You are on page 1of 17

PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis

Volume X, Nomor X, April 2020

PENGARUH CONTENT MARKETING, ELECTRONIC WORD OF


MOUTH, PRICE PERCEPTION TERHADAP INTENTION PURCHASE
PRODUK TIKTOK SHOP

Rolenty Octavia1
Universitas CiputraSurabaya
E-mail: e-mail penulis 11 & penulis 22
Abstract: In the growing digital era, social media has become a very influential platform in
marketing activities and product sales, One of the most famous e-commerce today is TikTok,
Market research institute, and consumer behavior Populix released a new report about social
media users for online shopping in Indonesia. The report entitled "The Social Commerce
Landscape in Indonesia" involved around 1,020 respondents. According to the report, TikTok
Shop is the most used social media platform for online shopping in Indonesia, reaching 45
percent compared to WhatsApp, Facebook Shop, and Instagram shopping. This study aims to
investigate the influence of content marketing, electronic word of mouth (eWOM), and price
perception on product purchase intentions from TikTok shops. TikTok, as one of the largest
social media platforms, has become a global phenomenon with millions of active users. This
research is a type of quantitative descriptive research, this study uses multiple linear
regression analysis methods to analyze the data collected. The sampling technique used in
this study was the purposive sampling approach. The criteria in this study are 1) Is an active
user of TikTok Shop social media, 2) Is a consumer who comments on fashion products at
TikTok Shop. Based on the discussion that has been described in this study, several things can
be concluded, namely: 1) Content marketing partially has no significant effect on the intention
to purchase fashion products at TikTok Shop. 2) Electronic word of mouth partially has a
significant effect on the intention to purchase fashion products at TikTok Shop. 3) Price
perception partially has a significant effect on the intention to purchase fashion products at
TikTok Shop. 4) Content marketing, electronic word of mouth, and price perception
simultaneously have a significant effect on the intention to purchase fashion products at
TikTok Shop.
Keywords: content marketing, electronic word of mouth (eWOM), and price perception

Abstrak: Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi
platform yang sangat berpengaruh dalam aktivitas pemasaran dan penjualan produk,
Salah satu e-commerce yang terkenal saat ini adalah TikTok, Lembaga riset pasar dab prilaku
konsumen Populix merilis laporan terbaru seputar pengguna media sosial untuk belanja
online di Indonesia. Laporan yang berjudul “The Social Commerce Landscape in Indonesia”
melibatkan sekitar 1.020 responden. Dimana berdasarkan laporan tersebut TikTok Shop
menjadi platform media sosial yang paling digunakan untuk berbelanja online di Indonesia
mencapai 45 persen dibandingkan dengan WhatsApp, Facebook Shop dan instagram shopping
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh content marketing, electronic word of
mouth (eWOM), dan persepsi harga terhadap niat pembelian produk dari TikTok Shop.
TikTok, sebagai salah satu platform media sosial terbesar, telah menjadi fenomena global
dengan jutaan pengguna aktif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif, Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk
menganalisis data yang dikumpulkan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Adapun kriteria dalam
penelitian ini yaitu 1) Merupakan pengguna aktif media sosial Tiktok Shop, 2) Merupakan
konsumen yang memberikan komentar terhadap produk fashion di TikTok Shop. Berdasarkan
pembahasan yang sudah dijelaskan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa
hal yaitu : 1) Content marketing secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
intention purchase produk fashion di TikTok Shop. 2) Electronic word of mouth secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap intention purchase produk fashion di TikTok Shop.
3) Price perception secara parsial berpengaruh signifikan terhadap intention purchase
produk fashion di TikTok Shop. 4) Content marketing, electronic word of mouth, dan price
perception secara simultan berpengaruh signifikan terhadap intention purchase produk
fashion di TikTok Shop.
Kata Kunci: content marketing, electronic word of mouth (eWOM), dan persepsi harga

