You are on page 1of 10

EVALUASI KEJADIAN DAN KLASIFIKASI ULKUS DIABETIKUM

MENURUT WAGNER PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

The Occurrence and Classification of Diabetic Ulcers Among Diabetes Mellitus Patients
Using Wagner-Ulcer Classification Tool

Raudhotun Nisak
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ngawi
Email : nisak.arif@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan : Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang
ditandai adanya hiperglikemia. Hiperglikemia yang terjadi dalam kurun waktu lama dan
Riwayat artikel tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan sistem vaskuler dan saraf (neuropati)
Diajukan: 19 Maret 2021 sehingga dapat memicu terjadinya ulkus diabetikum. Evaluasi terhadap ulkus diabetikum
Diterima: 11 Juli 2021 penting dilakukan untuk mengetahui derajat ulkus sehingga dapat mengetahui grade ulkus
dan menentukan terapi dan tindakan yang sesuai. Klasifikasi ulkus diabetikum
berdasarkan klasifikasi Wagner merupakan instrumen yang paling sering digunakan
untuk menentukan grade ulkus. Tujuan: Untuk mengevaluasi kejadian dan klasifikasi
Penulis Korespondensi: ulkus diabetikum menurut Wagner pada penderita Diabetes Mellitus. Metode: Penelitian
-
Raudhotun Nisak deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan populasi penderita DM di Wilayah
- Akademi Keperawatan Kerja Puskesmas Teguhan Kabupaten Ngawi. Jumlah sampel sebanyak 73 responden
Pemerintah Kabupaten dengan metode pengambilan accidental sampling dengan instrumen penelitian kuesioner
Ngawi dan lembar observasi. Hasil: jumlah responden yang mengalami ulkus diabetikum yaitu
- Email : sebanyak 31,5% dengan distribusi pada grade 1 sebanyak 7 responden (30,4%), grade 2
nisak.arif@gmail.com sebanyak 14 responden (60,9%), dan grade 3 sebanyak 2 responden (8,7%). Sedangkan
68,5 % responden tidak mengalami ulkus diabetikum. Kesimpulan: Sebagian kecil
Kata Kunci: responden mengalami ulkus diabetikum dengan distribusi terbanyak pada grade 2.
Penderita DM perlu meningkatkan pemahaman penderita DM tentang ulkus diabetikum
Ulkus Diabetikum,
sebagai bentuk komplikasi dari penyaki DM serta cara pencegahan dan penatalaksanaan
Diabetes Mellitus, yang benar.
Klasifikasi Wagner
Abstract
Background: Diabetes mellitus (DM) is one of the chronic diseases characterized by
hyperglycemia. Chronic and uncontrolled hyperglycemia causes damage of the vascular
and nerves system (neuropathy). Accordingly, it can trigger the occurrence of diabetic
ulcers. Evaluation of the degree of diabetic ulcers is important to determine an
appropriate treatment and intervention. The Wagner's-ulcer classification is the most
commonly used instrument for determining the grade of ulcers. Objective: To evaluate
the incidence and classification of diabetic ulcers among Diabetes Mellitus patients using
Wagner-ulcer classification tool. Method: A descriptive study with a cross-sectional
approach. The study was conducted in the Working Area of Puskesmas Teguhan Ngawi
Regency. There are 73 diabetic patients participated in this study. Sample recruited using
accidental sampling technique. The wagner-ulcer classification tool and observation
sheets were used to obtain the data. Results: The number of respondents who experienced
diabetic ulcers was 31.5% with distribution in grade 1 as many as 7 respondents (30.4%),
grade 2 as many as 14 respondents (60.9%), and grade 3 as many as 2 respondents
(8.7%). While 68.5% of respondents did not experience diabetic ulcers. Conclusion: A
small percentage of respondents had diabetic ulcers with the most distribution in grade
2. Diabetic patients need to improve their understandin about diabetic ulcers, prevention,
and management.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

PENDAHULUAN mendapatkan penanganan yang baik.


