You are on page 1of 19

MAKALAH

TAYAMMUM, WUDHU, HADAST KECIL, HADAST BESAR

Fatimatussabila (2021122573)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DALAM PAGAR KANDANGAN


KELAS KERJASAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM
KANDANGAN PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur terucap kepada Allah SWT, tuhan semesta alam, pencipta dunia beserta
isinya yang dengan rahmat-Nya kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah membimbing kita ke jalan yang benar, sehingga panji-panji Islam dapat
tersebar ke seluruh dunia.

Alhamdulillah berkat rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat


menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Tayammum, wudhu, hadast besar dan
hadast kecil’’, dengan keberadaan yang serba kekurangan serta keterbatasan yang ada.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna, karena keterbatasan
kami dalam pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sekalipun demikian mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagai kami dan bagi para pembaca pada umumnya,
sehingga dapat menunjang studi dan cita-cita penulis demi pengabdian pada agama,
nusa, bangsa, dan negara.

Dengan iringan do’a semoga Allah SWT selalu meridhoi langkah kita dan
memberikan pahala yang setimpal atas amal baik dan menjadi salah satu amal ibadah
yang dapat dipetik dikemudian hari. “Idza Tamma Amrun Badaa Naqshuhu” (saat
selesai suatu perkara, maka akan tampak kekurangannya ), begitu maqolah yang akrab
kita dengar. Oleh karenanya, kami sangat mengharap koreksi dari Bapak Dosen
pengajar pada karya kami ini. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan
didalamnya.

Kandangan, 15 februari 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... I


DAFTAR ISI ..................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2
C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. WUDHU …………………………………………………………………. 3
B. TAYAMMUM …………………………………………………………… 7
C. HADAS BESAR &KECIL ………………………………………………. 12

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ……………………………………………………………. 15
B. SARAN…………………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 16

II
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan pengaruh dalam dunia


pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu
pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini
dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai negara berkembang perlu
mensejajarkan diri dengan negara- negara yang sudah maju tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
mahasiswa dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
kampus, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Mahasiswa sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, Mahasiswa juga dituntut untuk dapat
mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu mahasiswa harus memiliki pengetahuan
dan pemahamaan yang cukup tentang media pengajaran.

-1-
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wudhu ?
2. Apa pengertian Tyammum ?
3. Apa pengertian hadast besar ?
4. Apa pengertian hadast kecil ?

C. Tujuan
1. Meningkatkan wawasan mahasiswa dalam pengetahuan ilmu fiqih.
2. Meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa dalam wudhu
3. Memberikan Ketrampilan sehingga mahasiswa dapat mengetahui cara ber tayammum
4. Memberikan Ketrampilan dan mengetahui cara membersihkan hadast besar dan hadast
kecil dengan benar.

-2-
BAB II
PEMBAHASAN

A. WUDHU

Wudhu diwajibkan bersamaan dengan waktu kewajiban sholat yaitu pada malam
isro’, dan dengan cara yanga ada sekarang merupakan khususiyah atau keistimewaan
untuk umat ini.
Dan dalil wajibnya wudhu adalah Firman Allah Ta’ala :

