Professional Documents
Culture Documents
Iswi Hariyani
Fakultas Hukum Universitas Jember
Cita Yustisia
Fakultas Hukum UWK Surabaya
Email : ayahbundacita@gmail.com
Naskah Diterima: 13/02/2019, disetujui 14/03/2019
Abstract
This research aims to examine aspects of legal protection for crowdfunding in general, including property
crowdfunding, and examine the differences in property crowdfunding with Mutual Funds, Real Estate
Investment Trust (REIT) and Asset Backed Securities (ABS). The problem formulation includes three things:
what are the forms of crowdfunding legal protection in general; what are the forms of legal protection for
property crowdfunding, and what is the difference between property crowdfunding with Mutual Funds, REIT
and ABS. This normative study uses a statutory and conceptual approach. The results of the study show
that the business of crowdfunding services in the form of Payment-Fintech is regulated and supervised by
Bank Indonesia, while the Loans-Fintech and Equity-Fintech services business is regulated and supervised
by the Financial Services Authority. Property crowdfunding applies the concept of Loans-Fintech, Equity-
Fintech, or hybrid concepts. Property crowdfunding also has similarities with Mutual Funds, REIT and ABS
for implementing Collective Investment Contracts (CIC).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek perlindungan hukum crowdfunding secara umum, termasuk
crowdfunding properti, dan mengkaji perbedaan crowdfunding properti dengan Reksa Dana, DIRE dan EBA.
Rumusan masalah penelitian ini meliputi tiga hal : apa bentuk perlindungan hukum crowdfunding secara
umum; apa bentuk perlindungan hukum crowdfunding properti, dan apa perbedaan crowdfunding properti
dengan Reksa Dana, DIRE, dan EBA. Penelitian normatif ini memakai pendekatan perundang-undangan dan
konseptual. Hasil penelitian menunjukan bisnis jasa crowdfunding berbentuk Tekfin-Pembayaran diatur
dan diawasi Bank Indonesia, sedangkan bisnis jasa Tekfin-Pinjaman dan Tekfin-Permodalan diatur dan
diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Crowdfunding properti ada yang menerapkan konsep Tekfin-Pinjaman,
Tekfin-Permodalan, atau konsep hibrida. Crowdfunding properti juga memiliki persamaan dengan Reksa
Dana, DIRE dan EBA karena menerapkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
42
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
1 Rhenald Kasali, “Disruption - Menghadapi Lawan-Lawan Tak Terlihat dalam Peradaban Uber”, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2017, hal.xii
2 Hermawan Kertajaya, “Citizen 4.0 - Menjejakkan Prinsip-Prinsip Pemasaran Humanis di Era Digital”, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2017, hal.15.
43
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
aset-aset yang menganggur dapat lebih diberdayakan. jasa crowdfunding properti tetap dapat dijalankan
Teknologi informasi, crowd dan resources adalah berdasarkan asas kebebasan berkontrak sesuai Kitab
tiga unsur penting yang saling berkaitan dalam Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per). OJK pun
pengembangan sharing economy. Crowd berbagi tetap dapat mengawasi bisnis jasa pengumpulan
resources agar satu obyek tidak hanya dinikmati dana publik ini menggunakan regulasi Peraturan
oleh satu orang saja tetapi sebanyak mungkin orang OJK tentang Tekfin-Pinjaman (Peer-to-Peer Lending)
dengan perantara teknologi informasi. Contoh sharing dan Tekfin-Permodalan (Equity Crowdfunding).
economy pada bisnis properti berbasis teknologi Perlindungan hukum bisnis tekfin semakin
informasi selain situs iklan properti online adalah kuat sejak BI menerbitkan PBI nomor 18/40/
berkembangnya konsep berbagi ruang (co sharing PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan
spaces) berbentuk co living spaces (berbagi hunian), Transaksi Pembayaran sebagai dasar hukum Tekfin-
co working spaces (berbagi ruang kerja) hingga co Pembayaran. OJK pun menerbitkan POJK Nomor 77/
warehouse spaces (berbagi ruang gudang). POJK.01/ 2016 tentang Layanan Pinjam-Meminjam
Selama ada resources yang manfaat Uang Berbasis Teknologi Informasi sebagai dasar
penggunaannya dapat dibagi, dan ada crowd hukum Tekfin-Pinjaman (Peer-to-Peer Lending), serta
yang mengelola dan membagi pemanfaatannya, POJK Nomor 37/POJK.04/ 2018 tentang Layanan
serta ada teknologi internet yang menjadi media Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis
berbagi informasi, maka produk barang/jasa baru Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding) sebagai
yang menjadi obyek sharing economy dapat terus dasar hukum Tekfin-Permodalan.
bermunculan. Bahkan kini juga muncul konsep Bisnis jasa tekfin atau crowdfunding juga
pendanaan patungan pembelian properti yang dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
dikemas dalam model crowdfunding properti. tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),
Konsep urun dana via crowdfunding telah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
lama diterapkan untuk mendanai berbagai macam Otoritas Jasa Keuangan (UU 21/2011), Undang-
kepentingan seperti donasi bencana alam, bantuan Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
kesehatan, pendanaan industri kreatif hingga Konsumen (UU 8/1999), Undang-Undang Nomor 8
pendanaan UMKM sejak awal tahun 2000-an. Konsep Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
urun dana ini lahir dari semangat gotong royong (UU 8/2010), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
yang sudah lama tumbuh di masyarakat, hanya saja tentang Perseroan Terbatas (UU 40/2007), Undang-
crowdfunding berfokus pada urun dana publik via Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
internet. (UU 25/1992), Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Crowdfunding properti tergolong bisnis jasa 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
keuangan berbasis teknologi finansial (tekfin) atau Sengketa (UU 30/1999), KUH Perdata dan peraturan
financial technology (fintech). Bisnis tekfin atau terkait lainnya.
