You are on page 1of 12

Jurnal Ilmiah Farmako Bahari

Journal Homepage : https://journal.uniga.ac.id/index.php/JFB

FORMULATION OF ANTIHYPERPIGMENTATION CREAM FROM


LONGAN FRUIT SEED EXTRACT (Euphoria longan [Lour])
Vina Purnamasari M, A. Hasrawati, Aztriana Toha

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia


Jl. Urip Sumohardjo Km. 5, Makassar, Sulawesi Selatan

Korespondensi: Vina Purnamasari M (vina.purnamasari@umi.ac.id)

ARTICLE HISTORY
Received: 25 December 2019 Revised: 16 January 2020 Accepted: 30 January 2020

Abstract
The process of hyperpigmentation involves the activity of an enzyme, called
tyrosinase. One of the plants that function as antihyperpigmentation is longan fruit
seeds. it contains gallic acid, flavone glycosides, and hydroxynamic with the main
content of flavones where gallic acid has activity as an inhibitor of the tyrosinase
enzyme. This study aims to obtain an antihyperpigmentation cream formula of
longan seed extract (Euphoria longan [Lour]) that is stable and has good
pharmaceutic properties based on the evaluation of stability and does not irritate the
skin. The study design used experimental laboratory research.
Antihyperpigmentation cream with varying concentrations of Triethanolamine and
Stearic Acid is made in 2 formulas. Formula 1 was with a concentration of
Triethanolamine: Stearic Acid of 2%: 6% and formula 2 of 3%: 9%. The results of
the research on both formulas showed that organoleptic testing did not experience
changes in odor, color and consistency before and after forced conditions, the pH
measurements showed that both formulas had the same pH 7 before forced
conditions and pH 7.9 after forced conditions, homogeneity tests show
homogeneous formulas, in emulsion type tests it shows that both formulas have m /
a emulsion types before and after forced conditions, in spreading power tests show
an increase in spreadability, reogram both formulas showing plastic flow and on
irritation testing showed no irritation either primary or secondary irritation. The
conclusion of this research is that longan fruit seed extract can be made in the form
of antihyperpigmentation cream that meets pharmaceutical stability testing.
However, formula 2 shows optimal stability and good pharmaceutic properties
compared to formula 1. In addition, the use of 1% extract does not irritate the skin so
it is safe to use on the skin.

Key words: antihyperpigmentation, longan fruit seed extract, cream

FORMULASI KRIM ANTIHIPERPIGMENTASI EKSTRAK BIJI


BUAH LENGKENG (Euphoria longan [Lour])
Abstrak
Proses hiperpigmentasi melibatkan aktivitas suatu enzim, yaitu tirosinase. Salah
satu tanaman yang berfungsi sebagai antihiperpigmentasi adalah biji buah lengkeng
karena mengandung asam galat, glikosida flavon, dan hidroksinamat dengan
kandungan utama flavon dimana asam galat memiliki aktivitas sebagai inhibitor
enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu formula krim

ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 9
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng (Euphoria longan [Lour]) yang stabil
dan memiliki sifat farmaseutik yang baik berdasarkan evaluasi kestabilan serta tidak
mengiritasi kulit. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental
laboratorium. Krim antihiperpigmentasi dengan variasi konsentrasi bahan
pengemulsi Triethanolamin dan Asam Stearat dibuat dalam 2 formula. Formula 1
dengan konsentrasi Triethanolamin : Asam Stearat sebesar 2% : 6% dan formula 2
sebesar 3% : 9%. Hasil penelitian pada kedua formula menunjukkan bahwa pada
pengujian organoleptik tidak mengalami perubahan bau, warna dan konsistensi
sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan, pada pengukuran pH menujukkan bahwa
kedua formula memiliki pH yang sama yaitu pH 7 sebelum kondisi dipaksakan dan
pH 7,9 sesudah kondisi dipaksakan, pada pengujian homogenitas menunjukkan
formula homogen, pada pengujian tipe emulsi menunjukkan bahwa kedua formula
mempunyai tipe emulsi m/a sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan, pada
pengujian daya sebar menunjukkan peningkatan daya sebar, reogram kedua
formula menunjukkan aliran plastis dan pada pengujian iritasi menunjukkan tidak
terjadi iritasi baik iritasi primer maupun iritasi sekunder. Kesimpulan dari penelitian
ini bahwa ekstrak biji buah lengkeng dapat dibuat dalam bentuk krim
antihiperpigmentasi yang memenuhi pengujian kestabilan farmaseutik namun
formula 2 menunjukkan kestabilan yang optimal dan sifat farmaseutik yang baik
dibandingkan formula 1. Selain itu penggunaan 1% esktrak tidak mengiritasi kulit
sehingga aman digunakan pada kulit.