‫صلوةَِ اِ َلى قُ ْمت ُ َْم اِذَا ا َمنُ ْٰٓوا الَّ ِذيْنََ ٰٓياَيُّ َها‬ َّ ‫ق اِ َلى َوا َ ْي ِديَ ُك َْم ُو ُج ْو ََه ُك َْم َفا ْغ ِسلُ ْوا ال‬ َِ ِ‫س ُح ْوا ْال َم َراف‬ َ ‫س ُك َْم َو ْام‬ َِ ‫ِب ُر ُء ْو‬
ُ‫ْن اِلَى َواَ ْر ُجلَك َْم‬ َ
َِ ‫ِن الك ْعبَي‬ ْ ْ ُ ْ ُ ُ
َ ‫ِن فاط َّه ُر ْواَ ُجنبًا كنت َْم َوا‬ َّ َ ْ ُ ْ ُ ٰٓ
َ ‫سفرَ َعلى ا َْو َّم ْرضى كنت َْم َوا‬ َ َ ۤ ُ
َ ‫ِ ِّمنََ ِِّم ْنك َْم ا َحدَ َجا ََء ا َْو‬
َ َ
ۤ ْ
َِ ‫سا ََء ل َم ْست ُ َُم اَ َْو الغَا ِٕى‬
‫ط‬ ۤ ۤ
َ ِِّ‫ص ِع ْيدًا فَت َ َي َّم ُم ْوا َما ًَء ت َِجد ُْوا فَلَ َْم الن‬ َ ‫ط ِِّيبًا‬ ََ ‫س ُح ْوا‬ ْ ََ‫ي ُِر ْي َدُ ۗ َما ِ ِّم ْن َهُ َواَ ْي ِد ْي ُك َْم بِ ُو ُج ْو ِه ُك َْم ف‬
َ ‫ام‬
َُٰ ‫ل‬
‫ّللا‬ ََ ‫ن َعلَ ْي ُك َْم ِل َيجْ َع‬ َْ ‫ن َح َرجَ ِ ِّم‬ َ ُ‫ت َ ْش ُك ُر ْونََ لَ َعلَّ ُك َْم َعلَ ْي ُك َْم ِن ْع َمت َهَ َو ِليُ ِت ََّم ِلي‬
َْ ‫ط ِ ِّه َر ُك َْم ي ُِّر ْي َد ُ َّول ِك‬
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah.
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu
dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu
bersyukur.

Definisi Wudhu

Wudhu secara bahasa yaitu mencuci sebagian anggota badan. Asal kata wudhu
diambil dari kata wadl’oah yang berarti kebaikan dan kebagusan. Sedangkan menurut
arti syar’I wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan niat tertentu dan
dengan ketentuan tertentu.1

Syarat Sah Wudhu


1 KH.Segaf Baharun,S.HI, Tuntunan lengkap toharoh sholat wajib & solat sunnah ( Bangil : Yayasan Pondok
Pesantren Darullughah Wadda’wah, 1437) h.33.

-3-
Pekerjaan wudhu tergantung kepada syaratnya, jika terpenuhi syarat wudhunya
dihukumi sah dan jika tidak maka wudhunya di hukumi tidak Syarat sah wudhu :

1. Islam.
2. Mumayyiz ( Orang yang berakal).
3. Suci dari haid dan nifas.
4. Pada kulitnya tidak ada sesuatu yang dapat mencegah sampainya air ke anggota
wudhu.
5. Pada anggota wudhunya tidak ada sesuatu yang dapat merubah sifat air.
6. Harus mengetahui bahwa wudhu itu hukumnya wajib.
7. Dia tidak meyakini bahwa salah satu dari rukun wudhu adalah sunnah.
8. Menggunakan air yang suci dan dapat mensucikan.
9. Mengalirkan air keseluruh anggota wudhu.
10. Harus mantap dalam melaksanakan niat wudhu.
11. Tidak melakukan sesuatu yang dapat membatalkan niat wudhu ketika sedang
berwudhu.
12. Berwudhu setelah masuknya waktu sholat
13. Muwalah2

Rukun wudhu
Rukun wudhu adalah pekerjaan wudhu yang wajib dilakukan dan tidak
ditinggalkan dan jika tidak dilakukan salah satu rukunnya maka wudhunya tidak sah.
Rukun wudhu ada enam rukun, empat rukun berdasarkan al-qur’an dan dua rukunnya
berdasarkan hadist nabi muhammad SAW.
Adapun penjelasan dari rukun-rukun wudhu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Niat

Maka tidak sah wudhu jika tanpa niat, jadi ketika berwudhu harus diiringi dengan
niat, misalnya dia berniat “aku berniat wudhu” saja atau dengan niat “aku brniat
mengangkat hadast” atau dengan niat “aku berniat melakukan thoharah untuk sholat”,
dan contoh niat wudhu yang sempurna adalah sebagai berikut :
Doa Niat Wudhu

