You are on page 1of 14

Fungsi dan Penggolongan Koperasi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata


Kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen pengampu : Agus Achmad Faruk, S.Sos, M.M

Disusun oleh :
Ajengtia Yulianti
Anwar Nasihin
Asri Aulia Rohadatul Aisyah
Risma Khajizah Putri

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM KH RUHIAT CIPASUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Pencipta alam semesta Allah SWT,
sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga dan seluruh umatnya.
Berkat pertolongan Allah kami mampu menyelesaikan makalah ini, demi
memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi Koperasi dan kami berharap makalah
ini bisa bermanfaat.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.

Tasikmalaya, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................1
A. FUNGSI DAN PERAN KOPERASI.........................................................1
B. LATAR BELAKANG PENDIRIAN KOPERASI...................................6
C. PENGGOLONGAN KOPERASI............................................................10
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
D. KESIMPULAN..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Koperasi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Badan
usaha yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan atas asas
kekeluargaan ini juga telah cukup banyak membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan pembangunan nasional. Sejak pertama kali
diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, badan usaha koperasi telah
mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
ekonominya melalui kegiatan-kegiatan usaha koperasi. Prinsip usaha dan
karakter koperasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya membuat badan
usaha ini disenangi oleh masyarakat Indonesia yang melaksanakan seluruh
kegiatan perekonomiannya berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem
ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia ini memang secara umum sangat
cocok dengan badan usaha yang berbentuk koperasi. Keduanya sama-sama
menganut asas kekeluargaan dan mengedepankan prinsip gotong-royong.
Koperasi sendiri di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R. Aria
Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan
koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang
dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru
oleh Boedi Utomo. Pada perkembangan selanjutnya, wakil Presiden Republik
Indonesia yang pertama, Moh. Hatta menjadi salah satu tokoh nasional yang
dengan gigih mendukung kehadiran koperasi di Indonesia. Hal inilah yang
menjadikannya sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Secara resmi gerakan
koperasi sendiri di Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada
kongres I di Tasikmalaya yang pada akhirnya dijadikan sebagai Hari
Koperasi Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1
1. Fungsi dan Peran Koperasi
2. Latar Belakang Pendirian Koperasi
3. Penggolongan Koperasi

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Fungsi dan Peran Koperasi
2. Untuk mengetahui Latar Belakang Pendirian Koperasi
3. Untuk mengetahui Penggolongan Koperasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI DAN PERAN KOPERASI


Di Indonesia Koperasi diatur dalam Undang-undang No. 12 tahun 1967
yang diperbaharui menjadi Undang-undang No. 25 tahun 1992. Dalam
Undang-undang tersebut koperasi didefenisikan sebagai organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan. Sedangkan menurut Muhammad Hatta,
koperasi didefenisikan sebagai berikut: Usaha bersama untuk memperbaiki
nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Selanjutnya
dikemukakan bahwa gerakan koperasi adalah perlambangan harapan bagi
kaum ekonomi lemah, berdasarkan self-help dan tolong menolong diantara
anggota-anggotanya, sehingga dapat melahirkan saling percaya kepada diri
sendiri. Dalam persaudaraan koperasi merupakan semangat baru dan
semangat menolong diri sendiri. La didorong oleh keinginan memberi jasa
kepada kawan, berdasarkan prinsip “seorang buat semua dan semua buat
seorang” (Ign. Sukamdiyo, 1997). Dari defenisi diatas dapat disimpulkan
bahwa koperasi adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh rakyat untuk
kesejahteraan bersama menggunakan azas kekeluargaan, sehingga penting

2
untuk senantiasa menjaga saling percaya dalam pengelolaan berasama.
Didalam Undang-undang perkoperasian fungsi, peran koperasi dijelaskan
dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
angota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan dan dmokrasi ekonomi.
Kemudian untuk pertanggung jawabkan pengelolaan koperasi maka
dalam pasal 30 UU No. 25 tahun 1992 disebutkan bahwa pengurus
bertanggung jawab mengajukan laporan keuangan, mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas serta menyelenggarakan pembukuan
keuangan inventaris secara tertip. Selanjutnya pada pasal 35 ditegaskan
bahwa setelah tutup buku, pengurus menyusun laporan tahunan yang
sekurang-kurangnya memuat perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca
akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun
yang bersangkutan serta penjelasan dari dokumen tersebut.