Diabetes mellitus (DM) merupakan Komplikasi yang sering muncul salah
salah satu penyakit kronis yang ditandai satunya adalah ulkus diabetikum. Ulkus
adanya peningkatan kadar gula dalam tubuh diabetikum adalah luka kronik yang sulit
(hiperglikemi) akibat ketidakcukupan disembuhkan akibat gangguan neurologis
insulin maupun ketidakmampuan tubuh (neuropati) dan gangguan vaskular pada
dalam menghasilkan insulin (Amilia et al., tungkai sehingga menyebabkan terjadinya
2018; Srimiyati, 2018). Hiperglikemia yang kerusakan jaringan (Apriliyani, 2018). Hal
terjadi dalam kurun waktu lama dan tidak ini akan ditandai dengan menurunnya
terkontrol dapat menyebabkan kerusakan sensasi nyeri, adanya perubahan pada
pada sistem tubuh khususnya sistem saraf bentuk kaki, atrofi otot kaki, adanya kalus,
dan pembuluh darah misalnya serta menurunnya aliran darah ke jaringan
arterosklerosis, penebalan membran basalis (Simarmata, 2018). Ulkus diabetikum
dan perubahan pada saraf perifer mudah sekali mengalami infeksi apabila
(Apriliyani, 2018). Hal inilah yang dapat tidak segera dilakukan pengobatan dan
memicu terjadinya ulkus diabetik atau perawatan, infeksi ini dapat meluas bahkan
gangren (Hudiyawati & Rizki, 2018; dapat dilakukan tindakan amputasi
Triyoga & Hutabarat, 2015). Keadaan ulkus (Chrisanto, 2017).
diabetik bervariasi mulai dari ringan sampai Kaki penderita diabetes apabila tidak
berat hingga beresiko terjadinya amputasi dirawat akan mudah terjadi luka dan cepat
(Permadani, 2017). berkembang menjadi ulkus karena
Data International Diabetes Federation kurangnya sensasi nyeri sehingga penderita
(IDF) pada tahun 2019 menyebutkan tidak menyadari dan mengabaikan
terdapat 463 juta penduduk dunia yang terjadinya luka (Rahmawati, 2017;
menderita diabetes melitus dan diperkirakan Srimiyati, 2018). Ulkus diabetik tidak hanya
akan mengalami peningkatan hingga 578,4 dapat berbeda lokasi/letak saja, namun juga
juta penduduk pada tahun 2030 dan 700,2 berat ringannya ulkus yang dapat
juta pada tahun 2045 (IDF, 2019). Data dari dikategorikan dalam beberapa klasifikasi.
RISKESDAS tahun 2018 di Indonesia Pengklasifikasian ulkus diabetikum
terdapat 1.017.290 penderita diabetes digunakan untuk mengetahui kondisi luka
melitus. Prevelensi penderita diabetes dan menentukan terapi yang tepat.
melitus di Jawa Timur menempati posisi ke Pengetahuan dini terkait status atau grade
dua setelah Jawa Barat dengan jumlah ulkus juga penting dipahami bagi penderita
151.878 penduduk dengan persentase DM sehingga mereka mampu meminta
sebesar 2.0 % (Kementerian Kesehatan bantuan pada tenaga kesehatan sedini
Republik Indonesia, 2018). Data dari Dinas mungkin terkait dengan kondisi ulkus
Kesehatan Kabupaten Ngawi tahun 2019 tersebut. Sampai saat ini salah satu sistem
menyatakan bahwa terdapat 18.469 klasifikasi yang digunakan untuk
penderita diabetes melitus yang melakukan menentukan derajat ulkus diabetik adalah
pengobatan di pelayanan kesehatan (Dinas kriteria Wagner, yang mengklasifikasikan
Kesehatan Kabupaten Ngawi, 2019). ulkus dalam grade 0 sampai dengan 5 (Jain,
Penderita diabetes melitus pada bulan 2012).
Desember 2019 di wilayah kerja Puskesmas Beberapa penelitian telah dilakukan oleh
Teguhan sejumlah 1.279 jiwa. Berdasarkan peneliti sebelumnya, diantaranya Gupta A &
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Haq M (2016) terhadap 100 pasien DM di
prevelensi penderita diabetes mellitus India dimana 18 pasien mengalami ulkus
terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. derajat 1, 22 pasien derajat 2, 16 pasien
Pada penderita DM dengan kadar gula derajat 3, 34 pasien derajat 4, dan 10 pasien
yang tidak terkontrol akan mengakibatkan derajat 5. Djauhar et al. (2018) dalam
terjadinya komplikasi apabila tidak penelitiannya di RSUD Labuang Baji

