You are on page 1of 14

Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI


WESTERNISASI PADA PESERTA DIDIK
(The Role of Islamic Religion Teacher in Overcome Westernization in Students)

Rosdiana
rosdiana2018@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Rosmiati Ramli
rosmiatiramli1968@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Muhammad Nur Maallah
muhammadnurmaallah@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract: This study discusses the role of Islamic religious education teachers in overcoming westernization in
students at SMA Negeri 3 Parepare and trying to describe some things in accordance with what is in the
formulation of the problem, namely: (1) Form of westernization of students in SMA Negeri 3 Parepare, ( 2)
The impact of westernization on students in SMA Negeri 3 Parepare, (3) The role of Islamic religious
education teachers in overcoming westernization of students in SMA Negeri 3 Parepare. The results showed
that the role of Islamic religious education teachers in overcoming westernization in students in SMA Negeri 3
Parepare gave significant results. But it cannot be separated from the cooperation with other teachers, especially
counseling guidance, and the most important is the principal as the highest leader and decision maker in school.
this proves that after changes in the principal many changes occur due to different ways of leadership than before,
the way or effort of the principal in influencing, encouraging, guiding, directing, mobilizing teachers, staff,
students, parents of students, to work or play a role and to achieve the stated goals.
Keywords: Role, Westernization, Islamic Religious Education Teacher
Penelitian ini membahas tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi
westernisasi pada peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare dan mencoba mendeskripsikan
beberapa hal sesuai dengan apa yang ada dalam rumusan masalah yaitu: (1) Bentuk
westernisasi pada peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare, (2) Dampak westernisasi pada
peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare, (3) Peran guru pendidikan agama Islam dalam
mengatasi westernisasi terhadap peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare. Hasil penelitian
menunjukan bahwa peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi westernisasi pada
peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare memberikan hasil yang signifikan. Namun tak lepas
dari adanya kerja sama dengan guru lainnya khususnya bimbingan konseling, serta yang
terpenting adalah kepala sekolah sebagai pemimpin dan pengambil keputusan tertinggi di
sekolah. ini membuktikan bahwa setelah pergantian kepala sekolah banyak perubahan yang
terjadi disebabkan cara kepemimpinan yang berbeda dari sebelumnya, cara atau usaha kepala
sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, menggerakan guru,
staff, peserta didik, orang tua peserta didik, untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Kata Kunci: Peran, Westernisasi, Guru Pendidikan agama Islam

PENDAHULUAN pengambilalihan dan peniruan budaya barat


Pengaruh budaya barat atau yang dikenal secara langsung tanpa ada seleksi ataupun
dengan istilah “Westernisasi” telah terlihat jelas penyesuaian dengan budaya setempat.1Yang
dewasa ini. Dimana pola kehidupan masyarakat dianggap sebagai kebudayaan modern atau
semakin hari semakin hanyut dalam pola sebagai alternatif budaya masa kini. Dan ini
modernis dengan berkiblat kepada sistem banyak terjadi di kalangan remaja, yang begitu
budaya barat, kata westernisasi berasal dari kata
West yang artinya barat, dimana proses 1Yulia darmawati, Buku Saku Sosiologi, (Cet.II;
Jakarta: kawan pustaka, 2011), h. 20.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 107


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

rapuh menerima peradaban-peradaban asing dalam rangka untuk memajukan kebudayaan,


sebagai suatu kebanggaan. Modernisasi dan ditujukan bagi tercapainya kemajuan adab dan
globalsasi melahirkan corak kehidupan yang persatuan bangsa yang terbentuk dalam suatu
sangat kompleks, tetapi keadaan ini seharusnya Negara Kesatuan Republik Indonesia6.
tidak membuat bangsa indonesia kehilangan Amanat UUD 1945 tersebut pemerintah
kepribadiannya sebagai bangsa yang besar dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan
kaya unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin usaha kebudayaan harus menuju kearah
derasnya arus budaya asing yang masuk ke kemajuan adab dan persatuan. Dengan tidak
Indonesia, mau tidak mau kepribadian tersebut menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
akan terpengaruh, atau mungkin bisa dikatakan asing yang dapat mengembangkan atau
tercemaroleh corak budaya asing.2 Ahli Ilmu memperkaya kebudayaan bangsa sendiri.
Sosial Anthony Giddens, mengatakanbahwa Larangan bertasyabbuh dalam Islam
dampak modernisasi itu ada yang positif dan sesungguhnya ditetapkan dalam syariat Islam
ada yang negatif.3 Memang masuknya budaya dimana di dalam Alquran dan As-sunnah
asing ke Indonesia itu akan membawa disebutkan baik secara tersurat maupun tersirat
perubahan-perubahan menuju suatu kemajuan tentang larangan tersebut dan ini merupakan
sekaligus juga dapat membawa perubahan- dasar hukum,firman Allah dalam QS. Al-
perubahan yang bersifat negatif, seperti Baqarah /2: 120 :
runtuhnya institusi sosial dan pudarnya budaya
lokal. Globalisasi juga berpengaruh terhadap        
masuknya budaya asing ke Indonesia.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek           
yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya
aspek budaya.4 Unsur budaya yang paling cepat           
ditiru umumnya budaya material seperti gaya
rambut, pakaian, pergaulan bebas, budaya pesta    
dan fashion style, westernisasimerupakan sikap
meniru mentah-mentah apa yang dilihat tanpa Terjemahnya:
pertimbangan lebih dulu, biasanya banyak Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang
dilakukan oleh orang yang ingin cepat dikatakan kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
moderen dan takut dikatakan ketinggalan mereka, katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah
zaman.5 itulah petunjuk yang benar dan sesungguhnya jika
Setiap budaya asing yang masuk di kamu mengikuti kemauan mereka setelah
Indonesia harus melalui penyaringan atau pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak
filterisasi, alat penyaringan pertamanya adalah lagi menjadi pelindung bagimu.7
Pancasila dan yang kedua adalah UUD 1945, Perkembangan pendidikan tidak semua
dan yang ketiga adalah perundang-undangan tugas pendidikan dapat dilakukan oleh orang tua
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun dalam hal berbagai macam ilmu pengetahuan,
pemerintah daerah, inilah yang menjadi tolak oleh karena itu orang tua mengirim anaknya
ukur apakah budaya-budaya asing dapat diterima kesekolah untuk belajar berbagai ilmu
atau tidak, berdasarkan landasan konstitusional pengetahuan. Dapat kita mengerti betapa
UUD 1945 dalam pembukaan mengamanatkan pentingnya proses mendidik anak dalam
bahwa:Pemerintah melindungi segenap bangsa lingkungan. Proses pendidikan itu dapat tercapai
Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan apabila tercipta harmonisasi antara orang tua
dengan guru sebagai pendidik disekolah,
pendidik merupakan salah satu ujung tombak
2Idianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2006),
h. 29.
6Republik Indonesia, Pembukaan Undang-
4Sudjoko, Pendidikan Lingkungan Hidup, ( Jakarta: Undang RI, 1945; alinea 4.
Universitas Terbuka, 2008 ), h. 9. 7Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen
5Nana Supriatna, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Agama RI (Jakarta: Mushaf terjemahan an-nisa, 2010),
Gravindo media pratama, 2006),h. 304. h.19.

