Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 10 Marketing
Makalah Kelompok 10 Marketing
Dosen Pengampu :
Widya Hestiningtyas,S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Annisa Anggun D.S 2113031054
Dhalifa Ilmi 2113031070
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Strategi
Branding : Pemilihan Nama Merek, Keputusan Dalam Branding, Strategi Brand
Extension, Strategi Portofolio Merek.. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Marketing. Kelompok kami berharap kedepannya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi maupun dalam praktik
pengerjaannya.
Sebagai manifestasi keinginan kelompok kami untuk turut memberikan andil dalam upaya
menyebarluaskan ilmu maketing agar semua kalangan mampu memahami pentingnya maketing
atau pemasaran suatu produk dalam keseharian kehidupan manusia.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan pada makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini, khususnya kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan kami, para
rekan mahasiswa, serta dosen yang selalu membimbing kami.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu memahami strategi merek dalam pemasaran produk pun hakikatnya sangat
penting dan sejajar dengan proses penjualan produk tersebut. Dewasa ini alternatif pilihan
produk semakin banyak, tawar menawar dalam sistem jual beli pun dilakukan dengan jejaring.
Hal ini memudahkan sekaligus memberikan dampak pada setiap pemasaran dan penjualan
produk. Dilihat dari segi persaingan maupun keuntungan semuanya terkena dampak.
Semaraknya konsep fisik pasar modern yang penuh dengan kaca dan transparansi sebagaimana
penjajakan yang nampak di beberapa pusat perbelanjaan.
Salah satu permasalahan pokok yang menjadi fokus perhatian kami ialah seputar dengan
strategi pemberian merek pada produk yang sangat diperlukan untuk menopang pemasaran suatu
produk.
1
proses. Maka dari itu kelompok kami merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas
pada makalah, diantaranya :
1.3 Tujuan
Tujuan pembelajaran makalah ini adalah agar para mahasiswa maupun umum mengetahui :
1. Konsep dasar sebuah merek.
2. Strategi penamaan merek yang baik.
3. Memahami pentingnya menciptakan kesadaran merek.
4. Memahami pengaruh STP bagi kesuksesan merek.
5. Mengetahui yang dimaksud dengan perluasan merek.
Serta membuat para pembaca menganalisis dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan,
juga tak lupa untuk mengaplikasikan teori tersebut pada jenis produk yang dimiliki. Selain itu,
kami juga mengharapkan pembaca dapat mengembangkan isi dan penalaran dalam makalah ini
agar lebih menyempurnakan pengetahuan dan kecakapan.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Sebuah merek harus Adaptable, yakni artinya dapat diterima dimana-mana, bagaimana
dengan mobil Nissan, kata nisan di negeri kita ialah populer sebagai batu penanda kematian
bukan berarti kehidupan atau mobilitas. Merek juga harus memiliki keunikan (distinctive),
semisal google, yahoo terlihat unik dan sesuatu yang tak ada duanya. Tak kalah penting dari
itu semua bagi pengelola produk disaranka mencari nama-nama merek yang belum terdaftar
sehingga proses mencatatkan bisa lancar (protectable).
Merek yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Brand recognition
dibangun dari titik dimana merek mendapat sentimen positif di pasar, tingkatan dimana
sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut brand franchise. Poin
keberhasilan dalam brand recognition adalah merek dapat dikenal tanpa nama perusahaan
pemilik merek. Kebiasaan menghubungkan satu produk dengan merek sudah menjadi
budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki suatu identitas, mulai dari garam sampai ke
baju. Di zaman persaingan penjualan produk semakin marak ini maka keberadaan merek
semakin bernilai.
3
terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa
dengan adanya jaminan standar kualitas melalui merek, konsumen akan terus membeli
produk dari lini produk yang sama. Merek juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat
satu poduk lebih mudah bersaing. Dengan merek, maka harga dapat dinaikkan sehingga
berimplikasi pada naiknya omset dan keuntungan penjualan. Merek yang baik seharusnya:
Terlindungi dengan baik, mudah diucapkan, mudah diingat, mudah dikenali, mudah
dikenali, menarik, menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk,
menonjolkan citra perusahaan atau produk, menonjolkan perbedaan produk dibanding
pesaing. Macam-macam strategi penamaan brand yang berkembang pesat saat ini ialah :
1. Individual Branding
Individual branding, juga dikenal dengan nama Multi Branding yang merupakan
strategi pemasaran dengan memasukkan portofolio produk ke tiap produk dan
memberikan merek unik.
