You are on page 1of 1

KEL.

09 :
AMIRUDDIN HASAN
KHUSNUL KHOTIMAH

PEMIKIRAN TEOLOGI BUYA HAMKA

 Konsep Ikhtiar dalam Pemikiran Teologi Hamka

Dalam ilmu mantiq manusia dikonsepkan sebagai hewan yang berfikir (al-hayawan al-natiq).
Daya berfikir, yang dalam falsafat Islam dikatakan Sebagai salah satu daya yang dipunyai jiwa,
disebut dengan akal. Akal Dipandang sebagai esensi manusia. Dalam Islam, akal memiliki peran
penting karena menjadi dasar syarat seseorang menjadi mukallaf (orang Yang sudah layak dibebani
kewajiban-kewajiban agama). Dengan akal pula seorang mendapat tuntutan untuk berfikir,
berusaha, dan bersyukur. Akal menurut Hamka ialah anugerah Tuhan yang diberikan kepada
Makhluk pilihan, yakni manusia, sebagai dasar pembeda terhadap makhluk Ciptaan Tuhan yang lain.
Akal bagi manusia yang terpenting berfungsi Untuk mencari rahasia yang tersembunyi di alam ini.
Selain itu, guna Membedakan dan memilih diantara yang baik dan yang buruk, karena Kemajuan
hidup manusia tergantung dari pada kemajuan dalam Mempertimbangkan baik-buruk dan indah-
jelek, juga untuk melakukan Perenungan dan penelitian terhadap semua fenomena alam semesta.
Hamka mengatakan

‘Keutamaanmu ialah karena akal itu. Karena akal, engkau sadar bahwa Engkau ada. Engkau
sadar bahwa adamu jauh berbeda dengan adanya Makhluk yang lain.‛

Akal diberikan kebebasan mencari, kemerdekaan berikhtiar, tetapi Wilayah jangkauan kerja
akal terbatas. Keterbatasan gerak akal itu mutlak, Tetapi kemampuan akal yang dapat cerdas mampu
melaksanakan Perbuatan manusia sehari-hari. Eksistensi akal yang tidak mutlak itu Karena
aktualisasi ekesistensinya terbentengi oleh kekuasaan dan ketentuan Tuhan. Akal diciptakan dengan
potensi yang terbatas, hanya Bergerak di wilayah keterbatasannya, dan tidak mungkin mencerna
dan Menguasai perkara atau masalah yang tiada batas (transendental).

Untuk itu, Takdir menurut Hamka adalah hinggaan atau jangkauan. Menurutnya, tidak ada
satu pun ikhtiar manusia yang dapat keluar dari hinggaan atau jangkauan itu. Manusia yang
berikhtiar akan memperoleh nikmat. Manusia yang menanam padi tidak akan tumbuh ilalang.
Dengan irigasi yang baik tentu akan tumbuh padi yang subur. Dengan bumbu yang pas dan sesuai
ketentuan maka akan menghasilkan masakan yang enak rasanya. Ikhtiar menandakan bahwa pada
diri kita ada kebebasan berkehendak. Dan dengan melihat ayat-ayat takdir menjadikan kita tidak
lupa daratan, bahwa kebebasan itu terbatas, terbatas dalam lingkup dasar hukum (takdir) Allah.

You might also like