‫ّلِل تَعَالَى‬
ِ ‫صغ َِر فَ ْرضًا ِ ه‬ ِ ‫ن ََويْتُ ْال ُوض ُْو َء ِل َر ْفعِ ْال َح َد‬
ْ َ‫ث اْال‬

Nawaitul whudu-a lirof'il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta'aalaa

2 Ibid, h.34.

-4-
Artinya : "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu (wajib) karena
Allah ta'ala"

Doa Setelah Wudhu

‫س ْولُه‬
ُ ‫َو َر‬ َ ُ‫َوحْ دَهَُالَش َِريْكَ َلَه ََُوا َ ْش َهد َُاَ َّنَ ُم َح َّمدًا َع ْبدُه‬ َ ُ‫ْش َهد َُا َ ْنَالَّاِلَهََاِالَّهللا‬
ْ
َ‫َوجْ عَلنِ ْي‬، َ َ‫ط ِِّه ِريْن‬ ْ
َ َ‫َمنَ َال ُمت‬ ْ
ِ ‫َواجْ عَلنِ ْى‬ ِ ‫اَللٰ ُه َّمَاجْ عَ ْلنِ ْى‬
َ َ‫َمنَ َالت َّ َّوابِيْن‬
َََ‫صا ِل ِحيْن‬َّ ‫ِع َبادِكَ َال‬

Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lahu wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhuuwa rosuuluhuu, alloohummaj’alnii minat tawwaabiina
waj’alnii minal mutathohhiriina, waj'alnii min 'ibadikash shaalihiina.

Artinya:"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba
dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang
bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci dan jadikanlah
aku dari golongan hamba-hamba Mu yang shaleh"

2. Membasuh wajah

Rukun kedua adalah membasuh wajah/muka, dan batasnya muka adalah


panjangnya dari tempat tumbuhnya rambut diatas dahi sampai akhir dagu bagian
bawah ( yang sejajar dengan tulang gigi diarah dagu), sedangkan lebarnya dari telinga
kanan ke telinga kiri, maka yang ada diantara batas tersebut disebut muka dan wajib
dikenai air ketika berwudhu.

3. Membasuh tangan dan kedua sikunya

Yang dimaksud dengan tangan adalah mulai ujung jari-jemari hingga kedua
sikunya yaitu tulang yang menonjol antara lengan bawah dan lengan atas, maka wajib
membasuh setiap titik dari bagian kedua tangannya tersebut dan harus membasuh
sedikit bagian dari lengan atas supaya dapat dipastikan bahwa dua sikunya sudah
terkena air(karena kedua siku termasuk yang harus dikenai air), sedangkan qoidah
mengatakan jika perkerjaan wajib itu tidak akan sempurna kecuali dengan

melibatkan yang lainnya juga wajib dilakukan demi kesempurnaan wajib itu ,
seperti masalah ini dimana jika kita tidak membasuh sebagian dari lengan atasnya

-5-
yang menyertai kedua sikunya maka air tidak akan membasuh kedua sikunya secara
sempurna oleh karenanya membasuh sebagian lengan atas hukumnya wajib .

4. Mengusap sebagian dari kepala dengan air

Yang dimaksud dengan kepala disini adalah sebagian dari kepala yang
ditumbuhi rambut pada umumnya selain wajah dan leher . Maka disini wajib
mengusap dengan air bagian dari kepala itu , baik kulit kepala atau rambut yang
tumbuh pada kulit kepala tersebut , walaupun sebagian kecil dari kepala itu yang
terkena air atau sekalipun hanya sehelai rambut asalkan rambut tersebut tidak keluar
dari batas kepala .

