You are on page 1of 12

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Project Base Learning

JUDUL PROJECT :
PEMBUATAN ENERGI TERBAHARUKAN / BIOENERGI

Ketua Kelompok : Septian dwiky irvandi (X TKRO 3)


Anggota 1 :Abdul hedi(X TKRO 3)
Anggota 2 : Kholil haq saifour rizal ( X TKRO 3)
Anggota 3 : Ahmad irfan sakir anwari(X TKRO 3)
Anggota 4 : Nanda nanang D.W.S (X TKRO 3)
Anggota 5 : Lutfi hamdHamdani (X TKRO 3)

SMK Negeri 2 Kraksaan


Jl. Diponegoro No. 05 Sidomukti Telp. (0335) 846407 Kecamatan Kraksaan
Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur Kode Pos 67282
2023
DATA PENGAMATAN PRODUKSI ENERGI TERBAHARUKAN / BIOENERGI

A. Latar Belakang :
1

PENDAHULUAN

Ditengah pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, pasti diikuti dengan

pertumbuhan kendaraan yang juga pesat. Pertumbuhan kendaraan ini tidak diikuti

dengan penyediaan bahan bakar yang memadai. Kekurangan bahan bakar yang

terjadi ini dapat ditanggulangi dengan memulai peralihan pembuatan bahan bakar

yang berasal dari sumber hayati. Salah satunya adalah beralih menggunakan

bioetanol pada sejumlah bidang kehidupan. Kebutuhan etanol di dunia untuk

berbagai penggunaan semakin bertambah beberapa tahun belakangan ini. Pada

tahun 2010, konsumsi etanol di dunia diperkirakan mencapai 82,13 juta liter dan

ditahun 2015 diperkirakan meningkat 171,23 juta liter (Raya Industrial, 2010).

Secara umum bioetanol merupakan cairan hasil proses fermetasi gula dari

sumber karbohidrat dengan menggunakan bantuan mikroorganisme ataupun

dengan bantuan bahan kimia. Bioetanol dapat dibuat dari tiga kelompok bahan

Scientifict Paper for PjBL BioEnergi_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 1


baku yaitu bahan yang mengandung gula seperti tebu dan nira, bahan berpati

seperti jagung dan ubi-ubian, serta bahan berserat berupa limbah pertanian yang

saat ini terus dikembangkan di negara maju (Humasristek, 2006). Pembuatan

bioetanol dari bahan yang mengandung gula relatif lebih mudah dan murah

dibandingkan bahan berpati dan berselulosa, hal ini disebabkan karena pada bahan

yang mengandung gula tidak perlu perlakuan pendahuluan (pretreatment) seperti

proses liquifikasi, pemasakan, sakarifikasi dan hidrolisis. Tetapi jika ditinjau dari

segi harga bahan baku, bahan yang mengandung gula lebih mahal dari bahan

berpati dan berselulosa.

Menurut Anonim (2007), bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan

baku yang banyak terdapat di Indonesia, seperti singkong, tebu, aren, dan jagung.

Pembuatan bioetanol dari bahan yang kurang memiliki nilai jual dan kurang

bermanfaat akan sangat menguntungkan. Menurut Lutfi (2008), ada yang

membuat bioetanol dari pati sagu, jagung, ada yang membuat dari tongkol jagung,

dan ada yang [22/5 09.17] Mas ikyy: 2

ditentukan oleh aktifitas khamir dengan substrat gula yang terfermentasi,

ketersediaan nutrisi, pH, ketersediaan oksigen, suhu fermentasi, waktu fermentasi,

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 2


dan penambahan starter

Menurut data BPS tahun 2013, produksi singkong secara umum di

Sumatera Selatan sekitar 165,250 ton. Namun selama ini pemanfaatan singkong

lebih kepada sebagai sumber bahan pangan untuk berbagai olahan karna akan

lebih menjanjikan. Singkong memiliki kelebihan dalam bidang pertanian, yaitu

singkong memiliki daya tahan terhadap penyakit yang relatif tinggi, singkong

dapat tumbuh pada lahan kurang subur dan kering, masa panen tidak diburu waktu

sehingga bisa dijadikan lumbung hidup, serta daun dan umbinya dapat dijadikan

aneka makanan (Pinus Lingga, 1986).

