tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos,
perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-
bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan
upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin
sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan
para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa
dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari
upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan
beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
➢ Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
➢ Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah
9
aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman
dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam
disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya.
Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga
sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur
oleh sekolah,yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini
menurut Depdiknas (2001:10), "Sanksi yang diterapkan agar bersifat
mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma
psikologis.” Sanksi dapat diberikan secara bertahap dari yang paling ringan
sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya
membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa
Inggris dan lain-lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran
yangdilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang
bersangkutantidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan
melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang
bersangkutantersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh
pengadilan.
10
kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua
pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran tata tertib
siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai berikut adalah akiba yang
ditimbulkan antara lain :
1. Sikap acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain
2. Rasa malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
3. Kurangnya siswa dalam memnfaatkan waktu
4. Ketidaksiplinannya siswa dalam mematuhi peraturan yang ada
5. Siswa memiliki kebiasaan yang buruk
6. Kenakalan remaja
· Tanggungjawab siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh
gurunya.
· Siswa menjadi tidak mandiri
· Siswa memperoleh pergaulan yang kurang baik
· Prestasi siswa menurun dan sosialisasi berkurang
11
5. Analisis transaksi#nal; guru disarankan guru belajar sebagai #rang
dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah;
6. Terapi realitas; sek#lah harus berupaya mengurangi kegagalan
danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap p#siti3 dan
bertanggung jawab; dan
7. Disiplin yang terintegrasi; met#de ini menekankan pengendalian penuh
#lehguru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8. /#di3ikasi perilaku; perilaku salah disebabkan #leh lingkungan. Oleh
karenaitu( dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
k#ndusi3;
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan( sangat ter#rganisasi(
dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari2
hari pertamadi sek#lah( dan guru perlu membiarkan mereka untuk
mengetahui siapa yang berada dalam p#sisi sebagai pemimpin.
+)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian( telah kita simpulkan bahwa disiplin disek#lah itu
sangat diperlukan. Kerena dalam aplikasinya( kedisiplinan sangat berguna
sebagai t#lak ukur mampu atau tidaknya sese#rang dalam mentaati aturan
yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap
disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak
dan pribadi sese#rang( sehingga menjadi teguh dan dapat diandalkan bagi
seluruh pihak.
Oleh karna itu( marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak( kita dapat
menjadi panutan setiap #rang yang bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang
kita membiasakan untuk berdisiplin( maka kapan lagi kita bisa merubah dunia
ini@ Semuga makalah ini berman3aat dan dapat menjadi ped#man untuk
menjadi lebih baik bagi para pembaca umumnya dan pada kami khususnya.
3.2 Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus
menerapkan kedisiplinan sejak dini( karena kedisiplinan sangat penting bagi
kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat
memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.
+0
DAFTAR PUSTAKA
+6