You are on page 1of 20

MAKALAH KESELAMATAN PASIEN DAN

KESELAM ATAN KESEHATAN KERJA


“UPAYA MEMUTUS RANTAI INFEKSI : PRECAUTION,MEDICATION SAFETY”

DOSEN PENGAMPUH :
Ns.MARETA AKHRIANSYAH,S.Kep.M.Kep

DISUSUNOLEH :

M.ZULFA RAMADHANI
META AGUSTINI
NURUL HIDAYATI
LOLA PERMATA SARI
TIARA EFENDI
TIARA FRANCISKA
ERISANDI
LOLA VITALOKA
YULI FITRIANI
LENTRI PUTRI MARETHA

KELAS REG-B2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG


TAHUN AKADEMIK 2022 -2023

1
ii

KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja yang berjudul “
Upaya Memutus Rantai Infeksi; Precaution dan Medication Safety” yang dapat
selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah K3. Makalah ini membahas
tentang Upaya Memutus Rantai Infeksi.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-
makalah selanjutnya.

Penulis
iii

DAFTARISI

KATAPENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTARISI...........................................................................................................................iii
BAB1.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LatarBelakang..............................................................................................................1
B. RumusanMasalah.........................................................................................................1
C. TujuanPenulisan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Pengertianinfeksi..........................................................................................................3
B. Penyebabinfeksi...........................................................................................................3
C. Tahapinfeksi.................................................................................................................4
D. Tanda-tandainfeksi.......................................................................................................4
E. Prosesrantaipenularaninfeksi........................................................................................5
F. Prinsippencegahaninfeksi.............................................................................................8
G. Strategipencegahandanpengendalianuntukmemutusrantaipenularaninfeksi.................9
BAB III..................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
BAB1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia


termasuk diIndonesia. Infeksi yang terjadi di rumah sakit sekarang lebih dikenal
dengan Health Care Associated Iinfections (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas
tidak hanya dirumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Untuk
dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya infeksi rumah
sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi.
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan
infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu.
Dalam pemberian pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan harus
memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi dimana hal ini memiliki keterkaitan
yang tinggi dengan pekerjaan karena mencakup setiap aspek penanganan pasien.
Saat ini. Masalah infeksi makin banyak mendapat perhatian para ahli karena
disamping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas,juga menambah biaya
perawatan dan obat-obatan,waktu , tenaga yang pada akhirnya akan membebani
pemerintah atau rumah sakit, personil rumah sakit, maupun penderita dan
keluarganya. Hal ini jelas bertentangan dengan kebijaksanaan pembangunan bidang
kesehatan yang justru menekankan peningkatan efisiensi pelayanan kesehatan.

B. RumusanMasalah

1. Apa definisi infeksi?


2. Apa saja penyabab infeksi?
3. Bagaimana tahap-tahap infeksi?
4. Apa tanda-tanda infeksi?
5. Bagaimana proses rantai penularan infeksi?
6. Bagaimana prinsip pencegahan infeksi?

1
2

7. Bagaimana strategi pengendalian memutus rantai penularan infeksi?

C. TujuanPenulisan

1. Untuk mengetahui definisi infeksi.


2. Untuk mengetahui penyabab infeksi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap infeksi.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
5. Untuk mengetahui proses rantai penularan infeksi.
6. Untuk mengetahui prinsip pencegahan infeksi.
7. Untuk mengetahui strategi pencegahan dan pengendalian untuk memutus
Rantai penularan infeksi.
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi

Infeksi merupakan invas itubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang


mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila
mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau
jaringan.Penyakit akan timbul jika patogen berkembang biak dan menyebabakan
perubahan pada jaringan normal. (Potter &perry.Fundamental Keperawatan Edisi4).
Rantai Penularan Penyakit adalah rangkaian sejumlah faktor yang memungkinkan
proses penularan suatu penyakit dapat berlangsung.

