Professional Documents
Culture Documents
Coc Fix
Coc Fix
OLEH :
HERDIANA
NIM : 2022E1D067M
OLEH :
HERDIANA
NIM : 2022E1D067M
Mengetahui
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care (Coc) Di Poskesdes Labu
Lalar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2023” dapat
diselesaikan.
Secara garis besar, laporan ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan
Kehamilan, persalinan, nifas, BBLdan KB . Secara garis besar lingkup laporan ini
terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I yang mendeskripsikan fenomena mengenai
gambaran kehamilan, persalinan, nifas, BBLdan KB. Bab II mengenai Landasan
Teori, Bab III tinjauan kasus, Bab IV berupa pembahasan dan BAB V Penutup yag
terdiri dari merupakan Kesimpulan dan saran. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya.
Mataram, 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan
Dimana jika komplikasi tidak ditangani dapat menyebabkan kematian ibu dan
1 kali pada TM II, dan 2 kali pada TM III (Ambarwati, 2011:104). Setiap ibu
hamil akan menghadapi risiko yang akan mengancam jiwanya, dan setiap risiko
diusahan di tolong oleh nakes, melakukan kunjungan bayi baru lahir dan ibu
pasca salin, juga memilih dan memakai alat kontrasepsi sesuai yang diinginkan.
derajat kesehatan digambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) (Maryunani, 2013:45).Namun pada kenyataan di lapangan
belum semua ibu hamil, ibu bersalin, nifas, neonatus, dan KB belum
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sekitar 295.000 wanita meninggal
selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar dari kematian ini
(94%) terjadi dirangkaian daya rendah dan sebagian besar dapat di cegah (WHO,
2021). Angka kematian ibu di Indonesia dari data Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2020 masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah
kematian ibu tahun 2020 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian
ibu. Pada tahun 2020 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan ,
(AKN) sebanyak 15 per 1000 KH (KemenKes RI, 2021), hal ini masih jauh dari
target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada goals ke 3 pada tahun
2030, mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH, menurunkan AKN
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan AKB 25 per 1.000 KH . Dari seluruh
kematian neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian) terjadi pada periode
enam hari pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada
usia 29 hari – 11 bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59
kunjungan nifas mulai dari KF1, KF2 dan KF3, serta kunjungan neonatus mulai
dari KN1, KN2, dan KN3 di Kota Tarakan berjumlah 4.280 ibu hamil dari
jumlah keseluruhan ibu hamil yaitu 5.272 ibu hamil. Hal ini dapat dikatakan
komprehensif di Kota Tarakan sudah cukup baik namun masih perlu penerapan
pelayanan asuhan kebidanan di pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi karena
masih banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan asuhan secara komprehensif.
hamil dan janin berupa deteksi dini komplikasi kehamilan. Pelayanan kesehatan
yang diberikan pada ibu bersalin yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
imunisasi HB 0 pada bayi baru lahir, pemberian vitamin k, pemberian salep mata
Pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standart yang dilakukan sekurang-
B. Pembatasan Masalah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
Ibu mendapatkan pelayanan kebidanan secara Continuity of Care
mulai dari masa kehamilan TM III dimulai UK 37/38 minggu, bersalin,
BBL, nifas, dan KB sehingga dapat dijadikan deteksi dini untuk
meminimalkan resiko-resiko yang mungkin terjadi dan dapat
meningkatkan pengetahuan klien.
b. Bagi Institusi
Sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah di
berikan baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga
tambahan referensi untuk dijadikan evaluasi dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil TM III, bersalin, BBL, nifas, dan KB sesuai
dengan standart pelayanan minimal.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan untuk melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care
pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas, BBL, hingga KB
d. Bagi Poskesdes
Bidan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan yang diberikan secara continuity of care mulai dari ibu
hamil, bersalin, nifas, dan KB sesuai dengan standart pelayanan minimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
a. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
antara erpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu
dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT) (Wiknjosastro, 2009: 29).
