You are on page 1of 16

TUJUAN TAKSONOMI PEMBELAJARAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan
yang dibina oleh Dra. Harti Kartini, M. Pd.

Oleh :
Kelompok 3

Mutiara Nur Tsani Helfiana (200151602853)


Rahma Nabela Putri Sabarina (200151603049)
Ratri Hevi Syaida (200151603063)
Silva Febrianti (200151602822)
A5E PGSD

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Taksonomi
Tujuan Pembelajaran”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Harti Kartini, M. Pd selaku dosen
pembimbing pada mata kuliah “Evaluasi Pendidikan” ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan penuh secara moral maupun materi.
Penyusun menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, isi, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penyusun memohon maaf
jika terdapat kekurangan. Selain itu juga, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
membantu perkembangan makalah ini ke depannya.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan khususnya bidang evaluasi
pendidikan bagi para pembaca.

Madura, 01 Maret 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


A. Pengertian Taksonomi .................................................................................. 3
B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 3
C. Prosedur Perencanaan Penilaian .................................................................... 4
D. Perbedaan Taksonomi Lama dan Baru .......................................................... 6
E. Tabel Taksonomi.........................................................................................10
F. Taksonomi Tujuan Pembelajaran dan Assesmen...........................................11

BAB III PENUTUP .........................................................................................................12


A. Simpulan ....................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................12

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam kemajuan suatu bangsa. Suatu
bangsa akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak mudah diperbudak
oleh pihak lain. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi bangsa yang ingin maju dan
berkembang. Dengan demikian, pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam
pengembangan pribadi, yang hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku,
pengetahuan, sikap dan keterapilan.
Pendidikan merupakan suatu proses generasi baru untuk dapat menjalankan kehidupan
serta memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih dari
pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu, sedangkan pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang di
cakupnya. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang tertuang dalam Permendiknas RI No. 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan
petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan
waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta
menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Karena seorang guru
profesional harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk perilaku siswa yang
dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti
pelajaran atau hasil proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari taksonomi pembelajaran?
2. Apa saja tujuan dari pembelajarannya?
3. Bagaimana prosedur perencanaan penilaiannya?
4. Apa saja perbedaan antara taksonomi lama dan taksonomi baru?
5. Bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran dan assesmennya?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari taksonomi
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajarannya
3. Untuk mengetahui prosedur perencanaan penilaiannya
4. Untuk mengetahui perbedaan antara taksonomi lama dan taksonomi baru
5. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dan assesmennya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taksonomi
Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan
diurutkan berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Taksonomi berasal dari bahasa yunani
“Tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi dan “Nomos” yang berarti aturan. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi seperti
semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian sampai pada
kemampuan berpikir yang semua itu dapat diklasifikasi menurut beberapa skema taksonomi.
Dalam dunia pendidikan taksonomi tujuan belajar adalah pengelompokan tujuan
pembelajaran dalam tiga kawasan (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari
tingkat yang lebih rendah. Karena tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang
sangat perlu untuk dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagai seorang
pendidik, maka guru perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh
wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, serta dapat memilih mana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.

B. Tujuan Pembelajaran
Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan karena perlu adanya
kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah kepada proses belajar dan menentukan
perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar. Selain itu, juga sebagai alat yang akan
membantu guru dalam mendeskripsikan dan menyusun tes, teknik penilaian, dan evaluasi.
Hal ini dapat memudahkan guru dalam memilih dan menyusun bahan ajar.
Tujuan lainnya dapat memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepad apeserta didik , sehingga peserta didik dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri. Selain itu, dapat memudahkan guru dalam menentukan
3
4

kegiatan belajar dan media pembelajran. Hal ini juga dapat bertujuan dapat memudahkan
guru dalam melakukan penilaian. Serta dapat menggambarkan kondisi atau lingkungan yang
menunjang tingkah laku peserta didik yang berupa kondisi atau lingkungan fisik, ataupun dari
segi lingkungan psikologis.

