You are on page 1of 9

Nama: Farhan Dwitama

Npm: 2114241024
Kelas: Ntp 21
Mata Kuliah: Ilmu Teknologi dan Hasil Ternak

REVIEW JURNAL

JURNAL I

Judul Pengaruh Suplementasi Probiotik dalam


Ransum Terhadap Kualitas Fisik Daging
Itik
Nama Jurnal Sains Peternakan
Volume dan Halaman Vol. 14 (2),Hal 50-56
Tahun 2016
Penulis Jurnal Dyah Wahyuni , Sofi Arisuteja, Sofia
Sandi dan Fitra Yosi
Reviewer Farhan Dwitama
Tanggal Reviewer 11 April 2023
Alamat Email Jurnal dyahwahyuni18@gmail.com
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suplementasi probiotik dalam
ransum terhadap kualitas fisik (pH, daya
ikat air, susut masak dan keempukan)
daging itik. Materi yang digunakan adalah
itik lokal yang disuplementasi probiotik.
Metode penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan,
yaitu P1 (ransum basal/kontrol), P2
(ransum basal+probiotik), P3 (ransum
basal+infeksi E.coli), P4 (ransum
basal+infeksi Salmonella), P5 (ransum
basal+probiotik+infeksi E.coli), P6
(ransum basal+probiotik+infeksi
Salmonella) dan P7 (ransum
basal+probiotik+infeksi E.coli+infeksi
Salmonella). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa suplementasi
probiotik sebanyak 106 cfu/ml dalam
ransum tidak mempengaruhi kualitas fisik
(pH, daya ikat air, susut masak dan
keempukan) daging itik.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suplementasi probiotik dalam
ransum terhadap kualitas fisik (pH, daya
ikat air, susut masak dan keempukan)
daging itik.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan,
yaitu P1 (ransum basal/kontrol), P2
(ransum basal+probiotik), P3 (ransum
basal+infeksi E.coli), P4 (ransum
basal+infeksi Salmonella), P5 (ransum
basal+probiotik+infeksi E.coli), P6
(ransum basal+probiotik+infeksi
Salmonella) dan P7 (ransum
basal+probiotik+infeksi E.coli+infeksi
Salmonella).
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suplementasi probiotik sebanyak 106
cfu/ml dalam ransum tidak
mempengaruhi kualitas fisik (pH, daya
ikat air, susut masak dan keempukan)
daging itik.
Kesimpulan Suplementasi probiotik sebanyak 106
cfu/ml dalam ransum itik tidak
mempengaruhi kualitas fisik (pH, daya
ikat air, susut masak dan keempukan)
daging.