bisnis fintech dapat berbentuk bisnis jasa Tekfin- Penelitian ini bertujuan mengetahui perlindungan
Pembayaran (Payment System) yang diawasi oleh hukum kegiatan crowdfunding secara umum,
Bank Indonesia (BI), serta bisnis jasa Tekfin-Pinjaman termasuk crowdfunding properti, serta mengkaji
(Peer-to-Peer Lending) dan Tekfin-Permodalan (Equity perbedaan aspek hukum crowdfunding properti
Crowdfunding) yang diawasi oleh Otoritas Jasa dengan DIRE, EBA dan Reksadana. Hasil penelitian
Keuangan (OJK). ini diharap-kan dapat membantu OJK menerbitkan
Penyedia situs crowdfunding properti ada yang peraturan khusus crowdfunding properti.
berbasis pinjaman, permodalan atau hibrida (pinjaman
A.1. Rumusan Masalah
dan permodalan). Cara kerja crowdfunding properti
mirip dengan Reksa Dana, DIRE dan EBA di pasar Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi
modal yang menerapkan Kontrak Investasi Kolektif 3 (tiga) hal pokok :
(KIK). Hingga saat ini OJK belum mengeluarkan a) Apa bentuk perlindungan hukum kegiatan
aturan khusus crowdfunding properti, namun bisnis crowdfunding secara umum?
44
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
b) Apa bentuk perlindungan hukum khusus bisnis oleh situs Kitabisa.com. Crowdfunding jenis ini
jasa crowdfunding properti? tidak bersifat bisnis karena tujuan utamanya bukan
c) Apa perbedaan crowdfunding properti dengan mencari keuntungan ekonomis.
DIRE, EBA dan Reksadana? Secara umum crowdfunding dapat digolongkan
menjadi empat jenis : crowdfunding berbasis donasi
A.2. Metode Penelitian
(donation based crowdfunding), crowdfunding
Penelitian ini adalah penelitian hukum yang berbasis penghargaan (reward based crowdfunding),
bersifat normatif yang mengkaji isu hukum terkait crowdfunding berbasis pinjaman (lending based
bisnis jasa crowdfunding properti. Bahan hukum crowdfunding) dan crowdfunding berbasis ekuitas/
primer yang digunakan meliputi Undang-Undang permodalan (equity based crowdfunding).4
(UU), Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Crowdfunding berbasis donasi atau sumbangan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Bahan hukum sukarela (donation based crowdfunding) adalah
sekunder yang digunakan meliputi buku teks, pemberian donasi secara massal dari masyarakat
jurnal ilmiah dan artikel ilmiah di internet. Bahan kepada orang, organisasi, atau perusahaan dalam
hukum primer dan sekunder kemudian dianalisa lingkup usaha kecil dan menengah, untuk tujuan
untuk mencari keterkaitan dan kesesuaian dengan tertentu antara lain tujuan sosial, kesehatan,
rumusan masalah. pendidikan, industri kreatif, baik secara sukarela
Metode penelitian yang digunakan dalam maupun untuk mendapatkan keuntungan yang
penelitian ini meliputi pendekatan undang-undang dilakukan melalui internet (secara online) dengan
(statue approach) dan pendekatan konseptual difasilitasi oleh pihak pengelola situs sebagai
(conceptual approach). Pendekatan undang-undang perantara.5
(statue approach) dilakukan dengan menelaah semua Crowdfunding berbasis penghargaan (reward
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut based crowdfunding) sama-sama berbasis donasi
dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan (sumbangan sukarela) namun memiliki perbedaan
konseptual (conceptual approach) beranjak dari karena adanya imbal balik berupa penghargaan
pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang (reward) kepada para donatur. Reward tersebut
berkembang di dalam ilmu hukum. 3
berhubungan dengan karya kreatif yang didanai,
bukan reward dalam bentuk keuntungan finansial.
B. Pembahasan
Wybris Willems mengatakan seorang pemilik
B.1. Perlindungan Hukum Crowdfunding Secara proyek kreatif dapat berterima kasih kepada
Umum penyandang dana dengan memberikan sebuah
“Crowdfunding” secara sederhana dapat diartikan hadiah/imbalan. Imbalan yang diberikan dapat
sebagai “urun dana” atau kegiatan penggalangan berbeda-beda tergantung besarnya jumlah uang yang
dana publik melalui jaringan internet yang bersifat didonasikan. Metode ini digunakan untuk mendorong
masif karena dapat melibatkan banyak pihak yang penyandang dana memberikan jumlah donasi yang
tidak saling kenal dalam waktu singkat. Penggalangan lebih tinggi. Crowdfunding berbasis penghargaan ini
dana publik via crowdfunding ada yang bersifat pada umumnya digunakan untuk mendanai produk-
sosial (nonbisnis) berupa donasi sumbangan bagi produk industri kreatif dan inovasi teknologi baru.6
korban bencana alam, bantuan pendidikan, bantuan Crowdfunding berbasis pinjaman (lending)
kesehatan dan sejenisnya, sebagaimana dilakukan dan permodalan (ekuitas) dapat digolongkan bisnis
3 Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum”, Cetakan ke-12, Penerbit Kencana, Jakarta, 2016, hal.133-136.