108
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

yang menjadi tumpuan, harapan, serta andalan juga sangat memprihatinkan, diantaranya sangat
bagi masyarakat bangsa, sudah seharusnya rawan terpengaruh pergaulan bebas dan
pendidik memiliki kepribadian yang mantap dan melakukan tindakan yang tidak senonoh,
stabil serta dewasa, salah satu tugas seorang mengangungkan budaya barat (westernisasi) serta
pendidik adalah sebagai penjaga,sesuai dengan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai
Firman Allah dalam QS. At-Tahrim /66: 6 : ketimuran.10
Observasi awal bahwa fakta di lapangan
        peserta didik melakukan dance-dance yang tidak
selayaknya pada saat jam pelajaranlalu
       mengunggah di jejaring social (WhatsApp), juga
di temukan beberapa peserta didik melakukan
        pesta miras disekitar lingkungan sekolah dan
masih dalam waktu jam pelajaran,selain
Terjemahnya: itupeserta didik di waktu lowong sering
Hai orang-orang yang beriman, perihalah dirimu ditemukan di masjid memutar lagu-lagu yang
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bernuansa DJ Disc Jockey.
bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mengkaji
mendurhakai Allah terhadap apa yang tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu Dalam Mengatasi Westernisasi Pada Peserta
mengerjakan apa yang diperintahkan.8 Didik Di SMA Negeri 3 Parepare, dan dapat
Ayat tersebut menjelaskan untuk disadari penelitian tindak lanjut ini sangat
memelihara diri sendiri dan keluarga dari api diperlukan untuk diperoleh sebuah kesimpulan
neraka, ayat ini dimaksudkan bagi pendidik yang komprehensif, objektif, serta dapat
haruslah bisa menata diri sebagai bentuk dari dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga
contoh kepribadiannya yang baik, dan nantinya bermanfaat bagi perkembangan ilmu
akan ditularkan kepada keluarga dan masyarakat pengetahuan. Di sisi lain asumsi dasar tanpa
luas. Oleh karena itu seorang pendidik harus dasar akan menjadi simpang siur jika tidak dicari
bisa melindungi dan mengarahkan dirinya, kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah.
keluarga, serta seluruh yang berada dibawah Permasalahan dalam penelitian ini
tanggung jawabnya dengan membimbing dan adalah: 1) Bagaimana bentuk westernisasi pada
mendidik agar mengembangkan potensi peserta peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare?. 2)
didik agar menjadi manusia yang beriman dan Bagaimana dampak westernisasi pada peserta
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, didik di SMA Negeri 3 Parepare?. 3) Bagaimana
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mandiri, dan menjadi warga negara yang mengatasi westernisasi terhadap peserta didik di
demokratis serta bertanggung jawab, sesuai SMA Negeri 3 Parepare?.
dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam PEMBAHASAN
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
sistem pendidikan nasional pasal 3. 9 Pengertian sederhana, guru ialah
Banyak permasalahan pendidikan yang seseorang yang pekerjaannya mengajar orang
disebabkan oleh kepribadian pendidik yang lain.11 Sedangkan menurut Undang-Undang
kurang mantap. Kondisi kepribadian yang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
demikian sering membuat pendidik melakukan tentang guru dan dosen menyatakan bahwa
tindakan-tindakan yang tidak profesional dan “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
tidak terpuji. Di sisi lain kondisi peserta didik

10M Dahlan, Menjadi Guru yang Bening Hati


8Al-Quran
dan Terjemahannya, Departemen (Strategi Mengelola Hati di Abad Moderen), (Yogyakarta: CV
Agama RI (Jakarta: Mushaf terjemahan an-nisa, 2010), Budi Utama, 2016), h. 50.
h.266. 11Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
9Republik Indonesia, Undang-Undang RI, 1945; Pendekatan Baru, (Cet 15; Bandung: Remaja Rosdakarya,
No 20 tahun 2003. 2010), h. 222.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 109


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

utama mendidik, mengajar, membimbing, sederhana adalah orang yang memberikan ilmu
mengarahkan, melatih, menilai, dan pengetahuan kepada anak didik.16
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan Dari rumusan pengertian guru diatas
anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”12 yang memberikan pendidikan atau ilmu
Pengertian guru agama secara umum, hal pengetahuan kepada peserta didik dengan tujuan
ini sebagai titik tolak untuk memberikan agar peserta didik mampu memahami dan
pengertian guru agama Islam. Pengertian Guru mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
secara ethimologi (harfiah) adalah orang yang Apabila istilah kata guru dikaitkan
pekerjaannya mengajar. Kemudian lebih lanjut dengan kata agama Islam menjadi guru agama
Muhaimin menegaskan bahwa: seorang guru islam, maka pengertiannya adalah menjadi
biasa disebut sebagai ustadz, mu`alim, murabbiy, seorang pendidik yang mengajarkan ajaran
mursyid, mudarris, dan mu`addib, yang artinya agama Islam dan membimbing anak didik
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kearah pencapaian kedewasaan serta
dengan tujuan mencerdaskan dan membina membentuk kepribadian muslim yang berakhlak
akhlak peserta didik agar menjadi orang yang mulia, sehingga terjadi keseimbangan antara
berkepribadian baik.13 kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat
Sedangkan pengertian guru ditinjau dari Pengertian pendidikan agama Islam
sudut terminologi yang diberikan oleh para ahli menurut Beni Ahmad Saebani dan Hendra
dan cerdik cendekiawan, adalah sebagai berikut: Akhdiyat adalah : “Upaya sadar dan terencana
1) Menurut Muhaimin dalam bukunya Strategi dalam menyiapkan peserta didik untuk
Belajar Mengajar menguraikan bahwa guru mengenal, memahami, menghayati, hingga
adalah orang yang berwenang dan bertanggung mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
jawab terhadap pendidikan siswanya, baik secara dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari
individual ataupun klasikal. Baik disekolah sumber utamanya, yaitu kitab suci Al Qur’an
maupun diluar sekolah. Dalam pandangan Islam dan Al-Hadist, melalui kegiatan bimbingan,
secara umum guru adalah mengupayakan pengajaran, pelatihan serta penggunaan
perkembangan seluruh potensi/aspek peserta pengalaman.”17 Menurut Ahmad Ahwan,
didik, baik aspek cognitive, effective dan psychomotor.14 Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai
2) Zakiah Daradjat dalam bukunya ilmu prinsip yang mengarahkan, menanamkan nilai-
pendidikan Islam menguraikan bahwa seorang nilai kebaikan kepada diri Peserta didik yang
guru adalah pendidik profesional, karenanya bercorak Islam dan mampu membentuk sumber
secara implicit ia telah merelakan dirinya daya manusia yang dicita-citakan oleh Islam.18
menerima dan memikul sebagian tanggung Pendidikan Agama Islam adalah suatu
jawab pendidikan.15 3) Menurut Syaiful Bahri usaha untuk membina dan mengasuh peserta
Djamarah dalam setiap melakukan pekerjaan didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
yang tentunya dengan kesadaran bahwa yang Islam secara menyeluruh. Menghayati tujuan,
dilakukan atau yang dikerjakan merupakan pada akhirnya dapat mengamalkan serta
profesi bagi setiap individu yang akan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.19
menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya. Dalam Peran Guru Pendidikan Agama Islam
hal ini yang dinamakan guru dalam arti yang

16Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik

dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.


31.
12Republik Indonesia, Undang-undang RI. No 14 17Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam 1 ,

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen/pasal 8 ayat 23. (cet.II; Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 250.
13Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: 18Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar Mengajar

Citra Media, 2000), h. 70. dalam Pendidikan Islam, (cet.I; Yogyakarta: Gama Media,
14Ibid.,h.73. 2010), h. 21.
15Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: 19Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:

Bumi Angkasa, 1997), h. 39. Bumi Aksara,2009), h.88.

