Professional Documents
Culture Documents
ID Corellation Between Marketing Mix of Nur
ID Corellation Between Marketing Mix of Nur
Nova Rita
Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Padang
E-mail: afifhamdalah@gmail.com
ABSTRACT
High public interest to go abroad for treatment need to be a particular concern for hospitals in the country.
The hospital is not only able to create berkelualitas services but also need to create loyalty to the patient. Loyalty
will be created if any implementation of nursing services mix well done. This study aims to determine the
relationship of nursing mix shipping services with patient loyalty. This type of survey research with cross sectional
analytic study with a sample of 68 people. The way to get the sample with stratified proportional is random
sampling. The research result was analyzed by using chi square and logistic regression test. The result of
research showed that there is a significant relationship between the marketing mix with nursing service ( product,
place, price, promotion, people, and process, as well as physical evidence) with the patient loyalty in which score
p > 0,05. A conclusion of the research is simplified that there is a relationship between the marketing mix with
hospital service for the patient loyalty. The relationship could be seen at people variable and health insurance
with patient loyalty. The development division for service and marketing at hospital is necessary to apply the
specific cost as to promote the old patient and the qualified service of nursing. The other major focus want to
develop the healthy service of nursing treatment, also provide the patients’ satisfaction, thus it make patients’
loyalty on the installation of hospitality of Ambun Pag.
memperebutkan pasien sebagai konsumen diambil konsumen (Hasan, 2013). Menurut Griffin
pengguna jasa pelayanan kesehatan, tidak hanya (2007), loyalitas konsumen adalah pelanggan yang
terjadi antar rumah sakit yang beranggotaan BPJS. tidak hanya membeli ulang suatu barang atau jasa,
Rumah sakit milik swasta maupun pemerintah juga tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap posif
harus bersaing dalam memperebutkan minat pasien terhadap perusahaan jasa, sehingga juga
yang tidak terdaftar sebagai anggota BPJS, sebab merekomendasikan perusahaan jasa tersebut
belum terdaftar sebagai anggota BPJS (Tim Loyalitas tidak hanya timbul dari rasa puas
Penyusun Bahan Sosialisasi dan Advokasi JKN, pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan
2013). Ini berarti sekitar 50% masyarakat Indonesia rumah sakit. Loyalitas juga dapat tercipta dari sistem
masih bebas untuk menentukan pilihan rumah sakit pemasaran (marketing) yang baik dari suatu rumah
mana yang akan mereka gunakan. Keadaan ini juga sakit (Hartono, 2010). Hal ini dikarenakan marketing
menjadi peluang bagi rumah sakit untuk menarik merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi
Loyalitas merupakan suatu kesetian yang yang berkelanjutan bagi stakeholder (Hasan, 2013).
ditunjukan oleh konsumen dengan melakukan Menurut kotler (2005), marketing merupakan proses
hubungan yang memuaskan konsumen untuk rumah sakit (Sumijatun, 2008). Menurut Potter &
Bauran pemasaran yang digunakan oleh kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
rumah sakit, dapat dijadikan alat pemasaran yang partisipasi perawat dalam memberikan pelayanan
memudahkan rumah sakit dalam mencapai tujuan keperawatan yang berkualitas kepada pasien.
pemasaran. Hal ini menurut Hartono (2010), Studi pendahuluan tentang loyalitas pasien
disebabkan oleh karena komponen-komponen yang dilakukan di instalasi rawat inap ambun pagi
dalam bauran pemasaran jasa diantaranya produk RSUP Dr. M. Djamil Padang terhadap 7 orang
(product), tempat (place), harga (price), promosi pasien yang diwawancarai, didapatkan 5 dari 7
(promotion), orang yang terkait dalam pelayanan orang pasien yang diwawancarai menyatakan
(people), proses jasa (proccess) dan bukti fisik sangat loyal terhadap instalasi rawat inap ambun
(physical evidence) dapat berperan penting dalam pagi dan mereka juga akan melakukan kunjungan
membantu konsumen dalam hal ini pasien untuk ulang bila suatu waktu kembali membutuhkan
memahami dan mengevaluasi jasa rumah sakit yang pelayanan kesehatan. Pada studi pendahuluan
Menurut Huber (2006) dalam Suprianto juga dilakukan dengan wawancara terhadap 7 orang
(2011), sumberdaya yang sangat berperan dalam pasien, didapatkan 5 orang pasien menyatakan
meningkatkan kualitas jasa pelayanan dirumah sakit bahwa instalasi rawat inap ambun pagi memiliki
adalah perawat, hal ini dikarenakan perawat kualitas pelayanan yang baik, team kesehatan yang
merupakan kelompok tenaga kerja yang terbesar lengkap, ramah dan penuh emphaty, harganya yang
dalam memberikan pelayanan kesehatan secara terjangkau, lokasi strategis yang terletak di pusat
berkesinambungan selama 24 jam dalam 1 hari dan kota, ruangan yang bersih dan nyaman serta
7 hari dalam 1 minggu. Hal ini didukung dengan memiliki informasi yang mudah didapat. Fenomena
hasil penelitian Potter & Perry (2005) yang dilakukan yang ditemui peneliti saat melakukan studi
dibeberapa rumah sakit, dimana hasil penelitian pendahuluan di instalasi rawat inap ambun pagi
tersebut menunjukkan bahwa 70 - 80% tenaga adalah banyaknya daftar antrian pasien untuk
kesehatan yang ada dirumah sakit adalah tenaga mendapatkan pelayanan kesehatan.
Besarnya pengaruh pelayanan keperawatan memiliki kualitas pelayanan kelas I, VIP dan super
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan VIP juga mendapat ancaman dalam menarik minat
dirumah sakit. Keadaan ini menyebabkan pelayanan pasien dari rumah sakit swasta yang berada dalam
negeri maupun luar negeri. Hal ini terlihat dari asuransi kesehatan). Pasien yang menjalani
banyaknya rumah sakit swasta yang juga memiliki perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi RSUP
kualitas pelayanan yang sama dengan instalasi Dr. M. Djamil Padang berumur dewasa menengah
rawat inap ambun pagi, selain itu tingginya minat (64,7%), berjenis kelamin laki – laki (51,5%),
masyarakat Sumatera Barat untuk mendapatkan berpendidikan tinggi (89,7%) dan memiliki asuransi
pelayanan kesehatan ke Malaka dan Singapura juga kesehatan (67,6%). Penelitian yang dilakukan oleh
menjadi ancaman bagi instalasi rawat inap ambun Yori (2011), mendapatkan hasil bahwa distribusi
pagi. Keadaan ini perlu mendapat perhatian yang frekuensi dari karakteristik pasien tidak jauh berbeda
lebih dari bagian pengembangan pelayanan dengan hasil pada penelitian ini. Yori (2011)
kesehatan untuk instalasi rawat inap ambun pagi. mendapatkan lebih dari separuh pasien berumur
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dewasa menengah (65,3%) dan berjenis kelamin laki
bauran pemasaran jasa pelayanan keperawatan – laki (55,5%), untuk tingkat pendidikan sebagian
dengan loyalitas pasien di instalasi rawat inap besar pasien dengan pendidikan tinggi (85,7%) serta
ambun pagi RSUP Dr.M.Djamil Padang. lebih dari separuh pasien memiliki asuransi
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik lebih dari separuh pasien berumur dewasa
dengan rancangan cross sectional study, dimana menengah (63,7%) dan berjenis kelamin laki – laki
penelitian ini dilakukan dengan waktu pengukuran (58,4%), untuk tingkat pendidikan sebagian besar
data variabel independen, variabel dependen dan pasien dengan pendidikan tinggi (81,6%) serta lebih
variabel counfonding hanya satu kali pada satu saat dari separuh pasien memiliki asuransi kesehatan
rawat inap ambun pagi RSUP Dr.M.Djamil Padang. Hasil analisis unvariat pada penelitian ini
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai yang mendapatkan lebih dari separuh (64,7%)
dengan bulan Juli tahun 2014. Waktu pengumpulan pasien berumur dewasa menengah (36 - 65 tahun).