4 Cita Yustisia Serfiyani, 2018, “Karakteristik Sistem Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendaan Industri Kreatif”,
Disertasi, Program Studi Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya, hal.46
5 Iswi Hariyani dan Cita Yustisia Serfiyani, 2015, “Perlindungan Hukum Sistem Donation Based Crowdfunding pada
Pendanaan Industri Kreatif di Indonesia”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.12, No.4, Desember 2015, hal.356
6 Wybrich Willems, 2013, “What Characteristics of Crowdfunding Platforms Influence The Succes Rate?”, Master
Thesis, Erasmus Universiteit, Rotterdam, Belanda, hal.22
45
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
jasa keuangan menggunakan Teknologi Finansial Proses fintech berkisar dari menciptakan software
(Tekfin) atau Financial Technology (Fintech). Bisnis untuk memproses kegiatan yang biasa dilakukan
Tekfin dapat berbentuk Tekfin-Pembayaran, Tekfin- lembaga keuangan untuk meningkatkan pengalaman
Pinjaman dan Tekfin-Permodalan. Tekfin-Pembayaran konsumen dan mempersingkat proses pembayaran
(Payment System) diatur dan diawasi Bank Indonesia, menjadi lebih efisien, atau memungkinkan konsumen
sedangkan Tekfin-Pinjaman (Peer-to-Peer Lending) memenuhi kebutuhan finansial mereka (menabung,
dan Tekfin-Permodalan (Equity Crowdfunding) diatur melakukan investasi, melakukan pembayaran).9
dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Inovasi keuangan tidak lagi terbatas pada
Teknologi Finansial (Tekfin) berkembang pesat institusi yang sudah ada. Sektor keuangan terus
seiring kemajuan teknologi internet dan gadget seperti menyaksikan banyak inovasi dan kemajuan teknologi
handphone, smartphone, PC, tablet PC, netbook yang impresif seperti teknologi tanpa kabel, dompet
dan notebook. Berbekal gadget dan internet, setiap digital dan mata uang kripto. Namun para inovator
orang bisa mengakses berbagai macam aplikasi sekarang jarang berasal dari bank, tetapi justru
yang dapat digunakan untuk mempermudah berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang
kehidupan manusia. Sistem pembayaran kini bisa fintech.10
dilakukan melalui internet menggunakan aplikasi Fenomena fintech adalah penyampaian produk
dompet elektronik (e-wallet). Masyarakat juga bisa dan layanan keuangan melalui pencampuran platform
mengakses dana pinjaman melalui situs perusahaan teknologi dan model bisnis inovatif. Asal-usul fintech
jasa Tekfin-Pinjaman tanpa melalui perbankan atau berasal dari Silicon Valley, kemudian meluas ke New
lembaga pembiayaan. Pelaku usaha UMKM kini juga
7
York, London, Singapura, Hong Kong, dan beberapa
bisa mengakses dana publik via aplikator Tekfin- kota global lainnya. The FinTech 100 −daftar yang
Permodalan tanpa harus melalui mekanisme “go menyebutkan 50 perusahaan fintech terkemuka
public” di Pasar Modal yang prosesnya sulit dan dan 50 start up yang paling menjanjikan− telah
mahal. dibentuk untuk merayakan kesuksesan ini. Menurut
Aplikasi “dompet elektronik” atau e-wallet FinTech 100, contoh kisah sukses fintech antara lain:
adalah produk virtual yang dapat diibaratkan seperti ZhongAn (perusahaan patungan antara Alibaba Group
“dompet” di saku celana yang dapat dipakai untuk Holding, Tencent Holdings dan Ping An Insurance
menyimpan uang tunai, kartu debit, kartu kredit dan yang memanfaatkan data besar untuk menyediakan
uang elektronik. Dompet elektronik dapat menyimpan asuransi properti online), Wealthfront (perusahaan
data keuangan (dari kartu debit, kartu kredit, uang yang memberikan layanan manajemen investasi
elektronik) yang dapat dipakai untuk melakukan yang terjangkau namun canggih), dan Kreditech
pembayaran. Contoh produk jasa Tekfin-Pembayaran
8
(perusahaan yang menyediakan layanan keuangan
di Indonesia berbentuk aplikasi e-wallet saat ini dengan fokus akses kredit).11
antara lain GoPay, OVO dan Dana. Kegiatan crowdfunding merupakan bagian dari
Financial Technology (fintech) didefinisikan sektor Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital yang
sebagai bisnis berbasis teknologi yang bersaing saat ini gencar dikembangkan oleh Presiden Joko
dan atau berkolaborasi dengan lembaga keuangan. Widodo karena sektor ekonomi ini diyakini dapat
7 Iswi Hariyani dan Cita Yustisia Serfiyani, 2017, “Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa
Bisnis Jasa PM-Tekfin”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.14, No.3, September 2017, hal.346
8 Cita Yustisia Serfiyani dan Iswi Hariyani, 2017, “Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa
Bisnis Sistem Pembayaran Berbasis TeknologiFinansial”, Buletin Hukum Kebanksentralan,
Vol.14, No.1, Juni 2017, Bank Indonesia, Jakarta, hal.44
9 Ian Pollari, “The Rise of Fintech Opportunities and Challenges”,
The Finsia Journal of Applied Finance, ISSUE 3, 2016
10 Susanne Chishti dan Janos Barberis, 2016, “The Fintech Book : The Financial Technology Handbook for Investors”,
Wiley Publisher, hal.20.
