Professional Documents
Culture Documents
2 PB
2 PB
Abstract
28 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
Buletin Psikologi 29
HASTJARJO
treatment [T]; 0 = Kontrol/Control (C) serta Y MKC (Model Kausal Campbell) dengan
sebagai variabel dampak (outcome variable) MKR (Model Kausal Rubin).
(variabel dependen). Validitas internal Dengan berasumsi bahwa (a) semua
mempermasalahkan apakah hubungan partisipan mengalami prosedur eksperi-
antara perlakuan dengan dampak adalah mental yang sama kecuali kondisi perla-
bersifat kausal pada populasi penelitian. kuan serta (b) semua partisipan diukur baik
Apakah manipulasi variabel independen X pada waktu baseline maupun dampak, maka
menghasilkan perubahan pada Y? Memang menurut MKC ancaman utama terhadap
sejak awal Campbell (1975) lebih validitas internal seperti maturasi, sejarah
menekankan validitas internal dengan serta seleksi dapat ditiadakan. Sebuah
menulis “validitas internal adalah ancaman akan menimbulkan persoalan jika
pertimbangan lebih dulu dan sangat ancaman tersebut bekerja secara berbeda
diperlukan” dan “dasar terendah agar pada kelompok T dan C. Ancaman tersebut
setiap eksperimen dapat diinterpretasikan terutama adalah ancaman yang merupakan
sehingga diberi sebutan “the sine qua non” interaksi antara sebuah ancaman lain
(Campbell & Stanley, 1966). West dan dengan ancaman karena seleksi yang
Thoemmes (2010) perlu memberi catatan disebabkan kemungkinan partisipan pada
bahwa validitas internal tidak kelompok T dan C sudah berbeda pada saat
mempermasalahkan aspek khusus/tertentu awal eksperimen. West dan Thoemmes
dari perlakuan yang menghasilkan (2010) memberi contoh penelitian mengenai
perubahan maupun aspek khusus/tertentu efek dua metode mengajar pada pening-
dari dampak yang mengalami perubahan katan prestasi matematika. Dua metode
tersebut. mengajar tadi adalah metode mengajar
dengan bantuan komputer dibandingkan
Validitas Internal dengan metode pengajaran baku di kelas.
MKC menitikberatkan pada konsep Kelompok perlakuan T mendapatkan meto-
ancaman terhadap validitas internal yang de pengajaran dengan bantuan komputer
membuat identifikasi mengenai alasan sedangkan kelompok kontrol C menda-
tertentu mengapa peneliti bisa salah dalam patkan metode pengajaran baku. Semua
mengambil inferensi kausal. Campbell siswa mendapatkan pengukuran baseline di
(1957) serta Campbell & Stanley (1966) pada awal masa sekolah dan pengukuran
awalnya menyajikan delapan ancaman dampak perlakuan di masa akhir sekolah
terhadap validitas internal, lalu berkembang serta mereka semua mengalami prosedur
di buku kedua (Cook & Campbell, 1979) eksperimental yang identik terkecuali
menjadi 13 ancaman serta disempurnakan perlakuan. Ancaman terhadap validitas
lagi di buku ketiga (Shadish et al., 2002) internal akan merupakan interaksi antara
menjadi 9 ancaman terhadap validitas (1) seleksi dengan maturasi. Siswa di
internal. West dan Thoemmes (2010) kelompok T dan C mungkin secara alamiah
memfokuskan pada rancangan eksperimen bertumbuh-kembang dengan laju kecepatan
yang membandingkan kelompok T dan C yang berbeda bahkan dalam ketiadaan
yang mengandung baik pengukuran baseline perlakuan. Misalnya, siswa yang berbakat
(pra perlakuan) serta dampak (pasca (gifted) akan lebih banyak memperoleh
perlakuan). Rancangan inilah yang mereka peningkatan prestasi dibanding siswa
gunakan untuk membandingkan perspektif berkecerdasan rata-rata bahkan seandainya
mereka mendapatkan metode mengajar
30 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
yang sama, (2) seleksi dengan sejarah. maka pengukuran pra perlakuan atau
Partisipan di kelompok T dan C mungkin pretes tambahan dapat digunakan untuk
mengalami kejadian historis yang berbeda. mengestimasi kecenderungan maturasional
Misalnya, di satu kelompok diubah menjadi di setiap kelompok sebelum perlakuan
kelas kecil oleh aturan kepala sekolah, diberikan. Prioritas MKC adalah lebih pada
sementara di kelompok lain tetap menjadi penyempurnaan rancangan dibanding
kelas besar. Kelompok kelas kecil mungkin penyesuaian analisis statistika.
