Professional Documents
Culture Documents
Akuntansi Pemerintah Pusat 2
Akuntansi Pemerintah Pusat 2
• Gambaran Umum
• Basis Akuntansi
• Proses Bisnis
• Perbedaan dengan Satker
non-BLU
• Laporan Keuangan BLU
• Penghentian BLU
• PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
• PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
• PP Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan
Layanan Umum
• PMK Nomor 42/PMK.05/2017 tentang
Perubahan atas PMK Nomor 220/PMK.05/2016
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal
Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah
Pusat
• Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-
211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun
pada Bagan Akun Standar
Pengertian
Badan layanan umum (BLU) adalah instansi
di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas
Karakteristik
1. Berkedudukan sebagai instansi pemerintah
(kekayaan negara yang tidak dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruh/
sebagian dijual kepada masyarakat
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
efisiensi dan produktivitas ala korporasi
Fleksibilitas
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
setelah melakukan pengesahan ke KPPN
2. Flexible budget dengan ambang batas
3. Investasi jangka pendek untuk pengelolaan
kas
4. Melakukan utang jangka pendek
5. Surplus dapat digunakan pada tahun
anggaran berikutnya dan defisit ditutup
dari APBN
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan
profesional non-PNS
7. Pengelolaan barang dapat dikecualikan
dari aturan umum pengadaan
8. Hasil pengelolaan kas pemanfaatan idle
cash sepenuhnya untuk BLU
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Kewajiban
1. Menyusun tarif layanan BLU
2. Menyusun dokumen perencanaan dan
pelaksanaan anggaran (Renstra, RBA,
RKA K/L, dan DIPA)
3. Menyusun sistem akuntansi
4. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan SAK
5. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan SAP
6. Melakukan pengesahan pendapatan dan
belanja operasional ke KPPN
7. Audit laporan keuangan SAK oleh
pemeriksa eksternal
8. Membentuk dewan pengawas
9. Menyusun SOP pengelolaan keuangan
10. Mengelola rekening lainnya BLU secara
tertib
BLU PNBP
• Boleh memakai uang yang diterima • Tidak boleh memakai uang yang
secara langsung diterima secara langsung
• Boleh mengangkat pegawai non-PNS • Pegawai hanya boleh berstatus PNS
untuk mengisi posisi tertentu dalam • Dokumen penganggaran berupa RKA
rangka meningkatkan kecepatan K/L
kinerja organisasi
• Dokumen penganggaran berupa RKA
K/L dan rencana bisnis dan anggaran
(RBA)
• Adanya kontrak kinerja pegawai untuk
meningkatkan efektivitas dan motivasi https://klc.kemenkeu.go.
id/pusap-perbedaan-
antara-satker-blu-dan-
satker-pnbp/
• Akuntansi berbasis akrual awalnya
berdasar pada PSAK 45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba digunakan untuk transaksi
secara umum
• Akuntansi berbasis akrual yang
didasarkan pada PSAP 13 tentang
Penyajian LK BLU wajib berlaku
sejak tahun 2018
• Akuntansi berbasis kas digunakan
untuk mencatat dan menyusun LRA
sepanjang APBN berbasis kas
• Basis kas untuk LRA BLU berarti
bahwa pendapatan dan belanja
BLU diakui pada saat pengesahan
pendapatan dan belanja dimaksud
oleh KBUN
PMK No. 220/PMK.05/2016
1. Mapping akun: proses konversi akun internal BLU ke akun BAS
2. Pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas atau dokumen yang dipersamakan
3. Penyimpanan data transaksi harian BLU
4. Perekaman resume data transaksi harian BLU ke dalam Aplikasi Sistem Akuntansi
Satker (SAS)
5. Penerbitan surat permintaan pengesahan pendapatan dan belanja BLU (SP3B-BLU)
6. Penyampaian SP3B-BLU ke KPPN mitra kerja BLU
7. Pengesahan pendapatan dan belanja BLU secara kas oleh KPPN mitra kerja
8. Perekaman surat pengesahan pendapatan dan belanja BLU (SP2B-BLU)
9. Penarikan data transaksi oleh Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Basis Akrual (SAIBA)
10. Proses data di Aplikasi SAIBA
11. Penyediaan data untuk keperluan jurnal manual: penyesuaian, koreksi, dan pembalik
12. Memo penyesuaian
13. Pembuatan jurnal manual
14. Rekonsiliasi data: pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama agar tidak
ditemukan perbedaan data yang berdampak pada akurasi dan validitas laporan
15. Memperbarui data
16. Penelaahan dan reviu draft laporan keuangan
17. Penyusunan laporan keuangan
18. Proses eliminasi transaksi antarentitas
19. Penyusunan kertas kerja eliminasi dan penyampaian LK BLU ke entitas yang
membawahkan BLU
• Laporan pelaksanaan anggaran: laporan
realisasi anggaran dan laporan perubahan
sisa anggaran lebih
• Laporan finansial: laporan operasional, neraca,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas
• Catatan atas laporan keuangan
LRA BLU menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, surplus/defisit-LRA,
pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan
anggaran yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.