data pada penelitian ini selama 4 (empat) minggu Seseorang dengan umur dewasa menengah (36 –
yaitu dari tanggal 19 Mei sampai dengan 14 Juni 65 tahun) sudah dapat menentukan dan
Pada hasil analisis univariat diperoleh data dalam berpikir dan dapat menganalisis keadaan
tentang distribusi frekuensi dari karakteristik pasien dengan menggunakan rasional. Adanya hasil
(umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan penelitian yang menunjukan bahwa lebih dari
separuh pasien berumur dewasa menengah yang terhadap bauran pemasaran jasa pelayanan
menjadi sampel pada penelitian. Ini berarti pasien keperawatan serta dalam memutuskan rasa loyalitas
sudah dapat dengan baik memberikan penilaian pasien terhadap instalasi rawat inap ambun pagi
terhadap bauran pemasaran jasa pelayanan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pasien sudah dapat
keperawatan dan rasa loyalitas pasien terhadap memberikan penilaian secara benar karena sebelum
instalasi rawat inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil memberikan penilaian pasien sudah melakukan
Lebih dari separuh (51,5%) pasien berjenis rasional dan ilmu pengetahuan yang ada.
kelamin laki – laki. Jenis kelamin berhubungan Asuransi kesehatan yang merupakan
dengan gender, dalam memberikan penilaian dan bagian dari karakteristik pasien juga dapat
pengambilan keputusan pria lebih mengutamakan mempengaruhi persepsi pasien dalam menentukan
rasional bila dibandingkan dengan wanita karena pilihan rumah sakit. Selain itu asuransi kesehatan
wanita dalam memberikan penilaian selalu ada juga mampu mempengaruhi rasa loyalitas pasien
unsur perasaan. Ini berarti bila dihubungkan dengan terhadap fasilitas kesehatan. Bila di tinjau dari segi
hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa pemasaran, rumah sakit yang memiliki kerja sama
penilaian yang diberikan oleh pasien terhadap dengan asuransi kesehatan maka rumah sakit
bauran dan loyalitas sudah memberikan penilaian tersebut sudah melaksanakan variabel promosi dari
secara benar tanpa ada unsur perasaan. Tingkat bauran pemasaran. Hasil penelitian mendapatkan
pendidikan pasien juga dapat mempengaruhi bahwa lebih dari separuh (67,6%) pasien yang
persepsi pasien dalam memberikan penilaian menjalani perawatan di instalasi rawat inap ambun
terhadap jasa pelayanan. Seseorang dengan pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki asuransi
pendidikan tinggi akan lebih selektif dalam kesehatan. Ini berarti lebih dari separuh pasien
memberikan suatu penilaian dan mayoritas dalam memilih instalasi rawat inap ambun pagi
seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi maka RSUP Dr. M. Djamil Padang juga dipengaruhi oleh
daya rasionalnya juga akan lebih luas, sehingga ia asuransi kesehatan yang mereka miliki. Selain itu
akan lebih mampu menganalisa lebih mendalam kriteria insklusi pada penelitian ini juga membatasi
sebelum memberikan suatu penilaian. bahwa pasien yang menjadi sampel dari penelitian
Hasil penelitian terhadap analisis univariat ini adalah pasien yang sudah pernah menjalani
tentang tingkat pendidikan pasien, didapatkan lebih perawatan minimal satu kali di instalasi rawat inap
dari separuh (89,7%) pasien yang menjalani ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Keadaan
perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi RSUP ini bila dihubungkan dengan rasa loyalitas pasien,
Dr. M. Djamil Padang memiliki tingkat pendidikan maka kembalinya pasien untuk menjalani perawatan
yang tinggi. Ini berarti dalam memberikan penilaian di instala rawat inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil
Padang juga sangat dipengaruhi oleh asuransi akan memilih instalasi rawat inap ambun dan tidak
kesehatan yang mereka miliki. Ini berarti selain semua masyarakat memiliki asuransi kesehatan.
pasien dalam memilih rumah sakit, asuransi lebih dari separuh (64,7%) pasien memiliki rasa
kesehatan juga mampu mempengaruhi rasa loyalitas loyalitas yang baik terhadap instalasi rawat inap
pasien terhadap rumah sakit. ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Tingginya
Saat ini instalasi rawat inap ambun pagi loyalitas pasien terhadap instalasi rawat inap ambun
RSUP Dr. M. Djamil Padang sudah melakukan kerja pagi, hal ini terlihat dari jawaban responden
sama dengan asuransi kesehatan. Ini berarti terhadap kuesioner yang ada karena lebih dari
instalasi rawat inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil separuh (58,8%) responden menyatakan akan
Padang sudah melaksanakan bauran pemasaran kembali berkunjung ke instalasi rawat inap ambun
jasa pada komponen promosi. Adanya kerjasama pagi, (55,9%) responden menyatakan akan
dengan asuransi kesehatan ini yang membuat hasil mempromosikan instalasi rawat inap ambun pagi
penelitian menemukan lebih dari separuh (67,6%) kepada pihak lain, (60,3%) responden akan
pasien memiliki asuransi kesehatan memilih instalasi mengajak keluarga dan orang lain untuk menjalani
rawat inap ambun pagi sebagai tempat pelayanan perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi,
perawatan. Ini berarti loyalitas pasien terhadap (55,9%) responden menyatakan bahwa pelayanan
instalasi rawat inap ambun pagi sangat dipengaruhi yang mereka terima sesuai dengan harapan dan
oleh asuransi kesehatan yang dimiliki pasien. (54,4%) responden menyatakan bahwa keputusan
Tingginya jumlah pasien yang memiliki asuransi mereka memilih instalasi rawat inap ambun pagi
kesehatan menjalani perawatan di instalasi rawat karena sebelumnya mendapatkan informasi dari
inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ini kerabat tentang keunggulan fasilitas dan pelayanan
bukan berarti instalasi rawat inap ambun pagi sudah yang dimiliki instalasi rawat inap ambun pagi.