B. Penyebab Infeksi

Gejala dari infeksi bervariasi,bahkan ada kondisi dimana infeksi tersebut


tidak menimbulkan subklinis.Gejala yang ditimbulkan terkadang bersifat
lokal(ditempat masuknya mikoorganisme) atau sistematik(menyebar keseluruh
tubuh).Berikut adalah beberapa gejala yang timbul berdasarkan penyebabnya:
1. Bakteri : gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri bervariasi tergantung bagian
tubuh mana yang diinfeksi. Jika seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokan,
maka ia akan merasakan nyeri tenggorokan, batuk, dan sebagainya. Jika mengalami
infeksi bakteri pada perncernaan, maka ia akan merasakan gangguan pencernaan
seperti diare, konstipasi, mual atau muntah.
2. Virus : gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari tipe virus, bagian tubuh
yang terinfeksi, usia, dan riwayat penyakitnya. Gejala dari infeksi virus dapat
mempengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.Gejala yang sering timbul biasanya
flu,gangguan pencernaan, bersin–bersin, hidung berair dan tersumbat, pembesaran
kelenjar getah bening,pembengkakan tonsil, atau bahkan turunnya berat badan.
3. Jamur : kebanyakan jamur menginfeksi kulit, terdapat bagian tubuh lain yang dapat
terinfeksi seperti paru–paru dan otak. Gejala infeksi yang disebabkan oleh jamur

3
4

antara lain gatal, kemerahan, kadang terdapat rasabakar,dan kulit bersisik.


C. Tahap Iinfeksi

Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung
dari tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu.
Dengan proses perawatan yang tepat,maka akan meminimalisir penyebaran dan
meminimalkan penyakit.Perkembangan infeksi mempengaruhi tingkat asuhan
keperawatan yang diberikan.
Berbagai komponen dari sistem imun memberikan jaringan kompleks
mekanisme yang sangat baik, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap
mikroorganisme asing dan sel-sel ganas.Pada beberapa keadaan,komponen-
komponen baik respon spesifik maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut
mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes.Orang-orang yang mendapat infeksi
yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut
hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor yang
berhubungan dengan respon imun spesifik disebut hospes yang terimuno
supres.Secara umum proses atau tahap infeksi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Inkubasi adalah waktu yang diperlukan dari saat masuknya patogen
(penyebab penyakit) kedalam tubuah sampai mulai menimbulkan gejala
pertama kali.
2. Tahap Prodomal adalah Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik
(malaise, demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik.
mikroorganisme tumbuh dan berkembangbiak dan klien mampu
menyebarkan penyakit keorang lain
3. Tahap Sakit klien adalah memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik
terhadap jenis sakit
4. Tahap Pemulihan adalah interval saat munculnya gejala akut infeksi
5

D. Tanda-tanda Infeksi

1) Calor
Terdapat rasa panas dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor
disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki
suhu 37OC disalurkan kepermukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak
daripada kedaerah normal.
2) Dolor
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-
ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat
merangsang saraf.Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat
pembengkakan jaringan yang meradang.
3) Rubor
Terdapat kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang
mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola
yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir
ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan
darah.Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah
lokal karena peradangan akut.
4) Tumor
Terdapat pembengkakan Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian
besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial
5) Fungsiolesa
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002).
Functiolaesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum
diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.
6

E. Proses rantai penularan infeksi

Proses rantai penularan infeksi adalah sebagai berikut:


1. Agen/PenyebabInfeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus, jamur
dan protozoa.Mikroorganisme dikulit bisa merupakan flora transient maupun
resident.Mikroorganisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme
ini bisa hidupdan berbiak dikulit. Organisme transient melekat pada kulit saat
seseorang kontak dengan objek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme
ini siap ditularkan kecuali dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan
mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan detergen biasa
kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama.Mikroorganisme dapat
menyebabkan infeksi tergantung pada :jumlah mikroorganisme,virulensi
(kemampuan menyebabkan penyakit), kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup
dalam host serta kerentanan dalam host/pejamu.

