Professional Documents
Culture Documents
CTT Ujian
CTT Ujian
auris externa
• Pendengaran
§ Suara dihantarkan udara ® MAE terbuka ® CAE berisi udara ® MT intak, putih, tidak retraksi/bulging
® konduksi udara di telinga luar ® AIR CONDUCTION
§ Keluhan yang muncul jika tidak sesuai (MAE tertutup) ® tuli konduksi telinga luar
• Auricula
• Meatus acusticus externa
• Canalis acusticus externa
§ 1/3 luar terdiri dari adnexa kulit ® pars cartilaginea ® serumen hanya ada pada 1/3 luar
§ 2/3 dalam tidak mengandung adnexa kulit ® pars osseosa
• Mukosa/epitel luar membran tympani
• KELAINAN CINTA <3
§ Congenital
- Microtia/macrotia/anotia, bat ear ® repair auricula saat berhenti berkembang
§ Inflamasi
- Chondritis
Penyebab utama : trauma
- Cauliflower syndrome
Komplikasi perichondritis
- Kelainan kulit
Sellulitis/dermatitis
- Infeksi pre – auricula
Arcus brachialis gagal menutup sempurna ® fistula pre – auricula ® kista brachialis ® ekstirpasi
- Infeksi retroauricula
Retroauricula merupakan bagian dari mastoid/temporal bone terdiri dari mastoid air cell ® sel paling
besar yaitu antrum mastoid, sel yaitu cellula mastoidea
- Otitis eksterna
OE sirkumskripta : 99% dari adnexa yang terinfeksi ® hanya terjadi di 1/3 telinga luar
OE difusa : terjadi di sepanjang CAE karena di kulit
§ Neoplasma
- Melanoma malignum
- BCC
§ Trauma
§ Align
- Degeneratif
- Alergi
- Corpus alienum
auris media
• CAVUM TIMPANI + MASTOID
• CAVUM TIMPANI
§ Dibagi menjadi epitympani, mesotympani, hypotympani
§ Ruangan berbentuk kubus/balok
§ Batas
- Anterior : tuba auditiva
- Posterior : mastoid ® antara mastoid – telinga tengah : aditus ad antrum
- Lateral : MT
- Medial : foramen ovale rotundum
- Superior : tegmen timpani
- Inferior : v. jugularis
§ Isi : malleus, incus, stapes, chorda tympani, m. tensor tympani
• MASTOID
§ Isi cellula mastoidea ® isi udara ® bagian dari cavum tympani (aditus : pintu, antrum : ruangan
besar ® aditus ad antrum)
§ Syarat
- Isi udara
- Tulang kontinuitas ® menghantarkan getaran suara dari m. tympani ke foramen ovale
• Amplifikasi
§ Suara terarah dan diperbesar
§ Bagus ® proses konduksi udara berjalan baik di telinga tengah, syarat ® malleuis incus stapes
menempel, cavum timpani berisi udara
§ Gangguan ® tuli konduksi telinga tengah
• OTOSKOPI
§ CONE OF LIGHT : bagian MT yang tegak lurus arah cahaya
• PERFORASI MT
§ Central : di pars tensa
§ Marginal : di annulus tympanicum
§ Subtotal : hampir semua MT bolong, annulus tympanicum utuh
§ Total : bolong semua
auris interna
• LABYRINTHUS OSSEUS
§ COCHLEA ® PENDENGARAN
- Skala Vestibuli : perilymph
- Skala Media : endolymph, organon corti
ORGANON CORTI
M basalis
Sel penyokong , Hensens , Claudius, Bottcher ® sel rambut berdiri
Sel rambut (syarat : harus berdiri) ® punya stereocilia (outer 3, inner 1)
Membrana tectoria
M. basalis naik, dekat dengan m. tectorial, menyentuh membrana tectorial ® stereocilia saling tekuk
dan tarik menarik dengan tip link ® K masuk, Ca keluar ® neurotransmitter keluar dari vesikel ®
menempel di sel rambut (sel VIII) ® ada impuls suara ® mendengar suara
Tidak ada gelombang suara ® stereocilia balik lagi ® tidak ada impuls suara ke n. VIII ® tidak mendengar
suara