Kata kunci: antihiperpigmentasi, ekstrak biji buah lengkeng, krim

Pendahuluan

Kulit merupakan bagian tubuh terluar manusia yang memiliki berbagai macam
fungsi diantaranya sebagai penahan air, menjaga tubuh terhadap temperatur yang
ekstrem, melindungi dari sinar matahari yang merusak, bahan kimia berbahaya dan
lain sebagainya. Dalam fungsinya untuk melindungi dari sinar matahari yang
merusak maka kulit akan terpapar oleh sinar ultra violet (UV). Radiasi sinar
ultraviolet (UV) yang berasal dari matahari memiliki berbagai dampak buruk bagi
kulit, salah satunya adalah dapat menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi.1
Hiperpigmentasi adalah gangguan pigmen karena produksi melanin secara
berlebihan atau distribusi melanin yang tidak merata. Pada kondisi ini, kulit dapat
terlihat lebih gelap dan timbul noda hitam pada bagian–bagian tertentu. Proses
hiperpigmentasi melibatkan aktivitas suatu enzim, yaitu tirosinase. Enzim ini
mengkatalisis dua reaksi utama dalam biosintesis melanin, yaitu hidroksilasi L-
tirosin menjadi L-dopa dan oksidasi L-dopa menjadi dopakuinon.2
Sementara itu, biji lengkeng (Euphoria longan [Lour]) merupakan salah satu
tanaman yang mempunyai aktivitas antihiperpigmentasi karena dari beberapa
penelitian ilmiah, kulit dan biji kelengkeng memiliki berbagai senyawa kimia.
Kandungan kimia dalam kulit lengkeng adalah asam galat, glikosida flavon, dan
hidroksinamat dengan kandungan utama flavon berupa kuersetin dan kaemferol.3
Konsentrasi bahan aktif yang lazim digunakan adalah 1-10%.4 Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rangkadilok (2007)5, ekstrak biji lengkeng
menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak daging
lengkeng (𝐼𝐶 dengan nilai 𝐼𝐶50 antara 10,8-77,3 µg/ml) dan mempunyai aktivitas
inhibisi tirosinase 𝐼𝐶50 3,2 µg/ml.
Dengan alasan diatas maka biji buah lengkeng akan diformulasi untuk
antihiperpigmentasi dalam bentuk sediaan krim. Sediaan krim dipilih karena memiliki
kelebihan dibandingkan dengan bentuk sediaan lainnya seperti penyebarannya

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 10
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

yang merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudah diusap dan mudah dicuci oleh
air, khususnya krim emulsi minyak dalam air (M/A).6

Metode

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmaseutika Fakultas Farmasi


Universitas Muslim Indonesia selama 7 bulan dari bulan September 2018 sampai
dengan Maret 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimental laboratorium.

Alat
Alat-alat yang digunakan adalah pH meter (Eutech®), tabung sentrifugasi, pipet
volume, penangas air, homogenizer, oven (Memmert, M200), timbangan analitik
(Ohaus), sentrifugator (Eppendorf-5702), erlenmeyer 1000 mL (pyrex®), gelas kimia
5 mL (pyrex®), gelas ukur 10 mL dan 25 mL (pyrex®).

Bahan
Bahan yang digunakan antara lain ekstrak biji buah lengkeng, dimetil sulfoksida
(DMSO) (Merck), gliserin (Brataco Chemical), asam stearat (Brataco Chemical), cetil
alkohol, isopropil miristat, trietanolamin, metil paraben, propil paraben, butil hidroksi
toluen, aquadest, kertas saring dan aluminium foil.

Prosedur
Pembuatan Ekstrak Biji Buah Lengkeng
Biji buah lengkeng dipisahkan, dibersihkan kemudian dikeringkan pada udara
terbuka dan terlindung dari sinar matahari secara langsung selama 2x24 jam,
kemudian diserbuk. Pembuatan ekstrak ini didapatkan dengan metode maserasi
menggunakan aquadest (70-75oC) selama satu jam. Hasilnya dikumpulkan dan
disaring dengan kertas yang diulang tiga kali untuk memisahkan ampas dan filtrat.
Filtrat diuapkan menggunakan waterbath 70oC hingga diperoleh konsentrat ekstrak.