memiliki sistem bauran pemasaran jasa pelayanan Keadaan lain yang menyebabkan tingginya
yang baik, karena masih ada sekitar (32,4%) pasien loyalitas pasien terhadap instalasi rawat inap ambun
yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap pagi juga terlihat pada jawaban responden terhadap
ambun pagi tidak memiliki asuransi kesehatan, pertanyaan yang berpola negatif. Responden
selain itu masih banyak lagi rumah sakit lain yang menyatakan tidak akan berpindah kerumah sakit
juga melakukan kerja sama dengan asuransi lainnya bila suatu waktu kembali membutuhkan
kesehatan. Ini perlu menjadi pertimbangan pada pelayanan rumah sakit (76,4%), responden
bagian pengembangan instalasi rawat inap ambun menyatakan akan merekomendasikan instalasi
pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang karena tidak rawat inap ambun pagi kepada keluarga maupun
semua pasien yang memiliki asuransi kesehatan orang lain (80,8%), responden tidak akan
menceritakan tentang keburukan dari kualitas dipengaruhi oleh asuransi kesehatan namun juga
pelayanan (75,0%) dan responden menyatakan dipengaruhi oleh faktor lain seperti pasien menjadi
bahwa pelayanan yang diterima sesuai dengan tarif loyal karena pelayanan yang diberikan sesuai
yang mereka bayarkan (73,5%). dengan harapan sehingga bila suatu waktu kembali
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian membutuhkan perawatan maka pasien akan kembali
yang dilakukan oleh Indriani (2008), lebih dari berkunjung. Hal ini bila ditinjau dari perkembangan
separuh (63,8%) pasien memiliki rasa loyalitas. loyalitas maka termasuk pada tahap ketiga yaitu
Sedangkan hasil penelitian Ika (2009), juga pada tahap konatif. Pada tahap konatif ini kondisi
memperlihatkan bahwa lebih dari separuh (65,5%) loyal mencakup komitmen yang mendalam untuk
kesamaan hasil penelitian ini dengan penelitian Cara pengukuran tentang loyalitas sampai
terkait, ini berarti adanya kesamaan kualitas saat ini belum ada kesepakatan namun bila dilihat
pelaksanaan bauran pemasaran jasa pelayanan dari cara pengukuran loyalitas menurut Setiawan
keperawatan yang dimiliki pada tempat penelitian. (2011), maka hasil penelitian loyalitas ini diperoleh
Rasa loyalitas pasien yang baik terhadap dari umpan balik konsumen yang dapat dikumpulkan
instalasi rawat inap ambun pagi apabila melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan
dihubungkan dengan asuransi kesehatan yang cara survey yang dilakukan pada penelitian ini.
dimiliki oleh pasien maka loyalitas yang ditunjukan Presentase hasil dari loyalitas juga belum ada
oleh pasien bisa saja tidak termasuk kedalam kesepakatan, oleh karena itu pada penelitian ini
dimensi loyal. Hal ini dapat disebabkan oleh peneliti menggunakan presentase dari nilai mean,
keterpaksaan karena pasien memiliki asuransi jika presentase dari hasil penelitian melebihi dari
kesehatan, namun bila dilihat dari model kesetiaan nilai mean maka responden dikatakan loyal
oleh pasien dapat menyebabkan pasien memiliki Hasil penelitian yang mendapatkan lebih
loyalitas premium karena dengan keterikatan yang dari separuh pasien loyal terhadap instalasi rawat
tinggi (memiliki asuransi kesehatan) pasien juga inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ini
memiliki loyalitas yang baik. berarti tingginya rasa loyalitas pasien akan
Rasa loyalitas pasien yang baik terhadap instalasi memberikan keuntungan bagi instalasi rawat inap
rawat inap ambun pagi tidak hanya dipengaruhi oleh ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang.
asuransi kesehatan yang dimiliki oleh pasien, karena Keuntungan tidak hanya dilihat dari banyaknya
bila dilihat dari presentase pasien yang menjawab pasien berkunjung tetapi keuntungan dapat dilihat
kuesioner yang berhubungan dengan loyalitas dari segi promosi yang dilakukan oleh pasien
pasien maka rasa loyalitas pasien tidak hanya kepada pihak lain, dengan adanya promosi yang
dilakukan oleh pasien maka akan memberikan responden menyatakan bahwa perawat selalu
keuntungan berkelanjutan sekaligus menghemat meminta persetujuan pasien dan keluarga sebelum
biaya promosi rumah sakit terhadap jasa pelayanan. melakukan tindakan, (60,3%) responden
Pada hasil analisis bivariat didapatkan menyatakan perawat dapat melakukan tindakan
presentase loyalitas pasien lebih tinggi pada pasien keperawatan secara terampil dan selalu menjaga
yang menyatakan produk yang berkualitas (100,0%) privasi pasien, (60,3%) responden menyatakan
dibandingkan dengan pasien yang menyatakan bahwa perawat selalu menjelaskan kepada pasien
produk kurang berkualitas (11,1%). Hasil uji statistik tentang perawat yang selanjutnya merawat pasien,
menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat (55,9%) responden menyatakan bahwa perawat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara selalu menjelaskan tentang makanan yang boleh
produk dengan loyalitas pasien terhadap instalasi dan tidak boleh dikonsumsi oleh pasien dan (55,9%)
rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil responden juga menyatakan bahwa secara
Padang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian keseluruhan menyukai pelayanan yang diberikan
yang dilakukan oleh Ika (2009), yang juga oleh perawat di instalasi rawat inap ambun pagi.
menemukan adanya hubungan yang signifikan Menjelaskan dan meminta persetujuan pasien atau
antara produk dengan loyalitas pasien. Penelitian keluarga pasien sebelum melakukan tindakan
dari Lita (1999), mendapatkan bahwa produk merupakan suatu tindakan untuk menghargai harkat
merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dan martabat pasien sebagai manusia. Selain itu
pasien dalam memilih rumah sakit. Kuntjara (2007), dengan meminta persetujuan sebelum melakukan
pada penelitiannya mendapatkan pengaruh yang tindakan, bila ditinjau dari segi pasien maka
positif antara produk dengan loyalitas pasien. merupakan hak pasien untuk mendapatkan
Adanya hubungan yang signifikan antara penjelasan namun bila ditinjau dari segi perawat
produk dengan loyalitas pasien, ini berarti tingginya merupakan kewajiban perawat untuk memberikan
loyalitas pasien terhadap produk yang ada di informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
instalasi rawat inap ambun pagi dapat disebabkan kepada pasien. Adanya persetujuan dari pasien ini
karena instalasi rawat inap ambun pagi memiliki berarti adanya inform concent atau kekuatan bagi
produk berkualitas. Keadaan ini dibuktikan dengan perawat bila terjadi sesuatu diluar keinginan atau
hasil uji analisis univariat bahwa lebih dari separuh adanya dugaan mal praktek dari tindakan yang telah
pasien menyatakan produk berkualitas (60,3%). dilakukan. Tindakan keperawatan dengan terampil
Secara terperinci penyebab tingginya loyalitas merupakan salah satu dari ciri – ciri perawat yang
pasien terhadap produk berkualitas, dapat dilihat profesional. Tindakan yang tepat, cepat dan sesuai
dari jawaban responden terhadap kuesioner dengan prosedur tindakan akan memberikan nilai
penelitian yang mana lebih dari separuh (55,9%) tersendiri bagi pasien terhadap perawat. Pasien
akan menjadi lebih percaya dari tindakan yang pasien terhadap petugas apabila pasien
dilakukan karena tindakan yang dilakukan dapat memerlukan bantuan. Menjelaskan makanan dan
mengurangi keluhan pasien sehingga harapan minuman yang boleh dikomsumsi atau tidak boleh
pasien dapat terpenuhi. Harapan yang sesuai boleh dikonsumsi oleh pasien merupakan salah satu
dengan kenyataan akan menciptakan rasa loyal tindakan dari asuhan keperawatan yang diberikan
pada diri pasien. Loyalitas yang ada juga dapat oleh perawat kepada pasien walaupun dalam
menciptakan komitmen pada diri pasien untuk pelaksanaan adanya kolaborasi dengan bagian gizi.