- Skala Tympani : perilymph
§ PENDENGARAN
Stapes bergetar ® memukul foramen ovale ® cairan bergerak dari perilymph ® perilymph getar di skala
vestibule mengikuti lengkungan, helicotrema ® masuk skala timpani ® foramen rotundum ® cairan balik
balik helicotrema ® skala vestibuli ® foramen ovale ® kembali lagi ® supaya ada gelombang
§ RADIOLOGI
- Schuller
- Stenver
• LABYRINTHUS MEMBRANACEUS
§ 3 CANALIS SEMISIRCULARIS, SACCULUS, UTRICULUS ® KESEIMBANGAN
tuba eustach
• Mengatur supaya cavum tympani berisi udara (O2) untuk amplifikasi
• Menyamakan tekanan cavum timpani (P1) dengan tekanan lateral nasofaring (P2)
• Tekanan harus sama untuk menjaga cavum tympani tetap terisi udara
• Tuba buka terus ® P1 = P2
• P1 > P2 atau P1 < P2 ® pintu harus dibuka sampai P1 = P2
• Oklusi tuba akan menyebabkan P1 tidak sama dengan P2 ® cavum tympani akan menjadi suatu ruang hampa
udara yang miskin akan O2 dan kaya CO2 ® sehingga P >> (-) → MT RETRAKSI
• TUBA TIDAK TERBUKA JIKA TERDAPAT ® ETIOLOGI DICARI DENGAN RINOSKOPI POSTERIOR
§ Sekret ® hidung tersumbat
§ Massa : adenoid hipertrofi ® snoring dan hidung tersumbat
§ MCC terganggu, (x) PND ® gangguan sistem imun ® rekuren hidung tersumbat, snoring
§ Gangguan ventilasi tuba (+) gangguan menelan ® penyakit orofaring ke bawah
§ Otot levator dan tensor veli palatini
§ Barotrauma
§ Perbedaan tekanan secara tiba – tiba biasa pada perawat/menyelam
AUDIOMETRI
• Biru : kiri
• Merah : kanan
• ------ : BC
• ____ : AC
• Ambang Dengar
𝟓𝟎𝟎#𝟏𝟎𝟎𝟎#𝟐𝟎𝟎𝟎#𝟒𝟎𝟎𝟎
𝟒
• Tuli Sensorineural
AC = BC
• Tuli Konduksi
AC > 25, GAP > 10 dB
• Tuli Campuran
AC BC > 25, GAP > 10 dB
KOLESTEATOMA
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/kolesteatoma/etiologi
• Kista epithelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin) ® media pertumbuhan baik bagi kuman ® ukuran
bertambah cepat jika disertai infeksi
• Diagnosis
§ Serpihan putih mengapung pada air bilasan
§ Perforasi attik, marginal, postero – superior
§ X – RAY MASTOID : ada daerah radiolusen, ottorhea, tuli berat
• MIGRASI
§ Epitel skuamosa yang berkeratinisasi dari MT migrasi ke telinga tengah melalui perforasi (contact
guidance) dan bila menemukan permukaan epitel lain akan berhenti bermigrasi (contact inhibition) ®
perforasi MT, proses inflamasi akan menghancurkan inner mucosal lining dari MT ® memudahkan epitel
berkeratinisasi dari luar untuk bermigrasi ke dalam dan membentuk kolesteatom
• INVAGINASI MEMBRAN TIMPANI
§ Proses primer tejadinya kolesteatom di atik
§ Retraksi pocket di pars flaccida semakin dalam karena tekanan negatif telinga tengah dan inflamasi yang
berulang ® keratin yang berdeskuamasi tidak dapat dibersihkan dari kantung tersebut, berakumulasi dan
membentuk kolesteatom
§ Kolesteatom di retraction pocket ini terjadi karena disfungsi tuba eustachius dengan resultan tekanan
• HIPERPLASIA SEL BASAL
§ Sel epitel (prickle cells) pada pars flaccida dapat menginvasi jaringan subepitel dengan cara berproliferasinya
lapisan pada sel epitel ® lamina basalis bisa ditembus oleh lapisan epitel ini ® mikrokolestetatom
• METAPLASIA EPITEL TELINGA TENGAH
§ Simple squamous/cuboidal epithelium dari celah di telinga tengah akan mengalami transformasi metaplatik