PENDAHULUAN

Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi platform yang sangat berpengaruh
dalam aktivitas pemasaran dan penjualan produk. TikTok, Lembaga riset pasar dab prilaku konsumen Populix
merilis laporan terbaru seputar pengguna media sosial untuk belanja online di Indonesia. Laporan yang
berjudul “The Social Commerce Landscape in Indonesia” melibatkan sekitar 1.020 responden. Dimana
berdasarkan laporan tersebut TikTok Shop menjadi platform media sosial yang paling digunakan untuk
berbelanja online di Indonesia mencapai 45 persen dibandingkan dengan WhatsApp, Facebook Shop dan
instagram shopping. Sebagai salah satu platform media sosial terbesar, telah berhasil menarik perhatian
masyarakat dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna aktifnya. TikTok Shop adalah fitur di
TikTok yang memungkinkan pengguna untuk menjual produk mereka langsung melalui platform tersebut.
Fenomena ini membuka peluang bagi pemasar dan penjual untuk memanfaatkan TikTok sebagai saluran
pemasaran yang efektif.
Minat digambarkan sebagai situasi individu sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan
dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Intention
Purchase adalah Content Marketing. Content marketing adalah strategi pemsaran dengan membuat atau
menciptakan suatu konten yang bersifat ajakan dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada calon
konsumen. Menurut (Lammenett, 2019) content marketing adalah tentang memberikan nilai. Hal ini dapat
dilakukan dengan konten yang informatif, menasehati dan menghibur. Content marketing tidak menjual secara
terus menerus dan bukan merupakan suatu taktik yang dapat langsung menghasilkan, namun harus menjadi
pola pikir yang dipegang dan dilakukan karena nantinya akan berdampak kepada customer engagement dan
mungkin juga terdapatnya minat beli atau intention purchase.

Gambar 1.4 Peluang Pertumbuhan Digital Marketing di Indonesia


Sumber : GetCraft, 2022
Berdasarkan gambar di atas, hampir 60% dari digital marketer yang mengikuti survey menganggap
bahwa Content Marketing menjadi salah satu strategi yang sangat berpeluang untuk menarik perhatian
konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa digital marketer saat ini menyadari apabila konten yang relevan
mampu membantu untuk memengaruhi perilaku pelanggan melalui informasi yang berguna di mana pun

2 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
pelanggan berada dan diharapkan dalam proses menuju Intention Purchase. Content marketing, sebagai salah
satu strategi pemasaran yang penting, melibatkan pembuatan dan berbagi konten yang relevan, berharga, dan
menarik bagi target audiens. Dalam konteks TikTok Shop, konten pemasaran yang menarik dapat
meningkatkan minat dan niat pembelian produk. Di sisi lain, electronic word of mouth (eWOM) adalah proses
di mana konsumen berbagi pengalaman, pendapat, dan rekomendasi mereka tentang produk atau merek
melalui platform digital. Dalam konteks TikTok Shop, eWOM dapat berdampak signifikan pada niat
pembelian, karena pengaruh dan kepercayaan yang ditimbulkan dari rekomendasi dan ulasan oleh pengguna
lain.
Selain itu, persepsi harga juga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian. Harga yang
dianggap wajar dan sebanding dengan nilai produk dapat meningkatkan niat pembelian, sementara persepsi
harga yang tinggi dapat menjadi hambatan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut (Hasibuan, 2021)..
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh content marketing, electronic
word of mouth, dan persepsi harga terhadap niat pembelian produk dari TikTok Shop. Penelitian ini akan
mengidentifikasi apakah konten marketing yang efektif, eWOM yang positif, dan persepsi harga yang wajar
berkontribusi terhadap meningkatnya niat pembelian produk TikTok Shop. Selain itu, penelitian ini juga akan
menguji apakah terdapat interaksi antara variabel-variabel tersebut, yang dapat memberikan wawasan
tambahan tentang bagaimana faktor-faktor ini saling mempengaruhi

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori
Theory of Planned Behaviour

Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan pengembangan dari Theory of


Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Fishbein dan Ajzen
pada tahun 1975. Ajzen’s mengatakan TPB telah diterima secara luas sebagai alat untuk
menganalisis perbedaan antara sikap dan niat serta sebagai niat dan perilaku. Dalam hal
ini, upaya untuk menggunakan TPB sebagai pendekatan untuk menjelaskan
whistleblowing dapat membantu mengatasi beberapa keterbatasan penelitian sebelumnya,
dan menyediakan sarana untuk memahami kesenjangan luas diamati antara sikap dan
perilaku (Atik, 2018).
Ajzen dan Fishben pada tahun 1988 menyempurnakan Theory of Reasoned Action
(TRA) dan memberikan nama TPB. TPB menjelaskan mengenai perilaku yang dilakukan
individu timbul karena adanya niat dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat
individu disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari individu tersebut.
Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi
terhadap hasil perilaku, norma subyektif, kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh.
Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat
pengungkapan kecurangan (whistleblowing), dalam hal ini adalah tindakan yang
dilakukan didasarkan pada proses psikologis yang sangat kompleks (Atik, 2018). TPB
menjelaskan bahwa niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :
attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.
Dari beberapa definisi Theory of Planned Behaviour menurut beberapa peneliti
diatas maka dapat disimpulkan bahwa Theory of Planned Behaviour adalah niat yang
timbul dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari individu tersebut. Niat untuk
melakukan suatu perilaku tersebut dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu attitude toward the
behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.