Keuntungan individual branding adalah tiap produk memiliki citra dan identitasnya
sendiri, sehingga sangat memudahkan positioning produk. Pemanfaatan individual
branding dengan memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen
surf dan rinso yang sama-sama dari unilever untuk membidik segmen pasar yang
berbeda demikian halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan
daia untuk segmen pasar yang beda pula, sehingga strategi harga murah (low cost)
tidak menjatuhkan citra produk sejenis yang telah beredar sebelumnya.
2. Family Branding
Family branding adalah strategi pemasaran yang memasukkan beberapa produk
setara ke dalam satu merek. Ada beberapa pertimbangan ekonomis dalam
menerapkan strategi ini karena beberapa produk setara namun tidak saling bersaing
akan dapat dipromosikan dengan hanya menggunakan satu event promosi.
Family branding ditujukan untuk mengenalkan produk baru yang mendukung produk
yang telah ada di pasar. Memasukkan produk baru ke merek yang telah populer, akan
menuntun konsumen untuk lebih mudah membeli, lebih mudah menerima produk
baru tersebut, dan masih ada beberapa keuntungan yang diperoleh, termasuk
menguatkan citra merek tersebut. Family branding menambah beban pemilik merek
dan mengharuskan pemilik merek untuk dapat menjaga konsistensi kualitas produk
dan nilai merek. Apabila ada satu produk yang memiliki kualitas di bawah standar
yang ada, penurunan penjualan tidak hanya terjadi pada produk tersebut, tetapi juga
pada produk lain yang bernaung dalam satu merek.
4
4. Economy brand (merek ekonomis)
Strategi brand yang satu ini ditujukan bagi segmen pasar yang sensitif harga, hingga
di merek ini, harga bisa sangat fleksibel.
1. Puncak Pikiran
2. Pengingatan kembali merek
3. Pengenalan merek
4. Tidak menyadari merek
Rangkuti (2004:40) menjelaskan tingkatan kesadaran merek ke dalam empat macam mulai
dari tingkatan terendah sampai tertinggi, yaitu:
a. Unaware of brand (tidak menyadari merek), di mana konsumen tidak menyadari akan
adanya suatu merek.
b. Brand recognition (pengenalan merek), merupakan tingkat minimal dari kesadaran
merek.
c. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek), didasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
d. Top of mind (puncak pikiran), merupakan merek utama (dalam kategori produk tertentu)
dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Keharusan bagi setiap pemasar untuk menentukan langkah-langkah konkret yang strategis
untuk menjadikan keberadaan merek benar-benar menjadi kondusif bagi pemasaran produk.
Bagi para konsumen, keberadaan Merek menjadi sebuah alat bantu dalam mengenali dan
mengetahui kualitas produk, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sebuah
5
produk. Banyak pelaku bisnis menjadikan merek produk sebagai ujung tombak bagi
perusahaannya agar bisa memenangkan persaingan pasar.
2. Targeting Pasar
Setelah memahami segmen pasar maka untuk membidik secara lebih akurat dari sasaran
pasar pemasar harus mampu mengerucutkan observasi pada suatu target pasar. Target
pasar merupakan pasar yang memiliki konsumen dengan daya beli yang cukup
potensial. Secara simpelnya dapat pula kita bahasakan bahwa targeting adalah
menentukan segmen-segmen pasar yang potensial bagi perusahaan. Dimana sebelumnya
perlu untuk memetakan atau mensegmentasi pasar secara kreatif.