B. LATAR BELAKANG PENDIRIAN KOPERASI


1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia (Sukoco,
Seratus Tahun Koperasi di Indonesia). Raden Ngabai Ariawiriaatmadja, Patih
Purwokerto dan teman-temannya Mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk
menolong teman sejawatnya dan para pegawai negeri pribumi melepaskan
diri dari cengkraman pelepas uang. Bank p Pinjam tersebut, semacam Bank
Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967 tentang pokok – pokok

3
perbankan, diberi nama De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden = Bank Simpan Pinjam para priyayi Purwokerto. Atau
dalam bahasa Inggris the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for
Native Civil Servants.1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai
oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur Voor Volkscredetwezen. Komisi ini
diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia, 12
Juli 1947 diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di
Tasikmalaya 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140
tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai
pelaksananya. 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I
(MUNASKOP I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi
Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin 1965, Pemerintah mengeluarkan Undang
– Undang No. 14 th. 1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis,
dan Komunis) diterapkan di koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan
MUASKOP II di Jakarta 1967, Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang
No. 12 tahun 1967 tentang Pokok – Pokok Perkoperasian disempurnakan dan
diganti dengan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan
Koperasi.
a. Masa Penjajahan
Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir
dari inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih
Purwokerto (Banyumas) ini berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil
dan petani dari hisapan lintah darat melalui koperasi. Berdirinya Boedi
Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga
(koperasi konsumsi). Serikat Islam pada tahun 1913 membantu memajukan
koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun
1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club yang
kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) di Surabaya. Partai
Nasional Indonesia (PNI) di dalam kongresnya di Jakarta berusah
menggelorakan semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut

4
kongres koperasi. Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak
dapat berjalan lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi,
pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No.
431 tahun 1915.
Berdasarkan peraturan ini rakyat tidak mungkin mendirikan koperasi karena :
1. Mendirikan koperasi harus mendapat izin dari gubernur jenderal
2. Fakta dibuat dengan perantaraan notaris dan dalam bahasa Belanda
3. Ongkos materai sebesar 50 golden
4. Hak tanah harus menurut hukum Eropa
5. Harus diumumkan di Javasche Courant yang biayanya juga tinggi
Peraturan ini mengakibatkan munculnya reaksi dari kaum pergerakan
nasional dan para penganjur koperasi. Oleh karena itu, pada tahun 1920
pemerintah Belanda membentuk Panitia Koperasi yang diketuai oleh J. H.
Boeke. Panitia ini ditugasi untuk meneliti mengenai perlunya koperasi.
Pada tahun 1927 pemerintah mengeluarkan peraturan No. 91 yang lebih
ringan dari perturan 1915. Isi peraturan No. 91 antara lain :
1. Fakta tidak perlu dengan perantaraan notaries, tetapi cukup didaftarkan
pada Penasehat Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi serta dapat ditulis
dalam bahasa daerah
2. ongkos materai 3 golden
3. hak tanah dapat menurut hukum adat
4. berlaku untuk orang Indonesia asli, yang mempunyai hak badan hukum
secara adat
Dengan keluarnya peraturan ini, gerakan koperasi mulai tumbuh kembali.
Pada tahun 1932, Partai Nasional Indonesia mengadakan kongres koperasi di
Jakarta. Pada tahun 1933, pemerintah Belanda mengeluarkan lagi peraturan
No. 108 sebagai pengganti peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1915.
Peraturan ini merupakan salinan dari peraturan koperasi Belanda tahun1925,
sehingga tidak cocok dan sukar dilaksanakan oleh rakyat. Pada masa
penjajahan Jepang, koperasi mengalami nasib yang lebih buruk. Kantor Pusat
Jawatan Koperasi diganti oleh pemerintah Jepang menjadi Syomin Kumiai

5
Cou Jomusyo dan Kantor Daerah diganti menjadi Syomin Kumiai
Saodandyo. Kumiai yaitu koperasi model Jepang, mula-mula bertugas untuk
mendistribusikan barang-barang kebutuhan rakyat. Hal ini hanya alat dari
Jepang untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan untuk
Jepang.
b. Masa Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan
keperluan masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian
Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara
sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah
koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat. Namun
karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran
koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-partai
memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang
menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri
sendiri, yang dapat merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan
kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi. Pembangunan baru
dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil menumpas pemberontakan
G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Namun keadaannya sperti itu, pemerintah
pada tahun 1947 berhasil melangsungkan Kongres Koperasi I di
Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
2. menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputiuasab
Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun, pada tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di
Bandung, yang antara lain mengambil putusan sebagai berikut :

6
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti
SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh
hal-hal berikut:
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa curiga
terhadap koperasi
2. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan
kebijakan antara lain :
1. menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama
koperasi
2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri
maupun pertanian yang bermodal kecil

C. PENGGOLONGAN KOPERASI
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu
diperbaiki. Cara membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan
mereka. Dengan demikian pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa
kredit melalui koperasi tersebut. Untuk menanamkan pengertian dan fungsi
koperasi di kalangan masyarakat diadakan penerangan dan pendidikan kader-
kader koperasi. Penggolongan koperasi ialah pengelompokan koperasi ke
dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik
yang tertentu pula. Dalam perkembangannya, jenis koperasi yang
berkembang cenderung bervariasi. Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi
oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-

