You are on page 1of 8
TOPIK KITA KRIMINALITAS DAN PERANAN HUKUM Mufid Michael Franzese was famous as one of Mafin’s "bosses". Once, he shock- ed his gang to convert. He would release himself from the last history to face the other days in paradise. It was interesting enough to trace the background of his convertion. Suddenly, he fell In love when he found the true love from Cammy Garcia, Is it a kind of phenomena that naturally everyone tends to do the best for himself and others ? Thomas Hobbes rejected that statement although he could not release himself from life ong dialectical monologue. When he stated homo homirt iupus, he then ‘was doubitull to the nature of man before the death. Fear of death led mankind to be usefull for others. The role of law, however, guide everyman to create the mondial paradise. It can be regarded as the fun- damental basic of historical equilibrium, KRIMINALITAS. ceandainya tak ada kejahatan, niscaya tak Ikan ada istilah kriminal. Kalau saja tak ada orang jahat di muka bumi, maka takkan ‘ada penjara untuk mengurungnya. Bila semua manusia tergolong sebagai maki: tuk baik, ten- tunya takkan muncul ilmu_ kriminologi Sayang, itu hanya sebuah andaian Betapapun, andaian itu bukan tanpa da- Tih, Termasuk dalih yang terambil dari rumu- san filsafat, Dan, konon, orang sering meru- juk filsafat sebagai sandaran argumentasinya atas dasar anggapan bahwa disiplin itu meru- pakas sumber (induk) segenap ilmu penge- tahuan, Filsafat memang aeap disebut-sebut sebayai 'rujukan" seyata macam ilmu penge- tuhuan. Uraian berikut juga meneoba mengeten- gahkan scbuah anatisis tentang kriminalitas atau tindsk kejahatan dari sudut pandang file safat kendati warna psikologisnya tak terpi- sahkan, Dan, dua aliran yang sckilas terkesan bertentangan tajam kiranya dapat menjadi model acuan yang mema Manusia dalam Dialektika Filsafat Dalam kaitannya dengan andaian di atas, para penganut filsafat rasionalisme abad XVII pernah menawarkan rincian delinisi tentang manusia, Tawaran itu pun scolah- olalt menjanjikan suasana bumi yang sejuk dan damai jauh dari pertikaian dan pepera- ngan; terhindar dari antagonisme individual ‘maupun sosial Simak saja "esis" mereka berikut ini: "Man isa being guided by intellect, naturally virtuous, peacable, devoid of animosity, full of altruism, aways thinking and acting according 1 logic and intellect ara rasionalis itu, adalah makhluk yang berada di bawah bimbingan akal, secara natural suka berbuat baik, cinta damai, meng! permusuhan, bahkan Jebih mengutamakan keperluan orang lain dan senantiasa berpikir dan berbuat seja dengan pertimbangan akal schatnya. 1) Dikutip dalam A. Mukti Ali, E1dka Agama catam embentutan Kepribadian Nasiona dan Pemberamasan Kemaksiaton dari Segi Agana Ilan, cet. Uh Yayasan Nida, Yowgaksa, 1971, hal 20 BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 MUFID Kaidah falsafi itu agaknya tak terpisah dari situasi abad ke 18 di Eropa yang sering dikenal dengan istilah Abad Pencerahan (the Age of Enlightenment), Diantaratanda zaman itu, yang paling mencolok adalah perhatian manusia yang tertuju pada dirinya scndiri, Bukan dalam artian egoistik, mamun lebih merupakan penelitian yang mendalam terha- dap dirinya selaku manusia. Satu dari sekian kesimpulan yang dipero- eh adalah keyakinannya terhadap akal scba- gai pranata terpenting bagi proses kehidu- pan. Mereka memandang akal