melakukan kunjungan ulang bila suatu saat kembali Pasien yang mengetahaui makanan dan minuman
membutuhkan dan bahkan merekomendasikan yang boleh dikonsumsi atau tidak dapat menambah
rumah sakit kepada pihak lain. Menjelaskan kepada pengetahuan pasien tentang diet yang harus
pasien atau keluarga setiap pergantian dinas dilakukan dalam proses penyembuhan penyakitnya,
tentang siapa perawat yang akan melakukan sehingga bila pasien sudah pulang maka pasien
perawatan selanjutnya kepada pasien merupakan dapat melanjutkan diet makanan tersebut dirumah
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Hal ini dengan demikian proses pemulihan setelah pulang
Variabel n % P
Produk 0,001
Berkualitas 41 60,29%
Kurang berkualitas 27 39,71%
Tempat 0,001
Strategis 40 58,82%
Kurang strategis 28 41,18%
Harga 0,001
Terjangkau 44 64,71%
Kurang terjangkau 24 35,29%
Promosi 0,001
Baik 44 64,71%
Kurang baik 24 35,29%
Orang 0,001
Profesional 42 61,76%
Kurang profesional 26 38,24%
Proses 0,001
Baik 43 63,24%
Kurang baik 25 36,76%
Bukti Fisik 0,001
Baik 42 61,76%
Kurang baik 26 38,24%
Produk berkualitas dapat diciptakan dengan pengembangan. Rumah sakit yang memiliki sumber
sumber daya manusia yang profesional, sarana dan daya manusia yang profesional namun tidak
prasarana yang memadai. Hal ini perlu menjadi dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
perhatian bagi rumah sakit terutama pada bagian memadai maka tidak akan dapat menciptakan
produk berkualitas. Begitupun sebaliknya, rumah tempat secara parsial terhadap hasil penjualan jasa
sakit yang memiliki sarana dan prasarana yang hotel berbintang di Daerah Istimewa Jogjakarta. Ini
memadai namun tidak diikuti dengan sumber daya berarti rumah sakit yang memilliki tempat strategis
manusia yang profesional juga tidak akan dapat yang setara dengan tempat hotel berbintang mampu
menciptakan produk berkualitas. Jadi dalam menciptakan loyalitas pasien terhadap rumah sakit.
menciptakan produk berkualitas diperlukan Hasil penelitian ini bila dihubungkan dengan hasil
keseimbangan antara sumber daya manusia yang penelitian yang dilakukan oleh Sutomo (2009), dapat
profesional dengan sarana dan prasarana yang dlihat bahwa tempat yang dimiliki instalasi rawat inap
memadai. Hal ini sudah dimiliki oleh instalasi rawat ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki
inap RSUP Dr. M. Djamil Padang sehingga pada kesamaan dengan tempat pada hotel berbintang.
hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan Letak instalasi ambun pagi dipusat kota dengan
yang signifikan antara produk dengan loyalitas transportasi yang mudah didapat, memiliki fasilitas
pasien karena lebih dari separuh pasien menyatakan parkir, ruangan tunggu yang nyaman dengan
produk di instalasi rawat inap ambun pagi fasilitas perawatan kelas, VIP dan super VIP serta
Pada hasil analisis bivariat didapatkan sarana dan prasarana yang memadai. Tingginya
presentase loyalitas pasien lebih tinggi pada pasien presentase loyalitas pasien terhadap tempat
yang menyatakan tempat strategis (100,0%) strategis pada instalasi rawat inap ambun pagi, bila
dibandingkan dengan pasien yang menyatakan dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner
tempat kurang strategis (14,3%). Hasil uji statistik penelitian. Hal ini dapat disebabkan oleh karena
menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat lebih dari separuh (60.3%) responden menyatakan
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara bahwa instalasi rawat inap ambun pagi bila
tempat dengan loyalitas pasien terhadap instalasi dihubungkan dengan daerah yang rawan bencana
rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil gempa maka kekuatan gedung sudah cukup kuat,
Padang. Penelitian ini sama dengan penelitian yang (61,8%) responden menyatakan instalasi rawat inap
dilakukan Indriani (2008), bahwa tempat yang ambun pagi memiliki tempat parkir khusus sehingga
strategis dari rumah sakit berhubungan signifikan tidak mengalami kesulitan untuk parkir kendaraan
dengan loyalitas pasien. Hasil penelitian Ika (2009), dan (52,9%) responden juga menyatakan bahwa
juga menemukan presentase loyalitas lebih tinggi instalasi rawat inap ambun pagi memiliki situasi
pada tempat strategis dan juga menemukan adanya lingkungan yang aman. Sedangkan untuk
hubungan signifikan antara tempat dengan loyalitas pertanyaan tentang lokasi instalasi rawat inap
pasien. Sutomo (2009), mendapatkan pengaruh ambun pagi bila dihubungkan fasilitas umum dan
positif bauran pemasaran jasa dalam hai ini adalah pertanyaan tentang pencahayaan ruangan maka
respoden menyatakan tempat kurang baik (50,0%) signifikan antara harga dengan keinginan
dan tempat baik (50,0%). Ini berarti jawaban berkunjung ulang. Hubungan positif juga terlihat dari
responden untuk kedua pertanyaan berimbang. pengaruh kebijakan harga dari bauran pemasaran
Tempat strategis yang dimiliki oleh rumah sakit jasa rumah sakit terhadap loyalitas pasien.
