Professional Documents
Culture Documents
( PT.KAI )
Nur Fadillah
Rezky Amaliya
PROGRAM STUDI
4A
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan akan terjadi pada berbagai bidang kehidupan, baik individu, kelompok
masyarakat, lembaga, organisasi, termasuk perusahaan. Perubahan yang dimaksud meliputi
misalnya perubahan dalam perilaku, perubahan dalam sistem nilai, perubahan dalam metode dan
cara bekerja, perubahan dalam peralatan yang digunakan, perubahan dalam cara berfikir, dan
perubahan dalam hal bersikap. Perubahan juga bisa bermakna melakukan hal-hal dengan cara
baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan,
melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang sangat mengganggu dan sangat
signifikan. Perubahan dalam organisasi sangat penting dilakukan agar perusahaan dapat
mempunyai daya saing, beradaptasi dengan pembaharuan dan meningkatkan keuntungan serta
memperkecil kerugian sehingga perusahaan dapat bertahan dan tetap ada dalam interaksi dengan
lingkungan luar.
Salah satu perusahaan yang melakukan perubahan adalah PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI). Berbagai inovasi digagas oleh direktur PT KAI demi memberikan pelayanan yang terbaik.
Sebenarnya perubahan dan inovasi oleh PT KAI ini merupakan bagian dari self renewing system
yakni sebuah sistem yang mempunyai mekanisme memperbarui dirinya sendiri sesuai
perkembangan lingkungan internal dan eksternalnya. Perubahan yang dilakukan PT KAI juga
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas perusahaan, upaya dalam menghadapi
persaingan, perubahaan lingkungan dan terkologi serta banyak lagi alasan lainnya.
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Konsep Perubahan
1. Perubahan Organisasi
Perubahan adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Menurut Kurt
Lewin dalam Coram dan Bernard (2001) perubahan organisasi merupakan suatu proses yang
sistematis yakni perubahan dari sebuah topik yang hanya menarik untuk beberapa akademisi dan
praktisi menjadi suatu topik yang menarik untuk para eksekutive perusahaan untuk kelangsungan
hidup organisasi. Perubahan dalam organisasi dibedakan ke dalam dua jenis, antara lain :
a. Perubahan operasional,
yaitu perubahan yang bersifat parsial dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang besar bagi
unit-unit lain. Misalnya perubahan kemasan produk dan seragam karyawan.
b. Perubahan strategis,
yaitu perubahan yang menimbulkan dampak luas dan memerlukan unit-unit terkait, atau bahkan
seluruh komponen perusahaan. Jika satu komponen diubah maka komponen yang lain akan ikut
berubah. Macam-macam perubahan strategis antara lain :
Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perubahan.
Perubahan arah/fokus bisnis.
Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan (revenue)
atau pemakaian sumber daya-sumber daya.
Bagi daft (2004), perubahan strategis adalah sebuah perubahan yang cenderung radikal, dan
perubahan operasional di nilai tak ubahnya sebagai perubahan incremental.
Perubahan incremental adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan suatu organisasi untuk
memelihara keseimbangan umum organisasi. Biasanya perubahan seperti ini dilakukan terbatas
pada salah satu bagian organisasi dan dampaknya relatif hanya di rasakan oleh bagian itu sendiri.
Misalnya, perbaikan mesin-mesin (introduksi mesin-mesin baru yang lebih efisien, lebih
fleksibel).
Perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan organisasi. Biasanya
perubahan ini mentransformasi seluruh bagian institusi. Misalnya, perubahan struktur organisasi
dari vertical-fungsional menjadi matrix, horizontal-teamwork.
Setelah adanya sistem pemesanan tiket secara online, selanjutnya perubahan teknologi
yang dilakukan oleh PT. KAI diantaranya adalah memberlakukan sistem ‘Self Check In’ atau
cetak tiket secara mandiri. Hanya dengan memasukkan nomer booking dan nomor identitas atau
KTP, kemudian stasiun keberangkatannya, penumpang yang telah membeli tiket secara online
atau melalui minimarket, bisa langsung mencetak tiketnya sendiri lewat printer atau mesin
pencetak yang ada tanpa perlu antri di loket. Layanan self check in ini memudahkan pengguna
KA dalam mendapatkan tiket. Penumpang yang sudah memesan tiket di cannel eksternal atau
agen resmi dan sudah mendapatkan kode booking tidak perlu lagi antri di loket stasiun, bisa
mencetak sendiri di sistem self check tersebut. Saat ini sistem ini baru tersedia di beberapa
Stasiun besar di Indonesia.