tidak hanya ‘merupakan perangkat pokok untuk memaha- mi kondisi semesta, tetapi juga berperan sebaj sumber kehadiran infra struktur sosial yang ideal. Pada gilirannya, keyakinan itu memberi mereka motivasi kuat untuk mengaktualisasikan potensi diri selaku manu- sia yang baik dan utuh. Keyakinan terhadap otoritas akal juga bermula dari kondisi masyarakat di abad sebelumnya yang dianggap tak becus, atau minimal, kurang mendayagunakan akal se hatnya, Atas dasar itulah, para rasionalis abad ke 18 cen- derung untuk tidak sependa- pat dengan file safat_ Thomas Hobbes (1588- guided by intell seat 1679). Bahk peacable, devoid of orcka seperti jimosity, full of hendak -mema- altruism, always ‘kan tesisnya thinking and acting according to logic ‘and intellect dengan tang. Dalam_kon- {cks sosiologi, Hobbes memang pernah me- masarkan gagasan “Homo Homini Lupus" ‘atau. manusia ibarat serigala bagi manusia lain, Secara alamiah, manusia selalu dibim- 2) Marin Gohring, Bighenth Cent, dalam ‘Americans Corporation, Encyclopedia Americana, vol 19,1980, hal 67 3B MUFID KRIMINALITAS Setiap pencuri (koruptor), apa pun statusnya, lebih sering (erhimpit dengan kegelisahan. Ia ge ah karena dikejar kekhawatiran. Ia khawatir bila perbuatannya diketakui orang lain. Apalagi, kepergok petugas hukum yang selalu memburunya, Namun, ia sebenarnya lebih Khawatir terhadap keselamatan dan ketentraman dirinya Skeet eS aR ee “bing dan dimotivasi olch nafsu yang sangat ‘egosentris, Kalaupun ia harus menampilkan sikap yang altruistik, maka warna egesentris- menya masih sangat kental. Karena itulah, setiap kebaikan dapat diterima jika sejalan dengan kehendaknya sendiri Konsckuensi dari sifat itu, lanjut Hobbes, manusia selalu menjadi mush bagi manusia Jain. Ya berhak membunuh orang lain, tapi juga dapat terkapar binasa di tangan teman- nya sendiri. Oleh sebab itu, alur kehidupan bumisclalu menjeratnya untuk terlibat dalam konflik tak berujung. Dan, di antara sifatnya yang sangat menonjol aalah sombong, am- bisius namun takut mati,” Ada kontradiksi menarik yang meman- cing proses dialcktik bila ditelusur lebih rinci dua ungkapan filosofis itu. Golongan rasio- nalis bermaksud mengungkap manusia ber- tolak dari aspck batin nya yang kudus. Kata mercka, watak dasar manusia tidak men- girinkan dan miemberinya peluang untuk ber- tindak jahat atau jelck, Maka, setiap per- buatan buruk dapat dipastikan tak sejalan dengan kata hatinya, Iustrasi sederhana yang mampu memperjelas pernyataan itu adalah asus pencuri Hampir dapat dipastikan, tak seorang pencuri pun yang secara psikhis berada dalam kejenakan. Setiap pencuri, apa pun statusnya, lebih scring terhimpit dengan kegelisahan. la gelisah karena dikejar kekha- watiran. 1a khawatir bila perbuatannya dike- tabui orang lain. Apalagi, kepergok petugas hukum yang sclalu memburunya. Namun, ia sebenarnya lebih khawatir terhadap kescla- matan dan ketentraman dirinya, Itu terjadi, karcna pencurian sama sckali tak scjalan de- 3) Moward Warrender, Hobbes, hobe, Thomas, alam Americana Corporation, Encylopedia Americana, vl. 14,1980, hal, 67. H ngan bisikan hati kecilnya. Perilaku yang merugikan diri dan lingkungannya itu justeru dikutuk dan ditentang oleh watak dasarnya. Kasus Michael Franzese Syahdan, ada gembong Mafia yang di but-scbut hendak membelot dari lingkungan- nya, Dialah Michael Franzese, salah satu pen- tolan Mafia yang sering disejajarkan