menjadi epitel yang berkeratinisasi
OMA
• Stadium Oklusi Tuba
§ Oklusi tuba ® cavum tympani miskin O2, kaya CO2 ® tekanan di cavum timpani negatif ®
otalgia tanpa hearing loss (maleus incus stapes masih menempel)
• Stadium Hiperemis
§ O2 dalam cavum timpani semakin menurun ® PD dilatasi ® hiperemis
• Stadium Eksudasi/Serous
§ Lama – lama permeabilitas MT ® keluar cairan intrasel ® cairan serous di cavum timpani
§ KU : otalgia + hearing loss karena cavum tympani sudah berisi
bukan udara ® maleus, incus, stapes tidak bergetar dengan baik
§ Th/ Miringotomi : cairan keluar terus – tuba terbuka (drainase), MCC bagus
• Stadium Supurasi
§ Stadium eksudasi tidak dipecahin ® flora normal gram + ® sekret mukoid
§ Gram - ® purulen ® demam
§ KU : otalgia + hearing loss + MT BULGING ® reflek cahaya (-)
• Stadium Perforasi
§ Tuba tidak dibuka ® otorrhea akut ® cairan keluar ke MAE ® ¯ otalgia karena tekanan,
fungsi telinga dilakuakan MT ® O2 masuk dari luar
§ MT perforasi ® tidak intak, bila perforasi pada dinding yang melekat pada maleus ® hearing loss
§ KU : otorrhea + hearing loss
• Stadium Komplikasi
§ Sudah ke batas cavum tympani, terutama mastoid ® mastoiditis
§ Th/ Pembuka Tuba + Mastoidektomi
• Stadium Resolusi
§ Sembuh/tetap ® OMSK
§ Flora normal nasopharynx ® gram positif → Th/ Penicillin
OMSK
• Infeksi mukoperiosteum rongga telinga tengah > 3 bulan bersifat irreversibel/permanen yang ditandai
dengan perforasi MT, keluar sekret terus – menerus/hilang timbul
• Etiologi
• Penyebaran Infeksi
• Komplikasi
• OKLUSI TUBA
§ Gram + Aerob ® DOC : Penicillin, Cefalosporin ® merusak tulang, sendi kaku ® tuli konduksi
• MEMBRAN TIMPANI
§ Gram - Aerob ® DOC : Aminoglikosida ® ototoksik, Macrolide, Quinolon ® Ofloxacin ® Tarivid
PERBEDAAN OTITIS MEDIA SEROSA AKUT DAN OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK
• Pada otitis media serosa akut sekret terbentuk secara tiba – tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri
pada telinga, sedangkan pada otitis media serosa kronis sekret yang terbentuk secara bertahap tanpa rasa
nyeri dengan gejala pada telinga yang berlangsung lama
• Otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa sedangkan otitis media serosa kronik lebih
sering pada anak
MASTOIDEKTOMI
• Simpel
Indikasi : OMSK aman tidak membaik dengan konservatif
Cara : membersihkan jaringan patologik pada tulang mastoid
• Radikal
Indikasi : OMSK bahaya dengan infeksi/kolesteatoma luar
Cara : membersihkan jaringan patologik, meruntuhkan batas telingan luar – tengah – mastoid menjadi 1
ruangan, membuang MT, maleus, incus, sebagian stapes
• Modifikasi (Bondy)
Indikasi : OMSK kolesteatoma atik namun CT belum rusak seluruhnya
Cara : membersihkan rongga mastoid, merendahkan dinding posterior telinga
hdung dan sinus paranasalis
cavum nasi
• Epitel silindris bersilia dan sel goblet
• Batas
§ Atas : os frontal, os ethmoidale, os sphenoidale
§ Dasar : maxilla, os palatina
§ Medial : os ethmoidale dan vomer
§ Lateral : concha nasalis superior, concha nasalis media, concha nasalis inferior
§ Depan : apertura piriformis
§ Belakang : choana
• Meatus
§ Meatus nasi superior : drainase sinus ethmoidalis posterior dan sinus sphenoidalis