7
b. Klasifikasi Kehamilan
trimester, yaitu :
terhadap peran barunya menjadi seorang ibu. Berikut merupakan perubahan dan
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali merasa dirinya jelek aneh dan tidak
menarik
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
d. Khawatir akan bayi yang dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
a. Pengertian Persalinan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu yang dimulai dengan kontraksi persalinan
sejati yang ditandai oleh perubahan progresif dari serviks dan diakhiri dengan
dalam rahim melalui jalan lahir. Diawali dengan proses pembukaan dan dilatasi
serviks sebagai akibat dari kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Awal mulanya kekuatan yang muncul kecil, setelah itu
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009: 73).
yaitu (Sumarah,2009) :
1) Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang
akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,
dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari
uterus.
meningkat jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang ia
sampaikan kepadanya.
c. Tanda Persalinan
sebagai berikut :
1) Terjadi lightening
karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida, tanda initidak
turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman; selain napas pendek pada
terbawah pada struktur daerah pelvis, secara spesifik akan mengalami hal
berikut :
3) Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang
kram kaki.
udema karena bagian terbesar dari janin menghambat darah yang kembali
1) Timbulnya rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan
sebagai barier proteksi dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show
adalah pengeluaran dari mukus.
yang normal terjadi kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan
lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24
jam.
e. Proses Persalinan
I sampai lengkap), kala II (mulai dari pembukaan lengkap sampai janin lahir),
kala III (mulai janin lahir sampai plasenta dilahirkan) dan kala IV (mulai
1) Kala I
his, kala pembukaan berlangsung tidak kuat sehingga pasien masih dapat
a. Fase laten
Winkjosastro,dkk.2015:56).
b. Fase aktif
2) Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida, gejala utama dari kala II
adalah:
perineum.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu
dengan jalan :
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk melahirkan sisa badan
bayi.
3) Kala III
segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit , jika lebih maka harus diberi penanganan lebih atau
4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama setelah lahir.
Masa ini merupakan masa paling kritis untuk mencegah kematian ibu
a. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
Masa nifas atau puerpenium adalah masa setelah partus selesai sampai
1) Puerpurium dini
agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
semula seperti keadaan sebelum hamil. Setelah bayi lahir TFU setinggi
pusat. Setelah plasenta lahir 2 jari dibawah pusat, 6 hari post partum
2008:66-68).
ukuran normal pada minggu ke 3 dan akan tampak kembali (Ayu, 2008:69).
obstruksi sehingga akan menekan uretra dan terjadi retensi urine ini akan
2008:72).
3) Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar, Dalam 6 jam pertama post partum,
pasien sudah harus bisa buang air kecil. Semakin lama urin tertahan dalam
takut akan merasakan sakit pada luka jalan lahir. Bidan harus dapat
mental pada pasien bahwa ia mampu menahan sakit pada luka jalan lahir
akibat terkena air kencing karena ia pun sudah berhasil berjuang untuk
melahirkan bayinya.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga harus dapat buang air besar karena
semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya
untuk buang air besar secara lancar. Feses yang tertahan dalam usus semakin
lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses akan selalu
terserap oleh usus. Untuk meningkatkan volume feses, anjurkan pasien
untuk makan tinggi serat dan banyak minum air putih (Ari
Sulistyawati, 2009:101).
4) Kebersihan Diri, Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi
sendiri di kamar mandi, yang terutama dibersihkan adalah puting susu dan
minggu. Setelah fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 60 minggu
persalinan, karena pada waktu itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih
sebelum haid yang pertama timbul setelah persalinan. Untuk itu bila
melakukan usaha mencegah kehamilan. Pada saat inilah waktu yang tepat
105).
7) Latihan/Senam Nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6
minggu. Oleh karena itu, bila ibu akan berusaha memulihkan dan
mengencangkan bentuk tubuhnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari
pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh. Beberapa faktor yang
menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain :
a. Tingkat kebugaran tubuh ibu
b. Riwayat persalinan
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, dkk 2010:2). Neonatus
adalah bayi baru lahir yang berusia 0 hingga 28 hari atau berusia 0 hingga 4
tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk
2) Selimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat segera setelah
relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika tidak ditutupi
4) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah
2010:10).
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, pengatur kehamilan,
mengatur jarak dan waktu kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui
dan anak, serta menurunnya kematian ibu pada masa kehamilan dan
c. Syarat Kontrasepsi
5) Tidak memerlukan bantuan media tau control yang ketat selama pemakaian
2) Konseling
3) Pelayanan Kontrasepsi
4) Pelayanan Infertilitas
7) Konsultasi genetik
8) Tes keganasan
e. Efektivitas Kontrasepsi
1) Efektivitas relatif (relative effectiveness) dari berbagai metode kontrasepsi
yang tersedia.
2) Efek negatif kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan risiko
kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu
6. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
a. Manajemen Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang
logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney,
2010).
Sesuai dengan pelayanan kebidanan maka bidan diharapkan lebih kritis
dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil
keputusan. Menurut (Varney, 2010) ia menggabungkan manajemen kebidanan
dari lima langkah menjadi tujuh langkah yaitu mulai dari pengumpulan data
sampai dengan evaluasi.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)
harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer,
yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga
tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di
perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep dasar
manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut
tentang manajemen kebidanan (Varney. 2010).