dengan Michael Corteon, tokoh fiksional berwatak yang secara gemilang diperankan oleh Al- Pacino dalam film The Godfather. Franzese berjuang gigih untuk meninggalkan organi- sasi terlarang itu, Lingkungan pekerjaan yang selama ini digeluti dirasa tidak sejalan dengan bisikan. kalbunya. Oleh karenanya, selama masih ter- libat di Mafia, kondisi obyektif kehidupan organisasi itu selalu berada dalam suasana “tarik menarik" dengan watak dasarnya yang, sclalu ingin berbuat baik. Motivasi untuk membelot itu kian mem- peroleh daya dorong setelah ia bertemu dan menemukan cinta scjati pada diri Cammy. Garcia, Bahkan, secara spontan, ia sempat mengucapkan kata Tuhan sebagai penentu nasib lahir-batinnya. Michael Franzese memang pernah ber- kata tulus: "Cinta Cammy memberiku satu dorongan semangat terakhir yang kubutuh- kan untuk memutuskan hengkang dari gerombolan mafioso. Bila suatu saat Cammy mengatakan, "Tidak begitu, bukan aku, Tuhanlah yang memberi dia kekuatan’, maka aku akan segera menimpali, ’Ya, lalu dialah yang mengetahui cara terbaik untuk me- ngatasi soal itu...”.) 4) Pemaparan kisah secara lebih rinci tentang ‘Michael Franzese dapat ditihat pada majalah Mana, No. 20, Maret, 1988 BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 KRIMINALITAS. Kasus Franzese dapat menjadi acuan bukti bahwa secara fitri manusia cenderung, untuk berbuat baik, bagi diri maupun ling- kungannya. Ini sekaligus memperkuat tesis Kaum rasionalis abad ke 48 yang berada di seberang dan berbanding terbalik dengan pendapat Thomas Hobbes ‘Homo Homini Lupus yang menjadi ’sem- boyan’ Hobbes tampaknya juga dapat dikem- bangkan dalam adagium berikutnya: "bellum ‘omnium contra omnes’. Dalam bahasa Ing- tris istilah itu kemudian diterjemahkan de- ngan "the war of ail against all’ atau semua manusia terlibat dalam peperangan melawan seesamanya Tesis yang diangkat Hobbes tidak selurubnya keliry dan tanpa bukti empirik. Bahkan, penda- Patnya tentang manusia yang mengesankan pesi- ‘mistik sangat_mungkin bermuara pada penga- matan dan pengalaman- nya menatap — kondisi ‘obyektif alam sekitarnya Latar belakang kehidu- pan Hobbes dan suasana di seputarnya -memang ‘memungkinkan tumbu nya pandangan yang pesimistik tentang m nnusia. Inggris, di masa itu, sering diwarnai d ‘gan porangsaudara dan perebutan kekuasaan, ” Fakta sejarah juga idukung ‘Tegalitas" pendapat Hob- jak zaman Nabi Adam sampai, mi mal masa filsuf Inggris itu, tindak kejal belum pernah pupus sama sekali dari per- Jalanan hidup manusia. Bahkan, hiruk pikuk manusia di dunia moderen pun juga ikut memperkuat argumentasinya. Dalam dunia _perfilman, umpamanya, Kentara sckali dominasi film action yang lebib sering menampilkan aksi kekerasan dan 5) Howard Warrender, opt BESTARI, JANUARL-APRIL 1992 Fakta sejarah juga seperti lukung "legalitas" pendapat Hobbes. Sejak MUFID kriminalitas dalam alur ceritanya, Sebut saja film Robinhood, Prince of the Thieves, Hunter, berbagai serial James Bond dan lain-lain. Kalaupun tema sentralnya melukiskan jasa seorang hero yang berbudi luhur, namun rangkaian kisahnya pasti tak lepas dari tin dakan kriminal Dalam jajaran mass media yang beredar, Jarang terabaikan pembaca. Di harian Kom- pas dan Stuya, misalnya, kasus kriminalitas yang dianggap “hangat" sering dimuat_ di halaman depan kendati kolom bagian bawah, Majalah Tempo. yang cukup bergengsi itu juga nyaris tak pernah Iuput