157 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

Makassar menyebutkan 31 pasien DM menurunnya kemampuan pembuluh darah


mengalami ulkus dengan klasifikasi derajat dalam berkontraksi mapun relaksasi serta
0 (5 pasien), 1 (8 pasien), 2 (10 pasien), 3 (5 peningkatan viskositas sehingga terjadi
pasien) dan 4 (3 pasien). Sedangkan penurunan suplai darah ke jaringan distal
penelitian Fahmi (2015) melaporkan adanya (Veranita et al., 2016). Hiperglikemia juga
tindakan amputasi sebesar 8 responden menyebabkan komplikasi berupa neuropati
(13,6%) dari 59 responden, sedangkan sehingga sensasi semakin berkurang dan
sisanya tindakan debridemen dan menyebabkan ulkus diabetik (Fitria et al.,
nekrotomi. Pentingnya evaluasi terhadap 2017).
ulkus diabetikum ini sangat penting Beberapa faktor yang
dilakukan sehingga dapat dicegah sedini mempengaruhi kejadian ulkus diabetikum
mungkin meluasnya luka hingga tindakan diantaranya adalah usia, lama menderita
amputasi. Perawat sangat berperan penting sakit, kebiasaan olahraga, kepatuhan
dalam tatalaksana ulkus diabetikum pengobatan, penggunaan alas kaki,
khususnya pada manajemen dan percepatan perawatan kaki, adanya riwayat ulkus,
kesembuhan lukanya. aktivitas, kepatuhan terhadap diet serta
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dukungan keluarga (Fadlilah, 2018). Ulkus
tertarik untuk melakukan penelitian terkait kaki diabetikum merupakan salah satu
kejadian dan klasifikasi ulkus diabetikum komplikasi kronis yang sering dialami oleh
menurut Wagner pada penderita DM di penderita DM dengan kontrol glukosa yang
Wilayah Kerja Puskesmas Teguhan buruk. Adanya ulkus diabetikum yang
Kabupaten Ngawi terjadi akan memberikan stressor tersendiri
bagi penderita hingga dapat mempengaruhi
TINJAUAN PUSTAKA kualitas hidupnya. Oleh karena itu, penilaian
Diabetes melitus merupakan dan klasifikasi ulkus diabetik sangat penting
keadaan tubuh yang tidak mampu untuk membantu perencanaan terapi yang
menghasilkan insulin atau menggunakannya tepat. Klasifikasi ulkus diabetikum menurut
sehingga terjadi hiperglikemi yang Wagner-Ulcer Classication sebagai berikut
selanjutnya dapat mengakibatkan beberapa (Jain, 2012; Mehraj et al., 2018):
kompikasi akut maupun kronis (Veranita et
al., 2016). Hiperglikemi dapat menyebabkan

Tabel 1. Klasifikasi Ulkus Diabetikum menurut Wagner


Grade Karakteristik Ulkus Terapi
0 Tidak ada luka terbuka, mungkin terdapat Tindakan pencegahan
deformitas atau selulitis
1 Ulkus diabetik superfisial (parsial atau full Pemberian antibiotic dan
thickness), tetapi belum mengenai jaringan pengendalian kadar gula darah
2 Ulkus meluas sampai ligamen, tendon, kapsula Tindakan debridemen, pemberian
sendi atau fasia tanpa abses atau osteomielitis antibiotic dan pengendalian kadar
gula darah
3 Ulkus dalam abses, osteomielitis, atau sepsis Tindakan debridemen dan amputasi
sendi pada beberapa bagian
4 Gangren yang terbatas pada kaki bagian depan Tindakan debridemen luas dan
atau tumit amputasi
5 Gangren yang meluas meliputi seluruh kaki Tindakan amputasi tungkai bawah

158 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

accidental sampling. Adapun kriteria


Secara holistik, penatalaksanaan penelitian dalam pengambilan sampel
ulkus diabetik menurut Tanto et al. (2014) adalah:
meliputi 6 kontrol diantaranya kontrol 1. Penderita diabetes melitus baik yang
mekanik, metabolik, vaskuler, kontrol luka, memiliki ulkus diabetik maupun tidak
infeksi dan edukasi. Kontrol mekanik memiliki ulkus diabetik.
dilakukan dengan menghindari tekanan 2. Kooperatif.
pada luka serta menghindari faktor resiko, 3. Bersedia menjadi responden dengan
seperti penggunaan alas kaki. Kontrol menandatangani informed consent.
metabolik dilakukan untuk mengatasi Instrumen yang digunakan dalam
infeksi yang terjadi, pengontrolan gula penelitian ini adalah kuesioner dan lembar
darah serta pengendalian komorbiditas. observasi yang dikembangkan dari
Kontrol vaskuler yang dapat dilakukan Wagner-Ulcer Classication (Jain, 2012;
dengan evaluasi status vaskuler kaki, Mehraj et al., 2018). Penelitian dilakukan
pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) bulan April sampai dengan Juni tahun 2020.
dan angiografi. Sedangkan kontrol luka Adapun data yang diperoleh dianalisa
dilakukan dengan melakukan debridemen dengan menggunakan analisa deskriptif.
ataupun nekrotomi pada area yang
mengalami nekrosis serta pemberian terapi HASIL PENELITIAN
yang tepat sesuai dengan kondisi ulkus. 1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik
METODE resonden yang diamati adalah jenis
Desain penelitian ini menggunakan kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lama
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menderita diabetes. Hasil penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan variabel yang menunjukkan, sebagian besar responden
diteliti tanpa melihat ada atau tidaknya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
hubungan antar variabelnya. Pendekatan 47 orang (64.4%). Rerata umur responden
penelitian yang digunakan adalah cross- yaitu 57.9 tahun dan mayoritas berusia 51-
sectional dimana pengambilan data 60 tahun yaitu sebanyak 43 orang (58.9%).
dilakukan pada variabel penelitian pada Sebagian besar responden berpendidikan
satu waktu (Dharma, 2011). Populasi dalam terakhir SD sebanyak 50 orang (68.5%),
penelitian ini adalah seluruh penderita pekerjaan sebagai petani sebanyak 52 orang
diabetes melitus di wilayah kerja (71.2%), dan lama menderita diabetes < 5
Puskesmas Teguhan. Sampel dari penelitian tahun sebanyak 43 orang (58.9%).
ini adalah penderita diabetes melitus di Data karakteristik responden tersebut
wilayah Puskesmas Teguhan dengan digambarkan dalam tabel 2 di bawah ini:
jumlah 73 responden dengan metode