110
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

Peranan adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan Allah menciptakan manusia. 3)
oleh seseorang dalam suatu peristiwa.20 Maksud Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin
peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik
seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya
seseorang dapat memainkan fungsinya karena pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
posisi yang diduduki nya tersebut. pengontrolan, partisipasi atas program yang
Peranan guru dituntut untuk selalu dilakukan itu. 23
menegakkan landasan akhlak karimah yang Guru pendidikan agama Islam
menjadi tiang utama ajaran Agama dalam diposisikan untuk menjadikan peserta didik
mengatisipasi hal-hal yang bersifat negatif yang memiliki kecerdasan spiritual, yang dapat
akan berdampak pada perkembangan anak. membawa keberhasilan dalam mendidik
Prof, Baiauni menyatakan bahwa Iptek terus sehingga tercapailah visi pendidikan agama, yaitu
menerus memerlukan bantuan Agama, bilamana terbentuknya peserta didik yang memiliki
tercipta keserasian anatara ilmu pengetahuan kepribadian yang dilandasi keimanan dan
dan Agama. Dalam arti keyakinan beragama ketaqwaan terhadap Allah swt dan tercapainya
(Sebagai hasil pendidikan agama) Iptek pula misinya yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak
memperkuat keyakinan beragama.21 yang mulia dan budi pekerti yang kokoh yang
Peran guru dari hari kehari semakin tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku
berat seiring dengan perkembanagn ilmu sehari-hari.
pengetahuan dan teknologi peran guru sebagai Penjelasan yang di jelaskan diatas dapat
komponen utama dalam dunia pendidikan disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan
dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan agama Islam adalah perangkat tingkah laku atau
melampaui perkembangan ilmu pengetahuan tindakan yang dimiliki seseorang dalam
dan teknologi yang berkembang sangat memberikan ilmu pengetahuan agama Islam
pesat.22Kehadiran guru dalam proses belajar kepada anak didiknya di sekolah dan madrasah.
mengajar masih tetap memegang peranan Seseorang dikatakan menjalankan peran
penting. Peranan guru dalam proses tersebut manakala ia menjalankan hak dan kewajibannya
belum dapat digantikan oleh alat-alat elektronik yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
apapun, masih banyak unsur-unsur manusiawi dari status yang disandangnya.
seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, Latar Belakang Westernisasi
dan hal-hal yang berkaitan dengan proses Kata westernisasi secara harfiah
pembelajaran, tidak dapat dicapai melalui alat- bermakna “membaratkan” berasal dari kata
alat tersebut. westernize.24Pengertian westernisasi secara
Pekerjaan jabatan Guru Pendidikan terminologi dapat juga diartikan dari bahasa
Agama Islam adalah sangat luas, yaitu untuk ingris yaitu kata West yang artinya Barat dan
membina seluruh kemampuan-kemampuan dan tambahan akhiran –isasiyang memiliki arti
sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan mengarah kepada proses. Secara etimologi
ajaran agama Islam. Ahli pendidikan Islam, westernisasi berarti proses pembaratan,
Ramayulis menambahkan 3 buah tugas secara pengambilalihan, atau peniruan budaya barat.
khusus guru didalam Islam, yaitu 1) Sebagai Unsur budaya yang paling cepat ditiru umumnya
pengajar (instruksional) yang bertugas adalah budaya fashion style (gaya hidup) serta
merencanakan program pengajaran dan budaya material.25 Menurut Arif Furtonutely
melaksanakan program yang telah disusun, dan bahwa westernisasi adalah arus besar dalam
memberikan penilaian setelah program itu dimensi politik, sosial, kultur, budaya,
dilaksanakan. 2) Sebagai pendidik (edukator) pengetahuan, dan seni untukmengubah karakter
yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian Islam, seiring
23Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (cet.X; Jakarta:

Kalam Mulia, 2013), h. 110-111.


20Departemen pendidikan nasional.,loc. cit. 24Wajewasoto, Kamus Lengkap Inggris Indonesia serta
21Muhaimin loc. cit. Indonesia Inggris, (cet.III; Jakarta; Warta, 2006), h. 236.
22Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta:PT Raja 25Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami dan

Greafindo Persada,2007),h.37. Mengkaji Masyarakat, (Bandung: Grafindo, 2007), h. 21.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 111


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

kehidupan bangsa-bangsa di dunia secara umum khalifah Islam yang memberi peluang
dan negara-negara Islam khususnya menjadi modernisasi westernisasi.29
paham-paham barat.26 Hembusan pengaruh Barat, di anggap
Menurut Eka Gunawan westernisasi sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi
adalah suatu proses peniruan oleh suatu kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu
masyarakat atau Negara tentang kebudayaan sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi
Negara-negara barat yang di anggap lebih baik masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis
dari kebudayaan negara sendiri.27Berlangsungnya budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan
westernisasi melalui interaksi sosial yang berupa terjadi kebudayaan masyarakat nusantara. Dari
kontak sosial langsung ataupun tidak langsung. sinilah juga nilai tradisional secara perlahan
Westernisasi dapat berlangsung terutama melalui mengalami kepunahan karena tidak mampu
media cetak dan elektronik, seperti buku, bersaing dengan budaya moderen dalam bentuk
majalah, televisi, video dan internet. pergaulan masyarakat.30
Sejarah westernisasi proses imperialisme Pengaruh westernisasi bagi masyarakat
dan kolonialime dalam waktu yang panjang khususnya dikalangan para remaja, faktor yang
terjadi di Indonesia memberikan dampak yang mempengaruhi timbulnya westernisasi di
luas dalam kehidupan masyarakat. Diantara Indonesia secara umum disebabkan oleh faktor
dampak itu adalah terjadinya westernisasi dalam informasi dan yang datangnya melalui audio
segala segi kehidupan masyarkat Indonesia. visual, disamping itu juga melalui kontak sosial
Dalam lembaran sejarah Indonesia tidak pernah terutama sekali di daerah-daerah pusat industri
dijelaskan secara pasti sejak kapan proses dan kepariwisataan. Kemajuan-kemajuan yang
westernisasi ini terjadi. Sebagian para pakar sangat besar dalam bidang komunikasi
sejarah Islam mengatakan bahwa proses menyongsong timbulnya era informasi secara
westernisasi ini terjadi sejak dimulainya global, artinya tidak ada satu bangsapun di dunia
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dan ini menutup diri dari era informasi. Kemudian
dunia Islam lainnya pada abad 19 masehi.28 dari pada itu, tuntutan perkembagan zaman yang
Hal ini dapat dibenarkan karena menghendaki pola kehidupan yang lebih maju
pengaruh secara langsung dapat dilakukan oleh dari segala segi kehidupan, mengakibatkan
Barat terhadap masyarakat Indonesia terjadi di perubahan-perubahan di sektor ekonomi dan
era itu. Sementara itu, pengaruh westernisasi sistem sosial budaya masyarakat.31 Namun, yang
dikalangan masyarakat muslim secara umum sangat mengkhawatirkan adalah perubahan
muncul dalam dua periode: Pertama, sistem sosial budaya ini cenderung ke barat-
westernisasi muncul ketika Islam di bawah baratan atau westernisasi.
kepemimpinan Abbasyiah II. Hal tersebut Hasil Penelitian
disebabkan bangsa Arab mulai memasuki era Bentuk westernisasi peserta didik di SMA
kemunduran, baik di bidang politik maupun Negeri 3 Parepare.
ekonomi. Pengaruh itu terlihat jelas pada era ini Westernisasi tidak lepas dari efek
dengan pergeseran nilai-nilai Islam akibat perkembangan teknologi, siapapun termasuk
takluknya wilayah-wilayah Islam. Selain itu, peserta didik mudah sekali mengakses segala
dapat ditandai dengan hilangnya sikap zuhud informasi, unsur budaya yang paling cepat ditiru
dalam tubuh masyarakat Islam. Kedua, umumnya adalah fashion style gaya hidup.
westernisasi muncul di masa kepemimpinan Adapun bentuk westernisasi yang terjadi pada
Turki Usmani ketika terjadi perpecahan di antara peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare adalah
fenomena remaja masa kini yang mengikuti
trend namun keluar dari tatanan yang ada
26Muhammad Hamid,Mengupas Gerakan
Modernisasi, liberalisme, dan Westernisasi, (Jakarta; Darul Haq,
2012),h.80. 29Muhammad Abduh Alim Mursi, Westernisasi
27Nawari Ismail, Perubahan Sosial Budaya, dalam Pendidikan Islam, (Cet.II; Jakarta: Fikahati Anesta,
(Yogyakarta; CV Budi Utama, 2006), h. 39. 2002), h. 40.
28Abdul Hasan Ali al-Husni al-Nadwi, Pertarungan 30Mustafa al-Saba’i, op. cit.,h. 18.

antara Alam Pikiran Islam dengan Alam Pikiran Barat, (Cet.II; 31Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial

Bandung: Al-Ma’rif, 2000), h. 139. di Masyarakat, (Bandung: Setia Purna Inves, 2007), h. 40.