5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kakinya

Yang dimaksud dengan kaki disini adalah mulai dari mata kaki hingga
ketelapak kakinya . Mata kaki itu sendiri adalah tulang yang menonjol antara tilang
kaki atau betis . Dan didalam mencuci kaki harus mencuci sebagian dari betis diatas
kedua mata kaki supaya dapat dipastikan bahwa kedua mata kakinya benar-benar
terkena air.

6. Tertib dalam melaksanakan semua rukun wudhu

Yang dimaksud dengan tertib disini adalah tertib dalam melaksanakan rukun
wudhu seperti yang disebutkan diatas , maka disini harus emndahulukan niat terlebih
dahulu yang dilakukan bersamaan dengan mebasuh muka lalu kemudian dengan
membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya , kemudian mengusap sebagian dari
kepala dengan air dan terakhir membasuh kedua kaki beserta kedua mata kakinya
dengan cara tertib semacam ini .3

Sunnah Wudlu
Selain dari rukun yang telah dijelaskan diatas, wudlu juga memiliki kesunnahan-
kesunnahan yang boleh dikerjakan demi kesempurnaan berwudlu, dan boleh juga
tidak dilakukan.
Adapun sunnah wudlu itu ada banyak diantaranya yaitu:
1. Membaca basmalah Sebelum melakukan wudlu hendaklah diawali dengan
membaca basmalah.

2. Membersihkan mulut dengan cara bersiwak memakai kayu arok, atau menggosok
gigi dengan sikat atau benda-benda kesat lainnya.

3 Ibid h.39.

-6-
3. Mencuci tangan. Sebelum kita melakukan wudlu di sunnahkan mencuci tangan.
Dalam mencuci tangan apabila kita yakin tangan kita bersih maka boleh tangan kita
masukkan kedalam bak mandi, akan tetapi jika kita tidak yakin tangan kita bersih
maka hendaklah jangan masukkan tangan kedalam bak mandi melainkan dengan cara
mengguyurnya.
4. Berkumur
5. Intinsyaq (memasukkan air kedalam hidung lalu menyemprotkannya)
6. Membasuh seluruh kepalaSalah satu dari sunnahnya wudlu adalah membasahi
seluruh kepala caranya adalah setelah tangan dibasahi lalu ibu jari kanan diletakkan di
pelipis kanan dan ibu jari kiri diletakkan di pelipis kiris sedang jari kanan dan kiri
dipertemukan pada ujung
kepala bagian depan, setelah itu jari jari kita tarik kebagian belakang kepala.
7. Membasuh telinga
Caranya dengan meletakkan ibu jari pada bagian luar bawah telinga dan
meletakkan telunjuk pada bagian dalam telinga setelah memutarnya keatas sehingga
ibu jari dan telunjuk bertemu.
7. Membasuh tiga kali Dalam membasuh anggota wudlu disunnahkan membasuhnya
tiga kali.
8. Mendahulukan anggata kanan Anggota wudlu yang memilki anggota kanan
hendaklah ketika membasuh anggota yang kanan terlebih dahulu.
Batalnya Wudlu Perkara atau sesuatu yangmembatalkan wudlu adalah sebagai
berikut:
a. Keluar angin (kentut)
b. Hilang akal
c. Memegang kemaluan
d. Memegang lubang
e. Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan4

B. Tayammum
Definisi Tayamum
Tayamum secara bahasa bermakna “ALQOSDU” (Bermaksud) sebagaimana
firman Allah :
Janganlah kalian bermaksud (memilih) yang jelek lalu kalian nafkahkan dari
padanya….
(QS: Al-Baqoroh(2):267)

4 Ibid h.68.

-7-
Adapun secara Istilah Tayamum bermakna :
Mengusap wajah dan kedua telapak tangan dengan tanah (permukaan bumi)
dengan tata cara tertentu (Taudhihul Ahkan:1/409). Atau Tayammum: Bersuci dengan
menggunakann debu, sebagai pengganti wudhu’ atau mandi janabat
(QS: Al-Maidah:6).