Perubahan sistem yang dilakukan oleh PT KAI ini merupakan perubahan strategis,
dimana terdapat perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan
(revenue) dan pemakaian sumber daya teknologi untuk menerapkan sistem baru tersebut.
3. Perubahan Layanan
Pada tahun 2009, PT KAI melakukan restrukturisasi terhadap 4 layanan yaitu pelayanan,
keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu. Perubahan yang dilakukan olek PT KAI ini
merupakan perubahan strategis yang cenderung radikal karena melakukan perubahan arah/focus
bisnis. Bererapa perubahan layanan yang terjadi antara lain:
a. Pelayanan
Dulu Pelayanan dalam pembelian tiket kereta api masih terjadi antrian panjang yang
kadang dapat menghambat proses pembelian tiket. Sehingga banyak praktik percaloan yang
menjual tiket kereta api, serta penumpang dapat naik kereta api tanpa menggunakan tiket tetapi
langsung membayar di dalam kereta api kepada kondektur, sehingga banyak terjadi kebocoran
terhadap pendapatan PT KAI.
Namun sekarang, Perusahaan melakukan perubahan pelayanan berupa pelayanan
pembelian tiket kerata api, pembelian tiket kereta api sekarang lebih mudah dan menghindari
berbagai antrian panjang, tiket dapat dibeli tanpa harus ke stasiun kereta api, tetapi sudah tersedia
di indomart, menggunakan ponsel, menghilangkan calo dalam pembelian tiket, sehingga tidak
ada penumpang gelap dan jumlah penumpang sesuai kapasitas. Selain pelayanan dalam
pembelian tiket, perusahaan juga melayani penumpang sesuai dengan kebutuhan penumpang.
b. Kenyamanan
Sebelumnya, dalam memelihara kenyamanan pelanggan juga masih kurang, terlihat dari
masih banyaknya yang berjualan di dalam kereta api, banyaknya penumpang gelap, penumpang
melebihi kapasitas, merokok di dalam kereta, dan lain sebagainya, itulah sebagian keluhan
penumpang yang membuat mereka tidak nyaman di dalam kereta.
Perubahan dalam menunjang kenyamanan penumpang, perusahaan merubah berbagai
keluhan-keluhan yang dirasakan penumpang yaitu dengan menertibkan Pedagang Kaki Lima
(PKL) di dalam kereta, menertibkan penumpang gelap, membatasi penumpang sesuai kapasitas
sehingga penumpang jarak jauh dilarang berdiri, serta menertibkan atau memberikan larangan
merokok di dalam kereta.
Perubahan struktur organisasi di PT KAI terlihat dari bentuk struktur organisasi yang
konvensional menjadi lebih modern, atau dari yang tidak banyak pembagian-pembagian menjadi
lebih banyak pembagian, bisa dikatakan bentuk struktur organisasinya lebih gemuk. Perubahan
yang paling terlihat saat pengangkatan Ignatius Jonan menjadi direktur utama di Tahun 2009.
Pada saat itu susunan PT. KAI banyak yang berubah serta banyak perubahan mengenai berbagai
kebijakan didalamnya.
5. Perubahan Fasilitas
Fasilitas yang ada dalam menunjang kebutuhan konsumen PT.KAI pun banyak yang
dirubah/ diperbaharui. Contohnya kursi untuk kelas ekonomi yang mulanya usang, diperbaharui
menjadi bagus, rapi dan nyaman digunakan.
Dan pada bulan Agustus 2016, PT. KAI membeli unit-unit kereta baru untuk kelas
ekonomi. Sehingga aka nada fasilitas tambahan seperti AC, TV serta colokan listrik yang
mulanya tidak ada.