Klasifikasi
Pendapatan negara bukan pajak
Jenis
1. Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA RM]
2. Pendapatan dari pelayanan BLU yang
bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP]
3. Pendapatan dari pelayanan BLU yang
bersumber dari entitas pemerintah pusat
[DIPA PNBP]
4. Pendapatan hasil kerja sama [DIPA PNBP]
5. Pendapatan hibah bentuk uang/barang/jasa
dari masyarakat (entitas nonpemerintah
pusat) [DIPA PNBP]
6. Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
7. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke
kas negara [DIPA RM]
Pengakuan
1. Timbulnya hak tagih
pendapatan BLU yang diperoleh sebagai
imbalan atas suatu pelayanan yang telah
selesai diberikan dan/atau hak BLU untuk
menagihkan beban tagihan kepada alokasi
APBN berdasarkan peraturan perundangan
2. Pendapatan direalisasi
realisasi pendapatan BLU yang secara hak
telah diterima oleh BLU tanpa terlebih
dahulu adanya penagihan
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA RM]
pendapatan dari realisasi belanja pada saat pengeluaran realisasi sebesar nilai realisasi belanja sesuai
pegawai, barang dan jasa, dan/ atau belanja sesuai dengan SP2D belanja dengan SPM/SP2D belanja yang
belanja modal atas pagu DIPA yang yang berasal dari pagu DIPA rupiah berasal dari pagu DIPA rupiah murni
sumber dananya rupiah murni sesuai murni
dengan SPM/SP2D
Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP]
imbalan yang diperoleh dari jasa pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
layanan BLU yang diberikan kepada pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
masyarakat sesuai dokumen sumber dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
penerimaan pendapatan transaksional yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
pada saat realisasi pendapatan BLU
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat [DIPA PNBP]
imbalan yang diperoleh dari jasa pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
layanan BLU yang diberikan kepada pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
entitas akuntansi atau entitas dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
pelaporan dalam kerangka sistem yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
akuntansi pemerintah pusat yang pada saat realisasi pendapatan BLU
membawahi maupun yang tidak
membawahi organisasi vertikal BLU
Pendapatan hasil kerja sama [DIPA PNBP]
perolehan pendapatan BLU dari kerja pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
sama operasional, sewa menyewa, dan pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
usaha lainnya yang mendukung tugas dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
dan fungsi BLU sesuai dokumen yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
sumber penerimaan pendapatan pada saat realisasi pendapatan BLU
transaksional
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan hibah bentuk uang/barang/jasa dari masyarakat (entitas nonpemerintah pusat) [DIPA PNBP]
pendapatan yang diterima dari pada saat uang/barang/jasa diterima nilai hibah yang diterima oleh BLU
masyarakat, badan lain atau entitas oleh BLU sesuai dengan BAST hibah, sesuai dengan dokumen penerimaan
nonpemerintah pusat tanpa diikuti atau dokumen konfirmasi atau yang hibah bentuk uang atau yang
adanya kewajiban bagi BLU untuk dipersamakan dan khusus uang dipersamakan
menyerahkan barang/jasa sesuai dilakukan pengesahan secara periodik
dengan dokumen penerimaan hibah sesuai SP3B/SP2B-BLU
atau yang dipersamakan
Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara [DIPA RM]
pendapatan dari realisasi PNBP pada saat penerimaan masuk ke sesuai dengan dokumen sumber
umum yang sumber dananya rupiah RKUN sesuai dokumen sumber setoran ke kas negara (SSBP
murni dan/atau untuk keuntungan setoran ke kas negara atau dokumen dan/atau SSPB) atau dokumen yang
rekening kas negara dan telah disetor yang dipersamakan dipersamakan
ke rekening kas negara
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
pendapatan BLU yang tidak pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
berhubungan secara langsung dengan pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
tugas dan fungsi BLU yang dapat dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
berupa jasa giro, pendapatan bunga, yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
keuntungan selisih nilai tukar rupiah pada saat realisasi pendapatan BLU
terhadap mata uang asing, komisi,
potongan, bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan dan/atau pengadaan
barang/jasa oleh BLU, hasil penjualan
kekayaan yang tidak dipisahkan, dan
pengembalian secara kas atas beban
atau biaya yang telah disahkan
belanjanya pada tahun anggaran
yang lalu
Pendapatan yang Perlu Disahkan Pendapatan yang Tidak Perlu Disahkan
1. Pendapatan dari pelayanan BLU yang 1. Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA
bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP] RM]
2. Pendapatan dari pelayanan BLU yang 2. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke
bersumber dari entitas pemerintah pusat kas negara [DIPA RM]
[DIPA PNBP] 3. Pendapatan hibah bentuk barang/jasa
3. Pendapatan hasil kerja sama [DIPA dari masyarakat (entitas nonpemerintah
PNBP] pusat) [DIPA PNBP]
4. Pendapatan hibah bentuk uang dari 4. Pendapatan yang disajikan sehubungan
masyarakat (entitas nonpemerintah pusat) dengan perhitungan akuntansi dan
[DIPA PNBP] transaksional pendapatan secara non-kas
dan bank BLU
5. Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
• Pendapatan dari alokasi APBN disajikan di LO sebagai
Pendapatan dari Alokasi APBN dalam pos Pendapatan
Operasional
• Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara
disajikan di LRA sebagai PNBP dalam pos PNBP Lainnya
dan di LO sebagai PNBP Lainnya dalam pos Pendapatan
Operasional
• Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari
masyarakat atau entitas pemerintah pusat, hasil kerja
sama, BLU lainnya, dan hibah uang dari masyarakat
disajikan disajikan di LRA sebagai Pendapatan BLU
dalam pos PNBP Lainnya dan di LO sebagai PNBP