Apakah Tayamum boleh digunakan untuk membersihkan Hadast Besar


Ya Boleh. Tayammum ialah disamping untuk pengganti wudlu untuk
menghilangkan hadats kecil juga bisa digunakan untuk pengganti menghilangkan
hadats besar sehabis (Haid/janabah) .
Apabila seorang tidak menjumpai air atau tidak mampu menggunakannya. Hal ini
berdasarkan Hadist Nabi tentang hadast kecil dan hadat besar (junub) kemudian Allah
berfirman dalam AlQur’an yang berbunyi:

“FALAM TAJIDUU MAA FATAYAMMAMUU”

…Kemudian kalian tidak menjumpai air, maka bertayammumlah….


( QS: Al- Maidah ayat: 6).

Dan ini berdasarkan beberapa hadist diatas Rasul memerintahkan bertayammum


kepada laki-laki yang junub dan tidak menjumpai air. Laki-laki itu berguling-guling
diatas tanah kemudian Nabi mengajarkan tata cara bertayammum yang
benar.Demikian pula wanita haid dan nifas ketika suci dari haid atau nifasnya dia
tidak menjumpai air untuk bersuci tetapi tidak mampu menggunakkan air maka
diperbolehkan ia bertayammum.

Keistimewaan Tayammum:

Tayammum merupakan kekhususan umat Islam, yang mana Allah tidak


memberikan kekhususan ini tayamum kepada umat yang lainnya. Sebagaimana Sabda
Rasul :

“Saya diberi 5 (perkara) yang tidak diberikan kepada seorang Nabi sebelum saya: …
dan dijadikan buat saya bumi sebagai masjid (tempat sholat) dan alat uuntuk bersuci).
(HR: Al-Bukhhori:335 & Muslim 521).

Maka ini merupakan keutamaan tersendiri bagi umat Islam yangmana Allah
memberikan kekhususan dan kemudahan yang tidak diberikan kepada selain
mereka/umat Muhammad.
Adapun dalil pensyariatan tayammum didalam al-Qur`an, firman Allah ta’ala,

“Dan jikalau kalian dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan atau seseorang
diantara kalian baru saja buang hajat atau menggauli wanita, kemudian kalian tidak
mendapatkan air, maka kalian lakukanlah tayammum dengan tanah yang baik.
Usaplah wajah kalian dan tangan kalian dari tanah tersebut. Tidaklah Allah
menghendaki untuk menjadikan beban bagi kalian, melainkan Allah

berkeinginan untuk membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya

-8-
bagi kalian, agar kalian bersyukur.”
(QS. Al Maidah [5] : 6).

Dalil - dalil yang memperkuat masalah Tayamum ini terdapat dalam Al_qur’an
dan Hadist :

1. “FALAM TAJIDUU FATAYAMMAMUU SO’IIDANN TOYYIBAAH”…


Kemudian kalian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih)…
(QQS; AlMaidah (5) ayat: 6)

2. WAJUILAT TURBATUHA LANAA TOHUURAAH, IZAA LAM NAJIDIL


MAA A.
“Dan dijadikan tanahnya buat kami alat bersuci apabila kami tidak menjumpai air”
(HR: Muslim:522)

3. Ulama telah bersepakat memperbolehkan bertayammum bagi orang yang tidak


mampu bersuci dengan menggunakan air. Subhanallah Islam itu begitu indah dan
memberikan banyak Rukhshoh (Kemudahan) karena
sesungguhnya Allah sama sekali tidak ingin memberatkan hamba-Nya. Dan itulah
diantara hikmah tayyamum, disaat kita tidak menemukan air untuk bersuci atau
karena kedaan yang tidak memungkinkan untuk bersentuhan dengan air.
Tayamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan
syari’at ini. Sehingga semakin nampak kepada kita bahwa Setelah menyebutkan
syariat bersuci, Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya:
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak menyucikan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur,”
(QS. Al Maidah: 6).

