You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang MasalahKonversi agama merupakan suatu fenomena
agama yang tidak baru lagi. Proses perpindahan/masuk agama ini sudah
terjadi sejak dulu, bahkan sejak para nabi dan rasul Allah muncul di muka
bumi dan diutus untuk menyebarkan ajaran-Nya kepada umat manusia.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena konversi
agama yang terjadi pada masa modern ini menjadi beragam. Tentu hal ini
didukung karena adanya gejala sosial yang merambat masuk lalu
mempengaruhi kejiwaan seseorang. Adanya agama besar yang lebih dari satu
serta aliran dan sekte-sekte pada agama juga membuat fenomena konversi
agama itu menjadi beragam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Konversi Agama?
2. Bagaimana proses Konversi Agama dilakukan?
3. Apa saja faktor dan model konversi agama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konversi Agama
2. Untuk mengetahui bagaimana proses Konversi Agama dilakukan
3. Untuk mengetahui apa saja faktor dan model konversi agama

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konversi Agama


Konversi berasal dari kata conversio yang berarti, tobat, pindah, berubah.
Sehingga convertion berarti berubah dari keadaan atau dari suatu agama
keagama lain. Konversi agama adalah istilah yang pada umumnya diberikan
untuk proses yang menjurus kepada penerimaan suatu sikap keagamaan;
proses itu bisa terjadi secara berangsur-angsur atau secara tiba-tiba
Tidak terdapat pengertian yang sama dikalangan para ahli psikologi
tentang konversi. Max Henrich mengetakan bahwa konversi agama adalah
suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau
berpindah pada suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan
dengan kepercayaan sebelumnya.
Walter Houston Clark dalam bukunya “The Psychology of Religion”
memberikan pengertian konversi agama sebagai berikut. Konversi agama
sebagai suatu macam pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang
mengandung perubahan arah yang cukup berarti dalam sikap terhadap ajaran
dan tindakan agama. Lebih jelas dan lebih tegas lagi, konversi agama
menunjukkan bahwa suatu perubahan emosi yang tiba-tiba kearah mendapat
hidayah Allah secara mendadak, telah terjadi yang mungkin saja sangat
mendalam atau dangkal. Dan mungkin pula terjadi perubahan tersebut secara
berangsur-angsur.
Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh
lingkungan tempat berada. Selain itu, konversi agama yang dimaksudkan
uraian diatas memuat beberapa pengertian dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2.      Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan sehingga
perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak.

2
3.      Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan
dari suatu agama keagama lain, tetapi juga termasuk perubahan
pandangan terhadap agama yang ianutnya sendiri.
4.      Selain faktor kejiwaan dan konisi lingkungan maka perubahan itupun
disebabkan faktor petunjuk dari yang Mahakuasa.

B.     Proses Konversi Agama


Konversi agama menyangkut perubahan batin seseorang secara
mendasar. Proses konversi agama ini dapat diumpamakan seperti proses
pemugaran gedung, bangunan lama dibongkar dan pada tempat yang sama
didirikan bangunan baru yang lain sama sekali dari bangunan sebelumnya.
Demikian seseorang atau kelompok yang mengalami proses konversi
agama ini. Segala bentuk kehidupan batinnya yang semula mempunyai pola
tersendiri berdasarkan pandangan hidup yang dianutnya (agama), maka
setelah terjadi konversi agama pada dirinya secara spontan pula lama
ditinggalkan sama sekali. Segala bentuk perasaan batin terhadap kepercayaan
lama, seperti : harapan, rasa bahagia, keselamatan, dan kemantapan berubah
menjadi berlawanan arah. Timbullah gejala-gejala baru berupa perasaan serba
tidak lengkap dan tidak sempurna. Gejala ini menimbulkan proses kejiwaan
dalam bentuk merenung, timbulnya tekanan batin, penyesalan diri, rasa
berdosa, cemas terhadap masa depan dan perasaan susah yang ditimbulkan
oleh kebimbangan.
Perasaan yang berlawanan itu menimbulkan rasa bertentangan dalam
batin, sehingga untuk mengatasi kesulitan tersebut harus dicari jalan
penyalurannya. Umumnya apabila gejala tersebut sudah dialami oleh
seseorang atau kelompok maka dirinya menjadi lemah dan pasrah ataupun
timbul semacam peledakan perasaan untuk menghindarkan iri dari
pertentangan batin itu. Ketenangan batin akan terjadi dengan sendirinya bila
yang bersangkutan telah mampu memilih pandangan hidup yang baru.
Pandangan hidup yang dipilih tersebut merupakan petaruh bagi masa

