Professional Documents
Culture Documents
Baru-baru ini, metode Artificial Neural Network (ANN), yang telah berhasil
diterapkan di banyak bidang, telah dipertimbangkan untuk sejumlah besar studi estimasi
dan pemodelan aliran sungai yang dapat diandalkan untuk desain dan perencanaan proyek
struktur hidrolik. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan hubungan curah hujan-
limpasan menggunakan metode JST yang berbeda. Bendungan Nergizlik, yang terletak di
sub-cekungan Seyhan dan salah satu cekungan penting di Turki, dipilih sebagai daerah
studi.
Dalam studi tersebut, data curah hujan dari Karaisalÿ dan Çatalan, yang merupakan
dua stasiun pengamatan curah hujan (ROS) terdekat dengan situs Bendungan Nergizlik,
dievaluasi antara tahun 1992 dan 2011. Data dari periode ini diperoleh dari DSI dan
Meteorologi Negara Turki. Bekerja (dikenal secara lokal sebagai DMI). Nilai aliran
bulanan rata-rata yang diperoleh dari Flow Observation Stations (FOS) dan nilai curah
hujan rata-rata bulanan dari ROS digunakan.
Dapat disimpulkan bahwa model pendugaan aliran sungai, yang dianalisis dengan
JST, berhasil memodelkan hubungan curah hujan-limpasan nonlinear dari DAS. Dengan
tujuan untuk menyelidiki hubungan tersebut, diperkirakan dengan menggunakan metode
FFBPNN dapat menjadi alternatif yang baik sebagai hasil penerapan metode metode JST untuk
kawasan Bendungan Nergizlik. Adalah fakta bahwa efek fungsi hubungan autokorelasi pada
estimasi aliran sungai dapat ditingkatkan dengan menggunakan lebih banyak nilai data
hidrologi dan dengan cara ini kinerja model dapat lebih ditingkatkan. Hasilnya sudah
menunjukkan korelasi yang tinggi dan tingkat kesalahan yang minimal. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa input data JST untuk studi ini diperlukan dan cukup untuk
memodelkan aliran masuk Bendungan Nergizlik. Jelas juga bahwa metode JST akan
memberikan keuntungan yang signifikan, terutama dalam mendukung proses pengambilan
keputusan, ketika diperlukan untuk merencanakan dan mengelola sumber daya air secara
tepat dan berkelanjutan.
3. Markov Analysis of Water Discharge as an Indicator of Surface Water Security
of The Bandung Basin
Penelitian ini mempertanyakan metode yang dipilih untuk menilai daya dukung
sumber daya air yang telah banyak digunakan oleh pengelola dan praktisi sumber daya
air serta menginformasikan proses pembuatan kebijakan karena Peraturan dan Petunjuk
Teknisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis limpasan menggunakan metode
SCS-CN berdasarkan Geetha et. al.'s Soil Conservation Service Curve Number (SCS-
CN) model (Geetha et al., 2007) dan metode Rasional sesuai amanat Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009.Penelitian ini mengevaluasi kedua model tersebut
dengan menguji kinerja dan validitasnya terhadap data observasi yang dikumpulkan dari
daerah hulu sungai Cisadane di Jawa Barat, Indonesia (Gbr. 1). Estimasi potensi
ketersediaan air dari wilayah hulu DAS Cisadane diperlukan untuk melacak perubahan
aliran sungai sebagai informasi vital yang digunakan PDAM Tirta Pakuan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih Kota Bogor yang terus meningkat serta rencana tata
ruang wilayah pada umumnya.
Penelitian ini dilakukan di daerah hulu DAS Cisadane. Daerah aliran sungai
Cisadane hulu memanjang antara 106°29'00”–106°57'00” BT dan 06°30'20”–06°46'30”
S. Outlet Batubeulah terletak di 106°41'21” BT 06°31'21” S. (Gambar 1) (Laksana,
2011). Untuk keperluan pemodelan, DAS Cisadane bagian hulu dibagi menjadi 11 sub
DAS dengan luasan masing-masing sebagai berikut 0,10 (km2 ), 21,50 (km2 ), 6,33
(km2), 0,90 (km2 ), 58,30 (km2 ), 92,85 (km2 ), 112 (km2 ), 34, 85 (km2 ), 196,01
(km2 ), 205,67 (km2 ), dan 99,14 (km2 ). Total luas DAS sekitar 827.631(km2 ).