merupakan satu keuntungan karena konsumen yang Adanya presentase yang sama antara rasa
sakit dalam hal ini pasien, akan mencari rumah sakit loyal dan rasa tidak loyal pasien terhadap harga
yang terdekat dengan transportasi yang mudah terjangkau (100,0% : 100,0%). Hal ini bila dilihat dari
didapat. Tempat ini dimiliki oleh instalasi rawat inap analisis statistik dapat dipengaruhi oleh asuransi
ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang, dimana kesehatan yang dimiliki oleh pasien karena lebih dari
terletak dipusat kota, transportasi yang mudah separuh (67,6%) pasien yang menjalani perawatan
didapat dan didukung oleh sarana dan prasarana di instalasi rawat inap ambun pagi memiliki asuransi
yang memadai seperti alur lokasi yang jelas, tempat kesehatan. Bila keadaan ini dihubungkan dengan
parkir, keamanan yang terjamin dan penunjang harga di instalasi rawat inap ambun pagi, harga
lainnya. Kelebihan pada tempat yang dimiliki menjadi tidak masalah bagi pasien karena harga
instalasi rawat inap ambun pagi mampu yang akan dibayarkan oleh pasien sudah ditanggung
Pada hasil analisis bivariat didapatkan masalah bila pasien tidak memiliki asuransi
semua pasien (100,0%) yang menyatakan harga kesehatan karena pasien akan langsung membayar
terjangkau menjadi loyal. Begitupun sebaliknya, tarif yang ada. Hal ini menyebabkan pasien akan
semua pasien (100,0%) yang menyatakan harga memperbandingkan kualitas pelayanan yang
tidak terjangkau menjadi tidak loyal. Hasil uji statistik diterima dengan harga yang dibayarkan. Apabila
menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat harga yang dibayarkan tidak sesuai dengan harapan
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara terhadap kualitas pelayanan yang diterima maka
harga dengan loyalitas pasien terhadap instalasi akan mengurangi bahkan akan pasien menjadi tidak
rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil loyal. Keadaan ini dibuktikan pada hasil uji bivariat
Padang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian dimana pasien yang menyatakan harga tidak
yang dilakukan oleh Yori (2011), hasil penelitian terjangkau menjadi tidak loyal terhadap instalasi
menemukan adanya hubungan yang signifikan rawat inap ambun pagi. Adanya hubungan yang
antara harga dengan loyalitas pasien sehingga signifikan antara harga dengan loyalitas pasien,
harga yang terjangkau akan menimbulkan keinginan dengan nilai p value 0,001 (< 0,05). Hal ini bila dilihat
berkunjung ulang bila suatu waktu pasien kembali dari jawaban responden terhadap kuesioner
membutuhkan. Hasil penelitian yang dilakukan penelitian, keadaan ini dapat disebabkan oleh
Yuristin (2011), juga menemukan hubungan yang karena lebih dari separuh perawat di instalasi rawat
inap ambun pagi sudah memberikan informasi yang Pada hasil analisis bivariat didapatkan
jelas tentang tarif yang ada (58,8%), tarif yang presentase loyalitas pasien (100,0%) pada pasien
tergolong murah bila dibandingkan dengan rumah yang menyatakan promosi baik sedangkan
sakit lainnya (51,5%), cara pembayaran yang mudah presentase loyalitas pasien yang menyatakan
dan cepat (57,4%) sehingga pasien atau keluarga promosi kurang baik (0%). Ini berarti pasien yang
pasien tidak menunggu lebih lama dalam proses menyatakan promosi kurang baik (100,0%) tidak
pembayaran, tarif yang sesuai dengan pelayanan loyal terhadap instalasi rawat inap ambun pagi. Hasil
yang diberikan (64,7%) sehingga pasien merasa uji statistik menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05)
puas terhadap jasa pelayanan yang diterima dan maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
adanya keseimbangan pelayanan yang diterima signifikan antara promosi dengan loyalitas pasien
dengan tarif yang dibayarkan (63,2%). Keadaan terhadap instalasi rawat inap ambun pagi RSUP. Dr.
signfikan antara price dengan loyalitas pasien. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
Instalasi rawat inap ambun pagi RSUP Dr. yang dilakukan oleh Ika (2009), adanya hubungan
M. Djamil Padang yang merupakan rumah sakit milik signifikan antara promosi yang baik dengan loyalitas
pemerintah tentunya memiliki tarif pelayanan yang pasien. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan Ika
lebih murah bila dibandingkan dengan rumah sakit (2009), juga menemukan bahwa promosi merupakan
milik swasta. Keadaan ini memberi nilai tersendiri salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pasien
bagi instalasi rawat inap ambun pagi dalam menarik dalam memilih rumah sakit. Ini berarti promosi
minat pasien, selain itu instalasi rawat inap ambun rumah sakit yang baik dapat menarik minat
pagi juga mempunyai kerja sama dengan asuransi konsumen untuk menggunakan rumah sakit sebagai
kesehatan untuk mempromosikan instalasi rawat fasilitas kesehatan. Adanya presentase yang sama
inap ambun pagi kepada konsumen yang memiliki loyalitas pasien terhadap promosi yang baik dengan
asuransi kesehatan. Tarif yang murah dan adanya promosi kurang baik (100,0% : 100,0%). Bila dilihat
kerja sama dengan asuransi kesehatan akan dari hasil analisis univariat dapat disebabkan karena
mampu membuat instalasi rawat inap ambun pagi tingginya presentase pasien yang menyatakan
untuk menarik minat konsumen untuk menggunakan promosi baik (64,7%) dan banyaknya pasien yang
jasa pelayanan di instalasi rawat inap ambun pagi. memiliki asuransi kesehatan (67,6%) yang menjalani
Ini dibuktikan dengan banyaknya daftar antrian perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi RSUP
pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Dr. M. Djamil Padang. Hal ini yang menjadi
instalasi rawat inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil penyebab adanya presentase yang sama loyalitas
kurang baik.
Tinggi presentase pasien yang menyatakan masyarakat menjadi percaya dan mempunyai
promosi baik. Ini dapat mempengaruhi rasa loyalitas keinginan untuk menggunakan jasa pelayanan yang
pasien, keadaan ini dibuktikan pada hasil uji bivariat dipromosikan. Hal ini yang menjadikan adanya
dimana pasien yang menyatakan promosi baik hubungan signifikan antara promosi dengan loyalitas
Asuransi kesehatan juga dapat mempengaruhi rasa Pada hasil analisis univariat juga dapat
loyalitas pasien bila dihubungkan dengan promosi dilihat bahwa lebih dari separuh (64,7%) pasien
karena asuransi kesehatan merupakan salah satu yang menjalani perawatan memilki rasa loyalitas
usaha dalam mempromosikan jasa pelayanan yang tinggi terhadap instalasi rawat inap ambun
kesehatan rumah sakit. Banyaknya pasien yang pagi. Hasil ini merupakan keuntungan bagi instalasi
memiliki asuransi kesehatan yang menjalani rawat inap ambun pagi dalam hal mempromosikan,
perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi. Ini karena pasien yang loyal dapat dijadikan media
berarti salah satu usaha instalasi rawat inap ambun untuk mempromosikan jasa pelayanan yang ada
pagi untuk mempromosikan jasa pelayanan yang kepada pihak lain. Loyalitas pasien yang tinggi
ada sudah cukup berhasil dalam menarik minat terhadap rumah sakit selain dapat memberikan
konsumen yang memiliki asuransi kesehatan. keuntungan, juga dapat menekan angka
Adanya hubungan signifikan antara promosi dengan pengeluaran rumah sakit dalam hal mempromosikan
loyalitas pasien, dengan nilai p value 0,001 (< 0,05). jasa pelayanan yang ada. Ini berarti pasien yang
Bila dilihat dari jawaban responden terhadap loyal merupakan aset yang baik bagi rumah sakit
kuesioner penelitian, keadaan ini dapat disebabkan untuk mempromosikan jasa pelayanan rumah sakit
karena promosi yang dilakukan oleh instalasi rawat kepada pihak lain.
