You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guna mewujudkan pembangunan kesehatan di Kabupaten Jombang salah satu upayanya adalah
meningkatkan status kesehatan masyarakat yaitu dengan pengembangan model sistem pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas harus
ditingkatkan seiring dengan makin meningkatnya kualitas pelayanan institusi swasta selain
kompetensi sumber daya manusia, guna menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan yang
memuaskan untuk itu perlu peningkatan kualitas dan kwantitas obat-obatan, peralatan medis dan
laboratorium di Puskesmas.

Sejalan dengan makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka
kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu yaitu pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan dan sesuai dengan
standar profesi yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan Puskesmas rawat inap maka perlu
ditingkatkan sarana obat, peralatan medis dan peralatan laboratorium. Pengadaan obat, peralatan
medis dan peralatan laboratorium dimaksudkan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu di Puskesmas serta untuk peremajaan dan mencukupi
kekurangan obat, peralatan medis dan laboratorium di Puskesmas

Laboratorium adalah unit yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Plandaan dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengevaluasi penerimaan reagensia
b. Untuk mengevaluasi penyimpanan reagensia
c. Untuk mengevaluasi kontrol kadaluarsa reagen
d. Untuk mengevaluasi pemesanan reagensia

C. SASARAN PEDOMAN
Panduan evaluasi reagen ini digunakan sebagai acuan petugas dan pihak terkait dalam
pelaksanaan pengelolaan reagen laboratorium sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan mutu laboratorium serta meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


1. Penerimaan reagensia
2. Penyimpanan reagensia
3. Kontrol kadaluarsa reagen
4. Pemesanan reagensia

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Penerimaan reagensia
2. Penyimpanan reagensia
3. Kontrol kadaluarsa reagen
4. Pemesanan reagensi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan Upaya Wajib Puskesmas maka
struktur organisasi Unit Laboratorium Puskesmas Plandaan adalah :
1. Kepala Puskesmas Plandaan : dr. Asnan Budi Sasmito
2. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas Plandaan : dr Igar Wahyu Okiradian
3. Koordinator pelayanan : Kusmiyatun

Daftar, jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas Plandaan


No. JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH KETERANGAN

Penanggungjawab Dokter
1. 1 dr .Igar Wahyu Okiradian
laboratorium

Koordinator AnalisKesehatan
2. 1 Kusmiyatun
pelayanan (DIII)

Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas


Penanggungjawab laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium,validasi hasil pemeriksaan
laboratorium,mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan,pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

Tenaga Teknis
Tenaga teknis laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional.
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan
lain
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di laboratorium:
Petugas terdiri dari 1 orang koordinator pelayanan sekaligus bertindak sebagai tenaga teknis
laboratorium

C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pelayanan laboratorium
Hari Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 12.00
Hari Jum’at : Pukul 07.30 – 10.30
Hari Sabtu : Pukul 07.30 – 11.30
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

2,3 m Wastafel 50cm x 40 cm

MEJA PEMERIKSAAN

M
E
J
A

P
E Meja
3m M
E
R
1
K
S
A
A
N Lemari
Es

55 cm

B. STANDAR FASILITAS
1. Perlengkapan
a. Kursi pengambilan sampel darah
b. Meja pengambilan sampel darah
c. Kursi petugas laboratorium
d. Bak cuci /sink
1.) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2.) Ukuran 50cm x 40 cm dengan kedalaman 15 cm
3.) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengelolaan air
limbah puskesmas
e. Meja Pemeriksaan
f. Lemari pendingin ( refrigerator )
g. Lemari alat
h. Rak reagent
i. Meja administrasi
2. Peralatan
Daftar Peralatan Laboratorium Puskesmas Plandaan
No. JENIS PERALATAN JUMLAH

