You are on page 1of 3

Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara Republik Indonesia

Sesuai dengan visi Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia yang dilaksanakan di
Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten
Kutai Kertanegara yang merepresentasikan kemajuan bangsa yang unggul dan sebagai katalis
peningkatan peradaban manusia Indonesia, melalui desain yang memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu:
Pertama, mencerminkan identitas bangsa; Kedua, menjamin keberlanjutan lingkungan, sosial,
dan ekonomi; dan Ketiga, mewujudkan kota yang cerdas, modern, dan berstandar internasional.
Rencananya IKN ini akan dibagi pada 3 (tiga) hirarki wilayah. Pertama, Kawasan Inti
Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan luas area 2.000–6.000 Ha, sebagai zona atau area yang
berfungsi khusus dalam menjalankan kegiatan penyelenggaraan Negara (eksekutif, legislatif, dan
yudikatif); Kedua, Kawasan Ibu Kota Negara (K-IKN) dengan luas area ±40.000 Ha, sebagai
kawasan untuk menunjang fungsi-fungsi kehidupan masyarakat Ibu Kota, termasuk permukiman;
dan ketiga Kawasan Perluasan Ibu Kota Negara (KP-IKN) dengan luas total area hingga
±180.000 Ha (kumulatif), sebagai kawasan untuk potensi perluasan menggunakan pendekatan
pertumbuhan dengan konsep pengendalian.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia
melalui satgas perencanaan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara melakukan sayembara
gagasan desain kawasan Ibu Kota Negara dengan membuka pendaftaran melalui laman
https://sayembaraikn.pu.go.id/ dengan jadwal pendaftaran (3 - 21 Oktober 2019), penyusunan
karya (4 oktober-29 November 2019), Penjurian tahap 1 (9-11 Desember 2019), Penjurian tahap
II (11-13 Desember 2019), Proses penetapan pemenang (16-20 Desember 2019), Penetapan dan
pengumuman pemenang (23 Desember 2019).
Adapun tim juri yang terlibat diantaranya: Ir. Imam Santoso Ernawi, MCM, M.Sc
(Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN), Ir. Andy Siswanto, M.Arch.,
M.Sc., Ph.D (Praktisi Urban Desain), Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch., Ph.D (Arsitek), Prof.
Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D (Praktisi Arsitek, Budaya, Pariwisata), Prof. Dr. Ir.
Masjaya, MSi (Rektor Universitas Mulawarman), Ir. Rudy Soeprihadi Prawiradinata, MCRP.,
Ph.D (Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas), Ir. Ridwan Kamil, MUD (Praktisi
Arsitektur dan Urban Desain), Nyoman Nuarta (Praktisi Pemahat Patung), Dr. Ir. Danang
Priatmodjo, M.Arch (Ahli Perancang Kota (IARKI), Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D (Arsitek (IAI)),
Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP (Ahli Perencana Kota (IAP)), Ir. Bintang Agus Nugroho, GP, IALI
(Praktisi Arsitektur Lanskap (IALI)), Daliana Suryawinata, ST., M.Arch., IAI (Arsitek & Ahli
Perancang Kota (DIASPORA)).
Setelah menyeleksi sekitar 755 peserta, dan melalui tahapan penjurian yang sangat ketat,
dan presentasi akhir di hadapan Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, terpilih lima gagasan
desain kawasan Ibu Kota Negara (IKN) terbaik yaitu: Juara 1: Konsep menghubungkan manusia
dengan alam dan lingkungan dengan judul “Nagara Rimba Nusa”. Juara 2: Konsep elevated
city network sebagai bagian dari pelestarian alam Indonesia  dengan judul desain “The Infinite
City”. Juara 3: Konsep tenunan keberagaman sebagai perwujudan identitas bangsa Indonesia
dengan judul “Seribu Galur”. Harapan 1: Konsep sumbu kota yang mencerminkan ruang linear
dengan judul “Zamrud Khatulistiwa”. Harapan 2: Konsep parade kota formal monumental
dengan perumahan berbasis kanal dengan judul “Banua Rakyat Nusantara”.
Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga selaku Ketua Panitia Pelaksana
mengatakan, para pemenang ini mengalahkan 255 peserta dalam dan luar negeri yang
memberikan gagasan desain kawasan IKN dari total 755 peserta terdaftar. "Desain mereka akan
dikembangkan menjadi dokumen perencanaan IKN sesuai kerangka acuan yang telah dijabarkan
Pak Presiden Jokowi," kata Danis. Mengutip Jokowi, Danis mengatakan, pemindahan IKN
bukan semata-mata pemindahan lokasi dan bangunan, melainkan juga memindahkan sistem, dan
budaya kerja.Ini juga bukan hanya smart city atau compact city, kenyamanan dan humanisme
juga harus ada di klaster pemerintahan, klaster pendidikan, riset, dan inovasi, serta klaster
finansial.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
"Kriteria pertama, IKN sebagai identitas bangsa untuk kemajuan peradaban negara Indonesia.
Kedua, lanjut dia, keberlanjutan kota yang ramah lingkungan atau environmental friendly, baik
dari sosial ekonomi, dan kebencanaan. Ketiga, kota bukan untuk generasi saat ini, tetapi untuk