Bahan Untuk Bertayammum:


Debu tanah yang bersih
1. Tanah dalam berbagai warna seperti warnah merah atau hitam.
2.Sekiranya bercampur pasir mesti mengandungi kandungan debu.
3. Tidak dikategorikan sebagai abu.
4. Suci dan tidak bernajis.
5. Tidak musta’mal.
6. Tidak bercampur tepung atau kapur atau pasir yang tidak berdebu.

Syarat-syarat tayammum
1. Tidak ada air dan sudah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
berhalangan menggunakan air, seperti sedang sakit, apabila terkena air
penyakitnya akan bertambah parah.
2. Telah masuk waktu Shalat.
3. Dengan tanah atau debu yang suci .

Fardu Tayammum
1. Memindahkan tanah.
2. Niat dalam hati (untuk bersuci/bertayammum/ shalat) Lafadz niat Tayammum
adalah

-9-
3. Kemudian meletakan kedua belah telapak tangan diatas debu untuk diusapkan ke
muka.
4. Mengusap muka dengan telapak tangan dengan se kali usapan
5. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan tanah atau debu dua kali.5

Sunah Tayammum
1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
2. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri
3. Menipiskan debu yang berada ditelapak tangan sebelum di usapkan dengan
cara meniup sedikit.

Hal-hal yang membolehkan Tayamum


1. Karena sakit.
2. Karena berpergian.
3. Karena tidak mendapatkan air.

Tata cara Bertayammum


Untuk mengetahui tata cara bertayamum kita biasa memperhatikan hadis dibawah
ini:
“Dari Ammar bin Yasir dia berkata” Saya pernah junub dan tidak menjumpai air,
kemudian sayaberguling-guling diatas tanah kemudian sholat. Lalu saya menceritakan
hal ini kepadaRasulullah, lalu beliau bersabda, sesungguhnya cukup bagimu
demikian. Beliau menepukkan
kedua telapak tangannya ke tanah, lalu meniup keduanya, kemudian mengusapkan
keduanyakewajah dan kedua telapak tangannya”
(HR:Al-Bukhari : 338 & Muslim : 368)

Tata Cara Bertanyammum baik untuk penganti wudhu atau penganti mandi wajib
sama pelaksanaannya. Sesuai dengan Hadis Rasul sebagai berikut :
1. Niat yang ikhlas karena Allah dalam hati (tidak dilafadzkan)
2. Menepukkan debu yang suci dengan kedua telapak tangan ke permukaan bumi
dengan sekali tepukan atau usapan
3. Meniup kedua telapak tangan. (Hukumnya tidak wajib, sekedar boleh karena
tujuannya untuk mengurangi debu yang menempel ditangan
4. Mengusap muka dengan kedua tapak tangan
5. Mengusap punggung tangan kanan dengan tangan kiri kemudian panggung tangan
kiri dengan tangan kanan. Yang diusap adalah punggung telapak tangan sebagaimana
dijelaskan dalam riwayat yang lain. (Shohih Al-Bukhori: 347).

5 Syekh Salim bin Abdullah bin Sumair Al-Hadromi Asy-Syafi’I, kitab matan safinatun-naja.h.6.

- 10 -
Membatalkan Tayammum
Membatalkan Tayammum ada 3 :
1. Sebagaimana barang yang membatalkan wudhu.
2. Murtad.
3. Menyangka ia akan adanya air, bahwa bertayammum ia akan ketadaan air.6