dari liputan tindakan kejabatan, Kalaupun telah dika- takan bahwa Michael mn sampai, al masa filsuf Inggris meee merupakan A contoh figur manusia lak kejahatan belum. cove” fer meas i tidak suka berbuat jahat, namun kasus itu belum bisa dikatakan mewakili seluruh jajaran orga- nisasi Mafia, Terutama dalam kaitannya dengan pengedaran obat bius yang nyaris dibarengi dengan peristiwa pem- bunuhan atau bahkan perang, organisasi terlarang itu lebih scring disebut sebagai dalang ketimbang hanya sckedar terlibat. Atas dasar itulah barangkali berbagai tindak kejahatan yang berskala besar di dunia hampir tak terpisah dari Mafia. Sebuah Proses Sintesis Kasus-kasus "perbuatan jahat’ yang ter- ungkap dalam film dan mass media itu sebenarnya merupakan cermin kehidupan manusia yang “Sarat” dengan kejahatan, Dan, ‘ancka péristiwa seperti inilah kira-kira yang 35 MUFID mengilhami pemikiran negatif Hobbes ten- tang manusia. Hakekat dan citra manusia tampak begitu buruk dan jahat dalam kerangka filsafatny Namun demikian, penelusuran yang sedikit lebih terinci terhadap uraiannya ten- tang manusia akan melahirkan kesimpulan yang mendckati filsafat rasionalis. Bahwa manusia selalu cenderung suka perang ‘memang menjadi titik tckan filsafat Hobbes Namun, saat menjelaskan sifat manusia ying takut mati, Hobbes memberikan uraian yang sebaliknya, Sifat itu, Katanya, bisa menjadi titik tolak manifestasi sebuah tatanan sosial yang ideal.) Kenyataan itu. sekaligus_mempertegas bahwa proses “misteri” manusia tidak saja terjadi antara ‘Thomas Hobbes dan kaum rasionalis, namun juga bergulir dan mewarnai alur pemik Hobbes. sendiri. Boleh jadi, ini sekaligus merupakan tanda keraguan yang selalu me- ngiringi, bahkan mendasari pemikiran flsuf, ‘Watak dan sikap skeptis merupekan citi khas yang dominan dikalangan pecifta filsafat dan para flsuf. Skeptisisme Hobbes itu, terulama saat ‘menguraikan sifat takut mati manusia, tam- pak tidak bertentangan dengan filsafatrasio~ nalisme abad-ke 18. Tegusnya, meskipun manusia secara naluriah suka terlibat dalam eperangan, pertikaian dan permusuhan, ‘namun jika tersentuh olch keyakinanaya ten- tang hidup pasca alam fana, ia akan ter- motivasi untuk berbust bal Dengan demikian, Hobbes scbenarnya ‘kul mendukung kebenaran filsafat rasiona- lisme abad ke 18 yang mengungkapkan buhwa secara natural manusia lebih Jermotivasi uk berbuat baik. Jika dunia berjalan se iring dengan tindakan kriminal, Karena men- jamurnya kasus-kasus kejahatan, maka sisi Perdamaian yang diupayakan manusia mes- tinya tak dapat diabaikan. Selalu saja ada kebaikan di samping kejahatan, Manusia senantiasa memperjuangkan kedamaian dan kKetentraman diri dan lingkungannya mes- 6) toi. 36 KRIMINALITAS kipun kejahatan tak pernah jera mengintai dan mengikutinya, Bertolak dari kenyataan itu, tidak salah bila kaum rasionalis menegaskan_ bahwa kejahatan tidak berakar pada watak dasar manusia. Kejahatan lebih banyak disebabkan olch infra struktur sosial di luar naluri ‘manusia yang kurang menjamin keselamatan dirinya. Secara lebih rinci mereka mem- berikan penjelasan: “cs if he has certain failings, itis only be~ cause they are called forth by imperfect condi- tions of social order, by lack of culture. Suffice is to abolish ignorance and prejudice, 10 eliminate the imperfections of social organiza- ‘ion, and man will again be transformed into ‘he perfect being nawure had