Intention Purchase
A. Definisi Intention Purchase
Intention purchase merupakan keinginan seseorang terhadap suatu produk atau jasa

3
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
yang sesuai dengan keinginannya. Menurut (Siti, 2019) minat beli merupakan sebuah
perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginana dalam membeli atau
memilih suatu produk, dan berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan
mengkomsumsi atau bahkan mengingginkan suatu produk.
Intention purchase merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan. Artinya
bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang
dilakukan oleh konsumen atau perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai,
memperoleh dan menggunakan barang - barang serta jasa melalui proses pertukaran atau
pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan
tindakan-tindakan tersebut (Bona, 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa intention purchase adalah
keinginan seseorang untuk mendapatkan atau menggunakan barang/jasa sesuai dengan
keinginannya sehingga terjadinya pengambilan keputusan.
B. Dimensi Intention Purchase
Menurut (Bona, 2020) intention purchase dapat diidentifikasi melalui beberapa
dimensi yaitu sebagai berikut.
1) Minat transaksional
2) Minat refrensial
3) Minat preferensial
4) Minat eksploratif
Content Marketing
A. Definisi Content Marketing
Content marketing merupakan suatu strategi pemasaran dimana kita merencanakan,
mendistribusikan dan membuat konten yang mampu menarik audiens yang tepat sasaran,
dengan mendorong mereka menjadi konsumen. Menurut (Lammenett, 2019) content
marketing adalah tentang memberikan nilai. Hal ini dapat dilakukan dengan konten yang
inovatif, menasehati dan menghibur melalui teks, gambar atau video.
Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa content marketing adalah suatu
strategi pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan melalui sebuah website, social
media, blog, video yang mampu menarik konsumen dengan tepat sasaran
B. Dimensi Content Marketing
Dimensi pengukuran dari content marketing menurut (Yazgan & Hassan, 2020)
sebagai berikut.
1) Reliabilitas
2) Disbelief
3) Persuasion knowledge

Electronic Word of Mouth


A. Definisi Electonic Word of Mouth
Electronic word of mouth merupakan pernyataan positif atau negatif yang dibuat
oleh pelanggan potensial, pelanggan aktual dan mantan pelanggan tentang produk atau
perusahaan melalui internet (Malik, 2013). Menurut (Latief, 2018) electronic word of
mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan sarana untuk bertukar pendapat
mengenai berbagai produk dan jasa yang di tawarkan melalui media internet.
B. Dimensi Electonic Word of Mouth
Menurut Goyette et al., (2010) electronic word of mouth dibagi menjadi 3 dimensi sebagai berikut.
1) Intensitas
2) Valence of Opinion
3) Konten

Price Perception
A. Definisi Price Perception

4 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
Price perception dipengaruhi oleh seberapa teliti pembeli memahami dan
menginterpretasikan informasi harga. Referensi persepsi harga konsumen atau standar
subyektif yang digunakan pelanggan untuk menilai harga yang mereka lihat dalam suatu
produk, terkait dengan persepsi harga (Calvo Porral & Levy mangin, 2015). Price adalah
jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler & Keller,
2016)
B. Dimensi Price Perception
Dimensi price perception menurut Khatam (2015) yang terdiri dari 3 dimensi yaitu.
1) Price Consciusness
2) Value Consciusness
Price-Quality Association.

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Kaltrina Kajtazi (2020). Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh electronic word of mouth dan content marketing terhadap minat
beli pelanggan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada 203 responden menggunakan google drive. Hasil dari
penelitian ini adalah electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli pelanggan, content marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli pelanggan. Relevansi penelitian ini adalah terdapat kesamaan dalam variabel
yang diteliti yaitu e-WOM, content marketing and purchase intention sehingga relevansi
menjadi referensi penelitian ini.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ayub & Kusumadewi (2021) penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsia harga, pengetahuan produk, citra
perusahaan, dan nilai persepsi terhadap minat beli produk otomotif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disebar
kepada 120 responden yang disebarkan secara langusng dan menggunakan google drive.
Hasil dari penelitian ini adalah persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli, pengetahuan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli,
citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, dan nilai
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Relevansi penelitian
ini adalah terdapat kesamaan dalam variabel yang diteliti yaitu price perception and
purchase intention sehingga relevansi menjadi referensi penelitian ini.

Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis

Keterhubungan Antar Variabel dan Hipotesis


A. Hubungan Content Marketing Terhadap Intention Purchase
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara content marketing terhadap purchase intention. Menurut
Kaltrina Kajtazi (2020) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara variabel content marketing terhadap Intention purchase. Hal tersebut membuktikan
bahwa content marketing akan meningkatkan intention purchase. Pernyataan tersebut
juga didukung oleh Pidada & Suyasa (2021) bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikant antara content marketing terhadap intention purchase. Oleh karena itu,
dikembangkan hipotesis pertama sebagai berikut.
H1: Content Marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention
purchase
B. Hubungan Electronic Word of Mouth Terhadap Intention Purchase
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi menunjukan

5
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
bahwa terdapat hubungan antara electronic word of mouth terhadap intention purchase.
Menurut Kaltrina Kajtazi (2020) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel electronic word of mouth terhadap intention purchase. Hal
tersebut membuktikan bahwa electronic word of mouth akan meningkatkan intention
purcahse. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Leong et al (2021) bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikant antara electronic word of mouth terhadap intention
purchase. Oleh karena itu, dikembangkan hipotesis pertama sebagai berikut.
H2: Electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention
purchase
C. Hubungan Price Perception Terhadap Intention Purchase
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara price perception terhadap intention purchase. Menurut
Ayub & Kusumadewi (2021) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara variabel price perception terhadap intention purchase. Hal tersebut membuktikan
bahwa price perception akan meningkatkan intention purchase. Pernyataan tersebut juga
didukung oleh Richardo (2021) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikant antara
price perception terhadap intention purchase.
Menurut (Park & jang, 2019) harga meruapakan salah satu faktor utama konsumen
dalam proses pembelian sutatu produk. Selain itu harga juga digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan dalam suatua
pembelian. Price perception yang tinggi akan menurunkan minat beli konsumen
sedangkan price perception yang dirasa masuk akal bagi konsumen akan meningkatkan
minat beli konsumen. Oleh karena itu, dikembangkan hipotesis ketiga sebagai berikut.
H3: Price perception berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention purchase
D. Hubungan Content Marketing, Electronic Word of Mouth dan Price Perception Secara Simultan
Terhadap Intention Purchase
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara content marketing, electronic word of mouth dan price
perception terhadap intention purchase. Menurut Kaltrina Kajtazi (2020) menunjukan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel content marketing terhadap
intention purchase Menurut Leong et al (2021) menunjukan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara variabel electronic word of mouth terhadap intention
purchase. Menurut Richardo (2021) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel price perception terhadap intention purchase. Hal tersebut
membuktikan bahwa content marketing, electronic word of mouth dan price perception
akan meningkatkan intention purchase. Oleh karena itu, dikembangkan hipotesis keempat
sebagai berikut.
H4: Content marketing, electronic word of mouth dan price perception secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention purchase

Kerangka Konseptual
Dari penjelasan di atas oleh peneliti, maka selanjutnya peneliti menghubungkan hubungan antara
variabel bebas yaitu content marketing (X1), electronic word of mouth (X2) dan price perception (X3)
terhadap variabel terikat yaitu intention purchase (Y) yang diteliti ke dalam bentuk model analisa pada
gambar 2.1 berikut :

6 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
Gambar 2.1 Model Analisa
Sumber : Data diolah, 2023

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2018)


mengatakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak diketahui karena banyaknya jumlah
pengguna TikTok Shop yang membeli produk fashion yang dapat dilihat melalui
penjualan pada marketplace. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian
ini dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Adapun kriteria dalam
penelitian ini yaitu 1) Merupakan pengguna aktif media sosial Tiktok Shop, 2)
Merupakan konsumen yang memberikan komentar terhadap produk fashion di TikTok
Shop. Penentuan jumlah sampel dalam Peneliti ini mengambil jumlah sampel berdasarkan
besaran sampel 5-10 yang akan dikalikan dengan total jumlah indikator yang digunakan
(Hair et al., 2021). Peneliti menggunakan rumusan ini dikarenakan ukuran populasi yang
belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan metode tersebut, peneliti menggunakan 30
indikator penelitian lalu akan dikalikan dengan besaran sampel 5 karena keterbatasan
waktu dan susahnya mencari responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan,
sehingga jumlah sampel menjadi 150 responden.
Penelitian ini menggunakan 2 sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer pada penelitian ini adalah hasil jawaban dari responden yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner. Sedangkan Data sekunder dalam penelitian ini adalah data
paltform e-commerce yang paling banyak digunakan di Indonesia serta data lainnya yang
di dapat melalui medai sosial sebagai data pendukung.
Adapun jenis skala pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan 5 skala
likert untuk mengukur masing-masing indikator setiap variable Dengan skala likert ini,
maka variabel yang akan diukur dijabaran menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2018).