Catatan :
Hadis yang dijelaskan bahwa tayammum dilakukan dengan 2 kali menepukkan atau
mengusapkan tangan ke tanah, masing-masing untuk wajah dan kedua tangan,
diusapkan sampaik siku-siku hadistnya dho’if (lemah), tidak bisa dijadikan hujjah
dengan demikian, tayammum yang benar adalah sebagaimana dijelaskan diatas hanya
sekali menepuk atau
mengusap ketanah digunakan untuk wajah dan kedua telapak tangan dan
menggusapkannya tidak sampai siku-siku, cukup telapak tangan/punggung tangan
saja.
Diperbolehkan bertayammum mengunakan debu yang ada didinding atau tempat
lainnya kaca, kursi, karpet yang penting ada debunya dan suci. (Majmu’ Fatawa
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin:11/240).
*Sedangkan untuk bacaan ( lafadz yang sering dibaca / digunakan orang2 pada
umumnya
pada waktu akan bertayamum namun tidak ada dalil yang mengharuskan untuk
membaca
lafadz ini karena niat adalah kerja hati jadi tidak perlu dilafadzkan dengan zahar/keras
lafadz dibawah ini :
“Nawaitut-“Tayammuma li istibaahatish-shaalati fardhal ta'aalaah”
*Tak ada bacaan apapun sebelum dan sesudah tayammum.
Demikianlah bahasan masalah Tayammum semoga ada manfaatnya, amiin,
Barokallah, Afwan,(Misly)

C. HADAS BESAR & KECIL

Apa itu hadas ?


hadas ialah sesuatu yang menyebabkan kita tidak suci, jadi hadas terbagi 2 :
1. Hadas kecil yaitu cukup mensucikan ia dengan memercikkan air atas
najis serta meratakan dan menghilangkan benda najisnya contohnya : kencing
anak kecil yang belum makan selain daripada susu dan belum cukup umurrnya
dua tahun .
2. Hadas besar adalah harus mensucikan dengan cara mandi contohnya :

6 Syekh Salim bin Abdullah bin Sumair Al-Hadromi Asy-Syafi’I, kitab matan safinatun-naja.h.6.

- 11 -
Haid, nifas,junub / keluar mani.

Pengertian hadast

Hadas ialah kekokotoran maknawi pada diri yang menegah sahnya ibadah yang
disyaratkan bersuci iaitu solat, tawaf dan sebagainya. Orang berhadas tidak bersih
di sisi Allah sekalipun di sisi manusia kelihatan bersih. Kerana itu, orang yang
berhadas wajib menyucikan dirinya mengikut cara yang
ditetapkan Syarak sebelum mengadap Allah melalui ibadah- ibadah tadi.

Jenis-jenis hadast

Hadas ada dua jenis, iaitu;


1. Hadas kecil

2. Hadas besar

Cara mensucikannya

Cara menyucikan hadas kecil ialah dengan mengambil wudhuk. Adapun cara
menyucikan hadas besar ialah dengan mandi. Jika kedua-duanya tidak dapat
dilakukan kerana sakit, ketiadaan air atau sebagainya, hendaklah diganti dengan
tayammum.
Kesimpulannya, cara menyucikan hadas yang ditetapkan oleh Syarak ada tiga, iaitu;
1. Wudhuk; untuk menyucikan hadas kecil

2. Mandi; untuk menyucikan hadas besar

3. Tayammum; gantian kepada wudhuk atau mandi.

SEBAB-SEBAB HADAS KECIL

Apa sebab terjadinya hadas kecil?

(Perkara-perkara yang membatalkan wudhu)

Hadas kecil terjadi apabila seseorang itu terbatal wudhuknya. Sebab-sebab

- 12 -
yang membatalkan wudhuk ialah;
1. Keluar sesuatu dari kemaluan.
2. Tidur.
3. Hilang akal.
4. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan.
5. Menyentuh jakar atau faraj.
6. Tertawa berdekah didalam solat
7. Timbul syak atau keraguan.
8. Memandikan mayyit.

SEBAB-SEBAB HADAS BESAR

Hadas besar terjadi kerana dua sebab;

1.Kerana berjunub

Seorang itu dikatakan berjunub dengan dua sebab;

Kerana bersetubuh dengan pasangan (suami atau isteri) sama ada keluar mani
atau tidak ketika persetubuhan itu. Semata-mata berlakunya persetubuhan iaitu
masuknya zakar ke dalam faraj, maka dianggaplah seseorang itu berjunub
sekalipun tidak keluar mani. Sabda Nabi s.a.w.; “Apabila seseorang telah duduk
di antara empat cabang perempuan (yakni dua tangan dan dua kaki/pahanya),
kemudian khitan (kemaluan) telah menyentuh khitan (kemaluan), maka wajiblah
mandi”. Dalam satu riwayat disebutkan; “…sekalipun tidak keluar mani”.
(Riwayat Imam Muslim dari Saidatina ‘Aisyah r.a.).