3
depannya, sehingga ia merupakan pegangan baru alam kehidupan
selanjutnya.
Sebagai hasil dari pemilihannya terhadap pandangan hidup itu maka
bersedia dan mampu untuk membaktikan diri kepada tuntutan-tuntutan dari
peraturan ada dalam pandangan hidup yang dipilihnya itu berupa ikut
berpartisipasi secara penuh. Makin kuat keyakinan terhadap kebenaran
pandangan hidup itu akan semakin tinggi pula nilai bakti yang diberikannya.
Proses yang dilalui oleh orang-orang yang mengalami konversi, berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Berlainan sebab yang mendorongnya dan
bermacam pula tingkatannya, ada yang dangkal sekedar untuk dirinya saja
dan dan ada pula yang mendalam. Disertai engan kegiatan agama yang sangat
menonjol sampai kepada perjuangan mati-matian, ada yang tejadi dalam
sekejap mata dan ada pula yang berangsur-angsur. Namun dapat dikatakan
bahwa tiap-tiap konversi agama itu melalui proses-proses jiwa sebagai berikut
:
1. Masa tenang pertama, masa tenang sebelum menglami konversi, dimana
segala sikap tingkah laku dan sifat-sifatnya acuh tak acuh menentang
agama.
2. Masa ketidaktenangan, konflik dan pertentangan batin berkecamuk
dalam hatinya, gelisah, putus asa, tegang, panik dan sebagainya. Baik
disebabkan oleh moralnya, kekecewaan atau oleh apapun juga. Pada
masa tegang, gelisah dan konflik jiwa yang berat itu, biasanya orang
mudah perasa, cepat tersinggung dan hampir-hampir putus asa dalam
hidupnya dan mudah kena sugesti.
3. Peristiwa konversi itu sendiri setelah masa goncang itu mencapai
puncaknya, maka terjadilah masa konversi itu sendiri. Orang merasa tiba-
tiba mendapat petunjuk Tuhan, mendapat kekuatan dan semangan. Hidup
yang tadinya seperti dilamun ombak atau diporak porandakan oleh badai 
taufan persoalan, jalan yang ditempuh penuh onak dan duri, tiba-tiba
angin baru berhembus, hidup berubah menjadi tenang, segala persoalan
hilang mendadak. Berganti dengan rasa istirahat (relax) dan menyerah.

4
Menyerah dengan tenang kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Pengasih dan
penyayang. Mengampuni segala dosa dan melindungi manusia dengan
kekuasaan-Nya.
4. Keadaan tentram dan tenang, setelah krisis konversi lewat dan masa
menyerah dilalui, maka timbullah perasaan atau kondisi jiwa yang baru.
Rasa aman , damai dihati, tiada lagi dosa yang tidak diampuni Tuhan,
tiada kesalahan yang patut disesali, semuanya telah lewat, segala
persoalan menjadi enteng dan terselesaikan. Hati legah an tiaa lagi yang
menggelisahkan, kecemasan an kekhawatiran berubah nenjadi harapan
yang menggembirakan, tenang, luas, dada menjadi lapang, sikap penuh
kessabaran yang menyenangkan. Dia menjadi pemaaf dan dengan mudah
baginya mencari jalan untuk memaafkan kesalahan orang.
5. Ekspresi konversi dalam hidup, tingkat terakhir dari konversi itu adalah
pengungkapan konversi agama dalam tindak tanduk kelakuan, sikap dan
perkataan, dan seluruh jalan hidupnya berubah mengikuti aturan-aturan
yang diajarkan oleh agama. Maka konversi yang dialami dengan tindak
dan ungkapan-ungkapan kongkrit dalam kehidupan sehari-hari itulah
yang akan membawa tetap dan mantapnya perubahan keyakinan tersebut
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang
yang dikendaki- Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk” (QS. Al-Qasas:56)
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)
Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang
mendaki kelangit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang
yang tidak beriman”. (QS. Al An’am: 125)
Ayat-ayat Al-Qur’an diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
bagaimanapun usaha orang untuk mempengaruhi seseorang untuk
mengikuti keyakinannya, tanpa ada kehendak dari Allah SWT tidak akan