Variabel dan Definisi Operasional


Berdasarkan identifikasi variabel-variabel yang digunakan, untuk menghindari
kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti serta untuk membatasi masalah dalam
penelitian ini, maka peneliti mengelompokkan 2 variabel yang dijelaskan dibawah ini:
1) Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

7
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah content marketing
(X1), electronic word of mouth (X2) dan price perception (X3). Adapun indikator dari variabel
bebas pada penelitian ini dipaparkan pada Tabel 3.1
2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah intention purchase (Y).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No V Definisi Indikator S
a Operasional u
r Variabel m
i b
a e
b r
e
l
Menurut 1. Menyampaikan informasi
(Yazgan & yang benar
Hassan, 2020) 2. Menyampaikan informasi
memberikan yang penting sesuai dengan
penjelasan brand atau produk
bahwa content 3. Menyampaikan content
marekting yang informatif
sebagai strategi 4. Menyampaikan informasi
pemasaran yang berguna
melalui websit, 5. Informasi yang diberikan Yazgan &
Content
1) social media, dapat dipercaya Hassan
marketing (X1)
blog, video yang 6. Informasi yang diberikan (2020)
memiliki peran lengkap dan jelas sehingga
penting untuk mambantu konsumen
menyampaikan 7. Content marekting tidak
pesan terlihat terlalu persuasif
perusahaan agar membeli suatu produk
8. Content marketing
disampaikan dengan cara
yang jelas dan mudah
dipahami.
Menurut 1. Intensitas
(Latief, 2018) 2. Valence of Opinion
electronic word 3. Konten
of mouth atau
komunikasi dari
mulut ke mulut
merupakan
Electronic
sarana untuk Goyette et
2) Word of Mouth
bertukar al., (2010)
(X2)
pendapat
mengenai
berbagai produk
dan jasa yang di
tawarkan
melalui media
internet
3) Price Menurut 1. Price Consciussnes Khatam
Perception (Liu & Lee, 2. Value Consciussnes (2015)
(X3) 2016) price 3. Price-Quality Association
perception

8 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
adalah sejauh
mana konsumen
merasakan
pelayanan dan
jumlah uang
yang
dibayarkan.
Secara praktis
adanya
peningkatan
pepsepsi harga
yang positif
sebagai bentuk
respon terhadap
niat beli
Menurut 1. Minat transaksional
(Siti, 2019) 2. Minat refrensial
purcahse 3. Minat preferensial
intention 4. Minat eksploratif
merupakan
sebuah perilaku
konsumen
dimana
konsumen
mempunyai
Purchase keinginana
4) Bona (2020)
Intention (Y) dalam membeli
atau memilih
suatu produk,
dan berdasarkan
pengalaman
dalam memilih,
menggunakan
mengkomsumsi
atau bahkan
mengingginkan
suatu produk
Sumber : Data diolah, 2023

Metode Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk
menganalisis data yang dikumpulkan. Analisis regresi linier berganda merupakan salah
satu analisis yang menjelaskan tentang akibat-akibat dan besarnya akibat yang
ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali,
2016).
Uji regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan. Pengolahan analisis regresi sederhana menggunakan program statical package
for social science (SPSS) for windows dengan rumus menurut Sugiyono (2018) sebagai
berikut:
Y = ɑ + β1X1 + β2X2 + β2X3 + e …..

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

9
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
Dalam ini dilakukan serangkaian analisis untuk memastikan kualitas dan kevalidan
instrumen pengukuran yang digunakan. Melalui uji validitas, reliabilitas, penelitian ini
memastikan bahwa instrumen yang digunakan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas
yang memadai untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Berikut adalah penjelasan
hasil analisis data berdasarkan uji validitas, reliabilitas.

A. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2016). Kuesioner dikatakan valid bila pernyataan kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas
suatu item instrument dilakukan dengan metode analisis person correlations antar skor item
dengan total item kemudian dibandingkan dengan Tkritis. Jika korelasi skor item dengan skor
total lebih besar dari Tkritis 0,30 , maka instrument penelitian dikatakan valid, demikian pula
sebaliknya.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
I P R N K
t e - se
e a T si
m r a m
s b p
o e ul
n l a
n
C
o
r
r
e
l
a
t
i
o
n
X 0 0 1 V
1 , , 5 al
. 7 3 0 id
1 4 0
0
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 8
2 1
2
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 7
3 3
4
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 8
4 5
5
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 8
5 3
5
X 0 0,30 150 Valid

10 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
1 ,
. 8
6 8
3
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 7
7 9
3
X 0 0,30 150 Valid
1 ,
. 8
8 1
8
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
1 4
1
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
2 6
7
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 7
3 9
4
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
4 6
4
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
5 6
5
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
6 7
4
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
7 7
3
X 0 0,30 150 Valid
2 ,
. 8
8 4
0
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 7
1 4
8
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 8
2 4

11
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
2
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 8
3 5
8
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 8
4 8
5
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 8
5 5
8
X 0 0,30 150 Valid
3 ,
. 8
6 4
9
Y 0 0,30 150 Valid
1 ,
7
9
2
Y 0 0,30 150 Valid
2 ,
8
5
0
Y 0 0,30 150 Valid
3 ,
8
5
8
Y 0 0,30 150 Valid
4 ,
8
5
6
Y 0 0,30 150 Valid
5 ,
8
5
2
Y 0 0,30 150 Valid
6 ,
8
6
0
Y 0 0,30 150 Valid
7 ,
8
8
4
Y 0 0,30 150 Valid
8 ,
8
2
2
Sumber: Data diolah, 2023

12 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan kuesioner yang diuji kepada 150
responden yang diperoleh melalui item item pertanyaan yang mana untuk mengukur semua
variabel. Dalam tabel diatas semua indikator memiliki nilai koefisien korelasi berada di atas
0,3, maka dapat dikatakan valid, sehingga dapat disimpulkan semua instrumen tersebut
adalah valid sehingga data penelitian dapat diteruskan.
B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat ukur mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variable atau konstruk (Ghozali, 2016). Walaupun instrument yang valid umumnya pasti
reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan karena reliabilitas instrument
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument. Suatu instrument dikatakan reliable
jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70 maka instrument dalam variabel tersebut
dikatakan handal atau reliable, demikian pula sebaliknya.
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Crombach’s Ketera
Alpha ngan
Content Marketing (X1) 0,924 Reliab
el
Electronic Word of Mouth (X2) 0,945 Reliabel
Price Perception (X3) 0,917 Reliabel
Intention Purchase (Y) 0,943 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.11 karena semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha
Cronbach berada di atas 0,70 sehingga semua instrumen tersebut dikatakan reliabel,
sehingga data penelitian dapat diteruskan.

Pembahasan
A. Analisis Deskripsi Responden
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan diketahui responden penelitian
yang merupakan konsumen produk fashion di TikTok Shop adalah didominasi
oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 62,7% dibandingkan laki-laki. Hal
tersebut sesuai dengan laporan yang berjudul “The Social Commerce Landscape
in Indonesia” melibatkan sekitar 1.020 responden. Dimana berdasarkan laporan
tersebut TikTok shop paling banyak digunakan oleh perempuan, sementara laki-
laki khusususnya yang berusia 36-45 tahun. Berdasarkan hasil peneludimana
responden terbanyak dengan usia 17-25 tahun dimana usia tersebut konsumen
TikTok Shop merupakan remaja hingga dewasa. Berdasarkan data tersebut,
penjual juga dapat mengambil kesimpulan dari segi demografis yang didapat
dari penelitian ini sebagai saran untuk memperbaiki srategi pemasaran yang
tepat sesuai dengan calon konsumen yang sesuai dengan demografis yang ada.
B. Pengaruh Content Marketing Terhadap Intention Purchase
Content marketing merupakan suatu strategi pemasaran dimana kita
merencanakan, mendistribusikan dan membuat konten yang mampu menarik
audiens yang tepat sasaran, dengan mendorong mereka menjadi konsumen.
Semakin sering penjual di TikTok Shop melakukan dan memperhatikan
pemasaran, maka minat beli calon konsumen akan meningkat. Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kaltrina Kajtazi (2020) yang
menyatakan bahwa content marketing mempengaruhi minat beli konsumen.
Berdasarkan hasil uji t dimana variabel content marketing memiliki nilai sig.
Sebesar 0,055 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel content marketing
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli produk fashion di TikTok
Shop. Hal ini berarti H1 ditolak yang berarti bahwa content marketing tidak
berpengaruh signifikan terhadap intention purchase produk fashion di TikTok
Shop.