§ Meatus nasi media : sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus ethmoidalis anterior dan media
§ Meatus nasi inferior : ductus lacrimalis
§ Meatus nasi : saluran sempit
• Epistaksis Anterior ® Plexus Kiesselbach
• Epistaksis Posterior ® Plexus Woodruff
fisiologi
• Saluran Udara
§ Nares anterior terbuka
§ Konka eutrofi
§ Septum di tengah
§ Sekret tidak berlebih
§ Nares posterior terbuka
® KU : hidung tersumbat
• MCC
§ 1/3 anterior : ND
§ 2/3 posterior : PND ke nasopharynx
® KU : ND/PND
• Penghidu
§ Nares anterior terbuka
§ Konka eutrofi
§ Septum di tengah
§ Sekret tidak berlebih
® KU : anosmia
sinus paranasalis
• Isi : UDARA
• Syarat
§ Ostium selalu terbuka lebar
§ Clearance oleh mukus, silia ® keluar ke ostium
§ Sekret bakterisidal
• Radiologi
§ Waters : sinus maxilla dan frontal
§ Caldwell : sinus frontal dan ethmoid
§ Schaedel lateral : sinus sphenoid
sinusitis
• Paling sering ® sinusitis maxillaris karena paling besar dan ostium di atas
• Sinus paranasal lain ostium di bawah ® drainase lebih mudah
• SINUSITIS MAXILLARIS
- Rhinogen
- Dentogen
Gigi molar, akar gigi di sinus maxillaris
polip hidung
• Massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu – abuan akibat
inflamasi mukosa
• Asal terbanyak : sinus maxillaris
• Antro – choanal – polyp : pucat seperti kolang kaling di nares posterior ® pucat akibat hipovaskular
• Concha diberikan cairan vasokonstriktor ® mengecil
• Polyp kambuh ® polyp ethmoidal
tenggorokan
larynx
• 3 BAGIAN DAN ISI
§ Supraglottis ® 1/3 atas : epiglottis ® anterior, tipis, berdiri, sendok
KU ® gangguan menelan, gangguan kualitas suara ® HOT POTATO VOICE
§ Glottis ® m. intrinsik (m. vocalis)
KU ® HOARSENESS ® SINGER’S NODE
§ Subglottis ® 1/3 bawah : kosong
KU ® SESAK
fisiologi
• Respirasi
Menghantar udara dari larryngopharynx ke trakea dan sebaliknya
§ Epiglottis anterior, tipis, berdiri, sendok ® m. vocalis putih, tipis, permukaan rata, lateral <abduksi> ®
subglottiskosong
§ Sesuai semua (orang sehat) ® datang dengan keluhan tidak sesak (udara dapat masuk semua)
§ Turbulensi ® stridor
§ Hipoksia : kekurangan O2 di sel
• Fonasi
Tensor, tidak bisa ® tidak ada suara
§ Suara bagus ® m. vocalis
§ Abduksi (nada rendah) – adduksi(nada tinggi) ® jenis suara
§ Penampang kecil ® suara (dan sebaliknya) ® seperti pluit
§ M. vocalis tebal ® suara bass, tipis ® sopran
pharynx
nasopharynx
• Isi : adenoid (tonsilla pharyngea)
• Batas
§ Anterior : cavum nasi
§ Posterior : m.constrictor superior (setinggi C1 – c2)
§ Atap : basis cranii
• Uvula anterior, medial, tipis
• Lateral : torus tubarius, tonsilla pharyngea, orificium tuba, fossa Rosenmuller (recessus pharyngeus)
• Epitel silindris bertingkat bersilia dan sel goblet (mucus ke orofaring)
Sesuai ® keluhan hidung tidak tersumbat
• Mikrobiologi flora normal : Streptococcus, Haemophilus
fisiologi
• Saluran Nafas
§ Choanae terbuka
§ Adenoid kecil : jaringan limfoid
§ Sekret tidak ada di nasopharynx
§ Uvula anterior, medial/tengah, tipis
Contoh : adenoid membesar dianggap benda asing ® MCC
• MCC
§ Sekret keluar saat ada benda asing ® mukus
§ Ke oropharynx ® PND® fungsi MCC baik
fisiologi
• Saluran Nafas
Lewatnya udara dari cavum oris/nasi ke laringofaring/sebaliknya.