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut dapat
dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan bervarisi sesuai dengan kondisi
klien. Setiap langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney akan
dijabarkan sebagai berikut :
1) Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi atau data yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial- spiritual serta
pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan klien serta tanda- tanda vital,
meliputi :
1. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
2. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan
sebelumnya.
Dalam manajemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi yang
perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya
konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interprestasi pada tahap
selanjutnya. Oleh karena itu pendekatan ini harus komprehensif, mencakup
data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan keadaan klien yang sebenarnya valid. Kaji ulang data yang
sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
2) Langkah 2 Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian.
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Standar
nomenklatur diagnosa kebidanan :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai. Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Selain
masalah yang tetap membutuhkan penanganan, klien juga memiliki kebutuhan.
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
3) Langkah 3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Mengidentifikasi
masalah atau diagnose potensial berdasarkan
masalah dan diagnose saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi,
pencegahan, jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan
persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah
langkah yang sangat penting dalam member perawatan kesehatan yang aman.
4) Langkah 4 Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus-menerus.
5) Langkah 5 Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah
ini informasi atau data dasar tang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yng
diperkirakan akan tejadi berikunya.
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan
bagian dari pelaksanaan perencanaan tersebut, oleh karena itu pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan
rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksankannya.
6) Langkah 6 Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima akan dilaksanakan secara efisien dan aman.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya.
Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tangggung jawab
untu mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi dimana berkolaborasi dengan
dokter untuk menangani klien yang men galami komplikasi, maka keterlibatan
bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama secara menyeluruh tersebut.
7) Langkah 7 Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi atau sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat diangggap efektif jika
memang benar efektif pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektid sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinu
maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efetif melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak
efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
B. Konsep Asuhan Kebidanan Berkelanjutan / Contuinity of Care
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
neonatal sampai keluarga berencana (Saifuddin, 2010).
Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa
saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, sampai
dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih dalam melakukan pengkajian,
menegakkkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,
menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan seseuai
kebutuhn ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan (Varney, 2010).
C. Dokumentasi Kebidanan
1) Konsep SOAP
Menurut Kemenkes (2017) metode ini merupakan dokumentasi yang
sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang
dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis. Prinsip dari metode SOAP
adalah sebagai berikut :
(1) S adalah data subjektif yang berhubungan dengan
masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran
dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita
tuna wicara dibagian data belakang huruf “S” diberi tanda huruf “O” atau
“X” . Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penderita tuna wicara.
Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
(2) O adalah Data objektif merupakan
pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan informasi dari keluarga
atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
(3) A adalah assessment merupakan pendokumentasian
hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka
proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
(4) P adalah pendokumentasian atau mencatat seluruh
perencanaan dan penatalaksanaan yang suda dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Subyektif
a. Biodata
Ibu Suami
Nama :N A
Umur : 22 29
Suku / Bangsa : Sumbawa Sumbawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Labu Lalar
b. Keluhan Utama : Ibu mengatakan Ibu mengatakan kadang-
kadang terasa sakit perut bagian bawah
Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 14 tahun; lamanya haid : 7 hari;
jumlah darah haid :3 × ganti pembalut.
Haid terakhir : 08 - 08 - 2022
Perkiraan partus : 15 – 05 - 2023
( - ) Dismenorhea ( -) Spooting
( - ) Menorragia (- ) Metrorhagia
( - ) Pre Menstruasi Sindrom
c. Riwayat Perkawinan
Kawin : Ya Kawin : 1 kali
Kawin I umur 20 tahun, dengan suami I : 28 tahun,
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
G1P0A0H0
Tanggal Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Kondisi Bayi Keadaa
No Partus Partus Kehamila Persalinan Persalinan (Komplikas / Ana
n i) BB Sekara
1 Ini - - - - - - -
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal : 27-04-23
Waktu : 10.00 WITA
S :
Ibu mengatakan sering sakit pinggang dan lutut
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik,
Kesadaran : Compos Mentis,
Tanda - Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu Tubuh : 36’5℃
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Berat Badan Saat Ini : 59 Kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat,tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva simetris dan Tidak pucat,
c. Mulut : Bersih
d. Gigi / Gusi: Ada caries dan gigi berlubang
e. Leher : Tidak ada pembengkakan
f. Payudara : Simetris,putting susu menonjol
g. Perut :
Palpasi Leopold I : Teraba bokong pada fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung pada bagian kiri ibu
Leopold III : Teraba kepala di atas simpisis
Leopold IV : Kepala masuk pintu atas panggul 3/5 bagian
Tinggi Fundus Uteri : 29 cm
Auskultasi DJJ: 146x/menit
h. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ektremitas :
Atas : Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema
A:
G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 38 minggu, janin Tunggal, Hidup, Intra Uterine,
Keadaan ibu dan janin baik
P:
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan janin dalam
keadaan baik.