Konstruksi pemodelan DAS untuk mensimulasikan perilaku hidrologi DAS jangka
panjang sangatlah rumit. Parameter input model dapat sangat bervariasi dengan perubahan
kondisi musiman dan hidrologi, menantang keakuratan model dan persamaan. Karena
kesederhanaan dan keakrabannya, metode rasional diterapkan secara luas sebagai
perbaikan cepat dan diperlakukan oleh para pembuat kebijakan sebagai instrumen pilihan
dalam memperkirakan ketersediaan air. Konsekuensi dari pemilihan ini sangat penting
karena perkiraan ketersediaan air memberikan informasi penting dalam pembuatan
kebijakan penataan ruang.
Penelitian ini merekomendasikan penggunaan hasil estimasi model SCS-CN kami
yang telah dikalibrasi sebagai alternatif praktik pendugaan potensi ketersediaan air dengan
menggunakan model rasional. Hasil estimasi kedua model tersebut diuji terhadap data
observasi yang dikumpulkan dari DAS Cisadane Hulu. Hasil perbandingan menunjukkan
bahwa model SCS-CN yang dikalibrasi memiliki kinerja yang lebih baik daripada model
rasional dalam merepresentasikan kondisi alam. Hasil simulasi yang dihasilkan oleh model
SCS-CN terkalibrasi lebih mendekati aliran harian aktual yang diamati jika dibandingkan
dengan hasil simulasi model rasional yang umum digunakan. Pengamatan ini juga
didukung oleh kinerja yang lebih baik dalam pengujian validitas statistik.
Sementara pengujian lebih lanjut masih diperlukan, penelitian ini menyajikan
bukti bahwa penggunaan model rasional yang dianjurkan sebagai instrumen pilihan untuk
estimasi ketersediaan air bukannya tanpa masalah dan oleh karena itu harus dipertanyakan
dan ditentang lebih lanjut.
5. Flood Disaster Water Supply: A Review of Issues and Challenges in Malaysia
Makalah ini meninjau masalah pasokan air selama peristiwa banjir. Beberapa
masalah pasokan air yang dialami oleh korban banjir diidentifikasi seperti sumber air
yang terkontaminasi, kelangkaan air minum yang aman, wabah penyakit terkait banjir
dan gangguan fasilitas pengolahan air. Makalah ini juga membahas tentang tantangan
untuk mengatasi masalah pasokan air saat banjir seperti kurangnya akses ke air minum,
tidak dapat mengolah air dengan baik, aksesibilitas air minum, proses pemulihan pasokan
air yang cepat dan aksesibilitas layanan kesehatan. Oleh karena itu, pengelolaan
persediaan air pada saat banjir harus dilakukan secara efisien dan sistematis untuk
menjamin pasokan air yang cukup dan aman bagi korban banjir. Dalam upaya ini, peran
dan kerjasama berbagai instansi sangat penting dalam memastikan korban banjir
mendapatkan pasokan air bersih dan berkesinambungan meskipun terjadi banjir.
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang banyak menimbulkan dampak
negatif bagi penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir. Selain menyebabkan
kerusakan pada properti dan tanaman, juga menyebabkan gangguan pasokan air.
Akibatnya, masyarakat menghadapi masalah pencemaran sumber daya air, kelangkaan
air, wabah penyakit yang terbawa air, dan gangguan fasilitas air.
Makalah ini telah meninjau secara singkat masalah pasokan air saat banjir dan
tantangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pengelolaan dan perencanaan terpadu
diperlukan untuk memastikan pasokan air terus menerus sampai ke korban banjir. Karena
banjir tidak dapat diprediksi, pengelolaan pasokan air selama banjir sangat penting untuk
memastikan penduduk yang terkena dampak akan mendapatkan air bersih dan aman
untuk keperluan rumah tangga. Semua pemerintah, lembaga non-pemerintah dan
masyarakat harus memusatkan upaya mereka dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan
pasokan air selama banjir dengan mengatasi masalah dan masalah.
LAMPIRAN
JURNAL