You are on page 1of 4

Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian

a. Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mengesahkan dan mengkaji ulang secara berkala terhadap kebijakan dan strategi usaha
perusahaan secara keseluruhan.
2) Memahami risiko utama yang dihadapi perusahaan, menetapkan tingkat risiko yang dapat
ditoleriri (risk tolerance), dan memastikan bahwa Direksi telah melakukan Langkah yang
diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
tersebut.
3) Mengesahkan struktur organisasi
4) Memastikan bahwa direksi telah memantau efektivitas pelaksanaan sistem pendendalian
intern.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut, maka dewan komisaris:
1) Harus dapat bersikap obyektif serta memiliki pengetahuan dan kemampuan serta
keingintahuan mengenai kegiatan usaha dan risiko perusahaan,
2) Harus berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan terhadap permasalahan
perusahaan yang dapat mengurangi efektivitas sistem pengendalian intern, seperti adanya
hambatan dalam arus informasi dari bawahan kepada pimpinan dan kelemahan dalam
pelaksanaan fungsi keuangan, hukum dan audit intern
3) Secara berkala mengadakan pertemuan dengan direksi dan pejabat eksekutif perusahaan
untuk membahas efektivitas system pengendalian intern
4) Melalukan kaji ulang terhadap hasil evaluasi pelaksanaan pengendalian intern yang
dibuat oleh Direksi,SPI, ERM atau auditor ektern
5) Secara berkala melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa direksi telah
menindaklanjuti dengan tepat atas temuan dan rekomendasi yang disampaikan oleh
otoritas pengawassan perusahaan,auditor intern dan auditor eksterm.
6) Secara berkala melakukan kaji ulang terhadap validasi strategi perusahaan yang telah
ditetapkan.

b. Penegakan integrasi dan nilai etika sebagaimana dimaksud dalam;


1) Menyusun dan menerapkan aturan standar berperilaku
2) Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan standar berperilaku pada setiap struktur
organisasi Perusahaan.
3) Menegahkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap kebijakan dan
prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku;
4) Menjelaskan dan mempertanggung jawabkan adanya intervensi atau pengabaian
pengendalian intern.
5) Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
c. Komitmen terhadap kompetensi sebagaimana dimaksud angka 1 huruf a butir 2 diatas
sekurang-kurangnya dilakukan dengan;
1) Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dan jabatan dalam perusahaan;
2) Menyususn standar kompotensi untuk setiap tugas setiap dan fungsi pada masing-
masing posisi dan jabatan dalam perusahaan;
3) Menyelenggaraan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya.
4) Memiliki pemimpin unit yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman
teknis yang luas dalam pengelolahan bidangnya.
5) Konsistensi dalam menerapkan standar dan kompetensi.

d. Direksi
Direksi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan kebijakan dan strategis yang telah disetujui oleh dewan komisaris
2) Mengembangkan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang dihadapi perusahaan;
3) Memelihara suatu struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,tanggung
jawab dan hubungan pelaporan yang jelas:
4) Memastikan bahwa pendelegasian wewenang berjalan secara efektif yang didukung
oleh penerapan akuntabilitas yang kosisten;
5) Menetapkan kebijakan dan strategi serta prosedur pengendalian inten dan
6) Memantau kecukupan dan efektivitas dari sistem pengendalian intern.
Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab tersebut, Direksi harus melakukan langka-langka
antara lain:
1) Menugaskan para manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dalam kegiatan atau
fungsi tertentu untuk Menyusun kebijakan dan peosedur pengendalian inten terhadap
kegiatan operasional serta kecukupan organisasi;
2) Melakukan pengendalian yang efektif untuk memastikan bahwa para manajer/ pejabat
dan pegawai telah mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang
telah diterapkan;
3) Mendokumentasikan dan mensosialisasikan struktur organisasi yang secara jelas
mengembarkan jalur kewengangan dan tanggung jawab pelaporan serta
menyelenggarakan suatu sistem komunikasi yang efektif kepada seluruh jenjang
organisasi perusahaan;
4) Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi
pendendalia inten telah dilaksanakan oleh manajer dan karyawan yang memiliki
pengalaman dan kemampuan yang memadai;
5) Melaksanakan secara efektif langka perbaikan atau rekomendasi dari auditor intern
dan atau auditor ekstern antara lain dengan cara menugaskan karyawan yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat. Sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 huruf a butir 5 diatas sekurang-kurangnya dilaksanakan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut;
1) Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
2) Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam butir 1 memahami
bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dan
3) Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam butir 2 memahami
bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan.

f. Perwujudan peran satuan pengawasan internal yang efektif sebagaimana angka 1 huruf a
butir 7 diatas sekurang-kurangnya harus;
1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi uit kerja
2) Memberikan peringatan diri dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaran tugas dan fungsi unit kerja pada perusahaan
3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata Kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
unit kerja pada peusahaan.

g. Budaya Pengendalian
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab dalam meningkatkan etika kerja dan
integrasi yang tinggi serta menciptakan suatu kultur organisasi yang menekankan kepada
seluruh pegawai perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di
perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di perusahaan. Dalam
rangka menciptakan budaya pengendalian tersebut, langka-langka yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh perusahaan antara lain:
1) Dewan Komisaris dan Direksi harus menjadi role mode,bagi seluruh pegawai atau
memiliki komitmen pribadi yang tinggi terhadap pengembangan perusahaan dan
perilakunya;
2) Dewan Komisaris dan Direksi harus mampu mengelola sumber daya
manusai,tremasuk dalam proses penempatan pegawai yang sesuai dengan
ketrampilan, pengetahuan dan perilakunya;
3) Meningkatkan kesadaran seluruh pegawai perusahaan mengenai pentingnya
efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan selanjutnya
pegawai menkomunikasikan pada pihak manajemen yang terkait mengenai setiap
permasalahan yang terjadi dalam kegiatan operasional perusahaan. Untuk mendukung
budaya pengendalian tersebut maka seluruh kebijakan,standar dan prosedur
operasional harus didokumentasikan secara tertulis dan tersedian bagi setiap
karyawan yang terkait.
Dalam rangka memperkuat nilai-nilai etika, Perusahaan harus menghindari kebijakan dan
praktek yang dapat mengkibatkan dorongan atau peluang untuk melakukan penyimpangan atau
pelanggara, seperti penekanan pada pencapaian target jangka pendek dengan mengabaikan
dampak risiko yang bersifat jangka panjang, sistem kompensasi yang terlalu didasarkan kinerja
jangka pendek, pemisahan fungsi yang tidak efektif dan pengenaan sanksi yang terlalu ringan
atau terlalu berlebihan atas pelanggaran yang dilakukan.

You might also like