§ KU : snoring/tidak
§ Snoring TAPI tidak sesak ® diameter orofaring besar, berbeda dengan laring yang sempit jadi sedikit tertutup
saja sudah sesak
• Tidak ada MCC jadi bila ada benda asing ® refleks batuk
• Imunitas
Gangguan ® rekuren
• Tidak ada fungsi ventilasi telinga
Tidak ada gangguan pada lubang telinga
• Menelan
Gangguan ® disfagia
• Rasa mengganjal/tidak
laryngopharynx
• Epiglottis : larynx terbuka (udara masuk)
• Epiglottis : esofagus (selain udara masuk)
• Isi : kosong (epiglottis)
fisiologi
• Saluran Udara
Syarat : isinya harus kosong
• Tidak ada MCC jadi bila ada benda asing ® refleks batuk
• Tidak ada fungsi ventilasi telinga ® tidak ada gangguan pada lubang telinga
• Refleks Menelan
1. Fase Oral
§ Makanan ® bolus (bulat, seperti bola) ® palatum ½ lingkaran
§ N. IX terangsang ® fase oral stop
2. Fase Pharyngeal
Refleks menelan muncul jika n. IX terangsang (lidah naik ® bolus diangkat ke palatum ® larynx untuk
mempersiapkan epiglottis
§ Velopharyngeal closure ® uvula ke belakang, m.constrictor pharyngis superior kontraksi ® makanan
tidak masuk ke nasopharynx
§ M. constrictor pharyngis media ® mendorong bolus ke bawah
§ Proteksi jalan nafas/larynx
§ M. constrictor pharyngis inferior kontraksi ® esofagus terbuka
§ Saat bolus masuk esofagus semua ® seluruh otot konstriktor pharynx relaksasi ® esofagus
menutup untuk cegah reflux
3. Fase Esofageal
Gangguan pada 3 fase ini ® disfagia
POTENTIAL SPACE
• Peritonsillar Space
• Parapharyngeal Space
CINCIN WALDEYER
• Jaringan yang berfungsi sebagai penghasil kekebalan tubuh membentuk lingkaran di tenggorokan
• Pertahanan awal sistem kekebalan tubuh
• Jenis
§ Tonsilla Faringeal
- Berbentuk triangular
- Berada pada dinding posterior nasofaring
- Epitel permukaan : epitel kolumnar berlapis bersilia, epitel skuamosa berlapis, epitel transisional
- Infeksi kronis : proporsi epitel skuamosa aktif dalam proses antigen dan ¯ proporsi epitel
respirasi dan fibrosis jaringan ikat interfolikel
§ Tonsilla Tubaria/Gerlach’s Tonsil
- Dibentuk oleh perluasan nodulus limfatikus faringeal tonsil ke arah anterior mukosa dinding lateral
nasofaring
§ Tonsilla Lingualis
- Kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul, terdapat pada basis lidah
- Berkembang paling akhir, menetap hingga dewasa
- Dilapisi epitel skuamosa bertingkat dan kripta yang dangkal
§ Tonsilla Palatina
§ Lateral Pharyngeal Band
- Kumpulan limfonoduli di dinding faring, membesar ® faringitis kronis tipe granuler
§ Nodul Dinding Belakang Faring
TONSILLA PALATINA
• Massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fossa tonsilaris pada kedua sudut orofaring dan dibatasi pilar
anterior (m. palatoglossus) dan pilar posterior (m. palatofaringeus)
• Pada saat lahir : diameter anteroposterior 5 mm, diameter vertikal 3,5 mm, berat 0,75 g
• Dilapisi kapsula faringobasilar yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh jaringan ikat longgar ®
tempat berkumpul pus dan menyebabkan abses peritonsillar
• Daerah kosong disebut fossa supratonsilar
• Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif
• Organ utama produksi antibodi dan sensitasi sel limfosit T dengan antigen spesifik
• Embriologi
Derivat dari entoderm (epitel) dan mesoderm (mesenkim tonsil)
Arcus brachialis kedua dan ketiga ke arah dorsal/palatum molle ® pilar tonsil, kripta tumbuh bulan ke 3
– 6 bulan
• Klasifikasi
imunologi tonsil