Pembuatan Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah Lengkeng


Sediaan krim dibuat dengan cara melarutkan ekstrak dalam DMSO. Akuades
digunakan sebagai pelarut untuk trietanolamin, gliserin, dan metil paraben pada
suhu 70°C dan digunakan sebagai fase air. Bahan-bahan yang larut di dalam fase
minyak yaitu asam stearat, setil alkohol, isopropil miristat, propil paraben, dan juga
butilhidroksitoluen parafin cair dipanaskan 70oC hingga melebur, lalu dicampur
dengan fase air lalu diaduk dengan homogenizer pada suhu 70oC dengan
kecepatan 3000 rpm. Setelah terbentuk basis krim kemudian dicampur dengan
larutan ekstrak hingga homogen. Krim yang dihasilkan kemudian disimpan di dalam
wadah tidak tembus cahaya. Formulasi krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah
lengkeng terdapat pada tabel di bawah ini:

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 11
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Tabel 1. Formulasi krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng (Euphoria


longan [Lour])
Formula (%)
No Bahan
F1 F2
1 Ekstrak Biji Buah Lengkeng 1 1
2 DMSO 1,25 1,25
3 Asam Staerat 6 9
4 Setil Alkohol 3 3
5 Isopropil Miristat 3 3
6 Metil Paraben 0,18 0,18
7 Propil Paraben 0,02 0,02
8 Triethanolamin 2 3
9 Gliserin 10 10
10 BHT 0,05 0,05
11 Akuades Add 100 Add 100

Evaluasi Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah Lengkeng


Pengamatan Organoleptik
Krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng diamati secara visual
penampakannya berupa bau, warna dan transparansinya.7

Pengukuran pH
Pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu
dengan larutan dapar standar pH 4 dan 7.7

Pengukuran Homogenitas
Pengamatan homogenitas dilakukan dengan mengamati penyebaran partikel
krim yang diletakkan pada sela dua kaca objek. Dari sebaran tersebut dapat
diamati bahwa krim yang dibuat homogen atau tidak.7

Pengujian Daya Sebar


Pengujian daya sebar dilakukan dengan menimbang krim sebanyak 0,5 gram,
setelah itu krim diletakkan pada kaca bulat yang dibawahnya disertai dengan skala
diameter, kemudian ditutup kaca lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama
satu menit, setelah itu diukur diameter sebenarnya. Hal yang sama dilakukan tiap
satu menit dengan penambahan beban 50 gram dan 100 gram hingga diperoleh
diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap diameter sediaan
krim.8

Penentuan Tipe Emulsi


Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan test konduktivitas elektrik dimana
suatau elektroda diletakkan pada sediaan krim. Apabila konduktivitas elektrik
tampak maka sediaan krim merupakan tipe m/a karena air mampu menghantarkan
listrik.7

Penentuan Sifat Alir


Sifat alir ditentukan dengan mengukur viskositas dengan viskometer
Brookfield dimana nomor spindel yang sesuai dipasang pada alat kemudian
dicelupkan dalam beaker glass yang berisi krim. Kecepatan alat dipasang
beragam yaitu 0,5; 1; 2; 2,5; 5; 10; 20 rpm dan kemudian dibalik menjadi 10; 5; 2,5;
2; 1 dan 0,5 rpm. Pembacaan skala dilakukan dengan mengamati jarum merah

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 12
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

di posisi stabil pada setiap kecepatan. Sifat alir dapat diperoleh dengan membuat
kurva shearing stress terhadap rate of shear. Pemeriksaan sifat alir dilakukan pada
minggu ke-0 dan minggu ke-8 untuk sampel pada penyimpanan suhu kamar.9

Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas dengan cara krim ditimbang sebanyak 2 g dan diukur
viskositasnya dengan menggunakan alat viscometer brookfield dengan
menggunakan spindel no. 64 dengan kecepatan 50 rpm.. Evaluasi sampel dilakukan
selama 8 minggu dengan penyimpanan pada suhu 4 oC, suhu kamar, serta suhu
40oC dan pengukuran viskositas yang dilakukan tiap 2 minggu.9