JURNAL II

Judul Penambahan Sabun-kalsium dari Minyak


Ikan Lemuru dalam Ransum:
Pengaruhnya terhadap Sifat Kimia dan
Fisik Daging Domba
Nama Jurnal JITV
Volume dan Halaman Vol. 13 No.2, Hal 133-139
Tahun 2008
Penulis Jurnal A. SUDARMAN , M. MUTTAKIN dan
H. NURAINI
Reviewer Farhan Dwitama
Tanggal Review 11 April 2023
Abstrak Daging domba mengandung asam lemak
jenuh dan kolesterol cukup tinggi.
Mengonsumsi daging domba dipercaya
dapat meningkatkan atherosclerosis.
Kandungan dan komposisi lemak daging
nampaknya dapat direkayasa dengan
memberikan minyak ikan lemuru yang
kaya akan high density lipopprotein
(HDL) dan asam lemak tak jenuh
kedalam ransum domba. Pemberian
minyak ikan lemuru yang diproteksi,
yakni sabun-kalsium kompleks
diperkirakan lebih menguntungkan. Dua
belas ekor domba dibagi kedalam empat
kelompok dan diberi ransum percobaan
yang berbeda untuk menentukan
pengaruh pemberian sabun-kalsium
terhadap kualitas daging. Domba
dialokasikan kedalam rancangan acak
kelompok dan pada akhir pemeliharaan
dipotong untuk dianalisis dagingnya.
Ransum percobaan yang dipakai: R0 =
ransum kontrol, R1 = R0 + 1,5% sabun
kalsium, R2 = R0 + 3% sabun kalsium
and R3 = R0 + 4,5% sabun kalsium. Data
dianalisis menggunakan ANOVA
(analysis of variance) dan apabila
diperoleh perbedaan maka selanjutnya
diuji dengan menggunakan ortogonal
kontras. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa perlakuan berpengaruh sangat
nyata (P<0,01) terhadap penurunan
kandungan lemak, low density
lipoprotein (LDL), dan high density
lipoprotein (HDL) daging domba. Tidak
ada perbedaan pada keempukan, susut
masak, daya mengikat air (WHC) dan pH
daging. Dapat disimpulkan bahwa level
penambahan sabun kalsium terbaik untuk
menghasilkan daging domba yang sehat
adalah 3%.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian minyak
ikan lemuru yang diproteksi dalam
bentuk kompleks sabun-kalsium terhadap
kadar lemak total, kolesterol high density
lipoprotein (HDL) dan low density
lipoprotein (LDL) serta sifat fisik daging
domba.
Metode Penelitian Domba dialokasikan kedalam rancangan
acak kelompok dan pada akhir
pemeliharaan dipotong untuk dianalisis
dagingnya. Ransum percobaan yang
dipakai: R0 = ransum kontrol, R1 = R0 +
1,5% sabun kalsium, R2 = R0 + 3%
sabun kalsium and R3 = R0 + 4,5% sabun
kalsium. Data dianalisis menggunakan
ANOVA (analysis of variance) dan
apabila diperoleh perbedaan maka
selanjutnya diuji dengan menggunakan
ortogonal kontras.
Hasil Penelitian Hasil percobaan menunjukkan bahwa
perlakuan berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap penurunan kandungan
lemak, low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL)
daging domba. Tidak ada perbedaan pada
keempukan, susut masak, daya mengikat
air (WHC) dan pH daging. Dapat
disimpulkan bahwa level penambahan
sabun kalsium terbaik untuk
menghasilkan daging domba yang sehat
adalah 3%.
Kesimpulan Pemberian sabun kalsium pada domba
menurunkan kadar lemak total, high
density lipoprotein dan low density
lipoprotein. Sifat fisik daging tidak
menunjukkan perbedaan antara perlakuan
dengan kontrol. Pemberian sabun kalsium
yang optimum menurunkan kadar HDL
dan LDL daging domba yakni pada level
pemberian sabun kalsium 3% dalam
ransum.
JURNAL III
Judul PENGARUH PENAMBAHAN
TEPUNG KROKOT (Portulaca oleracea
Linn) DALAM RANSUM TERHADAP
KUALITAS FISIK DAGING AYAM
BROILER
Nama Jurnal Jurnal Nukleus Peternakan
Volume dan Halaman Volume 4, No. 1, Hal 15-21
Tahun 2017
Penulis Jurnal Wilhelmus Mau Tulanggalu, Heru
Sutedjo, Grace Maranatha
Reviewer Farhan Dwitama
Tanggal Review 11 April 2023
Alamat Email Jurnal wilhmau@gmail.com
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan tepung krokot
dalam ransum terhadap kualitas fisik
daging ayam broiler. Materi yang
digunakan adalah 100 ekor DOC ayam
broiler. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
5 ulangan. Perlakuan terdiri dari: R0 =
ransum komersial; R1 = ransum
komersial + 2,5% tepung krokot; R2 =
ransum komersial + 5% tepung krokot;
R3 = ransum komersial + 7,5% tepung
krokot. Variabel yang diukur adalah pH,
daya ikat air, susut masak dan
keempukkan. Data diperoleh dari
pemotongan 15 ekor ayam broiler dari
tiap perlakuan, sehingga total
pemotongan sebanyak 60 ekor. Analisa
data menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA) dan ika terdapat perbedaan
antar perlakuan maka dilanjutkan dengan
Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa
penambahan tepung krokot berpengaruh
tidak nyata terhadap ph tetapi
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
daya ikat air, susut masak dan
keempukan. Disimpulkan bahwa ransum
penelitian tidak mempengaruhi pH
namun, meningkatkan daya ikat air,
menurunkan susut masak, dan daging
ayam broiler lebih empuk. Kualitas
daging yang baik dicapai oleh ayam
broiler yang mendapat tepung krokot
pada level 7,5% dari ransum komersial.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan tepung krokot
dalam ransum terhadap kualitas fisik
daging ayam broiler.
Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.
Perlakuan terdiri dari: R0 = ransum
komersial; R1 = ransum komersial +
2,5% tepung krokot; R2 = ransum
komersial + 5% tepung krokot; R3 =
ransum komersial + 7,5% tepung krokot.
Variabel yang diukur adalah pH, daya
ikat air, susut masak dan keempukkan.
Analisa data menggunakan Analysis of
Variance (ANOVA) dan jika terdapat
perbedaan antar perlakuan maka
dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda
Duncan.
Hasil Penelitian Hasil Penelitian menunujukkan bahwa
ransum penelitian tidak mempengaruhi
pH namun, meningkatkan daya ikat air,
menurunkan susut masak, dan daging
ayam broiler lebih empuk. Kualitas
daging yang baik dicapai oleh ayam
broiler yang mendapat tepung krokot
pada level 7,5% dari ransum komersial.
Kesimpulan Pemberian tepung krokot pada level
2,5%, 5% dan 7,5% dari ransum
komersial tidak mempengaruhi pH
daging ayam broiler namun,
meningkatkan daya ikat air, menurunkan
susut masak, dan daging ayam broiler
lebih empuk. Kualitas daging yang baik
dicapai oleh ayam broiler yang mendapat
tepung krokot pada level 7,5% dari
ransum komersial dengan nilai
keempukan daging yang rendah yaitu
1,17 Kg/Cm2 .
JURNAL IV

