You are on page 1of 4

Resume Sistem Pengendalian Manajemen

Nama : Tedi Agustian


Nim : 16059021
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

KONSEP DASAR BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN


KESELARASAN TUJUAN
A. Batasan Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan


dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian
manajemen merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya.
Dua kegiatan yang dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan
manajemen puncak dan pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling
bawah.
Sistem yang terdapat dalam suatu organisasi atau perusahaan bisa dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu : a. Formulasi Strategi (Strategy Formulation),
b.  PengendalianManajemen(Management Control) 
c. Pengendalian Tugas (TaskControl).
Diantara ketiga sistem di atas, Formulasi Strategi merupakan sistem yang
paling kurang sistematis dan Pengendalian Tugas merupakan sistem yang paling
sistematis, sedangkan Pengendalian Manajemen berada di antara ke dua sistem
tersebut.
Formulasi strategi memfokuskan kepada program jangka panjang dan
Pengendalian Tugas memfokuskan kepada kegiatan-kegiatan jangka pendek.
Pengendalian manajemen mempuyai fokus terhadap keduanya.
Formulasi Strategi menggunakan perkiraan kasar dari apa yang akan terjadi
di masa depan sementara Pengendalian Tugas menggunakan data terkini yang
akurat. Pengendalian Manajemen menggunakan kombinasi dari kedua data
tersebut.
Ketiga sistem di atas masing-masing mempunyai kegiatan perencanaan
(planning) serta pengendalian (kontrol). Proses perencanaan mempunyai peran
yang sangat penting dalam formulasi strategi, sementara pengendalian mempunyai
peran yang lebih penting pada pengendalian tugas. Pada pengendalian
manajemen, perencanaan dan pengendalian mempunyai tingkat kepentingan yang
sama.
Pengendalian manajemen berada di tengah-tengah antara formulasi strategi
dan pengendalian tugas. Pengendalian manajemen merupakan proses yang mana
para manajer mempengaruhi anggota organisasi lain untuk mengimplementasikan
strategi organisasi.

Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas sistem pengendalian


manajemen adalah :

a. Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik


tetapi pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian
manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
b. Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan
pengendalian tugas difokuskan untuk operasi jangka pendek dan
pengendalian manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
c. Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang
pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu
proses perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan
pengendalian manajemen.
Kegiatan Pengendalian Manajemen :

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.


2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengomunikasikan informasi
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
B. Keselarasan Tujuan

Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan


(sejauh mungkin) tingkat “keselaran tujuan (goal congruence)” yang tinggi.
Dalam proses yang sejajar dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang
sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.

Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan organisasi.


Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing
yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, tujuan
utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan tingkat
keselarasan tujuan yang tinggi. Sistem pengendalian yang memadai setidaknya
tidak akan mendorong individu untuk bertindak melawan kepentingan organisasi.
Misalnya, bila sistem menekankan pada pengurangan biaya dan manajer
merespons dengan cara mengurangi biaya dalam unit nya sendiri dengan cara
mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka manajer telah
termotivasi, tetapi kea rah yang keliru.

Faktor – Faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan :

a. Faktor-faktor Internal

1. Budaya

Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi


itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup
yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang
implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh
jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena
hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan
sistem pengendalian manajemen formal yang sama, bervariasi
dalam hal pengendalian actual.

2. Gaya Manajemen

Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat


terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen.
Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka
anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada
akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
3. Organisasi Informal

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-


hubungan formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan bertanggung
jawab dari setiap manajer. Kenyataan-kenyataan yang ditemui
selama berlangsungnya proses pengendalian  manajemen tidak bisa
dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubungan-hubungan
yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.

4. Persepsi dan Komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi


harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil
untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai
jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-
dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal (seperti dari bahan
obrolan yang tidak resmi).

Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber ini bisa jadi


bertentangan satu sama lain, atau bahkan memiliki interpretasi
yang sangat beragam. Maka komunikasi perlu dibangun
menyamakan persepsi.

b. Faktor-faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang


diharapkan dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya.
Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut
etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi,
keuletan, semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas secara tepat waktu. Beberapa sikap di atas bersifat
lokal-yaitu spesifik untuk kota atau wilayah di mana organisasi beroperasi.

You might also like