memperoleh peningkatan prestasi matema- Shadish (2010) menyatakan bahwa
tika lebih besar dibanding kelompok kelas tradisi MKC yang memprioritaskan vali-
besar, (3) seleksi dengan instrumentasi. ditas internal tentu lebih berfokus pada cara
Partisipan kelompok T dan C mungkin merancang eksperimen yang mampu
mendapatkan pengukuran dampak yang meningkatkan validitas internal daripada
berbeda atau alat ukur dampak mungkin tipe validitas lain. Cara pertama mem-
mempunyai properti pengukuran berbeda bangun inferensi kausal yang kuat adalah
pada kedua kelompok (Misalnya, terjadi dengan merancang eksperimen yang
efek lantai/floor effect atau efek atap/ceiling mampu mengurangi “jumlah hipotesis
effect, atau struktur faktor yang berbeda). tandingan yang masuk akal untuk menjelas-
Satu kelompok mungkin berubah karena kan data”. Cara kedua adalah melakukan
diukur dengan pengukuran pascaperlakuan asesmen ancaman terhadap validitas
yang lebih mudah yang menyebabkan eksperimen sesudah penelitian selesai dila-
prestasi matematika menjadi lebih tinggi kukan. Cara kedua ini sebenarnya kurang
walaupun bukan karena efek kurikulum meyakinkan namun terkadang merupakan
baru tersebut, (d) seleksi dengan regresi satu-satunya pilihan yang ada ketika
statistik. Satu kelompok mungkin diseleksi rancangan yang lebih kuat tidak dapat
menurut skor baseline yang ekstrim dipakai atau untuk keperluan mengkritisi
sedangkan di kelompok lain diseleksi penelitian yang telah selesai. Inilah
menurut nilai rata-rata. Dalam kasus ini sebabnya MKC selalu berusaha mencari
maka besarnya regresi ke arah rerata pada rancangan baru yang mampu meningkat-
dua kelompok tersebut akan berbeda serta kan inferensi kausal. MKC lebih menekan-
menghasilkan artefak yang seakan-akan kan pentingnya rancangan daripada analisis
efek perlakuan. statistika. Lebih baik mempunyai sebuah
rancangan eksperimen yang meniadakan
Cara Mengatasi Ancaman terhadap Validitas ancaman terhadap validitas sebelum
Internal: Unsur Rancangan. penelitian dilakukan ketimbang mendasar-
Sesudah ancaman terhadap validitas kan diri pada penilaian manusia yang bisa
internal teridentifikasi maka MKC akan salah serta analisis statistika untuk
mengidentifikasi prosedur yang memper- menentukan apakah ancaman terhadap
kecil kemungkinan terjadinya ancaman validitas telah terjadi sesudah penelitian
terhadap validitas internal serta mengiden- selesai. Mengutip Light, Singer & Willet
tifikasi unsur khusus yang dapat ditambah- yang menulis “anda tak bisa memperbaiki
kan pada rancangan sehingga ancaman dengan analisis apa yang telah anda kerja-
tersebut hilang. Misalnya, penempatan kan secara ceroboh dengan rancangan”,
secara acak partisipan ke dalam kondisi Shadish dan Cook (1999) menegaskan “Jika
perlakuan merupakan elemen umum ran- tiba pada inferensi kausal dari eksperimen-
cangan. Jika maturasi merupakan ancaman kuasi, rancangan berkuasa, bukan
Buletin Psikologi 31
HASTJARJO
32 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
variabel dependen. Kedua, model tersebut mungkin berasal dari populasi berbeda.