TD : 120/70 mmhg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ᵒc
Djj : Normal
Kepala janin sudah masuk PAP
Evaluasi : ibu mengetahui kondisi kehamilannya saat ini
b. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri pinggang yang di alami oleh ibu
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
Evaluasi : ibu mengerti penyebab dari nyeri pinggang yang ia alami
c. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi nyeri pinggang yang dialaminya :
Jangan membungkuk saat mengambil barang, sebaiknya turunkan badan
dalam posisi jongkok, baru kemudian mengambil barang yang dimaksud.
Istirahat, pijat, kompres dingin atau panas pada bagian yang sakit. Bangun
dari tempat tidur dengan posisi miring terlebih dahulu, lalu tangan sebagai
tumpuan untuk memngangkat tubuh
Evaluasi : ibu mengerti dan paham apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
ketidak nyamannya sakit pinggangnya
d. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri lutut yang dialami, nyeri lutut terjadi
pada ibu hamil disebabkan kurangnya kalsium pada ibu hamil dan adanya
penambahan berat badan selama hamil.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui apa penyebab ibu mengalami nyeri lutut
e. Memberi KIE tentang persiapan persalinan: Siapa yang akan membantu saat
waktu kelahiran , Tempat melahirkan , Sediaan yang dibuthkan ibu dan bayi,
Persiapan keuangan, Sarana transportasi , Pembuat keputusan dalam keluarga
dan Pendonor darah. Evaluasi : Ibu telah menyiapkan perlengkapan bayi dan
perlengkapan ibu, kendaraan dan ibu akan melahirkan di Puskesmas Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat dengan suami yang akan menjadi pendamping
bersalinnya
f. Menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan :
1) Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua.
2) Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dikandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6) muntah terus, tidak mau makan
Evaluasi : ibu paham tentang tanda bahaya kehamilan dan bersedia ke fasilitas
kesehatan bila terjadi tanda bahaya tersebut dan suami bersedia mengantar dan
mendampingi ibu
g. Menjelaskan tanda-tanda persalinan
1) Timbul rasa mules yang teratur jaraknya dan lama
2) Keluar lendir campur darah dari jalan lahir
3) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : ibu paham tentang tanda persalinan
h. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari lagi atau jika ada
keluhan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari lagi.
i. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : telah terdokumentasi dalam SOAP dan ibu mengerti dengan
penjelasan terkait
44
Umur : 22 29
Suku / Bangsa : Sumbawa Sumbawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Labu Lalar
Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Keadaan Emosional : stabil
4) Berat Badan sekarang : 62 kg
5) Berat Badan Sebelum hamil : 57.5 kg
6) Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 90 × per menit
Pernapasan : 24 × per menit
Suhu : 36,5° C
45
b. Pemeriksaan Fisik
1. Mata : ( - ) Pandangan kabur
(- ) Ada pemandangan dua (- ) Conjungtiva pucat
( - ) Sklera cleric
2. Payudara : ( +) Mamae simetris ( - ) Tumor
(- ) Areola Hiperpigmentasi (+ ) Kolostrom (+)
( + ) Puting susu menonjol
3. Ekstremitas : ( + ) Tungkai simetris
( -) Edema
(+ ) Refleks +
c. Pemeriksaan Khusus
1) Obstetri
Abdomen
Inspeksi : (+ ) Membesar dengan arah memanjang (+ ) Melebar ( -) Pelebaran Vena
(- ) Linea Nigra (- ) Linea Alba
