You are on page 1of 34

auris

• PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

auris externa
• Pendengaran
§ Suara dihantarkan udara ® MAE terbuka ® CAE berisi udara ® MT intak, putih, tidak retraksi/bulging
® konduksi udara di telinga luar ® AIR CONDUCTION
§ Keluhan yang muncul jika tidak sesuai (MAE tertutup) ® tuli konduksi telinga luar
• Auricula
• Meatus acusticus externa
• Canalis acusticus externa
§ 1/3 luar terdiri dari adnexa kulit ® pars cartilaginea ® serumen hanya ada pada 1/3 luar
§ 2/3 dalam tidak mengandung adnexa kulit ® pars osseosa
• Mukosa/epitel luar membran tympani
• KELAINAN CINTA <3
§ Congenital
- Microtia/macrotia/anotia, bat ear ® repair auricula saat berhenti berkembang
§ Inflamasi
- Chondritis
Penyebab utama : trauma
- Cauliflower syndrome
Komplikasi perichondritis
- Kelainan kulit
Sellulitis/dermatitis
- Infeksi pre – auricula
Arcus brachialis gagal menutup sempurna ® fistula pre – auricula ® kista brachialis ® ekstirpasi
- Infeksi retroauricula
Retroauricula merupakan bagian dari mastoid/temporal bone terdiri dari mastoid air cell ® sel paling
besar yaitu antrum mastoid, sel yaitu cellula mastoidea
- Otitis eksterna
OE sirkumskripta : 99% dari adnexa yang terinfeksi ® hanya terjadi di 1/3 telinga luar
OE difusa : terjadi di sepanjang CAE karena di kulit
§ Neoplasma
- Melanoma malignum
- BCC
§ Trauma
§ Align
- Degeneratif
- Alergi
- Corpus alienum

auris media
• CAVUM TIMPANI + MASTOID
• CAVUM TIMPANI
§ Dibagi menjadi epitympani, mesotympani, hypotympani
§ Ruangan berbentuk kubus/balok
§ Batas
- Anterior : tuba auditiva
- Posterior : mastoid ® antara mastoid – telinga tengah : aditus ad antrum
- Lateral : MT
- Medial : foramen ovale rotundum
- Superior : tegmen timpani
- Inferior : v. jugularis
§ Isi : malleus, incus, stapes, chorda tympani, m. tensor tympani
• MASTOID
§ Isi cellula mastoidea ® isi udara ® bagian dari cavum tympani (aditus : pintu, antrum : ruangan
besar ® aditus ad antrum)
§ Syarat
- Isi udara
- Tulang kontinuitas ® menghantarkan getaran suara dari m. tympani ke foramen ovale
• Amplifikasi
§ Suara terarah dan diperbesar
§ Bagus ® proses konduksi udara berjalan baik di telinga tengah, syarat ® malleuis incus stapes
menempel, cavum timpani berisi udara
§ Gangguan ® tuli konduksi telinga tengah
• OTOSKOPI
§ CONE OF LIGHT : bagian MT yang tegak lurus arah cahaya
• PERFORASI MT
§ Central : di pars tensa
§ Marginal : di annulus tympanicum
§ Subtotal : hampir semua MT bolong, annulus tympanicum utuh
§ Total : bolong semua
auris interna
• LABYRINTHUS OSSEUS
§ COCHLEA ® PENDENGARAN
- Skala Vestibuli : perilymph
- Skala Media : endolymph, organon corti
ORGANON CORTI
M basalis
Sel penyokong , Hensens , Claudius, Bottcher ® sel rambut berdiri
Sel rambut (syarat : harus berdiri) ® punya stereocilia (outer 3, inner 1)
Membrana tectoria
M. basalis naik, dekat dengan m. tectorial, menyentuh membrana tectorial ® stereocilia saling tekuk
dan tarik menarik dengan tip link ® K masuk, Ca keluar ® neurotransmitter keluar dari vesikel ®
menempel di sel rambut (sel VIII) ® ada impuls suara ® mendengar suara
Tidak ada gelombang suara ® stereocilia balik lagi ® tidak ada impuls suara ke n. VIII ® tidak mendengar
suara
- Skala Tympani : perilymph

§ PENDENGARAN
Stapes bergetar ® memukul foramen ovale ® cairan bergerak dari perilymph ® perilymph getar di skala
vestibule mengikuti lengkungan, helicotrema ® masuk skala timpani ® foramen rotundum ® cairan balik
balik helicotrema ® skala vestibuli ® foramen ovale ® kembali lagi ® supaya ada gelombang