5
bisa. Manusia diperintah oleh Allah SWT untuk berusaha, namun jangan
sampai melawankehendak Allah SWT dengan segala pemaksaan.
Contoh 1: Konversi Agama Secara Tiba-Tiba
St. Paulus sebagaiman dilukiskan dalam Kitab Kisah Perbuatan Rasul-
Rasul 9. Perlu diingat bahwa Saul (yang kemudian dikenal dengan St.
Paulus), seorang Yahudi Ortodoks dan fanatik, aktif melakukan pembantaian
oang-orang Kristen. Dia pergi dari Jerusalem menuju Damaskus mengemban
tugas dari pemimpin Yahudi pada waktu itu. Dan dalam perjalanan dia
melihat secercah cahaya terang dan mendengar suara, yang jelas dari Jesus
Kristus, yang mempersalahkannya karena melakukan tindakan kejam dan
menyuruhnya pergi ke Damaskus dimana dia akan diberitahu tentang apa
yang harus diperbuatnya. Kemudian dia mendapatkan bahwa dirinya sudah
buta hingga beberapa hari kemudian datang seorang laki-laki bernama
Ananias membimbing tangannya sambil memberitahu bahwa dia akan
mengembalikan penglihatannya dan akan diisi denga Ruh Kudus. Kemudian
ketika Saul sembuh dari penyakit butanya dan setelah menjalani pembaptisan,
dia mulai berkhutbah di sinagog-sinagog bahwa Jesus adalah anak Tuhan.
Contoh 2: Konversi Agama Secara Berangsur-Angsur
Seorang pedagang kaya berasal dari satu daerah yag terkenal kuat
agamanya dan adat kebiasaannya. Si pedagang ini seringkali bepergian ke
daerah lain dan ke luar negeri untuk urusan dagang. Apabila dia berada di
daerahnya, dia berlaku pura-pura alim, ikut ke Masjid dan pura-pura tekun
menjalankan ibadah. Akan tetapi, apabila berada diluar daerahnya, dia
berbuat apa saja yang dia sukai, seperti minum-minuman keras, berjudi, main
perempuan dan sebagainya. Isterinya tinggal di daerahnya. Hidup yang
seperti itu berlarut-larut dan semakin jauh dari agama. Isteri dan anak-
anaknya mengetahui hal tersebut, tapi ia tetap berpura-pura ketika berada
ditengah-tengah mereka, bahkan kalau kebetulan pada bulan puasa ia berada
di daerahnya, setiap sore menjelang maghrib, dia berjalan kaki membawa
kelapa muda. Apa isi kelapa muda tersebut? Tidak ada orang yang tahu,
hanya dia sendiri yang tahu, isinyatelah diganti dengan minuman keras.

6
Pada suatu ketika, dalam asyik-asyiknya berfoya-foya dengan wanita
yang tidak baik, waktu mengendarai mobilnya dan terbalik dan ia luka parah,
diangkut kerumah sakit. Setelah ia sadar dan mengalami perawatan beberapa
hari di rumash sakit, tahulah bahwa tangannya patah dan mukanya cacad.
Betapa sedih hatinya, mengingat dirinya akan cacad, padahal dia seorang
yang sangat memperhatikan dan merawat tubuhnya, agar tampak menarik
kepada wanita-wanita, memang rupa dan tampangnya baik. Semangatnya
untuk hidup sudah hilang. Untuk kembali minta ampun kepada Tuhan, ia
takut, jangan-jangan Tuhan tidak sudi mengampuninya, sehingga ia merasa
sedih dan putus asa.
Proses konversi menurut M.T.L. Penido mengandung dua unsur, yaitu:
1. Unsur Dari Dalam
Yang dimaksud dengan proses dari dalam adalah proses perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi dalam
batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu
transformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang
diambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi
menurut gejala psikologis yang beraksi dalam bentuk hancurnya struktur
psikologis yang lama dan seiring dengan proses tersebut muncul pula
struktur psikologis baru yang dipilih.
2. Unsur Dari Luar
Yaitu proses perubahan yang berasal dari luar diri atau kelompok
sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang
bersangkutan. Kekuatan yang datang dari luar kemudian menekan
pengaruhnya terhadap kesadaran mungkin berupa tekanan batin,
sehingga memerlukan penyelesaian oleh dirinya.
Kedua unsur tersebut kemudian mempengaruhi kehidupan batin untuk
aktif berperan memilih penyelesaian yang mampu memberikan ketenangan
batin kepada yang bersangkutan.
H. Carrier, membagi proses konversi tersebut dalam pentahapan sebagai
berikut :