2. Reservoir(sumber mikroorganisme)
Reservoir adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak adalah manusia,binatang,makanan,air,serangga dan
benda lain.Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia,terutama
dikulit,mukosa ,cairan atau drainase.Adanya mikroorganisme patogen dalam
tubuh tidak selalu menyebabkan penyakit pada hostnya.Sehingga reservoir yang
didalamnya terdapat mikroorganisme patogen bisa menyebabkan orang lain bisa
menjadi sakit (carier). Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam reservoir
jika karakteristik reservoirnya cocok dengan kuman.Karakteristik tersebut adalah
air,suhu,ph, udara dan pencahayaan.
3. Portal of exit (jalan keluar)
Mikroorganisme yang hidup didalam reservoir harus menemukan jalan keluar untuk
masukke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum menimbulkan infeksi,
mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari reservoirnya. Jika reservoirnya
manusia, kuman dapat keluar melalui saluran pencernaan, pernafasan, perkemihan,
7

genetalia, kulit, membrane mukosa yang rusak serta darah.


4. Cara penularan (transmisi)
a) Kontak (contact transmission)
• Direct/Langsung : kontak badan ke badan transfer kuman penyebab
secara fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan klien, dll.
• Indirect/Tidaklangsung:kontak melalui objek(benda/alat).Dengan
perantara:instrumen,jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci.
b) Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak
sebar pendek, tdk bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa
konjungtiva, hidung, mulut contoh :Difteria, Pertussis, Mycoplasma,
Haemophillus influenza type b (Hib),virus influenza,mumps,rubella.
c) Airborne : partikel kecil ukuran <5 μm, bertahan lama di udara, jarak
penyebaran jauh,dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis,
virus campak, varisela (cacarair), sporajamur.
d) Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam
mempertahankan kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan
atau terokulasi) pada pejamu yang rentan.Contoh:air, darah, serum,
plasma, tinja, makanan.
e) Melalui Vektor:Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain
yang dapat menularkan kuman penyebab cara menggigit pejamu yang
rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu atau
makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,binatang pengerat
5. Portal masuk
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh.Kulit
merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya
kulit atau ketidak utuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk
kedalam tubuh melalui rute yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang
menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk kedalam
tubuh.
8

6. Daya tahan hospes (manusia)


Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius.
Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen.
Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah
yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan
dan jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kerentanan tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan
emosional), status nutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.

F. Prinsippencegahaninfeksi

Prinsip pencegahan infeksi antara lain:


1) Antiseptik
Antiseptik adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
2) Aseptik
Aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi.
Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik
pada permukaan benda hidup maupun bendamati agar alat-alat kesehatan dapat
digunakan dengan aman.
3) Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan
medis,sarungtangan,meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan
tubuh.Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap
benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh
9

4) Desinfeksi
Tindakan yang menghilangkan sebagian besar mikroorganisme penyebab
penyakitdari benda mati.
5) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Suatu proses yang menghilangkan mikroorganisme kecuali beberapa endospora
bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus,atau penggunaan
desinfektan kimia.
6) Mencuci dan membilas
Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah, dan
bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang sejumlah besar
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit
atau menangani benda tersebut (proses ini terdiri dari pencucian dengan sabun atau
deterjen dan air, pembilasandengan air bersih dan pengeringan secara seksama).
7) Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme(bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada
benda-benda mati atau instrument.