Lainnya dalam pos Pendapatan Operasional
• Pendapatan hibah barang/jasa disajikan di LO sebagai
PNBP Lainnya dalam pos Pendapatan Operasional dan
bebannya menyesuaikan dalam pos Beban Operasional,
serta barangnya di neraca
• Pendapatan BLU secara transaksional kas yang belum
dilakukan pengesahan transaksinya pada periode
pelaporan semesteran dan tahunan disajikan di LRA
sebagai Pendapatan BLU dalam pos PNBP Lainnya dan
di LAK sebagai arus kas masuk aktivitas operasi
• Pendapatan BLU secara transaksional non kas pada
periode pelaporan semesteran dan tahunan disajikan di LO
sebagai Pendapatan BLU dalam pos PNBP Lainnya dan
di neraca sebagai Piutang BLU dalam pos Piutang PNBP
• Pendapatan sehubungan dengan perhitungan akuntansi
seperti pendapatan selisih kurs belum terealisasi dan
pendapatan pelepasan aset disajikan di LO dalam pos
Kegiatan Non Operasional
Definisi
Beban BLU adalah penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas BLU, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban, dan beban yang
timbul sehubungan dengan adanya penyetoran
BLU atas pendapatan PNBP ke Kas Negara
Jenis
1. Beban pegawai [DIPA RM dan PNBP]
2. Beban barang dan jasa [DIPA RM dan
PNBP]
3. Beban persediaan
4. Beban barang untuk dijual/diserahkan
kepada masyarakat
5. Beban pemeliharaan [DIPA RM dan PNBP]
6. Beban perjalanan dinas [DIPA RM dan
PNBP]
7. Beban penyisihan piutang tidak tertagih
8. Beban penyusutan aset dan beban
amortisasi
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban pegawai, barang dan jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas yang berasal dari pembebanan realisasi SP2D
DIPA RM
pada saat pengeluaran realisasi belanja sebesar nilai realisasi belanja sesuai dengan SPM/SP2D belanja
SPM/SP2D belanja
Beban pegawai, barang dan jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas yang berasal dari pembebanan realisasi DIPA
PNBP
pada saat timbulnya kewajiban berdasarkan sebesar nilai beban sesuai dengan dokumen Dokumen transaksional
resume tagihan, pemakaian konsumsi, sumber transaksional beban BLU beban BLU
dan/atau pembayaran beban BLU secara
transaksional
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban pemakaian barang perlengkapan, bahan atau barang persediaan sehubungan dengan pemeliharaan, dan
beban persediaan
pada saat perlengkapan dan bahan atau sebesar nilai persediaan mutasi keluar sesuai dokumen transaksional,
barang persediaan digunakan untuk dengan dokumen mutasi barang keluar atau
dikonsumsi dalam rangka kegiatan yang dipersamakan
operasional BLU
Beban barang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat
pada saat mutasi keluar barang persediaan sebesar nilai persediaan mutasi keluar sesuai dokumen serah terima
untuk dijual dan/atau diserahkan kepada dengan dokumen mutasi barang keluar atau atau yang dipersamakan
masyarakat yang dipersamakan
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban penyisihan piutang tidak tertagih
secara periodik semesteran dan tahunan sebesar nilai perhitungan akuntansi dokumen transaksional
berdasarkan estimasi atas kualitas saldo terhadap penentuan kualitas piutang
piutang per debitur berdasarkan tarif penyisihan piutang tak
tertagih dikalikan dengan nilai nominal
piutang
Beban penyusutan
secara periodik semesteran dan tahunan sebesar nilai perhitungan akuntansi dokumen transaksional
selama masa manfaat aset terhadap perolehan atau nilai wajar aset
dibagi dengan periode/ masa manfaat aset
tersebut
Beban yang Perlu Disahkan Beban yang Tidak Perlu Disahkan
Ruang Lingkup
• Belanja dari realisasi DIPA RM
1. Belanja pegawai (kelompok akun 51)
2. Belanja barang (kel. akun 52 kecuali 525)
3. Belanja modal (kel. akun 53 kecuali 537)
• Belanja BLU dari pengesahan beban dan/
atau biaya perolehan aset BLU atas DIPA
PNBP
1. Belanja barang (subkelompok akun 525)
2. Belanja modal (subkelompok akun 537)
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Belanja dari realisasi DIPA RM
pada saat kas keluar dari RKUN sebesar nilai realisasi belanja sesuai dengan SPM/SP2D belanja
SPM/SP2D belanja
Belanja BLU dari pengesahan beban dan/ atau biaya perolehan aset BLU atas DIPA PNBP
pada saat dilakukan pengesahan oleh KPPN nilai pengesahan belanja BLU sesuai dengan SP3B/SP2B-BLU
sesuai dengan SP3B/SP2B-BLU SP3B/SP2B-BLU
• Belanja dari realisasi DIPA RM
1. Belanja pegawai (kelompok akun 51) disajikan sebagai
Realisasi Belanja Pegawai di LRA
2. Belanja barang (kel. akun 52 kecuali 525) disajikan
sebagai Realisasi Belanja Barang di LRA
3. Belanja modal (kel. akun 53 kecuali 537) disajikan
sebagai Realisasi Belanja Modal di LRA
• Belanja BLU dari pengesahan beban dan/ atau biaya
perolehan aset BLU atas DIPA PNBP
1. Belanja Gaji dan Tunjangan BLU (52511) dan Belanja
Barang BLU (525112, 525113, 525114, 525116, 525117, 525119)
disajikan sebagai Realisasi Belanja Barang BLU di LRA
2. Belanja modal (subkelompok akun 537) disajikan sebagai
Realisasi Belanja Modal BLU di LRA
Definisi
Kas dan setara kas yang dikelola BLU
merupakan kelompok akun yang digunakan
untuk mencatat kas dan setara kas yang
dikelola oleh BLU
Klasifikasi
• Kas dan bank BLU yang belum disahkan
• Kas dan bank BLU
• Setara kas BLU
• Kas lainnya di BLU
• Kas di bendahara pengeluaran
Kasetkas yang Perlu Disahkan Kasetkas yang Tidak Perlu Disahkan
Kas dan bank BLU yang belum disahkan 1. Setara kas BLU yang merupakan hasil
yang berasal dari ringkasan transaksional reklasifikasi dari akun kas dan bank BLU
pendapatan layanan BLU, penerimaan hibah 2. Kas lainnya di BLU yang dananya bukan
bentuk kas, belanja BLU, pelunasan piutang merupakan hak BLU untuk diakui sebagai
pendapatan BLU secara kas diterima oleh penambah ekuitas bersih
BLU
3. Kas di bendahara pengeluaran yang
dananya berasal dari RKUN berupa uang
persediaan (UP/TUP)
Definisi
Investasi jangka pendek BLU adalah investasi
jangka pendek yang dimaksudkan dalam
rangka pengelolaan kelebihan kas yang belum
digunakan dalam kegiatan operasional BLU
dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomi
berupa bunga maupun bagi hasil.