§ RADIOLOGI
- Schuller
- Stenver

• LABYRINTHUS MEMBRANACEUS
§ 3 CANALIS SEMISIRCULARIS, SACCULUS, UTRICULUS ® KESEIMBANGAN

tuba eustach
• Mengatur supaya cavum tympani berisi udara (O2) untuk amplifikasi
• Menyamakan tekanan cavum timpani (P1) dengan tekanan lateral nasofaring (P2)
• Tekanan harus sama untuk menjaga cavum tympani tetap terisi udara
• Tuba buka terus ® P1 = P2
• P1 > P2 atau P1 < P2 ® pintu harus dibuka sampai P1 = P2
• Oklusi tuba akan menyebabkan P1 tidak sama dengan P2 ® cavum tympani akan menjadi suatu ruang hampa
udara yang miskin akan O2 dan kaya CO2 ® sehingga P >> (-) → MT RETRAKSI
• TUBA TIDAK TERBUKA JIKA TERDAPAT ® ETIOLOGI DICARI DENGAN RINOSKOPI POSTERIOR
§ Sekret ® hidung tersumbat
§ Massa : adenoid hipertrofi ® snoring dan hidung tersumbat
§ MCC terganggu, (x) PND ® gangguan sistem imun ® rekuren hidung tersumbat, snoring
§ Gangguan ventilasi tuba (+) gangguan menelan ® penyakit orofaring ke bawah
§ Otot levator dan tensor veli palatini
§ Barotrauma
§ Perbedaan tekanan secara tiba – tiba biasa pada perawat/menyelam
AUDIOMETRI
• Biru : kiri
• Merah : kanan
• ------ : BC
• ____ : AC
• Ambang Dengar
𝟓𝟎𝟎#𝟏𝟎𝟎𝟎#𝟐𝟎𝟎𝟎#𝟒𝟎𝟎𝟎
𝟒

• Tuli Sensorineural
AC = BC
• Tuli Konduksi
AC > 25, GAP > 10 dB
• Tuli Campuran
AC BC > 25, GAP > 10 dB
KOLESTEATOMA
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/kolesteatoma/etiologi
• Kista epithelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin) ® media pertumbuhan baik bagi kuman ® ukuran
bertambah cepat jika disertai infeksi
• Diagnosis
§ Serpihan putih mengapung pada air bilasan
§ Perforasi attik, marginal, postero – superior
§ X – RAY MASTOID : ada daerah radiolusen, ottorhea, tuli berat

• MIGRASI
§ Epitel skuamosa yang berkeratinisasi dari MT migrasi ke telinga tengah melalui perforasi (contact
guidance) dan bila menemukan permukaan epitel lain akan berhenti bermigrasi (contact inhibition) ®
perforasi MT, proses inflamasi akan menghancurkan inner mucosal lining dari MT ® memudahkan epitel
berkeratinisasi dari luar untuk bermigrasi ke dalam dan membentuk kolesteatom
• INVAGINASI MEMBRAN TIMPANI
§ Proses primer tejadinya kolesteatom di atik
§ Retraksi pocket di pars flaccida semakin dalam karena tekanan negatif telinga tengah dan inflamasi yang
berulang ® keratin yang berdeskuamasi tidak dapat dibersihkan dari kantung tersebut, berakumulasi dan
membentuk kolesteatom
§ Kolesteatom di retraction pocket ini terjadi karena disfungsi tuba eustachius dengan resultan tekanan
• HIPERPLASIA SEL BASAL
§ Sel epitel (prickle cells) pada pars flaccida dapat menginvasi jaringan subepitel dengan cara berproliferasinya
lapisan pada sel epitel ® lamina basalis bisa ditembus oleh lapisan epitel ini ® mikrokolestetatom
• METAPLASIA EPITEL TELINGA TENGAH
§ Simple squamous/cuboidal epithelium dari celah di telinga tengah akan mengalami transformasi metaplatik
menjadi epitel yang berkeratinisasi
OMA
• Stadium Oklusi Tuba
§ Oklusi tuba ® cavum tympani miskin O2, kaya CO2 ® tekanan di cavum timpani negatif ®
otalgia tanpa hearing loss (maleus incus stapes masih menempel)

• Stadium Hiperemis
§ O2 dalam cavum timpani semakin menurun ® PD dilatasi ® hiperemis

• Stadium Eksudasi/Serous
§ Lama – lama ­ permeabilitas MT ® keluar cairan intrasel ® cairan serous di cavum timpani
§ KU : otalgia + hearing loss karena cavum tympani sudah berisi
bukan udara ® maleus, incus, stapes tidak bergetar dengan baik
§ Th/ Miringotomi : cairan keluar terus – tuba terbuka (drainase), MCC bagus

• Stadium Supurasi
§ Stadium eksudasi tidak dipecahin ® flora normal gram + ® sekret mukoid
§ Gram - ® purulen ® demam
§ KU : otalgia + hearing loss + MT BULGING ® reflek cahaya (-)