Pengujian Stabilitas
Pada metode cycling test, sampel krim disimpan pada suhu 4oC dalam waktu 24
jam, lalu dipindahkan ke dalam oven yang bersuhu 40 oC selama 24 jam (satu
siklus). Uji dilakukan sebanyak 6 siklus kemudian diamati adanya pemisahan fase
atau tidak. Pada uji mekanik (centrifugal test), sampel krim dimasukkan ke dalam
tabung reaksi lalu dimasukkan ke dalam sentrifugator pada kecepatan 3750 rpm
selama 5 jam.9

Pengujian Iritasi Sediaan


Pengujian iritasi dari sediaan krim antihihiperpigmentasi ini dilakukan dengan
metode patch test untuk melihat perubahan yang terjadi setelah dioleskan sediaan
krim antihiperpigmentasi. Pengujian ini dilakukan terhadap krim ekstrak biji buah
lengkeng dengan konsentrasi terbesar (1%) terhadap 20 orang sukarelawan dengan
metode uji tempel terbuka (patch test). Pada punggung tangan kanan sukarelawan
dioleskan krim dengan ekstrak biji buah lengkeng 1%, lalu pada punggung tangan
kiri dioleskan krim tanpa ekstrak biji buah lengkeng (basis krim) sebagai
pembanding. Bagian yang dioleskan kemudian dibiarkan terbuka dalam waktu 5
menit dan diamati perubahan-perubahan yang terjadi setelah pengolesan.
Umumnya iritasi akan segera ditunjukkan dengan adanya reaksi kulit sesaat setelah
pelekatan atau penyentuhan, reaksi tersebut dikenal sebagai iritasi primer. Apabila
reaksi terjadi beberapa jam setelah pelekatan atau penyentuhan pada kulit disebut
sebagai iritasi sekunder. Jika tidak terjadi reaksi diberi tanda (-). Bila kulit memerah
dan gatal diberi tanda (+), dan bila terjadi pembengkakan diberi tanda (++).
Pengolesan dilakukan tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut.10,11

Hasil

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah
Lengkeng
Jenis Kondisi
Formula
Pemeriksaan Sebelum Sesudah
Bau Khas Khas
1 Warna Cream Cream
Konsistensi Kental Kental
Bau Khas Khas
2 Warna Cream Cream
Konsistensi Kental Kental
Ket: Formula 1. Asam Stearat : Triethanolamin (6% : 2%)
Formula 2. Asam Stearat : Triethanolamin (9% : 3%)

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 13
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Tabel 3. Hasil Pengukuran pH Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah


Lengkeng
Formula Sebelum Sesudah
1 7 7,9
2 7 7,9

Tabel 4. Hasil Pengukuran Homogenitas Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak


Biji Buah Lengkeng
Formula Sebelum Sesudah
1 Homogen Homogen
2 Homogen Homogen

Tabel 5. Hasil Pengukuran Tipe Emulsi Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak


Biji Buah Lengkeng
Formula Sebelum Sesudah
1 m/a m/a
2 m/a m/a

Tabel 6. Hasil Pengujian Daya Sebar Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak


Biji Buah Lengkeng
Daya sebar rata-rata (cm)
Kondisi Formula
Tanpa beban 50 gram 100 gram
1 7,5 8,0 8,1
Sebelum
2 7,0 7,2 8,2
1 7,8 8,1 8,4
Sesudah
2 7,2 7,6 8,3

Tabel 7. Hasil Pengukuran Viskositas Formula Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak


Biji Buah Lengkeng Pada Berbagai Kecepatan Geser (Rpm)
Viskositas (cP)
Kondisi Rpm Formula 1 Formula 2
Naik Turun Naik Turun
1 99000 98000 97000 96000
2 70000 67000 66000 55000
2,5 58000 56400 56800 51200
Sebelum
5 35600 34800 36400 35000
10 21600 20600 23200 22600
20 12300 12300 14300 14300
1 99000 96000 95000 84000
2 74000 66000 84000 60000
2,5 65600 57600 67200 57600
Sebelum
5 45600 40800 42400 43200
10 26800 26200 26400 27200
20 16800 16800 16400 16400