a.Keluar mani dari kemaluan sama ada dengan sengaja (seperti mengeluarkan
dengan tangan atau berkhayal) atau tidak sengaja (seperti bermimpi). Orang
yang keluar mani dari kemaluannya ia dianggap berjunub dan wajib mandi
berdalilkan sabda Nabi s.a.w.; “Air (yakni mandi) adalah dari kerana air (yakni
dari kerana keluar mani)” (Riwayat Imam Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri
r.a.). Ummu Salamah r.a. telah menceritakan; “Pernah Ummu Sulaim datang
dan bertanya kepada Nabi s.a.w.; ‘Adakah seorang perempuan wajib mandi jika
ia bermimpi?’.

- 13 -
Jawab Nabi s.a.w.; ‘Ya, jika ia melihat air (yakni air mani)’’ (Riwayat Imam
Bukhari dan Muslim).

2.Kerana kedatangan haid dan nifas

Wanita yang kedatangan haid dan nifas adalah berhadas besar dan wajib mandi
apabila kering darahnya sebelum ia diharuskan menunaikan solat dan bersetubuh
dengan suaminya. Ini berdalilkan ayat al-Quran (surah al-Baqarah, ayat 222)
dan hadis dari Saidatina ‘Aisyah r.a. yang menceritakan; “Fatimah bin Hubaiysh
r.a. menghadapi masalah istihadhah. Lalu Rasululah s.a.w. berkata kepadanya;
‘Bila datang haid,tinggallah solat dan apabila ia berlalu (yakni tempoh haid
kamu tamat), maka mandilah dan tunaikanlah solat” (Riwayat Imam al-
Bukhari). Walaupun ayat dan hadis hanya menyebut tentanghaid, namun
dikiaskan kepadanya nifas kerana bifas adalah haid yang berkumpul. Telah
ijmak para ulamak bahawa wanita yang nifas adalah umpama wanita yang haid
dalam segenap hukum- hukumnya

- 14 -
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyelesaian makalah ini sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan


pengetahuan dan juga kemampuan mahasiswa dalam memahami ilmu fiqih khususnya
serta menjadikan pendidikan dan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu agama.
Penulis berharap kegiatan ini ditindak lanjuti dengan tetap mengedepankan aqidah-
aqidah yang sudah di syari’atkan agama upaya meningkatkan mutu pendidikan semoga
amal ibadah yang dilakukan menjadi pahala yang dirihoi ALLAH subhanahu wata’ala.

B. SARAN

Kita sebagai manusia hendaknya berfikir secara menyeluruh atas apa yang kita
yakini atau kita percaya dalam menampaki kehidupan ini. Banyak keyakinan atau
keprcayaan dalam kehidupan manusia, namun kita harus memilih mana yang kita
akan pilih sebagai tuhan yang kita sembah. Islam adalah agama yang paling sempurna
yang dibawa oleh rasulullah SAW dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang. Hendaknya kita juga mengetahui bahwa segala sesuatu yang di dunia akan
berakhir, dan akan ada kehidupan yang abadi setelah kematian nanti yaitu akhirat.
Semua yang telah kita kerjakan dan kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat nanti oleh ALLAH SWT, maka dari itu kita harus menyiapkan
kematian dengan sebaik-baik nya.

DATAR PUSTAKA

- 15 -
KH.Segaf Baharun,S.HI, Tuntunan lengkap toharoh sholat wajib & solat sunnah
( Bangil : Yayasan Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah, 1437.
Syekh Salim bin Abdullah bin Sumair Al-Hadromi Asy-Syafi’I, kitab matan safinatun-
naja.

- 16 -

You might also like