Karakteristik
• Investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
dan/atau dapat segera dicairkan/dikonversi
ke dalam bentuk uang dalam jangka waktu 3
sampai 12 bulan
• Investasi memiliki tingkat risiko rendah
• Investasi ditujukan dalam rangka
manajemen kas
Klasifikasi
• Investasi jangka panjang permanen:
dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan dan tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan
• Investasi jangka panjang nonpermanen:
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan
Klasifikasi
1. Penerimaan pembiayaan
2. Pengeluaran pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
Pengukuran
• Diukur sebesar nilai nominal sesuai
dengan hasil ketetapan penerbitan SBN
• UJP dengan mata uang asing diukur
melalui penjabaran nilai rupiah dengan
kurs tengah BI pada tanggal setelmen
sesuai dengan hasil ketetapan penerbitan
SBN
Penyajian
• Disajikan di neraca pada pos kewajiban
jangka Panjang
• Saldo UJP yang menggunakan mata uang
asing
• Dilakukan penjabaran menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca masing-
masing pelaporan semesteran dan
tahunan untuk saldo mata uang asing
• Nilai pendapatan atau beban selisih kurs
belum terealisasi disajikan di LO dalam
pos kegiatan non-operasional lainnya
• UAPBUN IP: gabungan UAKPA BUN dan UAIP
• UAKPA BUN
1. Penyertaan modal negara (PMN)
2. Investasi pada lembaga keuangan
internasional (LKI)
3. Pembiayaan untuk badan layanan umum
(BLU)
4. Dana penjaminan
• UAIP
1. Perguruan tinggi negeri berbadan hukum
(PTN-BH)
2. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
4. Bank Indonesia
5. Dana bergulir eks K/L
PMN-BUMN
a. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
b. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan
Multilateral Badan Kebijakan Fiskal;
PMN–LKI
c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara;
UA IP PMN–
Lainnya d. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Direktorat
UABUN UAPBUN Jenderal Anggaran;
UAKPA Deviden e. Kantor Pelayanan Perbendaharan Negara Khusus
BUN
Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Dana f. Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana
Bergulir
Bergulir;
Investasi g. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen Direktorat
pada BLU Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko;
h. unit lain yang ditetapkan sebagai UAKPA BUN oleh
Penjaminan UAPBUN
Transaksi Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Metode Penilaian Penyesuaian Nilai
Non Kas Investasi
PMN – BUMN Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi Proporsi Net Ekuitas Selisih Kurs
divestasi – Permanen / divestasi – Permanen
PMN – LKI • Pembiayaan Investasi / • Pembiayaan Investasi Biaya Selisih Kurs, Pendapatan,
divestasi – Permanen / divestasi – Penyesuaian
• Pendapatan Permanen
• Pendapatan
PMN – Lainnya Pembiayaan Pembiayaan Net Ekuitas Reklasifikasi, Penyesuaian,
Dividen Pendapatan - Pendapatan = Piutang, Penyisihan
M.Biaya
Investasi = M.Ekuitas
Transaksi Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Metode Penilaian Penyesuaian Nilai
Non Kas Investasi
Dana Bergulir Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi NRV Reklasifikasi, Penyesuaian,
divestasi - Non / divestasi - Non Penyisihan
Permanen Permanen
Investasi pada Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi NRV Reklasifikasi, Penyesuaian,
BLU divestasi - Non / divestasi - Non Penyisihan
Permanen Permanen
Penjaminan Pembiayaan - Biaya Reklasifikasi, Piutang,
Penyisihan
Investasi Pembiayaan Pembiayaan Proporsi Net Ekuitas Reklasifikasi, Koreksi,
Pemerintah Kapitalisasi, Penyesuaian
Lainnya
• Permanen
• Perusahaan negara
• Badan internasional
• Badan usaha lainnya
• Nonpermanen
• Obligasi
• Proyek pembangunan
yang dialihkan kepada
pihak ke-3
• Dana bergulir
• Lainnya
Pengakuan
pengeluaran kas/aset, penerimaan hibah investasi,
perubahan piutang menjadi investasi, diakui sebagai
investasi jika:
1. ada kemungkinan manfaat ekonomis/sosial atau
jasa pontensial di masa yad dalam jangka waktu
lebih dari 3 s.d. 12 bulan
2. nilai perolehan, nilai wajar investasi dapat diukur
secara andal
Pengukuran
Investasi permanen berupa penyertaan modal
pemerintah dicatat sebesar nilai rupiah (transaksi
valas dikonversi dengan kurs pada tanggal transaksi)
• biaya perolehannya yang meliputi harga transaksi
investasi ditambah biaya lain yang timbul dalam
rangka perolehan investasi tersebut
• nilai wajar investasi tersebut jika harga
perolehannya tidak ada untuk transaksi pertukaran
aset
Pengukuran
Investasi nonpermanen berupa
• dana talangan untuk penyehatan/penyelamatan
perbankan (investasi nonpermanen lainnya)
pada NRV
• penanaman modal di proyek pemerintah pada
biaya pembangunan sampai projek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga
• dana bergulir pada NRV (kas yang dipegang
unit pengelola ditambah jumlah yang
diharapkan dapat tertagih)
Metode Biaya
• Kepemilikan kurang dari 20% dan tidak
signifikan pengaruhnya
• Tingkat pengaruh (the degree of influence)
ditunjukkan dengan kemampuan mem-
pengaruhi komposisi dewan komisaris,
menunjuk/menggantikan direksi, menetapkan
dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee, serta mengendalikan mayoritas
suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.