13
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
Terkait hasil tersebut, penjual di TikTok Shop perlu melakukan perbaikan
untuk memaksimalkan pemasaran melalui konten-konten yang kebih menarik
pelanggan sehingga dapat lebih menimbulkan minat beli pelanggan. Hal-hal
yang dapat dilakukan seperti membuat konten produk fashion lebih menarik
dengan menyewa model untuk mendukung produk tersebut. Selain itu penjual
juga bisa membuat konten giveaway atau quiz sehingga konsumen lebih tertarik
untuk mencoba.
C. Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Intention Purchase
Electronic word of mouth merupakan pernyataan positif atau negatif yang
dibuat oleh pelanggan potensial, pelanggan aktual dan mantan pelanggan
tentang produk atau perusahaan melalui internet. Semakin sering konsumen
memberikan komentar mengenai produk baik positif maupun negatif maka akan
menarik konsumen lain untuk membeli. Hal ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Kaltrina Kajtazi (2020) yang menyatakan bahwa electronic
word of mouth mempengaruhi minat beli konsumen.
Berdasarkan hasil uji t dimana variabel electronic word of mouth memiliki
nilai sig. Sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel electronic
word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli produk fashion
di TikTok Shop. Hal ini berarti H2 diterima yang berarti bahwa electronic word of
mouth berpengaruh signifikan terhadap intention purchase produk fashion di
TikTok Shop. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leong et al
(2021) yang menyatakan bahwa electronic word of mouth berpengaruh signifikan
terhadap intention purchase.
Terkait hal tersebut, penjual di TikTok Shop harus lebih memperhatikan
komentar yang diberikan oleh pelanggan sehingga bisa menjadi bahan masukan
untuk memperbaiki produk yang dijual, baik komentar positif maupun negatif.
D. Pengaruh Price Perception Terhadap Intention Purchase
Price perception merupakan sejauh mana konsumen merasakan jumlah
uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh suatu produk. Semakin rendah
penjual mematok harga suatu produk dibandingkan dengan penjual yang lain
dengan produk yang sama maka akan meningkatkan mina beli konsumen. Hal
ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ayub & Kusumadewi
(2021) yang menyatakan bahwa price perception mempengaruhi minat beli
konsumen.
Berdasarkan hasil uji t dimana variabel price perception memiliki nilai sig.
Sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel price perception
memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli produk fashion di TikTok Shop.
Hal ini berarti H3 diterima yang berarti bahwa price perception berpengaruh
signifikan terhadap intention purchase produk fashion di TikTok Shop. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ghozali, 2016)Richardo (2021)
yang menyatakan bahwa price perception berpengaruh signifikan terhadap
intention purchase.
Terkait penjelasan tersebut, penjual di TikTok Shop dapat meningkatkan
minat beli konsumen dengan melakukan diskon kepada pelanggan dengan
menerapkan buy 3 free 1 sehingga pelanggan lebih banyak untuk membeli
produk yang dijual. Hal-hal lain yang dapat dilakukan pelanggan dengan
melihat harga pasar produk sehingga dapat menjual produk seuai pasar.
E. Pengaruh Content Marketing, Electronic Word of Mouth, dan Price Perception
Terhadap Intention Purchase
Berdasarkan hasil uji F dimana variabel content marketing, electronic word of
mouth, dan price perception memiliki nilai sig. Sebesar 0,000 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel content marketing, electronic word of mouth, dan price

14 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 1-11
perception memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap minat beli
produk fashion di TikTok Shop. Hal ini berarti H4 diterima yang berarti bahwa
content marketing, electronic word of mouth, dan price perception berpengaruh
signifikan terhadap intention purchase produk fashion di TikTok Shop.

