You are on page 1of 3

Nama : Nurul Aini

NPM : 20120028
Kelas : SI-M2001
Matkul : Proyek Pengembangan Sistem Informasi
Dosen Pengampu : Yasir Hasan, S.Kom.,M.Kom
Cara Pengerjaan Predecence Diagram

Precedence Diagramming Method (PDM) adalah sebuah metode yang yang dapat digunakan
untuk membuat penjadwalan suatu proyek. Selain menggunakan metode PDM, penjadwalan
proyek juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Gantt charts, activity on the node
(AON), critical path analysis, dan program evaluation and review technique (PERT). Metode
PDM dapat digunakan secara mudah untuk memahami hubungan diantara aktivitas proyek, yang
pada dasarnya mentitikberatkan pada persoalan keseimbangan diantara biaya dan waktu
penyelesaian proyek. Diagram PDM mirip dengan teknik diagram AON dan berdasarkan pada 4
hubungan dasar fundamental, yaitu:

1. Finish-to-start (FS): Hubungan akhir-ke-mulai merupakan hubungan yang paling sering


terjadi diantara aktivitas dan menandakan adanya sebuah hubungan logis. Berdasarkan
gambar di atas, Task B tidak bisa dimulai sampai Task A selesai.
2. Start-to-start (SS): Hubungan mulai-ke-mulai merupakan hubungan yang terjadi ketika
diantara aktivias yang terjadi, keduanya dapat ataupun harus terjadi diwaktu yang sama.
Meskipun mulai di waktu yang sama, kedua aktivitas tersebut dapat selesai di waktu
yang berbeda.
3. Finish-to-finish (FF): Hubungan akhir-ke-akhir terjadi apabila diantara dua aktivitas
yang terjadi memiliki waktu selesai atau berakhir yang sama, meskipun waktu mulai
mereka maupun durasi aktivitas berlangsung tersebut berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Apabila kedua aktivitas FF telah selesai, maka aktivitas selanjutnya dapat
dimulai.
4. Start-to-finish (SF): Hubungan mulai-ke-akhir merupakan hubungan yang paling jarang
terjadi dan paling dapat digantikan dengan hubungan finish-to-start yang memiliki
kebalikan dengan hubungan SF. Berdasarkan gambar diatas, Task A tidak dapat
berakhir hingga Task B dimulai.
 Langkah-langkah penyusunan jaringan PDM
1. Membuat denah node sesuai dengan jumlah kegiatan.
2. Menghubungkan node-node tsb dengan anak panah sesuai ketergantungan
dan konstrain.
3. Menyelesaikan PDM dengan mengisi bagian- bagian dalam node.
4. Menghitung ES, EF, LS, LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur
kritis, float dan waktu penyelesaian proyek.
 Cara perhitungan ES, EF :
1. Menghasilkan ES, EF dan durasi waktu penyelesaian proyek.
2. Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.
3. Hitungan maju dari kiri ke kanan.
4. Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang
sedang ditinjau.
5. Waktu awal dianggap 0 (nol).
 Rumusnya :
ES (j) = ES(i) + SS (i-j) atau
ES (j) = ES(i) + SF (i-j) atau
ES (j) = EF(i) + FS (i-j) atau
ES (j) = EF(i) + FF (i-j)
 Rumus EF :
EF (j) = ES (j) + D (j)
 Cara perhitungan LS, LF :
1. Menentukan LS, LF dan kurun waktu float.
2. Bila lebih dari satu kegiatan diambil LS terkecil.
3. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikutnya.
4. Hitungan mundur dari kanan ke kiri.
 Rumus LF (i) :
⚫ LF (i) = LF(j) – FF (i-j) atau
⚫ LF (i) = LS(j) – FS (i-j) atau
⚫ LF (i) = LF(j) – SF (i-j) + D (i) atau
⚫ LF (i) = LS(j) – SS (i-j) + D (j)
Pilih angka terkecil
Rumus Ls (i) = LF (i) – D (i)
 Jalur dan kegiatan kritis :
1. Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama ES = LS.
2. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF = LF.
3. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir
dengan waktu mulai paling awal. LF – ES = D.
4. Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat kritis maka kegiatan tersebut secara
utuh dianggap kritis.

You might also like