• Investasi dicatat sebesar biaya perolehan,
penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya investasi
Metode Ekuitas
• Kepemilikan lebih dari 20% atau kurang dari
20% tetapi signifikan pengaruhnya
• Investasi awal dicatat sebesar biaya
perolehan dan ditambah/dikurangi bagian
laba atau rugi pemerintah setelah tanggal
perolehan.
• Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk
saham yang diterima pemerintah akan
mengurangi nilai investasi pemerintah.
• Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah, misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat
pengaruh valuta asing serta revaluasi aset
tetap.
Metode NRV
• Metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam
jangka waktu dekat.
• Investasi jangka panjang disajikan di neraca dalam pos
tersendiri
• Pengungkapan mencakup (1) kebijakan akuntansi untuk
penentuan nilai investasi; (2) jenis investasi permanen dan
nonpermanen; (3) perubahan harga pasar; (4) penurunan
nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut; (5) investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan
alasan penerapannya; (6) perubahan pos investasi
Warren Edward Buffett
Tunai Tunai
1. Kas diterima di RKUN atau reksus; Nilai nominal hibah yang
2. Tanggal penarikan (valuta) yang 1. diterima di RKUN atau reksus;
tercantum dalam NoD; atau
2. tercantum dalam NoD; atau
3. Pengesahan oleh Kuasa BUN.
3. tercantum dalam SP2HL/SPHL yang
disahkan oleh Kuasa BUN.
Barang/Jasa/Surat Berharga
Pengesahan oleh Kuasa BUN Barang/Jasa/Surat Berharga
Nilai yang diterima berdasarkan BAST
Karakteristik
1. Hibah dapat diberikan kepada
pemerintah negara lain, organisasi
internasional, pemda, perusahaan negara,
kelompok masyarakat, atau organisasi
kemasyarakatan
2. Tidak bersifat wajib atau tidak mengikat
bagi pemberi hibah
3. Tidak ada timbal balik/balasan secara
langsung yang harus dilakukan oleh
penerima hibah
4. Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian
antara pemberi dan penerima hibah
5. Digunakan sesuai dengan naskah
perjanjian
6. Bersifat satu kali dan/atau dapat
ditetapkan kembali
7. Dianggarkan pada BUN
Mekanisme
Seluruh belanja hibah bersifat terencana
• Belanja hibah diakui pada saat terjadi
pengeluaran kas negara
• Beban hibah diakui pada saat diterbitkannya
resume tagihan
• Belanja hibah dan beban hibah dicatat
sebesar nilai nominal yang dihibahkan atau
dikeluarkan dari RKUN yang tercantum
dalam dokumen pengeluaran.
• Pendapatan hibah berupa valas dicatat dalam rupiah
dengan kurs tengah BI pada tanggal diterimanya
• Belanja dan beban hibah berupa valas dicatat
sebesar ekuivalen rupiah yang dikeluarkan dari RKUN
• Selisih ekuivalen rupiah antara belanja dan beban
hibah dalam valas dicatat sebagai pendapatan atau
beban selisih kurs oleh UAKPA BUN
Jenis Laporan
LRA, LO, LPE, neraca, CaLK
Tata Cara
• UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah di DJPPR dan
DJPK menyampaikan laporan keuangan secara
semesteran dan tahunan, kecuali LRA dan neraca
wajib disampaikan setiap bulan
• UAPBUN Pengelolaan Hibah menyusun laporan
keuangan tingkat UAPBUN berdasarkan hasil
pemrosesan data gabungan dan lapkeu tingkat
UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah yang dibuat
setiap semesteran dan tahunan
Annelies Marie Frank
Klasifikasi
1. Penerimaan Perpajakan
• PPh Minyak Bumi (411111)
• PPh Gas Bumi (411112)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pendapatan Sumber Daya Alam
• Pendapatan Minyak Bumi (421111)
• Pendapatan Gas Bumi (421211)
PNBP Lainnya
• Pendapatan Penjualan Minyak Mentah DMO
(423132)
• Pendapatan Denda, Bunga, dan Penalti Usaha
Hulu Migas (423133)
• Pendapatan Migas Lainnya (423139)
Faktor
1. Lifting minyak dan gas bumi
2. Harga minyak mentah Indonesia
(Indonesia crude price/ICP)
3. Kurs
4. Cost recovery
5. Kewajiban pemerintah
Pengaruh
1. Penerimaan migas bruto di rekening
migas
2. Kewajiban kontraktual (PBB, PPN,
PDRD, fee kegiatan usaha hulu migas)
3. Penerimaan migas neto di APBN
• Production sharing contract (PSC): kontrak
kerja sama bagi hasil antara pemerintah
dengan K3S migas
• Assume and discharge: pembebasan dan
penanggungan atas kewajiban pajak tidak
langsung berupa PPN dan PPnBM (di-
reimburse) serta PBB migas dan pajak
daerah (ditanggung) apabila K3S berhasil
menemukan cadangan migas yang komersial
(memenuhi aspek kelayakan ekonomi)
• Domestic market obligation (DMO):
kewajiban penyerahan bagian kontraktor
berupa migas untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
• Bagi hasil: pemerintah mengalokasikan dana
dari hasil penjualan lifting migas bagian
negara yang ditampung di rekening migas
untuk membayar kewajiban ke sektor hulu
migas ini
• Kewajiban pemerintah menyerahkan sebagian hasil
penjualan lifting menjadi pengurang dalam pengukuran
pendapatan PNBP SDA migas berbasis kas
• Pengakuan pendapatan PNBP SDA migas berbasis kas
menggunakan asas neto karena hak negara dikurangi
terlebih dahulu dengan kewajiban pemerintah sektor hulu
migas dalam rangka pelaksanaan prinsip assume and
discharge
K3S Gross Revenue Misal:
Tax Rate:
(Lifting x Oil Price)
48%
First Tranche Petroleum
Cost Recovery Bagi Hasil
unsur-unsur PAJAK:
Net Operating Income • PBB
100% (Gross Revenue – Cost) • PPN
• PDRD
PNBP
(-)
71,1538%
28,8462% Bag Kontraktor
(Gros)
Bag Pemerintah 1
85%
Tax 48% 13,8462%
Pajak:
PPh Migas
2
Bag Kontraktor
15%
(Netto)
Contractor Depreciation
Taxable
Profit
PPh
Income Tax CAPEX OPEX
1 5
Pendapatan
Neraca Piutang Laporan
Basis Kas
Real. Angg.