112
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

sehingga menurut mereka sebagai up to date langsung oleh Guru BKdan wali kelas dengan
atau kekinian, tanpa mengikuti perkembangan memberikan sanksi ancaman untuk keluar dari
masa kini mereka beranggapan tidak moderen sekolah namun ada pertimbangan dari pihak
atau kampungan, contoh kecil yang terjadi yaitu sekolah dengan memanggil orang tua wali dari
peserta didik perempuan melakukan dance- peserta didik yang melakukan pelanggaran untuk
dance dengan iringan musik DJ Discjockey yang bersama-sama mendiskusikan langkah apa yang
tidak selayaknya pada saat jam pelajaranlalu seharusnya dilakukan agar peserta didik ini
mengunggah di jejaring social (WhatsApp), mampu melakukan perubahan dan penyadaran.
penggunaan aksesoris secara berlebihan seperti Kasus seperti ini sering terjadi namun
mengubah pakaian sekolah yang seharusnya baru diketahui oleh pihak sekolah setelah
formal diubah sedemikian rupa menjadi pakaian mengunggah videonya ke soscial media
yang mini (ketat) dan rok menjadi pendek bagi (WhatApp) diakui oleh salah satu peserta didik
perempuan, potongan rambut yang seharusnya yang melakukan pelanggaran yang sempat
mengiktu aturan sekolah di permak sedemikian peneliti wawancarai bahwa “Hal itu merupakan
rupa seperti model punk rock, juga di temukan hal biasa yang sering terjadi bahkan bukan
beberapa peserta didik melakukan pesta miras rahasia lagi jika melakukan dance-dance, apalagi
disekitar lingkungan sekolah dan masih dalam disertai dengan musik-musik DJ “Discjockey”
waktu jam pelajaran,selain itu peserta didik di jelas langsung spontan ingin bergoyang, kami
waktu lowong sering ditemukan di masjid melakukannya pada waktu jam pelajaran pada
memutar lagu-lagu yang bernuansa DJ Disc saat guru tidak masuk memberikan pelajaran”.33
Jockey. Di akui oleh peserta didik tersebut
Berdasarkan hasil wawancara oleh Drs. bahwa melakukan dance-dance merupakan
Muhammad Anshar Rahim, M.Pd selaku kepala trend masa kini yang diikuti oleh remaja-remaja
sekolah di SMA Negeri 3 Parepare bahwa “Di di luar sana, apalagi dengan menggunakan
sekolah ini belum sampai pada westernisasi yang Aplikasi smartphone yang trending saat ini,
mengikuti segala bentuk gaya hidup orang barat. musik-musik barat lebih menarik daripada musik
Dalam artian hanya dalam konteks mengikuti indonesia atau musik tradisional bahkan musik
trend perkembangan zaman yang dikhwatirkan Islami. Menurutnya melakukan dance-dance
dapat merusak pola pikir anak, dapat kita lihat merupakan kegiatan untuk menghilangkan rasa
dari adanya trend masa kini yang ada pada bosan berada dalam kelas. Namun sebaiknya ada
masyarakat umum dengan sendirinya terbawa kesadaran bagi mereka untuk tidak melakukan
sampai ke lingkungan sekolah, contoh gaya dance-dance dalam waktu jam pelajaran kosong
rambut yang seringkali tidak sesuai dengan karena masih banyak kegiatan yang lebih
pelajar yang sebagaimana mestinya, penggunaan bermanfaat seperti mengunjungi perpustakan
aksesoris yang berlebihan seperti pakaian atau melakukan diskusi bersama. Dan juga
sekolah yang seharusnya formal dirubah diakui oleh peserta didik lainnya bahwa dance
sedemikian rupa sehingga menjadi ketat, rok yang dilakukan sangat tidak pantas untuk di lihat
bagi perempuan menjadi pendek, demam K- bahkan untuk disebarkan ke jejaring sosial
POP musik pop korea, musik-musik barat apalagi sampai mempertontonkan lekuk tubuh
seperti rock metal, serta maraknya kenakalan dan aurat seorang wanita serta sangat
remaja yang membuat pola pikir mereka ingin menganggu peserta didik yang lainnya yang
memiliki kebebasan dalam segala hal”.32 melakukan kegiatan yang bermanfaat saat
Bentuk westernisasi peserta didik seperti mengisi kekosongan jam pelajaran.
kasus yang ditemukan dilapangan 5 orang Kasus yang kedua yaitu sering
peserta didik perempuan kelas XIPS2 ditemukan peserta didik diwaktu jam pelajaran
melakukan dance-dance yang tidak selayaknya kosong di musollah memutar lau-lagu yang
pada saat jam pelajaran lalu mengunggah di bernuansa DJ Disc jockey. Menurut pengakuan
jejaring sosial ( WhatsApp), Kasus ini ditangani salah satu peserta didik dalam wawancara
langsung dengan peneliti :
32Muhammad Anshar Rahim, M.Pd, (Kepala
Sekolah SMA Negeri 3 Parepare), wawancara tanggal 20 33Peserta
didik SMA Negeri 3 Parepare,
April 2018. wawancara tanggal 20 April 2018.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 113