C. Prosedur Perencanaan Penilaian


Satuan pendidikan menyusun perencanaan program semester dan program tahunan
dalam bentuk Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian
Sekolah (US).
Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan diuraikan sebagai
berikut.
1. Menetapkan KKM
Satuan Pendidikan menetapkan KKM untuk peserta didik kelas I sampai kelas VI
melalui rapat dewan guru.
2. Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS)
Satuan pendidikan menetapkan POS atau Panduan penyelenggaraan penilaian hasil
belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan ujian sekolah.
3. Membentuk Tim Pengembang Penilaian
Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan tugas antara lain
merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait dengan kegiatan Penilaian Akhir
Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya
penetapan jadwal pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.
4. Mengembangkan Instrumen Penilaian
Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instrumen penilaian,
mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah kualitatif instrumen, perakitan
dan ujicoba instrumen, analisis kuantitatif, interpretasi hasil analisis, dan penetapan
instrumen penilaian.

Penyusunan perencanaan penilaian mencakup kisi-kisi yang memuat indikator dan


strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan teknik dan bentuk instrumen
penilaian.
a. Perencanaan Penilaian
Tahap perencanaan penilaian sebagai berikut:
5

1. Menjelang awal tahun pelajaran, Pendidik (guru) melakukan :


a) pengembangan indikator pencapaian KD,
b) penyusunan teknik dan bentuk penilaian,
c) pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan.
d) penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), dan kondisi satuan
pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana).
2. Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM ulangan harian dan kriteria
penilaian kepada peserta didik.
3. Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian dan
pedoman penskoran.
b. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:
a) pendataan KKM setiap mata pelajaran
b) penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk satuan
pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester)
c) penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan,
dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
d) penentuan kriteria kenaikan kelas dan kelulusan ujian sekolah
e) koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas
2. Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi:
a) pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal),
b) penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti
kaidah penulisan butir soal,
c) penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan
penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang
ditelaahnya,
6

d) perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes


c. Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a) Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN;
b) Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL;
c) Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;
d) Menentukan kriteria kelulusan UN.

D. Perbedaan Taksonomi Lama dan Baru

Sumber gambar: pa21mokhzanifadir.blogspot.com

1. Pengertian Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom mulai diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956
untuk tujuan pendidikan yaitu memperkenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir
peserta didik.
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan skills mulai
dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Pada tahun 1994, Lorin Anderson telah
menambah baik teori taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasilnya
pada tahun 2001 Anderson telah membuat perubahan pada domain kognitif.

2. Perbedaan Taksonomi Bloom Sebelum dan Sesudah Revisi


7

Nama-nama dalam taksonomi Bloom mengalami perubahan dari nama dengan


kata benda ke nama dengan kata kerja. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam bagan 1.
Dalam taksonomi revisi Aplikasi, Analisis, dan Evaluasi dipertahankan, tetapi dalam
bentuk kata kerja sebagai Menerapkan, Menganalisis, dan Mengevaluasi. Sintesis
berubah tempat dengan Evaluasi dan berganti nama Mencipta (Krathwohl, 2002:214).
Komponen kata kerja dari Pengetahuan berubah menjadi kategori mengingat,
yang menggantikan klasifikasi pengetahuan aslinya dalam enam kategori pokok, yang
sekarang menggunakan kata kerja. Bentuk kata kerja ini mendeskripsikan tindakan
yang tersirat dalam kategori pengetahuan aslinya; tindakan pertama yang dilakukan
siswa dalam belajar pengetahuan adalah mengingatnya (Anderson & Krathwohl,
2010:400).
Berikut disajikan perbedaan taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi.
a) Taksonomi Bloom Sebelum Revisi (1956)
Taksonomi Bloom pada tahun 1956 berorientasi kepada kemampuan berpikir
peserta didik.
a. Pengetahuan (C1)
Dalam hal pengetahuan yang ditekankan adalah kemampuan siswa untuk
mengingat. Kata kerjanya yaitu: menyebutkan, memilih, mengidentifikasikan,
dan membuat daftar. Contoh: Setelah dijelaskan siswa mampu menyebutkan 7
besaran pokok dengan benar.
b. Pemahaman (C2)
Pemahaman yaitu kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan atau informasi
yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Kata kerjanya yaitu: membedakan,
menyimpulkan, menjelaskan, memperkirakan, dan merangkumkan. Contoh:
Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menyimpulkan pengaruh suhu
terhadap zat dengan benar.
c. Penerapan (C3)
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi
yang telah dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain/baru. Kata kerjanya
yaitu: menghitung, menggunakan, mengembangkan, memodifikasi, dan
mentransfer. Contoh: Setelah dijelaskan, siswa mampu menghitung gaya pada
pompa hidrolik dengan benar.
d. Analisis (C4)
8

Analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan, dan


membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis, atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut
untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Kata kerjanya yaitu membuat diagram,
membedakan, dan menghubungkan, menjabarkan ke dalam bagian- bagian.
Contoh: Siswa dapat menjelaskan perbedaan gelombang transversal dan
gelombang longitudinal, setelah melakukan percobaan dengan benar.
e. Sintesis (C5)
Sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan bagian- bagian atau elemen
ke dalam satu kesatuan atau struktur yang lebih besar. Kata kerjanya yaitu
menciptakan, menformulasikan, mendisain, dan memprediksi. Contoh: Dengan
bekerja kelompok, siswa mampu menciptakan teropong sederhana dengan baik.
f. Evaluasi (C6)
Evaluasi adalah kemampuan membuat penilaian dan keputusan tentang nilai
suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Kata kerjanya yaitu membuat kritik, membandingkan, membuat penilaian, dan
membuat evaluasi. Contoh: Dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan,
mahasiswa dapat memberikan penilaian tentang efektifitas pengajaran fisika
lingkungan dengan baik.

b) Taksonomi Bloom Setelah Revisi (2001)

Sumber gambar: en.m.wikipedia.org dan www.erpjournal.net


9

Revisi taksonomi Bloom oleh Lorin Anderson hanya dilakukan pada ranah
kognitif saja, meliputi:
 Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
 Perubahan hampir terjadi pada semua level hierark, namun urutan level masih
sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak
pada level 5 dan 6.

Dimensi Proses Kognitif


a. Mengingat (C1)
Kategori mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangkan panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan
dengan kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali
atau recalling (Anderson, 2001).
b. Memahami (C2)
Seorang peserta didik dikatakan memahami jika mereka dapat
mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik dalam bentuk lisan,
tertulis dan grafik (gambar) yang disampaikan melalui pengajaran, penyajian
buku, maupun penyajian melalui layar komputer. Peserta didik dapar memahami
jika mereka menguhubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari
dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki (Anderson, 2001).
c. Mengaplikasikan (C3)
Kategori mengaplikasikan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan
prosedural atau procedural knowledge. Soal latihan atau
exercisemerupakan jenis tugas yang prosedur penyelesaiannta telah diketahui
siswa, sehingga dapat menggunakannya secara rutin (Anderson, 2001).
d. Menganalisis (C4)
Yang termasuk dalam kategori menganalisis adalah proses mengurai suatu
materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan antara
bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori
proses menganalisis ini mencakup proses-proses membedakan (differentiating),
mengorganisasi (organizing) dan mengubungkan (attribute) (Anderson, 2001).
e. Mengevaluasi (C5)
10

Kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindalan membuat suatu penilaian


(judgement) yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang
paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, dan konsistensi. Kriteria-
kriteria ini ditentukan sendiri oleh siswa (Anderson, 2001).
f. Mencipta (C6)
Mencipta yaitu proses menyusun sejumlah elemen tertentu menjadi satu
kesatuan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran yang
termasuk ke dalam kategori mencipta ini adalah mengajarkan pada siswa agar
mampu membuat suatu produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen
atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada atau tidak akan
diprediksi sebelumnya (Anderson, 2001).

E. Tabel Taksonomi
Dalam Taksonomi yang telah direvisi, hasil belajar apapun akan diwakili dalam dua
dimensi yang segera menyajikan kemungkinan membangun sebuah tabel dua dimensi, yang
disebut Tabel Taksonomi. Dimensi Pengetahuan pada sumbu vertikal dari tabel, sedangkan
proses kognitif pada sumbu horiZontal (Krathwohl, 2002:215). Tabel Taksonomi
sebagaimana pada tabel 2, bermanfaat untuk membantu para guru dan pendidik lainnya
setidaknya dengan tiga cara.