Pengakuan
Pada saat penguasaan dan/atau
kepemilikan kas telah beralih kepada
Pemerintah
Pengukuran
Sebesar ekuivalensi rupiah dengan kurs
tengah BI pada tanggal pelaporan
Dokumen Sumber
Rekening koran dan surat permintaan
pemindahbukuan dari DJPb
Penyajian
Di neraca sebagai bagian dari rekening
pemerintah lainnya
Pengungkapan
Mutasi uang masuk dan uang keluar
Rekening Migas dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya hak negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Laporan A0 dan/atau tembusan surat
tagihan dari SKK Migas ke KKKS
migas/penjual atau pembeli migas
bagian negara
Penyajian
Di neraca sebesar net realizable value
dengan menyisihkan piutang tak tertagih
Pengungkapan
Piutang yang masih dispute antara SKK
Migas dengan KKKS dan piutang macet
dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya hak negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Laporan A0 dan/atau tembusan surat
tagihan dari SKK Migas ke KKKS
migas/penjual atau pembeli migas
bagian negara
Penyajian
Di laporan operasional sebagai
pendapatan operasional
Pengungkapan
Jenis-jenis pendapatan LO dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat uang masuk ke kas negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal penyetoran atau
pemindahbukuan
Dokumen Sumber
Bukti setor, rekening koran, surat
perintah pemindahbukuan dari DJPb
Penyajian
Di laporan realisasi anggaran sebagai
pendapatan PNBP
Pengungkapan
Jenis-jenis pendapatan LRA dalam CaLK
Perhitungan neto
dilakukan akhir tahun
Kewajiban Hulu
Hasil Penjualan Penerima Migas
(setoran Rupiah ke (PBB, PPN,
Lifting Migas RKUN via bank an Migas- Underlifting KKKS,
Fee Kegiatan Usaha
Bagian Negara persepsi)
Bruto Hulu Migas, Pajak
Daerah)
an Migas-
Neto
PNBP Migas
Bag Pemerintah
Gross Revenue FTP (Equity Share)
2 (Lifting x Harga)
Cost Recovery
>0
ETBS
Sumber: DJA
Pengukuran
Kewajiban
3
2 PBB Migas
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Surat tagihan dari SKK Migas, surat
tagihan dari DJP, surat tagihan dari
pemda
Penyajian
Di neraca sebagai kewajiban lancar
Pengungkapan
Jenis-jenis utang beserta permasalahan-
nya dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat terjadinya penurunan potensi
pendapatan negara
Pengukuran
Sebesar nilai estimasi piutang tidak
tertagih sesuai ketentuan peraturan
perundangan
Dokumen Sumber
Kertas kerja perhitungan nilai dan
kualifikasi piutang
Penyajian
Di laporan operasional sebagai beban
operasional
Pengungkapan
Beban penyisihan dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya kewajiban yang
ditandai dengan diterimanya tagihan
dari pihak lain
Pengukuran
Sebesar nilai tagihan atau alokasi beban
sesuai ketentuan peraturan perundangan
Dokumen Sumber
Surat tagihan dari pihak lain, kertas
kerja perhitungan alokasi beban
Penyajian
Di laporan operasional sebagai beban
operasional
Pengungkapan
Beban lain-lain dalam CaLK
• Pendapatan—LO berasal dari lifting migas dan non-lifting
migas
• Pendapatan lifting migas berdasarkan Laporan Pengiriman
Minyak Bumi A01 (valas) atau A02 (rupiah) dan surat
tagihan overlifting K3S
• Pendapatan non-lifting berdasarkan surat tagihan SKK
Migas berupa tagihan denda, bonus produksi, dan transfer
material
• Pendapatan—LRA berasal dari dua mekanisme: pemindah-
bukuan dana dari rekening migas ke RKUN dan penyetoran
langsung ke RKUN oleh WB melalui bank persepsi (MPN-G3)
• Dokumen sumber pemindahbukuan: surat permintaan
pemindahbukuan dari Dirjen Anggaran ke Dirjen
Perbendaharaan
• Dokumen sumber penyetoran langsung adalah bukti
penyetoran negara (BPN) yang dilengkapi NTPN
• Beban hulu migas di luar PBB migas diakui bersamaan
dengan pengakuan kewajiban hulu migas dengan dokumen
sumber surat tagihan dari SKK Migas dan PT Pertamina
(Persero)
• Tagihan PBB migas tidak diakui sebagai beban melainkan
sebagai pengurang pendapatan migas yang dibagi secara
proporsional antara minyak dan gas bumi berdasarkan
kontribusi nilai lifting migas
• Pendapatan yang ditangguhkan merupakan saldo dana
pada rekening migas yang belum teridentifikasi
peruntukannya karena data pendukung belum diterima dari
SKK Migas dan/atau wajib bayar
• Pendapatan yang ditangguhkan akan ditransfer ke RKUN
pada awal tahun berikutnya apabila telah berhasil
diidentifikasi jenis penerimaannya
Pendapatan diterima di muka antara lain dapat berupa
kelebihan pembayaran PNBP oleh wajib bayar dan
pembayaran ke rekening migas yang belum dapat
diidentifikasi peruntukkannya tetapi sudah dipindahbukukan ke
RKUN dan diakui sebagai pendapatan di LRA
• Overlifting kontraktor adalah kelebihan pengambilan migas
oleh kontraktor dibandingkan dengan haknya yang diatur
dalam kontrak kerja sama pada periode tertentu
• Underlifting kontraktor adalah kekurangan pengambilan
migas oleh kontraktor dibandingkan dengan haknya yang
diatur dalam kontrak kerja sama pada periode tertentu
Transaksi selisih kurs yang diatur di dalam PMK Nomor
61/PMK.02/2020 hanya selisih kurs yang belum terealisasi.