6
RiesTrout dalam Kadaryatmo (2012) mengatakan ”…positioning is not what you do to a
product. Positioning is what you do to the mind of the prospect. That is, you position the
product in the mind of the prospect.” Kurang lebih artinya, positioning adalah
menempatkan produk dan merek kita menancap dibenak pelanggan. Dengan definisi
tersebut Ries-Trout berargumentasi bahwa setiap produk, merek dan perusahaan yang
sukses selalu memiliki posisi yang kokoh dan unik dibenak pelanggannya.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan strategi pemasaran yang terus berkembang tidak hanya untuk sekedar meningkatkan
pangsa penjualan produk namun sekaligus menjadi identitas dari perusahaan tersebut. Hal
tersebut dilakukan dengan memerhatikan prinsip-prinsip yang ada, guna mempermudah
setiap proses. Dalam makalah ini kelompok kami menarik kesimpulan bahwasannya, merek
mengambil peran yang cukup penting dalam suatu strategi pemasaran yang ada. Dapat
dikatakan demikian karena merek merupakan suatu symbol dari produk yang dijajahkan di
pasar. Informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa tak jarang digambarkan dengan
sebuah merek. Hal tersebut dicerminkan dari mulai penamaan, pemberian logo, maupun
elemen-elemen visual lainnya yang ada. Selain menjadi pusat informasi suatu produk, merek
juga mrupakan tonggak awal dalam pengembangan suatu pemasaran produk pada pangsa
pasar. Target demi target dikungkungkan demi encapai pangsa tertinggi dalam pasar.
Penamaan merek juga harus diusahakan seunik mungkin agar dapaat menarik minat
konsumen. Hal ini dilakukan bukan semata-mata hanya untuk memberikan kesan unik,
namun membantu produsen untuk menanamkan merek yang ada dalam benaknya. Tak
jarang para produsen hanya mengingat beberapa merek yang familiar dan menyebutnya
selalu untuk membeli produk yang sama. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ingatan yang ada
sangat terkungkung pada merek yang telah diingat sebelumnya.
Selain memiliki penamaan merek yang unik,suatu perusahaan juga harus selalu melakukan
perluasan pada merek dagangnya. Strategi ini sering dilakukan beberapa perusahaan besar
untuk menguasai pasar. Mereka memanfaatkan merek yang sudah dikenal banyak orang,
untuk mengeluarkan produk baru guna menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
Banyak dari masyarakat Indonesia menyebutkan merek suatu produk untuk membeli produk
tersebut, misalnya saat ingin membeli penyedap rasa, masyarakat kita selalu meyebutkan
nama merek dari produk penyeedap raa tersebut. Inilah salah satu conth dari berhasilnya
penerapan sebuah merek pada produk.
Perluasan merek juga dapat dipengaruhi oleh segmentasi pasarnya, jika kita memilih strategi
merek yang baik namun tidak cocok untuk pangsa pasar yang ditargetkan maka sama saja
seperti menuai bibit padi diladang buah, yang berarti tak akan ada hasilnya. Maka dari itu
produsen harus terus memperhatikan segmentasi serta posisi pasar yang digeluti
sehingganya dapat mencapai tujuan utama dari pengembangan merek tersebut. Target yang
ada pada setiap produk juga harus menjadi acuan dalam penamaan ataupun pengembangan
suatu merek dagang.
8
3.2 Saran
Penulisan makalah ini bertujuan agar para pembaca semakin memahami mengenai system
perakuntansian.Dengan begitu setiap input maupun audit yang dilakukan dapat berjalan
lancer.Kelompok kami berharap terdapat pengembangan lebih lagi dalam segi isi maupun
latar belakang dalam makalah ini guna menambah pengetahuan para pembaca. Kritik dan
saran sangat diperlukan penulis demi pembuatan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Tak lupa pula kami menitipkan saran bagi para pembaca untuk selalu menyaring,
memahami, serta mengkaji setiap isi dari makalh yang kami tulis, guna pengembbangan
pengetahuan dan kemampuan perakuntansian.
9
DAFTAR PUSTAKA
Endah, Bina, (2019).Confuse Effect Dan Wow Effect : Strategi Branding Wisata Edukasi
Kmapung Coklat.Jurnal, Vol 9, No 1. April 2019. Hal 48-67
Kartajaya, Hermawan. 2004. Positioning Differentiation Brand. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
10