Pertama, Tabel Taksonomi dapat membantu para guru lebih memahami tujuan-tujuan
pembelajaran mereka (tujuan yang mereka buat sendiri dengan tujuan-tujuan yang telah
disediakan oleh pihak lain); yakni, Tabel Taksonomi membantu para pendidik penjawab
pertanyaan apa yang disebut dengan “pertanyaan tentang pembelajaran”.
11

Kedua, dengan pemahaman yang lebih utuh perihal tujuan-tujuan pembelajaran


mereka, guruguru dapat menggunakan Tabel Taksonomi untuk membuat keputusan-
keputusan yang lebih bagus mengenai bagaimana mengajar dan mengases siswa dengan
kerangka tujuan-tujuan pembelajaran itu; yakni, Tabel Taksonomi membantu para pendidik
menjawab “pertanyaan tentang pembelajaran” dan “pertanyaan tentang asesmen”.
Ketiga, Tabel Taksonomi dapat membantu mereka menentukan seberapa sesuai antara
tujuan, asesmen, dan pembelajarannya dengan cara yang tepat; yakni, Tabel Taksonomi
membantu para pendidik menjawab “pertanyaan tentang kesesuaian semua komponen”
(Anderson & Krathwohl, 2010:143).
Kesimpulannya, Taksonomi Bloom sebelum revisi terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan Taksonomi Bloom setelah
revisi terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan
mecipta.

F. Taksonomi Tujuan Pembelajaran dan Assesmen


Seperti halnya dengan taksonomi yang lama, penggunaan taksonomi tujuan
pembelajaran yang baru ini juga sangat membantu guru dalam menyusun soal untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa. Dengan memperhatikan jenis pengetahuan dan jenis
proses kognitif guru akan lebih mudah dalam mengembangkan soal sebab jenis pengetahuan
dan proses kognitif yang dituntut sudah lebih jelas.
Paling tidak ada dua kelebihan taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan
asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat segera
mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur. Pengetahuan prosedural dan
pengetahuan metakognitif merupakan dua macam pengetahuan yang dalam taksonomi yang
lama kurang mendapat perhatian. Dengan dimunculkannya pengetahuan prosedural, guru
biologi (dan sains pada umumnya) akan lebih terdorong mengembangkan soal untuk
mengukur keterampilan proses siswa yang selama ini masih sering terabaikan.
Kedua, taksonomi yang baru memungkinkan pembuatan soal yang bervariasi untuk
setiap jenis proses kognitif. Apabila dalam taksonomi yang lama, hanya dikenal jenjang C1,
C2, C3, dst., dalam taksonomi yang baru tiap jenjang menjadi 4 kali lipat sebab ada 4 macam
pengetahuan. Seorang guru yang membuat soal jenjang C1, kini bisa memvariasikan soalnya,
menjadi C1- faktual, C1-konseptual, C1-prosedural, C1- metakognitif, dsb.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Taksonomi tujuan belajar adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kognitif,
afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah kepada
proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar.
Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yaitu dengan
menetapkan KKM , menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS), membentuk Tim
Pengembang Penilaian, dan mengembangkan Instrumen Penilaian. Taksonomi Bloom
sebelum revisi terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. Sedangkan Taksonomi Bloom setelah revisi terdiri dari mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mecipta.
Ada dua kelebihan taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan asesmen. Pertama,
karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat segera mengetahui jenis
pengetahuan mana yang belum diukur. Kedua, taksonomi yang baru memungkinkan
pembuatan soal yang bervariasi untuk setiap jenis proses kognitif.

B. Saran
Setelah mempelajari tujuan taksonomi pembelajaran, sebaiknya pendidik langsung
menerapkannya pada pembelajaran yang di lakukan. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan
dalam pembelajaran yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi dan mecipta. Hal tersebut perlu di lakukan agar tujuan pembelajran mudah
dicapai.

12
DAFTAR RUJUKAN

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2018. Panduan Penilaian utuk Sekolah Dasar (edisi
revisi). Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta. 124 hal.

Fisnaji. 2019. Perbandingan Taksonomi Bloom Sebelum dan Setelah Revisi. Diakses pada 01
Maret 2021 melalui https://fis18pisnaji.blogspot.com/2019/10/perbedaan-taksonomi-
bloom-sebelum-dan.html?m=1.

Hamalik, Oemar, 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sanjaya, Wina, 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2012. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Supriyati, Yetti dan Dudung, Agus. Penilaian Kelas. Penerbit Karima. Diakses pada 16
Februari 2021 melalui https://www.academia.edu/38393746/PENILAIAN_KELAS.

Widodo, A. 2005. Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis. 4(2), 61-69. Dari


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031-
ARI_WIDODO/2005-Revisi_Taksonomi_Bloom-Didaktis.pdf

13

You might also like