159 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

Tabel 2. Karakteristik Responden pada Penderita DM di Wilayah Kerja Puskesma Teguhan


Kabupaten Ngawi (n=73)
No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)
1. Jenis kelamin
Perempuan 47 64,4
Laki-laki 26 35,6
2. Usia (Mean=57.9)
≤ 50 tahun 12 16,4
51-60 tahun 43 58,9
61-70 tahun 14 19,2
˃ 70 tahun 4 5,5
3. Pendidikan
Tidak sekolah 10 13,7
SD 50 68,5
SMP 7 9,6
SMA 4 5,5
PT 2 2,7
4. Pekerjaan
Tidak bekerja 9 12,3
Buruh 5 6,8
Petani 52 71,2
Swasta 5 6,8
PNS 2 2,7
4. Lama Menderita Diabetes
< 5 tahun 43 58,9
≥ 5 tahun 30 41,1
Jumlah 73 100,0

2. Kejadian Ulkus Diabetikum tersebut digambarkan dalam table 3


Berdasarkan kuesioner dan dibawah ini:
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
maka didapatkan 23 orang (31,5%)
mengalami ulkus diabetikum. Data

Tabel 3. Kejadian Ulkus Diabetikum pada Penderita DM di Wilayah Kerja Puskesma


Teguhan Kabupaten Ngawi (n=73)
Kejadian Ulkus Diabetikum Frekuensi Persentase (%)
Terjadi ulkus 23 31,5
Tidak terjadi ulkus 50 68,5
Jumlah 73 100,0

3. Klasifikasi Ulkus Diabetikum


Berdasarkan data kejadian ulkus grade 3 sebanyak 2 responden (8.7%).
terhadap 23 responden yang mengalami Data klasifikasi ulkus diabetikum yang
ulkus diabetikum dengan grade 1 dialami responden dapat dilihat pada
sebanyak 7 responden (30.4%), grade 2 table 4 di bawah ini:
sebanyak 14 responden (60.9%), dan

Tabel 4. Klasifikasi Ulkus Diabetikum pada Penderita DM di Wilayah Kerja Puskesma


Teguhan Kabupaten Ngawi (n=23)
Klasifikasi Ulkus Diabetikum Frekuensi Persentase (%)
Grade 1 7 30,4
Grade 2 14 60,9
Grade 3 2 8,7
Jumlah 23 100,0

