You are on page 1of 8

CASE REPORT

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

“EXOSTOSIS”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi

Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Oleh:

ZAHROH JAMILAH (19-035)


ULFAH BALQIS DWI ZAIMURI (19-036)

Dosen Pembimbing : drg. Rifani

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020
MODUL III

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan dan dipresentasikan makalah Case Report yang berjudul “Exostosis” guna
melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, Juni 2020


Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

(drg. Rifani)
ABSTRAK???

Latar Belakang

Penonjolan tulang (eksostosis) adalah suatu pertumbuhan benigna jaringan tulang yang keluar
dari permukaan tulang. Secara khas keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut
oleh kartilago. Penonjolan di daerah midline rahang atas disebut torus palatinus sedangkan
penonjolan dilateral rahang bawah disebut torus mandibularis. Patogenesis dari penonjolan
tulang ini masih diperdebatkan, dapat dipengaruhi faktor genetik misalnya umur dan jenis
kelamin atau faktor lingkungan misalnya trauma setelah pencabutan gigi dan tekanan kunyah.

Penonjolan tulang juga dapat terjadi setelah pencabutan gigi. Penonjolan ini harus dihilangkan
untuk persiapan pemakaian gigitiruan. Apabila tidak dihilangkan, akan mempengaruhi jaringan
lunak, stabilitas gigitiruan, retensi gigitiruan, adaptasi gigitiruan dan dapat mengganjal basis
gigitiruan sehingga harus dihilangkan dengan tindakan bedah. Tindakan bedah yang dilakukan
untuk persiapan pemakaian gigitiruan disebut bedah preprostetik. Tingginya angka pencabutan
gigi yang terjadi saat ini dan meningkatnya penduduk berumur lanjut, meningkatkan kebutuhan
akan bedah preprostetik yang salah satu tindakannya adalah alveolektomi.

Menurut Archer, alveolektomi adalah suatu tindakan bedah untuk membuang prosesus alveolaris
yang menonjol atau prosesus alveolaris yang tajam sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa.
Alveolektomi juga berarti pemotongan sebagian atau seluruh prosesus alveolaris yang menonjol
pada maksila atau mandibula, pengambilan torus palatinus maupun torus mandibularis yang
besar.

TINJAUAN PUSTAKA

Exostosis merupakan pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan tulang.
Secara khas, keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago. Exostosis rahang
dalah sebuah benjolan tulang yang tumbuh keluar dari sisi sebuah tulang rahang. Mirip dengan torus
palatinus dan torus mandibularis. Berasal dari bahasa Yunani yang berarti ex- keluar dan osteon
bermakna tulang. Exostosis dapat ditemukan pada rahang atas, rahang bawah atau kedua rahang.
Pertumbuhan tulang ini biasanya paralel, berbentuk oval padat tulang, beberapa berbentuk bulat besar.
Etiologi
Exostosis juga dapat diartikan sebagai suatu pembengkakan nodular yang terdiri dari tulang
lamelar normal, sekalipun lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous pada bagian tengahnya.
Penyebab exostosis ini belum diketahui tetapi pada beberapa orang diturunkan secara autosomal
dominan. Selain itu, exostosis juga dapat disebabkan oleh peradangan kronik, tekanan yang tetap
pada tulang atau pembentukan tumor. Kelainan jaringan keras ini dapat mempengaruhi
pembuatan protesa.

Exostosis disebut juga tori yakni suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari tulang
kortikal. Walaupun gambaran fisiknya dapat merupakan suatu alarm tanda keganasan, tetapi
secara umum tidak dibutuhkan suatu perhatian khusus. Protuberensia tulang yang terdapat di
midline palatum dimana maxilla menyatu. Tori bisa terdapat di mandibula, khas disisi lingual
dari gigi molar. Tori dilapisi jaringan epitelium yang tipis, yang mudah mengalami trauma dan
ulcus. Penyembuhan pada ulcus yang terjadi cenderung sangat lambat karena tori miskin
vaskularisasi. Torus palatinus tumbuh sangat lambat dan terjadi pada semua umur, tetapi
sebagian besar terjadi sebelum usia 30 tahun. Torus palatinus dua kali lebih sering terjadi pada
wanita.

Patologi
Potongan melintang pada exostosis terlihat tulang yang padat dengan gambaran lamellar atau
berlapis-lapis. Selalu dengan ciri tebal, matur dan tulang lamellar dengan osteocytes yang
menyebar dan ruang sumsum tulang yang kecil diisi lemak tulang atau stroma fibrovascular
longgar. Beberapa lesi dengan tepi tulang kortikal yang tipis melapisi tulang cancellous yang
inaktif dengan lemak dan jaringan hematopoietic. Minimal aktivitas osteoblastic selalu terlihat,
tetapi sering lesi menunjukan aktivitas periosteal yang banyak. Area yang luas pada tulang
mungkin menunjukkan pembesaran lakuna yang lepas atau pyknotic osteocytes mengindikasikan
terjadinya gangguan iskemi pada tulang. Perubahan iskemi seperti fibrosis sumsum dan dilatasi
vena mungkin ditemukan pada susmsum tulang, dengan contoh yang jarang menunjukkan aktual
infraksi dari lemak sumsum. Gardner syndrome sulit dibedakan dengan exotosis tulang biasa,
merupakan suatu osteoma-producing syndrome, pada orang dengan exotosis tulang perlu
dievaluasi apakah ada sindroma ini. Apakah penderita memiliki pertumbuhan tulang multiple
atau lesi tidak pada lokasi klasik torus atau bucal exostosis. Intestinal polyposis dan cutaneous
cysts atau fibromas gambaran lain dari autosomal dominant syndrome. Polip pada intertinal ini
memiliki kecendrungan yang kuat berubah menjadi kanker.

