Professional Documents
Culture Documents
LP Surgical Retensi Urine
LP Surgical Retensi Urine
DI SUSUN OLEH :
sepenuhnya selama proses pengeluaran urine. (Brunner and Suddarth. (2010). Text Book Of
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak
Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara
B. Klasifikasi
Retensi urin yang akut adalah ketidakmampuan berkemih tiba-tiba dan disertai rasa sakit
meskipun buli-buli terisi penuh. Berbeda dengan kronis, tidak ada rasa sakit karena urin
sedikit demi sedikit tertimbun. Kondisi yang terkait adalah tidak dapat berkemih sama sekali,
kandung kemih penuh, terjadi tiba-tiba, disertai rasa nyeri, dan keadaan ini termasuk
kedaruratan dalam urologi. Kalau tidak dapat berkemih sama sekali segera dipasang kateter
Retensi urin kronik adalah retensi urin ‘tanpa rasa nyeri’ yang disebabkan oleh peningkatan
volume residu urin yang bertahap. Hal ini dapat disebabkan karena pembesaran prostat,
pembesaran sedikit2 lama2 ga bisa kencing. Bisa kencing sedikit tapi bukan karena
keinginannya sendiri tapi keluar sendiri karena tekanan lebih tinggi daripada tekanan
sfingternya. Kondisi yang terkait adalah masih dapat berkemih, namun tidak lancar , sulit
memulai berkemih (hesitancy), tidak dapat mengosongkan kandung kemih dengan sempurna
(tidak lampias). Retensi urin kronik tidak mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan
Perhatikan bahwa pada retensi urin akut, laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan
perbandingan 3/1000 : 3/100000. Berdasarkan data juga dapat dilihat bahwa dengan
bertambahnya umur pada laki-laki, kejadian retensi urin juga akan semakin meningkat.
C. Etiologi
Penyebab dari retensi urine antara lain diabetes, pembesaran kelenjar prostat, kelainan
uretra ( tumor, infeksi, kalkulus), trauma, melahirkan atau gangguan persyarafan ( stroke,
cidera tulang belakang, multiple sklerosis dan parkinson). Beberapa pengobatan dapat
menyebabkan retensi urine baik dengan menghambat kontraksi kandung kemih atau
D. Patofisiologi
penyebab retensi urin dapat dibedakan berdasarkan sumber penyebabnya antara lain :
Misalnya DM berat sehingga terjadi neuropati yang mengakibatkan otot tidak mau
berkontraksi.
2. Gangguan vesikal adalah kondisi lokal seperti batu di kandung kemih, obat
tumor pada leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma
uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis).
2. Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan
4. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
E.Komplikasi
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal, sedangkan urolitiasis
adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu pada adanya
batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi
subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat.
2. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pada ginjal dan saluran kemih bagian atas. Sebagian besar kasus
pielonefritis adalah komplikasi dari infeksi kandung kemih (sistitis). Bakteri masuk ke dalam
tubuh dari kulit di sekitar uretra, kemudian bergerak dari uretra ke kandung kemih. Kadang-
kadang, penyebaran bakteri berlanjut dari kandung kemih dan uretra sampai ke ureter dan
salah satu atau kedua ginjal. Infeksi ginjal yang dihasilkan disebut pielonefritis.
3. Hydronefrosis
4. Pendarahan
5. Ekstravasasi urine
G. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah
sebagai berikut:
3. Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, Keton dan Nitrit.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Kateterisasi urethra.
I. Pathway
J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji kapan klien terakhir kali buang air kecil dan berapa banyak urin yang keluar.
c. Perkusi pada area supra pubik, apakah menghasilkan bunyi pekak yang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam masalah retensi urine dapat
teratasi.
Intervensi :
1) Dorong pasien utnuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
R : Meminimalkan retensi urin dan distensi berlebihan pada kandung kemih.
Brunner and Suddarth. (2010). Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th Edition. China :
LWW.