• Stadium Perforasi
§ Tuba tidak dibuka ® otorrhea akut ® cairan keluar ke MAE ® ¯ otalgia karena ­ tekanan,
fungsi telinga dilakuakan MT ® O2 masuk dari luar
§ MT perforasi ® tidak intak, bila perforasi pada dinding yang melekat pada maleus ® hearing loss
§ KU : otorrhea + hearing loss

• Stadium Komplikasi
§ Sudah ke batas cavum tympani, terutama mastoid ® mastoiditis
§ Th/ Pembuka Tuba + Mastoidektomi

• Stadium Resolusi
§ Sembuh/tetap ® OMSK
§ Flora normal nasopharynx ® gram positif → Th/ Penicillin
OMSK

• Infeksi mukoperiosteum rongga telinga tengah > 3 bulan bersifat irreversibel/permanen yang ditandai
dengan perforasi MT, keluar sekret terus – menerus/hilang timbul
• Etiologi

• Penyebaran Infeksi
• Komplikasi

• OKLUSI TUBA
§ Gram + Aerob ® DOC : Penicillin, Cefalosporin ® merusak tulang, sendi kaku ® tuli konduksi
• MEMBRAN TIMPANI
§ Gram - Aerob ® DOC : Aminoglikosida ® ototoksik, Macrolide, Quinolon ® Ofloxacin ® Tarivid

PERBEDAAN OTITIS MEDIA SEROSA AKUT DAN OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK
• Pada otitis media serosa akut sekret terbentuk secara tiba – tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri
pada telinga, sedangkan pada otitis media serosa kronis sekret yang terbentuk secara bertahap tanpa rasa
nyeri dengan gejala pada telinga yang berlangsung lama
• Otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa sedangkan otitis media serosa kronik lebih
sering pada anak

MASTOIDEKTOMI
• Simpel
Indikasi : OMSK aman tidak membaik dengan konservatif
Cara : membersihkan jaringan patologik pada tulang mastoid

• Radikal
Indikasi : OMSK bahaya dengan infeksi/kolesteatoma luar
Cara : membersihkan jaringan patologik, meruntuhkan batas telingan luar – tengah – mastoid menjadi 1
ruangan, membuang MT, maleus, incus, sebagian stapes

• Modifikasi (Bondy)
Indikasi : OMSK kolesteatoma atik namun CT belum rusak seluruhnya
Cara : membersihkan rongga mastoid, merendahkan dinding posterior telinga
hdung dan sinus paranasalis
cavum nasi
• Epitel silindris bersilia dan sel goblet
• Batas
§ Atas : os frontal, os ethmoidale, os sphenoidale
§ Dasar : maxilla, os palatina
§ Medial : os ethmoidale dan vomer
§ Lateral : concha nasalis superior, concha nasalis media, concha nasalis inferior
§ Depan : apertura piriformis
§ Belakang : choana
• Meatus
§ Meatus nasi superior : drainase sinus ethmoidalis posterior dan sinus sphenoidalis
§ Meatus nasi media : sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus ethmoidalis anterior dan media
§ Meatus nasi inferior : ductus lacrimalis
§ Meatus nasi : saluran sempit
• Epistaksis Anterior ® Plexus Kiesselbach
• Epistaksis Posterior ® Plexus Woodruff

fisiologi
• Saluran Udara
§ Nares anterior terbuka
§ Konka eutrofi
§ Septum di tengah
§ Sekret tidak berlebih
§ Nares posterior terbuka
® KU : hidung tersumbat
• MCC
§ 1/3 anterior : ND
§ 2/3 posterior : PND ke nasopharynx
® KU : ND/PND
• Penghidu
§ Nares anterior terbuka
§ Konka eutrofi
§ Septum di tengah
§ Sekret tidak berlebih
® KU : anosmia
sinus paranasalis

• Isi : UDARA
• Syarat
§ Ostium selalu terbuka lebar
§ Clearance oleh mukus, silia ® keluar ke ostium
§ Sekret bakterisidal
• Radiologi
§ Waters : sinus maxilla dan frontal
§ Caldwell : sinus frontal dan ethmoid
§ Schaedel lateral : sinus sphenoid

sinusitis
• Paling sering ® sinusitis maxillaris karena paling besar dan ostium di atas
• Sinus paranasal lain ostium di bawah ® drainase lebih mudah
• SINUSITIS MAXILLARIS
- Rhinogen

- Dentogen
Gigi molar, akar gigi di sinus maxillaris

' KOMPLEKS OSTEOMEATAL


DAERAH YANG RUMIT DAN SEMPIT SEBAGAI MUARA SINUS FRONTAL, SINUS MAXILLA, SINUS ETHMOID
ANTERIOR

polip hidung
• Massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu – abuan akibat
inflamasi mukosa
• Asal terbanyak : sinus maxillaris
• Antro – choanal – polyp : pucat seperti kolang kaling di nares posterior ® pucat akibat hipovaskular
• Concha diberikan cairan vasokonstriktor ® mengecil
• Polyp kambuh ® polyp ethmoidal
tenggorokan
larynx
• 3 BAGIAN DAN ISI
§ Supraglottis ® 1/3 atas : epiglottis ® anterior, tipis, berdiri, sendok
KU ® gangguan menelan, gangguan kualitas suara ® HOT POTATO VOICE
§ Glottis ® m. intrinsik (m. vocalis)
KU ® HOARSENESS ® SINGER’S NODE
§ Subglottis ® 1/3 bawah : kosong
KU ® SESAK