I. Peralatan Utama

A Peralatan pemeriksaaan

1. Fotometer 1

2. Hematology analyzer 1

3. Hemositometer set 3

4. Urine Analyzer 1

5. Mikroskop binokuler 1

6. Mikropipet uk 5 – 50 ul 2

7. Mikropipet uk 50 – 200 ul 1

8. Mikropipet uk 200 – 1000 ul 2

9. Sentrifuge 2

10. Telly counter 1

1. Batang pengaduk 2

2. Corong kaca 1

3. Erlenmeyer,gelas 2

4. Kaca objek Sesuai kebutuhan


5. Kaca penutup ( dek glass ) Sesuai kebutuhan

6. Tabung kapiler mikrohematokrit Sesuai kebutuhan

7. Tabung reaksi ( 12 mm ) Sesuai kebutuhan

8. Tabung reaksi dengan tutup karet/gabus 12

9. Tabung sentrifuge tanpa skala 9

10. Tabung sentrifuge berskala 20

11. Termometer 0 – 50 derajat celcius 1

II Peralatan Penunjang

1. Sterilisator 1

2. Autoklik 3

3. Blood lancet Sesuai kebutuhan

4. Kertas saring Sesuai kebutuhan

5. Kertas lensa Sesuai kebutuhan

6. Lampu Spiritus 1

7. Lemari Es 1

8. Torniquet 2

9. Penjepit tabung dari kayu 1

10. Pencil kaca 1

11. Pipet Tetes 12

12. Pot urine Sesuai kebutuhan

13. Pot dahak Sesuai kebutuhan

14. Rak pewarna preparat 1

15. Rak tabung reaksi 3

16. Rak Mikropipet 1

17. Rotator plate 1


18. Sengkelit/ose 7

19. Sikat tabung reaksi 2

20. Spuit disposible 3 cc Sesuai kebutuhan

21. Spuit disposible 5 cc Sesuai kebutuhan

22. Timer 1

23. Yellow tipe Sesuai kebutuhan

24. Blue tipe Sesuai kebutuhan


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. RUANG LINGKUP
1. Penerimaan reagensia
2. Penyimpanan reagensia
3. Kontrol kadaluarsa reagen
4. Pemesanan reagensia

B. METODE
1. Petugas menggunakan kaidah pertama masuk – pertama keluar (FIFO) first in first out
yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluarsa pendek untuk dipakai
terlebih dahulu (FEFO) first expire first out, guna menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan lama.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. PENERIMAAN REAGEN :
a. Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang.
b. Petugas laboratorium memeriksa keadaan kemasan reagen, kemasan reagen dalam
keadaan tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek.
c. Petugas laboratorium memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang datang

2. PENYIMPANAN REAGEN :
a. Reagensia yang datang diperiksa tanggal kadaluarsanya dan disimpan sesuai
prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen.
b. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu diperiksa suhunya agar sesuai
dengan syarat penyimpanan, dengan cara:
i). Petugas meletakkan thermometer dalam kulkas.
ii). Petugas mengatur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan
reagen
iii). Petugas mengusahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup.
iv). Petugas mencatat suhu setiap hari dalam checklist pemantauan suhu.
v). Petugas membersihkan kulkas setiap 2 bulan.
c. Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila
disimpan pada suhu 2-8 ˚C.
d. Jika suhu penyimpanan di lemari pendingin diluar suhu 2-8 ˚C, maka reagen yang
belum terbuka dapat bertahan 1 minggu, sedangkan reagen yang sudah dibuka
dapat bertahan 3 hari

D. KONTROL KADALUARSA REAGEN


1. Reagen yang baru datang di periksa masa kadaluarsanya.
2. Bila mendekati masa kadaluarsanya (3 bulan) maka segera dilaporkan ke bagian
pengadaan untuk dikembalikan ke supplier

E. PEMESANAN REAGEN
1. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20
test).
2. Reagen yang akan habis dicatat dan dilaporkan kepada petugas pengadaan barang.
3. Petugas pengadaan barang memeriksa kembali laporan yang diberikan.
4. Kemudian petugas pengadaan melakukan pemesanan reagen.
BAB V
LOGISTIK