11 Ross P. Buckley, “FinTech in Developing Countries: Charting New Customer Journeys” Jurnal : The Capco Institute
Journal of Financial Transformation, hal. 153
46
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
menjadi andalan perekonomian bangsa di masa atau organisasi yang diperbolehkan melakukan
depan. Perkembangan Ekonomi Kreatif dan Ekonomi kegiatan pengumpulan sumbangan uang atau barang
Digital dapat bersifat “disruption” atau mengganggu secara kontinyu. Kedua regulasi tersebut hanya
sektor ekonomi konvensional sehingga harus bisa menyebut sebagai organisasi sosial.14
diatur dengan bijaksana. Para penyedia platform crowdfunding berbasis
Ekonomi kreatif diyakini akan menjadi sektor donasi juga harus mematuhi UU ITE beserta
andalan ekonomi dunia di masa depan. Negara- peraturan pelaksananya.
negara industri maju sudah menyadari pentingnya Bisnis tekfin diatur BI dan OJK. BI menerbitkan
pengembangan ekonomi kreatif sehingga mereka PBI Nomor 18/40/PBI/2016 tentang “Penyelenggaraan
memiliki komitmen kuat meningkatkan mutu Sumber Pemrosesan Transaksi Pembayaran” yang mengatur
Daya Manusia (SDM) dan membuat perlindungan bisnis Tekfin-Pembayaran. OJK menerbitkan POJK
Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Sejumlah insentif Nomor 77/POJK.01/2016 tentang “Layanan Pinjam-
dan dukungan anggaran diberikan kepada para Meminjam Uang Berbasis Teknologi Finansial”
pelaku industri kreatif agar mampu bersaing di pasar yang mengatur bisnis Tekfin-Pinjaman (Peer-to-Peer
global.12
Lending). OJK juga menerbitkan POJK Nomor 37/
Sektor Ekonomi Kreatif (termasuk Ekonomi POJK.04/2018 tentang “Layanan Urun Dana Melalui
Digital) merupakan perkembangan lebih lanjut dari Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi
sektor Ekonomi Pertanian, Ekonomi Perdagangan, (Equity Crowdfunding)” yang mengatur bisnis Tekfin-
Ekonomi Industri dan Ekonomi Informasi. Permodalan.
Industri kreatif bermodal dasar kekayaan OJK pun menerbitkan POJK nomor 12/
intelektual. Penggerak industri kreatif bukan lagi POJK.03/2018 tentang ”Penyelenggaraan Layanan
ditentukan oleh siapa yang paling berkuasa secara Perbankan Digital oleh Bank Umum” serta POJK
materi dan politik, tetapi bertumpu pada orang- nomor 13/POJK.02/2018 tentang “Inovasi Keuangan
orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Digital di Sektor Jasa Keuangan”. Kedua Peraturan
Menurut Daniel Pink, gelombang ekonomi kreatif OJK tersebut juga digunakan sebagai dasar hukum
adalah fase abad konseptual dari para kreator dan pengaturan dan pengawasan bisnis jasa tekfin yang
orang yang memiliki empati. Industri kreatif mampu dilakukan oleh lembaga jasa keuangan.
mengikat pasar dunia dengan jutaan kreativitas dan OJK sangat memperhatikan aspek perlindungan
persepsi yang dapat dijual secara global. Negara konsumen sehingga lembaga negara ini menerbitkan
maju telah lama menyadari saat ini tidak bisa lagi POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
mengandalkan supremasi di bidang industri, tetapi Konsumen Sektor Jasa Keuangan serta Surat Edaran
harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif dan OJK Nomor 2/SEOJK.07/2014 tentang Pelayanan
inovatif.13 dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen pada Pelaku
Perlindungan hukum crowdfunding berbasis Usaha Jasa Keuangan.
donasi dapat merujuk pada Undang-Undang Nomor 9 Tindak pidana penipuan yang terjadi dalam bisnis
Tentang 1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang online dan transaksi elektronik perlu ditangani melalui
(UU 9/1961), serta Peraturan Pemerintah Nomor penerapan pasal penipuan dalam Kitab Undang-
29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam penanganan
Sumbangan (PP 29/1980). Kedua regulasi tersebut tindak pidana penipuan, pihak konsumen dapat
tidak menyebutkan secara tegas bentuk badan usaha melapor kepada Kepolisian, sedangkan penyelesaian
12 Cita Yustisia Serfiyani, R Serfianto DP dan Iswi Hariyani, 2016, “Creative – To Secret : Ramuan Sukses Bisnis
Kreatif Sepanjang Masa”, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal.1
13 Suryana, 2013, “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru : Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang”, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta, hal. 4.
14 Iswi Hariyani dan Cita Yustisia Serfiyani, 2015, “Perlindungan Hukum Sistem Donation Based Crowdfunding pada
Pendanaan Industri Kreatif di Indonesia”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.12, No.4, Desember 2015, hal.356
47
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
15 Cita Yustisia Serfiyani, dkk, 2013, “Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik”, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, hal.121
16 Djoko Agung Harijadi, 2013, “Sosialisasi PP PSTE”, Kemenkominfo & Mastel, www.mastel.or.id
17 Cita Yustisia Serfiyani, R Serfianto DP dan Iswi Hariyani, 2013, “Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi
Elektronik”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.86-87
48
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
melalui internet dengan pemberlakuan beberapa meminjam uang, pada umumnya untuk
persyaratan tertentu. pendanaan start up industri kreatif hingga
Crowdfunding menurut Armin Schwienbacher UMKM yang belum tersentuh bank. Indonesia
adalah pembiayaan proyek atau usaha dari suatu telah mengatur sistem ini melalui Peraturan
kelompok atau individu yang bukan berasal dari pihak OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan
profesional (seperti bank, perusahaan pembiayaan, Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
CSR). Pengertian crowdfunding secara kompleks Informasi.
adalah urun dana masif yang terjadi tanpa pihak Contoh situs : Investree, Modalku, Amartha
perantara lembaga keuangan, dimana pelaku usaha (Indonesia), LendingClub (USA)
memanfaatkan kerumunan (masyarakat) untuk 4. Crowdfunding Berbasis Permodalan/Ekuitas
mengumpulkan uang secara langsung dari setiap (Equity Based Crowdfunding)
individu melalui internet. Crowdfunding dipakai Crowdfunding ini berbasis perjanjian kerjasama
sebagai cara alternatif untuk pembiayaan proyek usaha dengan sistem bagi hasil untuk start up yang
dengan fokus pelaku usaha kecil.18 ingin menawarkan saham melalui situs perantara.