Selisih kurs ini dapat berupa keuntungan atau pun kerugian
yang timbul karena:
• penyesuaian nilai utang/piutang migas pada akhir tahun
• Penyesuaian nilai utang/piutang migas sesaat sebelum
penyelesaian utang/piutang
• Reklasifikasi akun biasanya dilakukan pada akhir tahun
untuk memfinalkan penghitungan hak dan kewajiban negara
sektor hulu migas
• Reklasifikasi akun dilakukan karena pelaksanaan asas neto
• Reklasifikasi akun juga disebabkan oleh dualisme mekanisme
penyetoran migas, tagihan DMO yang masuk dalam Laporan
A02 dan tagihan denda yang masuk ke dalam tagihan gas
bumi.
Reklasifikasi akun dalam transaksi hulu migas biasanya terjadi
antara
• Pendapatan minyak bumi ke gas bumi
• Pendapatan minyak bumi ke minyak mentah DMO
• Pendapatan gas bumi ke pendapatan denda
• Pendapatan minyak bumi ke PBB Migas
Anthony Kapel "Van" Jones
Cited from Bahan Ajar Bapak Puji Wibowo; Created by Dimar; Designed by @fkhrrozi
- 61 -
BAB VIII
PETUNJUK TEKNIS PENCATATAN AYAT JURNAL STANDAR
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 62 -
5. Terdapat piutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun
20X2 sebesar RpS00.000 dan terdapat konversi piutangjangka pendek
atas minyak valas menjadi piutang jangka panjang sebesar
Rpl.000.000. Selain itu, diketahui bahwa berdasarkan hasil
perhitungan saldo piutang per 31 Desember 20Xl masih terdapat
saldo nilai piutang net DMO sebesar Rp250.000 dan saldo nilai piutang
denda gas sebesar ekuivalen Rpl0.000.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 63 -
10. Kewajiban Pemerintah dari kegiatan usaha hulu Migas yang telah
diselesaikan melalui Rekening Migas adalah sebesar RpS00.000, terdiri
dari PBB Migas Rp150.000, reimbursement PPN Rp160.000, DMO fee
Rp280.000, fee kegiatan usaha hulu Migas Rp200.000, pajak air
permukaan dan pajak air tanah RpS.000 dan pajak penerangan jalan
Rp2.000. Nilai ekuivalen rupiah pada saat pengakuan untuk DMO fee
Rp270.000 dan fee kegiatan usaha hulu migas Rp205.000. Selain itu,
terdapat penyelesaian kewajiban Pemerintah yang dilakukan melalui
mekanisme reklasifikasi akun Pendapatan PNBP Migas-Laporan
Realisasi Anggaran di Rekening KUN, yaitu atas penyelesaian PBB
Migas tahun 20Xl sebesar Rp300.000.
11. Karena fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USD, utang valas tahun
lalu yang masih outstanding, perlu disesuaikan dengan nilai tukar
pada akhir tahun 20Xl, yaitu sebesar Rp50.000.
13. Hasil perhitungan pendapatan net DMO selama tahun 20Xl adalah
sebesar Rp400.000. Selain itu, untuk memperhitungkan alokasi
pembebanan atas pembayaran kewajiban Pemerintah sektor m1gas,
juga telah dilakukan perhitungan kembali alokasi PNBP Migas,
sehingga perlu dilakukan reklasifikasi akun pendapatan LRA dari
PNBP SDA Minyak Bumi ke PNBP SDA Gas Bumi sebesar Rp500.000.
Pada tahun 20Xl juga terjadi kekeliruan identifikasi penerimaan
denda gas di Rekening Minyak dan Gas Bumi yang terlanjur diproses
pemindahbukuannya sebagai Pendapatan LRA Gas sebesar Rpl5.000.
14. Pada akhir tahun 20Xl, terdapat saldo pada Rekening Minyak dan Gas
Bumi per 31 Desember 20Xl sebesar Rp500.000, yang terdiri dari
penerimaan Migas yang belum dapat diidentifikasi peruntukkannya
sebesar Rp350.000, PPh Migas yang salah setor sebesar Rpl00.000,
dan dana retur atas penyelesaian kewajiban DMO Fee sebesar
Rp50.000.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 64 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 65 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 66 -
Kontraktor D - (35.000)
Total 135.000 (60.000)
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 67 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 68 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 69 -
Keuntungan belurn
xxx:xxx 10.000
terealisasi atas selisih kurs
Tidak ada ayatjurnal di Buku Besar Kas pada Satker PNBP Migas.
Transaksi di Buku Besar akan dibukukan oleh Kuasa BUN.
5. Reklasifikasi Piutang
a. Pencatatan piutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada
tahun berjalan
Di Buku Besar Akrual akan dijurnal sebagai berikut:
Akun Uraian Akun Debit Kredit
Bagian Lancar Piutang Jangka
xxx:xxx 500.000
Panjang
xxx:xxx Piutang Jangka Panjang 500.000
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 70 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 71 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 72 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 73 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 74 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 75 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 76 -
Tidak ada ayatjurnal di Buku Besar Kas pada Satker PNBP Migas.