Walaupun singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pada

beberapa jenis singkong tertentu juga dapat menimbulkan keracunan, karena

singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun, yaitu linamarin dan

lotaustralin, keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Salah satu

singkong yang ada yaitu singkong karet (Manihot galziovi) merupakan singkong

pohon yang mengandung senyawa beracun yaitu asam sianida (HCN).

Tumbuhan singkong berdasarkan deskripsi varietas singkong, maka

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 3


penggolongan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jenis singkong

manis yang adalah jenis singkong yang dapat dikonsumsi langsung dan jenis

singkong pahit yang harus diolah atau diproses terlebih dahulu. Menurut Winarno

F.G (1995), singkong dapat dibedakan berdasarkan warna, rasa, umur dan

kandungan sianidanya (HCN).

Singkong karet termasuk jenis singkong pahit, hal ini disebabkan karena

kadar sianida yang dimiliki oleh singkong karet pada umumnya > 150 mg/Kg

singkong. Kadar HCN yang dimiliki oleh singkong karet ini berdampak langsung

pada jumlah pati yang dimiliki oleh singkong tersebut. Semakin tinggi kadar HCN

yang rasanya pahit, kadar pati semakin meningkat dan sebaliknya. Dengan

tingginya kadar pati tersebut, umumnya hanya industri besar yang mau

menggunakan pati dari singkong karet terlebih pada industri pembuatan tepung

tapioka.
[22/5 09.17] Mas ikyy: 3

Pada kenyataannya umbi singkong karet kurang dimanfaatkan secara

maksimal oleh masyarakat. Hal ini sangat disayangkan, oleh karena umbi

singkong karet hanya digunakan untuk pembuatan tepung tapioka oleh mayoritas

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 4


industri di indonesia. Maka akan sangat menguntungkan apabila dapat mengubah

umbi singong karet menjadi produk yang mempunyai nilai guna yaitu dengan

diproses menjadi alkohol dalam hal ini adalah bioetanol dengan cara yang sangat

sederhana. Karena umbi singkong karet mengandung karbohidrat, sehingga dapat

digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol melalui proses fermentasi.

Oleh karena itulah, pada penelitian ini peneliti menggunakan singkong

karet sebagai bahan baku untuk diproses menjadi bioetanol karena kadar

karbohidrat yang dimiliki oleh singkong karet sangat tinggi.

1.2.Tujuan Penelitian

Dari uraian singkat diatas, maka tujuan peelitian ini antara lain:

1. Mengamati kadar glukosa optimum untuk pembuatan bioetanol dengan

kadar tertinggi dari singkong karet. 2. Mengamati pengaruh jenis ragi (Saccharomyces
cerevisiae dan

Debaryomyces hansenii) terhadap kualitas bioetanol dari singkong karet

yang dihasilkan.

3. Mengamati pengaruh waktu fermentasi terhadap kualitas bioetanol yang

dihasilkan.

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 5


1.3.Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan informasi kadar optimum glukosa untuk pembuatan

bioetanol dengan kadar tertinggi.

2. Mengetahui pengaruh dari jenis ragi yang digunakan terhadap kadar

bioetanol yang dihasilkan.

3. Memperoleh informasi mengenai pengaruh waktu fermentasi terhadap

kualitas bioetanol.
[22/5 09.18] Mas ikyy: 4

1.4. Rumusan Masalah

Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari bahan alam. Pada penelitian ini

digunakan dua jenis ragi untuk mengubah glukosa menjadi bioetanol. Namun

permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah kadar glukosa yang

dihasilkan pada saat proses hidrolisa. Kadar glukosa yang terbentuk akan sangat

menentukan kadar glukosa yang dihasilkan karna apabila kadar glukosa melebihi

jumlah tertentu maka akan menyebabkan pembentukan etanol akan terganggu.