7
masing koperasi. Koperasi kemudian dapat digolongkan ke dalam beberapa
kelompok besar berdasarkan pendekatan. Dan dalam masing-masing
kelompok besar dapat digolong-golongkan ke dalam kelompok-kelompok
kecil yang lebih khusus.
Pengelompokan koperasi berdasarkan bidang usaha
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang
penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis
konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi sangat tergantung pada
ragam anggota dan daerah kerja tempat koperasi didirikan.
Koperasi Produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan
baku menjadi barang jadi/setengah jadi. Tujuannya adalah untuk menyatukan
kemampuan dan modal para anggotanya guna meningkatkan barang-barang
tertentu melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri.
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang
dihasilkannya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan mata rantai tata niaga,
dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan perantara di dalam memasarkan
produk-produk yang dihasilkan. Koperasi Kredit/Simpan pinjam adalah koperasi
yang bergerak dalam pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk
dipinjamkan kembali kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal
untuk usahanya. Selain itu, koperasi simpan pinjam juga bertujuan mendidik
anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya
dari jeratan para rentenir.
Koperasi berdasarkan jenis komoditi
Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau
dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber alam itu.
Koperasi pertanian dan peternakan koperasi-koperasi pertanian
adalah koperasi yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian
tertentu. Koperasi ini beranggotakan para petani, buruh tani, atau berhubungan
dengan usaha pertanian. Kegiatan koperasi pertanian biasanya meliputi:

8
Pengusahaan bibit, semprotan dan peralatan pertanian lainnya, Mengolah hasil
pertanian, Memasarkan hasil-hasil olahan komoditi pertanian, Menyediakan
modal bagi para petani, Mengembangkan keterampilan koperasi.
Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan
dengan peternakan tertentu. Anggota biasanya pemilik peternakan dan pekerja
yang berkaitan dengan usaha peternakan.
Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha
di bidang industri dan kerajinan tertentu. Usahanya meliputi usaha pengadaan,
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau gabungan ketiganya.
Koperasi jasa-jasa. Koperasi jasa hampir sama dengan koperasi industri
lainnya, yang membedakan ialah bahwa koperasi jasa mengkhususkan usahanya
dalam memproduksi dan memasukkan kegiatan-kegiatan tertentu. Sebagaimana
koperasi industri, tujuan koperasi jasa adalah untuk menyatukan potensi ekonomi
yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya. Contohnya adalah koperasi jasa
audit, koperasi jasa angkutan, dan lain-lain.
Koperasi berdasarkan profesi anggotanya
Istilah profesi sebenarnya mempunyai arti sebagai jenis pekerjaan yang dilakukan
orang-orang yang mempunyai keahlian atau kecakapan tertentu berdasarkan kode
etik. Berdasarkan profesi anggotanya, koperasi dapat dibedakan menjadi:
Koperasi karyawan,
Koperasi Pegawai Negeri Sipil:
Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri:
Koperasi mahasiswa,
Koperasi pedagang pasar,
Koperasi veteran RI:
Koperasi nelayan,
Koperasi kerajinan, dan sebagainya.
Koperasi berdasarkan daerah kerjanya

9
Daerah kerja koperasi di sini adalah luas-sempit wilayah yang dijangkau oleh
suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan para anggotanya atau
melayani masyarakat.
Berdasarkan daerah kerjanya, koperasi digolongkan sebagai berikut.
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang
biasanya didirikan pada lingkup wilayah terkecil tertentu.
Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi
primer biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi primer dalam
lingkup wilayah tertentu. Koperasi pusat mempunyai tujuan untuk memperkuat
kedaulatan ekonomi koperasi-koperasi yang bergabung di dalamnya.
Koperasi gabungan koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi
pusat, koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan
beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari wilavah tertentu. Tujuan
pembentukannya adalah untuk memperkuat kedudukan koperasi-koperasi yang
bergabung di dalamnya, di dalam wilayah kerja yang lebih luas. Contoh: GKBI.
Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi
pusat atau koperasi-koperasi gabungan yang berkedudukan di ibukota negara.
Fungsinya ialah sebagai penyambung lidah koperasi-koperasi yang menjadi
anggotanya dalam berhubungan dengan lembaga nasional yang terkait dengan
pembinaan koperasi-koperasi sejenis di negara lain ataupun organisasi-organisasi
pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Contoh: Induk Koperasi
Pegawai Negeri (IKPN), Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar), dan lain
sebagainya.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

10
Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang
anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama
oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama
dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi
biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil.
Didalam Undang-undang perkoperasian fungsi, peran koperasi dijelaskan
dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992.
Koperasi dibagi kedalam beberapa golongan.

DAFTAR PUSTAKA

Penggolongan Koperasi. 2021. Diakses Maret pada:


https://forka.id/penggolongan-koperasi.html
Admin Koperasi. Diakses Maret pada:
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/536/sejarah-dan-latar-belakang-
Ani Mardatila. 2021. Fungsi dan Peran Koperasi dalam Perekonomian
Indonesia. Diakses pada Maret: https://www.merdeka.com/sumut/fungsi-dan-
peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia-kln.html

11

You might also like