G. Strategi pencegahan dan pengendalian untuk memutus rantai


penularan infeksi

Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas


penjamu,agen infeksi (pathogenesis, virulensi dan dosis) serta cara penularan.
Identifikasi factor resiko pada penjamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu
dapat mengurangi insiden terjadinya infeksi(HAIs), baik pada pasien ataupun pada
petugas kesehatan.
Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:
1) Peningkatan daya tahan penjamu
Dapat berupa pemberian imunisasi aktif (contoh vaksinasi hepatitis B), atau
pemberian imunisasi pasif (imunoglobulin). Promosi kesehatan secara umum
termasuk nutrisi yang adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.
10

2) Inaktivasi agen penyebab infeksi


Dapat dilakukan metode fisik maupun kimiawi. Contoh metode fisik adalah
pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memasak makanan seperlunya. Metode
kimiawi termasuk klorin asi air, desinfeksi.
3) Memutus mata rantai penularan
Merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah penularan penyakit infeksi,
tetapi hasilnya bergantung kepada ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur
yang telahditetapkan.
4) Tindakan pencegahan paska pajanan terhadap petugas kesehatan
Berkaitan pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah atau cairan
tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai atau pajanan
lainnya.Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian adalah hepatitisB, Hepatitis
C,dan HIV.
Memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi ,tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan
ketaatan dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar
Prosedur Operasional. Adapuncara memutus mata rantai penularan infeksi tersebut
adalah dengan penerapan Kewaspadaan Isolasi (Isolations Precautions) dirancang
untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik
dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Yang terdiri dari
Kewaspadaan Standar (Standart Precautions) dan Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi (Transmission Based Precaution).
Kewaspadaan Standar (Standart Precautions) yang dilakukan kepada semua
pasien tanpa memandang pasien tersebut infeksius atau tidak. Kemenkes RI(2011),
menuliskan bahwa ada sepuluh hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
PPI,yaitu:
1. Kebersihan tangan
Praktek membersihkan tangan adalah upaya mencegah infeksi yang disebarkan
melalui tangan dengan menghilangkan semua kotoran dan debris serta
menghambat dan membunuh mikroorganisme pada kulit.Menjaga kebersihan
11

tangan ini dilakukan segera setelah sampai ditempat kerja,sebelumkontak


dengan klien atau melakukan tindakan untuk klien,selama melakukan tindakan
(jika secara tidaksengaja terkontaminasi) dan setelah kontak atau melakukan
tindakan untuk klien. Secara garis besar,kebersihan tangandilakukan pada air
mengalir,menggunakan sabun dan/atau larutan antiseptik,dan diakhiri dengan
mengeringkan tangan dengankain yang bersih dan kering.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindungan Diri (APD) telah lama digunakan untuk melindungi klien
dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.Namun,dengan munculnya
Acquired Immuno deficiency Syndrome(AIDS)dan HepatitisC, serta
meningkatny akembali kasus Tuberculosis(TBC),penggunaanAPD juga menjadi
sangat penting dalam melindungi petugas .Alatp elindung diri mencakup sarung
tangan,masker,alat pelindung mata,topi,gaun,apron,pelindung kaki, dan alat
pelindung lainnya.
3. Penatalaksanaan peralatan klien dan linen
Konsep ini meliputi cara memproses instrumen yang kotor, sarung tangan, linen, dan
alat yang akan dipakai kembali dengan menggunakan larutan klorin 0,5%,
mengamankan alat-alat kotor yang akan tersentuh serta memilih proses penanganan
yang akan digunakan secara tepat.Penatalaksanaan ini dapat dilakukan dengan
precleaning,pencuciandanpembersihan,DesinfeksiTingkat Tinggi (DTT),serta
sterilisasi.
4. Pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan PPI berupa pengelolaan
limbah rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, baik limbahyang terkontaminasi
maupun yangtidak terkontaminasi.
5. Pengendalian lingkungan rumah sakit
Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya adalah
untuk menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Pengendalian
lingkungan secara baik dapat meminimalkan atau mencegah transmisi
mikroorganisme darilingkungankepada klien, petugas, pengunjung dan masyarakat
12

di sekitar rumah sakit atau fasilitaskesehatan.