Ada 4 (empat) macam crowdfunding yang dapat Penemuan baru ini telah diatur dalam Peraturan OJK
menjadi acuan klasifikasi dari Massolution. 19
nomor 37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun
Crowdfunding pertama dan kedua bersifat donasi Dana melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi
tanpa ada keuntungan finansial, sedangkan jenis Informasi (Equity Crowdfunding). Penerbit hanya dapat
ketiga dan keempat ada keuntungan finansial : menjual saham secara langsung kepada pemodal
1. Crowdfunding Berbasis Donasi (Donation Based melalui sistem elektronik dengan menggunakan
Crowdfunding) jaringan internet yang dikelola oleh penyedia situs.
Pengumpulan dana publik via internet berbasis Saham hanya dapat diperjualbelikan dan dialihkan
donasi (sumbangan sukarela) dan bertujuan di satu situs saja, tidak dapat dialihkan antar situs
sosial seperti sumbangan bencana alam, apalagi ke publik. Sistem equity crowdfunding
kesehatan, pendidikan, dll. diperuntukkan khusus bagi perusahaan UMKM
Contoh situs : GoFundMe.com, KitaBisa.com yang bukan tergolong Perusahaan Publik, sehingga
(Indonesia) penawaran saham dalam equity crowdfunding jelas
2. Crowdfunding Berbasis Penghargaan (Reward bukan tergolong Penawaran Umum seperti dimaksud
Based Crowdfunding) dalam peraturan perundang- undangan di bidang
Pengumpulan dana publik via internet berbasis Pasar Modal.
donasi namun disertai imbalan atau penghargaan Contoh situs : di luar negeri Equityshares.com,
bagi para donatur. Penghargaan dapat berupa sedangkan di Indonesia belum ada.
barang / jasa non monetary atau berupa hak Crowdfunding properti sebagai tren terbaru
pembelian barang secara pre order. Crowdfunding investasi properti yang memanfaatkan kecanggihan
jenis ini pada umumnya dipakai untuk mendanai teknologi informasi memberikan kesempatan investasi
perusahaan rintisan (start-up) di bidang industri yang lebih terjangkau karena dana investasi yang
kreatif atau mendanai inovasi teknologi baru. dibutuhkan relatif sedikit. Hanya dengan dana Rp 1
Contoh situs : Indiegogo.com, Kickstarter.com juta, para investor kecil sudah bisa ikut berinvestasi
(USA) memiliki satu unit properti bersama-sama dengan
3. Crowdfunding Berbasis Pinjaman (Lending orang-orang lain, sehingga tidak perlu lagi menunggu
Based Crowdfunding) memiliki uang miliaran rupiah untuk berinvestasi
Crowdfunding ini berbasis perjanjian pinjam sendiri di satu unit properti.
49
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
Mekanisme crowdfunding properti mirip dengan penerima dana (developer atau pemilik properti)
investasi Reksadana, DIRE dan EBA di pasar dan penyelenggara (pengelola situs crowdfunding
modal karena sama-sama menerapkan Kontrak properti).20
Investasi Kolektif (KIK). Reksadana digunakan Skema 1 : Tiga pihak utama dalam bisnis jasa
untuk memfasilitasi para investor kecil yang ingin crowdfunding properti
berinvestasi di pasar modal. Investor besar dapat
berinvestasi secara mandiri di pasar modal dengan
Masyarakat Pengelola - Pemilik Properti
membeli surat berharga (efek) berbentuk saham (Investor) Situs - Developer
20 Cita Yustisia Serfiyani, “Investasi Crowdfunding di Bidang Properti”, Bahan Presentasi, Seminar Nasional
“Problematika Hukum Crowdfunding di Bidang Properti”, yang diselenggarakan oleh HIMA Kenotariatan Universitas
Airlangga, Desember 2018.
50
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
adalah pengelola situs crowdfunding properti berperan kuasa dari kedua pihak terkait masalah administrasi,
juga sebagai pemilik aset yang namanya tertera pada transaksi dana hingga pembebanan jaminan, namun
sertifikat kepemilikan dengan dalih sebagai wakil tidak disertai pencantuman nama pengelola situs
investor. Masalahnya apakah hal ini diperbolehkan? sebagai pemilik di Sertipikat dan Akta Jual Beli (AJB)
Jika nanti diperbolehkan, maka harus dikontrol OJK atau Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
agar tidak terjadi penyimpangan dana dari semula Skema 2 : Metode 1 Crowdfunding Properti
untuk investasi malah dipakai membelikan properti Berbasis Pinjaman
bagi pengelola situs. Bunga dan
pokok pinjaman
Bunga dan
pokok pinjaman
dalam praktek :
a) Perjanjian jaminan dengan mekanisme Hak Tanggung
a) Sertifikat SHM (Sertifikat Hak Milik) dan b) PPAT berwenang mambuat sertifikat Hak Tanggunan
yang terdiri dari salinan buku tanah Hak Tanggungan
AJB (Akta Jual Beli) atas nama badan usaha dan salinan APHT-nya
51
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
52
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
situs juga berperan sebagai perantara, administrator sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik di
dan penyelenggara, sehingga penyedia situs berperan Kemenkominfo dan diperbolehkan bekerja sama
layaknya Manajer Investasi sekaligus Bank Kustodian. dengan perusahaan Tekfin lain. Penyelenggara dapat
Peran Manajer Investasi dalam crowdfunding berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)
properti tidak ada, karena perannya digantikan atau Koperasi Jasa. Perusahaan Efek diperbolehkan
oleh penyedia situs. Penyedia situs ikut menyeleksi ikut menjadi penyelenggara Equity Crowdfunding.