(- ) Striae Livide (- ) Striae Albican (- ) Luka bekas operasi (- ) Lain-lain :
Analisa : G1P0A0H0 umur kehamilan 40 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif
Penatalaksanaan
Tanggal : 08-05-23
Waktu : 10.30 WITA
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu sudah masuk dalam masa persalinan, dan keadaan
ibu dan bayi sehat
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini
2. Melakukan inform concent pada ibu dan keluarga
Evaluasi : Suami menandatangani inform concent dan setuju atas tindakan yang akan
dilakukan bidan dalam menolong persalinan
3. Menanyakan ibu siapa pendamping ibu saat bersalin
Evaluasi : Ibu memilih suami sebagai pendamping ibu saat bersalin
4. Memberikan asuhan sayang ibu berupa memberikan kenyamanan ibu, memotivasi ibu
bahwa persalinan ibu baik dan mengalami kemajuan
Evaluasi : Ibu bersemangat dan tidak khawatir dengan proses persalinannya
5. Menyiapkan peralatan persalinan dan resusitasi : Partus set, Heacting set, alat resusitasi, air
bersih/DTT dan air klorin, pakaian ibu dan bayi, kain bersih, pembalut
Evaluasi : Peralatan persalinan dan resusitasi siap
6. Melakukan observasi kemajuan persalinan DJJ dan kontraksi dan nadi ibu 30 menit sekali
CATATAN PERKEMBANGAN I
Analisis (A)
Diagnosis : G1P0A0H0, umur kehamilan 40 minggu dengan persalinan normal kala II
Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu kondisinya saat ini bahwa pembukaan sudah lengkap
Evaluasi : Ibu senang dan siap untuk bersalin
2. Menilai adanya tanda dan gejala kala II yaitu dorongan kuat untuk meneran, perineum yang
terlihat menonjol, vulva sfingter ani membuka, dan adanya tekanan pada anus
Evaluasi : Ibu mengatakan adanya dorongan kuat untuk meneran, vulva dan sfinter ani
membuka, perineum tampak menonjol dan adanya tekanan pada anus
50
3. Melakukan vulva hygiene, menyekanya dengan hati-hati dari anterior ke posterior di mulai
dari labia mayor kirikanan ibu, labia minor kiri-kanan ibu, vestibulum perineum hingga
anus.
Evaluasi : Vulva hygiene telah dilakukan
4. Melakukan pemeriksaan DJJ saat kontraksi mereda
Evaluasi : DJJ normal 140x/menit
5. Memimpin ibu meneran yaitu meneran saat adanya his, bila tidak ada maka relaksasi
Evaluasi : Ibu meneran dengan baik
6. Melakukan persiapan untuk melahirkan bayi saat kepala janin tampak di vulva dengan
diameter 5- 6cm, mengupayakan agar perineum tidak robek, mengusap muka untuk
membersihkan mulut dan hidung setelah kepala lahir
Evaluasi : Persiapan melahirkan bayi sudah dilakukan
7. Memeriksakan adanya lilitan tali pusat
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat
8. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar, setelah kepala melakukan putaran
paksi luar memegang kepala bayi secara bipariteal lalu melahirkan bahu depan kemudian
disusul bahu belakang, setelah bahu lahir, menyangga kepala bayi dan menyusuri tubuh
bayi sampai tungkai kaki dan memegang kedua kaki bayi.
Evaluasi : Pukul 12.33 WITA bayi lahir spontan
9. Melakukan penilaian sepintas apakah bayi menangis kuat bernafas tanpa kesulitan dan
bergerak aktif
Evaluasi : Bayi cukup bulan, menangis kuat, bernafas tanpa kesulitan dan bergerak aktif
10. Meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu, menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan topi dan menyelimuti bayi dan ibu
Evaluasi : Bayi hangat dan melakukan IMD
51
CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal/Waktu : 08-05-23/ 12.33 WITA
Analisis (A)
kala III
Penatalaksanaan (P)