Gambaran klinis

Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan permukaan mukosa
yang normal. Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus palatinus
dan ketika muncul dilateral di redio lingual premolar dari mandibula disebut torus mandibularis.
Biasanya pasien baru menyadari ada exostosis ini bila ada trauma. Adapun exostosis ini
diklasifikasikan menjadi tiga jenis: torus palatinus, torus mandibularis, dan localized/multiple
exostoses.

BUATKAN KETERANGAN GAMBAR. JANGAN AMBIL DARI BUKUNYA SAJA

Diagnosis
Diagnosis didapatkan dari gejala klinik. Bisa dilakukan biopsi, oral radiographs dan CT scans
untuk menegakkan diagnosis.

Penatalaksanaan

Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan, menenangkan pasien bahwa keadaanya
merupakan bukan suatu keganasan. Bila mukosa yang melapisinya tipis dan cenderung trauma,
pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci mulut jika terdapat ulcus. Bila tidak ada
keluhan, torus palatinus tidak memerlukan perawatan. Namun pada pasien yang menggunakan
gigi tiruan, torus palatinus ini dapat mengganjal basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan
dengan tindakan bedah menggunakan conservative surgical excision.

Kesimpulan

Exostosis merupakan pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan tulang.
Secara khas, keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago. Exostosis rahang
dalah sebuah benjolan tulang yang tumbuh keluar dari sisi sebuah tulang rahang. Penyebab exostosis ini
belum diketahui tetapi pada beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan. Selain itu,
exostosis juga dapat disebabkan oleh peradangan kronik, tekanan yang tetap pada tulang atau
pembentukan tumor. Kelainan jaringan keras ini dapat mempengaruhi pembuatan protesa.
Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan permukaan mukosa
yang normal. Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus palatinus
dan ketika muncul dilateral di redio lingual premolar dari mandibula disebut torus mandibularis.
Biasanya pasien baru menyadari ada exostosis ini bila ada trauma.
DAFTAR PUSTAKA

Basa S, Uckan S, Kisnisci R. Preprosthetic and oral soft tissue surgery. United Kingdom: Wiley-
blackwell, 2010: 321-23.

Gustav O Kruger. Preprosthetic surgery. The C V Mosby Company, St Louis, Toronto, London,
1979

Jainkittivong A, Langlais RP. Buccal and exostoses: Prevalence and concurrence with tori. J
Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2000; 90: 48-52.

Kurtzman GM, Silverstein LH. A Technique for surgical mandibular exostosis removal.
Compendium 2006; 27(10):520-5.

Quran FAM, Dwairi ZN. Torus palatinus and torus mandibularis in edentulous patients. J of
Contemporary Dental Practice 2006; 7(2): 1.

Sawair FA, Shayyab MH. Prevalence and clinical characteristics of tori and jaw exostoses in a
teaching hospital in Jordan. J Saudi Med (2009); 30(12): 1557- 1562.

Basha S, Dutt SC. Buccal-sided mandibular angel exostosis. Contemp Clin Dent 2011; 2(3): 237-
9.

Archer, W. H. Oral and Maxillofacial Surgery. 5th ed. Vol. I. Philadelphia: Saunders, 1975: 135,
179-187.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Ulfah Balqis (19-036) dan Zahroh Jamilah (19-035)

1. Apakah ada hubungan glositis dengan penyakit sistemik yang diderita pasien?

Jawaban : ada, karna etiologi dan faktor predisposisi dari glossitis ini juga disebabkan faktor
sistemik yaitu degan kelainan nutrisi. Dimana untuk glositis atrofi ini penyebab yang paling
sering biasanya adalah kekurangan zat besi, jadi banyak didapatkan oleh penderita anemia.

2. Pada tanda klinis kenapa warna lidah bervariasi ?

Jawaban : karna pada kasus atrofik glositis ini disebabkan oleh defisiensi zat besi yang ditandai
dengan terjadinya desjuamasi papilla filiformis pada lidah yang mengakibatkan perubahan warna
lidah yang mencolok dan lidah terliohat licin, kenapa bervariasi bisa merah terang atau merah
gelap? Itu tergantung lagi dari kondisi rongga mulut individu masing-masing, karna seperti kita
ketahui warna lidah yang normal itu berwarna merah.

You might also like