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

“Musik DJ Discjockey sudah menjadi yang tidak baik, kemudian kasus yang kedua
musik favorit remaja zaman sekarang, memang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah
musik barat lebih asyik di dengarkan yang baru menjabat beberapa bulan bahwa
daripada musik-musik indonesia yang setiap jam pelajaran pendidikan agama Islam,
kolot alias ketinggalan zaman dan kami tempat pembelajaran pendidikan agama Islam di
sering lakukan ketika jam pelajaran alihkan ke musollah,dan apabila bertepatan
kosong” 34 dengan waktu dhuha, maka peserta didik
diwajibkan untuk sholat dhuha terlebih dahulu
Musollah yang harusnya dijadikan sebelum memasuki proses pembelajaran, di
sebagai tempat ibadah memang sangat tidak baik samping itu saya sebagai guru pendidikan agama
jika digunakan untuk tempat melakukan aktivitas Islam senantiasa memberikan arahan-arahan
yang tidak berguna. Di akui oleh salah satu kepada peserta didik terutama membentengi diri
peserta didik yang melakukan kasus bahwa mereka dari hal-hal yang negatif di era
tindakan yang dilakukan pada saat jam pelajaran globalisasi ini, tentu dengan adanya pergantian
apalagi guru yang bersangkutan tidak masuk kepala sekolah beberapa bulan yang lalu banyak
memberikan pelajaran, serta musik yang memberikan perubahan di sekolah, jika dulunya
bernuansa barat lebih menarik dan bagus untuk banyak pendidik yang sering keluar pada saat
didengarkan daripada musik-musik yang lain. jam pelajaran sekarang harus dengan izin kepala
Lirik lagu yang ditawarkan industri barat yang sekolah, setiap pagi sebelum di mulainya
banyak menceritakan mengenai seks dan gaya pembelajaran, kepala sekolah melakukan
hidup kebarat-baratan, dikhawatirkan dampak pengecekan dari kelas ke kelas untuk
dari lagu tersebut bisa mempengaruhi pola pikir, memastikan apakah proses pembelajaran
sebab dari mendengarkan, kemudian diresapi berlangsung dengan baik atau tidak. Ini
dan yang lebih parah adalah mencobanya, hal ini memberikan dampak positif bagi pendidik dan
tidak mendidik bahkan merusak generasi peserta didik agar benar-benar melakukan tugas
muda.35 dan kewajibannya”.36
Mengenai kasus ini sudah di tetapkan Menurut penjelasan wawancara dengan
peraturan oleh kepala sekolah untuk mengkunci guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 3
pintu musollah kecuali di buka untuk digunakan Parepare, kurangnya komunikasi antara guru
dalam proses pembelajaran pendidikan agama mata pelajaran yang lain merupakan salah satu
Islam dan sholat dzuhur. Menurut Ibu HJ faktor yang menyebabkan tidak ada kerja sama
Hartinah S.Pd.I Selaku Guru Pendidikan Agama untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
Islam dalam wawancara langsung dengannya peserta didik, namun diakui bahwa setelah kasus
bahwa “Mengenai kasus yang pertama saya tersebut berakhir dan diselesaikan oleh beberapa
selaku guru pendidikan agama Islam tidak tahu pihak, tetap ada tindakan yang dilakukan untuk
permasalahan yang pasti, karena saya hanya mengatasinya yaitu melakukan pendekatan
mengetahui bahwa telah di tangani oleh pihak secara individu terhadap peserta didik seperti
BK dan tidak disampaikan kepada kepala memberikan arahan-arahan kepada peserta didik
sekolah yang menjabat pada saat itu, ini menjadi untuk membentengi diri dengan ajaran-ajaran
kesalahan bagi saya yang tidak melakukan Islam dari negatifnya era globalisasi yang dapat
komunikasi dengan tenaga pendidik lainnya merusak pola pikir mereka.
terutama kepada kepala sekolah, namun tetap Kepemimpinan kepala sekolah sangat
ada tindakan dari saya selaku guru mata mempengaruhisebagai pemimpin dan
pelajaran pendidikan agama Islam dengan pengambil keputusan tertinggi di sekolah, ini
melakukan pendekatan secara individu terhadap membuktikan bahwa setelah pergantian kepala
peserta didik yang melakukan tindakan-tindakan sekolah banyak perubahan yang terjadi, jika
dulunya pelajaran pendidikan agama Islam hanya
34Peserta
dilakukan di kelas, sekarang harus di lakukan di
didik SMA Negeri 3 Parepare,
wawancara tanggal 20 April 2018.
35Dwiretnorahayu,”Maraknya lagu-lagu yang 36Hj.
Hartinah, S.Pd.I, (Guru Pendidikan Agama
dapat merusak generasi muda”. http:/wordpress.com (22 Islam SMA Negeri 3 Parepare), wawancara 22 April 22
juni 2018). 2018.

114
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

Musollah dan wajib melaksanakan sholat Dhuha Seharusnya pemantauan terhadap


sebelum memasuki pembelajaran, ini disebabkan peserta didik yang berkasus ditangani bersama,
cara kepemimpinan yang berbeda dari bukan hanya guru Pendidikan Agama Islam tapi
sebelumnya, cara atau usaha kepala sekolah menjadi tanggung jawab bersama inilah perlunya
dalam mempengaruhi, mendorong, komunikasi,baik itu guru pendidikan agama
membimbing, mengarahkan, menggerakan guru, Islam, wali kelas, Guru BK, dan orang tua serta
staff, peserta didik, orang tua peserta didik, kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di
untuk bekerja atau berperan serta guna sekolah. Keterlibatan sekolah diharapkan sangat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. memberi solusi jika terjadi lagi kasus seperti ini,
Dan juga kasus yang sudah terjadi namun kasus tersebut sudah terselesaikan dan
beberapa tahun yang lalu yaitu 6 peserta didik setelah itu tidak ada lagi kasus sama yang terjadi.
laki-laki melakukan pesta miras disekitar Mengenai kasus-kasus yang telah terjadi,
lingkungan sekolah dan masih dalam waktu jam kepala sekolah yang baru menjabat beberapa
pelajaran, telah diberikan sangsi oleh guru bulan Drs. Muhammad Anshar Rahim,
Pendidikan Agama Islam berupa hukuman M.Pdmengatakan bahwa ”Kasus-kasus tersebut
untuk tidak terlibat dalam proses belajar saya tidak tahu detailnya, tetapi ini menjadi tugas
mengajar dalam hal ini tidak diperbolehkannya dan tanggung jawab bagi kepala sekolah, apalagi
peserta didik untuk masuk belajar karena adanya saya baru menjabat beberapa bulan, juga ada
harapan yang di inginkan oleh guru Pendidikan beberapa program kerja organisasi
Agama Islam sebagai sebuah penyadaran dan ektrakurikuler sekolah yang telah berjalan
perubahan terhadap peserta didik sekaligus bisa beberapa bulan ini, hal ini merupakan PR
menjadi sebuah cerminan untuk peserta didik terbesar bagi saya agar kedepannya SMA Negeri
yang lain agar tidak melakukan sebuah kesalahan 3 Parepare lebih baik daripada sebelumnya.38
yang sama atau baahkan lebih buruk lagi, dan Dalam wawancara dengan kepala
dari 6 peserta didik hanya ada satu yang keluar sekolah SMA Negeri 3 Parepare,di jelaskan
disebabkan atas keputusan peserta didik itu bahwa pergantian kepala sekolah memang
sendiri tanpa adanya alasan yang jelas, Menurut memberikan tugas besar untuk menata kembali
Mantan Guru Pendidikan Agama Islam yang agar sekolah yang di pimpin dapat lebih baik
menghadapi dan menangani langsung pada saat dari sebelumnya. Beberapa bulan ini sudah
itu, ibu Darmawati S.Ag., M.Si mengatakan terlaksana program-program seperti
“Pada saat itu hal yang saya harapkan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman yang
sesuatu yang yang lebih baik justru itu menjadi dapat memberikan wadah bagi peserta didik
sebuah polemik yang menyebabkan kasus ini untuk mengembangkan potensi yang mereka
semakin besar dengan tidak terimanya pihak wali miliki dan sebagai langkah utama dalam
dengan sanksi yang diberikan, justru hadir penanggulangan westernisasi agar tidak
sebagai wali yang memiliki jabatan selaku berkembang luas disekolah, dan juga sudah
anggota dewan dan menggunakan terbentuk organisasi ektrakurikuler IPM (Ikatan
kedudukannya dan menyalahakan pihak yang Pemuda Musollah) yang mempunyai beberapa
memberikan sanksi, bahkan pada saat itu seolah- program kerja salah satunya adalah mengadakan
olah saya berdiri sendiri tanpa ada dorongan dari kajian keislaman setiap hari kamis dan di
manapun, mungkin ini menjadi ketakutan koordinir langsung oleh guru mata pelajaran
tersendiri bagi pihak sekolah untuk tidak campur pendidikan agama Islam dan tentunya di
tangan terhadap masalah ini karena yang tanggung jawabi oleh kepala sekolah.
dihadapi adalah salah satu anggota dewan yang Adanya kegiatan jumat bersih (gotong
diharapkan menjadi penengah dalam royong), inilah yang dapat membersihkan
penyelesaian ini justru menjadi sebuah ketakutan peserta didik dari sifat individualis, serta adanya
bagi pihak guru tapi seiring waktu berjalan kasus kegiatan jumat bersedakah yaitu di depan pintu
ini tidak berkelanjutan dan selesai disitu saja”.37 masuk sekolah di letakkan kotak khusus untuk

37Ibu Darmawati, S.Ag., M.Si, (Mantan Guru 38Muhammad Anshar Rahim, M.Pd, (Kepala
Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 3 Parepare), Sekolah SMA Negeri 3 Parepare), wawancara tanggal 20
wawancara tanggal 21 April 2018. April 2018.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 115