6. Perubahan SDM
Menurut data yang dikeluarkan oleh PT. KAI di website mengenai profil SDM PT. KAI
setidaknya terdapat lima perubahan mendasar dalam sistem manajemen SDM Perseroan, yaitu
perubahan sistem remunerasi, meniadakan senioritas, perekrutan (pro hire), penegakan hukum,
dan pengembangan SDM. Dari keseluruhan pegawai PT. KAI sebanyak 27.030 orang , 24.393
pegawai berstatus organik dan 1.226 berstatus Pegawai Kontrak Magang (PKM). Komposisi
tidak termasuk 7 Dewan Komisaris, 10 Dewan Direksi dan 1.359 berstatus Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT). Pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah pegawai lulusan SMA ke
atas. Peningkatan tertinggi pada lulusan perguruan tinggi Strata 1 sebesar 27% menjadi 1.033
pegawai dari 809 pegawai pada tahun 2012. Sementara itu lulusan SMP ke bawah turun. Jumlah
pegawai lulusan SD turun 21% dari menjadi 2.269 pegawai dari tahun 2012 sejumlah 2.886
pegawai. Dalam pengelolaan SDM tersebut, tingkat keluar masuk (turnover) pegawai menjadi
perhatian perseroan. Pada tahun 2013 terdapat penambahan 1.354 pegawai dan pengurangan
pegawai 1.456 orang. Penambahan pegawai merupakan hasil perekrutan. Pengurangan pegawai
disebabkan pegawai pensiun normal, pensiun dini, pengunduran diri, meninggal dunia, atau
pensiun dikarenakan menjadi direksi.
Dengan kata lain, kali ini PT. KAI berhasil mengimplementasikan doktrin NPM ‘penghematan
yang lebih tinggi dalam penggunaan sumberdaya’.
Data stastistik mengenai komposisi pegawai PT. KAI 2009 - 2013 berdasarkan pendidikan :
S2 93 78 74 80 73
S3 - - - - -
Dari data diatas, terlihat bahwa tahun 2009 terdapat kenaikan jumlah pegawai baik
lulusan SD-SLTA, namun mengalami penurunan pegawai dengan tingkat pendidikan D3-S2.
Meskipun selalu peningkatan jumlah pegawai dari SD-SLTA, namun D3-S2 terjadi penurunan.
Beberapa kritikan memang ada karena SDM dari PT. KAI terhitung rendah dengan lulusan
SLTA mendominiasi, tetapi manajemen PT. KAI dalam merekrut pegawai lebih melihat kinerja,
dedikasi, integritas, siap bekerja keras dan kompetensi dibandingkan hanya titel pendidikan.
c. PT KA Pariwisata
PT KA Pariwisata adalah anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam
wilayah Indonesia di bidang pariwisata kereta api, dan kegiatan usaha yang mendukung
pariwisata kereta api dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Perusahaan ini
berkantor pusat di Jakarta, di Gedung Jakarta Railway Center.
d. PT Railink
Kegiatan usaha yang dijalani PT Railink yakni pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan
kereta api bandara, pengembangan dan pengelolaan stasiun kereta api di bandara dan di pusat
kota, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api, pembangunan prasarana
kereta api, konsultasi dan desain sistem perkeretaapian, pengusahaan jasa lainnya yang
menunjang usaha-usaha pokok. PT Railink mengoperasikan Bandara Kuala Namu – Medan.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan sedang mengembangkan pembangunan KA
Bandara Soekarno Hatta Tangerang yang direncanakan rampung akhir 2015.
f. KA Property Management
PT KA Property Management memiliki usaha di bidang pengelolaan aset/properti perkeretaapian
milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) maupun pihak lainnya dengan tujuan mengoptimalkan
pemanfaatan serta memberikan nilai tambah aset/properti tersebut guna memenuhi standar mutu
terbaik dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Perusahaan ini berkantor pusat di
Jakarta.
Ketidakpercayaan masyarakat atas apa yang sudah diutarakan sebelumnya mengakibatkan rugi
dalam beberapa tahun. Itulah yang menjadi salah satu faktor pemicu perubahan di PT. KAI. PT.
KAI mengharapkan kondisi keuangannya membaik setelah dilakukan perubahan.