6. Kesehatan karyawan/perlindungan pada petugas kesehatan
Petugas kesehatan beresiko terinfeksi bila terpapar kuman saat bekerja. Upaya rumah
sakit atau fasilitas kesehatan untuk mencegah transmisiini adalah membuat
program pencegahan dan pengendalian infeksi pada petugasnya,misalnya dengan
pemberian imunisasi.
7. Penempatan/isolasiklien
Penerapan program ini diberikan pada klien yang telah atau sedang dicurigai
menderita penyaki tmenular.Klien akan ditempatkan dalam suatu ruangan
tersendirl untuk meminimalkan proses penularan pada orang lain.
8. Hygienerespirasi/etikabatuk
Semua klien,pengunjung,dan petugas kesehatan perlu memperhatikan kebersihan
pernapasan dengan cara selalu menggunakan masker jika berada di fasilitas
pelayanan kesehatan.Saat batuk,sebaiknya menutup mulutdan
hidungmenggunakantangan atau tisu.
9. Praktik menyuntik yang aman
Jarum yang digunakan untuk menyuntik sebaiknya jarum yang steril dan sekali pakai
pada setiapkali suntikan.
10. Praktik lumbal pungsi
Saat melakukan prosedur lumbal pungsi sebaiknya menggunakan masker untuk
mencegah transmisi droplet floraorofaring
Kewaspadaan transimisi (Transmission Based Precaution) adalah kewaspadaan
berdasarkansumberinfeksi: kontak,droplet,airbone.Kewaspadaan transimisi anntara
lain :
1. Contact Precautions
 Cucitangan dengan bahan dasaral kohor atau sabun danair
 Gunakan jubah ketika melakukan perawatan langsung
 Gunakan sarung tangan ketikamelakukanperawatanlangsung
2. Droplet Precautions
 Cuci tangan dengan bahan dasaral kohol a tausabundanair
13

 Gunakan masker dengan jarak 2 meterdaripasien


 Gunakan pelindung mata denganjarak2 meterdaripasien
3. AirbonePrecautions
 Cucitangan dengan bahan dasaralkoho la tau sabundanair
 Tutuppintu,bukajendelajikamemungkinkan
 Gunakan masker N95 ketik memasuki masa pensiunan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi nosokomial atau Healthcare-associated infections (HAIs)


merupakanmasalahserius dalam pelayanankesehatandirumah sakit,yang perlu
mendapatperhatiankhususdalam pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.Upaya
untuk mencegah kejadian infeksinosokomial yang penting adalah penerapan standar
precaution baik bagi pasien, petugas,lingkungandanalat kesehatan,dengantujuan
untukmemutuskanrantai penularanya.
Pendidikan bagi tenaga kesehatan sangat mendukung dalam upaya
pengendalian infeksi,untukitu pendidikan infeksi harus diberikan secaraterus
menerus.

B. Saran

Setelahseorangperawatmendapatkanilmumengenaipengendalianinfeksiini,Seb
aiknya sebagai seorang perawat dapat mengetahui bagaimana cara mencegah infeksi
agartidak terjadi penularan, dan perawat diharapkan juga dapat menanggulangi
penyakit infeksitersebutdengan intensif.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

https://labkeppoltekkesbanten.files.wordpress.com/2017/08/makalah-nosokomial-
fdc.pdf
https://www.academia.edu/8483485/Pengendalian_Infeksihttps://
ansharcaniago.wordpress.com/2013/04/14/pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-
terkait-
pelayanan-kesehatan-di-lahan-praktik/https://www.academia.edu/23115286/
Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_Ru
mah_Sakit_dan_Fasilitas_Pelayanan_Kesehatan_lainnyahttps://www.academia.edu/
32805497/PENCEGAHAN_DAN_PENGENDALIAN_INFEKSI_TE
RKAIT_PELAYANAN_KESEHATAN_DI_LAHAN
http://elisabetmela.blogspot.com/2014/11/rantai-infeksi.html

14

You might also like