7
1. Terjadi disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari
krisis yang dialami.
2. Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang baru. Dengan
aanya reintegrasi ini maka terciptalah kepribadian yang berlawanan
engan stuktur lama.
3. Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yang
dituntut oleh ajarannya.
4. Timbul kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan
suci petunjuk Tuhan.

C.    Faktor dan Model Konversi Agama


Faktor yang mendukung terjadinya konversi adalah petunjuk Ilahi
(mendapat hidayah dari Allah). Namun demikian terasa sulit untuk
membuktikan secara empiris tentang faktor ini, walau kita mempercayai
bahwa petunjuk Ilahi memegang peranan penting dalam perubahan perilaku
keagamaan seseorang. Oleh karena itu, perlu ditelusuri faktor-faktor lain, baik
itu dilihat dari latar belakang sosiologis, faktor kejiwaan maupun pendidikan
yang didapatkan.
Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa terjadinya konversi
agama disebabkan oleh pengaruh sosial. Dijelaskan oleh Carlk, pengaruh-
pengaruh tersebut antara lain :
1. Hubungan antarpribadi, baik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun
yang bersifat nonagama.
2. Kebiasaan yang rutin. Sebagai contoh adalah menghadiri acara
keagamaan atau pertemuan-pertemuan yang bersifat kegamaan, baik
pada lembaga formal maupun nonformal.
3. Anjuran atau propagana dari orang-orang yang dekat seperti keluarga,
sahabat karib dan sebagainya.
4. Pengaruh pemimpin agama
5. Pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi.
6. Pengaruh kekuasaan pemimpin.

8
Dalam redaksi yang hampir senada, Zakiah Daradjat mengungkapkan
faktor-faktor yang mempengaruhi konversi agama, sebagai berikut :
1.      Pertentangan batin (konflik jiwa) an ketegangan perasaan.
2.      Pengaruh dari tradisi agama.
3.      Ajakan (seruan) atau sugesti.
4.      Faktor-faktor emosi.
5.      Kemauan.
Pada bagian lain, para ahli psikologi menyebutkan faktor psikologis yang
menyebabkan terjadinya konversi. Sebagai contoh adalah adanya tekanan
batin, maka akan mendorong seseorang untuk mencari jalan keluar, yaitu
ketenangan batin, atau jiwa yang kosong dan tidak berdaya kemudian mencari
perlindungan pada kekuatan lain yang mampu memberikan kehidupan jiwa
yang yang tenang dan tentram. Dengan emikian terjadinya konversi tidak
hanya didorong oleh faktor luar saja, tetapi juga disebabkan oleh faktor
intern.
Yang dapat dikategorikan sebagai faktor intern antara lain:
1.      Kepribadian
Secara psikologis tipe kepribadian tertentu akan memp[engaruhi
kehidupan jiwa seseorang. Dalam penelitian Willian James ditemukan
bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanagn perasaan lebih
menalam dapat menyebabkan terjadinya konversi dalam dirinya.
2.      Pembawaan
Menurut penelitian Guy E. Swanson ditemukan semacam kecenderungan
urutan kelahiran yang mempengaruhi konversi agama. Anak sulung an
anak bungsu biasanya tidak mengalami tekanan batin. Sementara anak
yang dilahirkan pada urutan tengah atau antara sulung dan bungsu sering
mengalami stres jiwa.
Sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstern antara lain:
1.      Faktor Keluarga
Diantara yang termasuk dalam faktor ini adalah
a.       Keretakan keluarga