1. Memastikan kandung kemih kosong dan tidak ada janin kedua
Evaluasi : Kandung kemih ibu kosong dan tidak ada janin kedua
2. Melakukan MAK III.
a. Melakkan injeksi oksitosin 10 unit IM pada 1 menit setelah dipastikan tidak ada
janin kedua.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat
d. Melakukan kontak kulit kekulit ibu dan bayi dengan IMD
e. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
f. Setelah memindahkan klem tangan kiri berada di atas kain erut bawah ibu untuk
mendeteksi kontraksi, tangan lain memegan klem untuk meregangkan tali pusat
52
g. Memindahkan klem 5-10 m dari vulva saat tali pusat bertambah panjang
h. Menegangkan tali pusat setelah uterus berkontraksi kearah bawah sambil tangan
lain mendorong uterus kea rah belakang atas (dorsokranial) secara hati-hati. Saat
plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua tangan,
memegang dan memilin plasenta searah jarum jam lalu melahirkan plasenta
Evaluasi : plasenta lahir lengkap pukul 12.48 WITA
3. Memasase uterus 15x dalam 15 detik
Evaluasi : Uterus berkontraksi keras
4. Memeriksa laserasi jalan lahir
Evaluasi : Tidak ada laserasi jalan lahir
Analisa (A)
Kala IV
Penatalaksanaan (P)
1. Mengecek uterus untuk memastikan tetap berkontraksi dengan baik
Evaluasi : Uterus tetap berkontraksi dengan
baik
2. Memastikan kandung kemih ibu kosong
Evaluasi : Kandung kemih ibu kosong
3. Mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai kontraksi dan melakukan massasse
53
Subyektif
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- :1
Identitas Orangtua
Ibu Suami
Nama :N A
Umur : 22 29
Suku / Bangsa : Sumbawa Sumbawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Labu Lalar
b. Data Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan
G1P0A0H0
Komplikasi pada kehamilan : (-)
2) Riwayat Persalinan
a) Tanggal / Jam persalinan : 08-05-23
b) Jenis persalinan : Normal
c) Lama persalinan : 2 jam
Kala I : 120 menit Kala III : 15 menit
Kala II : 3 menit Kala IV : 120 menit
d) Anak lahir seluruhnya jam : 12.33 WITA
e) Warna air ketuban : Jernih
f) Trauma persalinan : (-)
g) Penolong persalinan : Bidan
h) Penyulit dalam persalinan : (-)
i) Bonding attachment : (-)
Obyektif
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda-tanda Vital : Heart Rate : 130× / menit
Respiratory Rate : 50× / menit
Temperature : 36,7° C
3) Antropometri
Berat Badan / Panjang Badan : 3000 gram / 48 cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 34 cm / 32 cm
4) Apgar Score
55
Analisa
By.Ny. N dengan Bayi Baru Lahir Normal
Penatalaksanaan
Tanggal : 08-05-23
Waktu : 12.33 WITA
Subyektif
a. Biodata
Ibu Suami
Nama :N A
Umur : 22 29
Suku / Bangsa : Sumbawa Sumbawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat …… Labu Lalar
b.Keluhan Utama :
a. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Setelah Melahirkan
Makan : 1 kali
Minum : 4 kali
2) Pola Eliminasi
Setelah Melahirkan
BAK : 2 kali
BAB : belum
Keluhan : tidak ada
3) Personal Hygiene
Setelah Melahirkan
Mandi & Gosok Gigi : 1 kali
Ganti Pakaian : 1 kali
Ganti Pembalut : 2 kali
4) Istirahat
Setelah Melahirkan
Tidur : 1 jam
Keluhan : Tidak ada
5) Aktivitas : miring kiri miring kanan, duduk dan berjalan-
jalan
6) Hubungan Seksual : belum dilakukan
Keluhan : tidak ada
d.Data Psikologis
1) Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran baru sebagai
orangtua : sangat senang
2) Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi : suami dan
keluarga mendukung atas kelahiran bayi
3) Dukungan keluarga : keluarga menemani ibu setelah selsei
melahirkan
59
Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Keadaan Emosional : Stabil
4) Tanda – tanda Vital
TekananDarah: 120/90 mmHg
Nadi : 90× per menit
Pernapasan : 2 4 × per menit
Suhu : 36,5° C
b.Pemeriksaan Fisik
1) Payudara : (- ) Pembengkakan
( + ) Pengeluaran ASI lancar
2) Perut :
Fundus Uteri : 2 jari bawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
3) Vulva dan Perineum
Pengeluaran Lokhea : (+ ) Rubra ( - ) Sanguilenta
(- ) Serosa ( -) Alba
(- ) Lochiastasis (- ) Infeksi
Luka Perineum : ( - ) Kemerahan ( - ) Edema ( - ) Echimosis
(- ) Discharge (- ) Menyatu / Tidak
4) Ekstremitas : ( - ) Edema : Atas / Bawah
(- ) Nyeri : Atas / Bawah
( -) Kemerahan : Atas / Bawah
c.Pemersaan Penunjang
Hemoglobin :- Protein Urine : -
Analisa :
P1A0H1, 6 jam post partum, persalinan normal, laktasi, involusi, lochea
normal, keadaan umum ibu baik.
Penatalaksanaan
Tanggal : 08-05-23
Waktu : 18.33 WITA
dan mertua
2. Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70mmhg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5֩C
RR : 20x/menit
2) Pemeriksaan fisik
a. Payudara
Simetris,payudara bersih,putting susu menonjol,tidak
ada nyeri tekan,kolostrum sudah keluar,pengeluaran
ASI lancer kiri/kanan,dan tidak ada bendungan ASI
pada kedua payudara.
b. Perut
Luka bekas SC : tidak ada
TFU : pertengahan simphisis pusat
Kontraksi uterus: baik
Kandung kemih: kosong
c. Genitalia
Tidak terdapat varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini,terdapat pengeluaran lokhea
serosa,tidak ada luka jahitan.
d. Anus
Tidak ada hemoroid
e. Ekstermitas
Atas : warna kuku merah muda,tidak odema.