membutuhkan sebuah pernyataan yang Pada kenyataannya peneliti mempunyai
tepat mengenai dua perlakuan yang estimasi tentang
dibandingkan. Misalnya, pernyataan terse-
µT(A) - µC(B) (2)
but digambarkan dalam rumusan opera-
sional mengenai kedua perlakuan itu oleh Analisis konseptual Rubin membu-
peneliti. Contoh lain adalah kedua tuhkan asumsi tambahan jika pemban-
perlakuan dapat dibandingkan hanya bagi dingan antara dua kelompok yang
subset orang yang berpotensi mendapatkan ditunjukkan di persamaan 2 merupakan
salah satu perlakuan. Contoh kasus lain lagi pembandingan ideal seperti yang
adalah bahwa peneliti harus secara seksama ditunjukkan oleh persamaan 1A atau 1B.
mengembangkan konseptualisasi mengenai
perlakuan alternatif yang berpotensi Eksperimen Acak
diberikan kepada seorang individu (misal
Para peneliti menilai rancangan eksperimen
dibandingkan dengan perlakuan apa?).
acak adalah rancangan “baku emas (golden
Ketiga, model tersebut membuat jelas bahwa
standard)”. Proses penempatan secara acak
peneliti mampu mengamati dua kumpulan
yang tepat terhadap partisipan ke dalam
partisipan, yaitu (a) kelompok A yang
kondisi perlakuan menghasilkan harapan
mendapat T dan (b) kelompok B yang
bahwa kondisi perlakuan akan secara
mendapat C. Kelompok A dan B mungkin
statistik independen dari baseline kovariat
kelompok yang sudah terbentuk (misal dua
dalam populasi. Independensi statistik
komunitas) atau mereka mungkin kum-
menunjukkan bahwa distribusi kovariat
pulan partisipan yang terseleksi atau telah
yang terukur maupun tak terukur, secara
ditugaskan untuk menerima kondisi T atau
rerata, akan seimbang (misal, mempunyai
C. Sebuah konsep yang paling penting lagi
distribusi sama pada baseline dibawah
adalah konsep dampak potensial (potential
kondisi T dan C). Dua implikasi dari
outcomes) dari dua kelompok hipotetis,
independensi statistik adalah (a) rerata
yakni (c) kelompok A yang mendapat C dan
kondisi T dan C akan sama pada semua
(d) kelompok B yang mendapat T.
kemungkinan kovariat yang terukur
Bayangkan bahwa peneliti akan harus
maupun tak terukur pada saat baseline, (b)
membandingkan rerata dampak dari kedua
kovarians penempatan pada perlakuan dan
perlakuan tadi. Secara statistika, menurut
kovariat yang terukur atau tidak terukur
rancangan ideal maka apa yang peneliti
pada baseline akan bernilai sama dengan 0.
idealnya ingin miliki adalah estimasi baik
Harapan ini berimplikasi bahwa tidak
dari:
terdapat perbedaan pada kovariat potensial
µT(A) - µC(A) atau (1A) antara kelompok T dan C pada saat awal
µT(B) - µC(B) (1B) eksperimen dalam populasi. Harapan ini
merupakan landasan kuat bagi inferensi
A dan B merupakan kelompok yang kausal, meskipun dalam sebuah eksperimen
mendapatkan perlakuan. Baik persamaan tidak ada jaminan bahwa rerata level
1A dan 1B menggambarkan efek kausal pengukuran pra-perlakuan dari dua kondisi
rata-rata. Penting untuk dicatat bahwa perlakuan akan tidak berbeda pada kovariat
persamaan 1A dan 1B mungkin bukan tertentu.