• Otot ekstrinsik dipersarafi n. larryngeus reccurens


§ ­¯ ® otot baik, nervus baik
• Gangguan n. larryngeus ® gangguan m. vocalis
§ Superior : langsung ke larynx (pars internus), ke m. cricothyroid (pars externus)
§ Recurrens inferior kanan : turun ke subclavia ® trakea ® menembus tiroid ® larynx
§ Recurrens inferior kiri : turun ke arcus aorta ® trakea ® menembus tiroid ® larynx
• M. vocalis ® putih, tipis, permukaan rata, medial/lateral ® abduksi, adduksi, tensor
• Pemeriksaan
§ Luar : X – Ray soft tissue leher AP Lateral
§ Dalam : laryngoskopi direk indirek, struktur dalam larynx : epiglottis, m. vokalis, subglottis
• Mukosa
§ Plica vestibular : epitel berlapis silindris bersilia (epitel respirasi)
§ Plica vocalis : sel respirasi tanpa sel goblet karena bersentuhan dengan udara

fisiologi
• Respirasi
Menghantar udara dari larryngopharynx ke trakea dan sebaliknya
§ Epiglottis anterior, tipis, berdiri, sendok ® m. vocalis putih, tipis, permukaan rata, lateral <abduksi> ®
subglottiskosong
§ Sesuai semua (orang sehat) ® datang dengan keluhan tidak sesak (udara dapat masuk semua)
§ Turbulensi ® stridor
§ Hipoksia : kekurangan O2 di sel

• Fonasi
Tensor, tidak bisa ® tidak ada suara
§ Suara bagus ® m. vocalis
§ Abduksi (nada rendah) – adduksi(nada tinggi) ® jenis suara
§ Penampang kecil ® ­ suara (dan sebaliknya) ® seperti pluit
§ M. vocalis tebal ® suara bass, tipis ® sopran

• Proteksi Jalan Nafas


Bukan udara
§ Larynx naik ke atas
Makan ® ­ otot basis lidah ® n. larryngeus reccurens ® elevasi larynx
§ Epiglottis tidur
§ M. vocalis adduksi
® Sesuai ® tidak tersedak
kriteria jackson

pharynx

nasopharynx
• Isi : adenoid (tonsilla pharyngea)
• Batas
§ Anterior : cavum nasi
§ Posterior : m.constrictor superior (setinggi C1 – c2)
§ Atap : basis cranii
• Uvula anterior, medial, tipis
• Lateral : torus tubarius, tonsilla pharyngea, orificium tuba, fossa Rosenmuller (recessus pharyngeus)
• Epitel silindris bertingkat bersilia dan sel goblet (mucus ke orofaring)
Sesuai ® keluhan hidung tidak tersumbat
• Mikrobiologi flora normal : Streptococcus, Haemophilus

fisiologi
• Saluran Nafas
§ Choanae terbuka
§ Adenoid kecil : jaringan limfoid
§ Sekret tidak ada di nasopharynx
§ Uvula anterior, medial/tengah, tipis
Contoh : adenoid membesar dianggap benda asing ® MCC

• MCC
§ Sekret keluar saat ada benda asing ® mukus
§ Ke oropharynx ® PND® fungsi MCC baik

• Imun ® adenoid (jaringan limfoid) ® mudah sakit, recurrent


• Ventilasi telinga oleh tuba eustachii
• Rhinoskopi posterior
Orificium tuba, torus tubarius, adenoid, choanae, uvula, fossa rosenmuller
• Radiologi : Schaedel (basis), Submentovertex
oropharynx
• Epitel berlapis gepeng karena makanan
• Batas
§ Superior : nasopharynx
§ Inferior : laryngopharynx
§ Anterior : cavum oris (uvula central, tidak merah, tipis)
§ Posterior : m. constrictor pharyngeal media
§ Lateral fossa tonsillaris, pilar anterior (m. palattoglossus) et. posterior (m. palatopharyngeus)
• Isi
§ Basis lidah : normal: anterior oropharynx, tipis
§ Tonsila lingualis : tidak besar
§ Tonsilla palatina : T1/T1, jika T3/T3 ® rasa mengganjal saat menelan, tanpa gangguan fungsi
menelan/disfagia
§ Posterior : nodulus limfatikus dinding posterior
§ Lateral band