160 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

PEMBAHASAN informasi tentang kesehatan sehingga dapat


1. Karakteristik Responden menjaga kesehatannya.
Responden pada penelitian ini lebih Sebagian besar lama menderita
banyak didominasi pada kelompok diabetes pada responden dalam penelitian
perempuan yang menderita diabetes ini yaitu < 5 tahun. Hasil ini sejalan dengan
dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian penelitian yang dilakukan Apriliyani (2018)
ini sejalan dengan penelitian yang bahwa lama menderita diabetes antara
dilakukan oleh Hudiyawati & Rizki (2018) kurun waktu 1-3 tahun sebanyak 47
bahwa responden perempuan lebih banyak responden (56,6%). Menurut Fitria et al.
75,7% dibandingkan laki-laki. Perempuan (2017) pada penderita diabetes dengan lama
memiliki resiko lebih tinggi mengalami menderita antara 1-5 tahun dan dengan
diabetes melitus daripada laki-laki karena kadar gula yang tidak terkontrol berpeluang
perempuan akan mengalami penurunan 5,8 kali terjadi ulkus diabetikum dibanding
produksi hormon esterogen yang terjadi dengan penderita diabetes yang memiliki
saat menopouse dan secara fisik perempuan pengendalian gula darah yang baik. Hasil
lebih mudah terjadi peningkatan index penelitian ini berbeda dengan penelitian
massa tubuh (Sukmaningsih, 2016). Hal ini yang dlakukan Suryati et al. (2019) semakin
didukung oleh Fitria et al. (2017) pada lama seseorang menderita diabetes akan
wanita usia lebih dari 40 tahun akan terjadi meningkatkan resiko terjadinya
penurunan produksi esterogen dan retensi hiperglikemi kronik yang berdampak pada
insulin sehingga meningkatkan faktor berbagai komplikasi seperti retinopati,
resiko terjadinya diabetes melitus. nefropati, dan kejadian ulkus diabetik.
Rerata responden pada penelitian ini
berusia 57.9 tahun dan sebagian besar 2. Kejadian Ulkus Diabetik pada
berusia 51-60 tahun. Menurut Azim (2016) Penderita Diabetes Melitus
diabetes melitus akan sering terjadi pada Hasil penelitian ini menunjukan
usia lebih dari 40 tahun. Seiring sebagian kecil responden mengalami ulkus
bertambahnya usia maka akan diabetik. Menurut Ayu (2017) ulkus
meningkatkan resiko gangguan toleransi diabetik merupakan luka yang terjadi pada
glukosa sehingga terjadi peningkatan kaki penderita diabetes yang terjadi karena
prevelensi penyakin diabetes (Yanti et al., gangguan saraf perifer dan otonom.
2018). Hal ini didukung oleh Rahmawati Terdapat beberapa alasan yang
(2017) bahwa pada usia lanjut secara menyebabkan penderita diabetes beresiko
fisiologis fungsi tubuh akan mengalami mengalami ulkus diabetikum diantaranya
penurunan salah satunya penurunan sekresi neuropati sensori sehingga penderita tidak
insulin atau retensi insulin yang dapat merasakan bila terjadi luka pada kaki,
menyebabkan pengendalian glukosa darah gangguan iskemik yang mengakibatkan
kurang optimal sehingga terjadi diabetes proses penyembuhan luka menjadi lama,
melitus. serta gangguan imunitas (Amtasari, 2019).
Sebagian besar responden dalam Pada penelitian ini responden yang
penelitian ini memiliki pendidikan terakhir mengalami ulkus diabetik berusia lebih dari
yaitu sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan 50 tahun. Hasil ini serupa dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tini et al. penelitian Utami et al. (2014) bahwa
(2019) dimana mayoritas responden dalam kejadian ulkus diabetikum lebih banyak
penelitiannya berpendidikan sekolah dasar. terjadi pada penderita diabetes usia 55-60
Tingkat pendidikan tidak memiliki tahun. Adri et al. (2020) menjelaskan dalam
pengaruh dengan kejadian diabetes melitus, hasil penelitiannya bahwa faktor umur
namun tingkat pendidikan mempengaruhi memiliki resiko 9,846 kali lebih besar 9,846
pengetahuan seseorang (Azim, 2016). (OR=9.846; 95% CI: 4,563- 21.248).
Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap terhadap kejadian ulkus. Hal ini
yang tinggi biasanya lebih banyak menunjukkan umur sangat berpengaruh
terhadap kejadian ulkus diabetikum.