fashioned. Evil is ‘notin, but ouside man... Substitute another social environment and poverty, crime, ware Sare, guiltinjustice and ignorance wil all disap- ‘pear’. Kalau manusia memiliki kesalahan- kesalahan, itu hanya discbabkan oleh tatanan sosial yang tidak sempurna dan tidak adanya budaya. Menghilangkan kebodohan dan prasangka cukup dengan menyisihkan orga- nisasi-organisasi sosial yang tidak sempurna, Kemudian, manusia pasti akan kembali kepada wajud sempurna seperti yang telah itunjukkan alam semesta. Kejahatan tidak terletak dalam diri manusia, tetapi berada di war dirinya... Rumuskan saja_Tingkungan sosial yang lain (baik), niscaya kemiskinan, ejahatan, peperangan, perbuatan dosa, ketidakadilan dan kcbodohan akan sima, Demikianlah kira-kira makna uraian para rasionalis itu. Peranan Hukum Meski. secara alamiab, manusia cen- derung untuk berbuat baik dan bijak, namun tidak scluruhnya mampu mengembangkan potensi dasar yang positif itu, Ada saja ma- nusia, secara berkelompok maupun_per- seorangan, yang tak sanggup mengak- tualisasikan “dirinya sebagai "suéradara" sekaligus “akfor" tatanan masyarakat atau 7) Dikutip dalam A. Mukti Ali, opcit, ha. 20-2, BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 KRIMINALITAS ‘negara yang damai dan sentosa. Aneka ragam tindakan kriminil, seperti terpapar di atas, ‘merupakan bukti ketidaksanggupan mereka. Proses dialektik yang berlangsung antara Thomas Hobbes dan flsafat rasionalisme abad ke 18 agaknya juga akan terus berkem- bang dengan acuan argumen masing-masing. Mungkin juga, dunia memang sclalu mena- warkan dua sisi kehidupan yang berpasang- pasangan atau bahkan berlawanan. Ada {inggi-rendah, panjang- pendek, kaya-miskin, baik-buruk, jahat-bijak dan lain-lain, Ibarat sekeping mata wang, dua pasang sifat dengan segenap ragamnya itu selalu beriringan, Masalshnya kini adalah: "Ke sisi sebelah mana manusia hendak menggulirkan ‘keping vuang’ itu?” Dengan ungkapan lain, sikap dan alternatif_ yang dipilih akan menentukan ‘warna perjalanan dunianya. Kalau saja manusia memilih alternatif Kehidupan yang. positif, maka kedamaian bumi akan mengiringi langkah mereka. Namun, bila ia kehilangan kontrol diri dan tidak menggunakan akal sehatnya, dunia pun akan sarat dengan nestapa dan kesengsaraan, Dalam skala besar, Perang Dunia 1 dan IT merupakan cermin buruk kehidupan mercka. Dan, sebuah desa yang sejuk pasti akan terusik dan kehilangan kedamaian jika kasus pencurian molai menggejala Untuk mewujudkan cita mulia manusia dalam rangka merumuskan infra stroktur sosial yang mapan, ia tidak cukup mengan- dalkan watak mya saja. Meskipun demikian, fitrah manusia yang kudus itu tetap memiliki peran yang utama. Peran lain yang k alah penting adalah “aturan main’ yang disepakati dan dipatuhi bersama. tulah barangkali yang kemudian disebut dengan bukum. Sejak zaman batu sampai dengan zaman nuklir, hukum selalu berfungsi sebagai pe- ngendali perilaku manusia, Bahkan, hukum tidak saja mampu mengendalikan scgala ben- tuk ambisi manusia, tetapi juga mengarah- kannya ke dalam berbagai kreasi yang po Dan, pada gilirannya, terciptalah struktur sosial, politik dan kebudayaan yang ideal ken- dati r BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 MUFID Di kalangan smasyarakat primi- dak caja Ui misalaya, sis- Hukum tidak saja {ih msslaya, sis: Mampu berfungsi untuk mengendalikan (1) — memelihara segala bentuk