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 14
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Tabel 8. Hasil Perhitungan Tekanan Geser dan Kecepatan Geser Formula Krim
Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah Lengkeng
Tekanan Geser (dyne/cm2)
Kec. Geser
Kondisi Formula 1 Formula 2
(detik)
Naik Turun Naik Turun
0,01667 1,65 1,633 1,617 1,600
0,03333 2,333 2,233 2,200 1,833
0,04167 2,417 2,350 2,367 2,133
Sebelum
0,08333 2,967 2,900 3,033 2,917
0,16667 3,600 3,433 3,867 3,667
0,33333 4,100 4,100 4,767 4,767
0,01667 1,650 1,600 1,583 1,400
0,03333 2,467 2,200 2,599 2,000
0,04167 2,733 2,400 2,800 2,400
Sebelum
0,08333 3,800 3,400 3,533 3,600
0,16667 4,467 4,367 4,400 4,533
0,33333 5,600 5,600 5,467 5,467

Tabel 9. Hasil Pengukuran Viskositas Pada Kecepatan 50 Rpm Spindel 64 Formula


Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Buah Lengkeng
Viskositas (cP)
Kondisi Replikasi
Formula 1 Formula 2

1 6068 8080
Sebelum 2 5900 8000
3 5860 7920
Rata-rata 5942,667 8000
1 7180 8080
Sesudah 2 7160 8200
3 7200 8120
Rata-rata 7180 8133,333

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 15
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Formula 1
70

Tekanan geser (dyne/cm2)


60
50
40 sebelum kondisi
30 dipaksakan
20 sesudah kondisi
10 dipaksakan
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Kecepatan geser (detik-1)

Gambar 1. Reogram krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng pada


formula 1

Formula 2
60
Tekanan geser (dyne/cm2)

50
40
30 sebelum kondisi
dipaksakan
20
sesudah kondisi
10 dipaksakan
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Kecepatan geser (detik-1)

Gambar 2. Reogram krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng pada


formula 2

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 16
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Tabel 10. Hasil Pengujian Iritasi Sediaan Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji
Buah Lengkeng Terhadap 20 Sukarelawan
Hasil Pengujian
Nomor
Krim Tanpa Ekstrak Krim Dengan Ekstrak (1%)
Sukarelawan
I II III I II III
1 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
2 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
3 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
4 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
5 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
6 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
7 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
8 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
9 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
10 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
11 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
12 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
13 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
14 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
15 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
16 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
17 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
18 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
19 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
20 (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Ket: (-) “Tidak Terjadi Reaksi”
(+) “Kulit Memerah dan Gatal”
(++) “Terjadi Pembengkakan”

Pembahasan

Formulasi sediaan krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng dengan


menggunakan variasi konsentrasi emulgator dibuat sebanyak dua formula yakni
krim dengan emulgator anionik yaitu emulgator sabun amin menggunakan asam
stearat dan trietanolamin dengan konsentrasi 6% : 2% (formula krim 1), emulgator
sabun amin menggunakan asam stearat dan trietanolamin dengan konsentrasi 9% :
3% (formula lulur krim 2). Pemilihan emulgator tersebut didasarkan bahwa
emulgator anionik yaitu emulgator sabun amin (Triethanolamin dan Asam Stearat)
sifatnya yang tidak mengiritasi kulit dan sering digunakan untuk sediaan topikal.
Kombinasi antara triethanolamin dan asam stearat merupakan gabungan yang baik
untuk meningkatkan kestabilan dan kekentalan dari formula, sehingga apabila
digunakan secara tunggal maka tidak berfungsi sebagai emulgator. Setelah sediaan
tersebut jadi maka dilanjutkan dengan pengujian kestabilan dengan mengukur
beberapa parameter fisika baik kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat, yaitu pengamatan organoleptis, pengukuran pH, pengujian
homogenitas, pengujian tipe emulsi, pengujian daya sebar, penentuan sifat alir,
penentuan viskositas dan pengujian kestabilan. Pengujian kestabilan dilakukan
dengan kondisi dipaksakan yaitu penyimpanan pada suhu 5 oC dan 35oC selama 10
siklus, masing-masing siklus berdurasi 12 jam.