161 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

Usia tua menyebabkan menurunnya menyebabkan ulkus serta meningkatkan


fungsi tubuh secara fisiologi pada penderita keparahan ulkus sebelumnya (Soelistijo et
diabetes dapat terjadi penurunan sekresi al., 2015). Sedangkan hasil penelitian ini,
atau restensi insulin yang berakibat pada dominasi luka terjadi pada grade 2 yang
kemampuan fungsi tubuh untuk menunjukkan bahwa sebagian responden
mengendalikan kadar glukosa darah yang ulkus memiliki gula darah yang tidak
tinggi kurang optimal. Tingginya kadar terkontrol sehingga menyebabkan
gula darah yang tidak terkontrol dan terjadi terjadinya ulkus meski tidak sampai pada
dalam waktu yang berkepanjangan dapat tulang.
mengakibatkan berbagai komplikasi salah Namun demikian, hasil penelitan ini
satunya terjadi luka kaki atau ulkus berbeda dengan penelitian Fitria et al.
diabetikum (Simarmata, 2018). Menurut (2017) dimana ulkus yang terjadi
penelitian yang dilakukan oleh Nurhanifah didominasi oleh grade 1 dan penelitian
(2017) didapatkan hasil terdapat hubungan Gupta A & Haq M (2016) yang
antara usia dengan kejadian ulkus diabetik. mendapatkan distribusi terbesar pada kasus
Semakin bertambah usia seseorang maka ulkus diabetikum grade 4. Perbedaan ini
kemampuan pembuluh darah dalam dimungkinkan karena perbedaan gula darah
berkontraksi dan relaksasi semakin pada penderita DM, sehingga
menurun sehingga semakin menambah mempengaruhi kemampuan sirkulasi darah
besarnya kejadian ulkus diabetikum pada serta persyarafan yang berada di sekitar
usia lanjut (Mustafa et al., 2016). luka. Semakin terkontrol gula darah
penderita DM, maka semakin kecil resiko
3. Karakteristik Grade Ulkus terjadinya ulkus dan keparahannya, begitu
Diabetikum pada Penderita Diabetes pula sebaliknya.
Mellitus Klasifikasi ulkus Wagner yang
Hasil penelitian ini juga dikategorikan dari grade 0 sampai dengan 5
mengklasifikasikan ulkus diabetikum memudahkan tenaga kesehatan, dalam hal
berdasarkan tingkatannya dengan merujuk ini perawat untuk melakukan tindakan
pada kriteria Wagner. Hasil manajemen luka. Berdasarkan klasifikasi
pengklasifikasian ulkus pada responden ini pula, maka dapat ditentukan terapi yang
didominasi secara berturut-turut grade 2-1- tepat yang dapat diberikan sesuai dengan
3 dengan dominasi paling banyak pada kondisi masing-masing ulkus.
grade 2. Hasil penelitian ini sesuai dengan Keterbatasan dalam penelitian ini
penelitian Fahmi (2015) dimana distribusi terdapat pada masih sedikitnya jumlah
terbanyak kasus ulkus yaitu pada grade 2, responden. Semakin banyak jumlah
yakni 57,6% dari total 59 penderita DM responden yang diambil maka akan
dengan ulkus diabetikum. Hal yang sama semakin baik dalam merepresentasikan
juga didapatkan pada penelitian Ashraf et hasil penelitian. Selain itu, penelitian ini
al. (2011) bahwa sebanyak 74 % kasus belum menambahkan karakteritik ulkus
ulkus diabetikum berada pada grade 2 dan berdasarkan jumlah ulkus yang ada,
3. eksudatnya, tepi ulkusnya, edema yang
Ulkus diabetikum grade 2 timbul disekitar ulkus, maupun warnanya,
berdasarkan Wagner digambarkan sebagai yang dapat semakin menggambarkan
ulkus yang meluas sampai ligamen, tendon, kondisi ulkus diabetikum responden.
kapsula sendi atau fasia tanpa abses atau
osteomyelitis (Jain, 2012; Mehraj et al., KESIMPULAN
2018). Luka pada diabetes dapat terinfeksi Sebagian besar responden dalam
menjadi ulkus yang ditandai dengan adanya penelitian ini berjenis kelamin perempuan
eksudat atau cairan pada luka sebagai berusia 51-60 tahun, berpendidikan sekolah
tempat berkembang biaknya bakteri. dasar, mayoritas bekerja sebagai petani, dan
Kondisi gula darah yang tidak terkontrol distribusi ulkus terbanyak pada grade 2.
dalam jangka waktu yang lama beresiko Tenaga kesehatan, dalam hal ini perawat