menunjukkan efek kausal rata-rata yang
sama sebab kelompok A dan kelompok B
Buletin Psikologi 33
HASTJARJO
34 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
Kegagalan memenuhi asumsi ini yang SUTVA mempunyai dua subasumsi, yakni
umum terjadi adalah partisipan menolak (a) tidak ada interferensi antara unit-unit,
menjawab pertanyaan, mengundurkan diri yakni dampak yang diobservasi pada
sebelum pengukuran pasca perlakuan, atau sebuah unit tidak dipengaruhi oleh
pindah alamat dalam penelitian perlakuan yang didapatkan oleh unit lain,
longitudinal. Dengan adanya ketaatan yakni bahwa baik Yi(1) atau Yi(0) tidak
penuh terhadap perlakuan, maka hanya jika dipengaruhi oleh perlakuan apapun yang
atrisi berbeda antara kondisi T dengan C diterima oleh unit lain, serta (b) tidak ada
yang akan secara teoretis menimbulkan versi tersembunyi dari perlakuan; tidak
problem. peduli bagaimana unit i menerima perla-
Ketiga, Stable Unit Treatment Value kuan 1, dampak yang akan diobservasi akan
Assumption yang disingkat SUTVA. Model menjadi Yi(1) serta secara sama bagi unit
Kausal Rubin bertumpu pada asumsi utama yang mendapat perlakuan 0. Keempat, Efek
yaitu SUTVA yang menyatakan bahwa perlakuan yang konstan (opsional). Dengan
representasi dampak potensial serta efek mempertimbangkan bahwa penempatan
mencerminkan semua nilai yang dapat acak dan tiga asumsi di atas telah terpenuhi,
diobservasi dalam sebuah eksperimen maka MKR memberikan estimasi tidak bias
(Shadish, 2010). SUTVA adalah asumsi tentang efek kausal rata-rata, yakni µT- µC
apriori bahwa nilai Y akan sama untuk unit sebuah efek yang mencirikan populasi
u jika diberikan perlakuan t tidak peduli partisipan yang dapat dirandomisasi. MKR
mekanisme apa yang digunakan untuk menitikberatkan pada efek kausal rata-rata
menempatkan perlakuan t kepada unit u ini. Akan tetapi efek kausal rata-rata ini
serta tidak peduli perlakuan apa yang tidak dapat dikhususkan pada seseorang
diberikan kepada unit lain serta hal ini partisipan, µT(u) - µC(u) efek kausal indivi-
berlaku bagi semua u = 1.....N dan semua t = dual jika eksperimen ideal dapat dilakukan
1....T (Rubin, 1986, h. 961). Tujuan asumsi pada partisipan yang sama pada saat yang
SUTVA adalah menjamin bahwa sebuah sama pada konteks sama. Estimasi tidak
nilai respon akan diamati untuk seseorang bias terhadap efek kausal individual dalam
partisipan di bawah T dan sebuah nilai konteks rancangan eksperimen antar-subjek
respon (diharapkan berbeda) teramati di yang ditempatkan secara acak akan dapat
bawah C. Misalnya, partisipan dalam tercapai dengan menambahkan asumsi
eksperimen prevensi HIV mungkin bahwa efek perlakuan akan konstan sebuah
memiliki penurunan risiko ketularan HIV nilai tunggal akan mencirikan semua
jika partner seksualnya juga seseorang yang partisipan.
dikenakan kondisi perlakuan efektif dari- Bagaimana jika asumsi-asumsi di atas
pada seorang yang dikenakan perlakuan tidak dipenuhi atau dilanggar? MKR
tidak efektif. Contoh lain misalnya menge- menyodorkan konsep LATE (Local Average
nai eksperimen tentang efek cara Treament Effect, Efek perlakuan rata-rata
pengajaran baru yang pernah diuraikan di lokal). Sebelum membahas LATE, perlu
atas, siswa yang dikenakan instruksi penga- memahami dulu kategorisasi partisipan
jaran baku mungkin akan mendapatkan menjadi empat (4) kelompok: Adheres,
bahan metode pengajaran dengan bantuan Always takers, Never takers, dan Defiers.
komputer dari siswa temannya yang Partisipan taat (Adheres) adalah partisipan
dikenakan pengajaran berbantuan kom- yang patuh pada kondisi perlakuan yang
puter. Rubin (2005) menjelaskan asumsi dikenakan kepada mereka. Always takers
Buletin Psikologi 35
HASTJARJO
adalah partisipan yang tidak patuh pada memberi peringatan terhadap penggunaan
kondisi perlakuan yang didapat sebab cara praktis oleh Campbell untuk melaku-
meski berada di kelompok kontrol mereka kan prevensi ancaman terhadap validitas
akan mencari perlakuan. Never takers adalah internal. Kedua perspektif bersifat komple-
partisipan yang selalu menolak perlakuan. menter.