9
b.      Ketidakserasian
c.       Berlainan agama
d.      Kesepian
e.       Kesulitan seksual
f.       Kurang mendapatkan pengakuan kaum kerabat dan sebagainya.
Kondisi demikian menyebabkan batin seseorang akan mengalami
tekanan batin sehingga sering terjadi konversi agama dalam usahanya
untuk meredakan tekanan batin yang menimpa dirinya.
2.      Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Yang termasuk dalam faktor ini adalah keterasingan dari tempat tinggal
atau terasingkan dari tempat tinggal atau tersingkir ari kehidupan disuatu
tempet yang menyebabkan seseorang mendambakan ketenangan dan
mencari tempat untuk bergantung guna menenangkan jiwanya. Dengan
demikian kegelisahan yang menggelayutinya akan hilang.
3.      Perubahan Status
Perubahan status yang dimaksu bisa disebabkan oleh berbagaimacam
persoalan, seperti perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan,
perubahan pekerjaan, kawin dengan orang yang berlainan agama dan
sebagainya. Biasanya perubahan status tersebut berlangsung secara
mendadak an mempengaruhi terjadinya konversi agama.
4.      Kemiskinan
Seringkali terjadi masyarakat awam yang miskin terpengaruh untuk
memeluk agama yang menjanjikan dunia yang lebih baik, seperti
kehidupan sandang dan pangan yang mendesak. Faktor kemiskinan
tersebut sangat relevan hadis Nabi : “kemiskinan sangat ekat dengan
kekufuran”.
Para ahli ilmu pendidikan berpendapat bahwa konversi agama
dipengaruhi oleh kondisi pendidikan. Penelitian ilmu sosial menampilkan
data dan argumentasi, bahwa suasana pendidikan ikut mempengaruhi
konversi agama. Walaupun belum dapat dikumpulkan data secara pasti
tentang pengaruh lembaga penidikan terhadap konversi agama, namun

10
berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung dibawah yayasan agama tentunya
mempunyai tujuan agama pula.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konversi berasal dari kata conversio yang berarti, tobat, pindah,
berubah. Sehingga convertion berarti berubah dari keadaan atau dari suatu
agama keagama lain. Konversi agama adalah istilah yang pada umumnya
diberikan untuk proses yang menjurus kepada penerimaan suatu sikap
keagamaan; proses itu bisa terjadi secara berangsur-angsur atau secara tiba-
tiba.
Faktor yang mendukung terjadinya konversi adalah petunjuk Ilahi
(mendapat hidayah dari Allah). faktor-faktor yang mempengaruhi konversi
agama, sebagai berikut :
1.      Pertentangan batin (konflik jiwa) an ketegangan perasaan.
2.      Pengaruh dari tradisi agama.
3.      Ajakan (seruan) atau sugesti.
4.      Faktor-faktor emosi.
5. Kemauan

12
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012

Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2004

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama(Jakarta: Bulan Bintang,1991

13
KONVERSI BERAGAMA

Oleh :
ZAMILAH RANGGAYUNI

Mahasiswa Prodi PIAUD Semester III

Dosen Pengampu :
Siti Rif’atussa’adah Sitorus Pane, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


AL WASHLIYAH TAKENGON
TAHUN 2021

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga memberikan kemudahan pada kami dalam
menyusun makalah ini.

Penyusunan makalah ini hanya bersifat untuk memenuhi syarat yang di


berikan kepada kami. Dalam penyusunan makalah ini kami juga tidak mungkin
mengerjakan sendiri tanpa bantuan pihak lain. Oleh sebab itu penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini terutama kepada Dosen bidang Study dan juga
kepada teman-teman sekalian.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi


pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Takengon, Maret 2021

Penyusun

15 i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
A. Pengertian Konversi Agama................................................... 2
B. Proses Konversi Agama.......................................................... 3
C. Faktor dan Model Konversi Agama....................................... 8
BAB III PENUTUP.............................................................................. 12
A. Kesimpulan............................................................................. 12
B. Saran-saran............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

16 ii

You might also like