162 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

juga dapat memberikan informasi dan Medical College, Abbottabad : JAMC,


pemahaman akan pentingnya upaya dalam 23(1), 122–124.
pengontrolan gula darah sehingga dapat Ayu, S. A. (2017). Hubungan Perawatan
mengurangi resiko kejadian ulkus maupun Kaki Dengan Kejadian Luka Kaki
mencegah keparahan ulkus yang telah Pada Penderita Diabetes Melitus Di
terjadi. Peneliti selanjutnya diharapkan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
dapat meningkatkan jumlah sampel pada Lampung Tahun 2015. Jurnal
penelitian yang sama sehingga didapatkan Kesehatan Holistik, 11(2), 95–100.
hasil yang lebih valid. Azim, L. M. A. (2016). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus
DAFTAR PUSTAKA Tipe 2 Tentang Perawatan Kaki
Adri, K., Arsin, A., & Thaha, R. M. (2020). dengan Klasifikasi Resiko Ulkus
Faktor Risiko Kasus Diabetes Mellitus Diabetik di Poliklinik RSUD
Tipe 2 Dengan Ulkus Diabetik Di Panembahan Senopati Bantul
Rsud Kabupaten Sidrap. Jurnal [Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Maritim, 3(1), Jenderal Achmad Yani Jogjakarta].
101–108. http://repository.unjaya.ac.id/577/1/L
https://doi.org/10.30597/jkmm.v3i1.1 alu Muhammad Arsil
0298 Azim_2212136_nonfull resize.pdf
Amilia, Y., Saraswati, L. D., Muniroh, M. Chrisanto, E. Y. (2017). Perawatan Ulkus
& Udiyono, A. (2018). Hubungan Diabetik Dengan Metode Moist
Pengetahuan, Dukungan Keluarga Wound Healing. Jurnal Kesehatan
Serta Perilaku Penderita Diabetes Holistik, 11(2), 123–131.
Melitus Tipe 2 Terhadap Kejadian https://doi.org/https://doi.org/10.3302
Ulkus Kaki Diabetes (Studi Di 4/hjk.v11i2.254
Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Dharma, K. K. (2011). Metodologi
Semarang). Jurnal Kesehatan Penelitian Keperawatan. Trans Info
Masyarakat (e-Journal), 6(1), 349– Media.
356. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.
Amtasari, S. (2019). Faktor-Faktor yang (2019). Data Laporan tahun 2019.
berhubungan dengan kejadian Ulkus Djauhar, F., Kadrianti, E., Hanaruddin, D.
diabetikum pada Penderita DM Tipe II Y., Nani, S., & Makassar, H. (2018).
DI RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Gambaran Luka Diabetik pada Pasien
Kota Bekasi Tahun 2019 (Vol. 51, Diabetes Mellitus DI RSUD Labuang
Issue 1). Baji Makasar. Jurnal Ilmiah
http://ecampus.imds.ac.id/xmlui/bitstr Kesehatan Diagnosis, 12(4), 459–465.
eam/handle/123456789/166/1597818 Fadlilah, S. (2018). Faktor-faktor yang
360677_Shintia Amtasari Berhubungan dengan Derajat Ulkus
110315360.pdf?sequence=1&isAllow Kaki Diabetik di RSUD Dr.Moewardi
ed=y Surakarta. 8(1), 37–43.
Apriliyani, S. (2018). Hubungan Tingkat https://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes
Pengetahuan Dan Sikap Dengan /article/view/194/167
Perilaku Pencegahan Terjadinya Luka Fahmi, M. A. (2015). Profil Pasien Ulkus
Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetik Di Rumah Sakit Umum
Diabetes Melitus Tipe 2 [Universitas Daerah Cengkareng Tahun 2013-2014
Muhammadiyah Surakarta]. [Universitas Islam Negeri Syarif
http://eprints.ums.ac.id/59440/15/2. Hidayatullah Jakarta].
NASPUB GABUNG.pdf http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi
Ashraf, M. N., Khalil-ur-Rehman, Malik, tstream/123456789/29522/1/Muham
K. I., & Iqbal, G. S. (2011). mad Aulia Fahmi-fkik.pdf
Epidemiology and outcome in patients Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., &
of diabetic foot. Journal of Ayub Ramadhan, N. (2017a). Karakteristik