Dalam penelitian ini juga diamati pengaruh lama fermentasi terhadap

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 6


pembentukan etanol dan kadar yang dihasilkan karna ragi memiliki waktu tertentu

sampai mencapai death phase-nya.


B. Proses Fermentasi:
a. Alat Beserta Jumlah :
1. Panci
2. daun pisang
3 .pisau
3. wadah
4. botol
b. Bahan
1. singkong 2kg
2. ragi 5 butir

c. Langkah Kerja :
1. beli singkong 2kg
2. dan ragi 5 butir
3. dikupas
4. di cuci
5. di rebus
6. di tunggu 30 menit setelah masak lalu di angkat setelah itu di diamkan sehingga
diingin
7. kemudian ditaburi ragi setelah itu dibungkus dengan daun pisang di diamkan selama
3 hari

C. Proses Destilasi:
a. Alat Beserta Jumlah :
Destilasi adalah salah satu metode pemurnian dengan cara memisahkan dua atau lebih
komponen- komponen dalam suatu cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-
masing komponen. Pemurnian etanol pada umumnya menggunakan proses destilasi. Pada
proses destilasi etanol, larutan fermentasi yang terdiri dari campuran etanol, air dan
bahan- bahan lainnya dipisahkan pada tekanan atmosfir dengan suhu tertentu. Pada suhu
100oC air mendidih dan akan menguap, sedangkan etanol mendidih pada suhu sekitar

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 7


78oC. Perbedaan titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol dan
air.
c. Langkah Kerja :
1 Kupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah
berukuran kecil-kecil.

2 Liquifikasi dan Sakarifikasi

Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses
pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini
tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum
Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula
komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana
bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup.

3 Fermentasi

Pada tahap ini, tepung telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian
fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya
adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan
mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27
s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara
anaerob). Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak
terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Dengan kata lain,dari persiapan
baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada kondisi bebas kontaminan.
Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2.

Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah


antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi
menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu II.
Liquifikasi dan Sakarifikasi

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 8


4 Distilasi.

Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada
suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap
lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam
distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan
ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan bagian terpenting dari
keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan tenaga
operator yang sudah menguasai teknik penyulingan ethanol. Selain operator, untuk
mendapatkan hasil penyulingan ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman
tentang teknik fermentasi dan peralatan distillator yang berkualitas.

D. JADWAL PERCOBAAN

Tanggal Pelaksanaan

April Mei (Minggu)


Kegiatan
(Minggu)

2 3 4 1 2

A. Fermentasi

Percobaan 1:

1. Persiapan 28 1

2. Pelaksanaan 28 1

3. Pengamatan 28 1

Percobaan 2:

1. Persiapan 29 3

2. Pelaksanaan 29 3

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 9


3. Pengamatan 29 3

Percobaan 3:

1. Persiapan 30 7

2. Pelaksanaan 30 7

3. Pengamatan 30 7

B. Destilasi 8

D. HASIL PERCOBAAN
Massa Massa ragi Durasi Volume Air Volume
singkong waktu hasil alkohol (ml)
(gram)
fermentasi percobaan (ml)
(gram)

Percobaan 1 2000 gram 5 keping 3 hari 120 (ml)

Percobaan 2 3000 gram 6 keping 4 hari 160 (ml)

Percobaan 3 4000 gram 8 keping 7 hari 220 (ml)

Penggunaan Variabel

Variabel Kontrol
Variable kontrol merupakan variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen / variabel bebas terhadap variabel dependen / variabel
tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

Variabel bebas
Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 10
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor–faktor
yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara
fenomena yang diobsevasi atau diamati.

Variabel terikat
Variable terikat merupakan variabel tergantung (Dependent Variables). Variabel terikat
adalah faktor–faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
varibel bebas, yaitu factor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai yang
diperkenalkan oleh peneliti.

E. KESIMPULAN

Di setiap percobaan kami bedakan dari percobaan sebelumnya karena penasaran,


warna air tape yang lebih lama menjadi pudar dari pada percobaan yang cepat

Scientifict Paper for PjBL Briket_SMKN 2 Kraksaan_ X Second_2023 Page 11

You might also like