Transaksi di Buku Besar akan dibukukan oleh Kuasa BUN.
c. Penyelesaian utang rupiah melalui rekening Kas Negara yang
dilakukan melalui reklasifikasi akun pendapatan PNBP - Laporan
Realisasi Anggaran
Di Buku Besar Akrual akan dijurnal sebagai berikut:
Akun UraianAkun Debit Kredit
Utang Pihak Ketiga Migas - PBB
xxxxxx 300.000
Migas
Ditagihkan ke Entitas Lain
xxxxxx 300.000
(Akmal)
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 77 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 78 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 79
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 80 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 81 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 82 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 83 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 84 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
85 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
Dimar
• PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
• PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer Ke Daerah Dan Dana
Desa beserta perubahannya
• PMK Nomor 83/PMK.05/2018 tentang Sistem
Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Transfer
Ke Daerah Dan Dana Desa
• PMK Nomor 139/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum, Dan Dana Otonomi Khusus beserta
perubahannya
• PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal
Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah
Pusat
• PMK Nomor 17/PMK.07/2021 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa Tahun Anggaran 2021 dalam rangka
Mendukung Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan Dampaknya
• KMK Nomor 6/KM.7/2020 tentang Penyaluran
DAK Fisik Bidang Kesehatan dan Dana BOK
Kesehatan dalam Rangka Pencegahan
dan/atau Penanganan COVID-19
• Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer
Berbasis Akrual
• Kebijakan Umum TKDD
• Akuntansi TKDD
• Implementasi Akuntansi TKDD
TKDD diarahkan untuk mendukung perbaikan • Mempercepat penyediaan infrastruktur
kualitas layanan dasar publik di daerah, publik dan penguatan kualitas SDM,
akselerasi daya saing, dan mendorong belanja terutama melalui bidang pendidikan,
produktif yang dapat meningkatkan aset kesehatan, air minum, perlindungan sosial,
dan konektivitas antarwilayah melalui 25%
daerah DTU untuk mandatory spending, DAK Fisik,
Dana Otsus, DTI, DAIS, dan Dana Desa
• Meningkatkan daya saing melalui inovasi,
kemudahan berusaha, tata kelola
pemerintahan, dan kebijakan insentif yang
mendukung iklim investasi melalui DAK
Nonfisik dan DID
• Meningkatkan produktivitas terutama
berorientasi ekspor melalui pengembangan
potensi ekonomi daerah melalui DAK Fisik,
DAK Nonfisik, dan DID
Sebelum Pandemi
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2020/02/Kebijakan-TKDD-2020-
Dana-Perimbangan.pdf
TKDD diarahkan untuk mendukung dan Pengutamaan penggunaan untuk penanganan
mendorong pencegahan/penanganan dampak Covid-19, antara lain:
Covid-19 di daerah
• Belanja infrastruktur 25% DTU;
• Maksimal 25% sisa DBH SDA Kehutanan Dana
Reboisasi;
• DAK Fisik Bidang Kesehatan & Keluarga
Berencana;
• BOK Tambahan untuk insentif bagi tenaga
kesehatan yang terlibat dalam penanganan
COVID-19;
• Dana Desa untuk Bantuan Langsung Tunai.
Saat Pandemi
Bahan Ajar LMS
Relaksasi Penyaluran Dana TKDD, seperti KB Penyempurnaan Tata Kelola, melalui:
DBH dan DBH tahun berjalan, DAK Fisik
• Persyaratan tambahan dalam penyaluran
Kesehatan, DAK Non fisik
DAU dan DBH:
• Laporan kinerja pencegahan dan/atau penanganan
Covid-19;
• Laporan Penyesuaian APBD TA 2020
• Penyaluran DAU berdasarkan kinerja pengelolaan
keuangan di daerah
Saat Pandemi
Bahan Ajar LMS
PMK Nomor 19/PMK/07/2020 KMK Nomor 6/KM.07/2020
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2021/02/Kebijakan-Dana-Desa-
2021.pdf
Dukungan Program Prioritas
4. Reformasi pendidikan dan kesehatan
sebesar 337, triliun rupiah berupa
• Dukungan perbaikan dan peningkatan
sarana prasarana pendidikan berdasarkan
target ketuntasan intervensi dalam
mendukung program merdeka belajar;
• Dukungan peningkatan kesiapan system
kesehatan termasuk ketersediaan sarana,
prasaran dan alkes Fasyankes di daerah dan
desa
5. Peningkatan infrastruktur dan
konektivitas sebesar 9,28 triliun
rupiah berupa dukungan untuk
peningkatan akses dan konektivitas
darat maupun air dalam rangka
pemulihan ekonomi
6. Pembangunan ICT sebesar 9,02
triliun rupiah berupa dukungan
digitalisasi pendidikan dan
kesehatan, serta pengembangan desa
digital
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2021/02/Kebijakan-Dana-Desa-
2021.pdf
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Laporan Perkembangan Ekonomi
dan Fiskal Daerah DJPK 2021
• Kode BA BUN 999.05
• Unit akuntansi dan pelaporan keuangan:
• Unit teknis eselon II di lingkungan DJPK sebagai UAKPA
BUN atas penyaluran transfer selain DAK Fisik dan
Dana Desa
• KPPN bertindak sebagai UAKPA BUN atas penyaluran
transfer DAK Fisik dan Dana Desa yang penyalurannya
dilaksanakan di bawah instansi vertikal DJPb
• Direktorat Pelaksanaan Anggaran bertindak sebagai
UAKKPA BUN atas penyaluran transfer DAK Fisik dan
Dana Desa yang penyalurannya dilaksanakan di bawah
instansi vertikal DJPb
• Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bertindak
sebagai UAPBUN
• Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DJPb
bertindak sebgai UABUN
Panas Bumi
Laporan Keuangan
• Neraca
• Laporan arus kas
• Laporan perubahan ekuitas
• Catatan atas laporan keuangan
UAPBUN-AP
DJPb c.q. Dit. PKN
UAKKBUN- UAKBUN-
UAKBUN-Pusat
Kanwil Khusus
Kanwil DJPb KPPN Khusus Penerimaan Direktorat PKN
KPPN Khusus Pinjaman