163 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

Ulkus Diabetikum pada Penderita International Journal of Orthopaedics


Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Sciences, 4(1), 933–935.
Abidin dan RSUD Meuraxa Banda https://doi.org/10.22271/ortho.2018.v
Aceh Characteristics Of Ulcer Among 4.i1n.133
Diabetes Mellitus Patient In Rsud Dr. Mustafa, I. A. H., Purnomo, W., & W, C. U.
Zainal Abidin And RSUD Meuraxa (2016). Epidmiological Determinants
Banda Aceh. Buletin Penelitian Incidence Diabetic Foot Ulcers
Kesehatan, 45(3), 153–160. Patients Diabetes Mellitus in Hospital
https://doi.org/10.22435/bpk.v45i3.68 Dr. Chasan Boesoirie and Diabetes
18.153-160 Center Ternate. Jurnal Wiyata, 3(1),
Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & 54–60.
Ramadhan, N. (2017b). Karakteristik Nurhanifah, D. (2017). Faktor-Faktor Yang
Ulkus Diabetikum pada Penderita Berhubungan Dengan Ulkus Kaki
Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Diabetik Di Poliklinik Kaki Diabetik.
Abidin dan RSUD Meuraxa Banda Healthy-Mu Journal, 1(1), 32.
Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan, https://doi.org/10.35747/hmj.v1i1.67
45(3), 153–160. Permadani, A. D. (2017). Hubungan
https://doi.org/10.22435/bpk.v45i3.68 Tingkat Pengetahuan Tentang Ulkus
18.153-160 Kaki DIabetik Dengan Pencegahan
Gupta A, Haq M, S. M. (2016). Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik pada
Management option in Classification:, pasien Diabetes Melitus di Persadia
diabetic foot according to Wagners. JK Rumah Sakit Dokter Soeradji
Science, 1(18), 35–38. Tirtonegoro Klaten [Universitas
Hudiyawati, D., & Rizki, S. (2018). Muhammadiyah Surakarta].
Pengetahuan Berpengaruh Terhadap http://eprints.ums.ac.id/50653/16/Nas
Kepatuhan Dalam Perawatan Kaki kah Publikasi_Agista.pdf
Pada Klien Diabetes Melitus Tipe II. Rahmawati, U. N. (2017). Hubungan
(Jkg) Jurnal Keperawatan Global, Tingkat Pengetahuan tentang Ulkus
3(2), 66–74. Diabetik dengan Perawatan Kaki
https://doi.org/10.37341/jkg.v3i2.52 Diabetik pada Penderita Diabetes
International Diabetes Federation (IDF). Mellitus di Persadia Cabang Kota
(2019). IDF Diabetes Atlas Ninth Surakarta. Universitas
Edition 2019. In The Lancet (Vol. 266, Muhammadiyah Surakarta.
Issue 6881). Simarmata, M. (2018). Tingkat
https://doi.org/10.1016/S0140- Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
6736(55)92135-8 Terhadap Terjadinya Luka
Jain, A. K. C. (2012). A New Classification Diabetikum Di Rumah Sakit Umum
of Diabetic Foot Complications: A Marthafriska Pulo Brayan Medan
Simple and Effective Teaching Tool. Tahun 2018. Excellent Midwifery
The Journal of Diabetic Foot Journal, 1(2), 32–40.
Complications, 4(1), 1–5. https://jurnal.mitrahusada.ac.id/index.
http://jdfc.org/2012/volume-4-issue- php/emj/article/view/45/24
1/a-new-classification-of-diabetic- Soelistijo, S., Novida, H., Rudijanto, A.,
foot-complications-a-simple-and- Soewondo, P., Suastika, K., Manaf,
effective-teaching-tool/ A., Sanusi, H., Lindarto, D., Shahab,
Kementerian Kesehatan Republik A., Pramono, B., Langi, Y.,
Indonesia. (2018). Hasil Utama Purnamasari, D., & Soetedjo, N.
Riskesdas 2018. (2015). Konsesus Pengelolaan Dan
Mehraj, M., Guru, S., Rai, R., & Shah, I. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe2
(2018). A review of Wagner Di Indonesia 2015. In Perkeni.
classification and current concepts in https://www.google.com/url?sa=t&so
management of diabetic foot. ~ 933 ~ urce=web&rct=j&url=https://pbperke

164 (Nisak, 2021)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021

ni.or.id/wp- Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum.


content/uploads/2019/01/4.- Jom Psik, 1(2), 1–7.
Konsensus-Pengelolaan-dan- Veranita, Wahyuni, D., & Hikayati. (2016).
Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-2- Hubungan antara Kadar Glukosa
di-Indonesia-PERKENI- Darah dengan Derajat Ulkus Kaki
2015.pdf&ved=2ahUKEwjy8KOs8cf Diabetik. Jurnal Keperawatan
oAhXCb30KHQb1Ck0QFjADegQIB Sriwijaya, 3(2), 44–50.
hAB&usg=AOv https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/j
Srimiyati. (2018). Pengetahuan Pencegahan k_sriwijaya/article/view/4241/2179
Kaki Diabetik Penderita Diabetes Yanti, S., Putri, V. D., & Fitriani, I. M.
Melitus Berpengaruh terhadap (2018). MILD Terhadap Perilaku
Perawatan Kaki. MEDISAINS, 16(2), Pasien Diabetes Mellitus Di Kelurahan
76. Maharani Rumbai Bukit Pekanbaru.
https://doi.org/10.30595/medisains.v1 Jurnal Endurance, 3(3), 490.
6i2.2721 https://doi.org/10.22216/jen.v3i3.308
Sukmaningsih, W. R. (2016). Faktor Resiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas
Purwodiningratan Surakarta. Publikasi
Ilmiah Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakulta Ilmu Kesehatan Universitas
MUhammadiyah Surakarta, 1, 16.
Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D.
(2019). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Lama Menderita
Diabetes Mellitus (DM) Dengan
Kejadian Ulkus Diabetikum Pada
Pasien Dm Tipe 2. Jurnal Kesehatan
Perintis (Perintis’s Health Journal),
6(1), 1–8.
https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.214
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., &
Pradipta, E. A. (Eds.). (2014). Kapita
Selekta Kedokteran (4th ed.). Media
Aesculapius.
Tini, Setiadi, R., & Noorma, N. (2019).
Mengurangi Resiko Kaki Diabetik
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Jurnal Citra Keperawatan, 7(1), 23–
32. http://ejurnal-
citrakeperawatan.com/index.php/JCK/
article/view/89
Triyoga, A., & Hutabarat, R. (2015). Senam
Kaki Diabetes Meningkatkan Reflek
Plantar pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II. Jurnal STIKES RS Baptis
Kediri, 8(2).
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.
php/STIKES/article/view/285
Utami, D. T., Karim, D., & Agrina. (2014).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Diabetes

165 (Nisak, 2021)

You might also like