inap ambun pagi sudah cukup jelas dan mudah Pada hasil analisis bivariat didapatkan
didapat, baik dari media cetak maupun elektronik presentase loyalitas pasien lebih tinggi pada pasien
(63,2%), perawat juga sudah menginformasikan yang menyatakan orang profesional (100,0%)
dengan jelas tentang jenis pelayanan yang ada dibandingkan dengan pasien yang menyatakan
(55,9%), alur pelayanan (63,2%), tata tertib yang orang kurang profesional (7,7%). Hasil uji statistik
belaku di instalasi rawat inap ambun pagi (61,7%) menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat
serta baik dan buruknya dari efek tindakan yang disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
akan dilakukan (61,7%). Adanya informasi yang orang dengan loyalitas pasien terhadap instalasi
jelas merupakan sifat dari promosi yang baik. rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil
pengetahuan dan membuka cakrawala masyarakat Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
tentang jasa pelayanan yang ada sehingga yang dilakukan oleh Indriani (2008), yang
mendapatkan presentase loyalitas pasien lebih tinggi agar pasien memiliki keyakinan untuk sembuh dari
pada pasien menyatakan orang profesional, selain penyakit (54,4%) dan perawat juga mampu menjaga
itu juga mendapatkan adanya hubungan signifikan kerahasiaan penyakit pasien dari orang lain (58,8%).
antara orang dengan loyalitas pasien. Sedangkan Instalasi rawat inap ambun pagi dalam
hasil penelitian yang dilakukan Lita (1999), mengembangan orang profesional selalu mengikut
menemukan bahwa orang yang profesional sertakan sumber daya manusia yang ada pada
merupakan faktor yang paling dipertimbangkan oleh pelatihan, seminar dan desiminasi ilmu. Tujuan dari
konsumen dalam memilih rumah sakit. Pada kegiatan ini agar sumber daya manusia di instalasi
penelitian ini didapatkan tingginya presentase rawat inap ambun pagi bisa menambah
loyalitas pasien pada orang profesional, bila dilihat pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
dari hasil analisis univariat didapatkan lebih dari kemajuan ilmu pengetahuan yang ada sehingga
separuh (61,8%) pasien menyatakan orang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
profesional dan lebih dari separuh (64,7%) pasien pelayanan, mengingat sumberdaya yang sangat
loyal terhadap instalasi rawat inap ambun pagi. Dari berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kedua hasil analisis univariat ini dapat dilihat bahwa dirumah sakit adalah perawat, selain itu
presentase pasien yang menyatakan orang keberhasilan kualitas pelayanan kesehatan juga
profesional dengan pasien yang loyal memiliki dipengaruhi oleh partisipasi perawat dalam
presentase yang hampir sama sehingga pada hasil memberikan pelayanan keperawatan yang
analisis bivariat didapatkan presentase pasien yang berkualitas kepada pasien. Ini berarti pelayanan
loyal lebih tinggi pada orang profesional (100,0%) keperawatan merupakan bagian terpenting dari
(7,7%). Pada hasil penelitian ini juga didapatkan Pada hasil analisis bivariat didapatkan
nilai p value 0,001 (< 0,05) yang menunjukan presentase loyalitas pasien lebih tinggi pada pasien
adanya hubungan signifikan antara orang dengan yang menyatakan proses baik (100,0%)
loyalitas pasien. Adanya hubungan signifikan antara dibandingkan dengan pasien yang menyatakan
orang dengan loyalitas pasien. Bila dilihat dari hasil proses kurang baik (4,0%). Hasil uji statistik
jawaban responden terhadap kuesioner penelitian. menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat
Hal ini dapat disebabkan karena perawat di instalasi disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
rawat inap ambun pagi memiliki perilaku ramah dan proses dari bauran pemasaran jasa pelayanan
sopan (57,3%), selalu berpenampilan besih dan rapi keperawatan dengan loyalitas pasien terhadap
(55,9%), merespons dengan baik setiap pasien dan instalasi rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil
keluarga pasien memerlukan bantuan perawatan Padang. Hasil penelitian ini sama dengan hasil
(55,9%), selalu memberikan motivasi dan dorongan penelitian yang dilakukan oleh Indriani (2008),
mendapatkan presentase loyalitas pasien lebih tinggi mendapatkan tindakan dan pelayanan, selain itu
pada proses yang baik, selain itu juga mendapatkan perawat melakukan perawatan sesuai dengan
adanya hubungan signifikan antara proses dengan keluhan pasien (64,7%) dan perawat juga
loyalitas pasien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh menjelaskan status kesehatan pasien setelah
Lita (1999), menemukan bahwa proses merupakan melakukan tindakan (61,8%). Adanya kontrak waktu
faktor yang juga menjadi perhatian pasien dalam dari perawat kepada pasien dan tepatnya jadwal
terhadap proses yang baik (100,0%) dibandingkan tidak berbelit-belit dan pasien akan merasakan
dengan loyalitas pasien terhadap proses kurang baik senang karena pasien tidak menunggu lama dan
(4,0%). Hal ini bila ditinjau dari analisis statistik juga banyak menghabiskan waktu dalam mendapatkan
dapat dipengaruhi dari hasil analisis univariat. pelayanan keperawatan, karena pelayanan yang
Didapatkan lebih dari separuh (63,2%) pasien berbelit-belit dan menghabiskan banyak waktu tanpa
menyatakan proses adalah baik dan lebih dari ada tindakan sering membuat pasien beralih
separuh (64,7%) pasien loyal terhadap instalasi kepada rumah sakit pesaing.