• Tonsil bagian dari MALT, terdapat 50% dari seluruh limfosit permukaan mukosa
• 50 – 60% terdiri dari limfosit B
• 40% terdiri dari limfosit T
• 3% sel plasma yang matang
• Non – Spesifik
- Lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid menghancurkan mikroorganisme
- Kuman masuk ke dalam lapisan mukosa ® ditangkap oleh sel fagosit ® opsonisasi kuman
- Sel fagosit bergerak mengelilingi bakteri dan memakan dengan memasukkan ke fagosom
- Digesti dan mematikan bakteri dengan konsumsi O2 untuk pembentukan superoksidase yang akan
membentuk H2O2 yang bakterisidal
• Spesifik
- IgA : resistensi jaringan lokal terhadap patogen
- IgE : mengikat sel basofil dan sel mastosil yang mengandung granula yang bersifat histamin
tonsillitis akut
• Definisi
Infeksi pada tonsil yang disebabkan virus dan bakteri (2 – 4 hari)
• Etiologi
• Faktor Risiko
• Epidemiologi
• Patogenesis
• Gejala Klinis
§ Rasa kering tenggorokan ® nyeri menelan
§ Referred pain n. IX ® otalgia
§ Demam
§ Ludah menumpuk dalam cavum akibat nyeri menelan ® ptilalismus
§ Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
leukosit PMN ® detritus
§ Detritus : kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terlepas, secara klinis detritus mengisi kriptus
tonsil dan tampak sebagai bercak kuning
§ Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas ® tonsilitis folikularis
§ Bila bercak detritus menjadi satu, membentuk alur ® tonsilitis lakunaris
§ Bercak ini dapat melebar ® semacam pseudomembrane yang menutupi tonsil
• CENTOR SCORE
• Penatalaksanaan
§ Penicillin G Benzatin
50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal
atau
§ Amoksisillin
Anak : 50 mg/kgBB dibagi 3x/hari selama 10 hari
Dewasa : 500 mg 3x/hari selama 8 hari
§ Eritromisin
4 x 500 mg/hari
§ Deksametason
• Rujuk
§ Komplikasi
§ Indikasi tonsilektomi
§ Tonsilitis difteri
tonsillitis kronis
• Indikasi Tonsilektomi
• Kontra Indikasi
§ Absolut
Kelainan darah : leukemia, anemia aplastik, hemofilia, purpura
Penyakit sistemik : DM, penyakit jantung
§ Relatif
Palatoschizis
Anemia
Infeksi akut saluran nafas atas
Poliomielitis epidemik
Usia < 3 tahun
• Metode
eagle syndrome
• Penonjolan processus styloideus ® tonsil tidak hiperemis, pasien odinofagia
• Komplikasi tonsilektomi
• Potong processus styloideus
hipertrofi adenoid
• Tonsil pharyngealis berada di nasopharynx, berhenti bekerja 9 – 10 tahun
• Adenoidektomi ® kuretase adenoid
Infeksi pada tonsil yang disebabkan virus dan bakteri (2 – 4 hari)
• Gejala Klinis KHAS ® FACIES ADENOID
Sulit bernapas melalui hidung karena adenoid membesar ® tuba metutup ® OMSA
• Anak tidak bisa rhinoskopi posterior ® fenomena pallatum mole
• Pemeriksaan Penunjang : X – RAY ADENOID
adenoiditis akut
• INDIKASI
Kuretase dengan endoskopi dengan microdebrider
TRAKEOSTOMI
EPIGLOTITIS
kepala – leher
KGB LEHER
• I ® segitiga submental, submandibula
• II ® 1/3 atas, jugularis superior, kelenjar digastrik, kelenjar servikalis postero – superior
• III ® kelenjar limfa jugularis di antara bifucatio carotis dan persilangan m. omohyoideus dengan m. SCM
• IV ® jugularis inferior, supraklavikula
• V ® segitiga cervicalis posterior
PALING SERING
• CA NASOFARING
• TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL
• TUMOR LARING
' TUMOR PADA THT – KL BERDIFERENSIASI EPIDERMOID/SCC
' TUMOR GANAS ® HIPOVASKULARISASI DAN RAPUH ® MUDAH BERDARAH, TH/ OPERATIF
' TUMOR GANAS MEMBESAR ® MENUTUP TUBA ® GANGGUAN TELINGA