fisiologi
• Saluran Nafas
Lewatnya udara dari cavum oris/nasi ke laringofaring/sebaliknya.
§ KU : snoring/tidak
§ Snoring TAPI tidak sesak ® diameter orofaring besar, berbeda dengan laring yang sempit jadi sedikit tertutup
saja sudah sesak
• Tidak ada MCC jadi bila ada benda asing ® refleks batuk
• Imunitas
Gangguan ® rekuren
• Tidak ada fungsi ventilasi telinga
Tidak ada gangguan pada lubang telinga
• Menelan
Gangguan ® disfagia
• Rasa mengganjal/tidak

laryngopharynx
• ­ Epiglottis : larynx terbuka (udara masuk)
• Epiglottis : esofagus (selain udara masuk)
• Isi : kosong (epiglottis)

fisiologi
• Saluran Udara
Syarat : isinya harus kosong
• Tidak ada MCC jadi bila ada benda asing ® refleks batuk
• Tidak ada fungsi ventilasi telinga ® tidak ada gangguan pada lubang telinga
• Refleks Menelan
1. Fase Oral
§ Makanan ® bolus (bulat, seperti bola) ® palatum ½ lingkaran
§ N. IX terangsang ® fase oral stop
2. Fase Pharyngeal
Refleks menelan muncul jika n. IX terangsang (lidah naik ® bolus diangkat ke palatum ® ­ larynx untuk
mempersiapkan epiglottis
§ Velopharyngeal closure ® uvula ke belakang, m.constrictor pharyngis superior kontraksi ® makanan
tidak masuk ke nasopharynx
§ M. constrictor pharyngis media ® mendorong bolus ke bawah
§ Proteksi jalan nafas/larynx
§ M. constrictor pharyngis inferior kontraksi ® esofagus terbuka
§ Saat bolus masuk esofagus semua ® seluruh otot konstriktor pharynx relaksasi ® esofagus
menutup untuk cegah reflux
3. Fase Esofageal
Gangguan pada 3 fase ini ® disfagia

POTENTIAL SPACE
• Peritonsillar Space

• Parapharyngeal Space

CINCIN WALDEYER
• Jaringan yang berfungsi sebagai penghasil kekebalan tubuh membentuk lingkaran di tenggorokan
• Pertahanan awal sistem kekebalan tubuh
• Jenis
§ Tonsilla Faringeal
- Berbentuk triangular
- Berada pada dinding posterior nasofaring
- Epitel permukaan : epitel kolumnar berlapis bersilia, epitel skuamosa berlapis, epitel transisional
- Infeksi kronis : ­ proporsi epitel skuamosa aktif dalam proses antigen dan ¯ proporsi epitel
respirasi dan ­ fibrosis jaringan ikat interfolikel
§ Tonsilla Tubaria/Gerlach’s Tonsil
- Dibentuk oleh perluasan nodulus limfatikus faringeal tonsil ke arah anterior mukosa dinding lateral
nasofaring
§ Tonsilla Lingualis
- Kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul, terdapat pada basis lidah
- Berkembang paling akhir, menetap hingga dewasa
- Dilapisi epitel skuamosa bertingkat dan kripta yang dangkal
§ Tonsilla Palatina
§ Lateral Pharyngeal Band
- Kumpulan limfonoduli di dinding faring, membesar ® faringitis kronis tipe granuler
§ Nodul Dinding Belakang Faring

TONSILLA PALATINA
• Massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fossa tonsilaris pada kedua sudut orofaring dan dibatasi pilar
anterior (m. palatoglossus) dan pilar posterior (m. palatofaringeus)
• Pada saat lahir : diameter anteroposterior 5 mm, diameter vertikal 3,5 mm, berat 0,75 g
• Dilapisi kapsula faringobasilar yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh jaringan ikat longgar ®
tempat berkumpul pus dan menyebabkan abses peritonsillar
• Daerah kosong disebut fossa supratonsilar
• Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif
• Organ utama produksi antibodi dan sensitasi sel limfosit T dengan antigen spesifik
• Embriologi
Derivat dari entoderm (epitel) dan mesoderm (mesenkim tonsil)
Arcus brachialis kedua dan ketiga ke arah dorsal/palatum molle ® pilar tonsil, kripta tumbuh bulan ke 3
– 6 bulan
• Klasifikasi

• Aktivitas imunologi terbesar usia 3 – 10 tahun, pubertas ® ¯ sel B dan sel T

imunologi tonsil
• Tonsil bagian dari MALT, terdapat 50% dari seluruh limfosit permukaan mukosa
• 50 – 60% terdiri dari limfosit B
• 40% terdiri dari limfosit T
• 3% sel plasma yang matang
• Non – Spesifik
- Lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid menghancurkan mikroorganisme
- Kuman masuk ke dalam lapisan mukosa ® ditangkap oleh sel fagosit ® opsonisasi kuman
- Sel fagosit bergerak mengelilingi bakteri dan memakan dengan memasukkan ke fagosom
- Digesti dan mematikan bakteri dengan ­ konsumsi O2 untuk pembentukan superoksidase yang akan
membentuk H2O2 yang bakterisidal