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

tempat bersedekah baik itu peserta didik Westernisasi membawa dampak yang
maupun pendidik dan staff. Menurut Ibu HJ cukup besar dalam kehidupan generasi muda
Hartinah S.Pd.I Selaku Guru Pendidikan Agama seperti peserta didik, dari semua budaya asing
Islam dalam wawancara langsung dengannya yang masuk menyusupi rangka kehidupan tidak
bahwa “Bentuk westernisasi yang terjadi pada semuanya membawa dampak positif bagi
peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare, generasi muda saat ini, harus dapat memilah-
memang ada yang suka meniru fashion-fashion milah mana yang sebaiknya ditinggalkan dan
dari luar terutama dari luar negeri, ini mana yang masih dalam taraf nilai lokal untuk
merupakan tantangan bagi saya untuk mencegah kemudian di aplikasikan dalam kehidupan
hal-hal yang tidak di inginkan yang dapat sehari-hari. Adapun dampak positif westernisasi
merusak pola pikir mereka”39 terhadap peserta didik yaitu 1) Penggunaan
Dari beberapa penjelasan di atas, bentuk tekhnologi secara baik dan tepat memberikan
westernisasi yang terjadi pada peserta didik di kemudahan pagi peserta didik untuk mengakses
SMA negeri 3 Parepare bukanlah westernisasi ilmu pengetahuan, membuka pikiran dan
dalam artian mengikuti gaya orang barat secara wawasan serta meningkatkan kreatifitas. 2)
keseluruhan, tetapi hanya dalam bentuk Penggunaan bahasa asing, mempersiapkan
mengikuti trend orang barat atau trend masa peserta didik kelak dalam menghadapi
kini yang bergeser dari norma yang ada, persaingan global. 3) Semakin mengetahui dan
pengaruhnya lebih banyak menyentuh aspek memiliki penguasaan terhadap bidang IPTEK.
budaya (gaya hidup) dan penggunaan teknologi Westernisasi juga memberikan dampak
(gadget) yang kurang bijak, serta tidak adanya negatif, bahkan lebih banyak memberikan
filterisasi arus informasi yang berkembang sesuai dampak bagi kalangan remaja khususnya
dengan perkembangan zaman. peserta didik, yaitu 1) Dengan meniru fashion style
Dampak westernisasi pada peserta didik di budaya barat dan menganggap bahwa mengikuti
SMA Negeri 3 Parepare. trend masa kini merupakan hal yang wajib ditiru
Di sekolah pada umumnya westernisasi dapat merusak pola pikir peserta didik. 2)
lebih banyak menyentuh aspek budaya ( gaya Penggunaan tekhnologi yang tidak bijak,
hidup) dan penggunaan teknologi (gadget) yang menyebabkan peserta didik lebih cenderung
kurang bijak, penyalahgunaan teknologi yang menyukai bermain gadget daripada melakukan
dimaksud seperti penggunaan ponsel untuk kegiatan pembelajaran. 3) Munculnya
menonton hal-hal yang tidak mendidik, kesenjangan sosial, dimana adanya peserta didik
teknologi inilah yang rentan membuat peserta yang membuat geng-geng sekolah membuat
didik mencontoh lifestyle barat. Adapun hasil jurang pemisah antara anak Si kaya dan Si
wawancara bapak Drs. Muhammad Anshar miskin. 4) Banyaknya tindakan pelanggaran yang
Rahim, M.Pd selaku kepala sekolah di SMA cenderung ingin memiliki kebebasan hidup,
Negeri 3 Parepare menyatakan bahwa dampak seperti tawuran, perkelahian, terjerumus Miras,
westernisasi lebih banyak memberikan dampak bolos, pergaulan yang tidak dibatasi antara laki-
negatif terhadap peserta didik yaitu sebagai laki dan perempuan, 5) Kebebasan peserta didik
berikut “Westernisasi mempunyai dampak mengakses internet seehingga sangat muda
positif dan negatif, namun perbandingan dari terpengaruh dengan hal-hal yang berbaur negatif
keduanya lebih banyak memberikan dampak seperti melihat situs photo-photo, video-video
negatif bagi peserta didik, dan kembali lagi porno dan lain sebagainya. 6) Lunturnya nilai
dengan adanya teknologi juga mampu luhur budaya daerah Indonesia, peserta didik
menghasilkan dampak negatif akibat dari lebih memilih untuk mengikuti trend yang ada,
penyalahgunaan media yang sangat berpengaruh seolah-olah sudah tidak ada lagi kemauan untuk
negatif di sekolah”.40 melestarikan budaya luhur, mereka lebih
memilih tarian moderen seperti dance daripada
39Hj. Hartinah, S.Pd.I, (Guru Pendidikan Agama
tarian-tarian tradisional, selain itu mereka lebih
Islam SMA Negeri 3 Parepare), wawancara 22 April 2018.
senang menyanyikan atau mendengarkan lagu
40Muhammad Anshar Rahim, M.Pd, (Kepala dengan aliran Rock, metal, DJ discjockey
Sekolah SMA Negeri 3 Parepare), wawancara tanggal 20 daripada lagu-lagu tradisional indonesia. 7) Cara
April 2018.

116
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

berpakaian peserta didik yang tidak lagi akan berdampak pada perkembangan anak.
menjunjung tinggi nilai kesopanan, kebanyakan Peran guru dalam menyikapi tantangan
mereka berpakaian secara minim dan ketat, westernisasi adalah berusaha secara sadar untuk
seperti seragam sekolah yang yang mereka pakai membimbing, mengajar dan melatih peserta
ketika disekolah, pakaian yang seharusnya didik agar dapat meningkatkan keimanan dan
formal kadang dibuat “neko-neko”, di ubah ketakwaannya kepada Allah SWT yang telah
sedemikan rupa sehingga baju yang seharusnya ditanamkan dalam lingkugan keluarga
menutup aurat dibuat ketat dan rok yang dibuat menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari
lebih pendek bagi peserta didik perempuan. kepercayaan paham atau budaya lain yang
Krisis moral terjadi juga karena nilai-nilai membahayakan dan menghambat
pancasila sekarang ini mulai luntur dan tidak lagi perkembangan pola pikir dan keyakinan peserta
di implementasikan dalam kehidupan sehari- didik, menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman
hari, pancasila yang seharusnya sebagai pedoman hidup mencapai kebahagian hidup didunia dan
hidup dan falsafah bangsa kini hanya sebagai akhirat, menyalurkan bakat dan minatnya dalam
semboyan belaka, tampaknya para remaja saat mendalami bidang agama serta
ini lebih terbiasa dengan membanggakan budaya mengembangkannya secara optimal, Guru
barat tanpa memfilter terlebih dahulu mana yang hendaknya memperkenalkan secara transparan
baik dan mana yang buruk, sehingga budaya contoh positif negative dari pengaruh Iptek
asing yang masuk begitu leluasa masuk dan kepada anak, guru selalu mengontrol kepada
berkembang khususnya melalui tekhnologi. anak didik dan sekaligus sebagai agent of change
Peran guru pendidikan agama islam dalam dalam mengunakan Iptek.
menanggulangi westernisasi pada peserta Sebagai seorang guru, guru pendidikan
didik di sekolah. agama Islam dituntut untuk bisa memberikan
Peran guru dari hari kehari semakin peranan dalam menanggulangi westernisasi yang
berat seiring dengan perkembangan ilmu terjadi pada peserta didik di SMA Negeri 3
pengetahuan dan teknologi peran guru sebagai Parepare, selain memberikan pemahaman
komponen utama dalam dunia pendidikan tentang mata pelajaran pendidikan agama Islam
dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan guru juga berperan dalam aktif dalam
melampaui perkembangan ilmu pengetahuan menghadapi tantangan arus globalisasi kepada
dan teknologi yang berkembang sangat pesat. peserta didik.
Tanggung jawab dalam memberi Menurut Ibu HJ Hartinah S.Pd.I Selaku
bimbingan menekankan pada tugas guru dalam Guru Pendidikan Agama Islam dalam
memberi bantuan kepada peserta didik dalam wawancara langsung dengannya bahwa “Saya
memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas sebagai guru pendidikan agama Islam sangat
ini merupakan aspek mendidik sebab tidak memikirkan bagaimana nasib remaja khusunnya
hanya berkenaan dalam penyampaian ilmu peserta didik di SMA Negeri 3 Parepare jika
pengetahuan, tetapi juga menyangkut hanya dibiarkan menerima pembaharuan dari
pengembangan kepribadian dan pembentukan luar tanpa selektif dalam memilih mana yang
nilai-nilai pada siswa. Temuan Iptek telah baik dan mana yang buruk, ini merupakan
menyebarkan hasil yang membawa kemajuan tanggung jawab bagi saya sebagai guru
dan dampaknya terasa bagi kehidupan seluruh pendidikan agama Islam untuk mengajar,
umat manusia. Semua hasil temuan Iptek disatu membimbing, mendidik peserta didik agar
sisi harus diakui telah secara nyata memiliki pondasi keimanan dan ketakwaan41.
mempengaruhi bahkan memperbaiki taraf hidup Guru pendidikan agama Islam
dan mutu pendidikan. Disisi lain Produk temuan mempunyai beberapa peran aktif artinya
dan kemajuan itu telah mempengaruhi bangunan berperan penting dalam menanggulangi
kebudayaan dan gaya hidup manusia. westernisasi peserta didik. Pertama, cara
Peranan guru dituntut untuk selalu Represif adalah suau pengendalian sosial atau
menegakkan landasan akhlak karimah yang usaha yang dilakukan setelah terjadinya suatu
menjadi tiang utama ajaran Agama dalam
mengatisipasi hal-hal yang bersifat negatif yang 41Hj.
Hartinah, S.Pd.I, (Guru Pendidikan Agama
Islam SMA Negeri 3 Parepare), wawancara 22 April 2018.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 117