CA NASOFARING
• Tempat tersembunyi ® maxillary swing dan transpalatat approach
• Juvenile Angiofibroma Nasofaring
§ Tumor jinak namun mudah berdarah
§ Laki – laki 11 – 15 tahun
§ Gejala : epistaksis, hidung tersumbat, meler
§ Th/ EKSTIRPASI TUMOR ® perdarahan banyak
• Etiologi
Genetik (HLA I/II) ® sel kanker tidak dapat dikenali, sel immunokompeten
Faktor Lingkungan ® life style, dry salted, carcinogen
EBV ® ¯ gen supressor, tidak apoptosis, sel imoral
• Fossa Rosenmuller
Anterior : tuba eustachius
Anterolateral : m. levator veli palatini
Posterior : retropharyngeal space
Superior : foramen ovale, foramen spinosum
Lateral : m. tensor veli palatini, pharyngeal space
Inferior : otot konstriksi superior
• Penatalaksanaan
§ I : radioterapi
§ II, III : kemoradiasi
§ IV (< 6 cm) : kemoradiasi
§ IV (> 6 cm) : kemoterapi dosis penuh + kemoradiasi
• Komplikasi
Sindrom Petrosplenoid (Foramen Lacerum)
n. III, n. IV, n. V ® diplopia
Sindrom Retroparotideal (Foramen Jugulare)
n. IX, n. X, n. XI, n. XII ® Jackson syndrome
tuberkulosis
TONSILLITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT
WAKTU > 2 – 5 hari
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri MENELAN DISERTAI RASA MENGGANJAL
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN NYERI KE TELINGA
FAKTOR PENCETUS Tonsillitis akut inadekuat
FAKTOR MEPERINGAN Terapi adekuat
Rangsangan rokok
FAKTOR MEMPERBERAT
Hygiene buruk
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM -
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Malaise, tenggorok terasa kering, halitosis
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Bibir pecah dan berdarah, ageusia, cotton – like
KELUHAN LAIN
feeling pada mulut
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Limfadenopati
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK +
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA +
OBSTRUKSI NASI +
BERSIN -
PND -
OTALGIA + -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM +++ +
PUSING +
MUAL – MUNTAH + -
KELUHAN LAIN Nyeri sendi, lesu, limfadenopati
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM -
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Bibir pecah dan berdarah, ageusia, cotton – like
KELUHAN LAIN
feeling pada mulut
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK +
DISFONI -/+
DYPSNEA -/+
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Limfadenopati
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI +
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM +++
PUSING +
MUAL – MUNTAH -
Kaku leher, trismus, stridor, takipnoe, hot potato
KELUHAN LAIN
voice, tosticollis
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -/+
Halitosis, trismus, regurgritasi, hipersalivasi, hot
KELUHAN LAIN
potato voice
Krepitus lidah
ANGINA LUDOVICI
WAKTU Akut (< 7 hari)
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri karena bengkak pada dasar
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN Nyeri daerah submental
FAKTOR PENCETUS
FAKTOR MEPERINGAN Istirahat, tirah baring, antibiotik
Immunocompromised
FAKTOR MEMPERBERAT Oral malignancy
Tindakan pencabutan gigi
KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI +
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -
KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Halitosis, trismus, regurgritasi, hipersalivasi, hot
KELUHAN LAIN
potato voice