reputasi developer dan proyek properti yang akan Penyelenggara juga harus memiliki modal disetor
dijadikan tujuan investasi. Penyedia situs juga minimal Rp 2,5 Miliar dan modal sendiri minimal
berperan seperti Bank Kustodian karena melakukan Rp 2,5 Miliar.22
pencatatan transaksi hingga pembayaran kepada OJK juga mengeluarkan diskresi terhadap
para investor sehingga penyedia situs juga berhak Tekfin-Pinjaman agar usaha ini tidak mengambil
mendapatkan fee. porsi perbankan dan lembaga pembiayaan. POJK
Jumlah dana investasi yang dikelola penyedia nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
situs crowdfunding properti relatif lebih sedikit Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
dibandingkan jumlah dana investasi yang dikelola membatasi penyelenggara Tekfin-Pinjaman harus
Manajer Investasi. Hal ini disebabkan adanya berbadan hukum PT atau Koperasi. Penyeleng-gara
pembatasan dari OJK terkait penyelenggaraan bisnis berbadan hukum PT wajib memiliki modal disetor
jasa Tekfin-Pinjaman dan Tekfin-Permodalan. OJK minimal Rp 1 Miliar saat pendaftaran dan minimal
melakukan “diskresi” (kebijaksanaan) terkait bisnis Rp 2,5 Miliar saat mengajukan permohonan izin.
Tekfin-Permodalan karena bisnis jasa keuangan ini Di sisi lain, penyelenggara berbentuk Koperasi
lebih fokus menyasar emiten UMKM dengan aset harus memiliki modal sendiri minimal Rp 1 Miliar
hingga maksimal Rp 10 Miliar. Salah satu bentuk saat pendaftaran dan minimal Rp 2,5 Miliar saat
diskresi OJK adalah memperbolehkan pelaku mengajukan permohonan izin.23
UMKM mendapatkan dana publik melalui equity Investor kecil bermodal terbatas juga bisa
crowdfunding tanpa harus menempuh mekanisme berinvestasi di pasar modal dengan cara membeli
“go public” di pasar modal. produk atau instrumen berbentuk Kontrak Investasi
Pemberdayaan UMKM telah diamanatkan Kolektif (KIK) seperti:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU 20/2008) a) Reksa Dana (Reksa Dana Konvensional dan
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Pasal 6 Reksa Dana Khusus)
UU 20/2008 membatasi kategori UMKM sebagai b) Reksa Dana Premier ETF LQ-45
usaha yang memiliki aset minimal Rp 50 juta hingga c) Dana Investasi Real Estat (DIRE)
maksimal Rp 10 Miliar. OJK membatasi emiten Tekfin- d) Efek Beragun Aset (EBA).24
Permodalan bukan tergolong Perusahaan Publik dan
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah perjanjian
hanya boleh meraup dana publik maksimal Rp 10
kerjasama investasi antara Manajer Investasi
Miliar.21 Pembatasan tersebut dimaksudkan agar
dan Bank Kustodian yang bersifat kolektif karena
tidak menciptakan ketidakadilan bagi emiten atau
melibatkan banyak investor kecil. Dengan model KIK,
perusahaan publik di pasar modal yang diharuskan
para investor dapat membeli produk KIK (contoh:
menempuh prosedur “go public” yang jauh lebih sulit
Reksa Dana) selanjutnya mereka tinggal duduk manis
dan mahal.
menunggu hasil investasi. Manajer Investasi bertugas
Penyelenggara Equity Crowdfunding harus
mengelola portofolio investasi kolektif, sedangkan
mendapatkan izin usaha dari OJK dan terdaftar
Bank Kustodian bertugas melaksanakan penitipan
21 Pembatasan tersebut diatur Pasal 5 dan Pasal 6 POJK nomor 37/POJK.04/2018 tentang Equity Crowdfunding
22 Lihat Pasal 8 hingga Pasal 12 POJK nomor 37/POJK.04/2018 tentang Equity Crowdfunding
23 Lihat Pasal 4 POJK nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi
24 Cita Yustisia Serfiyani, R. Serfianto D. Purnomo dan Iswi Hariyani, 2017, “Capital Market – Top Secret : Ramuan
Bisnis Pasar Modal Indonesia”, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal.348
53
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
kolektif. Dana yang terkumpul dari para investor kumpulan uang pemodal yang oleh perusahaan akan
selanjutnya ditanamkan oleh Manajer Investasi di diinvestasikan ke aset properti secara langsung seperti
pasar modal dan pasar uang. membeli gedung maupun secara tidak langsung
Penyelenggara Tekfin-Pinjaman menyediakan, dengan membeli saham/obligasi perusahaan properti.
mengelola dan mengoperasikan layanan peer-to-peer DIRE diwajibkan menginvestasikan minimum 80%
lending dari Pemberi Pinjaman kepada Penerima dari dana yang dikelolanya ke sektor properti dimana
Pinjaman yang sumber dananya berasal dari Pemberi minimum 50%-nya harus berbentuk aset properti
Pinjaman. Penyelenggara juga dapat bekerja sama langsung. Aset properti yang dapat dijadikan sasaran
dengan penyelenggara Tekfin lain sesuai ketentuan investasi dapat berupa hotel, apartemen, perkantoran,
peraturan perundang-undangan. Penyelenggara mal, dan lain-lain.28
wajib memenuhi ketentuan batas maksimum total DIRE hanya bisa berinvestasi pada aset properti
pemberian pinjaman dana kepada setiap Penerima sehingga kinerjanya sangat bergantung pada sektor
Pinjaman yang ditetapkan sebesar Rp 2 Miliar. OJK properti. Risiko DIRE dapat timbul karena:
dapat melakukan peninjauan kembali atas batas a) Penyewa gagal bayar,
maksimum total pemberian pinjaman dana. 25
b) Turunnya nilai properti,
Reksa Dana (mutual funds) adalah wadah untuk c) Risiko likuiditas. Pada saat investor mencairkan
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk dana, Manajer Investasi harus menjual asetnya,
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer dimana menjual aset properti tidak se-likuid
Investasi. Masyarakat pemodal tidak langsung meng- menjual aset di Pasar Modal.29
investasikan uang untuk membeli efek di Pasar Modal, Investasi DIRE dibatasi menjadi 3 (tiga) hal,
melainkan mereka membeli Reksa Dana yang dikelola yaitu:
Manajer Investasi. Manajer Investasi akan mengelola a) aset real estat, seperti membeli gedung
dana tersebut untuk membeli efek yang dinilai perkantoran dan menyewakannya.
menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan b) aset yang berkaitan dengan real estat, seperti
Manajer Investasi mendatangkan keuntungan, maka membeli saham atau obligasi perusahaan
keuntungan tersebut akan dikembalikan kepada para properti, atau
pemodal sesuai kesepakatan, sedangkan Manajer c) bisa dalam bentuk kas atau setara kas.
Investasi akan mendapat fee sesuai kesepakatan. 26
Meskipun DIRE berbentuk KIK dan mirip Reksa
Reksa Dana “Premier ETF LQ-45” adalah Dana, tetapi DIRE tidak sama dengan Reksa Dana.
Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK yang UP-nya Reksa Dana diharamkan meminjam dana pihak lain
dapat diperdagangkan di Bursa Efek. ETF atau untuk berinvestasi, sedangkan DIRE diperbolehkan
Exchange Traded Fund dapat diartikan sebagai meminjam dana pihak lain saat membeli aset real
Reksa Dana yang diperdagangkan di Bursa Efek. estat dengan syarat pinjaman tersebut tidak boleh
Seperti halnya Reksa Dana, ETF juga berbentuk KIK, melebihi 30% dari nilai aset.
dimana Unit Penyertaan (UP) dari ETF dicatatkan Investor di pasar modal juga dapat berinvestasi
dan diperdagangkan di Bursa Efek seperti halnya dengan cara membeli surat berharga bernama Efek
Saham. Reksa Dana ini diatur dalam POJK nomor Beragun Aset Properti atau “EBA Properti”. Hingga
49/POJK.04/2015 tentang Reksa Dana Berbentuk saat ini pembeli EBA Properti kebanyakan adalah
Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaaannya investor korporasi (perusahaan), sebab instrumen ini
Diperdagangkan di Bursa Efek. 27
belum banyak dikenal investor perorangan. Surat
DIRE (Dana Investasi Real Estat) adalah berharga EBA Properti pada awalnya hanya bisa
sarana investasi berbentuk KIK. DIRE diartikan diterbitkan oleh Manajer Investasi melalui mekanisme
54
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) sebagaimana diatur sisi lain, pengaturan crowdfunding properti berbasis
dalam Peraturan Bapepam-LK. 30
hibrid (gabungan pinjaman dan permodalan) dapat
OJK juga menerbitkan POJK nomor 23/ mengalami masalah hukum karena belum diatur
POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan khusus oleh OJK.
Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Pasal 43 POJK nomor 77/POJK.01/2016
Partisipasi dalam Rangka Pembiayaan Sekunder menyatakan dalam menjalankan usaha,
Perumahan. Berdasarkan peraturan ini perusahaan Penyelenggara Tekfin-Pinjaman dilarang antara lain
pembiayaan sekunder perumahan (PT Sarana melakukan kegiatan usaha selain kegiatan usaha
Multigriya Finansial/ SMF) diperbolehkan menerbitkan Penyelenggara yang diatur dalam peraturan OJK ini.32
EBA Surat Partisipasi (EBA-SP). Penerbitan EBA-SP Berdasarkan aturan ini penyedia situs crowdfunding
dilakukan dalam rangka sekuritisasi aset, dimana properti berbentuk hibrid tidak diperbolehkan. Cara
penerbit EBA-SP membeli kumpulan piutang KPR kerja crowdfunding properti berbasis pinjaman mirip
dari kreditur asal (misal Bank BTN). SMF membuat dengan Tekfin-Pinjaman sehingga hanya boleh
perjanjian sekuritisasi dengan kreditur asal atas aset melakukan kegiatan Tekfin-Pinjaman. Perusahaan
kumpulan piutang KPR. SMF kemudian menerbitkan jenis ini tidak boleh merangkap sebagai penyedia
Surat Partisipasi melalui go public dengan aset dasar situs Tekfin-Permodalan atau Tekfin-Pembayaran.
perjanjian sekuritisasi antara SMF dan Bank BTN. Permasalahan hukum ini dapat diatasi OJK
EBA-SP berbeda dengan EBA-KIK. KIK dengan cara merevisi POJK tentang Tekfin-Pinjaman
merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan POJK tentang Tekfin-Permodalan, agar bisnis
dan Bank Kustodian yang bersifat mengikat para jasa crowdfunding properti berbasis hibrid dapat
pemegang EBA. Manajer Investasi diberi wewenang diatur dengan jelas. OJK juga dapat menempuh
mengelola portofolio investasi kolektif, sedangkan cara lain dengan menerbitkan POJK yang khusus
Bank Kustodian berwenang melakukan penitipan mengatur crowdfunding properti. OJK selama ini
kolektif. Bentuk KIK EBA seperti Reksa Dana, membuat regulasi khusus untuk DIRE dan EBA
sedangkan EBA-SP berbentuk efek seperti obligasi yang dibedakan dengan regulasi untuk Reksa Dana.
atau saham. Penerbitan EBA-SP bisa dilakukan via Regulasi khusus tersebut dibuat karena meskipun
penawaran umum atau penawaran terbatas (private sama-sama mengusung model Kontrak Investasi
placement).31
Kolektif (KIK), namun produk investasi Reksa
Penyelenggaraan crowdfunding properti di Dana memiliki sejumlah perbedaan dengan produk
Indonesia masih menghadapi masalah hukum sebab investasi DIRE dan EBA.