Judul Pengaruh Penggunaan Bungkil Inti Sawit


Taraf 40% dalam Ransum terhadap Bobot
Potong, Karkas, Potongan Komersil
Karkas dan Kualitas Daging Ayam SenSi-
1 Agrinak
Nama Jurnal Jurnal Agripet
Volume dan Halaman Volume 22, Halaman 62-71
Tahun 2022
Penulis Jurnal Nevy Diana Hanafi , Ma’ruf Tafsin , Sri
Haryani Sitindaon , Achmad Sadeli , dan
Karunia Simanungkalit
Reviewer Farhan Dwitama
Tanggal Review 11 April 2023
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh optimalisasi penggunaan
Bungkil Inti Sawit/Bungkil Inti Sawit
Fermentasi dalam ransum terhadap bobot
potong, karkas, persentase karkas, bobot
lemak abdominal, potongan dan
persentase komersil karkas serta kualitas
daging ayam SenSi-1 Agrinak umur 10
minggu. Penelitian menggunakan RAL: 6
perlakuan 5 ulangan, ulangan: 3 ekor
ayam SenSi-1 Agrinak. Perlakuan pakan
penelitian: P0 (kontrol), P1 = BIS 40% ,
P2 = BIS 30% + BISF 10%, P3 = BIS
20% + BISF 20%, P4 = BIS 10% + BISF
30%, P5 = BISF 40%. Pakan perlakuan
diberikan pada ayamumur 10 harisampai
10 minggu, kemudian dilakukan
penyembelihan untuk pengamatan bobot
potong, bobot karkas, potongan komersil
dan persentase karkas (dada, sayap,
punggung, paha atas, paha bawah) serta
kualitas daging. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan BISF
30% + BIS 10% dalam pakan mampu
meningkatkan bobot potong, bobot
karkas, bobot dada, bobot paha bawah,
bobot saya dan menurunkan lemak
abdominal, namun tidak menunjukkan
hasil yang berbeda terhadap persentase
karkas, punggung, dada, paha, dan sayap
pada ayam SenSi-1 Agrinak. Penggunaan
40% BISF dalam ransum mampu
meningkatkan kandungan protein daging
namun tidak menunjukkan hasil yang
berbeda terhadap pH, daya ikat air, susut
masak, kadar air dan lemak kasar pada
ayam SenSi-1 Agrinak. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian 30%
BISF + 10% BIS dan pemberian 40%
BISF layak digunakan dalam ransum
ayam SenSi-1 Agrinak.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh optimalisasi penggunaan
Bungkil Inti Sawit/Bungkil Inti Sawit
Fermentasi dalam ransum terhadap bobot
potong, karkas, persentase karkas, bobot
lemak abdominal, potongan dan
persentase komersil karkas serta kualitas
daging ayam SenSi-1 Agrinak umur 10
minggu.
Metode Penelitian Penelitian menggunakan RAL: 6
perlakuan 5 ulangan, ulangan: 3 ekor
ayam SenSi-1 Agrinak. Perlakuan pakan
penelitian: P0 (kontrol), P1 = BIS 40% ,
P2 = BIS 30% + BISF 10%, P3 = BIS
20% + BISF 20%, P4 = BIS 10% + BISF
30%, P5 = BISF 40%. Pakan perlakuan
diberikan pada ayamumur 10 harisampai
10 minggu, kemudian dilakukan
penyembelihan untuk pengamatan bobot
potong, bobot karkas, potongan komersil
dan persentase karkas (dada, sayap,
punggung, paha atas, paha bawah) serta
kualitas daging.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan BISF 30% + BIS 10% dalam
pakan mampu meningkatkan bobot
potong, bobot karkas, bobot dada, bobot
paha bawah, bobot saya dan menurunkan
lemak abdominal, namun tidak
menunjukkan hasil yang berbeda
terhadap persentase karkas, punggung,
dada, paha, dan sayap pada ayam SenSi-1
Agrinak. Penggunaan 40% BISF dalam
ransum mampu meningkatkan kandungan
protein daging namun tidak menunjukkan
hasil yang berbeda terhadap pH, daya
ikat air, susut masak, kadar air dan lemak
kasar pada ayam SenSi-1 Agrinak. Hal
ini menunjukkan bahwa pemberian 30%
BISF + 10% BIS dan pemberian 40%
BISF layak digunakan dalam ransum
ayam SenSi-1 Agrinak.
Kesimpulan Penggunaan BISF 30% dengan
Aspergillus niger dan BIS 10% dalam
ransum mampu meningkatkan bobot
potong, bobot karkas, bobot dada, bobot
paha bawah, bobot saya dan menurunkan
lemak abdominal, namun tidak
menunjukkan hasil yang berbeda
terhadap persentase karkas, punggung,
dada, paha, dan sayap pada ayam SenSi-1
Agrinak. Penggunaan BISF 40% dalam
ransum mampu meningkatkan kandungan
protein daging namun tidak menunjukkan
hasil yang berbeda terhadap pH, daya
ikat air, susut masak, kadar air dan lemak
kasar pada ayam SenSi-1 Agrinak. Hal
ini menunjukkan bahwa pemberian BISF
30% + BIS 10% dan pemberian BISF
40% layak digunakan dalam ransum
ayam SenSi-1 Agrinak.

You might also like