1. Pihak Internal
Pihak internal merupakan orang-orang yang berada didalam organisasi atau perusahaan yang
berhubungan langsung dengan organisasi atau perusahaan. Pihak internal di PT KAI sendiri
seperti karyawan perusahaan, tidak sedikit melakukan penolakan, karena menurut mereka
perubahan tersebut akan berdampak bagi mereka, baik berdampak terhadap tingkat kesulitan
kerja, waktu kerja, dan lain-lain. Waktu perubahan yang relatif cepat, sehingga karyawan tidak
mampu atau tidak bisa mengimbangi perubahan yang sudah ditetapkan oleh pimpinan, sehingga
tidak sedikit karyawan perusahaan yang tidak bisa mengikuti perubahan, akibatnya mereka
tersingkirkan dengan pensiun dini atau bahkan dipecat oleh perusahaan apabila karyawan
tersebut menghambat proses perubahan, tentunya pemecatan tersebut secara proporsional atau
pemecatan dilakukan ketika sudah memenuhi syarat karyawan tersebut harus dikeluarkan.
2. Pihak eksternal
Pihak eksternal merupakan orang-orang yang berada di luar organisasi. Pihak eksternal tersebut
seperti masyarakat, masyarakat belum cukup tau bahwa perusahaan sedang melakukan
perubahan, sehingga perusahaan butuh waktu panjang untuk mengsosialisasikan kepada
masyarakat tentang perubahan yang dilakukan perusahaan PT KAI.
Salah satu contoh hambatan yang terjadi salah satunya tentang perubahan teknologi yang
dilakukan PT KAI untuk penjualan tiketnya yaitu menggunakan sistem ‘Self Check In’ atau
cetak tiket secara mandiri, ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh perubahan ini, diantaranya
adalah :
1. Sistem ‘Self Check In’ atau cetak tiket secara mandiri belum menyeluruh di semua
stasiun di seluruh Indonesia, hanya ada di beberapa stasiun besar saja.
2. Sistem ‘Self Check In’ belum tersosialisasikan di semua kalangan masyarakat.
3. Banyak pengguna kereta api yang masih bingung menggunakan sistem ini, dikarenakan
memang karena sistem ini masih tergolong baru dan butuh pembelajaran untuk semua
masyarakat yang akan menggunakannya.
Itulah beberapa hal yang membuat perubahan untuk menggunakan sistem ‘Self Check In’ atau
cetak tiket secara mandiri ini belum dilakukan secara menyeluruh.
E. Dampak Perubahan
Bagi PT. KAI sendiri perubahan-perubahan yang dilakukan sangat berdampak positif dalam hal
keuangan. Ditandai dengan kenaikan laba yang signifikan dari tahun ke tahun.
Laba Rugi PT. KAI dari tahun ke tahun dapat dilihat dari table berikut:
Laba Rugi PT. KAI
PEMBAHASAN
a. Analisis Matriks IFE dan EFE Menurut (Setyorini et al., 2016) Analisis matriks IFE
(Internal Factor Evaluation) digunakan melalui identifikasi faktor internal perusahaan untuk
mengetahui kekuatan serta kelemahan perusahaan. Matriks IFE menunjukkan kondisi kekuatan
dan kelemahan dengan cara menentukan bobot dan ratingnya. Menurut (M. Nur Ali Ramadhan,
2013) Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) dipakai saat mengetahui berbagai faktor
eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peluang serta ancaman yang dianggap penting.
Selain menggunakan Matriks IFE dan EFE digunakan pula diagram kuadran Analisis SWOT dan
Matriks SWOT.
Kekuatan
Peluang
Ancaman
Sesudah diperoleh hasil dari analisis matriks IFE serta EFE, kemudian di buatkan
Diagram Kartesius Analisis SWOT, Data dari yang akan di masukkan yaitu hasil dari Total
setiap faktor atau bobot x rating. Berikut adalah gambaran dari diagram kartesius analisis SWOT
PT KAI.
DAFTAR PUSTAKA
Sarjana Manajemen: Manajemen Perubahan di PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI) (sarjana-
manajemen.blogspot.com)
Setyorini, H., Effendi, M., & Santoso, I. (2016). Marketing Strategy Analysis Using SWOT
Matrix and QSPM (Case Study: WS Restaurant Soekarno Hatta Malang). Industria: Jurnal
Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 5(1), 46–53.
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2016.005.01.6
Journal of Business and Economics Research (JBE) Vol 3, No 3, Oktober 2022, pp. 300−305
ISSN 2716-4128 (media online) DOI 10.47065/jbe.v3i3.1855
https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/jbe
Daeana Irawati*, Dexi Triadinda, Dini Yani 31, Oktober 2022, Analisis SWOT Strategi
Peningkatan Pelayanan Transportasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)