Defiers adalah partisipan yang mencari West dan Thoemmes (2010) mengu-
perlakuan saat di kelompok kontrol dan raikan dua perbedaan antara perspektif
sebaliknya mencari kondisi kontrol saat di MKC dengan MKR, yani MKR lebih
kelompok perlakuan. Efek perlakuan rata- menekankan faktor kepatuhan penuh
rata lokal (LATE) adalah pembandingan terhadap perlakuan serta asumsi SUTVA
antara partisipan taat yang dikenai kondisi dibandingkan MKC. Perbedaan tradisi
perlakuan dengan partisipan taat yang Rubin dengan Campbell berkaitan dengan
dikenai kondisi kontrol. Efek perlakuan kepatuhan terhadap perlakuan serta asumsi
rata-rata lokal dapat dihitung dengan SUTVA tampaknya berkaitan dengan
rumus: perbedaan dalam penekanan di teori
YT YC mereka. Pertama, Rubin bertumpu pada
LATE
T pengerjaan yang tepat untuk merumuskan
perlakuan, tapi bagi Campbell rumusan
Dimana T merupakan proporsi partisipan operasional hanya merupakan contoh dari
patuh dalam kondisi perlakuan, konstruk yang berkaitan dengan perlakuan
𝑇 adalah rerata kelompok T, c adalah yang digunakan dalam sebuah eksperimen
rerata kelompok C dari analisis ITT (Intent tertentu. Kedua, Rubin mengandalkan pada
to Treat). presisi kerangka dampak potensial, sedang-
kan tradisi Campbell lebih menggunakan
Membandingkan Dua Perspektif MKC dengan prinsip kontrafaktual secara umum.
MKR mengenai Eksperimen Acak Perbedaan ini tampaknya mencerminkan
penekanan dalam tradisi Rubin merumus-
West dan Thoemmes (2010) menyatakan
kan kondisi yang cukup untuk mendapat-
bahwa kedua perspektif secara umum
kan estimasi tepat besaran efek kausal
banyak memiliki kesepakatan dalam
sedangkan tradisi Campbell tampak lebih
mengkaji eksperimen acak. Kedua
menekankan konklusi yang jelas mengenai
perspektif berpendapat bahwa penempatan
arah efek kausal.
secara acak akan menghasilkan estimasi
yang tidak bias tentang besaran serta arah
Studi Observasional
efek kausal. Model MKC lebih menitik-
beratkan metode praktis untuk mencegah Studi observasional adalah penelitian yang
ancaman terhadap validitas internal bertujuan menentukan inferensi kausal,
sedangkan MKR memfokuskan pada namun perlakuan tidak bisa dikenakan
pengembangan asumsi tambahan yang secara random oleh peneliti. Khususnya,
mampu menghasilkan penyesuaian analitis sebuah rancangan dengan kelompok T dan
yang tepat bagi permasalahan sehingga kelompok C dengan pengukuran baseline
besaran yang tepat mengenai efek kausal kovariat, seringkali terdapat pengukuran
dapat diestimasi. MKC masih mau memakai pra perlakuan mengenai dampak.
prosedur penyesuaian statistik Rubin Rancangan ini oleh Campbell dan Stanley
seperti dalam tulisan Shadish et al. (2002, (1966) disebut nonequivalent control group
bab 10) dilain pihak MKR juga tidak design. Studi observasional mewarisi semua
36 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
Buletin Psikologi 37
HASTJARJO
38 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
Pembandingan Perspektif MKC dengan MKR besar sampel yang memadai dan penggu-
mengenai Studi Observasional naan pengukuran yang reliabel agar
mampu meminimalkan kemungkinan tidak
Perspektif Campbell menekankan identifi-
terdeteksinya efek perlakuan yang sesung-
kasi ancaman terhadap validitas dan
guhnya. Ketiga, tradisi MKC meniadakan
memakai fitur rancangan tertentu untuk
ancaman terhadap validitas eksperimen
meniadakan ancaman terhadap validitas
secara dikotomis: ya atau tidak samasekali
yang mengancam rancangan tertentu.