Bawah : tidak odema,tidak ada varises.
3. Analisa
Diagnose : P1A0H1 post partum hari ke-6
Masalah : tidak ada
4. Penatalaksanaan
63
Tanggal : 13-05-2023
Waktu : 08.00 wita
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hiegene dengan sering
mengganti pembalut sehari minimal 3 kali/hari dan cebok dengan
bersih dari depan ke belakang.
3) KIE kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
tinggi protein dan gizi seimbang
4) Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin,membangunkan bayinya Ketika tidur untuk menyusu.
5) Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi obat dari bidan
6) Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI
saja tanpa tambahan susu formula
7) Memberitahu ibu jika memakai centing jangan terlalu kencang.
8) Memberikan KIE kepada ibu mengenai perawatan payudara ibu
menyusui.
9) Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang 1 minggu lagi dan
menganjurkan ibu agar ke fasilitas pelayanan Kesehatan sewaktu-
waktu ada keluhan.
10) Ibu mengetahui hasil pemersiksaan,mengerti apa yang
dijelaskan,dan mengikuti saran yang dianjurkan.
64
E. Dokumentasi Kebidanan KB
I. DATA SUBYEKTIF
Ibu Suami
Nama :N A
Umur : 22 29
Suku / Bangsa : Sumbawa Sumbawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Labu Lalar
f. Riwayat
kontrasepsi
Sebelumnya ibu tidak pernah menggunakan KB apapun
g. Riwayat Kesehatan
65
b. Pemeriksaan obstetrik
kepala : Kulit kepala bersih, tidak berketombe,rambut hitam
distribusi merata, tidak rontok
muka : simetris, tidak pucat, tidak ada jerawat dan flek hitam,
tidak oedema
mata : simetris, Konjungtiva merah muda,sklera berwarna
putih ada gambaran tipis pembulu darah, pupil isokor
leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,linfe, dan tidak
ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
payudara : simetris, ada hyperpigmentasi areola, tidak ada benjolan
abnormal, putting susu menonjol.
abdomen : terdapat hiperpigmentasi strie livide, dan strie alba,
tidak ada tanda-tanda kehamilan.
Ektremitas : Atas : warna kuku merah muda, simetris, akral
hangat, tidak ada oedema, dapat bergerak bebas, tidak
ada polydaktil/sindaktil. Bawah : warna kuku merah
muda, akral hangat, simetris, tidak oedema, dapat
bergerak bebas, tidak ada varises, R patella positif.
(reflek patela kanan/kiri) : +/+
67
c. Pemeriksaan penunjang
-
III. ANALISA
Ny. N calon Akseptor KB Suntik 3 bulan
IV. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan baik
b. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI tanpa susu formula
lagi sampai bayi berusia 6 bulan
c. Mengevaluasi ibu mengenai keluarga berencana dan macam- macam
kontrasepsi
d. Memberikan penkes keuntungan memakai KB Suntik 3 bulan
1) Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka
panjang, bertahan sampai 8 – 12 minggu;
2) Hubungan suami istri tidak berpengaruh;
3) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan ASI;
4) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun
sampai perimenopause;
5) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik;
6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudaraMencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul;
7) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell);
8) Efektivitas tidak berkurang karena diare, muntah, ata pengggunaan
antibiotik.
Evaluasi : Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan dan ibu akan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan suami.
CATATAN PERKEMBANGAN I
68
Tanggal : 13-05-23
Waktu : 09.00 WITA
Subyektif
Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntik 3 bulan setelah selesai masa
nifas
Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70mmhg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5֩C
RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Payudara
Simetris,payudara bersih,putting susu menonjol,tidak ada nyeri
tekan,kolostrum sudah keluar,pengeluaran ASI lancer kiri/kanan,dan tidak
ada bendungan ASI pada kedua payudara.
b. Perut
Luka bekas SC : tidak ada
TFU : pertengahan simphisis pusat
Kontraksi uterus: baik
Kandung kemih: kosong
c. Genitalia
Tidak terdapat varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini,terdapat
pengeluaran lokhea serosa,tidak ada luka jahitan.
d. Anus
69
Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI tanpa susu formula lagi
sampai bayi berusia 6 bulan
c. Mengingatkan kembali keuntungan memakai KB Suntik 3 bulan
1) Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka
panjang, bertahan sampai 8 – 12 minggu;
2) Hubungan suami istri tidak berpengaruh;
3) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan ASI;
4) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun sampai
perimenopause;
5) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik;
6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudaraMencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul;
7) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell);
8) Efektivitas tidak berkurang karena diare, muntah, ata pengggunaan
antibiotik.