OJK hingga kini belum menerbitkan aturan khusus
C. Penutup
crowdfunding properti. OJK telah menerbitkan POJK
nomor 77/POJK.01/2016 yang mengatur Tekfin- Kesimpulan
Pinjaman dan POJK nomor 37/POJK.04/2018 yang
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini
mengatur Tekfin-Permodalan, namun OJK belum
meliputi:
menerbitkan peraturan khusus crowdfunding properti
a) Crowdfunding adalah kegiatan pengumpulan
bersifat hibrid yang menerapkan gabungan model
dana publik via internet yang secara umum terbagi
Tekfin-Pinjaman dan Tekfin-Permodalan.
atas 4 (empat) jenis yaitu : crowdfunding berbasis
Penyedia crowdfunding properti berbasis
donasi (sumbangan sukarela), crowdfunding
pinjaman dapat diatur melalui Peraturan OJK nomor
berbasis penghargaan (reward), crowdfunding
77/POJK.01/2016, sedangkan penyedia crowdfunding
berbasis pinjaman (lending) dan crowdfunding
properti berbasis permodalan/ ekuitas dapat diatur
berbasis permodalan (equity). Perlindungan
melalui Peraturan OJK nomor 37/POJK.04/2018. Di
hukum crowdfunding berbasis donasi dan
penghargaan dapat merujuk UU 9/1961
30 Ibid., hal.398
31 Diedit dari berita “OJK Tengah Kaji Aturan EBA-SP”, Sabtu, 15-6-2013, www.kontan.co.id
32 Lihat Pasal 43 huruf a POJK nomor 77/POJK.01/2016.
55
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
layaknya Manajer Investasi sekaligus Bank Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Kustodian. Penyedia situs juga berperan sebagai Perkoperasian.
penyelenggara dan perantara. OJK membuat
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
regulasi terpisah antara Reksa Dana, DIRE dan
Perlindungan Konsumen.
EBA karena ketiganya memiliki perbedaan.
OJK seharusnya membuat regulasi khusus Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
crowdfunding properti, sehingga kegiatan bisnis Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
ini tidak lagi diatur secara umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
POJK tentang Tekfin-Pinjaman (Peer-to-Peer Perseroan Terbatas.
Lending) dan Tekfin-Permodalan (Equity Crowd-
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
funding). Crowdfunding properti memiliki ciri
Informasi dan Transaksi Elektronik.
khas karena sasaran investasinya ditujukan
pada sektor properti seperti halnya produk Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
investasi DIRE dan EBA di pasar modal. Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
56
Kajian Hukum Bisnis Jasa Crowdfunding Properti (Iswi Hariyani & Cita Yustisia)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Uber, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Pidana Pencucian Uang. Jakarta
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Kertajaya, Hermawan, 2017, Citizen 4.0 - Menjejakkan
Otoritas Jasa Keuangan. Prinsip-Prinsip Pemasaran Humanis di Era
Digital, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Jakarta
Perdagangan.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, 2016,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).
Cetakan ke-12, Penerbit Kencana, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1980 tentang
Purnomo, R. Serfianto D., Cita Yustisia Serfiyani dan
Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan.
Iswi Hariyani, 2013, Buku Pintar Pasar Uang
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2012 tentang & Pasar Valas, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Penyelenggaraan Utama, Jakarta.
Sistem dan Transaksi Elektronik. Serfiyani, Cita Yustisia, R. Serfianto Dibyo Purnomo
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/ dan Iswi Hariyani, 2013,
POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,
Sektor Jasa Keuangan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 23/ Serfiyani, Cita Yustisia, R Serfianto DP dan Iswi
POJK.04/2014 tentang Pedoman Hariyani, 2016, Creative – To Secret : Ramuan
Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Sukses Bisnis Kreatif Sepanjang Masa, Penerbit
Berbentuk Surat Partisipasi dalam Rangka Andi, Yogyakarta
Pembiayaan Sekunder Perumahan. Serfiyani, Cita Yustisia, 2018, Karakteristik Sistem
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/ Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendaan
POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam- Industri Kreatif, Disertasi, Program Studi Doktor
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 12/ Surabaya.
POJK.03/2018 tentang Penyelenggaraan Suryana, 2013, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru :
Layanan Perbankan Digital oleh Bank Umum Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 37/ Penerbit Salemba Empat, Jakarta
POJK.04/ 2018 tentang Layanan Urun Dana Schwienbacher, Armin, dan Benjamin Larralde,
Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Crowdfunding of Small Enterpreneurial Ventures
Informasi (Equity Crowdfunding). (handbook of enterpreneurial ventures), Oxford
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 13/ University Press, 2010
POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital Jurnal Ilmiah
di Sektor Jasa Keuangan
Buckley, Ross P., FinTech in Developing Countries:
Buku Teks Charting New Customer Journeys, Jurnal
Chishti, Susanne, dan Janos Barberis, 2016, : The Capco Institute Journal of Financial
The Fintech Book : The Financial Technology Transformation.
Handbook for Investors, Wiley Publisher. Belleflame, Paul, dkk., 2010. Crowdfunding:
Kasali, Rhenald, 2017, Disruption - Menghadapi An Industrial Organization Perspective,
Lawan-Lawan Tak Terlihat dalam Peradaban dipublikasikan di seminar workshop Digital
Business Models : Understanding Strategies.
57
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 42-58
58