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 17
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

Berdasarkan lampiran tabel hasil uji organoleptik didapatkan bahwa pengamatan


kestabilan formula krim antihiperpigmentasi ektstrak biji buah lengkeng
menunjukkan bahwa kedua krim yaitu formula 1 dan formula 2 memiliki konsistensi
yang berbeda. Semakin besar konsentrasi dari pengemulsi yang digunakan maka
konsistensi dari krim juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari formula 2 yang
lebih kental dibandingkan formula 1 karena konsentrasi Asam Stearat :
Triethanolamin adalah 9% : 3%. Warna yang dihasilkan pada krim formula 1 dan 2
memiliki kepekatan yang berbeda namun dengan warna yang sama yaitu cream.
Semakin besar konsentrasi dari emulgator yang ditambahkan ke dalam krim, maka
semakin tinggi konsistensi yang dihasilkan.
Evaluasi sediaan fisik terdiri dari pengamatan organoleptis, warna krim yang
dihasilkan sesuai dengan ekstrak yang ditambahkan dan memiliki bau yang khas
yang tidak berubah setelah kondisi dipaksakan. Untuk hasil pengukuran pH formula
krim yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng menunjukkan bahwa kedua
formula memiliki pH yang sama sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan yaitu pH
7 sebelum kondisi dipaksakan yang merupakan pH netral dan pH 7,9 sesudah
kondisi dipaksakan. pH kedua formula tersebut memenuhi persyaratan pH sediaan
topikal yang aman untuk kulit yaitu pH 4 – 8. Untuk pengujian homogenitas yang
dilakukan dengan meletakkan sediaan krim antihiperpigmentasi diantara 2 kaca
objek diperoleh bahwa kedua sediaan krim homogen karena menghasilkan sediaan
yang bercampur dengan baik. Berdasarkan parameter ini kedua formula stabil.
Untuk pengujian tipe emulsi, uji dilakukan dengan hantaran listrik. Formulasi
sediaan krim antihiperpigmentasi yang mengandung esktrak biji buah lengkeng
terbukti dapat menghantarkan arus listrik. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa fase yang jumlahnya lebih besar pada umumnya akan menjadi fase luar
(air). Diketahui bahwa air memiliki daya hantar listrik karena adanya ion-ion dalam
air, sedangkan minyak tidak. Emulsi yang terbentuk merupakan emulsi m/a.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua formula stabil pada pengujian tipe
emulsi. Untuk pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui luas penyebaran
krim pada kulit. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan meningkatkan
beban dapat menggambarkan suatu karakteristik pada krim. Dari hasil pengujian
krim antihiperpigmentasi terlihat bahwa daya sebar krim cukup bagus dan semakin
meningkat pada saat diberikan beban. Ini menggambarkan bahwa apabila krim
antihiperpigmentasi di aplikasikan pada kulit dengan bantuan tangan maka daya
sebarnyaa semakin luas karena adanya tekanan yang mempengaruhi daya sebar
krim tersebut.
Pengujian viskositas menggunakan alat Viskometer Brookfield. Viskometer
Brookfield merupakan alat yang digunakan dalam mengukur viskositas dari
kesembilan sediaan lulur krim. Viskositas sediaan diukur menggunakan spindle
no.64 dengan kecepatan 50 rpm sebanyak tiga kali replikasi. Dari hasil pengukuran
viskositas diperoleh hasil terdapat perbedaan yang nyata jika konsentrasi
emulgatornya berbeda. Hal ini diakibatkan karena adanya perbedaan variasi
konsentrasi emulgator yang digunakan. Sedangkan berdasarkan perbedaan kondisi
yaitu viskositas sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan diperoleh hasil yang
berbeda pada formula I dan II. Sehingga dapat disimpulkan formula II yang
menggunakan konsentrasi emulgator sabun amin dengan pernbandingan asam
stearat : TEA ( 9% : 3%) memiliki kestabilan yang optimal. Tipe aliran suatu emulsi
ditentukan oleh reogram yang terbentuk. Reogram kedua formula menunjukkan
aliran plastis yaitu aliran yang memiliki nilai yield, kurvanya tidak melewati titik (0,0)
tetapi memotong sumbu Shearing Stress. Pada hasil pengujian iritasi sediaan krim
antihihiperpigmentasi dengan metode patch test menunjukkan tidak terjadi iritasi
pada kulit punggung tangan 20 orang sukarelawan, baik iritasi primer maupun iritasi
sekunder selama penyimpanan 60 hari. Hal ini diduga disebabkan karena