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

pelanggaran, adapun cara Represif guru penyuluhan khusus dengan terapi keagamaan
pendidikan agama islam dalam menanggulangi agar peserta didik benar-benar memahami dan
westernisasi peserta didik adalah sebagai berikut menyesali bahwa perilaku yang dilakukan tidak
1) Guru pendidikan agama Islam bukan hanya termasuk dalam ajaran agama Islam. 4) Guru
memberikan pemahaman dan pengertian selaku pendidik hendaknya selalu memberikan
tentang pendidikan agama yaitu dengan melalui nasehat-nasehat kepada peserta didik agar tidak
pelajaran di dalam kelas dengan menggunakan cepat terpengaruh oleh budaya-budaya barat
berbagai metode, pendekatan kepada peserta yang masuk atau memberikan arahan untuk
didik, namun juga membimbing dan membina memfilter pembaharuan yang berkembang.
peserta didik dalam membentuk moral dan Menurut Ibu HJ Hartinah S.Pd.I Selaku
budipekerti yang baik. 2) Guru pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
agama Islam berperan aktif dalam kegiatan wawancara langsung dengannya bahwa
keagamaan, baik hari besar agama islam ataupun ”Langkah yang dilakukan untuk mencegah
kegiatan keagamaan organisasi sekolah, seperti westernisasi berkembang luas di sekolah adalah
kajian keislaman yang dilakukan rutin setiap mengawal dengan baik peserta didik baik di
minggu, sholat berjamaah, kegiatan-kegiatan sekolah maupun di luar sekolah, sekolah
sosial. 3) Bekerjasa sama dengan guru mata hendaknya mengeluarkan aturan tentang batasan
pelajaran yang lainnya khususnya guru penggunaan smatrphone, guru hendaknya selalu
bimbingan konseling, wali kelas, dan guru mata menjalankan peran dan tugasnya serta perlunya
pelajaran khususnya sejarah, PKN. Dengan komunikasi di antara semua elemen sekolah”.42
metode ini tidak hanya guru pendidikan agama Beberapa peranan guru pendidikan
Islam yang berperan dalam menanggulangi agama Islam di atas adalah macam-macam
westernisasi peserta didik akan tetapi guru yang peranan guru dalam menanggulangi westernisasi
lain juga memiliki tugas dalam menanggulangi pada peserta didik. Cara-cara efektif tersebut
westernisasi peserta didik. 4) Berupaya merupakan penanaman perilaku kepada peserta
menjunjung nilai-nilai keislaman dalam didik, mulai dari pemahaman pelaksanaan
kehidupan sekolah yaitu mendukung segala kegiatan Islami, pendekatan dengan peserta
kegiatan program ekstra kuikuler seperti didik, sampai bekerja sama dengan tenaga
program kerja IPM (Ikatan pemuda Musollah). pendidik lainnya khususnya Guru BK, wali
5) Melakukan komunikasi dengan baik terhadap orang tua, kepala sekolah dalam penanggulangan
kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi westernisasi peserta didik.
disekolah, serta orang tua peserta didik atau Menurut mantan guru pendidikan agama
keluarga sebagai elemen yang sangat berperan Islam Ibu Darmawati, S.Ag., M.Si dalam
pentingterhadap kepribadian peserta didik agar wawancara langsung dengan penulis bahwa
jika terjadi kasus yang berulang maka dapat di “Westernisasi semakin hari semakin
tangani secara bersama. berkembang seiring dengan perkembangan
Yang kedua adalah cara preventif adalah zaman yang semakin moderen, inilah tantangan
suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah di era moderen tugas dan peran guru pendidikan
kejadian yang belum terjadi atau tindakan yang agama Islam untuk siap sedia mengontrol
dilakukan guru pendidikan agama islam untuk peserta didik, untuk mengurangi dan
menghilangkan atau menjauhkan dari segala menghindari westernisasi berkembang di
pengaruh westernisasi. 1) Guru pendidikan Indonesia khususnya di sekolah ada beberapa
agama Islam di tuntut untuk selalu langkah yang mesti kita lakukan bersama-sama
mengingatkan keimanan kepada Allah SWT, dan yakni memberikan pemahaman kepada peserta
menegakkan landasan akhlak al-karimah dalam didik akan arti pentingnya nasionalisme dan
mengantisipasi hal-hal yang bersifat negatif yang yang tak kalah pentingnya adalah bekal
berdampak pada perkembangan peserta didik.2) keimanan serta akhlakul karimah dengan melalui
Guru pendidikan agama Islam memperkenalkan pembelajaran Pendidikan agama Islam di
secara transparan contoh positif dan negatif dari sekolah, melakukan penyaringan-penyaringan
pengaruh Iptek terhadap masuknya westernisasi.
3) Guru pendidikan agama Islam mengadakan 42Hj.
Hartinah, S.Pd.I, (Guru Pendidikan Agama
Islam SMA Negeri 3 Parepare), wawancara 22 April 2018.