• Spesifik
- IgA : resistensi jaringan lokal terhadap patogen
- IgE : mengikat sel basofil dan sel mastosil yang mengandung granula yang bersifat histamin

tonsillitis akut
• Definisi
Infeksi pada tonsil yang disebabkan virus dan bakteri (2 – 4 hari)
• Etiologi

• Faktor Risiko
• Epidemiologi
• Patogenesis
• Gejala Klinis
§ Rasa kering tenggorokan ® nyeri menelan
§ Referred pain n. IX ® otalgia
§ Demam
§ Ludah menumpuk dalam cavum akibat nyeri menelan ® ptilalismus
§ Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
leukosit PMN ® detritus
§ Detritus : kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terlepas, secara klinis detritus mengisi kriptus
tonsil dan tampak sebagai bercak kuning
§ Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas ® tonsilitis folikularis
§ Bila bercak detritus menjadi satu, membentuk alur ® tonsilitis lakunaris
§ Bercak ini dapat melebar ® semacam pseudomembrane yang menutupi tonsil

• CENTOR SCORE

• Penatalaksanaan
§ Penicillin G Benzatin
50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal
atau
§ Amoksisillin
Anak : 50 mg/kgBB dibagi 3x/hari selama 10 hari
Dewasa : 500 mg 3x/hari selama 8 hari
§ Eritromisin
4 x 500 mg/hari
§ Deksametason
• Rujuk
§ Komplikasi
§ Indikasi tonsilektomi
§ Tonsilitis difteri
tonsillitis kronis
• Indikasi Tonsilektomi

• Kontra Indikasi
§ Absolut
Kelainan darah : leukemia, anemia aplastik, hemofilia, purpura
Penyakit sistemik : DM, penyakit jantung
§ Relatif
Palatoschizis
Anemia
Infeksi akut saluran nafas atas
Poliomielitis epidemik
Usia < 3 tahun

• Metode

§ Guillotine SLUDER BALLENGER


Menggerakkan amandel sepenuhnya keluar dari tempat tidur normalnya ke arah depan dan ke atas dan
kemudian menggunakan salah satu tanda anatomi rahang bawah sebagai titik yang menguntungkan untuk
memasukkannya ke dalam rongga mulut bukaan guillotine
§ Diseksi
§ ELKTROKAUTER
Membakar amandel ® secara bersamaan menghilangkan amandel dan membakar area tersebut untuk
menghentikan pendarahan

eagle syndrome
• Penonjolan processus styloideus ® tonsil tidak hiperemis, pasien odinofagia
• Komplikasi tonsilektomi
• Potong processus styloideus

hipertrofi adenoid
• Tonsil pharyngealis berada di nasopharynx, berhenti bekerja 9 – 10 tahun
• Adenoidektomi ® kuretase adenoid
Infeksi pada tonsil yang disebabkan virus dan bakteri (2 – 4 hari)
• Gejala Klinis KHAS ® FACIES ADENOID
Sulit bernapas melalui hidung karena adenoid membesar ® tuba metutup ® OMSA
• Anak tidak bisa rhinoskopi posterior ® fenomena pallatum mole
• Pemeriksaan Penunjang : X – RAY ADENOID

adenoiditis akut
• INDIKASI
Kuretase dengan endoskopi dengan microdebrider
TRAKEOSTOMI
EPIGLOTITIS
kepala – leher

KGB LEHER
• I ® segitiga submental, submandibula
• II ® 1/3 atas, jugularis superior, kelenjar digastrik, kelenjar servikalis postero – superior
• III ® kelenjar limfa jugularis di antara bifucatio carotis dan persilangan m. omohyoideus dengan m. SCM
• IV ® jugularis inferior, supraklavikula
• V ® segitiga cervicalis posterior

PALING SERING
• CA NASOFARING
• TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL
• TUMOR LARING
' TUMOR PADA THT – KL BERDIFERENSIASI EPIDERMOID/SCC
' TUMOR GANAS ® HIPOVASKULARISASI DAN RAPUH ® MUDAH BERDARAH, TH/ OPERATIF
' TUMOR GANAS MEMBESAR ® MENUTUP TUBA ® GANGGUAN TELINGA
CA NASOFARING
• Tempat tersembunyi ® maxillary swing dan transpalatat approach
• Juvenile Angiofibroma Nasofaring
§ Tumor jinak namun mudah berdarah
§ Laki – laki 11 – 15 tahun
§ Gejala : epistaksis, hidung tersumbat, meler
§ Th/ EKSTIRPASI TUMOR ® perdarahan banyak
• Etiologi
Genetik (HLA I/II) ® sel kanker tidak dapat dikenali, sel immunokompeten
Faktor Lingkungan ® life style, dry salted, carcinogen
EBV ® ¯ gen supressor, tidak apoptosis, sel imoral
• Fossa Rosenmuller
Anterior : tuba eustachius
Anterolateral : m. levator veli palatini
Posterior : retropharyngeal space
Superior : foramen ovale, foramen spinosum
Lateral : m. tensor veli palatini, pharyngeal space
Inferior : otot konstriksi superior