rawat inap ambun pagi. Hal inilah secara statistik Pada hasil analisis bivariat didapatkan
yang menyebabkan pasien menjadi loyal pada presentase loyalitas pasien lebih tinggi pada pasien
proses yang baik, karena presentase antara process yang menyatakan bukti fisik baik (100,0%)
baik dengan loyalitas pasien tidak jauh berbeda dibandingkan dengan pasien yang menyatakan bukti
(63,2% : 64,7%). Pada penelitian ini juga fisik kurang baik (7,7%). Hasil uji statistik
menemukan adanya hubungan signifikan antara menunjukan nilai p value 0,001 (< 0,05) maka dapat
proses yang baik dengan loyalitas pasien, dengan disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
nilai p value 0,001 (< 0,05). Bila dilihat dari jawaban bukti fisik dengan loyalitas pasien terhadap instalasi
responden terhadap kuesioner penelitian maka rawat inap ambun pagi RSUP. Dr. M. Djamil
keadaan ini dapat disebabkan karena kebaikan dan Padang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
citra pelayanan yang dimiliki instalasi rawat inap yang dilakukan oleh Ika (2009), didapatkan adanya
ambun pagi sudah baik (61,8%), perawat di instalasi hubungan signifikan antara bukti fisik dengan
rawat inap ambun pagi selalu melakukan kontrak loyalitas pasien. Lebih lanjut penelitian yang
waktu dengan pasien maupun keluarga pasien dilakukan oleh Ika (2009), juga menemukan bahwa
sebelum melakukan tindakan (54,4%), perawat juga bukti fisik merupakan salah satu faktor yang
melakukan tindakan sesuai dengan waktu atau mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan
jadwal yang telah ditentukan (64,7%) sehingga rumah sakit. Sedangkan penelitian yang dilakukan
pasien tidak menunggu lebih lama untuk oleh Lita (1999), mendapatkan bukti fisik merupakan
salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pasien perawatan. Bila ditinjau dari bukti fisik yang dimiliki
dalam memilih rumah sakit. maka instalasi rawat inap ambun pagi sebagai
Tingginya presentase loyalitas pasien penyedia pelayanan dengan ruangan rawatan kelas,
terhadap bukti fisik yang baik (100,0%) dibandingkan VIP dan super VIP tentunya memiliki bukti fisik yang
dengan bukti fisik yang kurang baik (7,7%). Hal ini baik jika dibandingkan dengan rungan perawatan
bila dilihat dari analisis statistik juga dapat lainnya yang ada di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
dipengaruhi dari hasil analisis uji univariat, karena Bukti fisik yang dimiliki oleh instalasi rawat
lebih dari separuh bukti fisik di instalasi rawat inap inap ambun pagi cukup memberikan kenyaman dan
ambun pagi adalah baik (61,8%) dan lebih dari keamanan kepada pasien dan keluarga pasien.
separuh (64,7%) pasien loyal terhadap instalasi Ruangan tunggu yang bersih dengan tata letak yang
rawat inap ambun pagi. Adanya presentase yang baik serta pencahayaan yang cukup. Setiap ruangan
hampir sama antara bukti fisik yang baik dengan rawatan memiliki kamar mandi, selain itu juga
loyalitas pasien (61,8% : 64,7%), maka hal inilah dilengkapi dengan TV, AC dan lain – lain, khususnya
yang mempengaruhi dari hasil analisis uji bivariat untuk ruangan VIP dan super VIP adanya tempat
sehingga ditemukan tingginya presentasi pasien tidur khusus bagi keluarga yang menemani pasien.
yang menyatakan bukti fisik yang baik menjadi loyal Adanya bukti fisik yang baik dengan dilengkapi
terhadap instalasi rawat inap ambun pagi. sarana dan prasarana pendukung yang lengkap
Pada hasil penelitian ini juga ditemukan serta tempat strategis merupakan keuntungan bagi
nilai p value 0,001 (< 0,05) yang berarti adanya instalasi rawat inap ambun pagi dalam menarik
hubungan signifikan antara bukti fisik dengan minat konsumen. Tingginya loyalitas pasien
loyalitas pasien. Adanya hubungan signifikan ini bila terhadap instalasi rawat inap ambun pagi hendaknya
dilihat dari hasil jawaban respoden terhadap harus didukung dengan bukti fisik yang baik karena
kuesioner penelitian. Ini menandakan bahwa antara tempat dan bukti fisik harus memiliki
instalasi rawat inap ambun pagi memiliki interior keseimbangan dalam menciptakan loyalitas pasien.
ruangan yang indah dan menarik (63,2%), peralatan Hasil analisis multivariat dengan
yang memadai untuk melakukan tindakan (58,8%), menggunakan uji regresi logistik menunjukkan
ruangan yang nyaman dan bersih (50,0%) serta bahwa variabel bauran pemasaran jasa pelayanan
perawat selalu menjelaskan pada setiap pasien baru keperawatan berhubungan signifikan dengan
masuk tentang denah ruangan seperti letak kamar loyalitas pasien. Hubungan bersama – sama dari
mandi, ruangan perawatan dan lain-lain (61,7%). variabel bauran pemasaran jasa pelayanan
Instalasi rawat inap ambun pagi RSUP Dr. M. Djamil keperawatan terhadap loyalitas pasien terlihat pada
Padang dalam memberikan kenyamanan kepada variabel orang dan asuransi kesehatan. Variabel
pasien dan keluarga pasien yang sedang menjalani asuransi kesehatan merupakan sebagai variabel
confounding pada penelitian ini. Pada analisis bersikap ramah dan sopan, meminta persetujuan
multivariat didapatkan variabel orang memiliki nilai P pasien sebelum melakukan tindakan, merespons
= 0,998 dan Exp B = 3,495. Ini berarti instalasi rawat dengan baik setiap pasien dan keluarga pasien
inap ambun pagi memiliki orang profesional membutuhkan bantuan dan dapat menjaga
sebanyak 3,495 dalam meningkatkan loyalitas kerahasian penyakit pasien. Asuransi kesehatan
pasien terhadap instalasi rawat inap ambun pagi bila yang merupakan variabel confounding pada
dibandingkan dengan orang tidak profesional. Untuk penelitian ini namun dapat menjadi variabel yang
analisis persamaan regresi didapatkan variabel berhubungan bersama – sama dengan variabel
orang dengan nilai β = 19,672 ini berarti orang yang orang dalam mempengaruhi loyalitas pasien
paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas terhadap instalasi rawat inap ambun pagi. Ini berarti
pasien. Loyalitas pasien terhadap instalasi rawat asuransi kesehatan juga mempunyai pengaruh yang
inap ambun pagi selain dipengaruhi oleh orang cukup besar terhadap loyalitas pasien. Hasil ini bila
propesional juga dikontrol dengan asuransi dilihat dari analisis statistik juga dapat dipengaruhi
kesehatan yang dimiliki oleh pasien. Hal ini dari hasil analisis univariat, dimana analisis univariat
disebabkan asuransi kesehatan memiliki nilai Exp B mendapatkan lebih dari separuh (67,6%) pasien
dibawah nilai orang yaitu sebesar 2,555. Ini berarti yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap
loyalitas pasien terhadap instalasi rawat inap ambun ambun pagi memiliki asuransi kesehatan.
