Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PROJECT :
PEMBUATAN ENERGI TERBAHARUKAN / BIOENERGI
A. Latar Belakang :
1
PENDAHULUAN
pertumbuhan kendaraan yang juga pesat. Pertumbuhan kendaraan ini tidak diikuti
dengan penyediaan bahan bakar yang memadai. Kekurangan bahan bakar yang
terjadi ini dapat ditanggulangi dengan memulai peralihan pembuatan bahan bakar
yang berasal dari sumber hayati. Salah satunya adalah beralih menggunakan
tahun 2010, konsumsi etanol di dunia diperkirakan mencapai 82,13 juta liter dan
ditahun 2015 diperkirakan meningkat 171,23 juta liter (Raya Industrial, 2010).
Secara umum bioetanol merupakan cairan hasil proses fermetasi gula dari
dengan bantuan bahan kimia. Bioetanol dapat dibuat dari tiga kelompok bahan
seperti jagung dan ubi-ubian, serta bahan berserat berupa limbah pertanian yang
bioetanol dari bahan yang mengandung gula relatif lebih mudah dan murah
dibandingkan bahan berpati dan berselulosa, hal ini disebabkan karena pada bahan
proses liquifikasi, pemasakan, sakarifikasi dan hidrolisis. Tetapi jika ditinjau dari
segi harga bahan baku, bahan yang mengandung gula lebih mahal dari bahan
baku yang banyak terdapat di Indonesia, seperti singkong, tebu, aren, dan jagung.
Pembuatan bioetanol dari bahan yang kurang memiliki nilai jual dan kurang
membuat bioetanol dari pati sagu, jagung, ada yang membuat dari tongkol jagung,
Sumatera Selatan sekitar 165,250 ton. Namun selama ini pemanfaatan singkong
lebih kepada sebagai sumber bahan pangan untuk berbagai olahan karna akan
singkong memiliki daya tahan terhadap penyakit yang relatif tinggi, singkong
dapat tumbuh pada lahan kurang subur dan kering, masa panen tidak diburu waktu
sehingga bisa dijadikan lumbung hidup, serta daun dan umbinya dapat dijadikan
singkong yang ada yaitu singkong karet (Manihot galziovi) merupakan singkong
manis yang adalah jenis singkong yang dapat dikonsumsi langsung dan jenis
singkong pahit yang harus diolah atau diproses terlebih dahulu. Menurut Winarno
F.G (1995), singkong dapat dibedakan berdasarkan warna, rasa, umur dan
Singkong karet termasuk jenis singkong pahit, hal ini disebabkan karena
kadar sianida yang dimiliki oleh singkong karet pada umumnya > 150 mg/Kg
singkong. Kadar HCN yang dimiliki oleh singkong karet ini berdampak langsung
pada jumlah pati yang dimiliki oleh singkong tersebut. Semakin tinggi kadar HCN
yang rasanya pahit, kadar pati semakin meningkat dan sebaliknya. Dengan
tingginya kadar pati tersebut, umumnya hanya industri besar yang mau
menggunakan pati dari singkong karet terlebih pada industri pembuatan tepung
tapioka.
[22/5 09.17] Mas ikyy: 3
maksimal oleh masyarakat. Hal ini sangat disayangkan, oleh karena umbi
singkong karet hanya digunakan untuk pembuatan tepung tapioka oleh mayoritas
umbi singong karet menjadi produk yang mempunyai nilai guna yaitu dengan
diproses menjadi alkohol dalam hal ini adalah bioetanol dengan cara yang sangat
karet sebagai bahan baku untuk diproses menjadi bioetanol karena kadar
1.2.Tujuan Penelitian
Dari uraian singkat diatas, maka tujuan peelitian ini antara lain:
kadar tertinggi dari singkong karet. 2. Mengamati pengaruh jenis ragi (Saccharomyces
cerevisiae dan
yang dihasilkan.
dihasilkan.
kualitas bioetanol.
[22/5 09.18] Mas ikyy: 4
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari bahan alam. Pada penelitian ini
digunakan dua jenis ragi untuk mengubah glukosa menjadi bioetanol. Namun
permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah kadar glukosa yang
dihasilkan pada saat proses hidrolisa. Kadar glukosa yang terbentuk akan sangat
menentukan kadar glukosa yang dihasilkan karna apabila kadar glukosa melebihi
c. Langkah Kerja :
1. beli singkong 2kg
2. dan ragi 5 butir
3. dikupas
4. di cuci
5. di rebus
6. di tunggu 30 menit setelah masak lalu di angkat setelah itu di diamkan sehingga
diingin
7. kemudian ditaburi ragi setelah itu dibungkus dengan daun pisang di diamkan selama
3 hari
C. Proses Destilasi:
a. Alat Beserta Jumlah :
Destilasi adalah salah satu metode pemurnian dengan cara memisahkan dua atau lebih
komponen- komponen dalam suatu cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-
masing komponen. Pemurnian etanol pada umumnya menggunakan proses destilasi. Pada
proses destilasi etanol, larutan fermentasi yang terdiri dari campuran etanol, air dan
bahan- bahan lainnya dipisahkan pada tekanan atmosfir dengan suhu tertentu. Pada suhu
100oC air mendidih dan akan menguap, sedangkan etanol mendidih pada suhu sekitar
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses
pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini
tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum
Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula
komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana
bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup.
3 Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian
fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya
adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan
mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27
s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara
anaerob). Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak
terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Dengan kata lain,dari persiapan
baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada kondisi bebas kontaminan.
Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada
suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap
lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam
distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan
ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan bagian terpenting dari
keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan tenaga
operator yang sudah menguasai teknik penyulingan ethanol. Selain operator, untuk
mendapatkan hasil penyulingan ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman
tentang teknik fermentasi dan peralatan distillator yang berkualitas.
D. JADWAL PERCOBAAN
Tanggal Pelaksanaan
2 3 4 1 2
A. Fermentasi
Percobaan 1:
1. Persiapan 28 1
2. Pelaksanaan 28 1
3. Pengamatan 28 1
Percobaan 2:
1. Persiapan 29 3
2. Pelaksanaan 29 3
Percobaan 3:
1. Persiapan 30 7
2. Pelaksanaan 30 7
3. Pengamatan 30 7
B. Destilasi 8
D. HASIL PERCOBAAN
Massa Massa ragi Durasi Volume Air Volume
singkong waktu hasil alkohol (ml)
(gram)
fermentasi percobaan (ml)
(gram)
Penggunaan Variabel
Variabel Kontrol
Variable kontrol merupakan variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen / variabel bebas terhadap variabel dependen / variabel
tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel bebas
Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 10
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor–faktor
yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara
fenomena yang diobsevasi atau diamati.
Variabel terikat
Variable terikat merupakan variabel tergantung (Dependent Variables). Variabel terikat
adalah faktor–faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
varibel bebas, yaitu factor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai yang
diperkenalkan oleh peneliti.
E. KESIMPULAN