Evaluasi : Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
70
BAB IV
PEMBAHASAN
hasil asuhan BBL didapati keadaan umum bayi baik. Bayi baru lahir normal
mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 3000 gram, umur kehamilan 40
minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap
ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementrian Kesehatan RI,
2017). Menurut (Arofah 2019), bayi baru lahir normal memiliki panjang
badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, refleks-refleks sudah terbentuk dengan
baik (rooting, sucking, morro, grasping), pada bayi perempuan vagina dan
uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah
keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi Ny. N, bayi lahir segera
menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan
tidak ada cacat bawaan, memiliki berat badan 3000 gram, panjang badan 45
cm, lingkar dada 32 cm, lingkar kepala 33 cm, frekuensi denyut jantung
135x/menit, pernapasan 45x/menit, refleks-refleks sudah terbentuk dengan
baik (rooting, sucking, morro, grasping), vagina dan uretra berlubang serta
adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam
pertama. Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri yang dilakukan,
didapati panjang badan bayi Ny. P normal yakni hanya sebesar 48 cm dan
sesuai dengan pendapat (Arofah 2019) bayi baru lahir normal memiliki
panjang badan 48-50 cm.
Penanganan yang dilakukan pengkaji pada BBL sudah sesuai dengan
teori, bayi sudah diberikkan vitamin K 1 mg, sudah diberikan salep mata
tetrasiklin 1%, sudah dimandikan, sudah diberikkan imunisasi Hb0.
Pengkaji juga sudah memberikan pendidikan kesehatan sebagi bekal untuk
ibu dirumah dalam merawat bayi nya. Penddidikan kesehatan yang
diberikan oleh pengkaji seperti tanda bahaya BBL, perawatan tali pusat,
teknik dan posisi menyusui yang tepat.
4.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
TM III, persalinan, nifas, BBL dan KB pada Ny N G1P0A0H0 yang dilakukan pada
tanggal 21 April 2023 sampai dengan tanggal 13 Mei 2023 dengan menggunakan
A. Kesimpulan
berikut :
1. Antenatal Care
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan saat asuhan BBL,
terdapat beberapa hal yang harus dibahas. Pada asuhan BBL, hasil asuhan BBL
didapati keadaan umum bayi baik. Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri
berat badan lahir 3000 gram, umur kehamilan 40 minggu, bayi segera menangis,
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat
bawaan
5. Keluarga Berencana
Berdasarkan hasil anamnese data, usia ibu 22 tahun. Dalam rencana menunda
kehamilannya ibu memilih untuk menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 Bulan
setelah masa nifas selesai.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga menambah referensi-
referensi agar bisa dijadikan evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus, dan KB sesuai dengan standart
pelayanan minimal.
2. Poskesdes
pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan secara continuity of care pada ibu
masa kehamilan TM III, bersalin, neonatus, nifas, dan KB keluarga serta klien
sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu
DAFTAR PUSTAKA
Azizah,N (2017) Pengetahuan ibu Primigravida Tentang Suntik Tetanus Toksoid Dengan
Penatalaksanaanya. Jurnal Edu Health, Vol. 5, No.2
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. 2020: Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Dr. Saputra, 2017. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Tangerang Selatan: BINARUPA
AKSARA Publisher.
Kemenkes RI. 2021. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA,
Jakarta
Manuaba Ida Ayu Chandranita, dkk. 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB Untuk Pendidikan Bidan, Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Manuaba,I.B.G., 2017. Gawat Darurat obstetri Ginekologi dan Obstetri Giekologi Sosial.
Jakarta: EGC
Marmi. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil edisi 7. Yogyakarta: Penerbit Pelajar
Maryunani Anik. 2019. Asuhan Neonatu, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Tanjur
Halang : IN MEDIA.
Mochtar Rustam. 2017. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed. 3 Jilid
1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saifuddin Abdul Bahri. 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Ed. 1, Cet. 13. Jakarta : PT Bina Pustaka
Saifuddin. 2019. Ilmu Kebidanan Ed. 4 Cetakan keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sudarti. Dkk. 2010. Asuhan kebidanan neonatus dan anak balita. Yogyakarta: Nuha
Medika.
78
Sulistyawati. Dkk. 2019. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Sumiaty dan Silfia Niluh Nita. 2018. Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit In Media.
Walyani Elisabeth Siwi. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Wirakusumah Firman F, dkk. 2019. Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Ed. 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.