Implikasi Penelitian
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut merupakan implikasi penelitian yang diperoleh dari
rata-rata terendah dan standar deviasi tertinggi dari setiap variabel yang diteliti dan berdasarkan indikator
masing-masing varaibel penelitian.
Tabel 4.3 Implikasi Penelitian
Variabel Indikator Implikasi Penelitian
Konten yang di sampaikan di TikTok Shop perlu menambahkan fitur caption dengan
TikTok Shop menyampaikan narasi tentang penjelasan produk dan tidak hanya itu,
informasi yang penting dan misalnya menambahkan kelebihan-kelebihan dari
Content sesuai dengan produk produk, bahan yang digunakan dll
Marketing (X1) Konten yang disampaikan di TikTok Shop perlu memberikan pengembalian barang
TikTok Shop menyampaikan kepada konsumen yang menerima informasi yang tidak
informasi yang benar benar sehingga konsumen merasa percaya terhadap
informasi tersebut
Saya sering berinteraksi dengan TikTok Shop perlu menyediakan live chat antara
Electronic Word pengguna yang lain mengenai konsumen dengan konsumen sehingga mempermudah
of Mouth (X2) produk fashion di TikTok Shop konsumen untuk berbagi informasi mengenai produk
yang dipasarkan
Harga produk fashion di Melakukan kerjasama perusahaan fintech seperti OVO,
TikTok Shop lebih murah DANA, dan Go-Pay untuk mendapatkan diskon atau
Price Perception daripada sosial media lainnya caxhback
(X3) Saya merasa terbantu dengan TikTok Shop perlu menyediakan live chat pribadi antara
adanya TikTok Shop konsumen dengan penjual sehingga mempermudah
konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan
Sumber: Data diolah, 2023

15
Daya Saing Produk Ekspor (Sri Suharsih dan Asih Sriwinarti)
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal adalah sebagai berikut:
1. Content marketing secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap intention purchase
produk fashion di TikTok Shop.
2. Electronic word of mouth secara parsial berpengaruh signifikan terhadap intention purchase
produk fashion di TikTok Shop.
3. Price perception secara parsial berpengaruh signifikan terhadap intention purchase produk
fashion di TikTok Shop.
4. Content marketing, electronic word of mouth, dan price perception secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap intention purchase produk fashion di TikTok Shop.

Saran dan Keterbatasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta dijabarkan dalam
pembahasan, adapaun saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi pengguna TikTok Shop
Bagi pengguna TikTok Shop sebagai sarana untuk melakukan penjualan maupun
pembelian terutama produk fashion sangat disarakan karena konten yang disampaikan di
TikTok Shop sangat menarik, informasi digital di TikTok Shop sangat mudah untuk di dapat
dan harga yang diberikan di TikTok Shop sangat menarik sesuai dengan produk tersebut.
Dimana melalui konten, informasi digital dan harga memperoleh pengaruh positif sebesar
72,6%.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi acuan peneliti
selanjutnya serta hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembuatan penelitian.
Kemudian terdapat hasil 27,4% variabel yang tidak terdapat dalam penelitian ini dapat
dievaluasi agar meningkatkan intention purchase.

16 PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis


Volume X, Nomor X, April 2020: 1-10
REFERENSI

Bona, S. A. (2020). Pengaruh Electronic Word of Mouth dan Promosi Media Sosial Terhadap Miant
Beli Pada Produk Fashion Eiger. Jurnal Ilmiah Manajemen.
Calvo Porral & Levy mangin. (2015). Do Store Image and Price Perception Matter to Store brand
Equity. Journal of Foof Products Marketing.
Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program IBM SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, M. Z. (2021). Pengaruh Persepsi harga Terhadap Minat Beli Smartphone OPPO. Jurnal
Ekonomi, Manajemen.
Kotler & Keller. (2016). Marketing Management. Perason.
Lammenett. (2019). Praxiswissen Online-Marketing. SpringerGabler.
Latief, R. (2018). Word of Mouth Communication- Penjualan Produk. Surabaya: Media Sahabt
Cendekia.
Liu & Lee. (2016). Service Quality and Price Perception of Service: Influence on Word of Mouth
and Revisit Intention. Journal of Air Transport Management.
Malik. (2013). Impact og Brand Image and Adventisement on Cunsumer Buying Behavior. World
Applied Science Journal.
Park & jang. (2019). The Interplay of Social Responsibility Consciosness and Evaluation Mode in
Consumers' Response Toward Cause-Related Marketing Enchanced Product. Asia Pasific
Journal of Marketing and Logistic.
Siti, T. M. (2019). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN. Jurnal
Riset manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT.
Yazgan & Hassan. (2020). The Effect of Digital Content Marketing on Tourists' Purchase Intention.
Journal of Tourismology.

17 PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis


Volume 1, Nomor 1, April 2016: 1-10

You might also like