pagi sebagian besar tidak hanya dipengaruhi oleh Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
orang profesional tetapi juga dipengaruhi oleh bauran pemasaran jasa pelayanan keperawat
asuransi kesehatan yang dimiliki pasien. berhubungan dengan loyalitas pasien. Ini berarti
terhadap loyalitas pasien di instalasi rawat inap pelayanan rumah sakit. Menurunnya loyalitas pasien
ambun pagi. Hal ini dapat disebabkan karena terhadap rumah sakit akan berdampak pada
sumber daya manusia, khususnya perawat yang ada berkurangnya kunjungan ulang. Penurunan
di instalasi rawat inap ambun pagi memang memiliki kunjungan ulang akan menyebabkan menurunnya
keterampilan dan pengetahuan yang baik dalam pendapatan rumah sakit. Hal ini bila ditinjau dari
memberikan asuhan keperawatan. Keadaan ini aspek manajemen akan mempengaruhi mutu
dapat dilihat pada hasil analisis bivariat, dimana pelayanan rumah sakit karena mutu yang tidak baik
adanya hubungan signifikan antara orang dengan akan berimbas pada penghasilan rumah. Mutu
loyalitas pasien, yang mana hasil ini menunjukan pelayanan rumah sakit yang tidak baik menandakan
bahwa perawat di instalasi rawat inap selalu bahwa pelayanan keperawatan juga kurang
berkualitas karena pelayanan keperawatan Ika D. (2009). Faktor-faktor persepsi pasien tentang
bauran pemasaran jasa terhadap loyalitas
merupakan bagian integral dari pelayanan rumah pasien. Tesis. Semarang. Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
sakit. Jadi disini dapat dilihat bahwa salah satu Indriani C. (2008). Pengaruh implementasi program
bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien
implikasi dari penelitian ini, bila ditinjau dari aspek di RSUD Acmad Mochtar Bukit Tinggi. Tesis.
Padang. Magister Manajemen Universitas
manajemen adalah untuk melihat indikator mutu dari Andalas. Tidak dipublikasikan.
Kotler P. (2005). Manajemen pemasaran. Edisi XI.
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, Peterjemah Benjamin Molan. Jakarta. PT
Indeks.
khususnya dari sumber daya keperawatan (orang). Kuntjara (2007). Analisis faktor yang mempengaruhi
minat beli ulang konsumen (Studi Kasus di
Rumah Sakit Daerah Istimewa Jogyakarta).
DAFTAR PUSTAKA Jurnal. Jakarta: universitas Borobudur.
Lita (1999). Faktor-faktor yang dipertimbangkan
Agustiono & Sumarno, (2011). Analisis pengaruh konsumen dalam memilih RSU di kotamadya
kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan Padang. Tesis. Padang IKM. Unand. Tidak
dan loyalitas pasien rawat inap di RS ST. dipublikasikan.
Elisabeth Semarang. Tesis. Unika Lovelock, CH & Wright, LK. (2005). Manajemen
Soegijapranata Semarang. Tidak pemasaran jasa. Peterjemah Agus
dipublikasikan. Widyantoro. Jakarta: PT Indeks.
Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Lupiyoadi (2008). Marketing dan perilaku konsumen.
Reneka Cipta. Bandung: CV Mandor Maju.
Budiarto, E. (2002). Biostatiska untuk kedokteran Meeton (2006). Strategic market managemen. Edisi
dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC. 4. Jakarta Gramedia.
Boulding, W & Zaitharal, V. A (2003). A dynamic Notoatmodjo, (2010). Metodologi penelitian
process model of service quality: from kesehatan. Jakarta: Reneka Cipta.
expectation to behavioral intentions. Journal Nursalam, (2011), Manajemen keperawatan:
of marketing reseatch. Vol 30. (Diakses 3 Aplikasi dalam praktek keperawatan
Maret 2014). profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Brown, Barry, Dacin & Gunst (2007). Servqual: A Nursalam, (2009). Konsep dan penerapan
Multiple item scale for measuring consumenr metodologi penelitian ilmu keperawatan.
perceptions of service quality. Journal of Jakarta: EGC.
retailing. Vol 64. (Diakses 6 Maret 2014). Nugroho, (2003). Manajemen mutu pelayanan
Cronin, J & Steven, A. (2006). Measuring Service kesehatan. Air Langga University Press.
Quality: A Reexamination and Extension. Peraturan Menkes RI No. 71 Tahun 2013 tentang
Journal of Marketing. Vol 56. (Diakses 3 Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Maret 2014). Kesehatan Nasional.
Dahlan, M.S. (2008). Statistik dalam penelitian Putra, S.R. (2012), Panduan riset keperawatan dan
kesehatan, Seri 2. Jakarta: Sagung Seto. penulisan ilmiah. Yogyakarta: D-Medika.
Dewi (2009). Hubungan kepuasan pasien dengan Potter, P.A & Perry, A.G. (2009). Buku ajar
loyalitas pasien di RSUP Fatmawati Jakarta fundamental keperawatan: konsep, proses
Selatan. Tesis. Depok: FIK UI. Tidak dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
dipublikasikan. Pramono (2008). Pemasaran jasa konsep dan
Depkes RI, (1995). Sistem kesehatan nasional. implementasi. Jogyakarta: CV Ekonisia.
Jakarta: Depkes RI. Priyatno, D (2009). Belajar olah data dengan SPSS
Emzir, (2008). Metodologi penelitian pendidikan: 17. Jogyakarta: CV Andi Offset.
kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT. Raja Ratih (1999). Faktor – faktor yang dipertimbangkan
Grafindo Persada. konsumen dalam memilih rumah sakit di
Febriyanti (2013). Hubungan kepuasan pasien RSAB Harapan Kita. Tesis STIE IPWIJA.
dalam pelayanan keperawatan dengan Tidak dipublikasikan.
loyalitas pasien di RSUP Dr.M.Djamil. Tesis. Reingen, P. H & Walker, A (2004). Cross – Unit
Padang. Program Pascasarjana FIK. Unand. compettion for a market charter: The enduring
Tidak dipublikasikan. influenceof structure. Journal of marketing.
Gerson, R.F. (2002). Mengukur kepuasan Vol 65. (Diakses 6 Maret 2014).
pelanggan: Panduan menciptakan pelayanan Riyanto, A. (2011), Aplikasi metodologi penelitian
bermutu. Jakarta: PPM kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.
Griffin (2007). Pelanggan kunci keberhasilan. Robbins, S.P & Judge, T.A. (2008). Perilaku
Jakarta: Mitra Utama Organisasi. Peterjemah Diana Angelica, dkk.
Hartono, B. (2010). Manajemen pemasaran untuk Edisi 12. Jakarta: Selemba Empat.
rumah sakit. Jakarta: Rineka Cipta. Rose. R.C. & Kim. L. (2004). Hospital Service
Hasan, A. (2013). Marketing dan kasus-kasus Wuality : A. Managerial Challenge.
pilihan. Jogyakarta: CAPS. International Journal of Health Care Quality
Assurance : Vol. 17. No. 3. Pg. 146.
Rosmawati (2012). Memenangkan dan memelihara Sabri, S & Hastono, P.S. (2010). Statistik kesehatan.
pelanggan. Jakarta: Pustaka Tangga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.