• Radioterapi SELENIUM 200 rad 6000 rad ® 30 x sinar


• Klasifikasi
§ SCC tidak berkeratin
§ SCC berkeratin
§ Karsinoma tidak berdiferensiasi

• Penatalaksanaan
§ I : radioterapi
§ II, III : kemoradiasi
§ IV (< 6 cm) : kemoradiasi
§ IV (> 6 cm) : kemoterapi dosis penuh + kemoradiasi
• Komplikasi
Sindrom Petrosplenoid (Foramen Lacerum)
n. III, n. IV, n. V ® diplopia
Sindrom Retroparotideal (Foramen Jugulare)
n. IX, n. X, n. XI, n. XII ® Jackson syndrome
tuberkulosis
TONSILLITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT
WAKTU > 2 – 5 hari
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri MENELAN DISERTAI RASA MENGGANJAL
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN NYERI KE TELINGA
FAKTOR PENCETUS Tonsillitis akut inadekuat
FAKTOR MEPERINGAN Terapi adekuat
Rangsangan rokok
FAKTOR MEMPERBERAT
Hygiene buruk

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM -
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Malaise, tenggorok terasa kering, halitosis

Tonsilitis kronis atrofi ® sekeliling hiperemis, pada


kripta keluar sejumlah kecil sekret purulen tipis
PEMERIKSAAN FISIK
Tonsilitis kronis hipertrofi ® hipertrofi dan
pembentukan jaringan parut, stenosis kripta dengan
eksudat yang purulen
TONSILLITIS DIFTERI
WAKTU 2 – 7 hari
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri hebat
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN Nyeri leher KARENA BULL NECK
FAKTOR PENCETUS Corynebacterium diphteriae
FAKTOR MEPERINGAN Terapi adekuat
FAKTOR MEMPERBERAT Tidak segera terapi

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Bibir pecah dan berdarah, ageusia, cotton – like
KELUHAN LAIN
feeling pada mulut

Tonsil bengkak ditutupi bercak putih yang makin lama


makin meluas dan bersatu membentuk membran
yang dapat meluas ke palatum molle, uvula,
nasofaring, laring, trakea, dan bronkus dan dapat
meuyumbat saluran nafas

PEMERIKSAAN FISIK Membran semu yang melekat erat pada dasarnya ®


bila diangkat berdarah

KGB leher bengkak ® bull neck

Urtikaria pda rongga mulut


Hepatomegali/splenomegaly
Tonsilitis TBC
WAKTU Kronis > 14 HARI
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri mengganjal
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN -
FAKTOR PENCETUS Mycobacterium tuberculosis
FAKTOR MEPERINGAN
Penyebaran Myocbacterium tuberculosis yang tidak
FAKTOR MEMPERBERAT
ditangani

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Limfadenopati

Ulserasi pada mukosa faring dan tonsil yang


PEMERIKSAAN FISIK
mengandung tuberkel BTA
Tonsilitis Sifilis
WAKTU < 2 minggu
ONSET Muncul perlahan CARI MASA INKUBASI TREPONEMA
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
Nyeri mengganjal KARENA GRANULOMATOUS
SIFAT
DISEASE CARI TBC GMN
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN
FAKTOR PENCETUS Treponema pallidum
FAKTOR MEPERINGAN
FAKTOR MEMPERBERAT

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA -
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN

Sifilis primer adanya syanker/lesi/ulkus pada bibir,


tonsil, anterior lidah dan mukosa pipi
Setelah beberapa hari ulkus menjadi tidak nyeri dan keras
(ulkus durum). Biasanya lesi menghilang dan sembuh
spontan setelah 3 – 6 minggu

Sifilis sekunder gejala dimulai pada 8


sampai 10 minggu setelah infeksi
PEMERIKSAAN FISIK Papula mukosa merah gelap kehitaman pada tonsil, pillar
facial dan palatum

Sifilis tersier ditandai adanya gumma


Biasanya terjadi pada 3 – 25 tahun setelah infeksi primer
Adanya nodus infiltrat pada mulut, bibir, lidah,
palatum dan tonsil ® destruktif
terhadap jaringan lunak ataupun tulang
FARINGITIS AKUT
BAKTERI VIRAL
WAKTU < 14 hari 3 – 5 hari
ONSET Mendadak
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap
Nyeri seperti ada yang mengganjal
SIFAT
Terasa gatal pada tenggorokan
Referred pain melalui saraf n. IX alih ke bagian lain
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN
Nyeri menjalar ke kepala
Streptococcus grup A 𝛽 Adenovirus, Rhinovirus,
FAKTOR PENCETUS
Haemolyticus Coronavirus, EBV
FAKTOR MEPERINGAN Antibiotik Simptomatis
FAKTOR MEMPERBERAT Immunodefisiensi