A. Manajemen Logistik
Pengelolan logistik Laboratorium Puskesmas Plandaan dimulai dari pembuatan perencanaan
kebutuhan reagen dan bahan habis pakai yang diperlukan selama 1 tahun termasuk untuk
buffer stok berdasarkan analisis kebutuhan tahun lalu ditambah 10 %. Dari rencana usulan
kebutuhan tersebut kita ajukan untuk pembuatan RUK tahun yang akan datang dengan
menggunakan anggaran dana JKN kapitasi. Setelah RUK tersebut disetujui dan sudah
menjadi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran) baru kita laksanakan pengadaan kebutuhan
logistik. Setiap bahan yang datang dilakukan dulu proses pemeriksaan oleh tim pemeriksaan
pengadaan barang Dinkes Kab.Jombang setelah itu baru diserahkan ke Bendahara Barang
Puskesmas untuk didistribusikan di Gudang Farmasi lalu diserahkan ke unit Laboratorium.
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk pertama keluar ( fifo-first in-first out )
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu ( fefo-first expired first out )
Hal ini untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu/kelembapan
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur
6. Lakukan pencatatan dan pelaporan semua logistik yang masuk penggunaannya setiap
bulan sehingga diketahui kondisi logistik setiap reagen melalui lidian harian dan LPLPO
laboratorium.

KUALIFIKASI PENYIMPANAN REAGEN DI LABORAT


NO NAMA REAGEN KEMASAN SUHU

1 Ziehl Neelsen Botol/100 ml Suhu Ruangan

2 Methyline Blue 2.5% Botol/100 ml Suhu Ruangan

3 Reagen Gol Darah Vial/10 ml Suhu 2-6 ⁰C

4 Immersion Oil Botol/100 ml Suhu Ruangan

5 Alcohol 70 % Botol/100 ml Suhu Ruangan

6 Aquabides Botol/500 ml Suhu Ruangan

7 Stick Gula Darah Box/25 tes Suhu Ruangan

8 Stick Asam Urat Tube/25 tes Suhu Ruangan

9 Stick Cholesterol Tube/25 tes Suhu Ruangan

10 KOH 10% Botol/100 ml Suhu Ruangan

11 HCl 0,1N Botol/100 ml Suhu Ruangan

12 Diluent Box/20 ltr Suhu Ruangan

13 Lyse Botol/ 0,5 ltr Suhu Ruangan

14 EZ Cleanser Botol/100 ml Suhu Ruangan

15 Rinse Box/20 ltr Suhu Ruangan

16 Probe Cleanser Botol/17 ml Suhu Ruangan

17 Stik Urine Tube/100 tes Suhu Ruangan

18 HIV Box/100 tes Suhu Ruangan

19 Reagen Widal Vial/5 ml Suhu 2-8 ⁰C

20 HCG Strip Box/50 tes Suhu Ruangan

21 HBs Ag WB Box/100 tes Suhu Ruangan

22 Syphilis Box/25 tes Suhu Ruangan


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Keselamatan sasaran kegiatan evaluasi reagen didefinisikan sebagai upaya pencegahan


terjadinya bahaya pada petugas dan pasien atau pencegahan terjadinya luka atau kecelakaan yang
disebabkan oleh bahan kimia dan reagen atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah
pencegahan error/kesalahan dan kejadian merugikan bagi petugas terkait layanan kesehatan.
Keselamatan petugas merupakan faktor yang sangat penting dari setiap layanan kesehatan.
Patient safety menjadi tanggung jawab dokter, perawat, analis kesehatan dan semua orang
yang bekerja dalam bidang layanan kesehatan yang sudah berkomitmen untuk merawat ,
menolong, menjaga, menjaga dan menghadirkan kenyamanan bagi pasien. Pasien memperoleh
manfaat terbesar dari penyedia layanan kesehatan terbaik, terhindar dari penderitaan dan cidera
yang tidak perlu, berkurangnya biaya yang harus dibayar dan perbaikan akses kesehatan. Petugas
kesehatan pun diuntungkan karena memiliki lingkungan dan budaya kerja yang lebih sehat,
sedangkan manajemen akan memperoleh benefit operasional yang lebih efisien dan
meningkatkan kinerja keuangan.
Kesalahan atau “error” merupakan salah satu hal yang dapat mengancam keselamatan
pasien atau patient safety. Ada beberapa jenis sumber kesalahan yang dapat terjadi dalam layanan
kesehatan secara umum.
Sasaran utama patient safety di laboratorium klinik adalah meningkatkan keselamatan pasien dan
mengurangi kesalahan pada seluruh tahapan proses pemeriksaan. Fokus keselamatan pasien
adalah tahap pre analitik ( sebelum pemeriksaan ) dan pasca analitik ( setelah pemeriksaan )
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/resiko


terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksankan tugas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
A. Ditempat kerja dan lingkungan kerja
1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
- Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboaratorium
- Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
- Pencahayaan cukup dan nyaman
- Ventilasi cukup dan sesuai
- Prosedur kerja tersedia disetiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan
- Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
2. Sanitasi lingkungan
- Semua ruangan harus bersih , kering dan higienis
- Sediakan tempat sampah yang telah dilapisi dengan kantong plastik dan diberi
tanda khusus
- Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat
- Sediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan dibersihkan secara teratur
- Petugas dilarang makan dan minum di dalam laboratorium

B. Tata Tertib Keselamatan Kerja Laboratorium


Tata tertib keselamatan kerja Laboratorium Puskesmas Plandaan :
1. Memakai jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau diruang
laboratorium, Meninggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
2. Mencuci tangan sebelum pemeriksaan dan sesudah pemeriksaan dengan sabun cuci
tangan
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan). Semua specimen harus
dianggap infeksius (sumber penularan), oleh karena itu harus ditangani dengan sangat
hati-hati
4. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus di tangani
dengan hati-hati
5. Tidak makan, minum dan merokok didalam laboratorium
6. Tidak menyentuh mata dan mulut saat sedang bekerja
7. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang digunakan
untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset
8. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan
mekanik ( seperti penghisap karet ) atau pipet otomatis
9. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar
10. Membersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektan larutan klorin 0,5%
dengan cara merendam selama 10-15 menit
11. Membersihkan ( didekontaminasi ) permukaan tempat bekerja/ meja kerja dan alat
laboratorium setiap kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan desinfektan
( lar.klorin 0.05 %)
12. Memakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas
13. Memisahkan sampah medis dan non medis pada tempat yang disediakan
14. Semua wadah bekas dahak diberi larutan klorin setelah pengambilan specimen

C. Alat Keselamatan Kerja


Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya
saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat.
Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya
tersedia dan tahu dimana letaknya.
1. Pemadam kebakaran ( hidrant )
2. Water shower
3. Jas laboratorium
4. Masker
5. Sarung tangan
6. Spill kit
7. Obat-obatan
8. Kapas dan plaster pembalut

D. Pengelolaan Limbah Laboratorium


1. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3
dan limbah plastik.

a. Tempat Pengumpulan Sampah


Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 3/4 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut :

Gambar dan Warna label Pada Tempat Pengumpulan Sampah


Warna tempat/kantong
No KATEGORI plastik pengumpulan LAMBANG KETERANGAN
sampah

Sampah berbentuk
1 Radio Aktif Merah
benda tajam,
ditampung dalam
2 Infeksius/ Kuning wadah yang
toksik/ kimia kuat/tahan benda
tajam sebelum
dimasukkan ke
3 Sitotoksik Ungu dalam kantong yang
sesuai dengan
“Domestik” (Warna kategori/jenis
4 Umum Hitam
putih) sampahnya

b. Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan
sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
1). Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku.
2). Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
yang dikelola sesuai dengan prosesur dan peraturan yang berlaku.

2. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair :
a. Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
b. Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku, dengan bekerja sama dengan pihak yang ditunjuk sebagai
pengelola limbah medis yang ditunjuk

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengendali Mutu Program
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu diperlukan bakuan
mutu yaitu meliputi :
1. Tiap pelaksana laboratorium memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Ada standar yang tertulis untuk memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar operasional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggung jawab laboratorium puskesmas.
B. Tujuan Pengendali Mutu Program
Untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu layanan laboratorium yang tepat dan
akurat .
C. Jenis-jenis Kegiatan Pengendali Mutu Program
1. Pemantapan Mutu Internal meliputi :
a. Tahap Pra Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, menggambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan sampai dengan menyimpan spesimen
 Persipan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasn kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang dilakukan
 Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa spesimen kesesuaian
spesimen yang diterima dengan formulir pemeriksaan dan mencatat kondisi
spesimen saat diterima antara lain volume, warnah, kekeruhan, dan konsitensi.
Spesimen yang tidak sesuai memenuhi persyaratan hendaknya ditolak
 Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan –
pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar
 Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
 Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
o Disimpan pada suhu kamar
o Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0° C - 8° C
o Dapat diberikan bahan pengawet
o Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum
b. Tahap Analitik
Adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat
laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan
pemeriksaan spesimen
 Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standart yang berlaku, masa kedaluarssa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar
 Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi
Beberapa alat laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah :
# Lemari Es
# Micropipet
# Centrifuge
# Fotometer
 Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol
 Pemeriksaan spesimen menurut metode dan prosuder sesuai SOP masing –
masing parameter
c. Tahap Pasca Analitik
Adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil
serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu
3. Peningkatan Mutu
Adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak lanjut
dari pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal untuk meningkatkan
kinerja labortaorium
BAB IX
PENUTUP

Panduan Evaluasi Reagen Laboratorium Puskesmas Plandaan yang sudah kita susun
bersama, hendaknya menjadi dasar setiap Sumber Daya Manusia ( SDM ) di unit laboratorium
Puskesmas Plandaan sehingga tercapai kinerja laboratorium yang optimal
Dalam perjalanan waktu sesuai perkembangan dan tuntutan Panduan Evaluasi Reagen ini
akan kita revisi bila diperlukan
PEDOMAN EVALUASI REAGEN

PUSKESMAS PLANDAAN
KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, Pedoman Evaluasi Reagen Puskesmas Plandaan telah dapat diselesaikan.
Saat ini standart pelayanan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Khususnya
di instansi laboratorium. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing – masing.
Disamping itu dalam rangka meningkatkan mutu Puskesmas Plandaan dan melaksanakan visi dan
misinya, diperlukan Pedoman Evaluasi Reagen untuk pemeriksaan laboratorium agar senantiasa
dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Saran serta kritik
membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan dimasa
mendatang.
Akhir kata semoga pedoman ini bermanfaat bagi tenaga Laboratorium dalam memberikan
pelayanan di Puskesmas Plandaan

Plandaan, 3 Januari 2019


Kepala Puskesmas Plandaan

dr. Asnan Budi Sasmito


DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG……………………...……………………………………………...1
B. TUJUAN PEDOMAN …………………………………………………………………….1
1. TUJUAN UMUM……………………………………………………………….……..1
2. TUJUAN KHUSUS……………………………………………………………………2
C. SASARAN PEDOMAN…………………………………………………………...………2
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN…………………………………….……………………2
E. BATASAN OPERASIONAL…………………………………………..………………….2
BAB II STANDAR KETENAGAAN……………………………………………………………..3
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA……………………………………………
3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN……………………………………………………………4
C. JADWAL KEGIATAN……………………………………………………………………4
BAB III STANDAR FASILITAS…………………………………………………………..……..5
A. DENAH RUANG……………………………………………………………………….…5
B. STANDAR FASILITAS………………………………………………………………......5
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN………………………………………………………9
A. LINGKUP KEGIATAN…………………………………………………………………..9
B. METODE…………………………………………………………………….……………9
C. LANGKAH KEGIATAN…………………………………………………………………9
BAB V LOGISTIK……………………………………………………………………………….11
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN………………………………...…………
13
BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………………………………….14
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………………………………
18
BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………....................21

You might also like