generasi yang akan datang. Karena itu, kota harus dirancang dengan desain yang menekankan
pada kecerdasan, modern, dan memenuhi standar internasional”. Lebih dari itu, gagasan desain
kawasan IKN adalah representasi kemajuan bangsa dan pemerataan ekonomi Nasional. Menurut
Basuki, jumlah peserta yang antusias mengikuti sayembara gagasan desain IKN luar biasa
banyak dan para pemenang ini dinilai memenuhi tiga kriteria yang ada. Basuki menegaskan,
nantinya, karya dari tiga pemenang pertama akan disinergikan untuk dibuat desain detail IKN.
"Pemenang kedua, contohnya, demikian kuat di perencanaan gedung dan smart tarnsportation.
Itu disinergikan dengan pemenang pertama, yang mengadopsi kearifan lokal," terang Basuki.
Mereka akan segera dibawa ke lapangan untuk melakukan penyesuaian desain terhadap desain
yang sudah ada. Penyusunan desain detail akan selesai kuartal I-2020, dan pelaksanaan
konstruksi fisik di Kecamatan Sepaku, sebagai kawasan IKN baru dimulai pada Kuartal IV-2020.
Sedikit ulasan pemenang 1 sayembara Desain IKN “Nagara Rimba Nusa (NRN)”,
melalui desain yang dibuat, NRN dianggap mampu memadukan konsep antara Tuhan yang
direpresentasikan melalui bukit, manusia, dan alam yang direpresentasikan oleh danau dan laut
di kawasan dengan luas 180 ribu hektar (hampir tiga kali luas DKI Jakarta) itu. Pembangunan
Museum Perjuangan, Plaza Bhinneka Tunggal Ika, Sumbu Tri Praja, Sumbu Kebangsaan serta
Inspirasi Kepulauan Nusantara bersama-sama akan menjadi identitas pelengkap di lokasi ibu
kota baru ini ditambah munculnya nama Danau Pancasila, karena rencananya di sekitar danau itu
akan didirikan 5 buah bangunan yang akan merefleksikan 5 sila dari Pancasila. Unsur alam tidak
hanya diwakili oleh danau, laut dan belantara luas di sekitar NRN ini, namun juga di dalam kota.
Tepat di bawah Danau Pancasila akan dibangun Botanical Garden, Pusat Penelitian Kelautan dan
Ekosistem Pesisir serta Forest Discovery Centre yang akan menjadi laboratorium penelitian
tentang alam berkelanjutan. Tidak ketinggalan Taman Margasatwa juga akan dibangun di sini.
Sedangkan unsur manusia yang akan diatur dengan sistem cluster dengan tetap mengusung
konsep 58 persen untuk wilayah terbuka hijau. Akan ada cluster pemukiman untuk penduduk,
cluster gedung-gedung kementerian, kedutaan besar negara sahabat, kompleks lembaga negara
hingga kompleks gedung parlemen dan Istana Presiden. Untuk kawasan olahraga, komersil,
pusat perbelanjaan, pasar, sekolah, universitas, rumah sakit dan sebagainya juga sudah dicluster
lokasinya di luar area pemerintahan yang merupakan inti kota.
Kota yang didesain untuk menampung hingga 2,75 juta jiwa ini juga kelak akan
dilengkapi dengan teknologi tercanggih. Untuk konektivitas antar lokasi selain bandara dan
pelabuhan, akan dikembangkan sistem transportasi terpadu yang berfokus pada MRT dan
Hyperloop sebagai koneksitas antar wilayah ibu kota dengan daerah penyangga (kota satelit)
seperti Samarinda dan Balikpapan. Sementara untuk koneksitas dalam kota, akan terfokus pada
Tram Listrik dan jalur sepeda. Soal kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor,
kemungkinan besar bila tidak dilarang pun akan sangat dibatasi jumlahnya. Bisa jadi hanya
kendaraan-kendaraan listrik yang diperbolehkan masuk ke ibu kota baru ini. Pengantaran barang
dari satu lokasi ke lokasi lainnya di dalam kota ini akan memanfaatkan drone. Pengaturan
teknologi tinggi ini akan terpusat di sebuah Command Centre. Berbekal Artificial Intelligence
(AI) dan machine learning inilah yang akan mengatur segala aktifitas perkotaan. Mulai dari
menjamin keterpasokan listrik dan air bersih, pengaturan lalu lintas hingga tempat pembuangan
sampah, dan masyarakat akan lebih tertib dengan tidak membuang sampah sembarangan atau
melanggar lalu lintas karena diseluruh penjutu kota akan dilengkapai dengan Smart CCTV,
lengkap beserta seluruh data tempat tinggal dan identitas diri warganya. Tak luput juga soal
bangunan yang akan dibangun, akan mengusung konsep Eco Green, dimana pada atap bangunan
dapat dimanfaatkan untuk urban farming atau dipasang solar cell. Dengan rencana masa
pembangunan yang cukup panjang, dari tahun 2020 hingga 2045. Permodelan kota cerdas ini
bukan saja untuk menyesuaikan diri dengan Revolusi Industri 4.0. Namun juga sebagai persiapan
menyongsong Society 5.0. Membayangkan desain Nagara Rimba Nusa (NRN) bila benar-benar
dapat terealisasi maka akan menjadi pencapaian spektakuler bangsa Indonesia di mata dunia. Ibu
kota baru bukan saja persembahan anak bangsa kepada Kalimantan maupun Indonesia, namun
juga telah menjadi hadiah bagi dunia. (Disarikan dari beberapa sumber)

Referensi:
https://properti.kompas.com
https://sayembaraikn.pu.go.id
https://www.bantennews.co.id
http://www.seword.com

You might also like