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 18
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

konsentrasi ekstrak biji buah lengkeng yang ditambahkan ke dalam krim masih
dalam batas aman, dengan analogi semakin besar konsentrasi zat aktif yang
ditambahkan ke dalam basis krim, maka akan semakin besar pula kemungkinan
terjadinya iritasi pada kulit sukarelawan. Oleh karena itu dibuat asumsi pengujian
iritasi sediaan krim antihiperpigmentasi bahwa krim antihiperpigmentasi 1 dan 2
dengan konsentrasi sebesar 1% aman dalam pengujian.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji buah lengkeng dapat
dibuat dalam bentuk krim antihiperpigmentasi yang memenuhi pengujian kestabilan
farmaseutik berupa pengamatan organoleptik, pengukuran pH, pengukuran
homogenitas, pengujian kestabilan, pengukuran viskositas, penentuan sifat alir,
penentuan tipe emulsi dan pengujian daya sebar, namun formula 2 menunjukkan
kestabilan yang optimal dan sifat farmaseutik yang baik dibandingkan formula 1
serta formula 1 dan formula 2 krim antihiperpigmentasi ekstrak biji buah lengkeng
dengan menggunakan 1% esktrak tidak mengiritasi kulit sehingga aman digunakan
pada kulit.

Ucapan Terima Kasih

Penulis pada kesempatan ini ingin berterimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya (LP2S) Universitas
Muslim Indonesia yang telah memberikan dana untuk kegiatan penelitian ini.
Ucapan terimakasih juga kepada Fakultas Farmasi UMI khususnya Laboratorium
Farmaseutik yang telah memfasilitasi terlaksananya kegiatan penelitian ini.

Daftar Pustaka

1. Draelos Z, Dahl A, Yatskayer M, Chen N, Krol Y, Oresajo C. Dyspigmentation,


skin physiology, and a novel approach to skin lightening. J Cosmet Dermatol
[Serial Online] 2013:12(4);247–53. DOI: 10.1111/jocd.12066.
2. Gupta, Shyam. Formulation of Plant-Based Skin Whitening Cosmetics. Free
Online Library, 1 April 2001.
https://www.thefreelibrary.com/Formulation+of+Plant-
based+Skin+Whitening+Cosmetics.-a074293742.
3. Randhawa M, Seo I, Liebel F, Southall MD, Kollias N, Ruvollo. Visible Light
Induces Melanogenesis in Human Skin Trough a Photoadaptive Response. PLoS
One [Serial Online] 2015:10(6); 1–14. DOI:
doi.org/10.1371/journal.pone.0130949.
4. Rangkadilok Nuchanart, Sitthimonchai S, Worasuttayangkurn L, Mahidol C,
Ruchirawat M, Satayavivad J. Evaluation of Free Radical Scavenging and
Antityrosinase Activities of Standardized Longan Fruit Extract. Food Chem
Toxicol [Serial Online] 2007: 45 (2);328-36.DOI:
doi.org/10.1016/j.fct.2006.08.022.
5. Zhu X, Wang H, Sun J, Yang B, Duan X, Jiang Y. Pericarp and Seed of Litchi and
Longan Fruits: Constituent, Extraction, Bioactive Activity, and Potential Utilization.
J Zhejiang Univ [Serial Online] 2019: 20(6);503–12. DOI:
doi.org/10.1631/jzus.B1900161.
6. Anwar E. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dewi Rakyat; 2012.

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 19
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vina Purnamasari M
Vol. 11; No. 1; Januari 2020
Halaman 9-20

7. Sahu AN, Jha S, Dubey SD. Formulation and evaluation of curcuminoid based
herbal face cream. Indo-Global J Pharm Sci. 2011:1 (1);77-84.
8. Shovyana HH, Zulkarnain AK. Physical stability and activity of cream W/O
etanolik fruit extract mahkota dewa (Phaleria macrocarph (Scheff) Boerl,) as a
Sunscreen. Tradit Med J. 2013:18(2);109-117.
9. Elya B, Dewi R, Budiman MH. Antioxidant cream of solanum lycopersicum L. Int
J PharmTech Res. 2013:5 (1);233-238.
10. Hayes AW. Principles and method toxicology. New York: Raven Press; 1982.
209-213.
11. Lu FC. Basic Toxicologi: fundamental, target organs and risk assessment. 4th ed.
London: Taylor & Francis; 2002.

P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 20
E-ISSN: 2715-9949

You might also like