118
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

terhadap budaya yang masuk manakah yang dan sebagainya. Adapun beberapa kasus yang
tidak bertentangan dengan syariat Islam dan terjadi di SMA Negeri 3 Parepare untuk
mana yang bertentangan dengan syariat dan memberikan pemahaman dan pencegahan saya
budaya yang ada, sebagai guru pendidikan agama sebagai guru BK selalu berupaya untuk menjadi
Islam yang bertanggung jawab atas peningkatan konselor. Layanan yang diberikan berupa
moral belajar dan juga kemerosotannya, untuk penguatan pemahaman agama, bimbingan
itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran kelompok, konseling lintas budaya, maupun
mata pelajaran, tapi yang paling penting penanaman nilai-nilai agama dan nasionalisme.
pencetakan karakter murid. Guru bukan hanya Adapun mereka yang sering melakukan
mentransfer ilmu namun juga membimbing dan pelanggaran berulang saya langsung
membinan siswa dalam membentuk moral yang konsultasikan dengan kepala sekolah dengan
baik, namun tugas dan tanggung jawab ini bukan memperhatikan tata tertib sekolah yang telah
hanya di tanggung oleh guru pendidikan Agama ditetapkan dan yang terpenting keluarga yang
Islam, hendaknya adanya kerja sama antara guru bersangkutan misalnya memberikan surat
BK serta wali orang tua peserta didik dan juga peringatan bagi peserta didik yang melakukan
kepala sekolah agar apa yang ingin kita capai pelanggaran berulang, dan setiap pelanggaran
dapat terleksana dengan baik, inilah pentingnya yang dilakukan tentunya yang bertanggung
komunikasi serta kerja sama di dalam Sekolah.43 jawab adalah semua tenaga pendidik yang berada
Penjelasan wawancara dengan mantan di sekolah ini menunjukan bukan hanya guru
guru pendidikan agama Islam Ibu Darmawati, BK yang sepenuhnya bertanggung jawab namun
S.Ag., M.Si menjelaskan bahwa untuk adanya kerja sama terutama kepada guru mata
mengurangi dan menghindari westernisasi agar pelajaran Pendidikan agama Islam.44
tidak meluas guru pendidikan Agama Islam Berdasarkan hasil wawancara dengan
bukan hanya sebatas mengajar atau hanya guru BK, beberapa layanan telah dilakukan
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta seperti penguatan pemahaman agama,
didik namun ketiga kompetensi kognitif, bimbingan kelompok, konseling lintas budaya,
psikomotorik, afektif harus seimbang, maupun penanaman nilai-nilai agama dan
membimbing dan membina peserta didik agar nasionalisme, adapun peserta didik yang
terbentuk moral dan budi pekerti agar melakukan pelanggaran berulang, guru BK
memperoleh bekal keimanan. Namun tugas dan langsung mengambil keputusan yang tegas dan
peran serta tanggung jawab tersebut bukan memberikan atau meminta konsultasi kepada
hanya di bebankan kepada Guru pendidikan Pimpinan tertinggi Sekolah yaitu Kepala Sekolah
agama Islam, ini merupakan tantangan bagi dengan memperhatikan sanksi-sanksi yang
seluruh pendidik juga sangat di harapkan bagi sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah,
guru lainnya khususnya guru BK dalam serta pemberian surat peringatan kepada wali
mengatasi hal tersebut, inilah pentingnya kerja orang tua peserta didik.
sama antara setiap elemen yang berada di PENUTUP
sekolah. Bentuk westernisasi yang terjadi pada
Menurut salah satu Guru BK di SMA peserta didik di SMA negeri 3 Parepare
Negeri 3 Parepare Drs Andi Baheriah bukanlah westernisasi dalam artian mengikuti
wawancara langsung dengan penulis bahwa “Di gaya orang barat secara keseluruhan, tetapi
sekolah pada umumnya, gerakan westernisasi hanya dalam bentuk mengikuti trend orang barat
lebih banyak menyentuh aspek budaya (Gaya atau trend masa kini yang bergeser dari norma
hidup) dan penggunaan teknologi (gadget) yang yang ada, pengaruhnya lebih banyak menyentuh
kurang bijak. Penyalahgunaan teknologi yang aspek budaya (gaya hidup) dan penggunaan
dimaksud seperti penggunaan ponsel untuk teknologi (gadget) yang kurang bijak, serta tidak
menonton hal-hal yang kurang mendidik. adanya filterisasi arus informasi yang
Chatting berlebihan hingga lupa waktu belajar, berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman.
43Ibu Darmawati, S.Ag., M.Si, (Mantan Guru
Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 3 Parepare), 44Drs.
Andi Baheriah , Guru BK SMA Negeri 3
wawancara tanggal 1 september 2018. Parepare, wawancara tanggal 1 September 2018.

ISTIQRA’ Volume VI Nomor 2 Maret 2019 119


Rosdiana/Rosmiati Ramli/Muhammad Nur Maallah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Westernisasi

Westernisasi memiliki dampak positif Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami dan


dan negatif terhadap peserta didik, dampak Mengkaji Masyarakat, Bandung: Grafindo,
positif di antaranya lebih mudah menguasai 2007.
IPTEK, penggunaan IPTEK yang bijak Kunandar, Guru Profesional, Jakarta:PT Raja
mempermudah dalam mengakses ilmu Greafindo Persada, 2007.
pengetahuan, penggunaan bahasa asing untuk M Dahlan, Menjadi Guru yang Bening Hati (Strategi
menghadapi persaingan global. Dampak negatif Mengelola Hati di Abad Moderen),
diantaranya dapat merusak pola pikir peserta Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016.
didik, peniruan fashion style yang tidak sesuai Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar Surabaya:
dengan aturan yang ada, munculnya kesenjangan Citra Media, 2000.
sosial, penggunaan teknologi yang tidak bijak Muhammad Abduh Alim Mursi, Westernisasi
menyebabkan kebebasan peserta didik dalam Pendidikan Islam, Cet.II; Jakarta:
mengakses konten porno, lunturnya nilai budaya Fikahati Anesta, 2002.
Indonesia. Muhammad Hamid, Mengupas Gerakan
Peran guru pendidikan agama Islam Modernisasi, liberalisme, dan Westernisasi,
dalam mengatasi westernisasi pada peserta didik Jakarta; Darul Haq, 2012.
yaitu dengan cara Refresif yaitu guru bukan Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
hanya mengajar tapi juga membimbing peserta Pendekatan Baru, Cet 15; Bandung:
didik dalam membentuk moral dan budi pekerti Remaja Rosdakarya, 2010.
yang baik, berperan aktif dalam kegiatan Nana Supriatna, Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta:
kegamaan seperti kajian keislaman, sholat Gravindo media pratama, 2006.
berjamaah dan kegiatan sosial. Guru bekerja Nawari Ismail, Perubahan Sosial Budaya,
sama dengan guru mata pelajaran lainnya serta Yogyakarta; CV Budi Utama, 2006.
melakukan komunikasi dengan baik terutama Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet.X; Jakarta:
kepada kepala sekolah yang memiliki wewenang Kalam Mulia, 2013.
tertinggi di sekolah. Yang kedua adalah cara Republik Indonesia, Pembukaan Undang-
preventif, guru memperkenalkan secara Undang RI, 1945; alinea 4.
transparan contoh postif dan negatif dari Republik Indonesia, Undang-undang RI. No 14
pengaruh IPTEK terhadap masuknya Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen/pasal
westernisasi, guru mengadakan penyuluhan 8 ayat 23.
khusus dengan terapi keagamaan, guru Sudjoko, Pendidikan Lingkungan Hidup, Jakarta:
hendaknya selalu memberikan arahan untuk Universitas Terbuka, 2008.
senantiasa memfilter pembaharuan moderen Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik
yang berkembang. dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta, 2000.
Abdul Hasan Ali al-Husni al-Nadwi, Pertarungan Wajewasoto, Kamus Lengkap Inggris Indonesia serta
antara Alam Pikiran Islam dengan Alam Indonesia Inggris, cet.III; Jakarta; Warta,
Pikiran Barat, Cet.II; Bandung: Al-Ma’rif, 2006.
2000. Yulia darmawati, Buku Saku Sosiologi, Cet.II;
Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar Mengajar Jakarta: kawan pustaka, 2011.
dalam Pendidikan Islam, cet.I; Yogyakarta: Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta:
Gama Media, 2010. Bumi Angkasa, 1997.
Departemen Agama RI Jakarta: Mushaf
terjemahan an-nisa, 2010.
Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial
di Masyarakat, Bandung: Setia Purna
Inves, 2007.
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam 1,
cet.II; Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Dwiretnorahayu,”Maraknya lagu-lagu yang
dapat merusak generasi muda”.

120
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’

You might also like