kedamaian masya- ambisi manusia, ™k2t (2) menekan Tetapt fame, indak Kejahatan letapi jUZ@ dan kekerasan (3) mengarahkannya jnenjage tekayaon ke dalam berlsigal dan (4 memear- kreasi yang positif kan ukuran-uku- ran moral dalam berbagai _hubu- ngan manusia atas dasar persaudaraan dan persahabatan. Dalam dunia moderen pun hukum tetap memegang kunci utama untuk menata sistem sosial dan negara yang relatif ideal. Itu semua dalam rangka menghin- darkan manusia dari ketersurukan di alam yang penuh nestapa. Atau, menurut istilah TET. Plucknett dalam Encyclopedia Americana”... [rom the cradle to the grave".®) Peran-peran yang dimainkan hukum tidak ja mencakup kawasan dengan skala besar, juga skala kecil. Sebuah negara, misal- nya, pantas discbut berpijak pada prinsip- prinsip demokrasi bila berasaskan hukum, Di situ, kekuasaan hukum tidak terpagar manusia, apa pun status ekonomi dan pol tikaya, Hukum yang menjadi rujukan setiap \warganya berkuasa mengaditi siapa saja yang terbukti melanggarnya, Juga, undang-undang yang berkait de- ngan masalah ketenagakerjaan, Posisi hukum tetap dominan dan menjadi rujukan dalam menggulirkan program maupun ke Dalam berbagai instansi dan kawasan, apa pun skalanya, dominasi hukum mampu me~ ngikis segala bentuk keséwenangan yang, cenderung mengganggu stabilitas dan equi- tibrium kehidupan. Dan, manusia juga yang bakal menanggung resiko manakala equi- librium ita terganggu. i, Law, dalam Americana Cor- ryelopedia Amtricana, vO. 17,1980, hal 71. 37 SULARDI MASIH BERLAKUKAH MASIH BERLAKUKAH PASAL 37 UUD 1945 ? 8 Ba jika : pertanyaan ter- sebut di atas meru- pakan _pertanyaan yang wajib untuk di- jawab, maka akan banyak — jawaban yang — menyatakan bahwa pasa 37 UUD 1945. masih berlaku, sebab sam- pai saat ini tidak ada keterituan yang secara nyata menyatakan bahwa pasal 37 UUD 1945 sudah tidak berlaku. Bahkan tidak ada satu kata pun dalam UUD 1945 yang dinyatakan tidak berlaku atau tidak dipakai lagi. Sampai saat ini UUD 1945 masih tetap utuh, tetap terdiri dari XVI Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan tambahan, dan 2 ayat_aturan_peralihan, Benarkah jawabnya demikian ii 2 Keberadaan UUD Undang Undang Dasar (UUD) yang ‘merupakan konstitusi tertulis keboradaannya dalam suatu negara adalah sangat vital schingga sekarang ini hampir tidak ada suatu negara yang tidak memiliki UUD. Namun bila kita cermatiternyata antara negara yang satu dengan negara yang lain tidaklah sama UUD nya baik itu sifatnya, cara pembentuk- Kannya maupun jenisnya, dan salah satu etidaksamaun yang lain adalah tentang cara perubahannya menurut KC Wheare terdapat dua jenis konstitusi atau UD, yaitu flexible constitution yaitu bila suatu UUD dapat dirubah melalui proses yang sama dengan perubahan suatu undang - undang, dan Rigid constitution yaitu bila suatu UUD cara Khusus. KC Wheare menggolong! ‘yang flexible yaitu UUDnya Inggris dan New 38 Zacland, sedangkan yang tergolong UUD yang Rigit antara lain, UUDnya Amerika Serikat, Australia, Denmaark, Swiss, Nor- pen). Diantara negara-negara yang mempunyai UD yang ‘cara perubahannya tergolong rigid, akan tetapi terdapat perbedaan dalam cara cara melakukan perubahan UUDnya. Menurut Sri Soemantri yang setuju dengan pendapat- nya CF. Strong maka cara perubahan dapat dilakukan dengan M Olch pemegang kekuasaan legeslatif, de- gan pembatasan-pembatasan tertentu, Oleh rakyat melalui suatu referendum