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK +
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA +
OBSTRUKSI NASI +
BERSIN -
PND -
OTALGIA + -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM +++ +
PUSING +
MUAL – MUNTAH + -
KELUHAN LAIN Nyeri sendi, lesu, limfadenopati

Faring hiperemis, membengkak


PEMERIKSAAN FISIK Kelenjar submandibula membengkak, nyeri tekan
Viral infection : less severe, fewer physical findings
CANDIDIASIS FARING
WAKTU Akut (< 14 hari)
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap
SIFAT Nyeri menelan
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN
FAKTOR PENCETUS Candida fungi
FAKTOR MEPERINGAN Hygiene oral yang baik
FAKTOR MEMPERBERAT Immunocompromised

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM -
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Bibir pecah dan berdarah, ageusia, cotton – like
KELUHAN LAIN
feeling pada mulut

Oral thrush, pseudomembraneus candida pada mulut


PEMERIKSAAN FISIK
Hyperplasia candida ® plak putih
TUBERKULOSIS OROFARING
WAKTU Kronis
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri mengganjal
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN Nyeri pada leher
FAKTOR PENCETUS Mycobacterium tuberculosis
FAKTOR MEPERINGAN
FAKTOR MEMPERBERAT Penyebaran M. Tb yang tidak ditangani

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK +
DISFONI -/+
DYPSNEA -/+
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM -/+
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
KELUHAN LAIN Limfadenopati

Ulserasi pada mulut


PEMERIKSAAN FISIK
Lesi oral
ABSES RETROFARING
WAKTU < 14 hari
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri tenggorokan (pasien gabisa nelen!!)
Referred pain melalui saraf n. IX alih ke bagian lain
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN
Nyeri menjalar ke kepala
FAKTOR PENCETUS Komplikasi dari trauma mekanik
FAKTOR MEPERINGAN Pengobatan tonsilitis yang adekuat
FAKTOR MEMPERBERAT Posisi tertentu ® ekstensi

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI +
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM +++
PUSING +
MUAL – MUNTAH -
Kaku leher, trismus, stridor, takipnoe, hot potato
KELUHAN LAIN
voice, tosticollis

PEMERIKSAAN FISIK Faring hiperemis, membengkak, nyeri tekan


ABSES PERITONSILLAR
WAKTU Akut (2 – 3 hari)
ONSET Muncul perlahan ® komplikasi tonsillitis
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri tenggorokan
Parafaring, retrofiring, paravertebral space, basis
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN
mulut
FAKTOR PENCETUS Komplikasi dari tonsilitis yang pengobatan inadekuat
FAKTOR MEPERINGAN Antibiotik, drainase abses segera
FAKTOR MEMPERBERAT Penundaan tindakan

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI -
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA +
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -/+
Halitosis, trismus, regurgritasi, hipersalivasi, hot
KELUHAN LAIN
potato voice

Pembengkakan daerah submandibular, leher bagian


lateral, anterior ® mendorong lidah ke atas ®
hipersalivasi, kaku leher, stridor
PEMERIKSAAN FISIK
Kelenjar submental dan submandibular bengkak

Krepitus lidah
ANGINA LUDOVICI
WAKTU Akut (< 7 hari)
ONSET Muncul perlahan
HILANG/TIMBUL/MENETAP Menetap, progresif
SIFAT Nyeri karena bengkak pada dasar
NYERI MELUAS, NYERI ALIH KE BAGIAN LAIN Nyeri daerah submental
FAKTOR PENCETUS
FAKTOR MEPERINGAN Istirahat, tirah baring, antibiotik
Immunocompromised
FAKTOR MEMPERBERAT Oral malignancy
Tindakan pencabutan gigi

KELUHAN PENYERTA
DISFAGIA +
BATUK -
DISFONI +
DYPSNEA -
RHINORRHEA -
OBSTRUKSI NASI -
BERSIN -
PND -
OTALGIA -
OTTORHEA -
TINNITUS -
PENURUNAN PENDENGARAN -

KELUHAN LAIN
DEMAM +
PUSING -
MUAL – MUNTAH -
Halitosis, trismus, regurgritasi, hipersalivasi, hot
KELUHAN LAIN
potato voice

Penumpukan pus pada kapsul fibosa tonsil, bengkak,


hiperemis
PEMERIKSAAN FISIK Pallatum molle bengkak dan menonjol ke depan
Teraba fluktuasi pembengkakan kelenjar
submandibula dengan nyeri tekan

You might also like