(all or none), yakni ancaman dihilangkan
Strategi ini mendasarkan diri pada penge-
atau tidak dapat menghilangkan ancaman
tahuan ilmiah mutakhir. Strategi ini
samasekali. Reichardt sebagaimana dikutip
mengembangkan sekumpulan hipotesis
West & Thoemess (2010) mengembangkan
yang kompleks mengenai pola hasil yang
prosedur memerinci besaran porsi ancaman
akan seharusnya terlihat di berbagai
yang akan dihilangkan, meski prosedur ini
rangkaian banyak elemen rancangan dan
masih dalam pengembangan lebih lanjut.
membandingkan hasil amatan dengan hasil
yang seharusnya. Konteks penelitian terten- Tradisi Rubin menekankan perkem-
tu akan menentukan ancaman terhadap bangan teori matematis yang elegan yang
validitas tertentu serta elemen rancangan mencoba menghasilkan pencocokan berba-
yang akan dijadikan sasaran. Tidak ada gai pengukuran kovariat antara kelompok
rancangan manapun yang menjadi lebih perlakuan dan kontrol. Pencocokan skor
diutamakan terkecuali rancangan acak. propensitas dapat menghasilkan estimasi
Sejauh hasil cocok dengan pola yang yang tidak bias dari efek kausal. Kunci
dihipotesiskan maka elemen rancangan utama keberhasilan model skor propensitas
akan meniadakan variabel pencemar yang terletak pada kualitas input ilmiah yang
berpotensi mampu memberi penjelasan lain tidak salah terkait pemilihan kovariat pada
terhadap hasil eksperimen. Kegagalan baseline. Tradisi Campbell skeptis terhadap
untuk mencocokan dengan pola hipotesis pencocokan dan tidak memperlakukan
akan menciptakan ketidakpastian mengenai pencocokan lebih utama dibandingkan
apakah ada efek kausal yang sebenarnya. elemen rancangan. Ada empat keberatan
utama yang patut diajukan pada tradisi
Ada tiga alasan utama mengapa
Rubin menurut West & Thoemess (2010)
perspektif Campbell akan dapat mengalami
mengutip Campbell & Erlebacher. Pertama,
permasalahan (West & Thoemess, 2010).
kemungkinan kovariat penting malah tidak
Pertama, tidak semua upaya ilmiah bahkan
disertakan. Kedua, Pengukuran kovariat
pengetahuan ilmiah mutakhir bebas dari
yang penting mungkin reliabilitasnya
kesalahan sehingga mungkin upaya ilmiah
rendah sehingga penyesuaian yang
tersebut tidak akurat. Masih belum ada
dilakukan tidak sempurna. Ketiga, dalam
kepastian bahwa semua ancaman terhadap
beberapa situasi penelitian, partisipan di
validitas telah berhasil diidentifikasi.
kelompok T dan C kemungkinan berkem-
Kedua, sebagian pola hasil yang dihipote-
bang dengan laju yang berbeda, sebuah
siskan menggambarkan prediksi “tak ada
pencemar yang mungkin tidak terdeteksi
perbedaan”, misalnya dua kelompok
oleh penggunaan kovariat pada baseline.
kontrol yang berbeda diharapkan tidak
Keempat, kemungkinan tidak terdapat
berbeda hasilnya satu sama lain; sebuah
tumpang tindih yang cukup memadai
variabel dependen tidak setara diharapkan
dalam hal variabel kovariat antara
tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Namun
kelompok T dengan C.
perlu diperhatikan untuk mendapatkan
Buletin Psikologi 39
HASTJARJO
40 Buletin Psikologi
INFERENSI KAUSAL DONALD CAMPBELL DENGAN DONALD RUBIN
Buletin Psikologi 41