Oleh sejumlah negara-negara bagian khu- sus untuk negara yang berbentuk serikat. mM Dengan kebiasaan ketatancgaraan, atau oleh suatu lembaga negara yang khusus dibentuk untuk melakukan perubahan. Perubahan Dalam UUD 1945 Deangan melihat hal-hal yang telah penu- lis tulis tersebut diatas, bila kita tengok ke dalam UUD kita yakni UUD 1945, maka UUD 1945 tergolong ke dalam UUD yang rigid bila dilthat dari cara perubahannya, (lihat pasal 37 UUD 1945, tentang tata cara apabila akan mengadakan perubahan Un- dang-undang Dasar; ketentuan ini bukannya perintah UUD kepada MPR). Keberadaan pasal 37 ini menunjukan bahwa penyusun UUD 1945 itu memiliki kesadaran bahwa UUD yang dibuat itu sewaktu waktu salah salu isi dari UD itu tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman sebab bagaimanapun Juga harus diakui bahwa UUD itu diciptakan olch manusia, walau mercka tergolong abli, umun juga mesti diyakini sebagaimana layaknya setiap hasil karya manusia termasuk UUD adalah tidak mungkin sempurna dan tidak mungkin berlaku terus tanpa ada BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 MASIH BERLAKUKAH perubahan. Adanya keyakinan inilah maka pembuat UUD memberi kemungkinan untuk diadakannya perubahan terhadap UUD yaitu melalui pasal 37 UUD_1945nya. Ternyata UUD 1945 adalah UUD yang sangat rigid, atau sulit dalam hal perubahnnya, sebab bila akan mengadakan perubahan terhadap UUD ‘menurut pasal tersebut memerlukan per- syaratan khusus dan berat, syarat yang berat itu pun bila dapat terpenuhi, UUD tidak dapat langsung begitu saja dirubah scbab dengan adanya UU No: 5 tahun 1985 tentang Refferendummaka pabila MPR berkchen- dak untuk merubah UUD, sebelumnya mesti diadakan referendum terlebih dahulu, untuk ‘meminta persetjuan rakyat. (lihat UU No 5 tahun 1985), Namun seperti judul di atas yang ‘menjadi pertanyaan di sini apakah pasal 37 yang dibahas dalam tulisan ini masih berlaku? Penulis mempunyai_pemikiran bahwa pasal tersebut sudah iidak diberlakukan oleh MPR dan ketidakberlakunya pasal ini karena sudah tidak diberlakukan olch MPR, yaitu melalui TAP MPR No UMPRY/1978, pasal 115, Jo. TAP. MPR No I/MPR/1983 pasal 104 yang menyatakan : Majelis Permusyawaratan Rakyat berketetapan untuk mempertahan- kan Undang- Undang Dasar tidak berkehen- dak dan tidak akan melakukan perubahan terhadapnya serta akan melaksanakan secara murni dan konsckwen, "Dengan ketetapan tersebut MPR. memang tidak secara tegas ‘menyatakan bahwa bahwa pasal 37 tidak ber- aku, namun secara implisit ketentuan itu dapat ditafsirkan bahwa pasal 37 Lersebut sudah tidak diberlakukan, Jika seearaimpli bisa ditafsirkan demikian, maka hal ini akan ‘menimbulkan pertanyaan lagi yakni Dapat- kah Tap. MPR tidak memberlakukan salah satu pasal dalam UUD ? mengingat di dalam Tap. MPR(S) yakni Tap MPRS No. XX/MPR/1966 tentang Memorandum DPR GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan“Tata Urutan Perundangan Republik Indonesia. dimana Uritan Perun- dangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut BESTARI, JANUARI-APRIL 1992 SULARDI - UUD - Tap. MPR - Undang Undang - Peraturan Pemerintah Pengganti UU / Perpu - Peraturan Pemerintah ~ Keputusan Presiden + Instruksi Presiden - dan lain lain keputusan pelaksana yang lebih rendah Urutan tersebut di atas tidak boleh dibolak balik, sebab urutan tersebut memun- jukan tingkat derajad masing masing perun-

You might also like